Anda di halaman 1dari 2

Penyakit pada sistem saraf manusia

8 Macam Penyakit Saraf yang Perlu Diwaspadai


1. Sakit kepala adalah salah satu gejala penyakit saraf yang paling umum dan dapat menyerang
siapa saja, bahkan pada usia berapa pun. Tidak semua sakit kepala disebabkan oleh penyakit
yang serius, namun terdapat beberapa tanda bahaya dari sakit kepala yang perlu diwaspadai
dan dievaluasi lebih lanjut oleh dokter spesialis saraf.

2. Stroke adalah istilah medis yang digunakan untuk kondisi di mana adanya gangguan atau
berkurangnya aliran darah ke otak. Ketika suplai darah dibatasi atau terhenti, maka jaringan otak tidak
mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi lain yang dibawa dalam darah.

3. Kejang terjadi akibat gangguan atau aktivitas abnormal dari sel saraf di otak. Kejang dapat disertai
dengan gerakan tubuh yang tidak dapat dikendalikan dan penurunan kesadaran. Kejang tidak hanya
dapat terjadi pada penderita epilepsi, namun bisa juga disebabkan oleh keadaan-keadaan seperti
demam tinggi, gula darah rendah, gula darah tinggi, gegar otak, infeksi otak, tumor, penggunaan obat-
obatan, keracunan, dan lain-lain

4. Demensia adalah istilah yang mengacu pada sekelompok gejala yang terkait dengan menurunnya
fungsi otak, termasuk dalam hal berpikir, bernalar, dan mengingat sesuatu.

5. Penyakit parkinson merupakan salah satu gangguan sistem saraf yang terjadi akibat hilangnya sel
saraf di bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi. Secara umum, penyakit ini lebih mudah
terjadi seiring bertambahnya usia.

6. Multiple sclerosis (MS) adalah gangguan kesehatan yang menyerang saraf pusat dan berpotensi
melumpuhkan otak maupun sumsum tulang belakang. Akibat multiple sclerosis, komunikasi antara
otak dan bagian tubuh lainnya akan terganggu karena sistem kekebalan menyerang selubung
pelindung (myelin) yang menutupi serabut saraf.

7. Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada lapisan otak akibat infeksi. Infeksi
pada otak dapat terjadi akibat virus, bakteri, tuberkulosis, jamur, dan lain-lain.
EUTROFIKASI
Eutrofikasi adalah proses seluruh badan air, atau sebagian darinya, secara bertahap
mengalami peningkatan kadar mineral dan nutrien, terutama nitrogen dan fosforus.
Eutrofikasi juga didefinisikan sebagai peningkatan produktivitas fitoplankton yang
disebabkan oleh meningkatnya unsur nutrien. Eutrofikasi dapat memengaruhi sistem air
tawar ataupun air asin. Dalam ekosistem air tawar, hal ini hampir selalu disebabkan oleh
melimpahnya fosforus. Sedangkan di air asin, kontributor terbesarnya cenderung ke
nitrogen atau campuran nitrogen dan fosforus. Hal ini bergantung pada lokasi dan
berbagai faktor lain.

Penyebab eutrofikasi
Senyawa penyebab eutrofikasi dapat berasal dari kotoran hewan, pupuk, dan limbah
yang dicuci oleh hujan atau irigasi ke badan air melalui limpasan permukaan. Eutrofikasi
juga dapat terjadi secara alami selama ribuan tahun seiring dengan bertambahnya usia
danau dan terisi oleh sedimen. Di samping itu, aktivitas manusia berada di urutan
teratas yang mempercepat laju eutrofikasi melalui pelepasan polutan. Akibat eutrofikasi
Akibat kondisi eutrofik, kawasan air tawar akan memperbesar peluang alga serta
tumbuhan air berukuran mikro tumbuh lebih pesat (blooming). Pertumbuhan pesat
tersebut terjadi karena ketersediaan fostat yang berlebihan.

Kondisi ini juga akan mengakibatkan sejumlah hal lain, seperti:


a. Warna air yang menjadi kehijauan, berbau tidak sedap, hingga kekeruhan yang
meningkat menjadi pertanda adanya kondisi eutrofik.
b. Banyaknya enceng gondok di rawa dan danau-danau juga disebabkan karena
fostat yang berlebihan. Kualitas air di banyak ekosistem air pun menjadi
menurun.
c. Ikan dan makhluk hidup air lain juga tidak dapat bertahan karena konsentrasi
oksigen terlarut rendah bahkan sampai batas nol.
d. Rantai makanan akan terganggu karena komponen dalam rantai makanan hilang
sehingga memutus mata rantai di ekosistem air tawar.
e. Pertumbuhan alga secara pesat juga bisa menyebabkan hilangnya nilai estetika,
konservasi, reaksional, serta pariwisata. Tentu saja perlu biaya sosial dan
ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasi permasalahan tersebut
Cara mengatasi eutrofikasi
1. Menggunakan pupuk organik.
2. Menggunakan parasitoid. Penggunaan parasitoid untuk mengusir hama lebih
aman bagi lingkungan.
3. Jangan gunakan bahan peledak dan racun.
4. Jangan membuang limbah ke sungai.
5. Perencanaan Amdal secara matang.

Anda mungkin juga menyukai