Anda di halaman 1dari 19

Dampak Pajak Natura

dan/atau Kenikmatan
Terhadap PPh Badan,
PPh PotPut, dan
PPh OP

PEMBICARA:
I WAYAN SUDIARTA
Perlakuan Pajak atas Natura/Kenikmatan

Pasal 4 ayat (1) UU PPh s.t.d.t.d UU HPP


“Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan…termasuk:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau
imbalan dalam bentuk lainnya termasuk natura dan/atau kenikmatan”

Pasal 6 ayat (1) huruf n UU PPh s.t.d.t.d UU HPP


“Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan, termasuk:

n. biaya penggantian atau imbalan yang diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan”
Perlakuan Pajak atas Natura/Kenikmatan di
Beberapa Negara
Negara Ketentuan Perpajakan Natura & Kenikmatan (Fringe Benefit)

Australia Fringe Benefit Tax (FBT) dikenakan pada benefit tertentu yang diberikan oleh pemberi kerja
kepada karyawan atas dasar hubungan pekerjaan. FBT ditanggung oleh pemberi kerja dan
pada prinsipnya dapat menjadi biaya dalam penghitungan PPh-nya
Contohnya: Car Fringe Benefit, Car Parking Fringe Benefit, Entertainment and Fringe Benefits
Jepang Fringe benefit diperlakukan sebagai penghasilan bagi penerimanya, dimasukkan dalam satu
kesatuan penghitungan penghasilan dan dilaporkan dalam SPT Tahunan penerima. Namun
ada beberapa pengecualian seperti seragam dan sejenisnya yang bersifat wajib sehubungan
dengan pekerjaan.
Tiongkok Fringe benefit dikenakan pajak final sebesar 32% dengan sistem withholding tax yang dibayar
dan dilaporkan oleh pemberi kerja
Kamboja Fringe benefit yang diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan, seperti transportasi,
makanan, akomodasi, pengeluaran listrik dan air, dan dana pensiun yang melebihi 10% dari
gaji perbulan karyawan akan dikenakan pajak. Pemberi kerja bertanggung jawab sebagai
pemotong pajak kemudian wajib melaporkannya kepada departemen perpajakan Kamboja.
Perlakuan Pajak atas Natura/Kenikmatan
Regulasi Ketentuan bagi Penerima Natura Ketentuan bagi Pemberi Natura

UU 36 Tahun 2008 Non-taxable* Non-deductible**

UU 7 Tahun 2021 Taxable*** Deductible****

*Taxable jika diberikan oleh bukan Wajib Pajak atau Wajib Pajak yang dikenai PPh Final dan Wajib
Pajak yang dikenai PPh berdasarkan deemed profit (Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf d))
**Deductible untuk jenis natura tertentu
***Non-taxable untuk jenis natura tertentu
****Sepanjang merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Titik dispute akan muncul ketika menafsirkan frasa


“…sepanjang merupakan biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan” karena
berkaitan dengan konsep akuntansi “matching cost
against revenue”.
Perlakuan Natura/Kenikmatan Pasca Terbit
PMK-66/2023

Tahun Taxable/Non- Deductible/Non-


Keterangan
Diterima/Diperoleh Taxable Deductible
Masih berlaku ketentuan lama (secara
< 2022 Non-taxable Non-deductible
umum Non-taxable – Non-DE)

2022 Non-taxable Deductible Dilakukan relaksasi

Objek pajak namun tidak dilakukan


Taxable Self
1 Januari – Juni 2023 Deductible pemotongan, dilakukan dengan self
Asessment
assessment di SPT Tahunan PPh OP
Objek pajak dengan dilakukan
1 Juli 2023 Taxable Witholding Deductible
pemotongan PPh Pasal 21
Perlakuan Pembenan Biaya Natura/Kenikmatan
(Sisi Pemberi)
Pemberi kerja atau pemberi imbalan atau
1. Biaya Kenikmatan masa manfaat > 1
penggantian melaporkan biaya penggantian atau
imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tahun: penyusutan/amortisasi
diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan 2. Biaya Natura/kenikmatan masa
beserta Pegawai dan/atau penerima imbalan atau manfaat < 1 tahun: dibebankan
penggantian dalam Surat Pemberitahuan pada tahun terjadinya pengeluaran
Tahunan Pajak Penghasilan. (Pasal 2 ayat (6)) 3. Tahun buku 2022
Natura/Kenikmatan: Deductible
Apakah diperlukan Daftar Nominatif?
Tidak disebutkan dalam PMK-66/2023,
sehingga tidak ada kewajiban daftar nominatif.
Cukup dilakukan pencatatan/pembukuan Sumber: Media Briefing DJP PMK 66/2023 – 6 Juli 2023
sebagaimana lazimnya.
Perlakuan Pembenan Biaya Natura/Kenikmatan
(Sisi Pemberi)
b. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor
167/PMK.03/2018 tentang Penyediaan
Makanan dan Minuman bagi Seluruh Pegawai
serta Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk
Natura dan Kenikmatan di Daerah Tertentu dan
yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pekerjaan
yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan
Bruto Pemberi Kerja belum menampung
kebutuhan penyesuaian perlakuan pajak Tidak lagi ada Deductible 50% sesuai PMK-
penghasilan atas penggantian atau imbalan 167/2018. KEP-220/PJ./2002 = juga tidak
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa ada lagi Deductible 50%
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk
natura dan/atau kenikmatan sehingga perlu
diganti;
Perlakuan Pemotongan PPh Pasal 21
Natura/Kenikmatan (Sisi Pemberi)
Perlu melakukan pembetulan PPh Pasal 21?

Januari – Juli 2023 = Objek Pajak Namun Tidak Perlu


Atas penggantian atau imbalan Pemotongan
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
dalam bentuk natura dan/atau Jika sudah melakukan pemotongan, bagaimana?
kenikmatan yang diterima atau 1. Lakukan pembetulan SPT Masa PPh Pasal 21 – LB
diperoleh pada Masa Pajak Januari 2023 dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya (misal,
sampai dengan Masa Pajak Juni 2023 Juli/Agustus/Lainnya)
dikecualikan dari pemotongan 2. Kembalikan ke pegawai – nilainya sebesar pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). atas natura/kenikmatan
(Pasal 23 ayat (4))

Natura/Kenikmatan yang diterima/diperoleh


sejak 1 Juli 2023 – dilakukan pemotongan
PPh Pasal 21
Perlakuan Pemotongan PPh Pasal 21
Natura/Kenikmatan (Sisi Pemberi)
Tuan A adalah direktur di PT Maju Bersama. Pada bulan Juli 2023 memperoleh gaji sebesar Rp30.000.000
sebulan beserta memperoleh fasilitas keanggotaan golf sebesar Rp1.000.000. Tuan A menikah dan
memiliki 2 orang anak. Perhitungan PPh Pasal 21 sebagai berikut:
Gaji Sebulan Rp30.000.000
Keanggotaan Golf Rp1.000.000
Bagaimana dengan PPh Pasal 21
Penghasilan Bruto Sebulan Rp31.000.000 ditanggung pemberi kerja?

Pengurang Dengan adanya PP 55/2022 dan PMK 66/2023


Biaya Jabatan 5% x Rp31.000.000 Rp500.000 memang tidak ada lagi dikotomi antara PPh
Penghasilan neto sebulan Rp30.500.000
yang ditanggung pemberi kerja dan ditunjang
pemberi kerja. Mekanismenya jadi sama-sama
Penghasilan neto setahun 12 x Rp30.500.000 Rp336.000.000
seperti ditunjang pemberi kerja.
PTKP setahun (K/2) Rp67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp298.500.000

PPh 21 setahun Tarif Progresif Rp43.625.000


PPh 21 sebulan Rp43.625.00 : 12 Rp3.635.417
Perlakuan Pemotongan PPh Pasal 21
Natura/Kenikmatan (Sisi Pemberi)
Bukti Potong 1721 – A1
Perlakuan Pajak atas Natura/Kenikmatan
(Sisi Penerima)
Bagaimana jika terjadi lebih bayar SPT
Tahunan Orang Pribadi?
Dikecualikan dari objek PPh:
Seluruh natura dan/atau kenikmatan yang Potensi lebih bayar terjadi ketika
diterima atau diperoleh selama tahun 2022 natura/kenikmatan sudah diperhitungkan
(Lampiran Huruf A)
sebagai objek pajak di SPT Tahunan Orang
Pribadi Tahun 2022.

SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun 2022


dilakukan pembetulan, maka SPT
Pembetulan = Lebih Bayar.

1. Restitusi pengembalian pendahuluan =


PER-05/PJ./2023
2. Permohonan pengembalian atas
pembayaran pajak yang seharusnya tidak
terutang = PMK-187/PMK.03/2015
Perlakuan Pajak atas Natura/Kenikmatan
(Sisi Penerima)
Perlakuan Pajak atas Natura/Kenikmatan
(Sisi Penerima)
Bagaimana penerapan natura/kenikmatan
Penggantian atau imbalan sehubungan
diterima/diperoleh selama Januari – Juni 2023?
dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk
natura dan/atau kenikmatan Atas PPh yang terutang (terkait natura/kenikmatan
yang diterima atau diperoleh sejak pada 1 Januari – 30 Juni 2023 wajib dihitung dan
tanggal 1 Januari 2023 sampai dengan dibayar sendiri serta dilaporkan oleh penerima
tanggal 30 Juni 2023 yang belum dalam SPT Tahunan.
dilakukan pemotongan Pajak
Penghasilan oleh pemberi kerja atau
pemberi penggantian atau imbalan, atas
Pajak Penghasilan yang terutang wajib
dihitung dan dibayar sendiri serta
dilaporkan oleh penerima dalam Surat
Pemberitahuan Pajak Penghasilan.
(Pasal 24)
Perlakuan Pajak atas Natura/Kenikmatan
(Sisi Penerima)
Media Briefing DJP PMK 66/2023 – 6 Juli 2023

Sumber: republika.id
Sumber: finance.detik.com

Sumber: cnbcindonesia.com Sumber: Kompas.id


Wisma Korindo Lt. 5, Jl. Letjen M.T.
Haryono No.Kav 62, Pancoran, Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Mail: training@enforcea.com

Website: www.enforcea.com

Anda mungkin juga menyukai