Anda di halaman 1dari 9

metafora

Daun yang tertiup angin berjoget layaknya tidak


memiliki masalah.
pulpen itu menari-nari di atas kertas untuk
menghasilkan tulisan mengagumkan.
 Presiden Rusia tersulut api amarah.
 Pria itu seorang buaya darat.
 Malas baca jadi otak udang.
 Ibuku dulu adalah kembang desa.
 Pegawai baru itu cari muka di hadapan atasan.
 Mereka semua pasang muka tembok.
 Pria sukses itu dulunya dianggap sampah masyarakat.

4. Pria itu adalah seorang buaya darat


5. Memang si otak udang, malas membaca
6. Sore itu awan menangis
7. Perpustakaan adalah gudang ilmu pengetahuan
8. Membaca adalah kuncinya
9. Jangan berkecil hati, tetap semangat!
10. Banyak tikus berdasi di kantor ini
11. Dasar dia memang sampah masyarakat.
12. Mereka semua memasang muka tembok
13. Gadis cantik itu adalah kembang desa di kampung ini
14. Karena prilakunya, dia sering menjadi buah bibir
sekampung
15. Hati-hati dengan orang itu, dia panjang tangan
16. Dimas adalah tangan kanan Pak Yudi
17. Seratus rumah habis dilahap si Jago Merah
18. Dasar kepala batu! Dinasehati tak pernah mendengar
19. Ani selalu menjadi bintang kelas sejak dulu
20. Hormatilah ayahmu, dia banting tulang setiap hari demi
keluarga
21. Permasalahan ini harus diselesaikan dengan kepala dingin
22. Wanita itu memiliki sifat bermuka dua
23. Dalam mengambil keputusan, janganlah berat sebelah!
24. Kasus pembunuhan FS telah di bawah ke meja hijau
25. Andi bukan orang sembarangan, dia adalah keturunan
darah biru
26. jangan heran, dia memang adalah anak emas di kelas ini!
27. Dia selalu mengkambinghitamkan orang lain, padahal dia
sendiri berbuat jahat
28. Sekarang waktunya kita unjuk gigi di depan panggung
29. Setiap pulang, ayah selalu membawa buah tangan dari luar
kota.
30. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa
31. Ayah dan ibu sangat menyayangi buah hatinya
32. Pengetahuan adalah jendela dunia
33. Kita harus selalu rendah hati kepada siapapun
34. Bencana ini adalah takdir, kita harus berlapang dada
35. Si kutu buku itu sepanjang hari hanya di perpustakaan
36. Senyummu bagaikan embun pagi yang menyejukkan
37. Setelah ayahnya tidak ada, kini Lina menjadi tulang
punggung keluarga
38. Si raja hutan tengah berburu mangsanya
39. Meskipun sedang naik daun, artis itu tidak pernah sombong
40. Anak-anak muda adalah tunas-tunas bangsa
41. Perempuan itu bekerja sebagai kupu-kupu malam
42. Seorang anak adalah harta karun bagi kedua orang tuanya
43. Dewi malam memancarkan cahayanya malam ini
44. Kau adalah belahan jiwaku satu satunya
45. Raja siang menyengat terik dari sisi timur
46. Dia mati kutu tak bisa berkutik saat warga memergokinya
47. wanita adalah tulang rusuk laki-laki
48. Ini sudah tanggal tua, kita perlu berhemat
49. Suaminya memang ringan tangan, selalu memukul istrinya
50. Si anak bawang tak pernah bisa diandalkan
51. jangan pernah dengarkan omongan si mulut buaya
52. Banyak orang yang selalu mencari muka ke atasan
53. Sekarang sulit mencari kerja kalau tak ada orang dalam
54. Kalian harus tutup mulut agar masalah tak jadi panjang
55. Pejabat itu selalu cuci tangan dalam setiap kasus
56. Dasar laki-laki hidung belang!
57. Mari kita berpikir dan berjiwa besar!
58. Tina cuma bisa gigit jari melihat tiketnya hangus
59. Anak-anak ini hidup sebatang kara
60. Hati-hati terhadap buaya darat yang suka merayu wanita.
61. Mereka semua sudah masuk ke dalam daftar hitam polisi
62. Banyak orang menjadi gelap mata saat melihat harta benda
63. Jangan percaya itu hanyalah kabar burung
64. Motor itu berlari membabi buta
65. Sudah dibantu, malah lupa daratan
66. Kejadian itu membuatnya naik pitam
67. Mari bertindak jangan hanya berpangku tangan
68. Mulutmu harimaumu!
69. Wanita genit itu selalu bermain mata dengan suami orang
70. Banyak pahlawan yang gugur di medan perang
71. Dia memang baik dan murah hati
72. Para saksi akhirnya angkat bicara di pengadilan
73. Akal bulusmu itu tidak bisa menipuku
74. Aliran sesat ini telah mencuci otak para pengikutnya
75. Pendeta memiliki buku putih yang tak bisa dibuka siapapun
76. Dasar kepala udang, makanya sebelum bertindak dipikir
dulu
77. Dia menjadi buah bibir setelah viral di media sosial
78. Sultan Hasanuddin adalah Ayam Jantan dari Timur
79. Ini adalah bahtera rumah tangga kita berdua
80. Tak semua percintaan akan bermuara pada pernikahan
81. Perasaan menyesal membayangi lelaki itu
82. Lintah darat itu tak segan menyakiti korbannya
83. Masih banyak tikus kantor di negeri kita
84. Semenjak pandemi, banyak pengusaha yang gulung tikar
85. Kabar angin tentang gempa meresahkan masyarakat
86. Pria bijak itu telah makan asam garam kehidupan yang
lama
87. Mendengar kabar itu, dia langsung kebakaran jenggot
88. Kakek tutup usia di rumah sakit
89. Kehadirannya selalu seperti sang pelita bagi yang lain
90. Ayah sedang memperbaiki kuda besinya di bengkel
91. Tak usah menjelaskan panjang lebar, saya sudah tau!
92. Kita masih dipandang sebelah mata oleh lawan
93. Selalu dengarkan suara hatimu dalam kondisi apapun
94. Pikirkan baik-baik, jangan sampai salah langkah
95. Sejak kepergiannya banyak orang menjadi patah hati
96. Bukan lagi rahasia umum kalau dia itu anak yang baik
97. ternyata ucapan dan janji-janji pejabat hanya omong
kosong
98. Maling itu mengambil langkah seribu ketika dikejar warga
99. Anak ini adalah darah daging kami
100. Perempuan itu berbadan dua setelah pulang dari kota

person
 Pasir berbisik tertiup angin di padang gurun. ...
 Angin berbisik menyampaikan salamku padanya.
 Angin membelai rambut Chika.
 Rumput-rumput menari tertiup angin di siang hari.
 Jam beker bernyanyi untuk membangunkan Adi setiap
pagi.
 Pensil itu menari-nari di atas kertas

Nina adalah anak emas, dia tidak pernah manja


pada orang tuanya.
Warga yang ketahuan mencuri akan menjadi buah
bibir orang-orang di sekitarnya.
21. Permasalahan ini harus diselesaikan dengan kepala dingin
22. Wanita itu memiliki sifat bermuka dua
23. Dalam mengambil keputusan, janganlah berat sebelah!
24. Kasus pembunuhan FS telah di bawah ke meja hijau
25. Andi bukan orang sembarangan, dia adalah keturunan
darah biru
26. jangan heran, dia memang adalah anak emas di kelas ini!
27. Dia selalu mengkambinghitamkan orang lain, padahal dia
sendiri berbuat jahat
28. Sekarang waktunya kita unjuk gigi di depan panggung
29. Setiap pulang, ayah selalu membawa buah tangan dari luar
kota.
30. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa
31. Ayah dan ibu sangat menyayangi buah hatinya
32. Pengetahuan adalah jendela dunia
33. Kita harus selalu rendah hati kepada siapapun
34. Bencana ini adalah takdir, kita harus berlapang dada
35. Si kutu buku itu sepanjang hari hanya di perpustakaan
36. Senyummu bagaikan embun pagi yang menyejukkan
37. Setelah ayahnya tidak ada, kini Lina menjadi tulang
punggung keluarga
38. Si raja hutan tengah berburu mangsanya
39. Meskipun sedang naik daun, artis itu tidak pernah sombong
40. Anak-anak muda adalah tunas-tunas bangsa
41. Perempuan itu bekerja sebagai kupu-kupu malam
42. Seorang anak adalah harta karun bagi kedua orang tuanya
43. Dewi malam memancarkan cahayanya malam ini
44. Kau adalah belahan jiwaku satu satunya
45. Raja siang menyengat terik dari sisi timur
46. Dia mati kutu tak bisa berkutik saat warga memergokinya
47. wanita adalah tulang rusuk laki-laki
48. Ini sudah tanggal tua, kita perlu berhemat
49. Suaminya memang ringan tangan, selalu memukul istrinya
50. Si anak bawang tak pernah bisa diandalkan
51. jangan pernah dengarkan omongan si mulut buaya
52. Banyak orang yang selalu mencari muka ke atasan
53. Sekarang sulit mencari kerja kalau tak ada orang dalam
54. Kalian harus tutup mulut agar masalah tak jadi panjang
55. Pejabat itu selalu cuci tangan dalam setiap kasus
56. Dasar laki-laki hidung belang!
57. Mari kita berpikir dan berjiwa besar!
58. Tina cuma bisa gigit jari melihat tiketnya hangus
59. Anak-anak ini hidup sebatang kara
60. Hati-hati terhadap buaya darat yang suka merayu wanita.
61. Mereka semua sudah masuk ke dalam daftar hitam polisi
62. Banyak orang menjadi gelap mata saat melihat harta benda
63. Jangan percaya itu hanyalah kabar burung
64. Motor itu berlari membabi buta
65. Sudah dibantu, malah lupa daratan
66. Kejadian itu membuatnya naik pitam
67. Mari bertindak jangan hanya berpangku tangan
68. Mulutmu harimaumu!
69. Wanita genit itu selalu bermain mata dengan suami orang
70. Banyak pahlawan yang gugur di medan perang
71. Dia memang baik dan murah hati
72. Para saksi akhirnya angkat bicara di pengadilan
73. Akal bulusmu itu tidak bisa menipuku
74. Aliran sesat ini telah mencuci otak para pengikutnya
75. Pendeta memiliki buku putih yang tak bisa dibuka siapapun
76. Dasar kepala udang, makanya sebelum bertindak dipikir
dulu
77. Dia menjadi buah bibir setelah viral di media sosial
78. Sultan Hasanuddin adalah Ayam Jantan dari Timur
79. Ini adalah bahtera rumah tangga kita berdua
80. Tak semua percintaan akan bermuara pada pernikahan
81. Perasaan menyesal membayangi lelaki itu
82. Lintah darat itu tak segan menyakiti korbannya
83. Masih banyak tikus kantor di negeri kita
84. Semenjak pandemi, banyak pengusaha yang gulung tikar
85. Kabar angin tentang gempa meresahkan masyarakat
86. Pria bijak itu telah makan asam garam kehidupan yang
lama
87. Mendengar kabar itu, dia langsung kebakaran jenggot
88. Kakek tutup usia di rumah sakit
89. Kehadirannya selalu seperti sang pelita bagi yang lain
90. Ayah sedang memperbaiki kuda besinya di bengkel
91. Tak usah menjelaskan panjang lebar, saya sudah tau!
92. Kita masih dipandang sebelah mata oleh lawan
93. Selalu dengarkan suara hatimu dalam kondisi apapun
94. Pikirkan baik-baik, jangan sampai salah langkah
95. Sejak kepergiannya banyak orang menjadi patah hati
96. Bukan lagi rahasia umum kalau dia itu anak yang baik
97. ternyata ucapan dan janji-janji pejabat hanya omong
kosong
98. Maling itu mengambil langkah seribu ketika dikejar warga
99. Anak ini adalah darah daging kami
100. Perempuan itu berbadan dua setelah pulang dari kota

Hiper
 Gedung-gedung di Jakarta itu telah mencapai langit.
 Ketulusanmu membantuku setiap aku membutuhkan,
membuat hatiku meleleh.
 Perasaanku teriris-iris melihat kau jalan dengannya.
 Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa.
 Bahagiaku melambung tinggi sampai ke angkasa

Ayah bekerja siang malam membanting tulang


tanpa memperhatikan kesehatannya sendiri.
uaranya ketika menyanyi membuat hancur seisi
dunia
Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa.
Seribu kota akan kulalui untuk mencari kekasih hati.
Orang itu setinggi rumah.
Kulitmu lebih lembut dari sutra.
Kejutan ulang tahun kali ini hampir membuatku terkena
serangan jantung.
Ayah memeras keringat demi memberi nafkah kami
sekeluarga.
Kakak membanting tulang demi menyekolahkan adik-adiknya.
Dia membacakan pidato sampai berapi-api.
Pujian ibu guru membuat diriku melayang-layang di udara.
Sinar matahari membakar kulitku.
Pencuri itu berlari secepat kilat saat kepergok warga.
Cintaku padamu melebihi luasnya samudra.
Saya sangat lapar hingga bisa makan gajah.
Tanganmu lebih kuat dari besi.
Pesawat itu melaju lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Guru sejarah ini sudah mengajar sejak zaman batu.
Kamu berjalan lebih lambat dari siput.
Makanan ini lebih panas dari lava pijar.
Surat itu butuh waktu ribuan tahun untuk tiba.
Kecantikan Miss Indonesia mampu mengalihkan dunia.
Suaramu yang merdu dapat menggemparkan dunia.
Tangis anak-anak kecil itu sungguh menyayat hati.
Darah kami mendidih saat terjadi kecurangan dalam
pertandingan tersebut.
Teriak kekecewaannya mampu membelah angkasa
Harga kebutuhan pokok yang semakin naik mulai mencekik
leher masyarakat.
Tubuhnya hanya tinggal tulang dibalut kulit setelah ibunya
meninggal dunia.
Para pahlawan berjuang hingga titik darah penghabisan.
Hatiku meleleh saat laki-laki itu mengungkapkan cintanya
padaku.
Air di sungai itu sangat jernih hingga mengalahkan beningnya
kristal.
Dia tidur lama sekali hingga aku mengiranya telah menjadi
mayat.
Doa ibu deras mengalir untuk kebaikan putra dan putrinya.
Harga bahan bakar sedang meroket.
Saya ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada bapak dan ibu
yang telah hadir.
Bentakan ayah mampu menggetarkan seisi rumah.
Sampah itu menumpuk setinggi gunung.
Mulut tukang penipu itu penuh dengan bisa.
Tangisan bayi itu memecah kesunyian di malam hari.
Tinggi gedung-gedung itu menantang langit.
Air matanya membanjiri pipinya saat melihat kedua orang
tuanya meninggal dunia.
Gadis berparas ayu itu mampu memanah hatiku.

Anda mungkin juga menyukai