Peran Bahasa Indonesia Dalam Pengembangan Kesenian Reog Ponorogo (Julia, Arsyada, Rifky, Dinda, Aida)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Antara Bahasa dengan Kesenian Daerah

Seni dan bahasa memainkan peranan yang besar dan signifikan dalam perkembangan satu
sama lain. Bahkan kedua bidang itu saling mempengaruhi dan menyumbang terhadap
perkembangan satu sama lain. Atas dasar itu, tidak terlalu berlebihan jika mengatakan bahwa
kemunduran salah satu bidang tersebut akan berpengaruh pada bidang yang lain. Kendati
begitu, terdapat kecenderungan bagi masyarakat secara umumnya untuk mengaitkan
hubungan antara seni dan bahasa. Tanggapan tersebut biarpun benar, sebenarnya kurang
tepat. Secara umum, seni sebagai hasil pantulan adab, adat dan budaya mengguakan bahasa
sebagai wadah menyampaikan gagasan, teknik serta falsafah seni. Namun begitu, sebagai
sebuah bidang yang bersifat figuratif dan abstrak, seniman memerlukan sebuah wahana yang
bersifat non-figuratif untuk mendukung hasil karya mereka.
Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan khasanah budaya, salah satunya di
Kabupaten Ponorogo yang terletak di sisi tenggara Provinsi Jawa Timur yakni kesenian
Reyog Ponorogo. Perkembangan nama “Reyog” saat ini telah diganti menjadi “Reog” yang
disahkan oleh Markum Singodimejo (Bupati Ponorogo) atas dasar kepentingan pariwisata,
dan pemakaian bahasa Indonesia yang baku pada tahun 1994-2004. Hal ini sempat menjadi
polemik antara pihak Pemerintah dan seniman Reog, khususnya para “Warok” yang selalu
menjunjung nilai tradisi dari Reog tersebut. Nama “Reog” juga dicetuskan oleh Markum
Singodimejo sebagai slogan resmi Kabupaten Ponorogo, yang berarti Resik, Endah, Omber,
dan Girang-gemirang.
Terdapat banyak stakeholders di dalam aktifitas kesenian Reog yang saling
berkontribusi satu sama lain, yakni pemerintah, pemilik unit kesenian Reog, pengelola,
penari, penabuh penata musik, pengolah gerak, dan lain-lain. Kesenian Reog di Ponorogo
merupakan bentuk kesenian rakyat yang dapat ditampilkan dalam dua versi. Pertama,
ditampilkan pada saat Festival Reog se Kabupaten Ponorogo dengan cerita menggambarkan
tentang bagaimana perjalanan rombongan Prajurit Ponorogo yang akan melamar putri dari
Kediri. Kedua, ditampilkan untuk keperluan adat, desa, ataupun perorangan dengan cerita
pementasan sesuai dengan permintaan hajatan atau acara yang diadakan. Permintaan
pertunjukkan Reog Ponorogo banyak diminati untuk keperluan seni pertunjukkan hiburan
dan wisata budaya.

2.2 Perkembangan Kesenian Reog Ponorogo

Perkembangan Reog Ponorogo telah dikelola menjadi sebuah potensi/asset untuk


kegiatan kepariwisataan budaya daerah. Pergeseran makna dan tradisi telah terjadi dalam
kesenian Reog Ponorogo. Dahulu kebudayaan yang digelar sebagai ritual tradisional dengan
kesakralannya bergeser menjadi suatu industri pertunjukan yang digelar atas kepentingan
pariwisata meski beberapa pementasan masih mempertahankan kesakralan di dalamnya.
Optimalisasi potensi pariwisata Reog Ponorogo melalui pagelaran seni pertunjukkan tari
dijadikan andalan untuk menarik wisatawan yang berkunjung di Ponorogo sehingga kesenian
Reog ini menjadi ciri khas Kabupaten Ponorogo.
Kesenian Reog Ponorogo sebagai salah satu budaya asli Indonesia sempat menjadi topik
yang banyak diperbincangkan, karena adanya isu beberapa waktu lalu negara Malaysia
mengklaim kesenian Reog Ponorogo adalah salah satu budaya asli negara tersebut. Hal ini
menimbulkan protes/penentangan dari masyarakat Indonesia khususnya masyarakat
Ponorogo terhadap budaya asli Indonesia yang di klaim milik negara lain. Pengalaman
tersebut, diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia untuk tetap
melestarikan dan mempertahankan budaya-budaya asli Indonesia dari pengaruh buruk
budaya asing.
Kesenian Reog di Kabupaten Ponorogo kini mulai menurun dikarenakan hanya ada
beberapa sanggar Reog yang masih bertahan sampai sekarang. Hal ini ditunjukkan sanggar
Reog yang berada di kota masih bertahan sementara sanggar Reog yang berada di desadesa
tidak dapat bertahan. Faktor ekonomi, kabijakan pemerintah daerah, dan minat generasi
muda terhadap kesenian Reog menjadi isu penyebab menurunnya kesenian Reog Ponorogo.
Kondisi ini juga diperparah dengan menurunnya minat kesenian reog karena tidak adanya
regenerasi untuk melanjutkan kesenian Reog. Hal ini terlihat dengan tidak adanya anak-anak
muda yang melestarikan tarian Reog, lebih memilih migrasi ke kota besar untukmencari
kerja/ekonomi lebih baik daripada harus bertahan di desa untuk melanjutkan budaya tarian
Reog.

2.3 Peran Bahasa dalam Pengembangan Kesenian Reog Ponorogo

Bahasa memainkan peranan utama dalam seni sebagai penghujah konsep dan makna,
Dalam hal ini, peranan bahasa sangat penting, dalam memberikan pengertian dan
pemahaman yang mendalam terhadap suatu karya seni khusunya Kesenian Reog Ponorogo,
dalam upaya pengembangan Kesenian Reog Ponorogo, Pemerintah Kabupaten Ponorogo
menggelar acara tahunan yang dikenal dengan Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP).
Acara ini dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dan dilaksanakan pada malam puncak
rangkaian acara “Grebek Suro”. Festival ini diikuti oleh berbagai peserta dari seluruh
Indonesia, diantaranya dari Jogja, Gunungkidul, Madiun, Malang, Kediri, Surabaya dan
daerah lainnya. Bahkan belakangan ini Festival Nasional Reog Ponorogo sudah mulai
merambah ke kancah internasional dengan diikuti oleh peserta dari luar negeri. Dengan ini
Kesenian Reog Ponorogo dapat dikenal oleh masyarakat luas dari dalam negeri maupun luar
negeri. Kemenparekraf juga telah memberikan dukungan untuk mendaftarkan Reog
Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda yang diusulkan Indonesia ke UNESCO.
Sekaligus mengajukan Ponorogo sebagai UNESCO Creative Cities Network.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran bahasa dalam perkembangan
kesenian suatu daerah khusunya Kesenian Reog Ponorogo sendiri sangatlah penting, Pemerintah
Kabupaten sendiri telah mengupayakan hal tersebut dengan menggelar acara tahunan yang
dikenal dengan Festival Reog Nasional Ponorogo (FRNP). Selain itu bahasa sebagai penghubung
antara musisi dan seniman dengan khalayak agar mudah dterima, juga sarana penyampaian pesan
yang terkandung dalam seni tari dan musik, dan bahasa sangat dibutuhkan oleh seniman sebagai
wahana untuk mendukung hasil karya mereka.

3.4 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Permasalahan dalam judul tersebut masih banyak yang harus didalami sehingga makalah ini
dapat menjadi suatu bahan yang dapat digunakan nantinya. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca agar memberikan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi penulis dan khususnya juga para pembaca yang budiman.
DAFTAR PUSTAKA

B. Bloch and G. Trager, Outline of Linguistic Analysis. Waverly Press, 1942


Pratama,Aditya Wawan.2014. Peran Bahasa Dalam Perkembangan Teknologi dan
Seni. http://catatanwawan92.blogspot.co.id/2014/05/peran-bahasa-dalam-
perkembangan.html . 15 Mei 2015. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016 Pukul 15:00
WIB.

Broom, L dan Selznik. 1973. Sociology: A Text with Adapted Readings. New York: Harper &
Row.Samsuri. 1994 , analisis bahasa . Jakarta ; Erlangga

Dick, S. C & J. G. Kooij. 1994. Ilmu Bahasa Umum. Jakarta:RUL.


Alwasilah, Chaedar. 2006. Departemen Pendidikan dan Pembudayaan. http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2006/ Diakses tanggal 7 April 2007.

BPS Kabupaten Ponorogo Tahun 2013


Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

“Lagi, Reog Ponorogo Diklaim Malaysia.” Kompas: Cyber Media. (22 Nopember 2007).
Diunduh 7 Januari 2008 dari http://www.kompas.
com/ver1/Hiburan/0711/29/160807.htm

Turhumawati, Sasana Tunggal. 2008. Tugas Akhir. Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya di Kabupaten Ponorogo. Universitas Sebelas Maret. Solo

http://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/kebudayaan-dalam-kehidupan-masyarakat/
Herkovits dan Malinowski. Diakses pada tanggal 7 April 2014

https://www.republika.co.id/berita/rfrlxp430/sandiaga-dorong-festival-reog-ponorogo-jadi-event-
internasional Diakses pada tanggal 18 januari 2023
https://www.pewartanusantara.com/festival-reog-ponorogo-jawa-timur/ Diakses pada tanggal 18
januari 2023

Anda mungkin juga menyukai