Orthogonalitas Ragam
Orthogonalitas Ragam
Dinamika
Struktur dan
(Rekayasa)
Gempa
Orthogonalitas Ragam
09
Teknik Teknik Sipil - Ir. Pariatmono Sukamdo, MSc, DIC, PhD
Abstrak Kompetensi
Penelaahan terhadap sifat-sifat ragam • Mahasiswa dapat memahami sifat
getaran telah dilakukan dalam modul orthogonalitas ragam getaran
ini. Sifat terpenting antar ragam adalah
orthogonalitas, dan sifat ini pula yang • Mahasiswa dapat menggunakan
akan digunakan dalam menentukan sifat orthogonalitas untuk melakukan
ragam-ragam getaran dengan cara iterasi dalam rangka memperoleh
iteratif. Cara iteratif ini menggunakan
perumusan Hasil Bagi Rayleigh. ragam getaran dengan menerapkan
hasil bagi Rayleigh
1. Pendahuluan
Dari modul sebelumnya, telah ditunjukkan bahwa persamaan gerak untuk gedung geser
(shear building) berlantai banyak tanpa redaman yang mengalami getaran bebas adalah,
yang dalam hal ini [𝑚] merupakan matriks massa (mass matrix), {𝑢̈ } adalah vektor percepatan
(acceleration vector) yang merupakan turunan kedua dari perpindahan, [𝑘] matriks kekakuan
(stiffness matrix), {𝑢} adalah matriks perpindahan dan {0} adalah vektor yang anggotanya nol
semua.
Persamaan (9.1) adalah persamaan differensial simultan (karena berbentuk matriks), orde
dua (karena turunannya tertingginya adalah turunan kedua yang dicerminkan dengan tanda
double-dot { ̈ }), dan homogen (karena suku sebelah kanan “sama dengan” nol). Jika jawaban
persamaan tersebut adalah
dengan {𝐴} vektor amplitudo, 𝜔 frekuensi alami (natural frequency) dan 𝛾 adalah sudut fasa,
maka
Dengan memasukkan persamaan (9.2) dan (9.3) ke dalam persamaan (9.1), diperoleh
atau
atau
Persamaan (9.7) adalah masalah nilai eigen (eigenvalue problem). Jawaban dari masalah
nilai eigen tidak tunggal tapi banyak sesuai dengan banyaknya derajat kebebasan yang dalam
ini berupa banyaknya lantai dari gedung geser. Masing-masing jawaban itu akan mempunyai
𝜔 dan {𝐴} yang berbeda-beda. Nilai 𝜔 disebut dengan nilai eigen (eigenvalue) yang masing-
masing nilainya terkait dengan sebuah vektor {𝐴}. Vektor {𝐴} sendiri disebut vektor eigen
Apakah orthogonal itu? Suatu vektor {𝑎} = {𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑁 }𝑇 dikatakan orthogonal terhadap
vektor {𝑏} = {𝑏1 𝑏2 … 𝑏𝑁 }𝑇 jika perkalian titik (dot) dari keduanya sama dengan nol.
Dengan kata lain,
Contoh 9.1:
Buktikan bahwa vektor 2-dimensi {𝑝} = {3 4}𝑇 dan {𝑞} = {8 −6}𝑇 serta gambarkan kedua vektor tersebut
dalam koordinat Cartesian. Buktikan bahwa vektor {𝑝} orthogonal terhadap vektor {𝑞}.
Jawab:
Terlihat bahwa vektor {𝑝} dan {𝑞} membentuk sudut 90°. Jadi pada ruang
dua dimensi, dua vektor yang orthogal bersifat tegak lurus satu sama lain.
Gambar 9.1
Pada bentuk ragam, persamaan (9.6) di atas dapat ditulis ulang dalam bentuk
dalam hal ini, [𝑘] adalah matriks kekakuan struktur, {𝑃} adalah vektor beban-beban yang
bekerja pada struktur tersebut, dan {𝑥} adalah vektor perpindahan atau deformasi dari struktur
tersebut.
Jika dibandingkan antara persamaan (9.10) dengan persamaan (9.11), terdapat keserupaan
antara
{𝑥} ≈ {𝐴}
(9.12)
{𝑃} ≈ 𝜔2 [𝑚]{𝐴}
Dengan kata lain, bentuk ragam {𝐴} dapat dianggap sebagai lendutan {𝑥} jika struktur
bermassa [𝑚] dibebani dengan 𝜔2 [𝑚]{𝐴}.
Pada ilmu rekayasa struktur, dikenal Teorema Betti (Betti’s theorem) atau dikenal juga dengan
Teorema Kerja Timbal Balik Maxwell-Betti (Maxwell-Betti Reciprocal Work Theorem)1, yang
menyatakan bahwa jika pada suatu struktur bekerja dua macam sistem beban sehingga
menyebabkan timbulnya dua sistem perpindahan, maka kerja akibat beban sistem pertama
dengan perpindahan pada sistem kedua sama dengan kerja akibat beban sistem kedua
dengan perpindahan pada sistem pertama (lihat Gambar 9.2).
Penerapan Teorema Betti pada ragam struktur diperoleh dengan meninjau dua sistem
“pembebanan” yang mengakibatkan dua macam ragam. Untuk menyederhanakan, diambil
1
https://en.wikipedia.org/wiki/Betti%27s_theorem
2
https://www.slideserve.com/tausiq/civl3310-structural-analysis
(𝑗)
dalam hal ini, 𝑎𝑖 adalah perpindahan massa 𝑚𝑖 pada sistem ke-𝑗.
atau
atau
Persamaan (9.16) inilah yang disebut dengan hubungan orthogonalitas ragam dari sistem
dengan dua derajat kebebasan.
Untuk 𝑁 derajat kebebasan, matriks massa [𝑚] adalah matriks diagonal3 dan hubungan
orthogonalitas antara ragam ke-𝑖 dan ragam ke-𝑗 (𝑖 ≠ 𝑗) adalah:
𝑁
(𝑖) (𝑗)
∑ 𝑚𝑘 𝑎𝑘 𝑎𝑘 = 0 (9.17)
𝑘=1
{𝐴}(𝑖)𝑇 [𝑚]{𝐴}(𝑗) = 0
3
matriks yang elemennya hanya ada di diagonal saja (dari paling kiri atas hingga paling kanan bawah)
sedangkan elemen lainnya nol.
Seperti diketahui, besaran ragam getaran di suatu titik massa sebenarnya hanya nilai relatif
atau perbandingan dengan titik massa yang lain. Karena itu, besaran ragam dapat diskalakan
atau dinormalkan. Normalisasi ragam yang umumnya digunakan adalah,
(𝑗)
(𝑗) 𝑎𝑖
𝜙𝑖 = (9.18)
√{𝐴}(𝑗)𝑇 [𝑚]{𝐴}(𝑗)
Karena matriks massa [𝑚] adalah matriks diagonal, persamaan (9.18) dapat ditulis sebagai,
(𝑗)
(𝑗) 𝑎𝑖
𝜙𝑖 = (9.19)
(𝑗) 2
√∑𝑁
𝑘=1 𝑚𝑘 (𝑎𝑘 )
(𝑗)
dalam hal ini, 𝜙𝑖 adalah komponen ke-𝑖 dari ragam ke-𝑗 yang sudah dinormalkan. Untuk
bentuk ragam yang sudah dinormalkan ini, sifat orthogonalitas berarti,
0 jika 𝑖 ≠ 𝑗
{𝜙}(𝑖)𝑇 [𝑚]{𝜙}(𝑗) = { (9.20)
1 jika 𝑖 = 𝑗
Keadaan orthogonal yang lain diperoleh dengan menulis ulang persamaan (9.10)
menggunakan ragam yang telah dinormalkan, yaitu:
2
[𝑘]{𝜙}(𝑗) = (𝜔 (𝑗) ) [𝑚]{𝜙}(𝑗) (9.21)
Jika persamaan ini sebelumnya dikalikan (pre-multiplying) dengan {𝜙}(𝑖)𝑇 , maka akan
diperoleh,
2
{𝜙}(𝑖)𝑇 [𝑘]{𝜙}(𝑗) = (𝜔 (𝑗) ) {𝜙}(𝑖)𝑇 [𝑚]{𝜙}(𝑗) (9.22)
Dengan memasukkan sifat orthogonalitas ragam terhadap massa, yaitu seperti yang terlihat
pada persamaan (9.20), diperoleh
0 jika 𝑖 ≠ 𝑗
{𝜙}(𝑖)𝑇 [𝑘]{𝜙}(𝑗) = { (𝑗) 2 (9.23)
(𝜔 ) jika 𝑖 = 𝑗
Contoh 9.2:
Untuk bangunan geser dua lantai yang telah dibahas pada modul sebelumnya, tentukan:
Contoh pada modul sebelumnya merupakan bangunan geser dua lantai dengan massa,
5,10 0
[𝑚] = [ ] kg det2/cm
0 5,10
1,00 1,00
= = 0,279 = = 0,344
√5,10 ∙ (1,00)2 + 5,10 ∙ (1,23)2 √5,10 ∙ (1,00)2 + 5,10 ∙ (−0,81)2
(1) (2)
(1) 𝑎2 (2) 𝑎2
𝜙2 = 𝜙2 =
2 (1) 2 2 2
√𝑚1 (𝑎1(1) ) + 𝑚2 (𝑎2 ) √𝑚1 (𝑎1(1) ) + 𝑚2 (𝑎2(1) )
1,23 −0,81
= = 0,345 = ⋮
√5,10 ∙ (1,00)2 + 5,10 ∙ (1,23)2 √5,10 ∙ (1,00)2 + 5,10 ∙ (−0,81)2
= −0,279
(𝑗)
Jika penulisan 𝜙𝑖 dapat diringkas menjadi 𝜙𝑖𝑗 , maka ragam getaran dapat disusun ke dalam
suatu matriks yang disebut matriks ragam (modal matrix) dari suatu sistem struktur. Untuk
masalah umum dengan 𝑁 derajat kebebasan, matriks ragam dapat ditulis sebagai
0,279 0,344
[Φ] = [ ]
0,345 −0,279
Untuk menguji keadaan orthogonal, masukkan matriks ragam di atas ke dalam persamaan
(9.26) dan diperoleh
Seperti terlihat, penentuan frekuensi alami dengan ragam dari suatu sistem struktur
mengharuskan kita untuk menyelesaikan masalah nilai eigen. Penyelesaian langsung dengan
menguraikan persamaan karakteristik dan menghitung determinannya hanya dapat dilakukan
untuk sistem struktur dengan derajat kebebasan yang terbatas atau tidak terlalu besar. Untuk
derajat kebebasan banyak, cara langsung ini akan berhadapan dengan banyaknya
penyelesaian aljabar dan numerik sehingga cara ini menjadi sulit sekali dilakukan.
Namun demikian, terdapat banyak cara untuk mendapatkan nilai dan vektor eigen. Salah satu
yang paling banyak digunakan adalah Cara Jacobi yang berupa cara perulangan (iterative),
asalkan matriks [𝑚] dan [𝑘] bersifat simetris. Sifat simetris dari kedua matriks tersebut
merupakan sifat dari matriks yang terbentuk dalam masalah-masalah rekayasa struktur.
2
{𝜙}(𝑗)𝑇 [𝑘]{𝜙}(𝑗) = (𝜔 (𝑗) ) {𝜙}(𝑗)𝑇 [𝑚]{𝜙}(𝑗) (9.27)
Karena matriks massa adalah definit positif4, dapat dikatakan bahwa {𝜙}(𝑗)𝑇 [𝑚]{𝜙}(𝑗) ≠ 0,
sehingga,
{𝜙}(𝑗)𝑇 [𝑘]{𝜙}(𝑗)
𝜔 (𝑗) = √ (𝑗)𝑇 (9.28)
{𝜙} [𝑚]{𝜙}(𝑗)
Hasil bagi pada persamaan (9.28) dikenal dengan nama Hasil Bagi Rayleigh yang dapat
digunakan untuk menghitung frekuensi alami dan ragam bentuk dengan cara iterasi.
Contoh 9.3:
Gunakan Hasil Bagi Rayleigh terhadap struktur gedung geser pada contoh pada modul
sebelumnya untuk menghitung besarnya frekuensi alami yang pertama, dengan taksiran awal
vektor eigen {𝜙}(𝑗)𝑇 = {1,00 1,50}.
4
Matriks [𝑃] disebut definit positif jika matriks tersebut selalu memenuhi keadaan {𝜐}𝑇 [𝑃]{𝜐} > 0 untuk semua
vektor sembarang {𝜐} yang tidak nol
5,10 0
[𝑘] = [ 70500 −49600] kg/cm [𝑚] = [ ] kg det2/cm
−49600 49600 0 5,10
Masukkan nilai perkiraan ragam 1 yang diberikan ke dalam persamaan (9.28), diperoleh:
1,00 (1)
{𝜙}(1)𝑇 [𝑘]{𝜙}(1) {1,00 1,50}(1) [ 70500 −49600] { } 33300
𝜔 (1) = √ =√ −49600 49600 1,50 =√
{𝜙}(1)𝑇 [𝑚]{𝜙}(1) 5,10 0 1,00 (1) 16,575
{1,00 1,50}(1) [ ]{ }
0 5,10 1,50
Ambil 𝑎1 = 1,00 dan masukkan nilai-nilai tersebut ke dalam persamaan (9.7), diperoleh
Metoda iteratif lainnya yang sering digunakan pada masalah eigen (yaitu dalam dinamika
struktur untuk mencari frekuensi alami dan ragam getaran) adalah Metoda Subspace Iteration.
Paket program SAP2000 menyediakan beberapa metoda untuk penyelesaian masalah eigen
ini seperti Metoda Jacobi, Subspace Iteration, Lanczos, Inverse Iteration Power dan Analisa
Nilai Eigen Kompleks (Complex Eigenvalue Analysis).
Rujukan
Chopra, A.K., “Dynamics of Structures, Theory and Application to Earthquake Engineering”,
4th edition, Prentice Hall, 2012
Paz, M., Leigh, W., “Structural Dynamics, Theory and Computation – Updated with SAP2000”,
5th edition, Kluwer Academic Publishers, 2004