Anda di halaman 1dari 38

METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM,

STUDI KASUS, INSIDEN, KELEBIHAN DAN


KELEMAHAN DALAM PEMBELAJARAN
AKIDAH AKHLAK
Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pembelajaran Akidah akhlak di Madrasah
Dosen Pengampu :
Imam Tauhid, M. Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Tria Rahmawati
(2020202113
)
2. Nanda
Wulandari (2020202081
)
3. M. Halfianto
(2020202050
)
4. Arkan Sajid
(2020202174
)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAK KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode dalam proses belajar itu perlu diperhatikan agar bisa
memberikan dampak baik pada siswa dan membantu mereka mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Belajar merupakan perubahan
dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang
baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan
kecakapan. Belajar bukanlah peristiwa yang dilakukan tanpa sadar tetapi
mempunyai arah untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur utama dalam proses
belajar adalah belajar dilakukan guna mencapai suatu tujuan, dilakukan
dengan kesiapan yang baik, menimbulkan semangat yang tinggi apabila
terjadi suatu kegagalan. 1
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru seyogyanya menjadi
tumpuan dan harapan peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan
wawasan keilmuannnya sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar siswa
sebagai bagian dari tujuan dan sasaran pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.

1
http://repository.unpas.ac.id/15455/4/BAB%20I%20%28Autosaved%29.pdf#. Diakses
pada tanggal 18 Mei 2023, jam 11:48
Metode pembelajaran yang kita gunakan dalam kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang sedang berlangsung, guru
dapat menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Pemilihan metode
pembelajaran harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa,
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, dan waktu yang tersedia.
Proses pembelajaran sangat beraneka ragam, itu sesuai dengan pola
proses pembelajaran atau interaksi dari seorang guru dan murid. Oleh sebab
itu, peran guru didalam proses pembelajaran itu sangat penting demi
terwujudnya proses pembelajaran/tujuan belajar. Yang mana seorang guru itu
harus mempunyai metode-metode, strategi, dan motivasi dalam proses
pembelajaran tersebut. Agar tujuan dari pendidikan tersebut bisa tercapai
dengan maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja cakupan bahasan metode terprogram?
2. Apa saja cakupan bahasan metode studi kasus?
3. Apa saja cakupan bahasan metode insiden?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengenai apa metode terprogram
2. Untuk mengetahui mengenai apa metode studi kasus
3. Untuk mengetahui mengenai apa metode insiden
BAB II
PEMBAHASAN
METODE TERPROGRAM, STUDI KASUS,
INSIDEN, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK

A. Metode Terprogram
a. Pengertian Metode Terprogram

Pengajaran terprogram ialah pengajaran tertulis (buku belajar)


bersekat-sekat kecil yang dapat dipelajarai sendiri, kapan saja dan
sesuai/dengan kecepatannya, yang disusun sedemikian rupa sehingga
dengan sederetan langkah-langkah dalam setiap sekatan itu siswa dapat
terbimbing sendiri untuk memahami materi (fakta, keterampilan konsep,
dalil, dll) yang disajikan. Pengajaran terprogram (programmed instruction)
atau disebut juga pengajaran berprograma merupakan salah satu jenis dari
pengajaran individual. 2

2
http://sayd33.blogspot.com/2013/12/makalah-pengajaran-terprogram.html?m=1.
Diakses pada pada tanggal 20 Mei 2023, jam 10:57
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode terprogram adalah
metode belajar yang dirancang mulai dari materi yang mudah sampai
ke materi yang sulit, sitem belajranya tertata seperti contoh minggu ini
membahas mengenai masalah rukun wudhu yang dimana membahas
amengenai niat terlebih dahulu pekan depan membahasa mengenai
praktek wudhunya setelah itu evaluasi dari praktek yang sudah
dilakukan apakah sudah benar atau belum.

Metode pembelajaran terprogram


Metode ini menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Apabila
hendak menggunakan metode ini guru harus memperhatikan hal berikut:
a. Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes
c. Tersedia sumber yang dapat membantu siswa apabila ia mengalami kesulitan.
d. Siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar
Metode pembelajaran terprogram
Metode ini menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Apabila
hendak menggunakan metode ini guru harus memperhatikan hal berikut:
a. Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes
c. Tersedia sumber yang dapat membantu siswa apabila ia mengalami kesulitan.
d. Siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar
Metode pembelajaran terprogram
Metode ini menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Apabila
hendak menggunakan metode ini guru harus memperhatikan hal berikut:
a. Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes
c. Tersedia sumber yang dapat membantu siswa apabila ia mengalami kesulitan.
d. Siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar
Metode pembelajaran terprogram, metode ini menggunakan bahan
pengajaran yang disiapkan secara khusus. Apabila hendak menggunakan
metode ini guru harus memperhatikan hal berikut:
a) Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pelajaran tersebut
b) Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes
c) Tersedia sumber yang dapat membantu siswa apabila mengalami
kesulitan
d) Siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar
belajar.
Metode pembelajaran terprogram
Metode ini menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Apabila
hendak menggunakan metode ini guru harus memperhatikan hal berikut:
a. Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes
c. Tersedia sumber yang dapat membantu siswa apabila ia mengalami kesulitan.
d. Siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar
Metode pembelajaran terprogram
Metode ini menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Apabila
hendak menggunakan metode ini guru harus memperhatikan hal berikut:
a. Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes
c. Tersedia sumber yang dapat membantu siswa apabila ia mengalami kesulitan.
d. Siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar
Materi ini dapat diterapkan apabila:
a) Kurang mendapatkan interaksi sosial
b) Semua tahap belajar dari permulaan sampai proses akhir belajar
siswa dapat diprogram secara lengkap atau utuh
c) Pelajaran formal, belajar jarak jauh dan magang
d) Mengatasi kesulitan perbedaan individual
e) Mempermudah siswa belajar dalam waktu yang diinginkan. 3

3
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-makassar/teori-
belajar-bahasa-dan-model-pembelajaran-bsi/metode-studi-mandiri-dan-pembelajaran
terprogram/46822421. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023, jam 10:52
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode ini baik
digunakan ketika terjadi covid 19 seperti tahun kemarin dengan itu
belajar perharinya sudah dirancang sedemikian rupa agar tertata
seperti contoh hari ini membahasa mengenai pelajaran agama
mengenai wudhu dan sholat, hari pertama membahasa mengenai niat
wudhu dan minggu depannya lagi membahasa mengenai praktrek
wudhu dan seterusnya.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Terprogram


Berikut kelebihan dari metode pembelajaran terprogram:
a) Program dapat berjalan sendiri, sehingga memungkinkan bagi
setiap siswa untuk terus maju melalui urutan kerangka yang sesuai
dengan kecepatan siswa masing-masing.
b) Guru dibebaskan dari rutinitas dan penguasaan latihan tugas-tugas
dalam aktifitas kreatif dan interpersonal guru dengan siswanya.
c) Program dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai
keterampilan.
d) Materi terprogram adalah sangat efisien sehingga hal yang bertele-
tele harus dihilangkan, dan hanya informasi yang penting dalam
mencapai tujuan yang diutamakan.
e) Informasi yang disajikan diatur dan diurutkan secara individual.

Berikut kekurangan dari metode pembelajaran terprogram:


a) Materi dalam pembelajaran terprogram tidak dapat dipakai oleh
guru apabila tidak dilatih atau fasilitas pendidikan atau fasilitas
yang baik.
b) Program tidak dapat memecahkan masalah pendidikan karena
ruangan kelas yang terlalu padat dalam pembelajaran terprogram.
c) Program tidak dapat digunakan dengan sukses dalam ruang kelas
kalau masih ada gab antara guru dengan siswa.
d) Pembelajaran yang efektif tidak dapat diberikan kecuali jika materi
dipersiapkan dan diuji dengan baik.
e) Beberapa orang siswa akan menjadi bosan setelah bekerja dengan
materi terprogram selama jangka waktu yang relative lama.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, kelebihan dari metode


belajar terprogram ini yaitu sistem pembelajaran efesien dan efesien
digunakan kelemahannya metode belajar ini akan membosankan jika
hanya menggunakan metode ini secara terus-menurus tanpa
dikombinasikan dengan metode belajar yang lainnya.

B. Metode Studi Kasus


a. Pengertian Studi kasus
Studi kasus adalah suatu metode yang digunakan dalam
penyajian suatu pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang ditemui
sebagai bahan pembelajaran kemudian kasus tersebut dibahas
bersama-sama untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.
Studi kasus artinya siswa melakukan penelitian ilmiah atau
penelitian sosial. Kemudian, siswa mengambil kesimpulannya.
Studi kasus adalah suatu strategi yang digunakan dalam penyajian
suatu pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang ditemui sebagai
bahan pembelajaran, kemudian kasus tersebut dibahas bersama-sama
untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.4
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
studi kasus adalah metode belajar yang memaparkan persoalan
yang sedang terjadi ataupun persoalan yang lalu untuk dikaji mulai
dari memahami lalu munculah sebuah pertanyaan mengapa,

4
Roestiyah. Metode Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hlm. 70.
bagaimana, apa, dan lainnya yang menyebabkan persoalan itu
terjadi. Metode ini melatih dan meransang siswa agar mampu
mengeluarkan berbagai macam argument2 yang mereka miliki dan
setelahnya ditarik kesimpulan dari berbagai argument tadi sehingga
mendapati sebuah kesimpulan.

Pemilihan kasus
dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh
peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses,
dan masvarakat atau unit sosial.
2. Pengumpulan data
terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan
analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat
menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda
secara serentak;
3. Analisis data
b. Langkah-langkah metode studi kasus
Berikut beberapa langkah-langkah dari penerapan metode studi
kasus:
a) Pemilihan kasus
Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara
bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus
dapat dipilih olehpeneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
b) Pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalam penelitian kasus adalah observasi, wawancara,
dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian,
dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah
dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang
berbeda secara serentak;
c) Analisis data
d) setelah data terkumpul peneliti dapat mulai
mengagregasi,
e) mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit
yang dapat
f) dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-
hal khusus
g) menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data.
Data dapat
Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang
dapatdikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-
hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum
data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau
dimasukkan ke dalam tipologi

Perbaikan (refinement)
meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan
(reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan.
Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru
tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
5. Penulisan laporan
laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca,
dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas,
sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi
penting
a) Perbaikan (refinement)
meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan
(reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah
ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti
untuk kembali kelapangan dan barangkali harus membuat
kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam
kategori yang sudah ada;
b) Penulisan laporan
Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah
dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial
secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami
seluruh informasi penting.5

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lagkah-


langkah dalam menerapkan metode pembelajaran studi kasus yang
pertama itu pemilihan kasus terlebih dahulu, kemudian pengumpulan
data, sudah dikumpulkan data selanjutnya menganalisis data, lalu
melakukan perbaikan (refinement), Penulisan laporan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Studi Kasus

Berikut kelebihan dari metode pembelajaran Studi Kasus:


a) Siwa dapat mengetahui melalui pengamatan yang sempurna
tentang gambaran yang nyata dan benar-benar terjadi dalam
hidupnya sehingga mereka dapat mempelajari dengan penuh
perhatian dan lebih terperinci persoalannya.
b) Dengan mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam
mengatasi situasi tertentu mereka lebih meyakini apa yang
diamati dan menemukan banyak cara untuk pengamatan dan
pencarian jalan keluar itu.
c) Siswa mendapat pengetahuan dasar dan penyebab-penyebab
yang melandasi kasus tersebut.

5
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/telaah-dan-
pengembangan-bahan-ajar/metode-pembelajaran-studi-kasus/45400167. Diakses pada
tanggal 22 Mei 2023, jam 9:55.
d) Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk berfikir lebih
kritis.
e) Membantu siswa dalam mengembangkan intelektual dan
keterampilan berkomunikasi secara lisan ataupun tertulis.

Berikut kekurangan dari metode pembelajaran Studi Kasus:

a) Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan


kasus yang ditemui dan petunjuk cara pemecahannya yang
diperlukan siswa.
b) Siswa kadang-kadang menjadi frustrasi karena (seperti dalam
situasi nyata) informasi dalam kasus mungkin kurang lengkap.
c) Diskusi kasus dalam kelas dapat menakutkan bagi beberapa
siswa.6
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelebihan dari metode studi kasus ini iyalah siswa dilatih untuk
memecahkan masalah dengan memberikan berbagai macam solusi
dan masukan atas permasalahan yang sedang dikaji dengan itu
dapat membantu kreatifitas berfikir siswa. Dan kelemahan dari
metode ini siswa merasa terbebani untuk berfikir mencari jalan
keluar atas persoalan yang sedang dikaji.
d. Manfaat model pembelajaran Studi kasus
Selain meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
menerima materi pelajaran , model ini juga memiliki manfaat untuk
meningkatkan softskill peserta didik, diantaranya:
a) Meningkatkan pengetahuan siswa, metode studi kasus dimana
disini peserta didik harus berperan aktif antar kelompok agar

6
Roestiyah. Metode Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hlm. 52.
dapat menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru,
guru sendiri hanya mengarahkan tidak terlalu berperan aktif,
dengan halnya ini peserta dididk dapat mengekspor lebih
pengetahuan yang sudah didapat selama mengikuti kegiatan
belajar ataupun pengetahuan yang didapat di lingkungan
sekitar.
b) Meningkatkan respon siswa Selain meningkatkan pengetahuan
siswa, dengan model pembelajaran studi kasus dapat
meningkatan respon terhadap suatu informasi untuk
menyelesaikan suatu kasus dan juga respon terhadap pendapat
antar kelompok, dengan adanya respon yang baik akan
menyelesaikan suatu maslah dengan bijaksana.7
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
manfaat dari penerapan metode belajar studi kasus ini, melatih
keterampilan siswa dalam memecahkan sebuah masalah dan
melatih untuk bekerja sama, dan dengan ini juga siswa sudah
terbiasa dilatih untuk mencari jalan keluar dan bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang akan disugukan.
C. Metode Insiden
D. Metode insiden yaitu bentuk metode pembelajaran yang
E. menitikberatkan kepada aktivitas peserta didik untuk dapat berfikir aktif dan
F. dinamis dalam menghadapi permasalahan terhadap tugas yang
diberikan
G. pengajar
a. pengertian metode insiden
Metode insiden yaitu bentuk metode pembelajaran yang
menitikberatkan kepada aktivitas peserta didik untuk dapat berfikir
aktif dan dinamis dalam menghadapi permasalahan terhadap
tugas yang diberikan pengajar.
7
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Fiqy-Zulfikar.-Universitas-
Sebelas-Maret..pdf. Diakses pada tanggal 22 Mei, jam 1:05
Metode insiden ini hampir sama dengan metode studi kasus
yaitu berbentuk penjelasan tentang suatu masalah, kejadian atau situasi
tertentu akan tetapi peserta didik dibekali dengan data dasar yang tidak
lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa.8
ANGKAH-LANGKAH METODE INSIDEN
1. Pengajar memberikan sebuah permasalahan, kejadian dan situasi
tertentu untuk dipecahkan dan dikaji oleh peserta didik.
2. Pengajar meminta peserta didik untuk mengemukakan hasil kajian
secara individual dan ditanggapi oleh peserta didik lain.
3. Pengajar meminta salah seorng peserta didik untuk menyimpulkan
hasil diskusi tersebut.
4. Pengajar menyimpulkan hasil diskusi dan kemudian menutup
pembelajaran.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penegrtian dari metode belajar insiden adalah metode belajar yang
menuntut siswa agar bisa mengkaji mengenai sebuah persoalan
sehingga akan banyak pertanyaan yang akan timbul mengapa,
bagaiman, dan apa faktor yang melatarbelakangi adanay persoalan
tersebut, jadi melatih berfikir siswa.
b. Langkah-langkah metode insiden
Langkah-langkah dalam penerapan metode insiden yaitu:
a) Pengajar memberikan sebuah permasalahan, kejadian
dan situasi tertentu untuk dipecahkan dan dikaji oleh peserta
didik.
b) Pengajar meminta peserta didik untuk mengemukakan
hasil
c) kajian secara individual dan ditanggapi oleh peserta didik
lain.

8
Aqib, Zainal. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung : Yrama Widya 2013). Hlm. 113
d) Pengajar meminta salah seorang peserta didik untuk
menyimpulkan hasil diskusi tersebut.
e) Pengajar menyimpulkan hasil diskusi dan kemudian
menutup pembelajaran.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
lagkah-langkah dalam menerapkan metode pembelajaran jadi guru
memberikan sebuah contoh permasalahn dan kemudian harus
diteliti dan dikaji kemudian siswa harus mempresentasikan hasil
yang telah mereka kerjakan, dan akhir guru yang akan melengkapi
atau menanbahkan penjelasan mengenai materi pembelajaran yang
terkait.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Insiden
Berikut kelebihan dari metode pembelajaran insiden:
a) siswa belajar mnyelami permasalahan
b) siswa menjadi lebih berusaha untuk memecahkan masalah
c) dapat menumbuh kembangkan cara berfikir siswa
sebagaimana yang dikehendaki pada studi mandiri, siswa
berfikir kritis, kreatif. 9
Berikut kekurangan dari metode pembelajaran insiden:
a) Metode insiden memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mempersiapkan skenario insiden yang akan dipelajari, sehingga
kurang efektif jika diterapkan dalam situasi yang terbatas
waktu.
b) Biaya pengembangan metode insiden cukup tinggi karena
memerlukan sumber daya untuk menyiapkan skenario insiden
yang akan dipelajari.

9
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/telaah-dan-
pengembangan-bahan-ajar/metode-pembelajaran-insiden/45399508. Diakses pada
tanggal 22 Mei 2023, jam 1:14.
c) Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan untuk
melaksanakan metode insiden mungkin sulit diperoleh atau
tidak tersedia.
d) Keberhasilan siswa dalam menghadapi situasi atau peristiwa
tidak terukur secara objektif, sehingga penilaian terhadap hasil
pembelajaran kurang akurat.10
e) Metode insiden tidak cocok untuk semua jenis mata pelajaran
atau topik pembelajaran, karena lebih cocok diterapkan pada
materi yang bersifat praktis dan memerlukan keterampilan
dalam menghadapi situasi.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan


dari metode insiden ini sama seperti metode studi kasus yang dimana
siswa dilatih untuk mencari jalan keluar atas sebuah persoalan yang telah
disajikan. Dan kelemahannya yaitu peralatan yang diperlukan
memungkinkan kesulitan dalam menerapkan metode belajar ini.

10
https://www.scribd.com/doc/134591285/Metode-Insiden. Diakses pada tanggal 24 Mei
2023 Pukul 19.20.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id/15455/4/BAB%20I%20%28Autosaved%29.pdf#.
Diakses pada tanggal 18 Mei 2023, jam 11:48
https://www.scribd.com/doc/134591285/Metode-Insiden. Diakses pada tanggal 24
Mei 2023 Pukul 19.20.

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-makassar/teori-
belajar-bahasa-dan-model-pembelajaran-bsi/metode-studi-mandiri-dan-
pembelajaran-terprogram/46822421. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023, jam
10:52
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/telaah-dan-
pengembangan-bahan-ajar/metode-pembelajaran-studi-kasus/45400167.
Diakses pada tanggal 22 Mei 2023, jam 9:55.
Prawiradilaga. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design Principles).
Jakarta: Kencana.
Roestiyah. 2008. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Zainal, Aqib. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual


(Inovatif). Bandung : Yrama Widya

http://sayd33.blogspot.com/2013/12/makalah-pengajaran-terprogram.html?m=1.
Diakses pada pada tanggal 20 Mei 2023, jam 10:57
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Fiqy-Zulfikar.-Universitas-
Sebelas-Maret..pdf. Diakses pada tanggal 22 Mei, jam 01:05
KRITIK & SARAN BUKU

Buku ini sudah cukup bagus, hal ini terbukti dengan adanya konsep
dan struktur yang tersusun rapi dan terorganisir pada buku ini. Materi yang
terkandung didalam buku ini juga cukup jelas dan padat, bahasa yang
digunakan jelas dan mudah dipahami oleh target pembaca, yakni siswa kelas
XI Madrasah Aliyah, sehingga para siswa lebih mudah untuk memahaminya.
Buku ini juga diperkaya dengan dengan berbagai macam kisah tauladan pada
setiap babnya, sehingga para siswa dapat mengambil hikmah dan meneladani
kisah tersebut. Serta terdapat berbagai macam latihan yang tidak hanya
mengasah kemampuan siswa, tapi juga memotivasi siswa seperti ayo
presentasi, ayo mendalami karakter dan ayo berlatih pada buku ini.

Tetapi terdapat beberapa kritik dan saran dari kami, yaitu seperti pada
penulisan numbering yang tidak rapi dan masih terdapat paragraf yang tidak
rapi atau tidak sejajar dan tidak terdapat indent di awal paragraf, seharusnya
hal-hal kecil seperti ini lebih diperhatikan supaya paragraf-paragraf yang ada
terlihat lebih rapi dan enak untuk dilihat. Terdapat beberapa gambar yang
peletakannya kurang rapi. Penggunaan ilustrasi gambar pada buku sudah baik,
akan tetapi lebih baik lagi jika menggunakan animasi sendiri yang mana hal
ini lebih relevan dengan apa yang sedang dibahas serta lebih menarik dan
cocok untuk anak remaja. Untuk selebihnya sudah sangat baik dan semoga
kedepannya penulisan buku-buku pelajaran di Indonesia tetap konsisten baik
dalam penulisannya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : Madrasah Aliyah Kelas/Semester : XI / 1 (Ganjil)


Al- Fatah Materi Pokok : Munculnya Aliran
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Kalam Dalam Peristiwa
Tahkim
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran x 30
menit
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi, asosiasi, dan
mengkomunikasikan, peserta didik mampu:
1) Memahami pengertian Sejarah Ilmu Kalam dengan baik;
2) Mengkritisi mengenain Sejarah Ilmu Kalam dengan baik;
3) Menyimpulkan dan mengkomunikasikan Sejarah Ilmu Kalam dengan
baik.
Media Alat / Bahan
 Buku paket, al-quran, papan tulis, dll  Handphone, Tablet
4) q.s. ali-imran/3: 159 dan hadist terkait.
Media Alat / Bahan
 Buku paket, al-quran, papan tulis, dll  Handphone, Tablet
 Lembar penilaian  Laptop & infocus
 LCD Proyektor/ Slide presentasi (ppt)  Internet & Buku

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan
1. Peserta didik memberi salam, dan membimbing siswa berdoa
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran

Kegiatan KEGIATAN LITERASI


Inti  Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi
tayangan dan bahan bacaan terkait materi Sejarah Ilmu Kalam
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
 Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan
ini harus tetap berkaitan dengan materi Sejarah Ilmu Kalam
COLLABORATION (KERJASAMA)
 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Sejarah Ilmu
Kalam
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
 Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau
individu yang mempresentasikan
CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait Sejarah Ilmu Kalam
 Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Penutup
1. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
2. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


 Penilaian Sikap: Lembar pengamatan
 Penilaian Pengetahuan: LK peserta didik
 Penilaian Keterampilan: Kinerja & observasi diskusi

Palembang, 24 Mei 2023


Kepala Sekolah MA Guru Mata Pelajaran
Plus Al-Aqsha

Acep Husni Falah, S. Pd. Msitoh, S. Pd. I


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : Madrasah Aliyah Kelas/Semester : XI / 1 (Ganjil)


Al- Fatah Materi Pokok : Munculnya Aliran
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak Kalam Dalam Peristiwa
Tahkim
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran x 30
menit
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi, asosiasi, dan
mengkomunikasikan, peserta didik mampu:
5) Memahami pengertian Munculnya Aliran Kalam Dalam Peristiwa
Tahkim dengan baik;
6) Mengkritisi mengenain Munculnya Aliran Kalam Dalam Peristiwa
Tahkim dengan baik;
7) Menyimpulkan dan mengkomunikasikan Munculnya Aliran Kalam
Dalam Peristiwa Tahkim dengan baik.
Media Alat / Bahan
 Buku paket, al-quran, papan tulis, dll  Handphone, Tablet
8) q.s. ali-imran/3: 159 dan hadist terkait.
Media Alat / Bahan
 Buku paket, al-quran, papan tulis, dll  Handphone, Tablet
 Lembar penilaian  Laptop & infocus
 LCD Proyektor/ Slide presentasi (ppt)  Internet & Buku
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan
1. Peserta didik memberi salam, dan membimbing siswa berdoa
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran

Kegiatan KEGIATAN LITERASI


Inti  Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi
tayangan dan bahan bacaan terkait materi Munculnya Aliran
Kalam Dalam Peristiwa Tahkim
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
 Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan
ini harus tetap berkaitan dengan materi Munculnya Aliran Kalam
Dalam Peristiwa Tahkim
COLLABORATION (KERJASAMA)
 Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Munculnya Aliran
Kalam Dalam Peristiwa Tahkim
COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
 Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau
individu yang mempresentasikan
CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait Munculnya Aliran Kalam Dalam
Peristiwa Tahkim
 Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Penutup
1. Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
2. Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
3. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

E. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


 Penilaian Sikap: Lembar pengamatan
 Penilaian Pengetahuan: LK peserta didik
 Penilaian Keterampilan: Kinerja & observasi diskusi

Palembang, 24 Mei 2023

Kepala Sekolah MA Guru Mata Pelajaran


Plus Al-Aqsha

Acep Husni Falah, S. Pd. Msitoh, S. Pd. I

Anda mungkin juga menyukai