Metode Pembelajaran Terprogra1
Metode Pembelajaran Terprogra1
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Tria Rahmawati
(2020202113
)
2. Nanda
Wulandari (2020202081
)
3. M. Halfianto
(2020202050
)
4. Arkan Sajid
(2020202174
)
1
http://repository.unpas.ac.id/15455/4/BAB%20I%20%28Autosaved%29.pdf#. Diakses
pada tanggal 18 Mei 2023, jam 11:48
Metode pembelajaran yang kita gunakan dalam kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang sedang berlangsung, guru
dapat menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya. Pemilihan metode
pembelajaran harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa,
tujuan pembelajaran, materi pelajaran, dan waktu yang tersedia.
Proses pembelajaran sangat beraneka ragam, itu sesuai dengan pola
proses pembelajaran atau interaksi dari seorang guru dan murid. Oleh sebab
itu, peran guru didalam proses pembelajaran itu sangat penting demi
terwujudnya proses pembelajaran/tujuan belajar. Yang mana seorang guru itu
harus mempunyai metode-metode, strategi, dan motivasi dalam proses
pembelajaran tersebut. Agar tujuan dari pendidikan tersebut bisa tercapai
dengan maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja cakupan bahasan metode terprogram?
2. Apa saja cakupan bahasan metode studi kasus?
3. Apa saja cakupan bahasan metode insiden?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengenai apa metode terprogram
2. Untuk mengetahui mengenai apa metode studi kasus
3. Untuk mengetahui mengenai apa metode insiden
BAB II
PEMBAHASAN
METODE TERPROGRAM, STUDI KASUS,
INSIDEN, KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
A. Metode Terprogram
a. Pengertian Metode Terprogram
2
http://sayd33.blogspot.com/2013/12/makalah-pengajaran-terprogram.html?m=1.
Diakses pada pada tanggal 20 Mei 2023, jam 10:57
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode terprogram adalah
metode belajar yang dirancang mulai dari materi yang mudah sampai
ke materi yang sulit, sitem belajranya tertata seperti contoh minggu ini
membahas mengenai masalah rukun wudhu yang dimana membahas
amengenai niat terlebih dahulu pekan depan membahasa mengenai
praktek wudhunya setelah itu evaluasi dari praktek yang sudah
dilakukan apakah sudah benar atau belum.
3
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-makassar/teori-
belajar-bahasa-dan-model-pembelajaran-bsi/metode-studi-mandiri-dan-pembelajaran
terprogram/46822421. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023, jam 10:52
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode ini baik
digunakan ketika terjadi covid 19 seperti tahun kemarin dengan itu
belajar perharinya sudah dirancang sedemikian rupa agar tertata
seperti contoh hari ini membahasa mengenai pelajaran agama
mengenai wudhu dan sholat, hari pertama membahasa mengenai niat
wudhu dan minggu depannya lagi membahasa mengenai praktrek
wudhu dan seterusnya.
4
Roestiyah. Metode Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hlm. 70.
bagaimana, apa, dan lainnya yang menyebabkan persoalan itu
terjadi. Metode ini melatih dan meransang siswa agar mampu
mengeluarkan berbagai macam argument2 yang mereka miliki dan
setelahnya ditarik kesimpulan dari berbagai argument tadi sehingga
mendapati sebuah kesimpulan.
Pemilihan kasus
dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh
peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses,
dan masvarakat atau unit sosial.
2. Pengumpulan data
terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan
analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat
menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda
secara serentak;
3. Analisis data
b. Langkah-langkah metode studi kasus
Berikut beberapa langkah-langkah dari penerapan metode studi
kasus:
a) Pemilihan kasus
Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara
bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus
dapat dipilih olehpeneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.
b) Pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalam penelitian kasus adalah observasi, wawancara,
dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian,
dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah
dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang
berbeda secara serentak;
c) Analisis data
d) setelah data terkumpul peneliti dapat mulai
mengagregasi,
e) mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit
yang dapat
f) dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-
hal khusus
g) menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data.
Data dapat
Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang
dapatdikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-
hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum
data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau
dimasukkan ke dalam tipologi
Perbaikan (refinement)
meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan
(reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan.
Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru
tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
5. Penulisan laporan
laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca,
dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas,
sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi
penting
a) Perbaikan (refinement)
meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan
(reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah
ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti
untuk kembali kelapangan dan barangkali harus membuat
kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam
kategori yang sudah ada;
b) Penulisan laporan
Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah
dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial
secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami
seluruh informasi penting.5
5
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/telaah-dan-
pengembangan-bahan-ajar/metode-pembelajaran-studi-kasus/45400167. Diakses pada
tanggal 22 Mei 2023, jam 9:55.
d) Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk berfikir lebih
kritis.
e) Membantu siswa dalam mengembangkan intelektual dan
keterampilan berkomunikasi secara lisan ataupun tertulis.
6
Roestiyah. Metode Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Hlm. 52.
dapat menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru,
guru sendiri hanya mengarahkan tidak terlalu berperan aktif,
dengan halnya ini peserta dididk dapat mengekspor lebih
pengetahuan yang sudah didapat selama mengikuti kegiatan
belajar ataupun pengetahuan yang didapat di lingkungan
sekitar.
b) Meningkatkan respon siswa Selain meningkatkan pengetahuan
siswa, dengan model pembelajaran studi kasus dapat
meningkatan respon terhadap suatu informasi untuk
menyelesaikan suatu kasus dan juga respon terhadap pendapat
antar kelompok, dengan adanya respon yang baik akan
menyelesaikan suatu maslah dengan bijaksana.7
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
manfaat dari penerapan metode belajar studi kasus ini, melatih
keterampilan siswa dalam memecahkan sebuah masalah dan
melatih untuk bekerja sama, dan dengan ini juga siswa sudah
terbiasa dilatih untuk mencari jalan keluar dan bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang akan disugukan.
C. Metode Insiden
D. Metode insiden yaitu bentuk metode pembelajaran yang
E. menitikberatkan kepada aktivitas peserta didik untuk dapat berfikir aktif dan
F. dinamis dalam menghadapi permasalahan terhadap tugas yang
diberikan
G. pengajar
a. pengertian metode insiden
Metode insiden yaitu bentuk metode pembelajaran yang
menitikberatkan kepada aktivitas peserta didik untuk dapat berfikir
aktif dan dinamis dalam menghadapi permasalahan terhadap
tugas yang diberikan pengajar.
7
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Fiqy-Zulfikar.-Universitas-
Sebelas-Maret..pdf. Diakses pada tanggal 22 Mei, jam 1:05
Metode insiden ini hampir sama dengan metode studi kasus
yaitu berbentuk penjelasan tentang suatu masalah, kejadian atau situasi
tertentu akan tetapi peserta didik dibekali dengan data dasar yang tidak
lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa.8
ANGKAH-LANGKAH METODE INSIDEN
1. Pengajar memberikan sebuah permasalahan, kejadian dan situasi
tertentu untuk dipecahkan dan dikaji oleh peserta didik.
2. Pengajar meminta peserta didik untuk mengemukakan hasil kajian
secara individual dan ditanggapi oleh peserta didik lain.
3. Pengajar meminta salah seorng peserta didik untuk menyimpulkan
hasil diskusi tersebut.
4. Pengajar menyimpulkan hasil diskusi dan kemudian menutup
pembelajaran.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penegrtian dari metode belajar insiden adalah metode belajar yang
menuntut siswa agar bisa mengkaji mengenai sebuah persoalan
sehingga akan banyak pertanyaan yang akan timbul mengapa,
bagaiman, dan apa faktor yang melatarbelakangi adanay persoalan
tersebut, jadi melatih berfikir siswa.
b. Langkah-langkah metode insiden
Langkah-langkah dalam penerapan metode insiden yaitu:
a) Pengajar memberikan sebuah permasalahan, kejadian
dan situasi tertentu untuk dipecahkan dan dikaji oleh peserta
didik.
b) Pengajar meminta peserta didik untuk mengemukakan
hasil
c) kajian secara individual dan ditanggapi oleh peserta didik
lain.
8
Aqib, Zainal. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung : Yrama Widya 2013). Hlm. 113
d) Pengajar meminta salah seorang peserta didik untuk
menyimpulkan hasil diskusi tersebut.
e) Pengajar menyimpulkan hasil diskusi dan kemudian
menutup pembelajaran.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
lagkah-langkah dalam menerapkan metode pembelajaran jadi guru
memberikan sebuah contoh permasalahn dan kemudian harus
diteliti dan dikaji kemudian siswa harus mempresentasikan hasil
yang telah mereka kerjakan, dan akhir guru yang akan melengkapi
atau menanbahkan penjelasan mengenai materi pembelajaran yang
terkait.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Insiden
Berikut kelebihan dari metode pembelajaran insiden:
a) siswa belajar mnyelami permasalahan
b) siswa menjadi lebih berusaha untuk memecahkan masalah
c) dapat menumbuh kembangkan cara berfikir siswa
sebagaimana yang dikehendaki pada studi mandiri, siswa
berfikir kritis, kreatif. 9
Berikut kekurangan dari metode pembelajaran insiden:
a) Metode insiden memerlukan waktu yang cukup lama untuk
mempersiapkan skenario insiden yang akan dipelajari, sehingga
kurang efektif jika diterapkan dalam situasi yang terbatas
waktu.
b) Biaya pengembangan metode insiden cukup tinggi karena
memerlukan sumber daya untuk menyiapkan skenario insiden
yang akan dipelajari.
9
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/telaah-dan-
pengembangan-bahan-ajar/metode-pembelajaran-insiden/45399508. Diakses pada
tanggal 22 Mei 2023, jam 1:14.
c) Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan untuk
melaksanakan metode insiden mungkin sulit diperoleh atau
tidak tersedia.
d) Keberhasilan siswa dalam menghadapi situasi atau peristiwa
tidak terukur secara objektif, sehingga penilaian terhadap hasil
pembelajaran kurang akurat.10
e) Metode insiden tidak cocok untuk semua jenis mata pelajaran
atau topik pembelajaran, karena lebih cocok diterapkan pada
materi yang bersifat praktis dan memerlukan keterampilan
dalam menghadapi situasi.
10
https://www.scribd.com/doc/134591285/Metode-Insiden. Diakses pada tanggal 24 Mei
2023 Pukul 19.20.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unpas.ac.id/15455/4/BAB%20I%20%28Autosaved%29.pdf#.
Diakses pada tanggal 18 Mei 2023, jam 11:48
https://www.scribd.com/doc/134591285/Metode-Insiden. Diakses pada tanggal 24
Mei 2023 Pukul 19.20.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-makassar/teori-
belajar-bahasa-dan-model-pembelajaran-bsi/metode-studi-mandiri-dan-
pembelajaran-terprogram/46822421. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023, jam
10:52
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/telaah-dan-
pengembangan-bahan-ajar/metode-pembelajaran-studi-kasus/45400167.
Diakses pada tanggal 22 Mei 2023, jam 9:55.
Prawiradilaga. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design Principles).
Jakarta: Kencana.
Roestiyah. 2008. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
http://sayd33.blogspot.com/2013/12/makalah-pengajaran-terprogram.html?m=1.
Diakses pada pada tanggal 20 Mei 2023, jam 10:57
https://ppkn.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2018/08/Fiqy-Zulfikar.-Universitas-
Sebelas-Maret..pdf. Diakses pada tanggal 22 Mei, jam 01:05
KRITIK & SARAN BUKU
Buku ini sudah cukup bagus, hal ini terbukti dengan adanya konsep
dan struktur yang tersusun rapi dan terorganisir pada buku ini. Materi yang
terkandung didalam buku ini juga cukup jelas dan padat, bahasa yang
digunakan jelas dan mudah dipahami oleh target pembaca, yakni siswa kelas
XI Madrasah Aliyah, sehingga para siswa lebih mudah untuk memahaminya.
Buku ini juga diperkaya dengan dengan berbagai macam kisah tauladan pada
setiap babnya, sehingga para siswa dapat mengambil hikmah dan meneladani
kisah tersebut. Serta terdapat berbagai macam latihan yang tidak hanya
mengasah kemampuan siswa, tapi juga memotivasi siswa seperti ayo
presentasi, ayo mendalami karakter dan ayo berlatih pada buku ini.
Tetapi terdapat beberapa kritik dan saran dari kami, yaitu seperti pada
penulisan numbering yang tidak rapi dan masih terdapat paragraf yang tidak
rapi atau tidak sejajar dan tidak terdapat indent di awal paragraf, seharusnya
hal-hal kecil seperti ini lebih diperhatikan supaya paragraf-paragraf yang ada
terlihat lebih rapi dan enak untuk dilihat. Terdapat beberapa gambar yang
peletakannya kurang rapi. Penggunaan ilustrasi gambar pada buku sudah baik,
akan tetapi lebih baik lagi jika menggunakan animasi sendiri yang mana hal
ini lebih relevan dengan apa yang sedang dibahas serta lebih menarik dan
cocok untuk anak remaja. Untuk selebihnya sudah sangat baik dan semoga
kedepannya penulisan buku-buku pelajaran di Indonesia tetap konsisten baik
dalam penulisannya.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
Pendahuluan
1. Peserta didik memberi salam, dan membimbing siswa berdoa
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
3. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran