Uas Kwu Thaariq Primayudha Agus 1810113073
Uas Kwu Thaariq Primayudha Agus 1810113073
Uas Kwu Thaariq Primayudha Agus 1810113073
No. bp : 1810113073
Prinsip di atas sejalan dengan sebuah prinsip ekonomi yang mengatakan bahwa
kegiatan ekonomi manusia berpusat pada konsep melakukan usaha dengan
pengorbanan sekecil-kecilnya (minimal) untuk mendapatkan hasil sebesar-
besarnya (maksimal). Sesuai dengan prinsip ekonomi, orientasi visi seorang
pebisnis yang jujur tetap akan terfokus pada langkah-langkah untuk
memaksimalkan produk dengan menghindari sekecil mungkin adanya kerugian,
baik kerugian yang timbul akibat penurunan permintaan, biaya produksi yang
lebih tinggi dari pendapatan penjualan, ataupun kerugian akibat bergolaknya
stabilitas ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan Pemerintah atau kondisi
eksternal yang memaksa. Namun, seorang pebisnis yang jujur dan peduli akan
kepentingan konsumennya akan mendedikasikan waktu, pikiran dan tenaganya
untuk menghasilkan produk yang diminati oleh pasar, mengukuhkan citra positif
produk untuk menjaga kepuasan konsumen terhadap produk, dan menciptakan
inovasi teknologi sedemikian rupa agar biaya produksi dapat ditekan.
Untuk mencegah para pebisnis dengan niat buruk, maka kegiatan bisnis harus
dibatasi oleh hukum. Kita mengibaratkan hukum mempunyai sanksi yang setara
dengan biaya ekonomis yang harus dikorbankan sebagai konsekuensi perbuatan
tertentu. Seseorang akan merespon kenaikan harga barang dengan mengurangi
konsumsi terhadap barang tersebut. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
seseorang juga akan merespon sanksi hukum dengan menghindari tindakan yang
dilarang. Sebagai contoh, seorang pemilik prabrik mengetahui bahwa produk-nya
berpotensi melanggar hukum karena membahayakan konsumen.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, relasi antara ilmu ekonomi dan ilmu hukum
dapat saling menguntungkan secara timbal-balik. Ilmu ekonomi dapat mengukur
keefektifan hukum yang berlaku. Di satu sisi, hukum dibentuk dengan harapan
aturan akan berlaku efektif sehingga pebisnis dapat mengubah pola perilakunya
dan dapat berkegiatan usaha dengan sehat dan jujur agar tidak hanya
menguntungkan dirinya saja tapi menguntungkan bagi konsumen maupun
pesaing.
Oleh karena itu, di dalam kehidupan masyarakat yang benar dan teratur, harus
ada ketentuan yang harus dapat menentukan dalam hal tersebut yaitu kita harus
dapat memperhatikan norma atau kaidah, atau peraturan hidup yang ada di
dalam masyarakat itu sendiri, yang dikenal dengan sebutan Hukum.
Jadi Kaidah atau Norma atau Etika, atau yang disebut Adat atau Agama, berfungsi
sebagai Pedoman bagi perilaku manusia di dalam menjalani kehidupan
berpribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semua hal
yang tersebut di atas, berfungsi sebagai pedoman hidup di dalam kehidupan. Hal
serupa sebagaimana tersebut di atas juga selalu berisikan atau memuat
ketentuan dan keharusan berperilaku dalam hidup dan kehidupan di mana
manusia itu berada, yaitu hidup dengan cara teratur.
Dari hal-hal yang tersebut di atas, bagaimana yang diperbolehkan dan hal-hal
dilarang, serta cara atau hal-hal yang haram dan halal di dalam masyarakat.
Hukum dalam bahasa Belanda disebut “Recht” berasal dari bahasa latin “Rectum”
yang berarti : Kebaikan, kebajikan, tidak tercela, bimbingan. Dalam bahasa latin,
atau kata latin lainnya eideren adalah “ius” yang berarti hukum, dan berasal dari
kata “Iubere” yang artinya mengatur atau memerintah. Sedangkan kata “Ius” ini
berhubungan erat dengan “Iustitia” yang berarti keadilan.
Dengan demikian timbul pertanyaan di dalam diri kita, apakah hukum itu? Jadi
dapat juga dikatakan sebagai : Perintah, ijin, atau janji atau peraturan-peraturan
yang dibuat oleh Negara. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum
itu adalah ketentuan yang mengatur perhubungan antara manusia dengan
manusia dan keadaan di sekitarnya, serta harus ditaati.
Di samping itu juga, hukum dijadikan pegangan di dalam masyarakat di dalam
mengatur tentang kehidupannya. Oleh karena itu hukum juga diantaranya
mengandung diantaranya :
- Kaidah atau Norma
- Kaidah Agama
- Kaidah Kesusilaan
- Kaidah Sopan Santun
- Kaidah Hukum
Dengan demikian hukum itu juga merupakan sebagai sarana untuk mewujudkan
kepentingan hidup dan kehidupan manusia di dalam berpribadi, berkeluarga,
bermasyarakat dan juga mengatur terhadap kepentingan hak milik. Disamping itu
juga mengatur tentang berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan
Internasional.
Hukum bisnis dibuat untuk mengatur dan melindungi bisnis dari berbagai risiko
yang mungkin terjadi di kemudian hari. Di bawah ini adalah beberapa tujuan
hukum bisnis yang perlu Anda ketahui:
Seperti yang Anda ketahui, hukum dibuat untuk menciptakan kehidupan yang
aman, tertib, dan tentram, sama dengan hukum bisnis. Di bawah ini beberapa
fungsi hukum bisnis:
Sebelum masuk ke sumber hukum bisnis, perlu dipahami bahwa terdapat 2 (dua)
sumber hukum yang berlaku di Indonesia yaitu sumber hukum materiil dan
sumber hukum formil. Sumber hukum materiil yaitu hukum yang dilihat dari segi
isinya dan berasal dari faktor-faktor yang menentukan isi hukum yakni kondisi
sosial-ekonomi, agama, dan tata hukum negara lain. Sedangkan sumber hukum
formil merupakan sumber hukum yang berkaitan dengan prosedur atau cara
pembentukannya dan secara langsung dapat digunakan untuk menciptakan
hukum. Sumber hukum formil antara lain terdiri atas peraturan perundang-
undangan seperti UUD 1945, undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan
presiden, serta peraturan daerah; traktat yakni perjanjian antar negara yang
dibuat dalam bentuk tertentu; doktrin dari ahli hukum; dan yurisprudensi yaitu
putusan hakim.
Kedua sumber hukum di atas merupakan dasar terbentuknya hukum bisnis atau
hukum yang digunakan dalam menjalankan bisnis. Sebagai contoh, sumber
hukum bisnis secara formil dari segi undang-undang antara lain: