Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kebiasaan yang sering dijumpai oleh seseorang yaitu perokok. perokok atau
merokok merupakan salah satu yang akan berdampak buruk bagi masyarakat di dunia
ini terutama pada kesehatannya,dan juga termasuk di negara indonesia ini. merokok
ini juga akan menimbulkan dampak terkena penyakit kardiovalkular atau jantung
koroner baik itu perokok yang aktif maupun yang pasif,dan penyebab penyakit
jantung koroner ini melalui berbagai proses seperti perubahan hemodinamik.stress
oksidatif,peradangan,dan penyakit lainnya yang mengarah ke penyakit jantung
koroner. (Brier & lia dwi jayanti, 2020)

Didalam rokok ada beberapa bahan yang berbahaya terutama pada asap
tembakaunya yang akan menimbulkan terbentuknya reactive oxygen species (ROS)
yang berlebih sehingga akan terjadi kerusakan DNA,dan peradangan. nikotin juga
merupakan salah satu zat yang berbahaya karena memiliki dampak besar terhadap
terkenannya jantung koroner. (Morris et al., 2019).

Merokok sudah terbukti salah satu faktor risiko kematian mendadak.Perokok


memiliki peluang 2-4 kali lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner
dibandingkan dengan yang bukan perokok. Setelah Cina, Amerika Serikat, dan Rusia,
Indonesia merupakan negara keempat terbesar dalam hal konsumsi rokok. Di
Indonesia, konsumsi rokok telah meningkat dari 182 miliar batang pada tahun 2001
menjadi 260,8 miliar batang pada tahun 2009. dan 190.260 orang, atau 12,7% dari
keseluruhan jumlah kematian pada tahun 2010, disebabkan oleh rokok. (100.680 laki-
laki dan 50.520 perempuan). (Purwaningsih, 2019)

Word Health Organization (WHO) menyatakan kalau tembakau telah merenggut


7juta nyawa manusia tiap tahunnya.Namun di China dan india tidak menyadari jika
tembakau merupakan salah satu risiko terkena penyakit jantung koroner,seperti di
china orang yang terkena serangan jantung sebanyak 73%, dan 61% orang dewasa
tidak menyadari risiko tersebut. China dan india memperoleh angka perokok tertinggi
didunia dari total 1,1miliar perokok dengan masing-masing 307 juta dan 106 juta
perokok di kalangan orang dewasa dan dengan 74juta di peroleh oleh indonesia, dan
dalam.laporan WHO india terdapat 200 juta dari 367 juta pengguna tembakau tanpa
asap. (Tetap et al., 2018)
Dari data WHO tahun 2022 menunjukan bahwa secara global penyebab kematian
yang utama yaitu penyakit kardiovaskular/penyakit jantung koroner, dengan
merenggut sekitar 17,9 juta nyawa tiap tahunnya. (WHO.2022)

Walaupun Sebagian orang sudah mengetahui bahwa rokok itu bahaya, namun di
Indonesia jumlah perokok masih tidak menurun dan meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil riset Kesehatan dasar yang didapat pada tahun 2018 kebiasaan
merokok sebesar 23,5% pada anak usia 10 tahun, dan 9,1% pada anak yang berusia
10-18 tahun. Penyakit jantung di daerah NTT (Berdasarkan diagnose dokter) untuk
penduduk semua umur sebanyak 0,7%, sedangkan untuk kebiasaan perokok di NTT
sebanyak 23,5% di tahun 2018. (Hattu et al., 2019)
Penyakit jantung coroner memiliki resiko dua kali lebih bahaya terjadi pada
seorang perokok berat seperti perokok yang menghisap rokok sebanyak 20 batang tiap
1 harinya. (Pracilia, Nelwan, and Langi 2019).

Kondisi jantung yang dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan
oleh penyumbatan pada pembuluh darah koroner. diawali dengan terjadinya kekakuan
arteri , serta terjadinya penumpukan lemak ataupun plak di dinding arteri koroner, dan
ditandai dengan gejala dan tanpa gejala klinis. Plak dapat memperlambat hingga
menghentikan aliran darah sampai penderitanya mengalami kekurangan oksigen dan
juga kekurangan nutrisi. (Siboro, 2021).

Solusi yang akan mempengaruhi kemampuan pasien dalam melakukan pencegahan


bahaya merokok dengan kekambuhan penyakit jantung coroner yaitu dengan cara
memberi edukasi kepada pasien tentang bahayanya merokok bagi kekambuhan
penyakit jantung coroner agar pasien memiliki pengetahuan dan pemahaman
mengenai penyakit jantung koroner karena akan sangat diperlukan di dalam
perubahan kebiasaan dan perilaku sehari- hari.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan data sekunder yang diperoleh maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan pengkajian lebih jauh untuk mengetahui adakah pengaruh
rokok dan bahaya rokok dengan penyakit jantung koroner?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran dari bahaya dan pengaruh rokok dengan penyakit
jantung coroner
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan para perokok tentang bahayanya dari rokok.
b. Mengedukasi para perokok tentang pengaruh rokok dengan akan timbulnya
penyakit jantung coroner.
c. Untuk mengetahui gambaran dari bahaya dan pengaruh rokok dan penyakit
jantung coroner.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya wawasan penelitian
keperawatan dan dapat dikembangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat bagi institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan wawasan bagi yang
membaca untuk institusi keperawatan mengenai pengaruh Pendidikan kesehatan
tentang bahaya rokok dengan penyakit jantung koroner.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Teori Penyakit Jantung Koroner

1. Penyakit Jantung Koroner


a. Definisi penyakit jantung coroner
Kondisi jantung yang dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK)
disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah koroner. diawali dengan
terjadinya kekakuan arteri , serta terjadinya penumpukan lemak ataupun plak di
dinding arteri koroner, dan ditandai dengan gejala dan tanpa gejala klinis. Plak
dapat memperlambat hingga menghentikan aliran darah sampai penderitanya
mengalami kekurangan oksigen dan juga kekurangan nutrisi. (Siboro, 2021).

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh


penyempitan pembuluh darah koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah ke
otot jantung,penyakit jantung koroner ini merupakan penyebab kematian yang
paling sering didapatkan dan di Indonesia menduduki peringkat ketiga. (M,
2015 hal 60)
b. Faktor risiko penyakit jantung koroner
(Hanifah et al., 2021) Terdapat dua kategori faktor risiko PJK yaitu faktor risiko
mayor dan faktor risiko minor :
1. Faktor risiko mayor : usia, jenis kelamin,ras dan budaya, merokok,
hipertensi, dan juga DM.
2. faktor risiko minor : strees, diet juga nutrisi, dan alkohol.

Plak aterosklerosis pada dinding pembuluh darah koroner dapat dengan mudah
pecah akibat merokok.Kandungan nikotin dalam rokok dapat merusak dinding
pembuluh darah dengan melepaskan bahan kimia katekolamin.. Karena aktivitas
fibrinogen dan agregasi trombosit yang meningkat dalam proses ini,dapat
mengakibatkan pembekuan darah terjadi lebih cepat. (Santosa & Mahayana,
2020). Paparan zat berbahaya dalam asap tembakau menyebabkan berkurangnya
ketersediaan oksida nitrat, juga stres oksidatif yang diperantarai oleh radikal
bebas, serta berkurangnya kemampuan vasodilatasi.. (Sawu, 2022)
c. Penelitian
Temuan dari beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa remaja
sering terlibat dalam perilaku merokok. (Widarjo, 2019).
Di tahun 2018, 20,5% remaja berusia antara 16 dan 19 tahun merokok. Di
Indonesia, usia remaja yang mulai merokok saat ini semakin kecil (dini). Dalam
kurun waktu kurang dari 20 tahun, jumlah perokok pemula berusia 10 hingga 14
tahun telah meningkat lebih dari 100%. (Gobel et al., 2020).
Menurut temuan penelitian sebelumnya, terdapat dua kategori faktor risiko
PJK, faktor risiko yang dapat diubah, seperti hipertensi, dislipidemia, merokok,
obesitas, diabetes melitus, aktivitas fisik, dan stres, serta faktor risiko yang tidak
dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan genetik.. (Pada et al., 2018)

e. Patofisiologi
Merokok dapat mempercepat perkembangan aterom dengan menyebabkan
dislipidemia, peradangan yang terus-menerus, dan disfungsi endotel pembuluh
darah. Perokok memiliki kadar kolesterol total dan LDL yang lebih tinggi
daripada bukan perokok. Merokok juga dapat membuat tubuh menjadi lebih
hiperkoagulasi, yang menyebabkan agregasi trombosit, peningkatan kadar
fibrinogen, dan polisitemia. Elemen penting yang berkontribusi terhadap
terjadinya kejadian kardiovaskular yang disebabkan oleh merokok yaitu
peningkatan thrombosis. Perokok aktif dapat meningkatkan risiko infark
miokard, dan rokok dengan kadar reactive oxygen species (ROS) yang tinggi
juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Jika ada anggota keluarga
yang merokok dalam satu rumah, tidak hanya berdampak buruk bagi perokok
aktif saja,tetapi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik pada
perokok pasif sebesar 30%.
Dibandingkan dengan non-perokok, orang yang merokok >40 batang per hari
memiliki risiko terkena infark miokard 9x lebih besar. Kemungkinan terjadinya
infark miokard meningkat tajam pada dosis kecil (1-5 batang per hari), tetapi
meningkat secara linear pada dosis besar. Bahkan satu batang rokok sehari dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seseorang hingga 1,5 kali lipat
dibandingkan orang yang tidak merokok. sebab itu, sangat penting bagi dokter
untuk menjelaskan bahwasannya jika pasien hanya berhenti Sebagian atau
sementara (menurunkan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari), penurunan
risiko kardiovaskular dan penyakit lainnya secara signifikan tidak akan tercapai.
(Purwaningsih, 2019)
Endotel pada dinding pembuluh darah, khususnya, dapat dirusak oleh nikotin
dalam rokok melalui pelepasan katekolamin, yang juga dapat mendorong
penggumpalan darah dan meningkatkan tekanan darah serta denyut nadi. Asap
rokok mengandung karbon monoksida (CO), yang dapat menyebabkan
desaturasi hemoglobin. Hal ini mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke
organ tubuh, termasuk miokardium, dan mempercepat aterosklerosis. Semakin
muda usia seseorang saat pertama kali mulai merokok, semakin besar
kemungkinan merokok akan memberikan dampak buruk bagi dirinya, salah
satunya penyakit jantung koroner. Perokok dapat mengalami hal ini sebagai
efek dosis. (Johanis et al., 2020)
B. TINJAUAN TEORI BAHAYA MEROKOK

1. Merokok
a. Definisi
Merokok disebut juga dengan kegiatan penghisapan asap tembakau dari
perokok itu sendiri secara aktif dan juga pasif,rokok memiliki suatu zat nikotin
yang mengakibatkan penggunanya kecanduan dan ketagihan. (Diyono & Setiani,
2020).

Efek yang diberikan oleh rokok yaitu relaksasi dan implikasi perasaan lebih
jantan, yang merupakan barang beracun. Ada risiko yang signifikan bagi
perokok dan non-perokok yang berada di sekitar perokok yang tersembunyi di
balik penggunaan atau keuntungan rokok yang sedikit.. Rokok didefinisikan
sebagai sepotong kertas berbentuk silinder dengan diameter sekitar 10 mm,
berukuran panjang antara 70 dan 120 mm (tergantung negara), dan berisi daun
tembakau yang telah dihancurkan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2003, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau
terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dibuat dari tanaman
Nicotianatabacum, Nicotianarustica dan spesies lainnya yang mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara sehingga asapnya dapat dihirup melalui
mulut .. (C.Zalukhu, 2021)

b. Jenis-jenis
ada dua jenis perokok,aktif dan pasif :
1. perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok dan menghirup asap
tembakau yang dapat berdampak dan mengganggu kesehatan juga
lingkungan.
2. perokok pasif adalah orang yang menghirup asap tembakau oleh yang bukan
perokok,dan asap rokok dikatakan lebih berbahaya untuk perokok pasif
daripada perokok aktif,karena asap yang dihirup mengandung
karbonmonoksida lima kali lebih banyak dan tar, dan nikotin empat kali lebih
banyak. (Parwati, 2018)
Ketika orang yang bukan perokok menghirup asap rokok di area merokok, hal
ini dianggap sebagai perokok pasif. Pertumbuhan penyakit kardiovaskular
dipengaruhi oleh karbon monoksida dalam asap rokok, nikotin, nitrosamin,
logam berat, dan hidrokarbon polisiklik. Penyakit kardiovaskular diketahui
setidaknya sama berisikonya bagi perokok pasif seperti halnya perokok. (Sawu,
2022).

c. Kandungan dalam rokok


Jenis rokok kretek yang umum dikonsumsi dan dihisap di Indonesia terbuat
dari kombinasi tembakau, cengkeh, dan bahan kimia tambahan, seperti tar.
Rokok kretek memiliki kandungan tar yang cukup tinggi, yaitu lebih dari 10 mg
per batang, dan rokok kretek yang berlabel "rendah tar" bahkan dapat
mengandung hingga 14 mg tar dan 1 mg nikotin per batang. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok bagi
Kesehatan, yang menyatakan bahwa jumlah maksimum tar dan nikotin dalam
rokok masing-masing tidak boleh melebihi 20 mg dan 1,5 mg, maka kandungan
bahan kimia dalam rokok kretek masih berada dalam batas aman. Salah satu
senyawa yang secara konsisten ditemukan pada semua jenis rokok, termasuk
rokok kretek dan filter, adalah tar. Gigi perokok dapat bernoda berwarna kuning
kecoklatan seiring waktu akibat dari tar. Salah satu zat yang berkontribusi
terhadap perkembangan penyakit jantung koroner adalah tar, molekul kimia
yang juga bersifat karsinogenik (memicu sel kanker). Selain bahan kimia
lainnya, tar juga mengandung ion besi (Fe2+) dan arang, yang keduanya
memiliki sifat oksidasi. Zat-oksidan dapat mempercepat proses peroksidasi pada
lapisan membran dan menyebabkan gangguan endotel, aterosklerosis, dan
penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner. Zat-oksidan dapat
melakukan hal ini dengan cara bergabung dengan radikal bebas yang ditemukan
dalam rokok. (Purwaningsih, 2019)
Didalam rokok juga ada beberapa bahan yang berbahaya terutama pada asap
tembakaunya yang akan menimbulkan terbentuknya reactive oxygen species
(ROS) yang berlebih sehingga akan terjadi kerusakan DNA,dan peradangan.
nikotin juga merupakan salah satu zat yang berbahaya karena memiliki dampak
besar terhadap terkenannya jantung koroner. (Morris et al., 2019).

d. Masalah yang timbul


Merokok memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan, namun
sayangnya, banyak orang yang terus memilih untuk melakukannya. Perilaku
merokok dapat menyebabkan sejumlah penyakit, mulai dari kondisi ganas
seperti kanker hingga kerusakan selaput lendir. Beberapa penyakit ini meliputi:
1. Penyakit paru
Struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru dapat berubah
akibat merokok. Sel-sel mukosa membesar (hipertrofi) dan saluran lendir
berkembang biak di saluran napas besar. (Karena peningkatan penumpukan
sel dan lendir, terjadi peradangan ringan dan akhirnya terjadi penyempitan
pada saluran udara kecil, kerusakan alveoli dan peningkatan sel inflamasi
keduanya terdapat pada jaringan paru-paru. Perokok akan mengalami
perubahan fungsi paru dengan berbagai gejala klinis akibat perubahan
struktur saluran napas. Hal ini adalah penyebab utama penyakit paru
obstruktif kronik, dan kanker paru bahkan merupakan kelompok penyakit
yang paling banyak diderita oleh perokok. Perokok menyebabkan sekitar
90% kematian akibat kanker paru.
2. Penyakit jantung koroner
Dua bahan kimia penting yang ditemukan dalam rokok, yaitu nikotin dan
karbon monoksida, memiliki dampak besar pada penyakit jantung.
Sementara CO mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke jantung dengan
mengikat Hb darah, nikotin dapat mengganggu irama jantung dan
menghalangi pembuluh darah yang membawa darah ke jantung. Inilah yang
menyebabkan masalah jantung, seperti munculnya penyakit jantung koroner.
3. Kanker kulit, mulut, bibir dan kerongkongan
Jaringan mukosa di mulut, bibir, dan kerongkongan dapat memburuk karena
tar dalam rokok. Penumpukan residu tar mengubah sel biasa menjadi sel
ganas penyebab kanker. Dan juga, panas dari tembakau dapat berkontribusi
pada perkembangan kanker mulut dan bibir. Perokok juga memiliki
kemungkinan 5-10 kali lebih besar terkena kanker kerongkongan dan usus
dibandingkan non-perokok.
4. Rusaknya otak dan indera
Sama halnya dengan pengaruh merokok terhadap jantung, merokok juga
memiliki efek negatif pada otak. Hal ini karena merokok menyebabkan
arteri darah di otak menyempit, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang
masuk ke otak dan organ-organ lainnya.
5. Bahaya kehamilan
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa perokok saat hamil akan
mengalami masalah pada kehamilannya seperti melahirkan bayi dengan
berat badan rendah, bayi dengan kecacatan, keguguran, atau bahkan bayi
yang meninggal di rumah sakit. (C.Zalukhu, 2021)

C. PENELITIAN TERKAIT/RELEVAN

No Peneliti Judul Tujuan Analisi Hasil penelitian Persamaan dan


penelitian penelitian s data perbedaan
1. Diana A. M. Hubungan Menganalisi survey Ada hubungan Persamaan :
Hattu, Pius Merokok s hubungan analitik antara umur awal Variable yang
Weraman, dengan Penyakit merokok merokok dengan diteliti merokok
Conrad Jantung sebagai penyakit jantung dengan penyakit
L.H.Folamau Koroner salah satu koroner, Ada jantung koroner
k (2020) di RSUD Prof. factor risiko hubungan antara
DR. W. Z. Jo penyakit jenis kelamin Perbedaan :
hannes Kupang jantung dengan penyakit Analisis data
koroner, jantung koroner, penelitian
Ada hubungan
antara intensitas
merokok dengan
penyakit
jantung koroner;
Ada hubungan
antara lama
merokok dengan
penyakit jantung
koroner; Ada
hubungan antara
jenis rokok dengan
penyakit jantung
coroner.

2. Diyono,Ditya pengaruh Mengetahui quasy Pendidikan Persamaan :


yankusuma Pendidikan pengaruh experi Kesehatan tentang Variable yang
setiani (2020) Kesehatan Pendidikan ment penyakit jantung diteliti tentang
penyakit Kesehatan koroner secara penyakit jantung
jantung koroner penayakit signifikan dapat koroner
terhadap sikap jantung meningkatkan
dan motivasi koroner motivasi berhenti Perbedaan :
berhenti terhadap merokok. Analisis data
merokok sikap dan penelitian
motivasi
berhenti
merokok
3. Rara Faktor-faktor Untuk analitik Hasil analisis Persamaan :
khairania yang mengetahui observa bivariat hubungan Variable yang
mayfa (2023) mempengaruhi faktor- sional keluarga, diteliti
tingkat faktor apa lingkungan, kebiasaan
kepatuhan saja yang pengetahuan dan merokok dengan
menghentikan mempengar persepsi dengan pasien penyakit
kebiasaan uhi tingkat kepatuhan berhenti jantung koroner
merokok pada kepatuhan merokok adalah p
pasien dengan menghentik = <0,05. Perbedaan :
penyakit an Analisis data
jantung koroner kebiasaan penelitian
di rumah sakit merokok
mitra medika pada pasien
amplas dengan
penyakit
jantung
koroner di
rumah sakit
Mitra
Medika
Amplas
4. Sri Wahyuni, Hubungan Untuk systema adanya hubungan Persamaan :
Henny perilaku menanalisis tik antara kebiasaan Variable yang
Halawa. merokok dan hubungan review merokok dengan diteliti
(2021) pola makan merokok penyakit jantung kebiasaan
dengan kejadian dan pola koroner pada usia merokok dengan
penyakit makan dewasa (40-60 penyakit jantung
jantung koroner dengan Tahun). Hal koroner
penyakit tersebut dibuktikan
jantung dalam analisis Perbedaan :
koroner bivariat di peroleh Analisis data
nilai p value penelitian
=0,027 (<0,05),
dari hasil analisis
juga di peroleh
Odd Ratio (OR) =
3,532 (95% CI =
1,256-9,936).
5. ce J. Johanis, Faktor risiko Untuk Observ variabel hipertensi Persamaan :
Indriati A. hipertensi, mengetahui asi (p=0,000, OR=65, Variable yang
Tedju Hinga, merokok dan faktor analitik 753 dan 95% diteliti merokok
Amelya B. usia terhadap risiko yang - CI=23.066- dan penyakit
Sir. (2020) Kejadian berhubunga Case 189.960),merokok jantung koroner
penyakit n dengan conTrol (p=0,002,OR=2,83
jantung koroner Kejadi study 5 dan 95% Perbedaan :
pada pasien di A CI=1,505-5,341), Analisis data
Rsud prof. Dr. N penyakit dan usia (p=0.000, penelitian
W. Z. Johannes jantung OR=54,379 dan
kupang koroner 95% CI=15,806-
pada pasien 187,083) memiliki
di rsud prof. hubungan dengan
Dr.w. Z. kejadian penyakit
Johannes jantung koroner,
kupang sedangkan jenis
tahun 2019 kelamin dan
riwayatkeluarga
tidak memiliki
hubungan dengan
kejadian penyakit
jantung koroner

Anda mungkin juga menyukai