Bab 1 & Bab Ii Angguni Ofki - Riset-2
Bab 1 & Bab Ii Angguni Ofki - Riset-2
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kebiasaan yang sering dijumpai oleh seseorang yaitu perokok. perokok atau
merokok merupakan salah satu yang akan berdampak buruk bagi masyarakat di dunia
ini terutama pada kesehatannya,dan juga termasuk di negara indonesia ini. merokok
ini juga akan menimbulkan dampak terkena penyakit kardiovalkular atau jantung
koroner baik itu perokok yang aktif maupun yang pasif,dan penyebab penyakit
jantung koroner ini melalui berbagai proses seperti perubahan hemodinamik.stress
oksidatif,peradangan,dan penyakit lainnya yang mengarah ke penyakit jantung
koroner. (Brier & lia dwi jayanti, 2020)
Didalam rokok ada beberapa bahan yang berbahaya terutama pada asap
tembakaunya yang akan menimbulkan terbentuknya reactive oxygen species (ROS)
yang berlebih sehingga akan terjadi kerusakan DNA,dan peradangan. nikotin juga
merupakan salah satu zat yang berbahaya karena memiliki dampak besar terhadap
terkenannya jantung koroner. (Morris et al., 2019).
Walaupun Sebagian orang sudah mengetahui bahwa rokok itu bahaya, namun di
Indonesia jumlah perokok masih tidak menurun dan meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil riset Kesehatan dasar yang didapat pada tahun 2018 kebiasaan
merokok sebesar 23,5% pada anak usia 10 tahun, dan 9,1% pada anak yang berusia
10-18 tahun. Penyakit jantung di daerah NTT (Berdasarkan diagnose dokter) untuk
penduduk semua umur sebanyak 0,7%, sedangkan untuk kebiasaan perokok di NTT
sebanyak 23,5% di tahun 2018. (Hattu et al., 2019)
Penyakit jantung coroner memiliki resiko dua kali lebih bahaya terjadi pada
seorang perokok berat seperti perokok yang menghisap rokok sebanyak 20 batang tiap
1 harinya. (Pracilia, Nelwan, and Langi 2019).
Kondisi jantung yang dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan
oleh penyumbatan pada pembuluh darah koroner. diawali dengan terjadinya kekakuan
arteri , serta terjadinya penumpukan lemak ataupun plak di dinding arteri koroner, dan
ditandai dengan gejala dan tanpa gejala klinis. Plak dapat memperlambat hingga
menghentikan aliran darah sampai penderitanya mengalami kekurangan oksigen dan
juga kekurangan nutrisi. (Siboro, 2021).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan data sekunder yang diperoleh maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan pengkajian lebih jauh untuk mengetahui adakah pengaruh
rokok dan bahaya rokok dengan penyakit jantung koroner?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran dari bahaya dan pengaruh rokok dengan penyakit
jantung coroner
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan para perokok tentang bahayanya dari rokok.
b. Mengedukasi para perokok tentang pengaruh rokok dengan akan timbulnya
penyakit jantung coroner.
c. Untuk mengetahui gambaran dari bahaya dan pengaruh rokok dan penyakit
jantung coroner.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya wawasan penelitian
keperawatan dan dapat dikembangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat bagi institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan dan wawasan bagi yang
membaca untuk institusi keperawatan mengenai pengaruh Pendidikan kesehatan
tentang bahaya rokok dengan penyakit jantung koroner.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Teori Penyakit Jantung Koroner
Plak aterosklerosis pada dinding pembuluh darah koroner dapat dengan mudah
pecah akibat merokok.Kandungan nikotin dalam rokok dapat merusak dinding
pembuluh darah dengan melepaskan bahan kimia katekolamin.. Karena aktivitas
fibrinogen dan agregasi trombosit yang meningkat dalam proses ini,dapat
mengakibatkan pembekuan darah terjadi lebih cepat. (Santosa & Mahayana,
2020). Paparan zat berbahaya dalam asap tembakau menyebabkan berkurangnya
ketersediaan oksida nitrat, juga stres oksidatif yang diperantarai oleh radikal
bebas, serta berkurangnya kemampuan vasodilatasi.. (Sawu, 2022)
c. Penelitian
Temuan dari beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa remaja
sering terlibat dalam perilaku merokok. (Widarjo, 2019).
Di tahun 2018, 20,5% remaja berusia antara 16 dan 19 tahun merokok. Di
Indonesia, usia remaja yang mulai merokok saat ini semakin kecil (dini). Dalam
kurun waktu kurang dari 20 tahun, jumlah perokok pemula berusia 10 hingga 14
tahun telah meningkat lebih dari 100%. (Gobel et al., 2020).
Menurut temuan penelitian sebelumnya, terdapat dua kategori faktor risiko
PJK, faktor risiko yang dapat diubah, seperti hipertensi, dislipidemia, merokok,
obesitas, diabetes melitus, aktivitas fisik, dan stres, serta faktor risiko yang tidak
dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan genetik.. (Pada et al., 2018)
e. Patofisiologi
Merokok dapat mempercepat perkembangan aterom dengan menyebabkan
dislipidemia, peradangan yang terus-menerus, dan disfungsi endotel pembuluh
darah. Perokok memiliki kadar kolesterol total dan LDL yang lebih tinggi
daripada bukan perokok. Merokok juga dapat membuat tubuh menjadi lebih
hiperkoagulasi, yang menyebabkan agregasi trombosit, peningkatan kadar
fibrinogen, dan polisitemia. Elemen penting yang berkontribusi terhadap
terjadinya kejadian kardiovaskular yang disebabkan oleh merokok yaitu
peningkatan thrombosis. Perokok aktif dapat meningkatkan risiko infark
miokard, dan rokok dengan kadar reactive oxygen species (ROS) yang tinggi
juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Jika ada anggota keluarga
yang merokok dalam satu rumah, tidak hanya berdampak buruk bagi perokok
aktif saja,tetapi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung iskemik pada
perokok pasif sebesar 30%.
Dibandingkan dengan non-perokok, orang yang merokok >40 batang per hari
memiliki risiko terkena infark miokard 9x lebih besar. Kemungkinan terjadinya
infark miokard meningkat tajam pada dosis kecil (1-5 batang per hari), tetapi
meningkat secara linear pada dosis besar. Bahkan satu batang rokok sehari dapat
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seseorang hingga 1,5 kali lipat
dibandingkan orang yang tidak merokok. sebab itu, sangat penting bagi dokter
untuk menjelaskan bahwasannya jika pasien hanya berhenti Sebagian atau
sementara (menurunkan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari), penurunan
risiko kardiovaskular dan penyakit lainnya secara signifikan tidak akan tercapai.
(Purwaningsih, 2019)
Endotel pada dinding pembuluh darah, khususnya, dapat dirusak oleh nikotin
dalam rokok melalui pelepasan katekolamin, yang juga dapat mendorong
penggumpalan darah dan meningkatkan tekanan darah serta denyut nadi. Asap
rokok mengandung karbon monoksida (CO), yang dapat menyebabkan
desaturasi hemoglobin. Hal ini mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke
organ tubuh, termasuk miokardium, dan mempercepat aterosklerosis. Semakin
muda usia seseorang saat pertama kali mulai merokok, semakin besar
kemungkinan merokok akan memberikan dampak buruk bagi dirinya, salah
satunya penyakit jantung koroner. Perokok dapat mengalami hal ini sebagai
efek dosis. (Johanis et al., 2020)
B. TINJAUAN TEORI BAHAYA MEROKOK
1. Merokok
a. Definisi
Merokok disebut juga dengan kegiatan penghisapan asap tembakau dari
perokok itu sendiri secara aktif dan juga pasif,rokok memiliki suatu zat nikotin
yang mengakibatkan penggunanya kecanduan dan ketagihan. (Diyono & Setiani,
2020).
Efek yang diberikan oleh rokok yaitu relaksasi dan implikasi perasaan lebih
jantan, yang merupakan barang beracun. Ada risiko yang signifikan bagi
perokok dan non-perokok yang berada di sekitar perokok yang tersembunyi di
balik penggunaan atau keuntungan rokok yang sedikit.. Rokok didefinisikan
sebagai sepotong kertas berbentuk silinder dengan diameter sekitar 10 mm,
berukuran panjang antara 70 dan 120 mm (tergantung negara), dan berisi daun
tembakau yang telah dihancurkan. Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2003, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau
terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dibuat dari tanaman
Nicotianatabacum, Nicotianarustica dan spesies lainnya yang mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara sehingga asapnya dapat dihirup melalui
mulut .. (C.Zalukhu, 2021)
b. Jenis-jenis
ada dua jenis perokok,aktif dan pasif :
1. perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok dan menghirup asap
tembakau yang dapat berdampak dan mengganggu kesehatan juga
lingkungan.
2. perokok pasif adalah orang yang menghirup asap tembakau oleh yang bukan
perokok,dan asap rokok dikatakan lebih berbahaya untuk perokok pasif
daripada perokok aktif,karena asap yang dihirup mengandung
karbonmonoksida lima kali lebih banyak dan tar, dan nikotin empat kali lebih
banyak. (Parwati, 2018)
Ketika orang yang bukan perokok menghirup asap rokok di area merokok, hal
ini dianggap sebagai perokok pasif. Pertumbuhan penyakit kardiovaskular
dipengaruhi oleh karbon monoksida dalam asap rokok, nikotin, nitrosamin,
logam berat, dan hidrokarbon polisiklik. Penyakit kardiovaskular diketahui
setidaknya sama berisikonya bagi perokok pasif seperti halnya perokok. (Sawu,
2022).
C. PENELITIAN TERKAIT/RELEVAN