Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan macam-macam perlakuan akuntansi atas hasil penjualan bahan baku sisa.

2. Diketahui informasi kos pada PT Gaya Keren sebagai berikut:


Pada bulan Agustus 2023, PT Gaya Keren menerima pesanan untuk membuat set seragam
PNS dari Kementrian Keuangan yang rencananya akan digunakan untuk CPNS baru di
lingkungan Kementrian tersebut. Pesanan sejumlah 30 set. Ketika sudah menyelesaikan 15
set, ternyata ada perubahan spesifikasi bahan kain dari Kementrian tersebut, sehingga
menyebabkan 15 set barang jadi yang sudah selesai tidak bisa dibetulkan sesuai dengan
perubahan spesifikasi. Meskipun demikan, Kementrian tetap mau membeli dengan harga
yang lebih rendah, yaitu Rp 50.000/unit. Ditentukan bahwa harga jual produk akan di mark
up sebesar 40%. Penjualan dilakukan secara kredit. Data detail pesanan adalah sebagai
berikut:
- Bahan baku Rp 4.300.000
- Tenaga Kerja Rp 2.000.000
- Overhead Rp 8.400.000
a. Buatlah jurnal umum atas kerusakan karena perubahan spesifikasi pelanggan tersebut.
b. Buatlah jurnal umum jika kerusakan terjadi akibat kelalaian karyawan.
3. Diketahui informasi pada PT Gaya Keren sebagai berikut;
Produk Jumlah yang diproduksi Alokasi kos bersama Hasil pendapatan
A1 250 unit Rp 875.000.000 Rp 2.625.000.000
A2 300 unit Rp 1.050.000.000 Rp 950.000.000
A3 150 unit Rp 525.000.000 Rp 500.000.000
A4 480 unit Rp 1.680.000.000 Rp 5.040.000.000
A5 350 unit Rp 1.225.000.000 Rp 3.670.500.000
Hitunglah kos alokasi setiap produk perhitungan laba rugi setiap produk. Jika ada kerugian,
apakah menurut anda produk yang rugi tersebut harus dihentikan? Jelaskan alasan anda.

Jawaban:

1. Macam-macam perlakuan akuntansi atas hasil penjualan bahan baku sisa, yaitu:
a. Penghasilan lain-lain. Jurnalnya:
Kas/Piutang Usaha xx
Penghasilan lain-lain xx
b. Pengurang kos produk terjual. Jurnalnya:
Kas/Piutang Usaha xx
Kos Produk Terjual xx
c. Pengurang FOH aktual. Jurnalnya:
Kas/Piutang Usaha xx
FOH Aktual xx
d. Pengurang BDP Job# individu. Jurnalnya:
Kas/Piutang Usaha xx
BDP Job#xx xx

2. Dari soal nomor 2:


a. Jika kerusakan terjadi karena perubahan spesifikasi pelanggan, maka jurnal umum yang
dibuat adalah sebagai berikut:
Jumlah kos = Rp 4.300.000 + Rp 2.000.000 + Rp 8.400.000 = Rp 14.700.000
Jurnalnya:
Barang dalam proses Rp 14.700.000
Bahan baku langsung Rp 4.300.000
Tenaga kerja Rp 2.000.000
Overhead Rp 8.400.000

Sediaan produk rusak Rp 750.000


Kos produk terjual Rp 13.950.000
Barang dalam proses Rp 14.700.000

Piutang usaha Rp 19.530.000


Penjualan Rp 19.530.000

Kas Rp 750.000
Sediaan produk rusak Rp 750.000

b. Jika kerusakan terjadi karena kelalaian karyawan, maka jurnal umum yang dibuat adalah
sebagai berikut:
Total kos produksi per unit: Rp 14.700.000 / 30 = Rp 490.000
Kos produksi produk rusak: Rp 490.000 x 15 = Rp 7.350.000
Produk rusak dapat dijual dengan harga Rp 50.000 x 15 = Rp 750.000

Jurnalnya:
Sediaan produk cacat Rp 750.000
Overhead pabrik aktual Rp 490.000
Kos produk terjual Rp 6.110.000
Barang dalam proses Rp 7.350.000

Piutang usaha Rp 750.000


Pendapatan Penjualan Rp 750.000

3. Dari soal nomor 3:


Produk Jumlah yang Alokasi Kos Hasil Pendapatan Laba Rugi
diproduksi Bersama
A1 250 unit Rp875.000.000 Rp2.625.000.000 Rp 1.750.000.000

A2 300 unit Rp1.050.000.000 Rp950.000.000 -Rp 100.000.000

A3 150 unit Rp525.000.000 Rp500.000.000 -Rp 25.000.000

A4 480 unit Rp1.680.000.000 Rp5.040.000.000 Rp 3.360.000.000

A5 350 unit Rp1.225.000.000 Rp3.670.500.000 Rp 2.445.500.000

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa produk A2 dan A3 mengalami kerugian.

Mengenai apakah produk tersebut harus dihentikan atau tidak, hal ini tergantung pada
berbagai faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan, seperti
tren penjualan, biaya tetap, dan potensi pertumbuhan pasar untuk produk tersebut.
Jika tren penjualan menunjukkan penurunan yang signifikan dan tidak ada tanda-tanda
perbaikan di masa depan, maka mungkin lebih baik untuk menghentikan produksi produk
tersebut.

Namun, jika biaya tetap untuk memproduksi produk tersebut cukup tinggi dan sulit untuk
dialihkan ke produk lain, maka mungkin lebih baik untuk tetap memproduksi produk tersebut
dengan harapan dapat mencapai titik impas di masa depan.

Selain itu, jika ada potensi pertumbuhan pasar yang signifikan untuk produk tersebut, maka
mungkin lebih baik untuk tetap memproduksi produk tersebut dengan harapan dapat
meningkatkan penjualan di masa depan.

Oleh karena itu, keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan produksi suatu produk
harus didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi
kinerja produk tersebut.

Sumber: EKMA4315

Anda mungkin juga menyukai