Anda di halaman 1dari 20

SISTEM DAN TATA CARA

PEMBUKUAN DANA BOS

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN ANGGARAN 2018


SISTEM DAN TATA CARA PEMBUKUAN DANA BOS

 Menjelaskan Prinsip Pembukuan


 Menguraikan Dokumen Sumber Pembukuan
 Menjelaskan Proses dan Tata Cara Pembukuan
 Format Berita Acara Pemeriksanaan Kas
 Format Laporan Realisasi Dana BOS sebagai belanja langsung
 Format Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak

Dasar Hukum Pembukuan


UU nomor 17 tahun 2003 pasal 3 ayat 1 menjelaskan “Keuangan negara dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggungjawabdengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan” . Pengertian Pembukuan
Bendahara yaitu kegiatan pencatatan dalam buku dari identifikasi dokumen sumber dan analisis
transaksi untuk manajerial dan Pertanggungjawaban.
Pasal 35 (2) UU 17/2003 menyebutkan Setiap orang yang diberi tugas menerima,
menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang
negara adalah bendahara yang WAJIB menyampaikan Laporan pertanggungjawaban kpd BPK
dan Pasal 31 (1) PP 8/2006 menjelaskan Bendahara wajib menatausahakan dan menyusun
laporan pertanggungjawa banatas uang yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan anggaran
negara.
Permendikbud nomor 1 tahun 2018 tentang petunjuk teknis bantuan operasional sekolah
pada BAB IV poin A.1 menyatakan dalam pengelolaan BOS, sekolah harus menyusun
pembukuan secara lengkap sesuai standar pengelolaan pendidikan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelola keuangan.

Prinsip Pembukuan Bendahara


Prinsip pembukuan adalah ketentuan yang dipahami sebagai dasar yang digunakan untuk
membukukan suatu transaksi keuangan oleh bendahara pengeluaran. Pembukuan bendahara
pengeluaran menganut prinsip basis kas dan single entry.
Basis kas artinya pencatatan transaksi dilakukan jika kasnya sudah diterima atau
dibayarkan. Single entry artinya pencatatan transaksi dilakukan dengan mencatatnya satu kali.
Transaksi yang mengakibatkan bertambahnya kas dicatat pada sisi debet, dan transaksi yang
berakibat berkurangnya kas dicatat pada sisi kredit.
Pembukuan menganut prinsip basis kas dan single entry. Basis kas artinya pencatatan
transaksi dilakukan jika kasnya sudah diterima atau dibayarkan. Single entry artinya pencatatan
transaksi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Terakhir, prinsip pembukuan bendahara
adalah buku pembantu hanya membukukan transaksi yang dibukukan di BKU. Artinya tidak ada
pembukuan transaksi di buku pembantu tanpa dibukukan di BKU terlebih dahulu.

Sistem Pembukuan Bendahara


Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai serangkaian prosedur untuk mengubah
input menjadi output. Suatu sistem merupakan kesatuan yang terdiri dari input, proses, dan
output. Dalam sistem pembukuan, inputnya adalah dokumen sumber yang sah.
Prosesnya adalah dokumen sumber diinput dalam Buku Kas Umum dan buku-buku
pembantu, outputnya berupa pembukuan dalam BKU dan buku-buku pembantu. Output dari
pembukuan selanjutnya akan digunakan sebagai input penyusunan berita acara pemeriksaan kas
dan rekonsiliasi serta penyusunan laporan keuangan.
Jadi sistem pembukuan bendahara adalah serangkaian prosedur yang dimulai dari input
dokumen sumber, pencatatan dalam buku, dan menghasilkan pembukuan dalam buku kas umum
dan buku-buku pembantu.
Alur pembukuan dana BOS dapat digambarkan pada gambar berikut dibawah dimulai
dari kejadian transaksi sampai pada laporan realisasi BOS.

Bukti transaksi / Pembukuan ke Laporan Realisasi


Transaksi Pembukuan ke BKU
Dokumen Sumber Buku Pembantu BOS

Dokumen Sumber Pembukuan Bendahara


Pembukuan bendahara pengeluaran dilakukan berdasarkan dokumen sumber yang sah.
Dokumen sumber dalam pembukuan bendahara pengeluaran terdiri dari:
1. Cek/bukti penarikan bank
2. Bukti transfer bank
3. Kuitansi/bukti pembayaran/tanda terima uang muka
4. Faktur toko/Nota
5. Faktur pajak dan bukti potong
6. Surat Setoran Pajak & E-Billing pajak
7. Rekening koran.

Contoh kuitansi:
1. Kuitansi pengadaan barang dan jasa
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH ...................................................................................... Kab/Kota ................................
Jl. ............................................................................................................................

KUIT ANSI

Nomor : 004
Kode Rekening : 5.2.2.34.0001.

SUDAH TERIMA DARI : Bendahara BOS

UANG SEJUMLAH : Rp 3,500,000

TERBILANG : Tiga juta lima ratus ribu rupiah

UNTUK PEMBAYARAN : Pembayaran belanja Jasa Perbaikan AC pada bengkel Ucok

Rincian Pengenaan Pajak:


Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Rp 3,181,818
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp 318,182
PPh 23 Rp 63,637

Padang, 6 Februari 2018


Yang menerima,
Pimpinan Bengkel Ucok

Ucok

Setuju Bayar, Lunas Dibayar,


Kepala Sekolah Bendahara BOS

Budi Sudarsono Yanti


NIP. 12345 NIP. 12345
2. Kuitansi honorarium
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH ...................................................................................... Kab/Kota ................................
Jl. ............................................................................................................................

KUIT ANSI

Nomor : 008
Kode Rekening : 5.2.2.34.0001.

SUDAH TERIMA DARI : Bendahara BOS

UANG SEJUMLAH : Rp 1,500,000

TERBILANG : Satu juta lima ratus ribu rupiah

UNTUK PEMBAYARAN : Pembayaran honorarium 1 orang narasumber PNS Gol IV kegiatan pembinaan
lingkungan sekolah

Rincian Pengenaan Pajak:


Jumlah Honorarium Rp 1,500,000
PPh 21 Rp 225,000

Padang, 27 Juni 2018


Yang menerima,

Tity sandri
NIP. 12345678910

Setuju Bayar, Lunas Dibayar,


Kepala Sekolah Bendahara BOS

Budi Sudarsono Yanti


NIP. 12345 NIP. 12345
Proses Pembukuan Bendahara Pengeluaran
Proses pembukuan adalah aktivitas pencatatan dokumen sumber, dimulai dari Buku Kas
Umum, Buku-Buku Pembantu, dan selanjutnya pada Buku Rincian Objek Belanja. BKU adalah
buku induk yang mencatat keluar masuknya uang melalui bendahara. Fungsi BKU adalah untuk
membukukan uang yang dikelola bendahara.
Saldo BKU mencerminkan saldo uang yang berada dalam pengelolaan bendahara. Buku
Pembantu berfungsi menjelaskan pembukuan di BKU. Buku pembantu menjelaskan pembukuan
di BKU dari sisi tempat dan sumber uangnya. Dengan buku-buku pembantu, saldo uang yang
dikelola oleh bendahara dapat dijelaskan di mana keberadaannya dan dari mana sumbernya.
Buku pembantu yang menggambarkan keberadaan kas bendahara pengeluaran terdiri
dari:
1. buku pembantu kas tunai,
2. buku pembantu bank,
3. buku pembantu Pajak,
4. buku pembantu Rincian Objek Belanja.

Format Buku-buku
1. Buku Kas Umum (BKU)
BUKU KAS UMUM (BKU)
Bulan : Januari 2018

Nama Sekolah : ………………………………………………


Desa/Kecamatan : ………………………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………………
Provinsi : ………………………………………………

NO. KODE NO. BUKTI


TANGGAL URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO
BKU REKENING SPJ/KWT
1 2 3 4 5 6 7 8
Saldo Awal -
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH - - -

Saldo BKU Bulan Januari 2018 adalah sebesar Rp. 0


Terdiri dari :
Saldo Tunai : Rp. -
Saldo Bank : Rp. -
Jumlah : Rp. -
Selisih : Rp. -

Mengetahui, ………………………………………………, 31 Januari 2018


Kepala Sekolah Bendahara BOS
………………………………………………

……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
Tata cara pengisian:
1) Isi informasi sekolah pada sheet data awal
2) No. BKU merupakan nomor urut untuk setiap transaksi dari awal s.d akhir tahun
anggaran dimulai dari angka 1 (satu).
3) Tanggal, isi tanggal transaksi sesuai format (dd/mm/yyyy)
4) Kode rekening merupakan kode rekening BOS, terdiri dari:
 Belanja Barang dan Jasa BOS, kode: 5.2.2.34.0001.
 Belanja Modal Peralatan dan Mesin, kode: 5.2.3.90.0002.
 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya, kode: 5.2.3.90.0002.
5) No Bukti diisi berdasarkan nomor kuitansi SPJ
6) Uraian merupakan keterangan belanja
7) Penerimaan, isi jika terdapat transaksi penerimaan atau debet.
8) Pengeluaran, isi jika terdapat transaksi pengeluaran atau kredit.
9) Saldo merupakan penjumlahan saldo awal dengan penerimaan dan dikurangi dengan
pengeluaran.
10) Saldo tunai merupakan saldo akhir periode bersangkutan pada buku pembantu kas tunai
(sudah rumus)
11) Saldo bank merupakan saldo akhir periode bersangkutan pada buku pembantu bank
(sudah rumus)
12) Jika terdapat selisih menandakan Buku Pembantu kas tunai dan bank tidak sama dengan
BKU.

2. Buku Pembantu Kas Tunai

BUKU PEMBANTU KAS TUNAI


Bulan : Januari 2018

Nama Sekolah : ………………………………………………


Desa/Kecamatan : ………………………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………………
Provinsi : ………………………………………………

NO. KODE NO. BUKTI


TANGGAL URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO
BKU REKENING SPJ/KWT
1 2 3 4 5 6 7 8
Saldo Awal -
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH - - -

Mengetahui, ………………………………………………, 31 Januari 2018


Kepala Sekolah Bendahara BOS
………………………………………………

……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
3. Buku Pembantu Bank
BUKU PEMBANTU BANK
Bulan : Januari 2018

Nama Sekolah : ………………………………………………


Desa/Kecamatan : ………………………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………………
Provinsi : ………………………………………………

NO. KODE NO. BUKTI


TANGGAL URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO
BKU REKENING SPJ/KWT
1 2 3 4 5 6 7 8
Saldo Awal -
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH - - -

Mengetahui, ………………………………………………, 31 Januari 2018


Kepala Sekolah Bendahara BOS
………………………………………………

……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………

4. Buku Pembantu Pajak


BUKU PEMBANTU PAJAK
Bulan : Januari 2018

Nama Sekolah : ………………………………………………


Desa/Kecamatan : ………………………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………………
Provinsi : ………………………………………………

NO. KODE NO. BUKTI


TANGGAL URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO
BKU REKENING SPJ/KWT
1 2 3 4 5 6 7 8
Saldo Awal -
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH - - -

Mengetahui, ………………………………………………, 31 Januari 2018


Kepala Sekolah Bendahara BOS
………………………………………………

……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
5. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja
BUKU PEMBANTU RINCIAN OBJEK BELANJA
Bulan : Januari 2018

Nama Sekolah : ………………………………………………


Desa/Kecamatan : ………………………………………………
Kabupaten/Kota : ………………………………………………
Provinsi : ………………………………………………

REALISASI BELANJA SALDO SISA ANGGARAN


NO. NO. BUKTI
TANGGAL URAIAN Barang & Jasa Perltn & Mesin Aset Tetap Lain Barang & Jasa Perltn & Mesin Aset Tetap Lain Barang & Jasa Perltn & Mesin Aset Tetap Lain
BKU SPJ/KWT
(5.2.2.34.0001.) (5.2.3.90.0002.) (5.2.3.90.0003.) (5.2.2.34.0001.) (5.2.3.90.0002.) (5.2.3.90.0003.) (5.2.2.34.0001.) (5.2.3.90.0002.) (5.2.3.90.0003.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Saldo Awal - - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
JUMLAH - - - - - - - - -

Mengetahui, ………………………………………………, 31 Januari 2018


Kepala Sekolah Bendahara BOS
………………………………………………

……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………

Tata Cara Pembukuan Bendahara BOS


Tata cara pembukuan adalah prosedur manual bagaimana suatu transaksi harus
dibukukan. Tata cara pembukuan dimulai dengan identifikasi dokumen sumber. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa dokumen sumber tersebut memang harus dibukukan.
Setelah diidentifikasi, selanjutnya dokumen sumber dibubuhi Nomor Bukti Pembukuan.
Nomor bukti berfungsi sebagai identitas dokumen sumber bagi pembukuan bendahara
pada BKU dan buku pembantu. Nomor bukti dibuat secara kronologis berdasarkan urutan
pembukuan dokumen sumber di BKU dan bersifat unik untuk satu tahun anggaran.
Setelah diberikan nomor bukti, langkah selanjutnya adalah menganalisis transaksi, yaitu
menentukan harus dibukukan di buku mana saja dokumen sumber tersebut dan di sisi apa.
Analisis dilakukan berdasarkan prinsip pembukuan. Analisis dimulai dari BKU, kemudian buku-
buku pembantu. Berdasarkan prinsip pembukuan, maka pembukuan di BKU dapat dianalisis
sebagai berikut:
1. Di Debet jika menambah saldo BKU.
2. Di Kredit jika mengurangi saldo BKU.

Sebagai contoh, transaksi pencairan dana BOS pengaruhnya menambah saldo bank
sehingga dibukukan Debet di buku pembantu bank. Karena tidak mempengaruhi saldo kas tunai
maka tidak perlu dibukukan di buku pembantu kas tunai. Demikian pula sebaliknya, pembayaran
secara tunai hanya akan dicatat di buku pembantu kas tunai karena hanya mempengaruhi saldo
kas tunai dan tidak perlu dicatat di buku pembantu bank karena tidak mempengaruhi saldo bank.
Jadi dalam buku pembantu hanya transaksi yang mempengaruhi buku tersebut saja yang
dibukukan.
Jenis transaksi Dana BOS yang akan di bukukan dapat diringkas pada tabel berikut
dibawah:
JENIS TRANSAKSI DANA BOS

No. Jenis Transaksi BKU BP. BANK BP. Kas Tunai BP. Pajak BP. ROB Uraian
1 Terima Transfer dana BOS V V Penerimaan
2 Pengambilan ke Bank V V Pengeluaran
3 Penerimaan kas dari Bank V V Penerimaan
4 Pembayaran Belanja dana BOS V V V Pengeluaran
5 Pungut Pajak PPN V V V Penerimaan
6 Setor Pajak PPN V V V Pengeluaran
7 Pungut Pajak PPh 22 V V V Penerimaan
8 Setor Pajak PPh 22 V V V Pengeluaran
9 Pungut Pajak PPh 23 V V V Penerimaan
10 Setor Pajak PPh 23 V V V Pengeluaran
11 Pungut Pajak PPh 21 V V V Penerimaan
12 Setor Pajak PPh 21 V V V Pengeluaran

Format Berita Acara Pemeriksaan Kas


Berita acara pemeriksaan kas dibuat satu bulan sekali setelah BKU dan buku pembantu
tutup buku akhir bulan. Format BAP kas dapat dilihat pada gambar berikut dibawah:
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS

Pada hari ini …………. tanggal ……. Bulan ………………. Tahun 2018, yang bertanda tangan dibawah ini,
kami Kepala Sekolah yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan No. ……………….………….
Tanggal…………………..

Nama : ……………………………….
NIP : ……………………………….
Jabatan : Kepala Sekolah

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 kami
melakukan pemeriksaan kepada :

Nama : ……………………………….
NIP : ……………………………….
Jabatan : Bendahara BOS

Yang berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor : ....................................... ditugaskan untuk


mengurus Dana BOS.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Kas serta bukti-bukti yang berada dalam pengurusan itu, kami
menemui kenyataan sebagai berikut :

Jumlah uang yang dihitung dihadapan Bendahara / Pemegang uang tersebut adalah

a. Uang Kertas Rp -
b. Uang Logam Rp -
d. Saldo Bank Rp -
e. Surat barang berharga, dll Rp -
Jumlah Rp -

Saldo uang menurut Buku Kas Umum (BKU) adalah Rp -

Perbedaan positif antara saldo Kas dan Saldo Buku Rp -

…………………..,…………………………..
Yang diperiksa Yang Memeriksa
Bendahara BOS Kepala Sekolah …………………..

…………………………………. ………………………………….
NIP. ………………………… NIP. …………………………
Format Laporan Realisasi Dana BOS
Sesuai dengan SE Mendagri nomor 903/1043/SJ bahwa bendahara BOS juga diwajibkan
membuat format laporan realisasi dana BOS sekolah satuan pendidikan menengah negeri dan
satuan pendidikan khusus negeri.
Contoh format sebagai berikut:

LAPORAN REALISASI DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH SATUAN PENDIDIKAN NEGERI


(ISI NAMA SEKOLAH)
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Bersama ini kami laporkan realisasi atas penerimaan dan pengeluaran Dana BOS untuk semester 1 (satu) sebagai berikut:

Realisasi s/d Jumlah Realisasi


Realisasi
Uraian Anggaran Triwulan lalu s/d Triwulan ini Selisih (Rp.)
Triwulan ini (Rp.)
(Rp.) (Rp.)
1 2 3 4 5 6
Penerimaan …..*) - -
- -
Jumlah - - - - -
Pengeluaran …..**)
a) Belanja Pegawai - -
b) Belanja Barang dan Jasa - -
c) Belanja Modal :
1) Belanja Modal Peralatan Mesin - -
2) Belanja Modal Aset Tetap Lainnya - -
Jumlah - - - - -

Demikian laporan realisasi ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………………., (tanggal)………………………….
Kepala Sekolah (isi nama sekolah)

……………………………………………………….
NIP. ………………………………………………

Tata cara pengisian:


1. Dibuat setiap triwulan
2. Isi nama sekolah, semester laporan, tempat tanggal, nama kepala sekolah dan NIP.
3. *) diisi berdasarkan alokasi dana BOS sesuai SK Gubernur
4. **) diisi berdasarkan alokasi belanja yang tercantum dalam RKAS
Format Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak
Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak (SPTJM) dibuat setiap semester dengan contoh
format sebagai berikut dibawah:
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
Nomor :

1. Nama Sekolah : …………………………………….


2. Kode Organisasi : …………………………………….
3. Nomor/Tanggal DPA-SKPD : …………………………………….
4. Kegiatan Dana BOS : …………………………………….

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa bertanggung jawab secara
formal dan material atas kebenaran realisasi penerimaan dan pengeluaran dana BOS serta
kebenaran perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas penggunaan Dana BOS pada
semester .............. tahun anggaran 2018 dengan rincian sebagai berikut :

A. Penerimaan Dana BOS


1. Triwulan I Rp. -
2. Triwulan II Rp. -
3. Triwulan III Rp. -
4. Triwulan IV Rp. -
Jumlah Rp. -

B. Pengeluaran Dana BOS


1. Belanja Barang dan Jasa Rp. -
2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp. -
3. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Rp. -
Jumlah Rp. -

C. Sisa Dana BOS (A-B) Rp. -


Terdiri atas:
1. Sisa Kas Tunai Rp. -
2. Sisa di Bank Rp. -

Bukti-bukti atas belanja tersebut pada huruf B disimpan pada Sekolah untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan sesuai peraturan perundang-undangan.
Apabila bukti-bukti tersebut tidak benar yang mengakibatkan kerugian daerah, saya
bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian daerah dimaksud sesuai kewenangan saya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

……………………., (tanggal)………………………….
Kepala Sekolah (isi nama sekolah)

……………………………………………………….
NIP. ………………………………………………
PERPAJAKAN
Ketentuan Umum
 Bukti penyetoran pajak adalah Surat Setoran Pajak (SSP) Elektronik yang dikenal dengan
istilah E-Billing
 Bukti pembayaran pajak adalah faktur pembayaran pajak
 Penyetoran Pungutan/potongan pajak dikonfirmasi dahulu kepada Bendahara Pengeluaran
atau Petugas Verifikasi sebelum disetorkan ke Bank

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21


Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah cara pelunasan pajak dalam tahun
berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. Bendahara
pemerintah yang membayar gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan pembayaran lainnya dengan
nama apapun sehubungan dengan pekerjaan/jasa/kegiatan wajib melakukan pemotongan PPh
Pasal 21.
Pengertian pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya
sehubungan dengan pekerjaan adalah pembayaran gaji, upah,honorarium, tunjangan, dan
pembayaran sejenis lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh
bendahara pemerintah kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai honorer, anggota TNI atau
POLRI, pejabat negara, atau Pegawai Tidak Tetap.
Pengertian pembayaran upah atau imbalan jasa dan pembayaran dengan nama apapun
sehubungan dengan jasa adalah pembayaran upah atau imbalan jasa atau pembayaran atas jasa
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh bendahara pemerintah kepada pihak
pemberi jasa, termasuk narasumber atau orang yang memberikan jasa pelatihan.
Sedangkan yang dimaksud dengan pembayaran lainnya dengan nama apapun sehubungan
dengan kegiatan adalah pembayaran berupa uang saku, uang representasi, uang rapat,
honorarium atau imbalan sejenis, dengan nama dan dalam bentuk apapun kepada peserta suatu
kegiatan (rapat, sidang, seminar, lokakarya/workshop, pendidikan, pertunjukan, atau perlombaan
Tarif PPh 21:
1. Tarif PPh atas penghasilan yang dikenai PPh yang tidak bersifat final, sesuai dengan
Pasal 17 UU PPh adalah sebagai berikut:

2. Tarif PPh atas penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final berupa honorarium atau
imbalan tidak tetap dan teratur lainnya yang menjadi beban APBN atau APBD dan
dibayarkan kepada PNS (termasuk CPNS) adalah sebagai berikut:
a. sebesar 0% (nol persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS
Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat
Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
b. sebesar 5% (persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS
Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira
Pertama, dan pensiunannya;
c. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain
bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI
Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.

Tarif Pemotongan PPh untuk Penerima Penghasilan yang Tidak Memiliki NPWP Dalam
hal penerima penghasilan tidak memiliki NPWP, bendahara pemerintah melakukan pemotongan
PPh Pasal 21 dengan tarif 20% (dua puluh persen) lebih tinggi.

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22


Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) tidak dipungut PPh pasal 22 berdasarkan PMK Nomor
154/PMK.03/2010 tgl 31 Agustus 2010.
Pajak Penghasilan (PPh) pasal 23
Yaitu Pajak atas hadiah/penghargaan, deviden, bunga, royalti, dan atas sewa dan jasa
lainnya.
Tarif Efektif PPh pasal 23 untuk:
• Tarif pajak Hadiah & Penghargaan, Deviden, Bunga, dan Royalti adalah 15%
• Tarif pajak Jasa Konsultasi, jasa publikasi, Catering, Cleaning Service, Sewa Angkutan
Darat, Jasa biro perjalanan/agen, jasa penyelidikan, jasa kurir, jasa Freight Forwarding,
Jasa pengepakan, jasa Maklon, Jasa Konstruksi, Pembasmian Hama, dan service
computer, kendaraan, penggandaan, cetak ) adalah 2%

Apabila Wajib Pajak tidak memiliki NPWP maka dikenakan tarif lebih tinggi 100%
(seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap rekanan yang dapat menunjukkan
NPWP

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 4 ayat 2


Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) adalah cara
pelunasan pajak dalam tahun berjalan antara lain melalui pemotongan atau pemungutan pajak
yang bersifat final atas penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

1. Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (Penjualan Tanah dan/atau Bangunan)
PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut sebesar 5% dari penghasilan bruto
Misal : Dinas XYZ melakukan pembebasan tanah senilai Rp 200.000.000,00 dalam rangka
pembangunan kantor baru.
PPh Pasal 4 ayat (2) = 5% x 200.000.000 = Rp 10.000.000,00
2. Persewaan tanah dan/atau Bangunan
PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut sebesar 10% dari biaya sewa diluar PPN
Misal : Dinas XYZ menyewa gedung dalam rangka seminar perpajakan senilai Rp
3.300.000,00
Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 x 3.300.000 = 3.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2) = 10% x 3.000.000 = Rp 300.000
3. Tarif Pajak Penghasilan untuk usaha Jasa Konstruksi (di luar PPN) adalah sebagai berikut
 2% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki
kualifikasi usaha kecil;
 4% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak
memiliki kualifikasi usaha;
 3% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia
Jasa sebagaiman disebutkan dalam angka 1 dan 2;
 4% untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha; dan
 6% untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha.

Pajak Pertambahan Nilai (PPn)


Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN merupakan pelunasan pajak yang
dikenakan atas setiap transaksi pembelian barang atau perolehan jasa dari pihak ketiga.

Tarif adalah 10% dari harga perolehan

Pembayaran yang tidak dipungut PPN:


• Pembayaran yg jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,- (termasuk PPN) dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
• Pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama
• Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan dan sejenisnya
(telah masuk dalam pajak daerah)
• Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan
• Jasa di bidang perhotelan meliputi jasa persewaan kamar termasuk fasilitas yang terkait
dan jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan dihotel, penginapan,
motel, losmen dan hostel;
 Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air;
• Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara
umum;
• Jasa catering
• Barang-barang kebutuhan pokok dan barang hasil pertanian
• Makanan ternak, unggas dan ikan
• Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko
• Pembelian barang hasil pertambangan yang diambil langsung dari sumbernya
• Bibit dan atau benih pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan
• Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik seperti jasa rumah sakit, rumah bersalin,
klinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium;
• Jasa di bidang pelayanan sosial;
• Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan hak opsi;
• Jasa di bidang keagamaan;
• Jasa di bidang pendidikan;
• Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan;
• Jasa di bidang tenaga kerja;

PENGISIAN E-Billing

JENIS PAJAK NPWP


PPh Pasal 22 dan PPN REKANAN
PPh Pasal 21 BENDAHARA
PPh Pasal 23 BENDAHARA
PPh Final Pasal 4 ayat 2 BENDAHARA

KODE AKUN KODE JENIS


JENIS PAJAK
PAJAK SETORAN
PPh Pasal 21 (Gaji PNS dan Honor Non-PNS) 411121 100
PPh Pasal 21 Final (Honor PNS) 411121 402
PPh Pasal 22 (Barang) 411122 900
PPh Pasal 23 (Jasa) 411124 104
PPh Final Pasal 4 ayat 2 (Sewa Tanah/ bangunan) 411128 403
PPh Final Pasal 4 ayat 2 (Jasa Konstruksi) 411128 409
PPN (Barang dan Jasa) 411211 900
Materai
• Bea Materai adalah Pajak atas dokumen.
• Dokumen yg memuat jumlah uang atau dokumen kontrak /perjanjian
Materai diberlakukan terhadap SPJ belanja pembelian/pengadaan barang dan jasa dengan
ketentuan:
 Belanja sampai dengan Rp. 250.000,- tidak dikenakan materai
 Meterai Rp. 3.000,- untuk belanja lebih dari Rp. 250.000,- s.d. Rp. 1.000.000,-
 Meterai Rp.6.000,- untuk belanja senilai lebih dari Rp.1.000.000,-
Materai Rp.6.000,- untuk dokumen kontrak/perjanjian.

SIMULASI PAJAK
Contoh Penghitungan PPN dan PPh:

1. Bendahara BOS membayar pembelian ATK sebesar Rp. 2.200.000,-

Jawab:
Dalam anggaran belanja Rp. 3.300.000,- sudah termasuk PPN didalamnya sehingga dihitung
terlebih dahulu dasar pengenaan pajaknya (DPP).
DPP = 100/110 x Rp. 3.300.000,-
= Rp. 3.000.000,-
PPn = 10% x DPP
= 10% x Rp. 3.000.000,-
= Rp. 300.000,-

2. Bendahara BOS membayarkan jasa service kendaraan sebesar Rp.1.200.000,-


Jawab:
DPP = 100/110 x Rp. 1.200.000,-
= Rp. 1.090.909,-
PPn = 10% x Rp. 1.090.909,-
= Rp. 109.091,-
PPh.23 = 2% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
= 2% x Rp. 1.090.909,-
= Rp. 21.818,-

(Jika Rekanan tidak punya NPWP, tarif PPh 23 100% lebih tinggi yaitu menjadi sebesar 4%)
PPh.23 = 4% X Rp. 1.090.909,-
= Rp. 43.636,-
3. Bendahara BOS membayarkan pembelian buku pelajaran sebesar Rp. 2.100.000,-

Jawab:
Tidak dikenai pajak

4. Bendahara BOS membayarkan sewa ruang pertemuan sebesar Rp.1.600.000,-


Jawab:

DPP = 100/110 x Rp. 1.600.000,-


= Rp. 1.454.545,-
PPn = 10% x DPP
= 10% x Rp. 1.454.545,-
= Rp. 145.455,-
PPh. Ps 4(2) = 10% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
= 10% x Rp. 1.454.545,-
= Rp. 145.455,-

Anda mungkin juga menyukai