Sistem Dan Tata Cara Pembukuan Bos
Sistem Dan Tata Cara Pembukuan Bos
Contoh kuitansi:
1. Kuitansi pengadaan barang dan jasa
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH ...................................................................................... Kab/Kota ................................
Jl. ............................................................................................................................
KUIT ANSI
Nomor : 004
Kode Rekening : 5.2.2.34.0001.
Ucok
KUIT ANSI
Nomor : 008
Kode Rekening : 5.2.2.34.0001.
UNTUK PEMBAYARAN : Pembayaran honorarium 1 orang narasumber PNS Gol IV kegiatan pembinaan
lingkungan sekolah
Tity sandri
NIP. 12345678910
Format Buku-buku
1. Buku Kas Umum (BKU)
BUKU KAS UMUM (BKU)
Bulan : Januari 2018
……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
Tata cara pengisian:
1) Isi informasi sekolah pada sheet data awal
2) No. BKU merupakan nomor urut untuk setiap transaksi dari awal s.d akhir tahun
anggaran dimulai dari angka 1 (satu).
3) Tanggal, isi tanggal transaksi sesuai format (dd/mm/yyyy)
4) Kode rekening merupakan kode rekening BOS, terdiri dari:
Belanja Barang dan Jasa BOS, kode: 5.2.2.34.0001.
Belanja Modal Peralatan dan Mesin, kode: 5.2.3.90.0002.
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya, kode: 5.2.3.90.0002.
5) No Bukti diisi berdasarkan nomor kuitansi SPJ
6) Uraian merupakan keterangan belanja
7) Penerimaan, isi jika terdapat transaksi penerimaan atau debet.
8) Pengeluaran, isi jika terdapat transaksi pengeluaran atau kredit.
9) Saldo merupakan penjumlahan saldo awal dengan penerimaan dan dikurangi dengan
pengeluaran.
10) Saldo tunai merupakan saldo akhir periode bersangkutan pada buku pembantu kas tunai
(sudah rumus)
11) Saldo bank merupakan saldo akhir periode bersangkutan pada buku pembantu bank
(sudah rumus)
12) Jika terdapat selisih menandakan Buku Pembantu kas tunai dan bank tidak sama dengan
BKU.
……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
3. Buku Pembantu Bank
BUKU PEMBANTU BANK
Bulan : Januari 2018
……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
5. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja
BUKU PEMBANTU RINCIAN OBJEK BELANJA
Bulan : Januari 2018
……………………………………………… ………………………………………………
NIP. …………………………………… NIP. ……………………………………
Sebagai contoh, transaksi pencairan dana BOS pengaruhnya menambah saldo bank
sehingga dibukukan Debet di buku pembantu bank. Karena tidak mempengaruhi saldo kas tunai
maka tidak perlu dibukukan di buku pembantu kas tunai. Demikian pula sebaliknya, pembayaran
secara tunai hanya akan dicatat di buku pembantu kas tunai karena hanya mempengaruhi saldo
kas tunai dan tidak perlu dicatat di buku pembantu bank karena tidak mempengaruhi saldo bank.
Jadi dalam buku pembantu hanya transaksi yang mempengaruhi buku tersebut saja yang
dibukukan.
Jenis transaksi Dana BOS yang akan di bukukan dapat diringkas pada tabel berikut
dibawah:
JENIS TRANSAKSI DANA BOS
No. Jenis Transaksi BKU BP. BANK BP. Kas Tunai BP. Pajak BP. ROB Uraian
1 Terima Transfer dana BOS V V Penerimaan
2 Pengambilan ke Bank V V Pengeluaran
3 Penerimaan kas dari Bank V V Penerimaan
4 Pembayaran Belanja dana BOS V V V Pengeluaran
5 Pungut Pajak PPN V V V Penerimaan
6 Setor Pajak PPN V V V Pengeluaran
7 Pungut Pajak PPh 22 V V V Penerimaan
8 Setor Pajak PPh 22 V V V Pengeluaran
9 Pungut Pajak PPh 23 V V V Penerimaan
10 Setor Pajak PPh 23 V V V Pengeluaran
11 Pungut Pajak PPh 21 V V V Penerimaan
12 Setor Pajak PPh 21 V V V Pengeluaran
Pada hari ini …………. tanggal ……. Bulan ………………. Tahun 2018, yang bertanda tangan dibawah ini,
kami Kepala Sekolah yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan No. ……………….………….
Tanggal…………………..
Nama : ……………………………….
NIP : ……………………………….
Jabatan : Kepala Sekolah
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 kami
melakukan pemeriksaan kepada :
Nama : ……………………………….
NIP : ……………………………….
Jabatan : Bendahara BOS
Jumlah uang yang dihitung dihadapan Bendahara / Pemegang uang tersebut adalah
a. Uang Kertas Rp -
b. Uang Logam Rp -
d. Saldo Bank Rp -
e. Surat barang berharga, dll Rp -
Jumlah Rp -
…………………..,…………………………..
Yang diperiksa Yang Memeriksa
Bendahara BOS Kepala Sekolah …………………..
…………………………………. ………………………………….
NIP. ………………………… NIP. …………………………
Format Laporan Realisasi Dana BOS
Sesuai dengan SE Mendagri nomor 903/1043/SJ bahwa bendahara BOS juga diwajibkan
membuat format laporan realisasi dana BOS sekolah satuan pendidikan menengah negeri dan
satuan pendidikan khusus negeri.
Contoh format sebagai berikut:
Bersama ini kami laporkan realisasi atas penerimaan dan pengeluaran Dana BOS untuk semester 1 (satu) sebagai berikut:
……………………., (tanggal)………………………….
Kepala Sekolah (isi nama sekolah)
……………………………………………………….
NIP. ………………………………………………
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa bertanggung jawab secara
formal dan material atas kebenaran realisasi penerimaan dan pengeluaran dana BOS serta
kebenaran perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas penggunaan Dana BOS pada
semester .............. tahun anggaran 2018 dengan rincian sebagai berikut :
Bukti-bukti atas belanja tersebut pada huruf B disimpan pada Sekolah untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan sesuai peraturan perundang-undangan.
Apabila bukti-bukti tersebut tidak benar yang mengakibatkan kerugian daerah, saya
bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian daerah dimaksud sesuai kewenangan saya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
……………………., (tanggal)………………………….
Kepala Sekolah (isi nama sekolah)
……………………………………………………….
NIP. ………………………………………………
PERPAJAKAN
Ketentuan Umum
Bukti penyetoran pajak adalah Surat Setoran Pajak (SSP) Elektronik yang dikenal dengan
istilah E-Billing
Bukti pembayaran pajak adalah faktur pembayaran pajak
Penyetoran Pungutan/potongan pajak dikonfirmasi dahulu kepada Bendahara Pengeluaran
atau Petugas Verifikasi sebelum disetorkan ke Bank
2. Tarif PPh atas penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final berupa honorarium atau
imbalan tidak tetap dan teratur lainnya yang menjadi beban APBN atau APBD dan
dibayarkan kepada PNS (termasuk CPNS) adalah sebagai berikut:
a. sebesar 0% (nol persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS
Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat
Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
b. sebesar 5% (persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS
Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira
Pertama, dan pensiunannya;
c. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain
bagi Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI
Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.
Tarif Pemotongan PPh untuk Penerima Penghasilan yang Tidak Memiliki NPWP Dalam
hal penerima penghasilan tidak memiliki NPWP, bendahara pemerintah melakukan pemotongan
PPh Pasal 21 dengan tarif 20% (dua puluh persen) lebih tinggi.
Apabila Wajib Pajak tidak memiliki NPWP maka dikenakan tarif lebih tinggi 100%
(seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap rekanan yang dapat menunjukkan
NPWP
1. Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (Penjualan Tanah dan/atau Bangunan)
PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut sebesar 5% dari penghasilan bruto
Misal : Dinas XYZ melakukan pembebasan tanah senilai Rp 200.000.000,00 dalam rangka
pembangunan kantor baru.
PPh Pasal 4 ayat (2) = 5% x 200.000.000 = Rp 10.000.000,00
2. Persewaan tanah dan/atau Bangunan
PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dipungut sebesar 10% dari biaya sewa diluar PPN
Misal : Dinas XYZ menyewa gedung dalam rangka seminar perpajakan senilai Rp
3.300.000,00
Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 x 3.300.000 = 3.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2) = 10% x 3.000.000 = Rp 300.000
3. Tarif Pajak Penghasilan untuk usaha Jasa Konstruksi (di luar PPN) adalah sebagai berikut
2% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki
kualifikasi usaha kecil;
4% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak
memiliki kualifikasi usaha;
3% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa selain Penyedia
Jasa sebagaiman disebutkan dalam angka 1 dan 2;
4% untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha; dan
6% untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha.
PENGISIAN E-Billing
SIMULASI PAJAK
Contoh Penghitungan PPN dan PPh:
Jawab:
Dalam anggaran belanja Rp. 3.300.000,- sudah termasuk PPN didalamnya sehingga dihitung
terlebih dahulu dasar pengenaan pajaknya (DPP).
DPP = 100/110 x Rp. 3.300.000,-
= Rp. 3.000.000,-
PPn = 10% x DPP
= 10% x Rp. 3.000.000,-
= Rp. 300.000,-
(Jika Rekanan tidak punya NPWP, tarif PPh 23 100% lebih tinggi yaitu menjadi sebesar 4%)
PPh.23 = 4% X Rp. 1.090.909,-
= Rp. 43.636,-
3. Bendahara BOS membayarkan pembelian buku pelajaran sebesar Rp. 2.100.000,-
Jawab:
Tidak dikenai pajak