Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI,


KOMPETENSI PENGGUNA DAN PERCEIVED
USEFULNESS TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
(STUDI PADA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA UTARA)

OLEH

MAYTRY RAJAGUKGUK
200522008
KEULANA ERWIN

PROGRAM STUDI S1
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan sistem informasi yang sangat pesat saat ini,

banyaknya fasilitas yang timbul sehingga keterlibatan teknologi dalam

mengembangkan sistem informasi yang sangat menunjang kinerja perusahaan.

Suatu sistem yang sukses diimplementasikan yaitu sistem yang mempunyai

kinerja yang baik, yang berarti bahwa sistem tersebut mempunyai kemampuan

hadware dan software untuk mendukung sistem dan kemudahan dalam

pemakaiannya. Penggunaan sistem informasi saat ini berbasis komputer yang

sangat terkoordinasi dan terintegritas merupakan kebutuhan mutlak bagi

perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi akurat yang dapat diandalkan

dalam proses pengambilan keputusan.

Teknologi informasi telah menjadi bagian dari proses akuntansi selama

bertahun-tahun. Karena teknologi informasi dapat membantu menghemat waktu

dan biaya. Alasan lainnya termasuk peningkatan efektivitas, pencapaian hasil atau

output di dalam laporan keuangan dengan benar serta perlindungan aset bagi

perusahaan. Ada tiga jenis faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna

terhadap suatu sistem antara lain kualitas sistem informasi, kompetensi pengguna

dan persepsi kemanfaatan. Untuk mendapatkan sistem aplikasi yang baik,

perusahaan harus menggunakan sistem aplikasi dari vendor atau penyedia jasa

yang berkompeten dalam membuat jenis sistem aplikasi yang dibutuhkan

perusahaan.

1
2

Akuntansi adalah kerangka kerja dari suatu informasi yang dapat

membantu organisasi maupun perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk

menetapkan aset secara efisien sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat

dicapai. Ada beberapa manfaat dari sistem informasi akuntansi yang

terkomputerisasi antara lain: meningkatkan ketepatan waktu dalam menyajikan

informasi akuntansi, meningkatkan akurasi pencatatan transaksi, pengolahan data

dan penyajian informasi menjadi lebih cepat, dan pelaporan untuk pihak eksternal

menjadi lebih baik dan kredibel (Ghasemi et al, 2011).

Sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang menggunakan

peningkatan perkembangan dari inovasi teknologi komputer. Sehingga

penanganan pengolahan informasi atau data dapat dilakukan lebih cepat dan tepat

merupakan dampak dari peningkatan perkembangan teknologi komputer.

Sedangkan pada sistem kerja manual, penangan pengolahan informasi atau data

akan menjadi lebih lama, mahal karena menggunakan tenaga dan biaya yang akan

dibutuhkan.

Santoso (2009) menyatakan kepuasan pengguna sistem informasi

akuntansi juga dibentuk dari kualitas informasi yang disampaikan. Tanpa data

yang berkualitas, tentunya akan menimbulkan kesalahan serta ketidakakuratan

data yang berupa informasi dalam menggambarkan dari kinerja keuangan

perusahaan. Kepuasan menunjuk kepada suatu keadaan dimana pengguna merasa

puas setelah menggunakan sistem tersebut karena kemudahan yang dimiliki oleh

sistem.
3

Dinas Pendidikan untuk wilayah Kota Medan Sumatera Utara merupakan

instansi pemerintah yang bertanggungjawab tentang semua hal yang berkaitan

dengan pendidikan diwilayahnya. Sistem informasi akuntansi Dinas Pendidikan

Provinsi Sumatera Utara menggunakan sistem secara online untuk melaksanakan

tugas maupun urusan pemerintahan Kota Medan dibidang pendidikan berdasarkan

azas otonomi dan tugas pembantuan, serta melaksanakan tugas lainnya yang

berkaitan dengan pendidikan yang diberikan oleh Walikota maupun Bupati sesuai

dengan bidang tugasnya.

Sistem informasi akuntansi yang digunakan Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatera Utara yaitu Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). SIMDA

yang merupakan aplikasi program yang terintegrasi dan dapat membantu

penyelenggara pemerintahan suatu daerah yang dapat digunakan disemua tingkat

provinsi sampai tingkat kabupaten. Tujuan dari aplikasi SIMDA sendiri adalah

menyediakan database mengenai kondisi di suatu daerah yang terpadu baik dari

aspek keuangan, asset daerah, kinerja daerah, kepegawaian maupun pelayanan

publik yang dapat digunakan sebagai penilaian kinerja pada instansi pemerintah

daerah yang menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat, dan akurat kepada

manajemen pemerintah daerah.

Dalam hal ini penggunaan dalam menggunakan aplikasi SIMDA seperti

halnya pada instansi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menggunakan

SIMDA pada sistem keuangan. Setelah melakukan obeservasi dengan Kasubbag

keuangan Pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara tak jarang mengalami

hambatan dalam proses sistem informasi akuntansi, yaitu hambatan pada jaringan.
4

Hal itu terjadi karena sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menggunakan sistem informasi secara online

dimana bahwa semua sistem yang ada tersebut adalah terpusat ke ke Badan

Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD).

Sehingga fenomena yang terjadi dimana pegawai menunjukkan bahwa

sistem informasi akuntansi tidak hanya karena lambatnya sistem beroperasi

namun juga terjadi kesalahan penginputan data, minimnya pengetahuan pengguna,

minimnya pengalaman pengguna, juga hal tersebut bisa menghambatnya sistem

informasi akuntansi. Selain itu ada terdapat beberapa keluhan mengenai seringnya

server down dari sistem aplikasi SIMDA tersebut.

Penelitian mengenai kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi telah

banyak dilakukan tetapi masih banyak yang terdapat ketidaksamaan pada hasil

penelitian yang telah digunakan. Anastasya dan Rohma (2016) dalam

penelitiannya menemukan bahwa kualitas sistem informasi berpengaruh positif

terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Namun lain halnya

dengan hasil penelitian Zai dan Dewi (2014) menunjukkan tidak berpengaruh

terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.

Nurhayati dan Mulyani (2015) menemukan bahwa kompetensi pengguna

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.

Namun Dalimunthe dan Napitupulu (2015) menemukan hasil bahwa kompetensi

pengguna tidak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi

akuntansi. Hasil penelitian persepsi kemanfaatanterhadap kepuasan pengguna


5

sistem yang dilakukan oleh Rukmiyati dan Budiartha (2016) menyatakan

berpengaruh positif. Namun Amalia dan Pratomo (2016) menemukan bahwa

persepsi kemanfaatan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

pengguna sistem informasi akuntansi.

Dari beberapa hasil penelitian yang mempengaruhi kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu

dan terdapat adanya perbedaan hasil. Perbedaan hasil penelitian dapat dilihat

dalam Tabel Research Gap dibawah ini :

Table 1.1
Research Gap
Variabel Variabel
Penelitian Hasil
Dependen Independen
Dona Elsafira Anastasya dan Abdul
Kualitas Berpengaruh Positif
Rohman (2021)
Sistem
Informasi
Zai dan Dewi (2014) Tidak Berpengaruh
Kepuasan
Pengguna
Nurhayati dan Mulyani (2015) Berpengaruh Positif
Sistem Kompetensi
Informasi Pengguna
Dalimunthe dan Napitupulu (2015) Tidak Berpengaruh
Akuntansi
Rukmiyati dan Budiartha (2016) Berpengaruh Positif
Persepsi
Kemanfaatan
Amalia dan Pratomo (2016) Tidak Berpengaruh

Berdasarkan hasil pemaparan yang diuraikan diatas mengenai pentingnya

kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi serta adanya ketidakkonsistenan

dari hasil sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul dalam

penelitian ini yaitu : “Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Kompetensi

Pengguna dan Perceived Usefulness Terhadap Kepuasan Pengguna Sistem


6

Informasi Akuntansi (Studi Pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Utara)”.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi?

2. Apakah kompetensi pengguna berpengaruh terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi?

3. Apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi?

4. Apakah kualitas sistem informasi, kompetensi pengguna dan perceived

usefulness berpengaruh terhadap kepuasan pengguna sistem informasi

akuntansi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan apakah kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap

kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.

2. Untuk membuktikan apakah kompetensi pengguna berpengaruh terhadap

kepuasan pengguna sistem informasi akunntansi.

3. Untuk membuktikan apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap

kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.


7

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat kepada

beberapa pihak, yaitu :

1. Bagi Instansi

Sebagai masukan dan saran yang bisa dipertimbangkan instansi untuk

mengambil keputusan. Tujuannya agar instansi dapat meningkatkan

kinerjanya.

2. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa

referensi ilmiah dalam penelitian selanjutnya, melatih pemahaman dalam

berpikir ilmiah dan mengasah kemampuan berpikir secara sistematis

berdasarkan ilmu, wawasan serta pengalaman yang diperoleh.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM)

Model ini memberikan dasar teoritis untuk menentukan faktor-

faktor yang menjelaskan penggunaan perangkat lunak dan

menghubungkannya dengan penggunaan kinerja. Konsep penelitian ini

adalah Technology Acceptance Model (TAM).

Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh

Davis (1989) dalam Pratama (2019) menjelaskan penerimaan teknologi

yang akan digunakan oleh pengguna teknologi. Teori ini di adopsi dari

beberapa model yang dibangun untuk menganalisa dan memahami faktor-

faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknolgi baru,

diantaranya yang tercatat dalam berbagai literatur dan referensi hasil riset

di bidang teknologi informasi adalah Theory of Reasoned action (TRA)

dan Theory of Planned Behaviour (TPB). Technology Acceptance Model

(TAM) mengajukan dua konstruk teoritis, yaitu persepsi manfaat

(percieved usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (percieved

ease of use) sebagai penentu fundamental penerimaan pengguna dari suatu

sistem informasi. Persepsi manfaat dan persepsi kemudahan keduanya

memiliki pengaruh ke minat berperilaku (behavior intention).

Tujuan TAM adalah untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari

perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. TAM

dirancang untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara mengidentifikasi

8
9

beberapa variabel dasar yang disarankan pada penelitian sebelumnya yang

setuju dengan faktor-faktor yang mempengaruhi secara kognitif dan afektif

pada penerimaan teknologi dan menggunakan Theory of Reasoned action

(TRA) sebagai dasar teorikal untuk menentukan model hubungan variable

penelitian.

2.1.2 Model Dasar Kesuksesan Sistem Informasi

Menurut DeLone dan McLean (1992), pengukuran kesuksesan penting

untuk dapat mengetahui nilai dari langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengelolaan sistem informasi.

Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal

dari dimensi-dimensi model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi

pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi

mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya.

Dari model proses dan kausal ini, maka dapat dijelaskan bahwa system

quality dan information quality secara mandiri dan bersama-sama mempengaruhi

baik use dan user satisfaction. Besarnya penggunaan dapat mempengaruhi

kepuasan pengguna secara positif atau negatif. Penggunaan dan kepuasan

pengguna mempengaruhi individual impact dan selanjutnya mempengaruhi

organizational impact (Yuliana, 2016).

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengidentifikasikan

faktor-faktor yang menyebabkan kesuksesan sistem teknologi informasi.

Salah satu penelitian yang terkenal adalah penelitian yang dilakukan oleh

DeLone dan McLean adalah Delone and Mclean Information Systems


10

Success Model. Lalu, model DeLone dan McLean banyak digunakan oleh

para peneliti untuk melakukan penelitian terkait sistem informasi. Delone

dan McLean pada tahun 1992 mengembangkan suatu model yang mereka

sebut dengan model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean

(D&M IS Success Model) (Delone & Mclean, 1992).

Kualitas
Informasi
Penggunaan
(Information
(Use)
Quality)
Dampak Dampak
Individual Organisasional
(Individual (Organizational
Impact) Impact)

Kualitas Kepuasan
Sistem Pengguna
(System (User
Quality) Satisfaction)

Gambar 2.1
Model Kesuksesan Sistem Informasi Akuntansi DeLone and McLean
(Sumber : DeLone dan McLean 1992)

2.1.3 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Santoso (2009:78) menyatakan kepuasan pengguna adalah kepuasan

pengguna sistem mengacu pada suatu keadaan dimana pengguna merasa puas

setelah menggunakan sistem tersebut karena kemudahan yang dimiliki oleh

sistem. User satisfaction dapat dikaitkan perceived usefulness dan sikap pengguna

terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.

Kepuasan pengguna adalah tanggapan dan umpan balik

dikumpulkan oleh pengguna setelah menggunakan sistem informasi. Sikap


11

pengguna terhadap sistem informasi meliputi kriteria subjektif tentang

bagaimana pengguna ingin menggunakan sistem. Kepuasan pengguna

dapat diukur dengan melalui rasa puas yang dirasakan oleh pengguna itu

sendiri dalam menggunakan sistem informasi. Kepuasan pengguna dapat

dibangun dengan fitur-fitur yang disediakan.

Variabel ini diukur dengan indikator-indikator yang digunakan

terdiri dari efisiensi (efficiency) keefektifan (effectiveness), keakuratan

(accuracy), kemudahan pengguna (ease of use), dan ketepatan waktu.

1. Efesiensi (Efficiency)

Kepuasan pengguna dapat dicapai sistem informasi membantu pengguna untuk

bekerja secara efisien. Keefisienan ini tercermin dari sistem informasi yang

mampu secara efektif memberikan solusi terhadap pekerjaan pengguna dalam hal

pelaporan informasi. Sebuah sistem informasi dapat dikatakan efisien sistem

tujuan pengguna dapat dicapai dengan melakukan hal yang tepat.

2. Keefektifan (Effectiveness)

Keefektifan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna dapat

meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sistem informasi. Keefektifan sistem

informasi ini dapat dinilai sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pengguna, yang

dapat dicapai tergantung dari harapan atau tujuan yang diinginkan.

3. Keakuratan (Accuracy)

Dalam aspek keakuratan berfungsi sebagai ukuran kepuasan pengguna yang dapat

dilihat dari penginputan data yang diolah dalam sistem informasi kepuasan

pengguna. Aspek ini juga digunakan untuk menilai seberapa sering terjadi
12

kesalahan dalam pengolahan data. Selain itu keakuratan juga diukur dengan

melihat kesalahan peninputan yang dilakukan oleh pengguna sistem.

4. Kemudahan Pengguna (Ease of Use)

Kemudahan penggunaan berarti kepuasan pengguna terhadap kemudahan

penggunaan sistem, seperti memasukkan data, mengolah data dan menemukan

informasi yang diperlukan.

5. Ketepatan Waktu

Berarti kepuasan pengguna terhadap ketepatan waktu sistem dalam menyajikan

atau menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna.

2.1.4 Kualitas Sistem Informasi

Menurut Istianingsih dan Utami (2009:7) menyatakan bahwa

persepsi kemudahan (ease of uqse) ditentukan oleh kualitas sistem

informasi, yaitu seberapa besar teknologi informasi yang dianggap mudah

dipahami dan digunakan.

Menurut DeLone dan McLean (2003) menyatakan bahwa kualitas

sistem adalah karakteristik dari kualitas yang diinginkan dari sistem

informasi dan informasi berkualitas yang diinginkan informasi

karakteristik produk. Kualitas sistem yaitu kualitas pada kombinasi

hardware dan software dalam sistem informasi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kualitas sistem informasi

merupakan kualitas dari informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi

tersebut serta sistem informasi yang mudah dioperasikan sehingga dapat


13

meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Pengukuran kualitas

sistem dapat dilakukan dengan mengukur efektifitas suatu sistem

informasi. Indikator-indikator pengukuran kualitas sistem informasi adalah

sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi yang digunakan mampu meningkatkan

kapasitas pemrosesan data secara signifikan.

2. Sistem informasi akuntansi dapat digunakan dalam lingkungan instansi

lain tanpa harus banyak dimodifikasi lagi.

3. Sistem informasi akuntansi memiliki sistem security sehingga pengguna

yang tidak berhak, tidak dapat mengakses data yang terdapat didalamnya.

4. Setiap bagian dari sistem informasi akuntansi yang digunakan memuat

informasi yang cukup untuk membantu pengguna memahami fungsi dari

bagian tersebut.

5. Sistem informasi akuntansi yang digunakan mudah dipelajari oleh

pengguna pertama.

6. Sistem informasi akuntansi yang digunakan memiliki fasilitas untuk

mengoreksi data (fungsi help).

7. Kesalahan (error) yang terjadi mudah dikoreksi dan diidentifikasi dalam

sistem informasi akuntansi yang digunakan.

2.1.5 Kompetensi Pengguna

Menurut pendapat Wirotomo dan Pasaribu (2015) kompetensi adalah

kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dan tugas yang dilandasi oleh

keterampilan dan pengetahuan serta di dukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
14

pekerjaan tersebut, kompetensi pegawai yang memadai berarti akan dapat

menyelesaikan pekerjaanya dengan baik begitupun bagi pengguna sistem

informasi.

Suatu sistem akuntansi yang baru jika diimplementasikan dalam

perusahaan dan diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sukses, maka setiap orang

yang terkait dengan sistem tersebut harus dibuat sadar tentang tanggung jawabnya

masing-masing terhadap pelaksanaan bagian sistem yang menjadi tanggung

jawabnya dan tentang apa yang dapat dimanfaatkan dari sistem tersebut bagi

pelaksaan tugasnya, hal ini berarti akan dipusatkan pada kompetensi pengguna

sistem (Mulyadi, 2016).

Kompetensi bukan hanya seputar pengetahuan atau keahlian seseorang,

tapi juga terdapat pada keinginan dari seseorang tersebut untuk melakukan dan

memahami pekerjaannya sendiri, sehingga mampu memberikan reward yang

bermanfaat bagi diri sendiri. Dengan demikian, kompetensi merupakan gabungan

dari pengetahuan, keterampilan, serta kepribadian setiap individu, sehingga

mampu meningkatkan performanya dan mampu memberikan kontribusi yang baik

untuk keberhasilan perusahaannya.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kompetensi pengguna

menurut Menurut Yukl (2010), Moeller (2011), Stewart & Brown (2011) dalam

Napitupulu dan Dalimunthe (2015), kompetensi pengguna sebagai berikut :

1. Pengguna memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi.

2. Pengguna memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai

pemakai sistem informasi akuntansi.


15

3. Pengguna memiliki kemampuan menjalankan atau mengoperasikan sistem

informasi akuntansi yang digunakan oleh instansi.

4. Pengguna memiliki kemampuan untuk mengerjakan pekerjaannya dengan

menggunakan sistem informasi akuntansi.

2.1.6 Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)

Menurut (Adiyanti, 2016) persepsi kemanfaatan (percieved usefulness)

menunjukkan bahwa jika pengguna mempunyai rasa kepercayaan terhadap

teknologi informasi dapat secara mudah digunakan dan tidak sukar untuk

dimengerti, maka percieved usefulness akan menyebabkan dampak positif

terhadap minat untuk menggunakan sebuah teknologi, dan faktor yang dapat

menyebabkan pengguna nantinya memutuskan untuk menolak atau menerima

sebuah teknologi informasi adalah pada saat seseorang tersebut menganggap

bahwa teknologi informasi tersebut akan memberikan manfaat dan dapat

meringankan pekerjaan atau tidak.

Menurut Davis (1989) mendefinisikan persepsi kemanfaatan (perceived

usefulness) sebagai “the degree to which a person believes that using particular

system would enhance his or her job performance” yang artinya suatu tingkatan

dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat

meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat

diartikan bahwa manfaat dari penggunaan teknologi informasi dapat

meningkatkan kinerja dan prestasi kerja orang yang menggunakannya.


16

Oleh karena itu Davis et al (1989) dalam Istianingsih Wijanto (2007),

mengatakan terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur manfaat

yang dirasakan pengguna terhadap penggunaan sistem informasi sebagai berikut :

1. Sistem informasi akuntansi yang digunakan dapat membantu penggunanya

dalam menyelesaikan pekerjan menjadi efektif dan efisien.

2. Sistem informasi akuntansi yang digunakan dapat meningkat kinerja

penggunanya.

3. Sistem informasi akuntansi yang digunakan dapat meningkatkan

produktivitas kerja penggunanya.

4. Sistem informasi akuntansi yang digunakan dapat meningkatkan efektifitas

penggunanya.

5. Penggunaan sistem informasi akuntansi mempermudah penggunanya

dalam menyelesaikan pekerjaan.

6. Secara keseluruhan, sistem informasi akuntansi yang digunakan sangat

bermanfaat dalam pekerjaan penggunanya.

2.2 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian mengenai pengaruh kualitas sistem informasi,

kompetensi pengguna, dan persepsi kemanfaatan terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi, yaitu :

Anastasya dan Rohman (2021) melakukan penelitian pada responden yang

bekerja di PT. Bank BTN di Kota Semarang, dimana jumlah sampel akhir yang

didapat dalam pengujian sebanyak 62 responden dari 1 (satu) kantor cabang, 8

(delapan) kantor cabang pembantu dan 3 (tiga) kantor kas Bank BTN di Kota

Semarang. Hasil penelitiannya kualitas sistem informasi memberikan pengaruh


17

positif sekaligus bersifat signifikan terhadap tingkat kepuasan penggunaan sistem

informasi akuntansi (SIA). Perceived usefulness memberikan pengaruh positif

serta bersifat signifikan terhadap tingkat kepuasan penggunaan sistem informasi

akuntansi. User Competency memberikan pengaruh yang positif terhadap

kepuasan penggunaan sistem informasi akuntansi, akan tetapi tidak bersifat

signifikan.

Zai dan Dewi (2014) melakukan pengujian secara parsial model DeLone

dan McLean (1992) pada pengembangan sistem informasi akuntansi.Penelitian ini

merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Seddon dan Kiew (1996).

Objek penelitian ini adalah pengguna sistem informasi akuntansi yang bekerja

dibawah Direktorat Keuangan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Terdapat

67 responden yang terlibat dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan meliputi

uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis dengan

analisis regresi linier berganda yang meliputi uji koefisien determinasi (R2), uji F,

dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kualitas sistem tidak berpengaruh

terhadap kepuasan pengguna sistem, kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap

kegunaan sistem, kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna, kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem,

kegunaan sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna, pentingnya

sistem berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem dan pentingnya sistem

berpengaruh negatif terhadap kepuasan pengguna.

Amalia dan Pratomo (2016) melakukan penelitianyang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh kualitas sistem informasi yang digunakan,


18

kualitas informasi, dan perceived usefulness terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah karyawan

Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, di bagian akuntansi,

perbendaharaan, dan piutang sebanyak 46 orang.Hasil dari penelitian ini

adalah sebagai berikut: kualitas sistem informasi berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi, kualitas

informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi, perceived usefulness tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi ,

kualitas sistem informasi, kualitas informasi, dan perceived usefulness

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi

akuntansi.

Napitupulu dan Dalimunthe (2015) judul penelitian ini adalah The

Influence of Information System, User Competency, and The Qualiy of

Management Accounting Information Systems on User Satisfaction.

Variabel Independen ini adalah The Influence of Information System, User

Competency, and The Qualiy of Management Accounting Information

Systems. Variabel Dependen ini adalah User Satisfaction. Hasil penelitian

menyatakan bahwa kompetensi pengguna tidak berpengaruh terhadap

kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi, namun akan berpengaruh

positif terhadap kepuasan pengguna jika memiliki variable Intervening

Management Accounting Information System (MAIS).


19

Rukmiyati dan Budiartha (2016) melakukan penelitian yang

bertujuan untuk membuktikan secara empiris arah pengaruh kualitas

sistem informasi, kualitas informasi, dan perceived usefulness pada

kepuasan pengguna akhir software akuntansi. Responden dalam penelitian

ini adalah karyawan pada divisi akuntansi di hotel berbintang di Provinsi

Bali yang terlibat langsung dalam penggunaan software akuntansi yaitu

Financial Controller, Chief Accounting, Credit Manager, Account

Receivable, Income Audit, Accounting Payable,General Cashier,Cost

Control, Night Audit, Book Keeper. Jumlah kuesioner yang disebar dalam

penelitian ini adalah 188 kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas sistem informasi, kualitas informasi, dan perceived usefulness

berpengaruh positif pada kepuasan pengguna akhir sistem informasi. Hasil

penelitian ini berarti semakin baik kualitas sistem informasi, kualitas

informasi,

dan perceived usefulness maka akan meningkatkan kepuasan pengguna akhir

software akuntansi.

Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun)
Anastasya dan Variabel Independen : 1. Kualitas sistem informasi memberikan
Rohman (2021) Kualitas Sistem Informasi, pengaruh positif sekaligus bersifat
Perceived Usefulness, dan signifikan terhadap tingkat kepuasan
User Competency penggunaan sistem informasi akuntansi
(SIA).
Variabel Dependen : 2. Perceived usefulness memberikan pengaruh
Kepuasan Pengguna positif serta bersifat signifikan terhadap
Sistem Informasi tingkat kepuasan penggunaan sistem
Akuntansi informasi akuntansi.
3. User Competency memberikan pengaruh
yang positif terhadap kepuasan penggunaan
20

Nama
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun)
sistem informasi akuntansi, akan tetapi tidak
bersifat signifikan.
Zai dan Dewi Variabel Independen : 1. Kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap
(2014) Pentingnya Sistem, kepuasan pengguna sistem.
Kualitas Sistem, dan 2. Kualitas sistem tidak berpengaruh terhadap
Kualitas Informasi. kegunaan sistem.
3. Kualitas informasi berpengaruh positif
Variabel Dependen : terhadap kepuasan pengguna.
Kegunaan dan Kepuasan 4. Kualitas informasi berpengaruh positif
Pengguna dalam terhadap kegunaan sistem.
Pengembangan Sistem 5. Kegunaan sistem berpengaruh positif
Informasi Akuntansi terhadap kepuasan pengguna.
6. Pentingnya sistem berpengaruh positif
terhadap kegunaan sistem.
7. Pentingnya sistem berpengaruh negatif
terhadap kepuasan pengguna
Rukmiyati dan Variabel Independen : 1. Variabel kualitas sistem infromasi
Budiartha(2016) Kualitas Sistem Informasi, berpengaruh positif pada kepuasan pengguna
Kualitas Informasi dan akhir software akuntansi
Perceived Usefulness 2. Variabel kualitas infromasi berpengaruh
Variabel Dependen : positif pada kepuasan pengguna akhir
Kepuasan Pengguna Akhir software akuntansi
Software Akuntansi 3. Variabel perceieved usefulness berpengaruh
positif pada kepuasan pengguna akhir
software kuntansi
4. Pengaruh kualitas sistem informasi, kualitas
informasi, dan perceived usefulness
berpengaruh positif terhadap kepuasan
pengguna akhir software akuntansi
Napitupulu dan Independen : The Influence of Information System,
Dalimunthe The Influence of User Competency, The Quality tidak
(2015) Information berpengaruh terhadap kepuasan
System, pengguna sistem informasi akuntansi,
User namun akan berpengaruh positif
Competency, terhadap kepuasan pengguna jika
The Quality memiliki variable Intervening
Dependen : Management Accounting
Management Accounting Information System (MAIS).
Information System on
User Satisfaction.
Amalia dan Variabel Independen : 1. Terdapat pengaruh signifikan antara
Pratomo (2016) Kualitas Sistem Informasi, kualitas sistem informasi terhadap kepuasan
Kualitas Informasi, dan pengguna sistem informasi akuntansi
Perceived Usefulness 2. Kualitas informasi tidak berpengaruh
Variabel Dependen : signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem
Kepuasan Pengguna informasi akuntansi
Sistem Informasi akuntansi 3. Perceived usefulness tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem
informasi akuntansi
4. Hasil pengujian simultan menunjukkan
bahwa variabel kualitas sistem informasi,
21

Nama
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun)
kualitas informasi dan perceived usefulness
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna
sistem informasi
akuntansi

2.3. Kerangka Konseptual


Kerangka pemikiran adalah serangkaian konsep dan kejelasan

hubungan antara konsep tersebut yang dihubungkan oleh peneliti

berdasarkan tinjauan pustaka dengan meninjau teori yang disusun dan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait. Penelitian ini menggunakan

empat variabel independen dan satu variabel dependen. Dalam penelitian

ini yang menjadi vaiabel independen adalah Kualitas Sistem Informasi,

Kompetensi Pengguna, dan Persepsi Kemanfaatan. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Kepuasan Pengguna Sistem Informasi

Akuntansi. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Kualitas Sistem
Informasi H1
(X1)
Kepuasan Pengguna
Sistem Informasi
Akuntansi
(Y)
22

Kompetensi Pengguna
H2
(X2)

Persepsi Kemanfaatan H3
(X3)

H4

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.3.1 Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna

Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone &

McLean (1992), kualitas sistem digunakan untuk mengukur kualitas

sistem informasi, baik software maupun hardware. Jika informasi yang

dihasilkan dari software akuntansi yang digunakan semakin akurat, tepat

waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik, maka akan semakin

meningkatkan kepercayaan pemakai sistem tersebut.

Teori ini didukung oleh teori kesuksesan sistem informasi DeLone dan

McLean (1992) merefleksikan ketergantungan dari pengukuran kesuksesan sistem

informasi. Dari model proses dan kausal ini, maka dapat dijelaskan bahwa

kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality)


23

secara mandiri dan bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

kepuasan pengguna (user satisfaction). Besarnya enggunaan dapat mempengaruhi

kepuasan pengguna secara positif atau negatif.

Penelitian Supriatna (2012) menunjukkan bahwa adanya pengaruh kualitas

sistem informasi terhadap kepuasan pengguna software akuntansi. Sementara itu

penelitian Wirawati (2018) berlangsung di PDAM Tirta Mangutama

membuktikan bahwa kualitas sistem informasi berdampak positif serta signifikan

terhadap kepuasan penggunaan sistem. Berdasarkan penelitian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

2.3.2 Pengaruh Kompetensi Pengguna Terhadap Kepuasan Pengguna

Sistem Informasi Akuntansi

Kompetensi pengguna sistem informasi digunakan untuk

mengetahui seberapa jauh informasi akuntansi yang diterima oleh

perusahaan itu dapat bermanfaat bagi para pemakai informasi. Kompetensi

pengguna diperoleh dari pendidikan dan pengalaman akan meningkatkan

kepuasan dalam menggunakan SIA dan akan terus menggunakannya

dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya karena pengguna merasa

memiliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai.

Dalam penelitian Petter (2014) menjelaskan bahwa ada beberapa

implikasi penawaran untuk latihan menggunakan suatu sistem, manajer

tidak dapat mengubah pengalaman seseorang dalam penggunaan

teknologi. Penggunaan sebuah sistem informasi dapat dipengaruhi oleh


24

self-efficacy dan pengalaman melalui sebuah pelatihan untuk lebih mahir

dalam menggunakan sistem. Menunujukan persepsi pengguna kualitas

sistem akan secara langsung berkaitan dengan kemampuan teknis dan

kepercayaan diri pengguna.

Dalam penelitian Dharmawan & Ardianto (2017) menjelaskan

kompetensi pengguna atau user competence dipengaruhi secara positif

terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan hasil

beberapa penelitian tersebut, hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

2.3.3 Pengaruh Persepsi Kemanfaatan Terhadap Kepuasan Pengguna

Sistem Informasi Akuntansi

Perceived usefulness merupakan suatu kepercayaan tentang proses

pengambilan keputusan, jika seseorang merasa percaya bahwa sistem

informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika

seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka

dia tidak akan menggunakannya. Dari pernyataan tersebut tentunya suatu

kepercayaan yang baik terhadap suatu sistem informasi akan menimbulkan

kepuasan pengguna sistem tersebut.

Penelitian Istianingsih dan Wijanto (2008:7) menunjukkan bahwa

adanya pengaruh perceived usefulness terhadap kepuasan pengguna sistem

software akuntansi. Sementara itu Fong & Michael (2014) dalam

penelitiannya juga menyatakan bahwa kepuasan pengguna didasari oleh


25

perceived usefulness. Perceived usefulness merupakan faktor yang penting

yang mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi.

Teori ini didukung oleh Technology Acceptance Model (TAM)

yang digunakan untuk memprediksi penerimaan terhadap teknologi yang

didasarkan 2 variabel yaitu persepsi kemudahan (perceived ease of use)

dan persepsi kemanfaatan (perceived usefulness). Persepsi kemanfaatan

(perceived usefulness) didefinisikan sebagai kepercayaan pengguna bahwa

pengguna sistem informasi akan dapat meningkatkan kinerja dengan

mengunakan sistem yang ada. Sedangkan persepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat

kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan

dapat dipelajari sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa

kedua variabel Technology Acceptance Model (TAM) tersebut dapat

menjelaskan aspek keperilakuan pengguna bahwa alasan pengguna dalam

melihat manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi informasi

menyebabkan tindakan pengguna tersebut dapat menerima penggunaan

teknologi informasi.

2.4 Hipotesis
Menurut Santoso (2015:102) “hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap masalah penelitian”. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta yang empiris

yang diperoleh melalui melalui pengumpulan data.


26

Berdasarkan penjelasan-penjelasan kerangka konseptual, maka hipotesis dari

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Kualitas Sistem Informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna sistem informasi akuntansi

H2 : Kompetensi Pengguna berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi

H3 : Persepsi Kemanfaatan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi

H4: Kualitas Sistem Informasi, Kompetensi Pengguna, dan Persepsi

Kemanfaatan, berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pengguna

sistem informasi akuntansi.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono

(2016:21) menyatakan bahwa “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian

ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk

menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.” Penelitian asosiatif

menggunakan teknis analisis kuantitatif atau statistik. Penelitian asosiatif

merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,

terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

penelitiannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal antara

kualitas sistem informasi, kompetensi pengguna dan persepsi kegunaan sebagai

variabel independen dengan kepuasan pengguna sebagai variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara,

Jalan Jl. Teuku Cik Ditiro No.1-D, Madras Hulu, Kec. Medan Polonia, Kota

Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian ini dilakukan selama satu bulan dimulai

sejak penyebaran kuesioner hingga pengumpulan kembali kuesioner yang telah

diisi.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Menurut Riduwan dalam Buchari Alma (2015: 10) populasi adalah

keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek

27
28

penelitian. Melihat pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi

merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

sebanyak 150 orang.

Riduwan, (2015: 56) sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri

atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampe harus mewakili populasi yang ada,

pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel

yang benar dapat menggambarkan keadaan populasi yang sesungguhnya.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan

kriteria tertentu yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan penelitian serta

dapat memberikan nilai yang lebih representative. Kriteria yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah:

1. Pegawai yang bekerja di sub bagian keuangan di Dinas Pendidikan

Provinsi Sumatera Utara

2. Pegawai yang menggunakan teknologi komputerisasi.

3. Pegawai yang memiliki tingkat pendidikan minimal D3-S2.

Setelah dilakukannya purposive sampling pada total populasi yang berjumlah 150

orang, maka jumlah responden yang memenuhi kriteria tersebut sebanyak 35

pegawai, meliputi kasubbag keuangan, bendahara, pengelola gaji, penganggaran,

dan pengelola barang milik negara beserta staf yang bekerja di sub bagian

keuangan dan akuntansi.


29

Tabel 3.1
Daftar Sampel

No Keterangan Jumlah

1. Kasubbag Keuangan 1

2. Staf ASN yang bekerja dibagian keuangan 25

3. Staf Non ASN yang bekerja dibagian keuangan 9

3.4 Jenis Dan Sumber Data


Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

yang ada dalam kuesioner. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara dan kuesioner. Wawancara yang dilaksanakan guna untuk mendapat

informasi seputar sistem informasi pada perusahaan dan karyawan yang bekerja

dengan menggunakan sistem informasi akuntansi, lalu kuesioner diberikan kepada

responden tersebut.

3.5 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode survey. Metode survey merupakan metode pengumpulan

data primer yang menggunakan pertanyaan lisan maupun wawancara.

Pengumpulan data dengan menggunakan kuisinoer yang terkait dengan

permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, penulis akan mengelola data

dengan cara memberikan penilaian terhadap instrumen atau angket yang


30

disebarkan kepada responden dengan menggunakan skala likert. Alasan peneliti

memilih menggunakan skala likert untuk memudahkan peneliti dalam mengukur

kesetujuan dan ketidaksetujuan responden terhadap sesuatu objek.

Jawaban terhadap kuesioner mengacu pada skala liker. Wawancara

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, Sugiyonio

(2016: 93) bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala

likert, digunakan skor 1 s/d 5 yang diberikan terhadap jawaban yang telah

disediakan dalam setiap pertanyaan.

Dengan skala likert ini, maka variabel yang akan diukur dapat dijabarkan

menjadi indikator variabel. Lalu indikator tersebut akan dijadikan sebagai tolak

ukur untuk menyusun item-item yang terdapat pada instrument yang berupa

pernyataan atau pertanyaan. Adapaun skala pengukuran dalam kuesioner pada

penelitian ini adalah :

Tabel 3.2
Pertanyaan dengan skala likert
Keterangan Kode skala

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Netral N 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1


31

3.6 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel


3.6.1 Kualitas Sistem Informasi

Kualitas sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kualitas software akuntansi yang digunakan, dilihat dari persepsi pemakai.

Indikator yang digunakan meliputi kemudahan untuk digunakan (ease of use),

kecepatan akses (response time), keandalan sistem (reability), fleksibilitas sistem

(flexibility), dan keamanan sistem (security). Persepsi responden terhadap

indikator-indikator tersebut dapat diukur dengan skala Likert 1-5. Semakin tinggi

skor variabel ini, dengan demikian kualitas sistem informasi yang dihasilkan

program sistem informasi akuntansi akan semakin tinggi menurut persepsi

pengguna.

3.6.2 Kompetensi Pengguna

Kompetensi pengguna (User Competency) adalah pengetahuan,

pengalaman, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh pengguna Dalam

mengoperasikan penggunaan sistem informasi dan juga bidang pekerjaannya guna

mendorong tingkat kinerja pengguna sehingga memperoleh keunggulan

kompetitif. Indikator yang digunakan meliputi pengetahuan pengguna

(knowledge), ketrampilan (skill), dan sikap (attitude). Adapun penilaian persepsi

responden terhadap indikator tersebut dapat diukur dengan skala Liker 1-5.

3.6.3 Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)

Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness) yaitu tingkat kepercayaan

pengguna terhadap sistem yang digunakan, bahwa sistem tersebut benar-benar


32

memiliki manfaat. Sebaliknya, jika sistem tersebut tidak memiliki manfaat yang

berarti maka kepercayaan terhadap sistem tersebut berkurang. Persepsi

kemanfaatan dari sistem tersebut terkait dengan keefektivitasan untuk

mempercepat kinjerja penggunaan sistem informasi akuntansi. Indikator yang

terdapat pada variabel ini adalah adalah makes job easier, usefull, increase

productivity, enhance my effectivities, and improve my job performance. Indikator

tersebut dapat diukur dengan skala Likert 1-5.

3.6.4 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Kepuasan pengguna sistem informasi dalam penelitian ini merupakan

tingkat kepuasan pemakai terhadap software akuntansi yang digunakan dan output

yang dihasilkan oleh software tersebut. Indikator-indikator untuk menilai

kepuasan pengguna yaitu efisiensi (efficiency) keefektifan (effectiveness),

keakuratan (accuracy), kemudahan pengguna (ease of use), dan ketepatan waktu.

Persepsi responden terhadap indikator-indikator tersebut diukur dengan skala

Likert 1-5. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kualitas software akuntansi

semakin tinggi menurut persepsi pemakai.


33

Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Operasional Ukur
Kepuasan Kepuasan pengguna 1. Sistem informasi Likert
Pengguna Sistem berkaitan dengan akuntansi yang digunakan
Informasi persepsi kemanfaatan memberikan kemudahan
Akuntansi (Y) (usefulness) dan sikap bagi pengguna dalam
pengguna terhadap mengolah data.
sistem informasi yang 2. Sistem informasi
dipengaruhi oleh akuntansi yang digunakan
karateristik dari juga memiliki tingkat
personal. akurasi yang baik.
3. Pengguna merasa puas
dengan tingkat akurasi
sistem informasi
akuntansi yang digunakan.
4. Sistem informasi
akuntansi yang digunakan
mampu menghasilkan
informasi yang memadai
dan dapat dipahami secara
jelas.
5. Sistem informasi
akuntansi yang digunakan
oleh pengguna bersifat
fleksibel.

Sumber : Swandewi,
dkk (2017)
Kualitas Kualitas sitem 1. Sistem informasi Likert
Sistem informasi sebagai akuntansi yang digunakan
Informasi perceived ease of use mampu meningkatkan
(X1) yang berarti kapasitas pemrosesan data
mempunyai tingkatan secara signifikan.
seberapa besar 2. Sistem informasi
teknologi informasi akuntansi dapat digunakan
dirasakan relatif dalam lingkungan instansi
mudah untuk dipahami lain tanpa harus banyak
dan digunakan. dimodifikasi lagi.
3. Sistem informasi
akuntansi memiliki sistem
security sehingga
pengguna yang tidak
berhak, tidak dapat
mengakses data yang
terdapat didalamnya.
4. Sistem informasi
akuntansi yang
digunakan memiliki
fasilitas mengoreksi data
(fungsi help).
34

Variabel Definisi Indikator Skala


Operasional Ukur
5. Setiap bagian dari sistem
informasi akuntansi yang
digunakan memuat
informasi yang cukup
untuk membantu
pengguna memahami
fungsi dari bagian
tersebut
6. Kesalahan (error) yang
terjadi mudah dikoreksi
dan diidentifikasi dalam
aplikasi.
Kompetensi Kompetensi pengguna 1. Pengguna memiliki Likert
Pengguna merupakan kemampuan pengetahuan mengenai
(X2) untuk melaksanakan sistem informasi akuntansi.
pekerjaan dan tugas yang 2. Pengguna memahami
dilandasi oleh pengetahuan tugas dari
keterampilan dan pekerjaannya sebagai
pengetahuan serta di pemakai sistem informasi
dukung oleh sikap kerja akuntansi.
yang dituntut oleh 3. Pengguna memiliki
pekerjaan tersebut, kemampuan menjalankan
kompetensi pegawai yang atau mengoperasikan
memadai berarti akan sistem informasi akuntansi
dapat menyelesaikan yang digunakan oleh
pekerjaanya dengan baik perusahaan.
begitupun bagi pengguna 4. Pengguna memiliki
sistem informasi. kemampuan untuk
mengerjakan tugas dari
pekerjaannya dengan
menggunakan sistem
informasi akuntansi.
5. Pengguna memiliki
keahlian dalam
menyelesaikan
pekerjaannya dengan
menggunakan sistem
informasi akuntansi

Sumber : Napitupulu dan


Dalimunthe (2015
35

Variabel Definisi Indikator Skala


Operasional Ukur
Persepsi Persepsi kemanfaatan 1. Sistem informasi akuntansi Likert
Kemanfaatan (percieved usefulness) yang digunakan dapat
(X3) menunjukkan bahwa jika membantu penggunanya
pengguna mempunyai rasa dalam menyelesaikan
kepercayaan terhadap pekerjan menjadi efektif dan
teknologi informasi dapat efisien.
secara mudah digunakan 2. Sistem informasi akuntansi
dan tidak sukar untuk yang digunakan dapat
dimengerti. meningkat kinerja
penggunanya.
3. Sistem informasi akuntansi
yang digunakan dapat
meningkatkan produktivitas
kerja penggunanya.
4. Sistem informasi akuntansi
yang digunakan dapat
meningkatkan efektifitas
penggunanya.
5. Penggunaan sistem informasi
akuntansi mempermudah
penggunanya dalam
menyelesaikan pekerjaan.
6. Secara keseluruhan, sistem
informasi akuntansi yang
digunakan sangat bermanfaat
dalam pekerjaan
penggunanya.
36

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

pengujian asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis dengan

uji simultan (uji-F) dan uji parsial (uji-t) dengan menggunakan software SPSS

(Statistica Product and Service Solutions).

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statisitk deskriptif digunakan untuk memberi gambaran dan deskripsi

mengenai variabel-variabel dalam penelitian. Alat yang digunakan untuk

menggambarkan dan mendeskripsikan adalah rata-rata, median, maksimum,

minimum, dan standar deviasi (Ghozali, 2016:19). Variabel-variabel yang

digambarkan adalah Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi sebagai

variabel dependen, sedangkan variabel-variabel independennya meliputi Kualitas

Sistem Informasi, Kompetensi Pengguna dan Persepsi Kemanfaatan.

3.7.2 Uji Kualitas Data

3.7.2.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas

dalam penelitian ini menggunakan coefficient corelation pearson yaitu dengan

menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total

skor. Data dikatakan valid apabila korelasi antar skor masing-masing butir

pernyataan dengan total skor setiap konstruknya signifikan pada 0,05 atau 0,01

maka pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2016).


37

3.7.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar suatu

pengukuran mengukur dengan stabil atau konsisten (Sujarweni, 2014). Instrumen

dipercaya jika jawaban dari responden atas pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Uji ini dilakukan dengan menggunakan koefisien crobach

alpha dengan kriteria lebih dari 0,6 maka dinyatakan reliabel.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

3.7.3.1 Uji Normalitas

Ghozali (2016:154) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas residual dilakukan dengan

menggunakan Kolmogorov-Smirnov test dengan taraf signifikan 5%. Dasar

pengambilan keputusan nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal. Jika

nilai Sig < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal.

3.7.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau indepenen (Ghozali,

2016:103). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel

ini tidak ortogonal (variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

multikolineritas dapat dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor


38

(VIF) dan tolerance value. Batas dari tolerance value adalah > 0,10 atau nilai VIF

< 10.

3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:134), uji heterokedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain (nilai errornya). Model regresi yang

baik adalah homoskesdatisitas (tidak terjadi heteroskedastisitas).

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, penelitian ini

menggunakan uji Glejser. Pengujian ini membandingkan signifikansi dari uji

tersebut terhadap α sebesar 5%. Ada tidaknya heteroskesdatisitas dapat dilakukan

dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan

nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan

heteroskedatisitas antara lain:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan terjadi heteroskesdastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Data yang telah dikumpulkan dianalsis dengan menggunakan alat analisis

statistik yakni analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh kualitas

sistem informasi (X1), kompetensi pengguna (X2), dan persepsi kemanfaatan


39

(X3) terhadap kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi (Y). Rumus regresi

yang digunakan adalah :

Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dalam hal ini adalah :

b0 = Konstanta

X1 = kualitas sistem informasi

X2 = persepsi kegunaan

X3 = kualitas informasi

X4 = dukungan manajemen puncak

= kepuasan pengguna sistem informasi

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi untuk X1, X2, X3, X4

e = error term

3.7.5 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji koefisie

determinasi, uji parsial (uji t), dan uji simultan (uji f).

3.7.5.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R²)

Nilai Koefisien Determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari

variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien

determinasi sama dengan 0 (Adjusted R² = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila Koefisien Determinasi = 1,

artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata

lain bila Koefisien Determinasi = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat

pada garis regresi.


40

3.7.5.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji F atau Uji Simultan biasanya digunakan untuk mengetahui apakah

variable independen yaitu variable X secara simultan berpengaruh terhadap

variable dependen yaitu variable Y. Ghozali (2019), jika nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen secara

bersama-sama (simultan) dapat mempengaruhi variable dependennya. Akan tetapi

jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka variable independen secara

simultan tidak berpengaruh terhadap variable dependen.

3.7.5.3 Uji t (Uji Parsial)

Uji t atau sering dikenal dengan Uji Parsial, pada dasarnya digunakan

untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen secara

individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen tersebut. Adapun dalam

uji parsial ini terdapat kriteria pengujian yang dilakukan berdasarkan probabilitas

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α), maka dapat dikatakan variabel independen

secara individu berpengaruh terhadap variabel dependennya. Akan tetapi, apabila

probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 (α), maka dapat dikatakan variabel

independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


41

Anda mungkin juga menyukai