Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Retnosari

Nim : 233113712639
Kelas : PPG PGSD – V

TAHU INGIN PELAJARI


Menurut Anda, mengapa literasi dasar di Indonesia dinilai Bagaimana pendapat Anda Apa yang bisa saya lakukan (sebagai guru)
masih rendah? tentang fakta persentase melek untuk memanfaatkan akses sumber daya
huruf di Indonesia yang literasi di sekolah?
mencapai 98%?
Literasi dasar Indonesia dinilai masih rendah karena adanya Melek huruf adalah Melihat fakta bahwa rendahnya Literasi di
beberapa faktor. Peningkatan Literasi dasar di Indonesia kemampuan membaca serta Indonesia perlu adanya kerjasama yang baik
tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada kerjasama menulis, mengidentifikasi, dari segala lapisan masyarakat, sebagai guru
yang baik dari Lingkungan keluarga sekolah maupun mengerti, membuat sebuah teks untuk meningkatkan litrasi dasar ada
pemerintah. namun kemampuan setiap beberapa hal yang perlu dilakukan. Sekolah
Faktor utama penyebab literasi dasar Indonesia yang rendah orang berbeda – beda. dan Guru dapat membuat program – program
ini dikarenakan adanya Minat baca yang sangat rendah pada Presentase melek huruf di menarik yang berkaitan dengan Budaya
masyarakat Indonesia, data statistik dari The United Nations Indonesia mencapai 98% tetapi literasi. Hal pertama yang bisa dilakukan
Educational, Scientific, and Cultural Organization masih ada kurang leboh 2,4 adalah dengan melakukan sosialisasi
(UNESCO) menyatakan minat baca masyarakat Indonesia, Juta masyarakat Indonesia pentingnya membiasakan literasi pada anak
sangatlah memprihatinkan yaitu hanya 0,001%. Minat baca yang masih buta aksara. hal ketika dirumah, Sekolah bisa mengadakan
yang rendah ini dipengaruhi juga oleh beberapa faktor. tersebut dapat menunjang pertemuan secara Masive ataupun perkelas,
Faktor yang paling dekat atau lapisan yang paling dekat peningkatan literasi dasar di namun menurut saya lebih bermakna dan
Minat baca adalah keluarga, kurangnya dukungan atau Indonesia yang menjadi tugas dapat tersampaikan ketika sosialisasi tersebut
keterlibatan keluarga dalam membangun kebiasaan pemerintah dan kita saat ini. dilaksanakan perkelas dengan walikelas yang
membaca dirumah menyebabkan anak - anak tidak terbiasa Melek huruf masih belum bisa memberikan sosialisasi dengan
menjadikan buku sebagai referensi utama dalam mengintrepretasikan bahwa menghadirkan wali murid dan peserta didik,
mendapatkan informasi, atau bisa dibilang belum adanya literasi di Indonesia sudah guru bisa memberikan contoh – contoh
kebiasaan membaca sejak dini. Sehingga anak – anak baik, karena dalam literasi kegiatan literasi ketika anak sedang dirumah.
cenderung hanya mencari jawaban di Google secara instan. dasar harus ada 6 Literasi yang Karena perlu adanya kerjasama yang baik
Atau bahkan menjawab secara asal ketika mereka tidak tahu harus dikuasai masyarakat antara kegiatan literasi siswa disekolah dan
jawaban dari soal yang diberikan. Padahal pembiasaan sejak Indonesia untuk menunjang dirumah, karena waktu terbanyak siswa
dini adalah hal yang sangat penting dilakukan orangtua agar dan membantu adalah ketika dirumah bersama dengan orang
membentuk karakter anaknya untuk terbiasa membaca. keberlangsungan hidup tua.
Faktor selanjutnya adalah ketidakmerataan sarana dan mayarakat Indonesia, Literasi Langkah selanjutnya adalah langkah yang
prasarana membaca atau akses literasi yang sangat minim. dasar tersebut adalah, literasi dilakukan saat siswa disekolah bersama guru,
Tidak sedikit perpustakaan sekolah – sekolah yang hanya membaca, sekolah bisa membuat program bertajuk
menyediakan buku paket saja tanpa adanya variasi – variasi numerasi,sains,digital finansial, literasi seperti pusling (Perpustakaan
bacaan untuk siswa. Sehingga motivasi siswa untuk budaya dan kewargaan. Keliling), Pojok Baca, Pembiasaan membaca
meningkatkan literasinya juga akan berkurang karena tidak sebelum pembelajaran dimulai serta bisa
tertarik atau bosan jika buku yang ada diperpustakaan adalah melakukan program wajib setiap hari jumat
buku itu – itu saja. Pemerataan kualitas pendidikan tiap siswa membawa buku kesukaannya dan
daerah juga berbeda dimana sekolah sekolah terpencil juga dibaca ketika disekolah. Sekolah juga bisa
akan sangat sulit untuk mengakses buku bacaan atau memfasilitasi dengan baik perpustakaan
disekolahnya juga tidak menyediakan perpustakaan. Tidak disekolah dengan menyediakan buku – buku
hanya sampai pada minat baca, adanya perkembangan yang menarik, ruang perpustakaan yang
teknologi yang sangat pesat juga menghambat peningkatan nyaman dan menarik bagi siswa serta
literasi dasar di Indonesia, adanya gagdet sosial media game memperbaiki SDM guru agar bisa
online membuat menurunnya minat masyarakat maupun menyontohkan bahwa guru juga menerapkan
anak – anak dalam aktivitas membaca buku. Masyarakat budaya literasi seperti mengisi luang dengan
Indonesia cenderung asik menggunakan gadget daripada membaca buku, sharing buku dengan siswa,
membaca buku, karena sudah tertanamkan sejak dini bahwa dan mengajak siswa untuk cinta membaca.
mereka sangat asing dengan Buku dan Membaca.
Faktor selanjutnya juga adanya kesejangan ekonomi yang
ada di Indoesia, tidak semua keluarga dapat membelikan
buku untuk anak – anaknya dalam rangka membiasakan
membaca. Harga buku yang berkualitas biasanya melebihi
harga sembako sehingga masyarakat dengan kelas ekonomi
menengah kebawah menganggap buku bukan kebutuhan
utama dalam keluarga mereka.

Anda mungkin juga menyukai