Hambatan Dalam Komunikasi Antar Budaya
Hambatan Dalam Komunikasi Antar Budaya
Hambatan Dalam Komunikasi Antar Budaya
Dilansir dari buku Komunikasi Lintas Budaya : Communication Between Cultures (2010)
oleh Larry A Samovar dan Richard E Potter, mengidentifikasi beberapa hambatan dalam
komunikasi antarbudaya, yaitu:
Pencarian kesamaan
Dalam komunikasi, seseorang cenderung memilih orang-orang yang ia anggap
memiliki kesamaan dengannya.
Hal itu akan sangat menghambat komunikasi antarbudaya, karena pada dasarnya
orang-orang dari budaya yang berbeda cenderung memiliki perbedaan yang lebih
besar.
Uncertainty reduction
Dalam hal ini kesulitan mendapatkan informasi yang akurat tentang orang dari budaya
lain yang dihadapi dalam berkomunikasi menjadi penghambat komunikasi
antarbudaya.
Jika mempunyai cukup informasi yang dimaksud Uncertainty reduction akan sulit
dilakukan.
Withdrawal
Withdrawal dapat diartikan penarikan diri dari masyarakat. Dalam konteks
komunikasi antarbudaya, seseorang yang gagal berkomunikasi antarbudaya, ia akan
sangat mungkin untuk menarik diri dari kelompok budaya lain yang sudah ia masuki.
Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk mengevaluasi nilai, kepercayaan, dan
perilaku budaya sendiri sebagai yang lebih baik, lebih logis, lebih wajar, daripada
yang diyakini oleh budaya lain.
Seseorang etnosentris tidak dapat menerima perbedaan budaya, tidak mengakui
bahwa setiap budaya memiliki keunikan masing-masing.
Hal ini akan sangat menghambat proses komunikasi antarbudaya yang dilakukan.
Dilansir dari buku Komunikasi Antarmanusia (2011) oleh Joseph A Devito, Barna
dan Ruben mengenali beberapa hambatan- hambatan yang unik untuk komunikasi
antarbudaya, sebagai berikut:
Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok yang secara kultural berbeda
Barangkali hambatan yang paling lazim adalah bila menganggap bahwa yang ada
hanya kesamaan dan bukan perbedaan.
Mengasumsikan kesamaan dan mengabaikan perbedaan, secara implisit
mengkomunikasikan kepada lawan bicara bahwa cara andalah yang benar dan cara
mereka tidak penting bagi anda.
Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda
Dalam setiap kelompok kultural terdapat perbedaan yang besar dan penting. Seperti
halnya orang Amerika tidak sama satu dengan lainnya, demikian pula orang
Indonesia, Yunani, Meksiko, dan seterusnya.
Bila kita mengabaikan perbedaan ini kita terjebak dalam stereotip. Kita
mengasumsikan bahwa semua orang yang menjadi anggota kelompok yang sama
(dalam hal ini kelompok bangsa atau ras) adalah sama.
Makna tidak hanya terletak pada kata-kata yang digunakan melainkan pada orang
yang menggunakan kata-kata itu.
Misalnya, perbedaan makna kata agama bagi seorang penganut agama Islam dan bagi
seorang ateis, atau kata makan malam bagi seorang petani miskin dan bagi seorang
eksekutif puncak perusahaan besar.
Meskipun anda menyadari adanya perbedaan di antara kultur-kultur, anda tetap tidak
boleh menilai perbedaan ini sebagai hal negatif.
Misalnya meludah, dalam kebanyakan kultur Barat, meludah dianggap sebagai tanda
penghinaan dan ketidaksenangan (begitu pula di Indonesia), yang tidak boleh
dilakukan di muka umum.
Tetapi bagi suku Masai di Afrika ini merupakan tanda afeksi,dan bagi suku Indian di
Amerika ini dianggap sebagai isyarat keramahtamahan atau kebaikan.