Kak Gerakan Aktifkan Posyandu
Kak Gerakan Aktifkan Posyandu
TERM OF REFERENCE
GERAKAN AKTIFKAN POSYANDU
A. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap
orang berhak untuk sehat.
1. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan Kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan Kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
UKBM adalah upaya wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas
dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat,
dengan bimbingan atau pembinaan dari petugas puskesmas, lintas sektor dan
lembaga terkait lainnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar
mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensial
setempat. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus
dan berkesinambungan agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tahu menjadi mau, dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan.
Pelayanan kesehatan di posyandu adalah pelayanan kesehatan yang
mencakup sekurang kurangnya 5 kegiatan, Kesehatan Ibu Anak, Keluarga
Berencana, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Sistem layanan kesehatan di
posyandu harus mampu melayani perjalanan siklus hidup masyarakat sejak lahir,
remaja, dewasa sampai lansia untuk memastikan kualitas kesehatan setiap warga
negara.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan saat ini jumlah Puskesmas tercatat
10.500 di Indonesia. Jumlah tersebut dinilai belum memadai untuk memantau
kualitas kesehatan dasar masyarakat, sehingga diperlukan aktivasi segera 300.000
Posyandu yang tersebar di tanah air untuk melaksanakan deteksi dini kualitas
kesehatan dasar Masyarakat.
Posyandu sebagai Pos Pelayanan Terpadu tidak hanya sebagai tempat untuk
memeriksakan kesehatan saja. Namun di posyandu pun dapat melakukan berbagai
pelayanan konseling untuk masyarakat. Peran Posyandu sangat strategis salah
satunya Posyandu menjadi strategi untuk percepatan dan penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), percepatan penurunan
stunting. Ada banyak peran yang dapat dilakukan oleh Posyandu diantaranya
memberikan edukasi untuk kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan dan
pemeriksaan ibu hamil, konsultasi kesehatan, konsultasi keluarga yang semua
aktivitas Posyandu didampingi oleh tenaga kesehatan.
Upaya Penggerakan Posyandu aktif merupakan hal yang sangat penting
dilakukan mengingat pada saat ini terdapat berbagai tantangan kesehatan yang tetap
harus mendapat perhatian dari kita semua, diantaranya kasus stunting.
Posyandu aktif yaitu posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan
utamanya secara rutin setiap bulan (KIA, KB, Imunisasi, Gizi, Pencegahan dan
Penanggulangan Diare)dengan cakupan masing-masing minimal lebih dari 50%.
Berdasarkan riset dan evaluasi Posyandu aktif beberapa faktor yang menjadi
penghambat dan optimalisasi pelayanan Posyandu antara lain keterbatasan sumber
dana, rigid-nya Sistem Informasi Posyandu, rekruitmen kader baru, kapasitas kader
yang masih perlu ditingkatkan,motivasi masyarakat yang masih kurang untuk
mengakses layanan Posyandu secara rutin, dan minimnya pembinaan pokjanal dan
pokja Posyandu terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan aktivitas
Posyandu, kondisi ini semakin sulit karena pandemic covid-19 yang menurunkan
angka cakupan Posyandu.
Terlepas dari kondisi kurang mendukung yang masing dialami Posyandu
hingga sekarang berdasarakan survey online (2021) yang dilakukan oleh Kemenkes
dan dan evaluasi Posyandu sejumlah 4.883(100 %) menyatakan bahwa Posyandu
sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat. Walaupun demikian hampir
90% responden menyatakan bahwa Posyandu perlu perubahan. Untuk
menyuarakan perubahan pada peningkatan kualitas Pelayanan Posyandu yang
sudah ada dan yang saat ini sedang dilakukan telah disusun strategi komunikasi
Rebranding Posyandu ditujukan pada segmen sasaran : masyarakat (kampanye),
kelompok Pembina yakni Pokjanal/Pokja Posyandu (Penggerakan dan Peningkatan
kapasitas) dan advokasi kepada Pemerintah sebagai penentu kebijakan yang
mendukung terwujudnya Posyandu aktif dengan citra baru yang menjawab harapan
dan kebutuhan masyarakat menjadikan Posyandu Sahabat Masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting 2022
menurun 2,8% dibandingkan 2021 hal ini berdasarkan survei SSGI 2022 dengan
jumlah sampel yang dilakukan pada bayi sebanyak 334.848 bayi dan balita. Dari
angka 24,4% menjadi 21,6%, kemudian pada tahun ini ditargetkan menurun hingga
17,8%, dan 2024 mencapai 14%.
Setelah pandemi covid 19, posyandu diharapkan dapat buka kembali dan
memberikan pelayanan setiap bulan sehingga kasus stunting bisa diturunkan dan
dicegah. Kabupaten Tangerang menargetkan zero stunting pada tahun 2024.
Sementara Kecamatan Cisauk cakupan D/S belum 100% setiap bulannya.
Oleh karena itu perlunya mengaktifkan posyandu, peningkatan kualitas
pelayanan posyandu dan perluanya penggerakan masyarakat untuk datang ke
posyandu agar bayi balita bisa dipantau pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
GERAKAN AKTIFKAN
1
POSYANDU