Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Narkoba dan pencegahannya” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi nilai PAS pelajaran PJOK. Saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan
saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru Dela Andika Tri Pamungkas,
S.Or sebagai guru bidang penjas orkes yang telah banyak memberi petunjuk yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Narkoba.....................................................................................................5
2.2 Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba................................................................7
2.3 Dampak Penyalahgunaan Narkoba..............................................................................8
2.4 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba........................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Narkoba mungkin tidak asing ditelinga masyarakat. Narkoba dikenal dalam dalam
masyarakat yaitu barang yang tidak boleh dikonsumsi. Narkoba memiliki arti yaitu obat,
bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntik
berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan ketergantungan. Narkoba sudah
meresahkan masyarakat kita di Indonesia karena efek dari benda ini bila dikonsumsi
secara salah dan berlebihan oleh penggunanya maka akan berakibat fatal, bisa juga
mengakibatkan kematian bagi para penggunanya.

Dampak negatif selain kematian, narkoba akan merusak sistem saraf bagi para
penggunanya sehingga tidak jarang para pecandu sering terganggu sistem sarafnya.
Namun dengan ancaman yang akan di rasakan oleh pecandu narkoba, para pecandu
kebanyakan tidak menghiraukan hal tersebut yang akan membahayakan keselamatan
hidupnya. Namun adapun dampak positif dari narkoba yaitu dapat menyembuhkan
beberapa penyakit seperti kanker, penyakit Crohn, penyakit yang mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS atau Multiple Sclerosis (MS).

Kasus pecandu narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat, kebanyakan para
penggunanya yaitu orang- orang yang sukses yang memiliki uang berlebih sehingga
mendapatkan narkoba merupakan hal yang tak susah. Namun, yang lebih parah lagi kasus
pecandu narkoba dari kalangan remaja pun sudah ada. Hal tersebut menjadi kekhawatiran
para orang tua, guru dan pihak lainnya, mereka khawatir dengan hal tersebut karena jika
para penerus bangsa ini kebanyakan para pecandu narkoba maka masa depan bangsa ini
akan suram. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi yang benar mengenai narkoba dan
upaya pencegahan pengguna narkoba yang efektif agar hal tersebut tidak merajalela.

Oleh karena itu sejak dini diperkenalkan dengan yang namanya narkoba, jika narkoba
adalah obat terlarang yang tidak boleh dikonsumsi sembarangan, orang tua pun harus
menjaga putra putri nya agar anak-anak nya pada saat remaja tidak menyalahgunakan
narkoba. Mungkin kita sering kali melihat remaja yang ingin mencoba narkoba itu sangat
tidak baik karena narkoba membuat ketergantungan hingga dewasa. Narkoba pun bisa
merenggut nyawa dan masa depan para pengguna nya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pencegahan dan penanggulangan narkoba :

1. Apa yang dimaksud narkoba ?


2. Bagaiaman menvegah penyalahgunaan narkoba ?
3. Bagaimana cara mengobati orang ketergantungan narkoba ?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah pencegahan dan penanggulangan narkoba :

1. Mengetahui arti narkoba


2. Mengetahui faktor atau sebab dan akibat penggunaan penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika.
3. Mengetahui cara pengobatan dan pencegahannya.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah pencegahan dan penanggulangan narkoba yaitu :

1. Mengetahui informasi tentang bahaya narkoba


2. Mengetahui bagaimana cara pencegahan narkoba
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Narkoba

Singkatan dari narkoba yaitu narkotika dan obat-obatan. Narkotika adalah zat
atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Sementara
menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan
atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.
Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya
berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta
memberikan ketenangan. Jenis-jenis Narkoba (Narkotika dan Obat obatan).
Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa memberikan dampak
yang buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Menurut UU tentang Narkotika,
jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan

A. Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
 Heroin
Heroin ini merupakan turunan morfin yang sudah mengalami proses
kimiawi.Pada mulanya heroin ini digunakan untuk pengobatan ketergantungan
morfin,tetapi kemudian terbukti bahwa kecanduan heroin justru lebih hebat.
Morfin atauheroin disebut juga putaw. Bentuknya seperti serbuk putih tidak
berbau.

 Kokain
Efek dari penggunaan kokain dapat menyebabkan paranoid, halusinasi serta
berkurang rasa percaya diri. Pemakaian obat ini akan merusak saraf di otak. 3
Selain memperburuk sistem pernafasan, penggunaan yang berlebihan sangat
membahayakan dan bisa membawa kematian. Kokain yang turunannya
putawsangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

 Ganja
Ganja yang dikenal juga dengan nama cannabis sativa pada mulanya banyak
digunakan sebagai obat relaksan untuk mengatasi intoksikasi (keracunan
ringan).Bahan yang digunakan dapat berupa daun, batang dan biji, namun
kemudian di salah gunakan pemakaiannya. Ganja dapat membuat ketagihan
secara mental dan berfikir menjadi lambandan pecandunya nampak bodoh
karena zat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan ingatan serta
kemampuan berfikir menjadi menurun

B. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan sertamempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya adalah :

 Morfin Morfin merupakan turunan opium yang dibuat dari hasil


pencampuran getah poppy (papaver sormary ferum) dengan bahan kimia
lain, sifatnya jadi semisintetik. Morfin merupakan zat aktif dari opium. Di
dalam dunia kedokteran, zatini digunakan untuk mengurangi rasa sakit
pada waktu dilakukannya pembedahan atau operasi.Ketika pecah perang
saudara di Amerika Serikat pada tahun 1856, zat ini digunakan untuk
serdadu yang luka, yang mengurangi rasa sakit. Akan tetapi efeknya yang
negatif maka penggunanya diganti dengan obat-obatan sintetik lainnya.

C. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :

 Kodein Kodein adalah sejenis obat yang digunakan untuk mengobati nyeri
sedang hingga berat. Efek sampingnya dapat mengecam jiwa, seperti
halnya senyawa opiatlai nnya adalah depresi saluran pernapasan.

Jenis psikotropika dibagi menjadi 3 golongan juga antara lain :


A. Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya adalah :
 Ekstasi Dari sekian banyak jenis narkoba yang beredar maka ekstasi
mungil inilah yang paling banyak di produksi di dalam negeri. Selain dari
bahan bakunya mudah didapat harga jualnya pun bervariasi mulai dari
harga golongan “high class eksekutif ” selebritis, diatas Rp.100.000 hingga
harga banting di warung kafe Rp.10.000/butir. Inex nama lain ekstasi ini
masih keturunan kandung psikotropika banyak di perjual- belikan bagai
kacang goreng. Ekstasi beredar dalam bentuk tablet dan kapsul dengan
ukuran sebesar kancing kerah baju yang berdiri dari berbagai macam jenis,
diantaranya :Adam, Eva, Flash, Dolar, Bonjovi, Mike Tyson, Playboy,
Apple, Angel, White Dove, dan lain-lain

B. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan atautujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindromketergantungan. Contohnya adalah :
 Amphetamine Memiliki nama jalanan: seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga
tablet. Cara penggunaan dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk
tablet diminum dengan air

C. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi
dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contohnya adalah :
 Phenobarbital Phenobarbatial merupakan antikonvulsan turunan barbiturat
yang efektif dalammengatasi epilepsi. Phenobarbatial menekan korteks
sensor, menurunkan aktivitasmotorik, menyebabkan kantuk, efek sedasi,
dan hipnotik.

D. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan
atauuntuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkansindrom ketergantungan. Contohnya : Diazepam.

Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :

a.) Faktor Internal


Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
sepertikepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas.
Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja,
sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun
sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-
obat terlarang ini.

b.) Faktor Eksternal


Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan
seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh
lingkungan. Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang
kelak menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-
faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan
narkoba. Hal ini harus dipelajari Kasus demi kasus.Faktor individu, faktor
lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar
perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba.
Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya
mendapat bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak
kenal jenis kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah
mencicipi zat berbahaya ini. Meski ada beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai
untuk keperluan pengobatan, namun tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat
dari dokter. Ada banyak bahaya narkoba bagi hidup dan kesehatan, di antaranya
adalah:

1. Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang.
Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-
kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada.
Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

2. Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti
ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah,
mual, rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian
berlangsung lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan
mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.

3. Menurunnya Tingkat Kesadaran


Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya
justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa
kasus si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut
membuat koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku.
Dampak narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit
mengenali lingkungan sekitar.

4. Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian
sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika
dibiarkan dapat menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika
sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

5. Gangguan Kualitas Hidup


Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-
obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi
saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak
kepolisian jika terbukti melanggar hukum, obat-obatan tersebut tidak memberikan
dampak positif bagi tubuh. Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu, relasi dengan
keluarga kacau, kesehatan menurun, dan kematian.
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling


efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang paling
praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta
rehabilitatif.

1. Promotif

Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program
pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota
masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali.
Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan
kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata
sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh
kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawrkan
antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok
olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling
tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.

2. Preventif

Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program
ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal
narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka
menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh
pemerintah, juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain
termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat,
perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya. Bentuk dan agenda kegiatan dalam
program preventif ini:

A. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba

Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tentang
bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya memberikan informasi saja
kepada para pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan
oleh pembicara hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum.Informasi
ini biasa disampaikan oleh para tokoh asyarakat.Kampanye ini juga dapat dilakukan
melalui spanduk poster atau baliho.Pesan yang ingin disampaikan hanyalah sebatas
arahan agar menjauhi penyalahgunan narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai
narkoba.

B. Penyuluhan seluk beluk


narkoba Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan informasi,
pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab.
Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah.Tujuan penyuluhan ini adalah untuk
mendalami pelbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat menjadi lebih tahu
karenanya dan menjadi tidak tertarik enggunakannya selepas mengikuti program ini.
Materi dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter,
psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya.
C. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar
upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih
efektif. Pada program ini pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang
nantinya akan disertai dengan simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato,
latihan diskusi dan latihan menolong penderita. Program ini biasa dilakukan dilebaga
pendidikan seperti sekolah atau kampus dan melibatkan narasumber dan pelatih yang
bersifat tenaga profesional.
3. Kuratif

Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini
ditujukan kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah mebantu
mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari
pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan peakaian narkoba.Tidak sembarang
pihak dapat mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari
narkoba secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan
pemakai narkoba ini.Pngobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala
menjalaninya.Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara
dokter, pasien dan keluarganya.
Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini adalah:
a) Penghentian secara langsung;
b) Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian
narkoba (detoksifikasi);
c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;
d) Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya. Pengobatan ini sangat kompleks
dan memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu tingkat kesembuhan dari
pengobatan ini tidaklah besar karena keberhasilan penghentian

4. Rehabilitatif

Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif.
Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut
menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan
mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para
pemakai narkoba. Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program
rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus
dihadapi oleh bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan
merasa putus asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan
lebih memilih untuk mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan
dalam upaya bunuh diri ini adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam
jumlah berlebihan yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara
lain yang biasa digunakan untuk bunuh diri dalah dengan melompat dari ketinggian,
membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar dirinya untuk ditbrakkan
pada kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan namun
keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang
menangani program rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk
sembuh serta dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.
Masalah yang paling sering timbul dan sulit sekali untuk dihilangkan adalah
mencegah datingnya kembali kambuh (relaps) setelah penderita menjalani
pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh keinginan kuat akibat salah satu sifat narkoba
yang bernama habitual.Cara yang paling efektif untuk menangani hal ini adalah
dengan melakukan rehabilitasi secara mental dan fisik.Untuk pemakaipsikotropika
biaanya tingkat keberhasilan setlah pengobatan terbilang sering berhasil, bahkan ada
yang bisa sembuh 100 persen.

5. Represif

Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,
pengedar dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan instansi
peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun
distribusi narkoba.Selain itu juga berupa penindakan terhadap pemakai yang
melanggar undang-undang tentang narkoba. Instansi yang terkain dengan program ini
antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan
peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM
dan lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait
tersebut Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala hal
yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba
dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat tersebut, polisi harus
ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila melihat
kegiatan penyalahgunaan narkoba.Cantumkan pula nomor dan alamat yang bisa
dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor.
Melaporkan kegiatan pelanggaran narkoba seperti ini tentu saja secara tidak langsung
ikut mebahayakan keselamatan si pelapor, karena sindikat narkoba tentu tak ingin
kegiatan mereka terlacak dan diketahui oleh aparat. Karena itu sudah jadi tugas polisi
untuk melindungi keselamatan jiwa si pelapor dan merahasiakan identitasnya.
Masalah penyalahgunaan narkoba adalah masalah yang kompleks yang pada
umumnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor individu, faktor lingkungan/sosial
dan faktor ketersediaan, menunjukkan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba
yang efektif memerlukan pendekatan secara terpadu dan komprehensif. Pendekatan
apa pun yang dilakukan tanpa mempertimbangkan ketiga faktor tersebut akan
mubazir.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan
psikologi seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan secara fisik dan psikologi. Sedangkan psikotropika adalah zat atau
obat, baik alamiah maupun sintesis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor,
yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian,
kecemasan, dan depresi serta kurangnya religiusitas, serta faktor eksternal yang
berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi
keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan. Upaya penanggulangan
penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui beberapa cara
seperti preventif seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, kuratif
seperti penyembuhan dengan medis atau dengan media lain, rehabilitatif agar
korban tidak kembali ketagihan dengan narkoba, dan represif melalui jalur hukum.

Saran

Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah jangan pernah


mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit, pemerintah harus memberantas
peredaran narkoba di Indonesia, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya
agar tidak terjerumus ke dalam jurang narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://bnn.go.id/
[2] Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba)

Anda mungkin juga menyukai