Imobilisasi Pada Lansia
Imobilisasi Pada Lansia
Imobilitas adalah keadaan tidak bergerak/tirah baring selama ≥ 3 hari dengan gerak anatomik
tubuh (kemampuan untuk melakukan aktivitas mobilitas di tempat tidur, transfer, atau ambulasi)
menghilang akibat perubahan fungsi fisiologis. Perubahan pada fungsi sensorik persepsi,
keterampilan motorik, kondisi fisik, tingkat kognitif, kesehatan premorbid, dan variabel eksternal
mendukung terjadinya imobilitas. Imobilitas sering ditemui pada pasien usia lanjut. Berbagai
komplikasi dapat timbul sebagai akibat imobilisasi. Penatalaksanaan secara non-farmakologis
dan farmakologis diperlukan untuk mencegah komplikasi, mengatasi komplikasi, dan
mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, kesepahaman dalam tatalaksana imobilitas
dan komplikasi sangat diperlukan.
- Jatuh
- Fraktur
- Stroke
- Demensia dan depresi
- Instabilitas
- Medikasi hipnosis
- Gangguan penglihatan
- Polifarmasi
- Takut jatuh
Komplikasi :
o Lokasi yang mendapatkan tekanan > 25 mmHg berisiko lebih untuk mengalami
ulkus dekubitus
o Epidemiologi :
Insiden selama perawatan 7,7-29,5%
Umumnya terjadi pada 2 minggu pertama perawatan di rumah sakit
Prevalensi di panti jompo sama dengan di rumah sakit
o Faktor terkait : tekanan, daya regang, gesekan, kelembapan
o Patofisiologi :
o Klasifikasi Shea yang dimodifikasi AHCPR :
Stadium I : eritema non-blanchable pada kulit yang masih utuh
Stdium II : lapisan epidermis dan/atau dermis hilang
Stadium III : lesi hingga ke jaringan lunak dan lapisan fascia dalam
Stadium IV : jaringan otot dan tulang sudah terlibat
o Pencegahan :
Penilaian risiko terjadinya ulkus dekubitus dengan skala Norton :
Interpretasi :
o Skor < 14 : risiko tinggi
o Skor < 12 : risiko meningkat 50 kali
o Skor 12-13 : risiko sedang
o Skor ≥ 14 : risiko sangat kecil
Ubah posisi pasien tiap 2-3 jam (miring kiri-kanan)
Menggunakan bantal di antara tungkai, di bawah punggung, dan
penyangga lengan untuk posisi optimal bantal donat dikatakan
meningkatkan risiko ulkus
Pasien yang harus posisi duduk di tempat tidur atau kursi roda direposisi
setiap 1 jam atau diminta mengubah tumpuan BB-nya setiap 15 menit
Jangan mendudukkan pasien pada sudut 30o
Pasien harus diangkat dan jangan digeser atau ditarik dari tempat tidur
Gunakan pelindung pergelangan kaki dan tumit untuk mencegah gesekan
Untuk mencegah maserasi kulit, jaga agar kulit tetap kering tapi
licin/terlubrikasi
Hindari penggunaan alat bantu berbentuk seperti donat untuk kursi dan
kursi roda
Gunakan kasur air atau kasur udara (kasur anti dekubitus)
o Tatalaksana :
Pendekatan sistemik :
Faktor nutrisi dan hidrasi
Antibiotik sistemik spektrum luas sebagai terapi atau inisial pada
sepsis, selulitis, osteomyelitis, dan pencegahan endokarditis
bakterial pada debridement pasien dengan penyakit katup jantung
Perawatan luka lokal :
Jaga kebersihan dan kelembapan ulkus
Hindari povidon-iodin, iodofor, natrium hipoklorit, hidrogen
peroksida, dan asam asetat
Antibiotika topikal pada ulkus bersih yang belum sembuh atau
tetap bereksudat setelah 2-4 minggu perawatan optimal
Debridement jaringan nekrotik
Atasi nyeri
Pijat manual sirkular, phonophoresis dengan transducer
ultrasound dan ZnO2 serta TENS berfrekuensi rendah pada tepi
luka
Penggunaan kasur atau matras khusus
Pembedahan :
Penutupan luka
Skin graft
Flap mukokutan
Membuang tulang yang menonjol
Amputasi bila perlu
Terapi eksperimental :
Oksigen hiperbarik masih belum ada bukti yang baik
- Atropi otot dan kontraktur sendi
Metode mekanik :
Risiko perdarahan (-)
Tidak seefektif antikoagulan
Antikoagulan :
UFH, LMWH, antikoagulan oral
Dosis terapeutik > profilaksis
Alteplase (biasanya pada arteri), streptokinase
48 jam pasca terapi antikoagulan dapat latihan LGS pasif sampai
dengan aktif dengan bantuan dan pemberian stocking elastis
Agen antitrombotik (selective factor Xa inhibitor) : fondaparinux dengan
injeksi
- Hipotensi postural
o Pencegahan :
Mobilisasi bertahap secepatnya
Diutamakan agar segera dapat duduk di tempat tidur dengan kaki
menggantung ke bawah sambil digerak-gerakkan
o Terapi :
Evaluasi obat dan status hidrasi
Latihan rekondisi dengan tilt table
Latihan rekondisi yang dimulai dengan menegakkan sandaran tempat tidur
secara bertahap
Penggunaan stocking elastis pada abdomen dan ekstremitas bawah
- Osteoporosis
o Imobilitas dapat menyebabkan :
Peningkatan resorpsi tulang
Peningkatan serum kalsium
Menghambat sekresi PTH dan produksi vitamin aktif vitamin D3
(1,25(OH)2D)
o Patofisiologi :
- Malnutrisi
- ISK