FPI Topik 3 Dan 4
FPI Topik 3 Dan 4
TOPIK 3
M
1. Menurut Anda, apa yang khas dan unik sebagai manusia Indonesia?
Jawab : Ciri khas bangsa Indonesia yang terlihat jelas yaitu adanya keberagaman suku,
ras, budaya, bahasa dan agama di dalam masyarakat. Diantara perbedaan-perbedaan
tersebut masyarakat Indonesia tetap berpedoman pada semboyan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Di Indonesia sendiri, ada berbagai
macam suku seperti suku Jawa, Sunda, Minang, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Ciri
khas bangsa Indonesia yang berikutnya adalah sifat gotong royong dalam masyarakat.
Gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang sudah lama dikenal. Ciri khas
bangsa Indonesia ini sudah turun temurun dilakukan di tengah masyarakat Indonesia.
A (AKSI NYATA)
TOPIK 4
M (Mulai Dari Diri)
1. Apa yang Anda ketahui tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa
Indonesia?
Jawab : Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia adalah memiliki ciri khas tersendiri
yakni adanya keberagaman nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang mencerminkan
kepribadian bangsa indonesia. Sedangkan Identitas merupakan suatu keunikan atau
cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi.
Pancasila berfungsi sebagai Identitas bangsa Indonesia, yang artinya adalah bangsa yang
memiliki suatu ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh masyarakatnya
selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau pedoman yang terkandung pada Pancasila. Oleh
karena itu, Pancasila merupakan identitas nasional yang perlu dan harus dilestarikan serta
di pandang seluruh bangsa untuk menjadi tolak ukur jati diri agar selalu menjadi pribadi
bangsa seperti yang dituangkan dalam butiran-butiran Pancasila yang menggambarkan
seperti apakah identitas bangsa indonesia.
2. Apa yang Anda ketahui tentang Profil Pelajar Pancasila (PPP)?
Jawab : Dari pemahaman yang saya tangkap Profil Pelajar Pancasila (PPP) itu sendiri
memiliki latar belakang “Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila”, dari latar belakang itu dapat di
uraikan pemahaman tentang proyek penguatan nilai-nilai Pancasila yang dicanangkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan sasaran para pelajar di Indonesia.
Dalam konteks ini, nantinya Profil Pelajar Pancasila akan memiliki rumusan kompetensi
yang melengkapi fokus dalam setiap pencapaian Standar Kompetensi Lulusan yang
terdapat masing-masing jenjang satuan pendidikan, tidak lupa dengan adanya penanaman
karakter yang diselaraskan dengan nilai-nilai Pancasila. Maka dari itu, penguatan Profil
Pelajar Pancasila ini diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong
peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
3. Bagaimana menjadikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia?
Jawab : Berpegang pada nilai-nilai pancasila itu sendiri pancasila dapat menjadi pondasi
dan pilar-pilar dalam membangun dan mendidik generasi bangsa yang berketuhanan
memiliki rasa kemanusiaan dan adab yang baik karena suatu rasa dan adab sangat perlu di
tanamkan kepada anak sedini mungkin karena kehidupan sosial mereka akan sangat
berpengaruh jika tidak di landasi dengan rasa welas asih terhadap sesama mendidik tidak
hanya terkotak-kotak pada nilai dan prestasi semata karena pendidikan tanpa
pembimbingan karakter juga tidak ada artinya prestasi yang di raih tidak akan bernilai
jika tidak memiliki karakter pribadi yang baik karena didunia praktik kehidupan nyatanya
nilai prestasi akan dipertimbangkan jika tidak disertai pribadi yang baik di lingkungan
pekerjaan maupun masyarakat sehingga dari dua point nilai pancasila itu saja sudah bisa
di jadikan pedoman dalam mendidik bangsa ini agar dapat mencapai sebuah persatuan
bangsa, mencetak generasi yang bisa menjadi pemimpin bangsa yang memutuskan
sebuah kebijaksanaan dalam kemusyawarahan agar mencapai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.
R (Ruang Kolaborasi)
1. Apa apa relevansi Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada
peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21?
Jawab :
Kebhinekaan
Kebhinekaan salah satu karakter bangsa Indonesia adalah kebhinekaan (diversity) dalam
suku, ras, agama dan budaya. Keberagaman budaya, suku, ras dan relegius dan agama
merupakan kekayaan yang membentuk identitas manusia. Menjaga kesatuan,
melestarikan kemajemukan, meningkatkan persaudaraan dan mengakarkan jiwa
kesetiakawanan perlu di tanamkan di dalam keluarga dan proses pendidikan seumur
hidup secara formal dan informal. Nilai-nilai budaya dan relegius itu diartikulasikan
dalam lima sila atau Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila
Nilai-nilai Pancasila merupakan landasan kehidupan bangsa yang menempatkan
penghormatan kepada allah sebagai pilar penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Meskipun Indonesia bukan Negara agama dan bukan juga negara sekuler, namun
keyakinan pada tuhan Yang Maha Esa merupakan jiwa kehidupan setiap warga Indonesia
(Nuryanto, 2014). Karenanya, pendidikan agama merupakan bagian integral dari
pendidikan manusia Indonesia yang memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan
mengembangkan identitas bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa telah menggali nilai-
nilai filsafat hidup berbangsa yang dirumuskan dalam dasar negara Pancasila. Karenanya,
Pancasila merupakan dasar filosofis pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama di
Indonesia yang berkontribusi bagi kesatuan hidup berbangsa dalam kemajemukan
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan
transformatif untuk melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras dan suku.
Dalam kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk, proses pendidikan perlu
mengelaborasi potensi religious para peserta didik untuk menumbuhkan relasi empatik
yang mendukung proses dan di dalam praktik dialog yang terwujud dalam tradisi
bergotong royong di dalam kehidupan sehari-hari (Endro, 2006.) dialog dalam tindakan
bergotong royong menjadi ruang emplementasi aktivitas manusiawi yang
mengaktualisasikan potensi. Kognitif, spiritual, afektik, sosial dan moral yang terarah
pada pelestarian kesatuan bangsa dalam kebhinekaan. Proses dan praktik dialog dalam
masyarakat Pancasila berlangsung secara kontinu di tengah perkembangan zaman untuk
menguatkan identitas bangsa dan menegaskan kontribusi bangsa dalam relasi dengan
bangsa-bangsa lain secara global.
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang berpihak pada peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Berikut ini adalah penjelasan tentang bagaimana mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21.
a. Pengintegrasian Nilai-Nilai Pancasila dalam Kurikulum:
Nilai-nilai Pancasila harus diintegrasikan secara menyeluruh dalam kurikulum
pendidikan. Ini dapat mencakup pengembangan materi pelajaran yang secara
eksplisit membahas nilai-nilai Pancasila dan bagaimana nilai-nilai tersebut
relevan dalam konteks abad ke-21.
b. Pendekatan Berbasis Keterampilan:
Pendidikan abad ke-21 menekankan pengembangan keterampilan yang relevan
untuk kehidupan dan pekerjaan di era modern. Oleh karena itu, pengajaran nilai-
nilai Pancasila harus diintegrasikan dengan pengembangan keterampilan seperti
pemikiran kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital.
c. Pendidikan Karakter:
Pendidikan karakter yang berfokus pada nilai-nilai Pancasila seperti integritas,
kejujuran, kerja sama, dan toleransi harus menjadi bagian integral dari
pendidikan.
a. Penggunaan Teknologi Pendidikan: Pendidikan abad ke-21 sering kali
didukung oleh teknologi. Pemanfaatan teknologi pendidikan dapat membantu
mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara interaktif dan menarik, serta
memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi.
b. Pendekatan Berbasis Proyek:
Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan untuk mengaitkan nilai-nilai
Pancasila dengan masalah-masalah dunia nyata.
A (Aksi Nyata)