Anda di halaman 1dari 7

FPI

TOPIK 3
M
1. Menurut Anda, apa yang khas dan unik sebagai manusia Indonesia?
Jawab : Ciri khas bangsa Indonesia yang terlihat jelas yaitu adanya keberagaman suku,
ras, budaya, bahasa dan agama di dalam masyarakat. Diantara perbedaan-perbedaan
tersebut masyarakat Indonesia tetap berpedoman pada semboyan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Di Indonesia sendiri, ada berbagai
macam suku seperti suku Jawa, Sunda, Minang, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Ciri
khas bangsa Indonesia yang berikutnya adalah sifat gotong royong dalam masyarakat.
Gotong royong merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang sudah lama dikenal. Ciri khas
bangsa Indonesia ini sudah turun temurun dilakukan di tengah masyarakat Indonesia.

2. Mengapa Anda perlu mengenal manusia Indonesia dalam proses mendidik?


Jawab : Karena dalam hidup sebaik-baiknya orang/manusia adalah mereka yang
berbudaya. Dengan budaya kita tahu jati diri kita siapa, akar kita apa, siapa diri kita yang
sesungguhnya dapat kita kenali dari budaya yang kita miliki. Dari situ kita pertama-tama
akan belajar menghargai budaya/diri kita sendiri, maka setelahnya kita akan belajar
dengan sendirinya menghargai budaya peserta didik. Karena ingat, dimana kaki berpijak,
di situ langit kita junjung. Hormati dan beradaptasi adalah kunci sukses hidup tenang di
mana pun kita berada. Caranya yaitu dengan mengenal budaya/adat istiadat dalam
lingkungan belajar.

3. Apa yang Anda syukuri sebagai manusia Indonesia?


Jawab : Pendidik harus mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya yang terdiri
dari masyarakat beraneka ragam suku, agama dan kebudayaan. Adanya perbedaan
kebudayaan pada akhirnya mendorong masyarakat untuk menjunjung tinggi rasa
nasionalisme dan toleransi terhadap sesama, menjadikan Indonesia sebagai negara yang
unik karena mampu hidup rukun dalam satu negara yang terdiri dari banyak budaya.
Keberagaman budaya juga menambah ilmu pengetahuan atau wawasan. Hal ini
ditunjukkan ketika bepergian ke luar kota atau melintasi pulau. Masyarakat jadi lebih
mengenal berbagai budaya yang ada di Indonesia.

A (AKSI NYATA)

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di


ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan
penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan;
Jawab : Banyak simbol penghargaan dan penghayatan terhadap kebhineka
tunggalikaan sebagai bentuk penguatan identitas Manusia Indonesia yang ada di
sekolah. Di SD Negeri Plamongansari02 tempat saya, menunjukkan identitas
Manusia Indonesia. Misalnya di setiap ruang kelas memiliki foto Garuda
Pancasila yang dipasang di atas papan tulis bagian tengah dan
disampingnya adalah foto presiden dan wakil presiden yang
menjabat saat ini. Ini merupakan salah satu bentuk sekolah menjunjung tinggi
lambang negara yang digunakan sebagai
tuntunan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Warga sekolah diingatkan bahwa
Garuda Pancasila merupakan lambang negara sekaligus identitas kita sebagai
warga negara Indonesia. Di dinding-dinding kelas terdapat tempelan gambar
pemangku agama dan tempat ibadah yang ada di Indonesia, pakaian adat daerah,
rumah adat, senjata tradisional dan lain-lain. Ini merupakan salah satu bentuk
pengenalan kepada peserta didik bahwa kita sebagai Manusia Indonesia memiliki
keanekaragaman suku, adat, budaya, bahasa dan lain-lain.

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai


Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.
Jawab : Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di SDN Sukorambi 04
dalam menguatkan identitas manusia Indonesia yakni dengan cara menerapkan
profil pelajar pancasila. Dengan menerapkannya profil pelajar pancasila didalam
proses belajar peserta didik nantinya diharapkan mampu menghayati nilai-nilai
pancasila dalam menguatkan identitas manusia.Selain itu dimensi yang dapat
diterapkan salah satunya yakni dimensi berkhebinekaan global yang dimana
peserta didik maupun pendidik dituntut untuk saling menghargai atau toleransi
terhadap semua individu bukan dari indonesia saja melainkan berkhebinekaan
global dariseluruh dunia.

TOPIK 4
M (Mulai Dari Diri)
1. Apa yang Anda ketahui tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa
Indonesia?
Jawab : Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia adalah memiliki ciri khas tersendiri
yakni adanya keberagaman nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang mencerminkan
kepribadian bangsa indonesia. Sedangkan Identitas merupakan suatu keunikan atau
cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi.
Pancasila berfungsi sebagai Identitas bangsa Indonesia, yang artinya adalah bangsa yang
memiliki suatu ciri khas yang berbeda dari bangsa lain karena seluruh masyarakatnya
selalu berefleksi terhadap nilai-nilai atau pedoman yang terkandung pada Pancasila. Oleh
karena itu, Pancasila merupakan identitas nasional yang perlu dan harus dilestarikan serta
di pandang seluruh bangsa untuk menjadi tolak ukur jati diri agar selalu menjadi pribadi
bangsa seperti yang dituangkan dalam butiran-butiran Pancasila yang menggambarkan
seperti apakah identitas bangsa indonesia.
2. Apa yang Anda ketahui tentang Profil Pelajar Pancasila (PPP)?
Jawab : Dari pemahaman yang saya tangkap Profil Pelajar Pancasila (PPP) itu sendiri
memiliki latar belakang “Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila”, dari latar belakang itu dapat di
uraikan pemahaman tentang proyek penguatan nilai-nilai Pancasila yang dicanangkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan sasaran para pelajar di Indonesia.
Dalam konteks ini, nantinya Profil Pelajar Pancasila akan memiliki rumusan kompetensi
yang melengkapi fokus dalam setiap pencapaian Standar Kompetensi Lulusan yang
terdapat masing-masing jenjang satuan pendidikan, tidak lupa dengan adanya penanaman
karakter yang diselaraskan dengan nilai-nilai Pancasila. Maka dari itu, penguatan Profil
Pelajar Pancasila ini diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong
peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
3. Bagaimana menjadikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia?
Jawab : Berpegang pada nilai-nilai pancasila itu sendiri pancasila dapat menjadi pondasi
dan pilar-pilar dalam membangun dan mendidik generasi bangsa yang berketuhanan
memiliki rasa kemanusiaan dan adab yang baik karena suatu rasa dan adab sangat perlu di
tanamkan kepada anak sedini mungkin karena kehidupan sosial mereka akan sangat
berpengaruh jika tidak di landasi dengan rasa welas asih terhadap sesama mendidik tidak
hanya terkotak-kotak pada nilai dan prestasi semata karena pendidikan tanpa
pembimbingan karakter juga tidak ada artinya prestasi yang di raih tidak akan bernilai
jika tidak memiliki karakter pribadi yang baik karena didunia praktik kehidupan nyatanya
nilai prestasi akan dipertimbangkan jika tidak disertai pribadi yang baik di lingkungan
pekerjaan maupun masyarakat sehingga dari dua point nilai pancasila itu saja sudah bisa
di jadikan pedoman dalam mendidik bangsa ini agar dapat mencapai sebuah persatuan
bangsa, mencetak generasi yang bisa menjadi pemimpin bangsa yang memutuskan
sebuah kebijaksanaan dalam kemusyawarahan agar mencapai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.

R (Ruang Kolaborasi)
1. Apa apa relevansi Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada
peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21?
Jawab :
Kebhinekaan
Kebhinekaan salah satu karakter bangsa Indonesia adalah kebhinekaan (diversity) dalam
suku, ras, agama dan budaya. Keberagaman budaya, suku, ras dan relegius dan agama
merupakan kekayaan yang membentuk identitas manusia. Menjaga kesatuan,
melestarikan kemajemukan, meningkatkan persaudaraan dan mengakarkan jiwa
kesetiakawanan perlu di tanamkan di dalam keluarga dan proses pendidikan seumur
hidup secara formal dan informal. Nilai-nilai budaya dan relegius itu diartikulasikan
dalam lima sila atau Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila
Nilai-nilai Pancasila merupakan landasan kehidupan bangsa yang menempatkan
penghormatan kepada allah sebagai pilar penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Meskipun Indonesia bukan Negara agama dan bukan juga negara sekuler, namun
keyakinan pada tuhan Yang Maha Esa merupakan jiwa kehidupan setiap warga Indonesia
(Nuryanto, 2014). Karenanya, pendidikan agama merupakan bagian integral dari
pendidikan manusia Indonesia yang memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan
mengembangkan identitas bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa telah menggali nilai-
nilai filsafat hidup berbangsa yang dirumuskan dalam dasar negara Pancasila. Karenanya,
Pancasila merupakan dasar filosofis pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama di
Indonesia yang berkontribusi bagi kesatuan hidup berbangsa dalam kemajemukan
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan
transformatif untuk melestarikan kemajemukan budaya, agama, ras dan suku.
Dalam kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk, proses pendidikan perlu
mengelaborasi potensi religious para peserta didik untuk menumbuhkan relasi empatik
yang mendukung proses dan di dalam praktik dialog yang terwujud dalam tradisi
bergotong royong di dalam kehidupan sehari-hari (Endro, 2006.) dialog dalam tindakan
bergotong royong menjadi ruang emplementasi aktivitas manusiawi yang
mengaktualisasikan potensi. Kognitif, spiritual, afektik, sosial dan moral yang terarah
pada pelestarian kesatuan bangsa dalam kebhinekaan. Proses dan praktik dialog dalam
masyarakat Pancasila berlangsung secara kontinu di tengah perkembangan zaman untuk
menguatkan identitas bangsa dan menegaskan kontribusi bangsa dalam relasi dengan
bangsa-bangsa lain secara global.

Profil Pelajar Pancasila


Pendidikan Nasional Indonesia bermuara pada profil pelajar Pancasila (PPP) sebagai
perwujudan manusia Indonesia yang kuat, dengan nilai luhur budaya yang menjadi akar
pendidikan dalam upaya memaknai dan menghayati nilai-nilai kemanusian.
Profil Pelajar Pancasila
a. Berkebinekaan global
b. Bergotong royong
c. Kreatif
d. Bernalar kritis Mandiri
e. bernalar kritis
f. beriman bertakwa kepada tuhan YME.

Mewujudkan profil pelajar Pancasila


a. Awali dan akhiri pembelajaran dengan doa dan saling menyapa
b. Putas film dan carita-cerita
c. Menanamkan kebiasaan fositif kepada siswa seperti gotong royong buang sapa
sampah, piket dan sebagainya.
d. buatlah penugasan yang memicu kreatifitas dan budaya kemandirian. Seperti
membatik, observasi di museum, study kasus mengenai feno
e. mena sosial dan lain sebagainya.

2. Bagaimana mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang


berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21?

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang berpihak pada peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Berikut ini adalah penjelasan tentang bagaimana mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21.
a. Pengintegrasian Nilai-Nilai Pancasila dalam Kurikulum:
Nilai-nilai Pancasila harus diintegrasikan secara menyeluruh dalam kurikulum
pendidikan. Ini dapat mencakup pengembangan materi pelajaran yang secara
eksplisit membahas nilai-nilai Pancasila dan bagaimana nilai-nilai tersebut
relevan dalam konteks abad ke-21.
b. Pendekatan Berbasis Keterampilan:
Pendidikan abad ke-21 menekankan pengembangan keterampilan yang relevan
untuk kehidupan dan pekerjaan di era modern. Oleh karena itu, pengajaran nilai-
nilai Pancasila harus diintegrasikan dengan pengembangan keterampilan seperti
pemikiran kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital.
c. Pendidikan Karakter:
Pendidikan karakter yang berfokus pada nilai-nilai Pancasila seperti integritas,
kejujuran, kerja sama, dan toleransi harus menjadi bagian integral dari
pendidikan.
a. Penggunaan Teknologi Pendidikan: Pendidikan abad ke-21 sering kali
didukung oleh teknologi. Pemanfaatan teknologi pendidikan dapat membantu
mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara interaktif dan menarik, serta
memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi.
b. Pendekatan Berbasis Proyek:
Pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan untuk mengaitkan nilai-nilai
Pancasila dengan masalah-masalah dunia nyata.

A (Aksi Nyata)

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila


sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21
Jawab : Tantangan Abad 21 Abad 21 ditandai dengan berkembangnya proses
digitalisasi dalam kehidupan. Proses tersebut sudah menyentuh hampir semua sector
kehidupan bangsa secara khusus sektor pendidikan.Era tersebut telah menyuguhkan
tata kehidupan yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu dibutuhkan human skill yang
mampu berdaptasi dengan tuntutan yang ada. Era digital telah melahirkan fenomena
tuntutan kehidupan efisien dan efektifif dalam berbagai sektor kehidupan.Tetapi
tidak hanya mengalirkan sisi positif namun juga sisi negatif yang tidak sesuai nilai-
nilaiideologi bangsa. Secara kasat mata kita melihat munculnya tatanan kehidupan
yang sudah mengglobal yang setidaknya ditandai dengan beberapa fenomena
berikut:
a. Terjadinya perubahan dalam konsep ruang dan waktu
b. Munculnya pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
salin bergantung
c. Meningkatnya interaksi kultural melalui perkembangan media massa
d. Meningkatnya masalah bersama
Tantangan era digital yang sedemikian kompleks memang diperlukan langkah
strategis jangkapanjang menyiapkan calon penerus perjuangan bangsa yang
didasarkan pada akar ideologi yang sudah menjadi kesepakatan nasional yaitu
Pancasila.Tatanan kehidupan masyarakat dunia tersebut juga membawa dampak
bagi kehidupan generasi muda kita khususnya peserta didik. Oleh sebab itu perlu
langkah yang strategis jangka panjangguna melahirkan profil pelajar (peserta
didik) agar mampu beradaptasi di tengah era kehidupan yang akan dihadapi,
namun tetap menampilkan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Perkelahian
pelajar, sikap anarkis, narkoba, pornografi dan porno aksi, aksi perundungan
sesame pelajar sepertinya sudah menjadi fenomena tersendiri yang selalu
menghiasi pemberitaan media masa. Hal tersebut selain kontra produktif juga
sangat memprihatinkan bagi kelangsungan nasib kehidupan bangsa ke depan.
Profil Pelajar Pancasila
Berbagai fenomena yang dipaparkan di atas secara riil sudah menjadi kenyataan
dalamkehidupan kita sebagai bangsa. Tumpuan ideal menyiapkan dan
mengantisipasi kondisi tersebut tentu lebih bertumpu pada peran lembaga
pendidikan. Sebab hanya melalui proses pendidikansegenap persoalan tersebut
dapat diurai dan diantisipasi.Terkait dengan hal tersebut kementerian
Pendidikan, riset dan teknologi sudah me-launching kebijakan strategis-
antisipatif masa kini dan masa depan yaitu terwujudnya "Profil Pelajar
Pancasila."

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas


dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad
ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Jawab : Pancasila sebagai identitas nasional, yaitu sebagai kepribadian
bangsa yang dapat mendorong bangsa Indonesia agar tetap berjalan sesuai
relnya tetapi tidak melawan arus globalisasi, melainkan bangsa menjadi
lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan
juga peluang yang ada. Pada ekosistem sekolah, penerapan Pancasila
sebagai entitas dan juga identitas bangsa Indonesia sudah terlihat pada
setiapkegiatan upacara, bahwa setiap kegiatan tersebut selalu
dibacakan Pancasila untuk selalu mengingat bahwa Pancasila adalah
dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dan harusdiyakini sebagai
fondasi pendidikan di Indonesia. Terlepas pada kegiatan tersebut,
terdapat Profil Pelajar Pancasila yang mempunyai 6 elemen yaitu: bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global,
gotong royong, mandiri, kreatif dan berpikir kritis bisa diajark an oleh
guru pada saat
kegiatan proses/ pembiasaan dan iklim pada setiap pembelajaran. Profil Pelajar P
ancasila harus melekat kepada siswa setiap aktivitas pembelajaran baik
disekolah maupun dirumah ataupun dilingkungan masyarakat. Hal ini
akan memberikan pengalaman menarik sebagai siswa pada implementasi
merdeka belajar pada pendidikan abad ke-21.

Anda mungkin juga menyukai