Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOTEKNOLOGI FARMASI

TRANSGENIK

Disusun oleh: Kelompok 3

Muhammad Fitrah Yudha 21330017


Safrina Khoirunnisa 21330021
Rasya Syakila Pakaya 21330022
Kaysa Safara 21330026
Anita Alodia 21330029
Fadilah Dwi Wardani 21330731
Widya Wazuha 22330747

Mata Kuliah: Bioteknologi Farmasi (D)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Makalah Bioteknologi Farmasi tentang "Transgenik" ini
dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka
tugas makalah ini tidak akan terwujud, untuk itu pada kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Bioteknologi Farmasi yang mendukung terselesaikannya
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik yang konstruktif serta saran dari para
pembaca, untuk penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, Juni 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................1
DAFTAR ISI ............................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi .....................................................................................................5
2.1.1 Tanaman Transgenik .........................................................................5
2.1.2 Hewan Transgenik ............................................................................5
2.2 Metode Transgenik ...................................................................................5
2.2.1 Tahapan dan Metode Transformasi Genetik pada Tanaman ............5
2.2.2 Metode Transgenik Hewan ...............................................................8
2.3 Contoh Produk yang Dihasilkan .............................................................10
2.3.1 Contoh Tanaman Transgenik ..........................................................10
2.3.2 Contoh Hewan Transgenik .............................................................13
2.4 Keuntungan dan Kerugian Transgenik ...................................................14
2.4.1 Keuntungan .....................................................................................14
2.4.2 Kerugian ..........................................................................................14
2.5 Manfaat Transgenik ................................................................................15
BAB III: KESIMPULAN ....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transgenik adalah suatu produk bioteknologi melalui teknik rekayasa genetika.
Pemindahan materi genetika (gen) dari suatu organisme untuk dikombinasikan ke
dalam materi genetika organisme lainnya bertujuan agar gen yang dipindahkan
akan diekspresikan oleh organisme yang menerima gen tersebut. Dengan kata lain,
pada akhir proses akan dihasilkan suatu individu yang secara genetika telah berubah
gennya karena membawa gen asing. Organisme inilah yang disebut organisme
transgenik atau sering disebut pula genetically modified organisms (GMO).

Transgenesis sangat bermanfaat dalam berbagai macam studi tentang biologi.


Misalnya studi mengenai fungsi dan pola ekspresi dari gen serta untuk
memproduksi produk komersial yang diinginkan. Di bidang perikanan budidaya,
transfer DNA eksogenous umumnya ditujukan untuk memproduksi galur
transgenik yang mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi. Perkembangan
teknologi transgenik ikan di dunia meningkat dengan cepat. Keuntungan ekonomi
yang potensial dari teknologi transgenik ikan ini tidak diragukan lagi. Ikan
transgenik bisa juga digunakan sebagai bioreaktor untuk memproduksi bahan-
bahan yang bersifat komersial maupun yang bermanfaat bagi kesehatan.

Seiring dengan semakin berkembangnya aplikasi tanaman hasil rekayasa


genetika, banyak kalangan yang menyambut positif dan mendukung penerapan
teknologi ini sebagai komoditi pangan yang menjanjikan, namun tak sedikit
pulayang menentangnya. Kebanyakan masyarakat merasa khawatir terutam
amenyangkut masalah jaminan kesehatan dan efeknya terhadap keseimbangan
lingkungan, sehingga pemanfaatan teknologi ini masih menjadi polemik apakah
dapat dijadikan solusi mengatasi kelaparan atau justru menjadi polusi yang
membawa kerusakan dan bencana

3
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi transgenic?
2) Bagaimana metode transgenik?
3) Apa saja contoh produk transgenic yang dihasilkan?
4) Apa saja keuntungan dan kerugian dari transgenik?
5) Apa manfaat dari transgenik?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk:

1) Mengetahui definisi dari transgenik


2) Mengetahui metode dalam transgenik
3) Mengetahui contoh produk dari transgenik
4) Mengetahui keuntungan dan kerugian dari transgenik
5) Mengetahui manfaat dari transgenik

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
2.1.1 Tanaman Transgenik
Transformasi genetik pada tanaman adalah mentransfer gen asing yang
diperoleh dari tanaman, virus, bakteri, hewan, atau manusia pada suatu spesies
tanaman tertentu. Atau bisa juga dikatakan suatu proses untuk mendapatkan
tanaman transgenik. Gen asing yang diperoleh dari mahluk hidup tertentu
tersebut direkayasa secara molekuler sehingga bisa disisipkan ke dalam genom
tanaman. Gen asing hasil rekayasa genetika yang disisipkan pada spesies
tanaman tertentu disebut transgen, sehingga tanaman yang tersisipi transgen
disebut tanaman transgenik. Dengan demikian,tanaman transgenik dapat
didifinisikan sebagai tanaman yang telah disisipi gen asing yang berasal dari
mahluk hidup lainnya, bisa sesama tanaman, hewan, ataupun bakteri. Tujuan
dari pembuatan tanaman transgenik adalah untuk mendapatkan tanaman unggul
yang lebih baik dari tanaman aslinya (Dwiyani et al., 2016)

2.1.2 Hewan Transgenik


Hewan transgenik merupakan satu alat riset biologi yang potensial dan sangat
menarik karena menjadi model yang unik untuk mengungkap fenomena biologi
yang spesifik. Sedangkan hewan transgenik menurut Federation of European
Laboratory Animal Associations adalah hewan dimana dengan sengaja telah
dimodifikasi genome-nya, gen disusun dari suatu organisme yang dapat
mewarisi karakteristik tertentu.

2.2 Metode Transgenik


2.2.1 Tahapan dan Metode Transformasi Genetik pada Tanaman
Tahapan dan Metode Transformasi Proses transformasi genetik pada tanaman
melewati beberapa tahapan yaitu (Dwiyani et al., 2016):

5
A. Insersi transgen

Pada tahapan insersi transgen dibutuhkan suatu metode bagaimana transgen bisa
terinsersi ke sel tanaman.

Metode Insersi transgen dapat dilakukan dengan beragam cara, diantaranya


adalah :

a) Agrobacterium-mediated transformation (metode transformasi dengan


bantuan Agrobacterium)

Agrobacterium tumefaciens adalah bakteri gram negatif yang secara


alamiah menginfeksi tanaman dikotil dan menyebabkan tumor pada batang
tanaman. Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman
secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA)
untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang
menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu.
Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di
dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat
memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman.
Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat yang
diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.

b) Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil

Metode "Gene Gun" juga dikenal sebagai metode penembakan proyektil


mikro, paling sering digunakan pada spesies seperti jagung dan beras. Untuk
melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-
proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil
tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman.
Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun
ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan berlangsung.
Teknik ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengubah jaringan spesies
tanaman yang terorganisir dan memiliki sistem tranfer universal yang umum
untuk banyak jenis jaringan dari banyak spesies yang berbeda.

6
c) Electroporation (Elektroforasi)

Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen asing
harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang
kehilangan dinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan
voltasetinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga
DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan
DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian
dinding sel tanaman. Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi
sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil
seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum
terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah
terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke
tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati. Metode elektroforasi telah
diaplikasikan pada protoplas jagung dan berhasil mendapatkan tanaman
jagung transgenik tetapi tidak fertil.

d) Silicon carbide-mediated transformation (transformasi dengan media karbid


silikon).

Metode pemindahan gen lain yang kurang umum digunakan dalam


transformasi tanaman tetapi telah dilaporkan berhasil mentransformasi
jagung dan rumput gambut adalah penggunaan karbit silikon. Suspensi sel
tanaman yang akan ditransformasi dicampur dengan serat karbit silikon dan
DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan kedalam tabung
eppendorf kemudian dilakukan pemusingan dengan vortex. Serat karbit
silikon berfungsi sebagai jarum injeksi mikro (microinjection) untuk
memudahkan pemindahan DNA ke dalam sel tanaman.

B. integrasi transgen ke genom tanaman

Apabila transgen sudah masuk ke sel tanaman, tahapan selanjutnya adalah


transgen tersebut harus benarbenar terintegrasi ke genom tanaman. Artinya
transgen benar-benar bersatu dengan DNA kromosom yang ada di dalam inti
sel tanaman.

7
C. ekspresi transgen yang terintegrasi pada genom.

Jika transgen benar-benar telah terintegrasi, selanjutnya akan terekspresi


bersama dengan ekspresi gen tanaman. Pada tahapan ini, DNA sudah
ditranskripsi menjadi RNA dan selanjutnya terbentuk protein yang dikode oleh
gen tersebut melalui proses translasi. Pada tahap ini suatu gen dapat dikatakan
secara fungsional sudah berfungsi.

2.2.2 Metode transgenik hewan


Hewan transgenik dikembangkan dengan 4 cara, yaitu :

a) Mikroinjeksi DNA

Mikroinjeksi DNA dilakukan dengan melakukan injeksi langsung gen


terpilih yang diambil dari anggota lain dalam spesies yang sama ataupun
berbeda ke dalam pronukleus ovum yang telah dibuahi. Teknik mikroinjeksi
merupakan pengembangan dari teknik produksi tikus transgenik yang
merupakan teknik umum yang digunakan dalam introduksi gen pada ikan.
Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan materi genetik ke dalam fase
awal embrio. Materi genetik yang disuntikkan meliputi transgen dan
promoter. Materi genetik tersebut direplikasi dalam vektor plasmid
sehingga menghasilkan salinan gen yang sama persis dan dalam jumlah
banyak. Penyuntikkan dilakukan secara microinjection ke dalam pronukleus
embrio. Volume suntikan antara 2 sampai 3 pikoliter dengan menggunakan
mikropipet kaca yang dapat menembus membran sel tanpa merusaknya.
Gen disuntikan ke sel mengunakan gelas pipet yang sangat kecil (diameter
ujung jarum sekitar 0,05-0,15 mm). Mikroinjeksi biasa dilakukan di bawah
mikroskop dengan menggunakan mikromani-pulator pengatur gerak jarum
suntik dan volume larutan DNA yang akan disuntikkan.

b) Elektroforesis

Prinsip metode ini adalah membuat reparable-holes pada membran sel


dengan bantuan aliran listrik yang bergetar (electric pulse). Sel
disuspensikan dalam larutan DNA, dan larutan ini dapat masuk ke sel
melalui lubang yang telah terbentuk. Pada awalnya, metoda ini

8
dikembangkan untuk kultur sel; namun demikian teknik ini dapat juga
diaplikasikan untuk telur dan sperma ikan. Teknik eletroforesis telah
digunakan dalam beberapa spesies ekonomis penting seperti channel
catfish, carp, dan salmon. Dalam beberapa kasus, tingkat kelangsungan
hidup dan transformasi yang diperoleh dengan elektroforesis tidak setinggi
dengan level yang diperoleh dengan teknik mikroinjeksi. Pertama-tama
sperma ikan mas dihidrasi dalam larutan hiperosmotik dan dilanjutkan
dengan rehidrasi dengan larutan hyposmotik yang mengandung DNA untuk
mengembalikan tekanan osmotic cairan seminal ke kondisi awal.
Elektroforesis dilakukan pada saat proses rehidrasi. Tingkat keberhasilan
transfer yang dianalisis menggunakan ikan umur 30 hari adalah sekitar 66%,
sedangkan teknik elektro-foresis yang biasa pada kondisi isotonic hanya
20%. Hasil ini menunjukkan bahwa elektroforesis selama rehidrasi dapat
meningkatkan penyerapan DNA yang juga berarti meningkatkan frekuensi
transfer gen. Meskipun teknik ini belum sempurna, hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa cara ini cukup efektif. Penelitian lebih lanjut masih
dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat keberhasilan yang lebih baik dengan
metode ini.

c) Transfer gen dengan media retrovirus

Teknik ini digunakan sejak awal 1970-an. Vektor yang digunakan berupa
virus atau phage yang telah dimodifikasi terlebih dahulu sehingga tidak
dapat bereplikasi atau menyebabkan penyakit pada sel embrio target. Gen
yang diinginkan (interest gene) kemudian digabungkan dengan genom
virus, lalu virus tersebut digunakan untuk menginfeksi fase awal embrio.
Vektor virus akan bertindak sebagai ‘kendaraan’ untuk mentransfer
transgen ke dalam genom embrio.

9
d) Transfer gen dengan media sel cangkokan embrionik

Sel induk embrionik (Embryonic Stem Cell) yang belum terdiferensiasi


memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi bermacam-macam tipe sel
selama perkembangan organisme. Sel-sel tersebut diambil dari embrio dari
fase blastosis, lalu dikulturkan secara in vitro. Transgen ditempel pada
urutan DNA yang analog dengan segmen DNA inang. Konstruksi
DNAtransgen baru kemudian dimasukkan ke dalam inti sel induk embrionik
yang telah dikulturkan melalui suatu vektor atau lewat elektroporesis. Pada
saat pembelahan sel terjadi, DNA baru akan mengganti segmen yang ada
dan bergabung dalam nukleus dari sel-sel baru. Sel-sel yang memiliki
transgen diidentifikasi dan dipilih dengan teknik tertentu, misalnya survival
selection (positive-negative selection) dan polymerase chain reaction
(PCR). Sel induk embrionik yang telah mengalami modifikasi kemudian
disuntikkan secara langsung ke blastosis embrio normal.

2.3 Contoh Produk yang Dihasilkan


2.3.1 Contoh Tanaman Transgenik
Jenis Sifat yang telah Modifikasi
tanaman dimodifikasi
Padi Mengandung provitami Gen dari tumbuhan narsis, jagung,
n A (beta-karotena) dan bakteri Erwinia disisipkan
dalam jumlah tinggi. pada kromosom padi.
Jagung, Tahan (resisten) Gen toksin Bt dari bakteri Bacillus
kapas, terhadap hama. thuringiensis ditransfer ke dalam
kentang tanaman.
Tembakau Tahan terhadap cuaca Gen untuk mengatur pertahanan
dingin. pada cuaca dingin dari
tanaman Arabidopsis thaliana atau
dari sianobakteri (Anacyctis
nidulans) dimasukkan ke
tembakau.

10
Tomat Proses pelunakan tomat Gen khusus yang
diperlambat sehingga disebut antisenescens ditransfer ke
tomat dapat disimpan dalam tomat untuk
lebih lama dan tidak menghambat enzim poligalakturon
cepat busuk. ase (enzim yang mempercepat
kerusakan dinding sel tomat).
Selain menggunakan gen dari
bakteri E. coli, tomat transgenik
juga dibuat dengan memodifikasi
gen yang telah dimiliknya secara
alami.
Kedelai Mengandung asam Gen resisten herbisida dari
oleat tinggi dan tahan bakteri Agrobacterium galur CP4
terhadap herbisida glifo dimasukkan ke kedelai dan juga
sat. Dengan demikian, digunakan teknologi molekular
ketika disemprot untuk meningkatkan
dengan herbisida terseb pembentukan asam oleat.
ut, hanya gulma di
sekitar kedelai yang
akan mati.
Ubi jalar Tahan terhadap Gen dari selubung virus tertentu
penyakit tanaman yang ditransfer ke dalam ubi jalar dan
disebabkan virus. dibantu dengan
teknologi peredaman gen.
Kanola Menghasilkan minyak Gen FatB dari Umbellularia
kanola yang californica ditransfer ke dalam
mengandung asam tanaman kanola untuk
laurat tinggi sehingga meningkatkan kandungan asam
lebih menguntungkan laurat.
untuk kesehatan dan
secara ekonomi. Selain
itu, kanola transgenik

11
yang disisipi gen
penyandi vitamin
E juga telah ditemukan.
Pepaya Resisten terhadap virus Gen yang menyandikan selubung
tertentu, virus PRSV ditransfer ke dalam
contohnya Papaya tanaman pepaya.
ringspot virus (PRSV).
Melon Buah tidak cepat Gen baru dari bakteriofag T3
busuk. diambil untuk mengurangi
pembentukan
hormon etilen (hormon yang
berperan dalam pematangan buah)
di melon.
Bit gula Tahan terhadap Gen dari
herbisida glifosat dan g bakteri Agrobacterium galur CP4
lufosinat. dan cendawan Streptomyces
viridochromogenes ditransfer ke
dalam tanaman bit gula.
Prem Resisten terhadap Gen selubung virus cacar prem
(plum) infeksi virus cacar ditransfer ke tanaman prem.
prem (plum pox virus).
Gandum Resisten terhadap Gen penyandi enzim kitinase
penyakit hawar yang (pemecah dinding sel cendawan)
disebabkan cendawan dari jelai (barley) ditransfer ke
Fusarium. tanaman gandum.

12
2.3.2 Contoh Hewan Transgenik
Jenis Sifat yang telah Modifikasi
hewan dimodifikasi
Domba Menghasilkan susu Gen dari manusia yang disebut
yang mengandung factor VIII (merupakan protein
factor VIII yang dapat pembeku darah)
dimurnikan untuk
menolong penderita
hemofilia.
Salmon Mempercepat waktu Diberikan hormon pertumbuhan
agar ikan mencapai
ukuran tertentu dalam
waktu yang lebih cepat
dari biasanya
Sapi Menghasilkan susu Sapi ini dibuat dengan
dengan kandungan gizi menyisipkan gen lactoferin ke
yang sama seperti ASI dalam embrio sapi.
nyamuk untuk memastikan memberikan “self-limiting gene”
jantan keturunan yang
transgenik dihasilkan oleh nyamuk
ini akan mati dalam
waktu yang lebih
singkat dari biasanya

13
2.4 Keuntungan dan Kerugian Transgenik
2.4.1 Keuntungan
Teknologi GM (Genetically Modified) telah digunakan untuk menghasilkan
berbagai tanaman budidaya hingga saat ini. Ketika populasi global terus
berkembang, makanan tetap menjadi sumber daya yang menakutkan. Makanan
rekayasa genetika menawarkan manfaat yang signifikan dengan meningkatkan
hasil produksi, menurunkan biaya transportasi dan meningkatkan gizi isi.
Perkembangan, mengakibatkan diproduksi secara komersial varietas di negara-
negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, telah berpusat pada pemberian
resistensi terhadap serangga, hama atau virus dan memproduksi toleransi terhadap
herbisida tertentu. Sementara sifat-sifat ini memiliki keuntungan bagi petani, sudah
sulit bagi konsumen untuk melihat manfaat selain ini. Dalam kasus terbatas,
penurunan harga karena pengurangan biaya dan peningkatan kemudahan produksi.
Beberapa tanaman GM untuk malnutrisi diharapkan untuk diungkapkan untuk
budidaya dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang.

2.4.2 Kerugian
Penggunaan tanaman transgenik menjadi masalah selama bertahun-tahun. Banyak
kekhawatiran telah dikemukakan dan ini terbagi menjadi dua kategori:

a) Kekhawatiran, tentang apa yang mempengaruhi materi hasil rekayasa


genetika, bisa terjadi pada kesehatan manusia. Misalnya, transgenik
tanaman telah disarankan untuk menyebabkan alergi pada beberapa orang,
meskipun tidak pasti, apakah tanaman transgenik itu sumber reaksi ini.
Selanjutnya, antibiotik gen ketahanan, ditempatkan di tanaman ini telah
disarankan menyebabkan resistensi terhadap antibiotik, menyebabkan super
bug, yang tidak dapat dibunuh dengan perawatan antibiotik. Populasi
menjadi tidak nyaman dengan menelan DNA yang berasal dari sumber lain,
seperti virus atau bakteri.
b) Kekhawatiran, tentang apakah tanaman transgenik menyebabkan kerusakan
terhadap lingkungan alam. Salah satu contoh yang termasuk serbuk sari dari
jagung transgenik, yang memiliki kemampuan untuk membunuh Larva
kupu-kupu raja. Telah ditunjukkan bahwa hibrida jagung mengungkapkan

14
racun bakteri dalam serbuk sarinya, yang kemudian tersebar lebih dari 60 m
oleh angin. Dalam kisaran ini, serbuk sari jagung disimpan di tanaman lain
di dekat ladang jagung, di tempat yang bisa tertelan oleh organisme non-
target termasuk raja butterfly yang menyebabkan kematian mereka.
Namun, berikut ini adalah masalah potensial yang menjadi perhatian produksi
protein nabati.
a) Reaksi alergi terhadap glikan protein tanaman dan tanaman lain antigen.
b) Kontaminasi tanaman dan produk oleh mikotoksin, pestisida, herbisida dan
metabolit endogen.
c) Ketidakpastian regulasi, terutama untuk kebutuhan protein persetujuan
untuk penggunaan obat manusia.

2.5 Manfaat Transgenik


Selain untuk mengefisiensikan operasional pertanian, tanaman transgenik
juga dimanfaatkan dalam bidang kesehatan masyarakat. Misalnya melalui
keberhasilan menyisipkan gen insulin manusia (humulin) ke dalam bakteri yang
kemudian disisipkan ke sel tanaman kacang-kacangan sehingga memungkinkan
tanaman tersebut menjadi penghasil insulin yang bermanfaat untuk pengobatan
diabetes. Atau keberhasilan pemenuhan vitamin A dari beras emas (golden rice).
Beras emas adalah beras dari tanaman padi yang telah disisipi 3 gen dari tanaman
daffodil dan bakteri. Ketiga gen sisipan tersebut membuat beras emas mampu
memproduksi enzim yang menyebabkan beras dapat membentuk beta-carotene,
yang di dalam tubuh manusia dapat dikonversi menjadi vitamin A. Melalui RG juga
dapat dihasilkan produk transgenik yang bernilai gizi lebih tinggi daripada tanaman
asli, misalnya tomat, labu, dan kentang, yang mengandung kadar vitamin A, C, dan
E yang tinggi; jagung dan kedelai, yang mengandung lebih banyak asam amino
esensial; kentang dengan kadar pati yang lebih tinggi serta mempunyai kemampuan
menyerap lemak yang lebihrendah; daun bawang dengan kandungan allicin (bahan
yang berkhasiat menurunkan kolesterol) yang lebih banyak; padi dengan
kandungan vitamin A yang tinggi dan padi yang mengandung zat besi; bahkan
pisang yang mengandung vaksin.

15
Manfaat tanaman transgenik adalah meningkatkan kualitas tanaman
sehingga tanaman menjadi tahan hama & penyakit, tahan cekaman kekeringan,
tahan kadar garam tinggi, frost resistant, serta meningkatkan kualitas kandungan
nutrisi. Ada pula dalam bentuk GM Bacteria, yaitu Bacteria dapat memproduksi
human insulin ataupun human growth hormone, dsb. Dan juga, bacteria dapat
direkayasa genetikanya sehingga mampu mengurai cemaran dan sebagainya.
Terdapat juga Mikroorganisme Produk Rekayasa Genetik untuk Vaksin. Vaksin
dengan bioteknologi modern berdasarkan GMO (genetically modified organism)
sangat diperlukan dalam pengendalian penyakit hewan maupun manusia.

Pengembangan tanaman transgenik lain yang berkaitan erat dengan bidang


kesehatan adalah kentang, labu, pepaya, melon, tomat, dan tanaman yang
direkayasa agar tahan virus, awet segar, dan bernilai gizi tinggi. Penelitian tanaman
transgenik lain yang masih terus dikembangkan adalah pembuatan varietas papaya
transgenik UH Rainbow tahan terhadap virus ringspot di Hawaii, pembuatan tomat
transgenik dengan kadar nutrisi lebih tinggi dan menunda kematangan tomat
(supaya tak cepat membusuk). Selain itu, ada pula pisang transgenik yang
direkayasa untuk menghasilkan vaksin penyakit infeksi tertentu yang dapat
dimakan. Bahkan, baru-baru ini dilakukan evaluasi terhadap produk pisang
transegenik berisi virus non-aktif (dilemahkan) penyebab kolera, hepatitis B, dan
diare.

16
BAB III

KESIMPULAN

• Transgenik tanaman adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun


kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau
virus untuk tujuan tertentu
• Tujuan dari transgenik ini adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan
peningkatan produksi, Contoh tanaman transgenik adalah gen dari tumbuhan
narsis, jagung, dan bakteri Erwinia disisipkan pada kromosom padi.
• Rekayasa genetika melalui metode transgenik telah memberikan dampak
positif maupun negatif.
• Banyak dari produk-produk pertanian saat ini merupakan hasil dari
metode transgenik
• Pendapat masyarakat yang kontra di sebabkan khawatir gen pada tanaman
transgenik merusak ekosistem dan berdampak negatif bagi kesehatan tubuh
manusia yang mengkonsumsi tanaman transgenik tersebut. Sedangkan
masyarakat yang mendukung aplikasi tanaman transgenik disebabkan dengan
aplikasi tanaman transgenik dapat meningkatkan produksi dan menghasilkan
berbagai jenis produk yang unggul dibanding non transgenik, selain itu biaya
tanam juga menurun karena tanpa pestisida.
• Apabila di lakukan sesuai prosedur dengan prinsip yang terlaksankaan, maka
aplikasi tanaman transgenik tidak bermasalah dengan pemantauan yang
cermat dan tepat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyani, R. et al. (2016) Transformasi Genetik Pada Tanaman Melalui


Agrobacterium tumefaciens.

Jhansi Rani S, Usha R. Transgenic plants: Types, benefits, public concerns and
future. J. Pharm Res [Internet]. 2013;6(8):879–83. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jopr.2013.08.008

Karmana, I Wayan. Adopsi Tanaman Transgenik dan Beberapa Aspek


Pertimbangannya. 2009 IKIP Mataram.

Kusrini, Eni. TRANSFEKSI MERUPAKAN METODE TEKNOLOGI


TRANSGENIK PENYISIPAN GREEN FLOURESCENT PROTEIN
TERHADAP IKAN WILD BETTA. Media Akuakultur Vol. 10 No. 1
Tahun 2015: 7-11. Jawa Barat

Sugianto. 2017. Kajian Biotika Tanaman Transgenik. Jurnal biologi dan


pendidikan biologi. Vol (1) 2. Hal : 29

Sustiprijatno, 2010. Jurnal Agrobioteknologi, Jagung Trangenik dan Perkembangan


Penelitian di Indonesia, (online).

18

Anda mungkin juga menyukai