Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS POST

PARTUM 2 MINGGU PADA Ny.R.S USIA 27 TAHUN DI KLINIK


BIDAN D.SIMANUNGKALIT KEC. SIBORONG-BORONG
KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN
2022

OLEH :

Pebri Indriani Pasaribu


NIM : 2014010

DOSEN PEMBIMBING : RICO SIHOMBING S,Kep.Ns

PRODI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN (STIKes) KESEHATAN BARU JALAN BUKIT
INSPIRASI/SIPALAKKI KECAMATAN DOLOKSANGGUL
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN
2022
BAB I
TINJAUAN TEORITIS MEDIS

1. Definisi
Post partum merupakan periode waktu yang diperlukan untuk pulihnya
organorgan reproduksi kembali pada keadaan semula (tidak hamil) yang lamanya 6
minggu setelah bayi dilahirkan dapat juga disebut dengan masa nifas (peurperium)
(Rahmi, 2019).
Masa nifas (peurperium) adalah periode minggu-minggu pertama setelah
keluarnya bayi hingga alat-alat kandungan kembali ke keadaan tidak hamil yang
membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Pada periode ini ditandai dengan banyaknya
perubahan fisiologi (Seniorita, 2017).
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayi dapat memberikan
sumber gizi yang baik sehingga dapat meningkatkan status kesehatan bayi.
Menyusui dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menguatkan ikatan ibu dan
anak, mengurangi resiko penyakit pencernaan dan pernafasan, mengurangi alergi dan
penyakit infeksi, serta meningkatkan perkembangan visual, bicara dan kognitif.
Manfaat ASI bagi ibu antara lain untuk membantu dalam involusi uterus,
mengurangi jumlah darah yang hilang setelahproses melahirkan, mempercepat
pengembalian berat badan kesemula sebelum hamil, bermanfaat untuk
memperlambat kesuburan, serta mengurangi resiko osteoporosi saat menopause.
Berdasarkan hal tersebut, maka kesiapan meningkatkan pemberian ASI sangat
penting dilakukan pada ibu sejak dini. (Windari, Dewi, & Siswanto, 2017)

2. Perubahan fisiologis pada ibu Nifas


Beberapa perubahan fisiologis post partum sebagai berikut :
a) Sistem reproduksi
1. Uterus
Setelah plasenta keluar, secara bertahap uterus akan kembali ke keadaan
sebelum hamil yang disebut involusi uterus. Involusi uterus dapat terjadi
akibat adanya kontraksi uterus (Sulityawati,2019).
2. Lochea
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nofas. Lochea juga
mengalami proses involusi. Perubahan lochea menurut W. L. S Putri (2020)
sebagai berikut :

a) Lochea Rubra
Terjadi pada hari 1-3 post partum, berwarna merah kehitaman karena berisi
darah dan sisa-sisa selaput ketuban.
b) Lochea Sanguilenta
Warnanya putih bercampur merah, berisi sisa darah bercampur lendir,
waktunya 3-7 hari pasca persalinan
c) Lochea Serosa
Terjadi hari ke-7 sampai hari ke-14, warna kekuningan, mengandung lebih
sedikit darah d) Lochea Alba
Muncul setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-6 warnanya putih, terdiri
dari leukosit.
3. Tempat tertanamnya plasenta
Saat plasenta keluar akan berkontraksi sehingga volume atau ruang tempat
plasenta akan berubah sepat. 1 hari pasca persalinan berkerut sampai diameter
7,5 cm. Kira-kira 10 hari setelah persalinan, diameter plasenta kurang lebih
2,5 cm (Sulityawati, 2019)
4. Perineum, vagina, ula, dan |Anus
Berkurangnya sirkulasi progesteron dapat membantu pemulihan otot panggul,
perineum, vagina, dan vulva ke arah elastisitas dari ligamentum otot rahim.
Pada awal masa nifas, vagina dan muara vagina membentuk suatu lorong luas
berdinding licin yang akan berangsur-angsur mengecil ukurannya tapi jarang
kembali ke bentuk mulipara.
b) Sistem pencernaan
Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena
waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluara cairan yang berlebihan waktu persalinan, kurang
asupan makanan dan kurangnya aktivitas tubuh (F. A Putri, 2019)
c) Sistem perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama pasca persalinan.
Diureisi fisiologis terjadi akibat pengurangan volume darah dan peningkatan
produk sisa yang dimulai pasca persailnan sampai 5 hari post partum (Aprilianti,
2019).

d) Sistem musculoskeletal
Pada saat persalinan, ligamen, fasia, dan diafragma pelvis akan meregang dan
setelah bayi lahir berangsur-angsur akan menciut dan pulih kembali, sehingga
tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, dikarenakan
rotundum yang menjadi kendor. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada
minggu ke 6 – minggu ke 8 pasca persalinan (Womakal, 2018).
e) Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada ibu post partum menurut Amiatin 2019 yaitu :
1. Temperatur : selama 24 jam pasca persalinan suhu akan meningkat
2. Nadi : setelah melahirkan biasanya denyut nadi akan meningkat lebih cepat
3. Pernafasan : pernafasan selalu berkaitan dengan suhu tubuh dan denyut nadi 4.
Tekanan darah : biasanya tekanan darah tidak berubah
f) Sistem kardiovaskuler
Setelah bayi dilahirkan jantung akan bekerja mengalami peningkatan 80% lebih
tinggi dibanding sebelum melahirkan dikarenakan auto transfusi dari
uteroplasenter dan akan kembali normal pada akhir minggu ketiga (Rahmadenti,
2020).
g) Sistem endokrin
1. Hormon plasenta
Saat plasenta lepas dari dinding uterus, kadar human Chorionic Gonadotropin
(HCGdan Human Plasenta Lactogen (HPL) secara berangsur turun dan
normal kembali setelah 7 hari post partum. HCG tidak terdapat dalam urine
ibu setelah 2 hari post partum. HPL tidak lagi terdapat dalam plasma.
2. Hormon hopfisis
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tempaknya
berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follicle stimulating hormone
(FSH) terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui.
3. Hormon oksitosin
Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang (posterior),
bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Pada wanita yang
memilih menyusui bayinya, isapan sang bayi merangsang keluarnya
oksitosin lagi dan ini membantu, uteruskembali kebentuk normal dan
pengeluaran air susu.

3. Perubahan adaptasi psikologis pada post partum


Menurut Sulityawati 2019 perubahan adaptasi psikologis post partum yaitu :
a. Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai
hari kedua pasca persalinan.
b. Fase taking hold
Periode ini berlangsung pada hari ke 3-10 pasca persalinan
c. Fase letting go
Fase ini terjadi setelah ibu pulang kerumah. Pada fase ini ibu nifas harus
menerima tanggung jawab dan peran barunya dalam merawat bayinya.
d. Depresi post partum
Depresi post partum membuat ibu mengalami putus harapan, keraguan dan merasa
tidak menjadi ibu yang baik dalam membesarkan anak.
e. Post partum blues
Post partum blues dapat terjadi sekitar 2 hari – 2 minggu pasca persalinan. Ibu
akan mengalami perubahan perasaan, cemas, khawatir berlebihan mengenai sang
bayi dan mudah tersinggung.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Meliputi nama lengkap,umur,jenis kelamin,tempat
tanggallahir,asal,suku,pendidikan,agama,alamat,
b. data penanggung jawab Meliputi nama lengkap,umur,jenis kelamin, pendidikan
alamat,serta hubungan dengan klien
c. Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya riwayat
nyeri,keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan waktu
serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan PQRST:
1) P (pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.

2) Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat.

3) R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri, 4) S (severity) adalah keparahan

atau intensitas nyeri.

5) T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.


Pengkajian nyeri yang akurat sangat penting untuk penatalaksanaan nyeri
yang efektif. Banyak fasilitas kesehatan membuat pengkajian nyeri sebagai
tanda vital kelima. Strategi menghubungkan pengkajian nyeri dengan
pengkajian dan dokumentasi tanda-tanda vital rutin memastikan
pengkajian nyeri untuk semua klien. Karena nyeri adalah pengalaman
subjektif dan dialami secara unik oleh setiap individu, perawat perlu
mengkaji faktorfaktor yang mepengaruhi pengalaman nyeri: faktor
fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosialbudaya. Derajat dan
frekuensi pengkajian nyeri bervariasi sesuai dengan situasi. Untuk klien
yang mengalami nyeri akut atau berat, perawat dapat berfokus hanya pada
lokasi, kualitas, keparahan, dan intervensi dini.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan adanya sumbatan asi,
2. Peningkatan aliran vena dan limfe ditandai dengan payudara bengkak, keras,
dannyeri tekan.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
N DX Rencana Tindakan RASIONAL
O
1 berhubungan  Kaji keluhan nyeri,
Nyeri dengan  membantu dalam
sumbatan asi, adanya
lokasi,lama,dan in tensitas nyeri menentukkan identifikasi
 Lakukan kompreshangat. derajat ketidaknyamanan
 Anjurkan ibu tidak dan dapat diberikan terapi
menggunakan penyangga yang yang tepat
terlalu ketat.  kompres hangat dapat
 Anjurkan ibu untukmelakukan menyebabkan
perawatan payudara vasodilatasi,sehin gga
aliran darah lancar.
 Penyangga yangterlalu
ketat dapat menumbulkan
rasa sakit.
 dengan perawatan yang
benar dan konsistensi
dapat
 mengurangi rasa

nyeri

2 Peningkatan aliran Lakukan kompresi hangat secara dengan kompresi hangar aliran
berulang asi dapat berjalan dan lancar
venadan limfe ditandai
dengan payudara
bengkak, keras, dan
nyeri tekan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

1. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : NY.R.S

Umur : 27 Tahun

Pekerjaan : Petani

Agama : Kristen Protestan


Alamat : Parhinjangan

POST PARTUM : P3A0

Tgl pengkajian : 12-10-2022

Status Obstetri : Nifas hari ke-2

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn.Y.P
Umur : 30
Tahun
Jenis kelamin : Laki-
laki
Pekerjaan : Petani
II. KELUHAN UTAMA :

Ny R.S mengatakan ingin mengetahui keadaannya

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Keadaan Umum ibu baik

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Penyakit yang pernah dialami:Tidak ada riwayat penyakit terdahulu.


V.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Orang tua Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit. Saudara kandung Saudara
kandung klien tidak memiliki riwayat penyakit. Penyakit keturunan yang ada Tidak ada
riwayat penyakit turunan. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada
anggota kluarga yang mengalami gangguan jiwa. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada. Penyebab meninggal Tidak ada

VI.RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Presepsi pasien tentang penyakitnya Klien mengatakan ia sangat optimis dan berharap
sembuhdan segera menyusui anaknya.
B. Konsep Diri
- Harga diri : Merasa di perhatikan oleh orang tuanya
- Identitas : Ny.R.S dapat beraktifitas seperti biasanya.

C. Keadaan emosi Ny.R.S baik


D. Hubungan sosial:
- Orang yang berarti : Orang tua, saudara kandung, anak dan suami,
- Hubungan dengan keluarga : Hubungan dengan keluarga sangat baik
- Hubungan dengan orang lain : Hubungan dengan orang lain sangat baik Hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain :Tidak ada hambatan dalam baerhubungan
dengan orang lain
E. Spritual :
- Nilai dan keyakinan : Ny.R.S percaya dengan agama yang di anutnya

- Kegiatan ibadah : Ny.R.S selalu ibadah ke Gereja

VII. STATUS MENTAL


Tidak ada kelainan status mental, penampilan Ny.R.S rapi, afek; sesuai, interaksi selama
wawancara;kooperatif, dan memori; tidak ada gangguan daya ingat.

VIII PEMERIKSAAN FISIK

I. KEADAAN UMUM
A. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 37,2℃
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 60 x / i
Pernafasan : 24 x / I
Skala nyeri : 5 (nyeri
sedang)
TB : 155 cm
BB : 64 kg

B. Pemeriksaan Heat to toe


1. Kepala dan rambut
Adanya pusing : Ny. R.S tidak merasa pusing
Kulit kepala : Bersih Rambut
Bau rambut : Tidak ada bau Wajah
Pucat atau tidak : Wajah tidak pucat Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris
Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tidak anemis Leher
Thyroid : Tidak ada pembesaran thyroid
C.Pemeriksaan integumen
1. Kebersihan : Mampu membersihkan secara mandiri
1. Warna : Sawo matang
2. Turgor : < 2 detik
3. Kelembaban : Lembab
4. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit

D. Pemeriksaan thoraks/ dada


- Inspeksi thoraks : Normal dan pergerakan simetris
- Pernapasan : 24 x/ menit dengan irama teratur
- Tanda dan kesulitan bernapas :Tidak ada tanda kesulitan bernapas

E. Pemeriksaan abdomen
- Insfeksi : Tidak ada luka operasi
- Tinggi fundus uteri : Tinggi fundus uteri Ny.R.S 3 jari di bawah umbilikus

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. MOBILITAS FISIK


1. Kebersihan tubuh : Ny. R.S mengatakan mampu mandi secara mandiri
2. Kebersihan gigi dan mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Tidak dilakukan pemeriksaan

2.ASUPAN NUTRISI
1. Frekuensi makan dan minum : 3 x/ hari
2. Nafsu / selera makan : Nafsu makan baik
3. Nyeri ulu hati : Ny. R.S mengatakan tidak ada nyeri
4. Alergi : Ny.R.S mengatakan tidak ada alergi
5. Mual dan muntah : Ny. R.S mengatakan tidak ada mual
6. Waktu pemberian makan : 08.00 – 12.30 – 19.30 Jumlah dan jenis makanan : 1
porsi jebiasa
7. Waktu pemberian minum : 5x/ hari

3.Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB : 1-2 x /hari - Karakter feses : Padat dan coklat
Riwayat perdarahan : Tidak ada
BAB terakhir : ada
Diare : Tidak ada
Penggunaan laksatif : Tidak ada

2. BAK
Pola BAK : 4x/ hari
Karakter Urine : Cair dan kuning
Kesulitan BAK : Tidak ada
Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
Penggunaan dieuretik : Tidak ada
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah
ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN

1. DS:Klien mengatakan Nifas hari ke 2, NYERI


nyeri pada Peningkatan laktasi
bagianpayudara kanan ↓
danputing susu masuk
ke dalam kelainan puting susu

DO: Skala nyeri 5 Gangguan sekresi ASI
Klien tampak meringis

menahan sakit saat di
lakukan palpasi pada Terjadi bendungan ASI
bagian payudara kanan ↓
TD : 110/70 mmhg HR
Nyeri pada payudara
:

60x/ i RR :20 x/ i T
Nyeri dan
: 37℃ ketidaknyamanan

PERENCANAAN KEPERAWATAN
HARI/TGL DX PERENCANAAN KEPERAWATAN
Kamis 13 Tujuan dan kriteria hasil Tujuan dan
Oktober 2022 Kriteria Hasil :
2. Jelaskan keadaan umum ibu
Dengan hasil
TTV :
TD : 110/70 mmHg
HR : 60x/ i
RR : 20x/i
T : 37 oC
3. Anjurakn ibu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan
4. Anjurakn anjurkan ibu untuk memberi
asi eksklusif
5. Anjurakan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang untuk mengetahui
keadaannya
6. Ajarakn ibu untuk memakai kb dengan
tujuan menjarakkan kehamilannya

Rencana tindakan Rasional

- Kaji keadaan umum - Membantu dalam menentukkan


ibu - Lakukan penkajian. - identifikasi derajat ketidaknyamanandan
Anjurkan ibu tidak dapat diberikan terapi yang tepat
menggunakan penyangga - Penyangga yang terlalu ketat dapat
yangterlalu ketat. menumbulkan rasa sakit.
- Anjurkan ibu - dengan perawatan yang benar dan
untuk konsistensi dapat mengurangi rasa nyeri
melakukan perawatan
payudara

Catatan perkembangan
No Dx Implementasi Evaluasi
1. Ny R.S P3A0 Tujuan dan kriteria hasilTujuan S : Ny. R.S
Usia 27 tahun dan Kriteria Hasil : mengatakan bahwa ia ingin
postpartum 2 7. Jelaskan keadaan umum ibu mengetahui keadaan
Minggu Dengan hasil umumnya O :
dengan TTV : TD: 110/70mmhg
keadaan ibu TD : 110/70 mmHg RR: 24 x/i
umum baik HR : 60x/ i HR:64 x/i
RR : 20x/i T : 37oC
T : 37 oC Skala intensitas nyeri yang
8. Anjurakn ibu untuk memenuhi di alami 5
kebutuhan nutrisi dan cairan A : Masalah belum teratasi P
9. Anjurakn anjurkan ibu untuk : Intervensi
memberi asi eksklusif di
10.Anjurakan ibu untuk melakukan lanjutkan
kunjungan ulang untuk
mengetahui keadaannya S: Ny. R.S
11.Ajarakn ibu untuk memakai kb mengatakan nyeri
dengan tujuan menjarakkan yang dirasakan mulai
kehamilannya berkurang dari nyeri yang
dirasakan sebelumnya,
setelah dilakukan kompres
airhangat
O: TD : 110/70mmhg RR:
20x/i HR: 60x/i T: 37℃
Klien sudah dapat
mengerti tentang keadaan
umum ibu
A: Masalah teratasi
P :Intervensidihentikan

Anda mungkin juga menyukai