Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Transportasi Umumn Pada Trayek Pandaaan Baujeng - Bangil.


Saat ini transportasi umum di kabupaten pasuruan di terminal pandaan pada
trayek Pandaan Baujeng-Bangil mulai ditinggalkan oleh masyarakat, bahkan di
kabupaten Pasuruan masyarakat menggunakan angkutan antara kota untuk
bepergian meskipun jarak dekat. Hal ini karena angkutan antara kota sudah sangat
sedikit peminatnya sehingga jumlah angkutan umum (angkot) terus berkurang,
bahkan tiga trayek ditutup karena tidak ada penumpang sama sekali. Saat ini total
ada 65 unit angkot, itupun semakin banyak yang sudah tidak beroperasi, bahkan
dari total 10 trayek yang ada, saat ini tiga di antaranya sudah tutup, karena
penumpang lebih memilih angkutan umum lainya, dengan alasanya karena
pelayanan angkutan umum (angkot) tidak sesuai yang diharapkan oleh penumpang.
Fasilitas yang disediakan angkutan umum kurang memadai serta kondisi
fisik angkutan umum akibat umur yang terlalu tua menjadi salah satu indikasi
tingkat kenyamanan menurun antara lain berkurangnya kenyamanan menggunakan
angkutan umum kareena cara mengemudi sopir yang ugal-ugalan demi
mendapatkan penumpang sehingga menyebabkan kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan angkutan umum (angkot) sangat menurun.

Gambar 4 1 Kondisi Transportasi Umum (Angkot) Pada Trayek Pandaaan


Baujeng - Bangil.

Gambar 4 2 Kondisi Transportasi Umum (Angkot) Pada Trayek Pandaaan


Baujeng - Bangil.

37
4.2. Karakteristik Transportasi Umum (Angkot).
Untuk mengetahui karakteristik kinerja transportasi umum (angkot)
berdasarkan jumlah penumpang, Load factor, kecepatan perjalanan,waktu
pelayanan, frekuensi, waktu tunggu, jumlah kendaraan yang beroperasi, maka
dilakukan survei statis dan dinamis untuk mendapatkan data tersebut.
Hasil rekapitulasi data penilaian pelayanan transportasi umum (angkot) kota
pada trayek pandaan baujeng - bangil adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Penumpang
Hasil survei untuk penumpang, disajikan pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4 9 Penumpang AUP trayek Pandaan Baujeng – Bangil.
Jam Berangkat
Arah 06:0 07:0 08:0 09:0 10:0 11:0 12:0 15:0 16:0 17:0
Hari
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Senin 9 3 2 1 11 7 5 11 6 5
Selasa 5 2 3 4 2 5 8 2 5 6
Panda Rabu 7 3 2 2 1 3 1 1 3 9
an - Kamis 1 1 1 6 1 4 5 1 4 5
Bangil Jumaa
3 1 10 5 3 1 7 3 1 7
'd
Sabtu 2 7 2 1 1 9 1 1 5 1
Senin - 3 1 2 9 1 10 9 5 5
Selasa - 8 3 1 4 3 7 4 3 7
Bangil
Rabu - 2 3 10 3 3 1 2 3 1
-
Kamis - 6 2 4 6 2 2 5 3 5
Panda
an Jumaa
- 1 4 2 5 1 1 5 6 5
'd
Sabtu - 7 1 3 4 1 1 4 2 1
Sumber: Hasil Survei 2023
Jadi, data penumpang yang didapat pada saat survei adalah terdapat pada
tabel 4.7 diatas. Selanjutnya untuk menentukan jumlah penumpang maksimum,
minimum, dan rata – rata, yang disajikan pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4 10 Penumpang Maksimum, Minimum dan Rata-rata
Rata - Rata AUP trayek Pandaan Baujeng – Bangil.
Arah Hari Mak Min Rata - Rata
Senin 7 1 4,00
Selasa 7 2 4,50
Pandaan -
Rabu 7 1 4,00
Bangil
Kamis 6 1 3,50
Jumaa'd 7 1 4,00

38
Sabtu 7 1 4,00
6,8 1 4
Senin 7 0 3,50
Selasa 8 0 4,00
Rabu 5 0 2,50
Bangil -
Kamis 5 0 2,50
Pandaan
Jumaa'd 5 0 2,50
Sabtu 6 0 3,00
6,00 1 3,00
Kedua Arah 6 1 4
Sumber: Hasil Survei 2023
Jadi, rata – rata jumlah penumpang untuk trayek Pandaan Baujeng – Bangil
adalah 4 penumpang. Jadi menurut penelitian terdahulu dalam aturan standar
krakteristik oprasional transportasi umum bahwa nilai rata rata analisis dengan nilai
bobot di atas di nyatan kurang, karena minimal kapasitas AUP adalah 6 orang dan
Maksimalnya 8 orang (Mca & Kurniawan, 2016).
2. Kecepatan Perjalanan
Untuk mengetahui kecepatan perjalanan yaitu dengan melakukan
perbandingan antara panjang rute yaitu ± 15 km dengan waktu tempuh yang
disajikan pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4 11 Waktu Tempuh AUP trayek Pandaan Baujeng Bangil (Menit)
Jam Berangkat
Arah 06:0 07:0 08:0 09:0 10:0 11:0 12:0 15:0 16:0 17:0
Hari
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Senin 46 45 57 43 57 49 45 57 57 56
Selasa 42 57 45 46 51 57 46 55 57 58
Panda Rabu 51 54 51 57 42 45 57 55 57 57
an - Kamis 39 49 58 43 47 57 50 58 56 59
Bangil Jumaa
47 44 56 50 57 40 45 55 56 59
'd
Sabtu 57 43 49 58 37 45 49 56 58 59
Senin 57 59 45 57 50 49 52 56 58 59
Selasa 43 50 57 50 57 57 51 57 59 57
Bangil
Rabu 50 49 49 49 42 55 57 55 59 58
-
Kamis 59 57 47 45 50 49 49 55 59 58
Panda
an Jumaa
41 51 50 42 56 53 55 59 56 59
'd
Sabtu 49 55 56 47 45 59 47 57 58 58
Sumber: Hasil Survei 2023
Selanjutnya, menentukan menentukan kecepatan perjalanan maksimum,
minimum, dan rata – rata yang disajikan pada tabel 4.13 berikut :
Tabel 4 12 Rata – Rata Kecepatan Perjalanan

39
Arah Hari Rata-
Mak Min
Rata
Senin 3,9 3,7 3,8
Selasa 3,9 3,7 3,8
Rabu 3,9 3,7 3,8
Pandaan -Bangil
Kamis 3,9 3,6 3,8
Jumaa'd 3,9 3,7 3,8
Sabtu 3,9 3,7 3,8
3,9 3,6 4
Senin 3,9 3,7 3,8
Selasa 3,9 3,7 3,8
Rabu 3,9 3,6 3,8
Bangil - Pandaan
Kamis 3,9 3,7 3,8
Jumaa'd 3,9 3,7 3,8
Sabtu 3,9 3,7 3,8
0,0 0,0 22,9
Kedua Arah
1,97 1,80 3,8
Sumber: Hasil Survei 2023
Kecepatan perjalanan angkutan umum penumpang trayek Pandaan Baujeng
- Bangil rata – rata kedua arah sebesar 3,8 km/jam. Jadi dari peenelitian terdahulu
tentang standar karakteristikini oprasional transportasi berarti kecepatan perjalanan
angkutan umum penumpang trayek Pandaan Baujeng - Bangil masih dalam kondisi
bisa di terima dengan jarak tempuh ± 15 km (Ardhi, 2020).
3. Load Factor (Faktor Muat )
a. Load Factor (Pada Jam Sibuk)
Tabel 4 13 Rata – Rata Load Factor Pada Jam Sibuk
Jam Berangkat
Rata -
Arah Hari 14:00 – Jumlah
05:00 – 06:00 Rata
17:00
Senin 0,42 0,50
Selasa 0,42 0,58
Pandaan Rabu 0,58 0,25
2,67
-Bangil Kamis 0,08 0,42
Juma'd 0,25 0,50
Sabtu 0,50 0,42
2,63
Senin 0,50 0,58
Selasa 0,67 0,58
Bangil - Rabu 0,17 0,25
2,58
Pandaan Kamis 0,25 0,42
Juma'd 0,08 0,42
Sabtu 0,50 0,33
Sumber: Data Hasil Penelitian Diolah 2022

40
Jadi, rata – rata faktor muat angkot rute Pandaan Baujeng - Bangil pada jam
sibuk adalah 2,63 %.

b. Load Factor (Diluar Jam Sibuk)


Tabel 4 14 Rata – Rata Load Factor Diluar Jam Sibuk
Jam Berangkat
Rata -
Arah Hari 14:00 – Jumlah
07:00 – 11:00 Rata
16:00
Senin 0,58 0,50
Selasa 0,42 0,50
Madyopuro
- Rabu 0,25 0,33
2,75
Mulyorejo
Kamis 0,50 0,42
Juma'd 0,42 0,58
Sabtu 0,58 0,42 2,67
Senin 0,42 0,58
Selasa 0,33 0,58
Rabu 0,42 0,25
Mulyorejo- 2,58
Kamis 0,33 0,42
Madyopuro
Juma'd 0,42 0,42
Sabtu 0,33 0,33
Sumber: Data Hasil Penelitian Diolah 2022
Jadi, rata – rata faktor muat angkot rute Madyopuro - Mulyorejo diluar jam
sibuk adalah 2,67 %.
Rata – rata Load factor angkutan umum penumpang trayek Pandaan - Bangil
pada jam sibuk adalah sebesar 2,63 %, .Jadi dari penelitian terdahulu tentang
standar karakteristikini oprasional transportasi diartikan bahwa tingkat keterisian
dari angkutan umum penumpang trayek Pandaan - Bangil pada jam sibuk kurang
dari standar Dishub yaitu 80% dan rata – rata load factor diluar jam sibuk sebesar
2,63 %, diartikan bahwa tingkat keterisian dari angkutan umum penumpang trayek
Pandaan - Bangil diluar jam sibuk kurang dari standar Dishub yaitu 70%
(ABDILLAH, 2021).
4. Headway
Untuk mendapatkan headway yaitu dengan mencatat selisih waktu
kedatangan angkutan yang melintas selama segmen waktu yang telah ditentukan.
Tabel 4 15 Headway Rata – Rata

41
Rata-Rata
Hari Lokasi Pengamatan
(Menit)
Sabtu 12,36
Minggu 12,86
Senin 13,12
13
Selasa 12,65
Rabu 12,99
Kamis 12,99
Sumber: Hasil Penelitian Diolah 2023
Jadi, nilai rata – rata waktu antara AUP trayek pandaan baujeng - bangil
sebesar 13 menit, Jadi dari penelitian terdahulu tentang standar karakteristikini
oprasional transportasi ini berarti bahwa waktu antara berada dalam kondisi sedang
berdasarkan standar yang di ditetapkan, yaitu 10 - 15 menit (ABDILLAH, 2021).
5. Waktu Perjalanan
Untuk mengetahui waktu perjalanan angkutan yaitu dengan mengukur
waktu perjalanan suatu angkutan umum setiap kilometer jarak tempuhnya, dengan
melakukan perbandingan antara panjang trayek yaitu ± 15 km dan lama perjalanan
yang disajikan pada tabel 4.14 berikut:
Tabel 4 17 Waktu Tempuh trayek Pandaan Baujeng - Bangil (Menit)
Jam Berangkat
Arah 06:0 07:0 08:0 09:0 10:0 11:0 12:0 15:0 16:0 17:0
Hari
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Senin 46 45 57 43 57 49 45 57 57 56
Selasa 42 57 45 46 51 57 46 55 57 58
Panda Rabu 51 54 51 57 42 45 57 55 57 57
an - Kamis 39 49 58 43 47 57 50 58 56 59
Bangil Jumaa
47 44 56 50 57 40 45 55 56 59
'd
Sabtu 57 43 49 58 37 45 49 56 58 59
Senin 57 59 45 57 50 49 52 56 58 59
Selasa 43 50 57 50 57 57 51 57 59 57
Bangil
Rabu 50 49 49 49 42 55 57 55 59 58
-
Kamis 59 57 47 45 50 49 49 55 59 58
Panda
an Jumaa
41 51 50 42 56 53 55 59 56 59
'd
Sabtu 49 55 56 47 45 59 47 57 58 58
Sumber: Hasil Survei 2023
Selanjutnya, menentukan waktu perjalanan Masimum, minimum, dan rata – rata
yang disajikan pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4 18 Waktu Perjalanan Maksimum, Minimum dan Rata – Rata AUP
Trayek Pandaan Baujeng - Bangil (menit/km)

42
Rata-
Arah Hari Maksimum Minimum
Rata
Sabtu 3,87 3,67 3,78
Minggu 3,87 3,67 3,76
Pandaan - Senin 3,93 3,67 3,77
Bangil Selasa 3,93 3,60 3,83
Rabu 3,93 3,67 3,81
Kamis 3,93 3,73 3,83
3,93 3,60 3,80
Sabtu 3,93 3,73 3,84
Minggu 3,93 3,73 3,80
Bangil - Senin 3,93 3,60 3,76
Pandaan Selasa 3,93 3,67 3,76
Rabu 3,93 3,67 3,84
Kamis 3,93 3,67 3,84
3,93 3,60 3,81
Kedua Arah 3,93 3,6 3,8
Sumber: Hasil Survei 2023
Waktu perjalanan angkutan umum penumpang trayek Pandaan Baujeng -
Bangil rata – rata kedua arah sebesar 3,8 menit/km. Waktu perjalanan angkutan
umum penumpang trayek Pandaan Baujeng - Bangil juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor external diantaranya lalu lintas dimana rute yang dilewati
angkutan umum penumpang trayek Pandaan Baujeng - Bangil merupakan jalur
utama yang melewati kawasan – kawasan kegiatan Kabupaten Pasuruan
(ABDILLAH, 2021).
6. Waktu Pelayanan
Untuk mendapatkan waktu pelayanan yaitu dengan menghitung waktu
awal kendaraan beroperasi hingga selesai, yaitu pukul 05:00 – 17:00. Waktu
pelayanan angkutan umum trayek pandaan baujeng - bangil bervariasi dan tidak
lebih dari 13 jam/hari (ABDILLAH, 2021).
7. Frekuensi
Berdasarkan survei, data banyaknya jumlah kendaraan yang melewati ruas
jalan untuk satuan waktu adalah sebagai berikut:
Tabel 4 19 Jumlah Kendaraan AUP trayek Pandaan Baujeng - Bangil
Jam Berangkat
Arah 06:0 07:0 08:0 09:0 10:0 11:0 12:0 15:0 16:0 17:0
Hari
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panda Senin 5 3 2 1 3 7 5 5 6 5
an - Selasa 5 2 3 4 2 5 7 2 5 6
Bangil Rabu 7 3 2 2 1 3 1 1 3 4

43
Kamis 1 1 1 6 1 4 5 1 4 5
Jumaa
3 1 5 5 3 1 6 3 1 7
'd
Sabtu 2 6 2 1 1 7 1 1 5 1
Senin - 6 1 2 5 1 5 7 5 5
Selasa - 8 3 1 4 3 7 4 3 7
Bangil
Rabu - 2 3 5 3 3 1 2 3 1
-
Kamis - 3 2 4 3 2 2 5 3 5
Panda
an Jumaa
- 1 4 2 5 1 1 5 5 5
'd
Sabtu - 6 1 3 4 1 1 4 2 1
Sumber: Hasil Survei 2023
Jadi, jumlah kendaraan yang beroperasi tiap hari pada rute pandaan baujeng –
bangil adalah 12 angkot.
Selanjutnya, untuk mendapatkan frekuensi pelayanan yaitu dengan melihat
banyaknya kendaraan yang melewati ruas jalan untuk tiap satuan waktu.
Tabel 4 20 Frekuensi Maksimum, Minimum dan Rata – Rata

Arah Max Min Rata - Rata


Hari
Senin 7 1 4,2
Selasa 7 2 4,1
Pandaan Rabu 7 1 2,7
-Bangil Kamis 6 1 2,9
Jumaa'd 7 1 3,5
Sabtu 7 1 2,7
41 7 20,1
Senin 7 1 4,1
Selasa 8 1 4,4
Bangil - Rabu 5 1 2,6
Pandaan Kamis 5 2 3,2
Jumaa'd 5 1 3,2
Sabtu 6 1 2,6
36 7 20
Kedua
8 2 4
Arah
Sumber: Hasil Survei 2023
Frekuensi angkutan umum penumpang trayek pandaan baujeng - bangil rata –
rata kedua arah sebesar 4 kend/jam, Jadi dari penelitian terdahulu tentang standar
karakteristikini oprasional transportasi artinya waktu penumpang kurang dari 5
jam terdapat AUP trayek pandaan baujeng - bangil yang lewat(ABDILLAH,
2021).
8. Waktu Tunggu Penumpang

44
Untuk mendapatkan waktu tunggu penumpang yaitu dengan menghitung
waktu yang dibutuhkan penumpang untuk menunggu kesempatan menaiki
angkutan tersebut.
Tabel 4 21 Waktu Tunggu Rata - Rata
Waktu Rata – Rata
Hari
Tunggu (Menit)
Senin 6
Selasa 6
Rabu 5
5,67
Kamis 5,5
Jumaa'd 5,5
Sabtu 6
Sumber: Hasil Survei 2023
Jadi, rata – rata waktu tunggu penumpang angkot rute pandaan baujeng -
bangil adalah sebesar 5, 67 menit. Jadi dari peenelitian terdahulu tentang standar
karakteristikini oprasional transportasi berarti waktu tunggu penumpang
angkutan umum dengan bobot 5,67 menit, kurang dari standard Dinas
Perhubungan Angkatan Darat (Gunawan & Rachmawati, 2019).
9. Jumlah Kendaraan Yang Beroperasi
Berdasarkan hasil survei, jumlah kendaraan angkutan umum penumpang
trayek pandaan baujeng - bangil yang beroperasi adalah 12 unit, sedangkan yang
tercatat atau melewati lokasi titik pengamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4 22 Jumlah Kendaraan AUP trayek Pandaan Baujeng - Bangil
Jam Berangkat
Arah 06:0 07:0 08:0 09:0 10:0 11:0 12:0 15:0 16:0 17:0
Hari
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Senin 5 3 2 1 3 7 5 5 6 5
Selasa 5 2 3 4 2 5 7 2 5 6
Panda Rabu 7 3 2 2 1 3 1 1 3 4
an - Kamis 1 1 1 6 1 4 5 1 4 5
Bangil Jumaa
3 1 5 5 3 1 6 3 1 7
'd
Sabtu 2 6 2 1 1 7 1 1 5 1
Senin - 6 1 2 5 1 5 7 5 5
Selasa - 8 3 1 4 3 7 4 3 7
Bangil
Rabu - 2 3 5 3 3 1 2 3 1
-
Kamis - 3 2 4 3 2 2 5 3 5
Panda
an Jumaa
- 1 4 2 5 1 1 5 5 5
'd
Sabtu - 6 1 3 4 1 1 4 2 1
Sumber: Hasil Survei 2023

45
Jadi, jumlah kendaraan yang beroperasi tiap hari pada rute pandaan baujeng
- bangil adalah 12 angkot.
Selanjutnya, untuk mendapatkan jumlah kendaraan yang beroperasi perhari
yaitu dengan melakukan perbandingan antara jumlah kendaraan yang beroperasi
dengan total jumlah kendaraan yang tersedia dan dinyatakan dalam bentuk (%).
Tabel 4 23 Rata – Rata Jumlah Kendaraan Yang Beroperasi
Jumlah
Rata -
Arah Hari Kendaraan Yang Jumlah
Rata
Beroperasi %
Senin 2,86
Selasa 2,93
Pandaan Rabu 4,44
2,86
-Bangil Kamis 4,14
Jumaa'd 3,43
Sabtu 4,44
3%
Senin 2,92
Selasa 2,70
Bangil - Rabu 4,70
2,92
Pandaan Kamis 3,72
Jumaa'd 3,72
Sabtu 4,70
Sumber: Hasil Survei 2023
Jadi, rata – rata jumlah kendaraan yang beroperasi pada rute pandaan
baujeng - bangil dan sebaliknya adalah 3 %.Jadi dari peenelitian terdahulu
tentang standar karakteristikini oprasional transportasi berarti jumlah
kendaraan yang beroperasi dengan bobot 3 %, kurang dari standard Dinas
Perhubungan Angkatan Darat (Gunawan & Rachmawati, 2019)

4.2.1 Analisis karakteristik Transportasi Umum (Angkot)

Untuk mengetahui kesesuaian antara kinerja angkutan umum trayek


Pandaan Baujeng - Bangil dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Tahun 2002 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang
Perkotaan, maka dilakukan perbandingan. Untuk Perbandingannya disajikan pada
tabel 4.11 (Primasworo & Joni, 2021).

Tabel 4 24 Rekapitulasi Tingkat Pelayanan Transportasi Umum Penumpang


(Angkot).
No Sebesar Satuan Kriteria Penilaian

46
Indikator Baik Sedang Kurang Perolehan
Pelayanan -3 -2 -1 Kriteria
Load
Factor Rata 80 -
1 2,63 % <80 >100 3 Baik
– Rata Pada 100
Jam Sibuk
Load
Factor Rata
70 -
2 – Rata 2,67 % <70 >100 3 Baik
100
Diluar Jam
Sibuk
Kecepatan
3 Perjalanan 3,8 Km/jam >10 05-Oct <5 1 Kurang
rata – rata
Headway
4 12,83 Menit <10 Oct-15 >15 2 Sedang
rata - rata
Waktu
5 Perjalanan 3,8 Menit/Km <6 06-Dec >12 3 Baik
Rata - Rata
Waktu
6 Pelayanan 13 Jam >15 13 - 15 <13 2 Sedang
Rata - Rata
Frekuensi
7 3,57 Kend/jam >6 4–6 <4 1 Kurang
Rata – Rata
Waktu
8 Tunggu 6 Menit <20 20 - 30 >30 3 Baik
Rata - Rata
Jumlah
Kendaraan 82 -
9 3 % >100 <82 1 Kurang
Yang 100
Beroperasi
Jumlah 12 Baik
Sumber: Data Penelitian Diolah 2023
Penilaian kinerja trayek berdasarkan perbandingan parameter penilaian
kinerja trayek angkutan dengan standar pelayanan angkot (tabel 4.16), diketahui
bahwa penilaian Load Factor, Kecepatan perjalanan, headway, waktu perjalanana,
waktu pelayanan, frekuensi, waktu tunggu dan jumlah kendaraan yang beroperasi
pada angkutan umum penumpang trayek pandaan baujeng - bangil termasuk
kategori Sedang sesuai standar penilaian(Gunawan & Rachmawati, 2019).
Untuk parameter kecepatan perjalanan, frekuensi, waktu tunggu dan jumlah
kendaraan yang beroperasi pada trayek pandaan baujeng - bangil dapat
dikategorikan Kurang. Untuk parameter headway dan waktu pelayanan berada
pada kategori sedang. Sementara parameter load factor pada jam sibuk, load factor

47
diluar jam sibuk, waktu tunggu dan waktu perjalanan kategori Baik pada standar
penilaian angkutan umum berdasarkan standar Dishub. Secara keseluruhan
diperoleh kriteria baik yaitu 12. Nilai tersebut diartikan bahwa secara keseluruhan
tingkat pelayanan angkutan umum penumpang trayek pandaan baujeng - bangil
berdasarkan standar pelayanan angkutan umum berdasarkan nilai bobot termasuk
kriteria “Sedang”. Dari keseluruhan penilaian terhadap moda dan trayek angkutan,
pada trayek diketahui bahwa kinerja pelayanan trayek pandaan baujeng - bangil
yang tidak berjalan sesuai ketetapan tetap memberikan layanan yang cukup baik
walaupun parameter kecepatan perjalanan, frekuensi, waktu tunggu, jumlah
kendaraan yang beroperasi termasuk kategori Kurang (Gunawan & Rachmawati,
2019).

4.3. Fsilitas Transportasi Umum (angkot).


4.3.1. Peralatan keselamatan
Dipasang di tempat yang mudah dicapai dan dilengkapi dengan keterangan
tata cara penggunaan berbentuk stiker, paling sedikit meliputi:
 Alat penerangan.
Terakhir,kota tidak bisa melupakan bagian penerangan interior. Disini
terdapat satu lampu dengan intensitas cahaya kecil yang terletak dibagian langit
mobil. Fungsi utama lampu ini cuma untuk memberi pencahayaan ke pengemudi
atau siapapun didalam mobil saat malam hari. Namun, lampu ini dibuat redup agar
tidak menghalangi dan menyilaukan pandangan pengguna jalan dibelakangnya.
Pada saat penelitian kemarin di lapangan ada beberapa angkutan umum yang
handgrip rusak dan ada juga yang normal, pada hal handgrip sangat berfungsi sekali
pada saat penumpang berada dalam angkutan umum (FAUZA, 2019).

Gambar 4 3 Alat penerangan

48
4.3.2. Informasi tanggap darurat
Berupa stiker berisi nomor telepon dan/atau SMS pengaduan ditempel pada
tempat strategis dan mudah terlihat di dalam kendaraan.
Alat komunikasi/informasi juga cukup penting. Tentunya, agar dapat
memberi informasi pada kerabat atau orang lain mengenai kondisi kita jika terjadi
sesuatu di jalan. Jangan lupa juga untuk selalu membawa segitiga pengaman.
Apalagi, jika mobil terpaksa berhenti di pinggir jalan. Pada saat penelitian kemarin
di lapangan ada beberapa angkutan umum yang handgrip rusak dan ada juga yang
normal (FAUZA, 2019).

Gambar 4 4 Informasi tanggap darurat.

4.3.3. Fasilitas pegangan penumpang berdiri


Fasilitas pegangan (handgrip) bagi penumpang berdiri untuk bus sedang
dan bus besar.
Untuk handgrip sangat di butuhkan oleh penumpang pada saat proses
perjalan, pada saat penelitian kemarin di lapangan ada beberapa angkutan umum
yang handgrip rusak dan ada juga yang normal, pada hal handgrip sangat berfungsi
sekali pada saat penumpang berada dalam angkutan umum (FAUZA, 2019).

Gambar 4 5 Fasilitas pegangan penumpang berdiri.

49
4.3.4. Pintu keluar dan/atau masuk penumpang.
Sesuai yang terjadi di lapangan pintu keluar dan pintuk masuk ada yang
normal dan juga ada yang rusak, walaupun tidak semua angkutan umum tapi
ada beberapa angkot yang pintunya rusak tapi tidak terlalu parah dan tidak
menganggu penumpang saat perjalanan (FAUZA, 2019).

Gambar 4 6 Pintu keluar dan/atau masuk penumpang

4.3.5. Ban pada kendaraan.


Sebagai Penopang Beban Kendaraan, merupakan fungsi pertama dari ban
kendaraan. Ban menahan seluruh beban kendaraan baik dari mesin, bodi,
bahkan beban penumpang. Bagian ban yang paling utama berhubungan dengan
penopang beban kendaraan ini adalah tekanan angin.Oleh karena itu sangat
perlu untuk memeriksan tekanan angin pada ban kendaraan, sehingga aman
pada saat perjalan (FAUZA, 2019).

Gambar 4 7 Ban pada kendaraan

4.3.6. Rel korden (gorden) di jendela


Posisi rel gorden yang terpasang tidak mengganggu evakuasi apabila terjadi
keadaan darurat (pada saat kaca harus dipecahkan).
Sesuai yang terjadi di lapangan Rel korden (gorden) tidak ada sama sekali.
Padahal Rel korden (gorden) sangat berfungsi sekali pada saat penumpang

50
berada dalam angkutan umum dengan tujuan apabila terjadi keadaan darurat
(pada saat kaca harus dipecahkan) (FAUZA, 2019).

Gambar 4 8 Rel korden (gorden) di jendela

4.3.7. Sabuk keselamatan minimal 2 (dua) titik (jangkar) pada semua tempat
duduk.
Alat pelindung diri ini umumnya sudah banyak tersedia untuk pertolongan
pertama. Terutama pada orang yang sudah mengalami kecelakaan. Pemakaian
sabuk dan tali dada tersebut nantinya agar penggunanya dapat tetap berada
dalam posisi yang tegak. Saat menggunakan alat pelindung ini, pemakai juga
harus mengenakan alat pelindung lain seperti sabuk dan tali duduk yang
berbeda. Sesuai yang terjadi di lapangan sabuk keselamatan ada yang normal
dan juga ada yang rusak, walaupun tidak semua angkutan umum tapi ada
beberapa angkot yang pintunya rusak tapi tidak terlalu parah dan tidak
menganggu penumpang saat perjalanan (FAUZA, 2019).

Gambar 4 9 Sabuk keselamatan

4.4. Analisis Kepuasan Penumpang Terhadap Kinerja Transportasi Umum


(Angkot) Pada Trayek Pandaan – Baujeng – Bangil Di Kabupaten Pasuruan.
4.4.1 Karakteristik Responden Transportasi Umum (Angkot)
a Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, diketahui sebaran
pengguna jasa transportasi umum(angkot) berdasar jenis klamin.

51
Gambar 4 10 Diagram Pengguna Transportasi Umum (Angkot)
Berdasarkan Usia.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebaran pengguna transportasi
umum (angkot) berdasarkan jenis kelaminya adalah laki 50 % dan
perempuan 50 %.Jadi pengguna transportasi umum (angkot) sama
banyaknya dengan N = 50 %.
b Berdasarkan Jenis kelamin
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, diketahui sebaran
pengguna jasa transportasi umum(angkot) berdasar jenis klamin.

Gambar 4 11 Diagram pengguna transportasi umum (angkot)


berdasarkan jenis kelamin
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa sebaran pengguna
transportasi umum (angkot) berdasarkan jenis kelaminya adalah laki 50
% dan perempuan 50 %.Jadi pengguna transportasi umum (angkot) sama
banyaknya dengan N = 50 %
c Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, diketahui sebaran
pengguna jasa transportasi umum (angkot) berdasarkan pekerjaan.

52
3%
Gambar 4 12 Diagram pengguna pengguna transportasi umum
berdsarakn pekerjaan.
Pengguna pengguna transportasi umum berdasarkan pekerjaanya
yaitu : Petani 34 %, Pensiun 6 %, pegawai swasta 11%, Dosen/Guru 3%,
Wirasewasta/pengusaha 36 %, mahasiswa/pelajar 8 %, dengan N = 100%
atau = 50.

d Berdasarkan Kota Asal


Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, diketahui sebaran
pengguna jasa transportasi umum (angkot) berdasarkan Kota Asal.
1%

Gambar 4 13 Diagram sebaran pengguna transportasi umum


berdasarkan kota asal masing-masing
Dari gambar 4.4 terdapat diagram sebaran pengguna angkutan
online berdasarkan domisil, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil
penelitian sebaran pengguna transportasi umum (angkot) berdasarkan
domisili atau asal perjalanan penumpang dengan persentase yaitu,

53
pengguna yang berasal dari bangil 31%,pasuruan 15%,kidul 3
%,kalirejo3% ,pandaan 32%,sidearjo 1 % ,tretes 11%.dengan N = 100%
atau = 50.
e Berdasarkan Pendidikan
Sebaran pengguna angkutan konvensional berdasarkan Pendidikan
terakhir.Selain karakteristik responden jenis kelamin, berdasarkan
pekerjaan, dan berdasarkan domisili ada juga karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhirnya.untuk dapat melihat karakter
responden berdasarkan pendidikan transportasi umum (angkot) dapat kita
dilihat pada gambar 4.7 berikut.

Gambar 4 14 Diagram karakteristik responden transportasi umum


(angkot) berdasarkan pendidikan terakhir
Dari gambar 4.7 terdapat diagram sebaran pengguna angkutan
konvensional berdasarkan pendidikan terakhir, maka dapat disimpulkan
bahwa dari hasil penelitian sebaran pengguna angkutan Konvensional
berdasarkan pendidikan tarakhirnya dengan persentase SD 23%, SMA
35%, SMA 26%, dan D3 10% ,D4/S1 6% dengan N = 100% atau N = 50
responden. Jadi sebaran pengguna transportasi umum berdasarkan
pendidikan terakhir bahwa pengguna jasa transportasi umum (angkot)
lebih banyak diminati oleh SMA dengan persentase 35 %.

4.4.2. Tingkat Kepuasan Penumpang Terhadap Kinerja Transportasi Umum


(angkot).
4.4.2.1. Uji Validasi dan Realiabilitas
A. Uji Validasi

54
Uji validitas dilakukan untuk melihat kelayakan/validitas dari variable-
variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam uji validitas ini, sampel yang
dipakai sebanyak 100 responden ,dengan tingkat signifikan sebesar 5%, sehingga
di peroleh r tabel untuk angkutan kota sebesar 0,232. Jika r tabel lebih kecil rhitung,
data tersebut “valid”, namun jika rtabel lebih besr dari rhitung, data tersebut “tidak
valid”. Variabel yang diuji dalam penelitian ini sebanyak 21 buah untuk angkutan
kota. Hasil uji validitas terlihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4 25 Hasil Uji Validitas Koesioner Kepuasan Dan Kepentingan.

r hitung r hitung
No Indikator Kinerja r tabel Ket
Kepuasan Kepentingan
Kondisi fisik angkutan
1 Valid
umum yang baik 0,714 0,451 0,232
Penampilan pengemudi
2 angkutan umum yang Valid
bersih 0,620 0,772 0,232
Perilaku pengemudi saat
3 melayani permintaan Valid
penumpang 0,601 0,587 0,232
Kesesuaian muatan
4 angkutan dengan kondisi Valid
kendaraan 0,743 0,595 0,232
Keamanan dalam
5 Valid
perjalanan 0,743 0,655 0,232
Ketersediaan fasilitas
6 Valid
ventilasi udara 0,592 0,624 0,232
7 Ketersediaan AC 0,708 0,684 0,232 Valid
Kondisi tempat duduk
8 Valid
yang baik dan nyaman 0,442 0,572 0,232
9 Keramahan pengemudi 0,743 0,622 0,232 Valid
Kondisi angkutan yang
10 Valid
bersih 0,621 0,619 0,232
Ketersediaan fasilitas
11 bagi kaum difabel, Valid
lansia, dan balita 0,743 0,682 0,232
Ketentuan tarif saat
12 penumpang membawah Valid
muatan 0,320 0,661 0,232
Waktu tunggu
13 Valid
penumpang 15 menit 0,495 0,675 0,232
Informasi yang
14 disampaikan pengemudi Valid
pada saat perjalanan 0,786 0,753 0,232

55
Ketepatan angkutan
15 umum menuju lokasi Valid
tujuan 0,757 0,727 0,232
Keberangkatan angkutan
16 umum sesuai jumlah Valid
penumpang 0,634 0,665 0,232
Ketepatan waktu jadwal
kedatangan dan
17 Valid
keberangkatan setiap
angkutan 0,803 0,748 0,232
Ketersediaan tarif yang
18 terjangkau oleh setiap Valid
kalangan 0,713 0,760 0,232
Kemudahan akses
19 Valid
angkutan trayek umum 0,691 0,771 0,232
Ketepatan perjalanan
20 Valid
menuju lokasi tujuan 0,820 0,666 0,232
Ketersediaan angkutan
21 Valid
umum pada terminal 0,773 0,800 0,232
Sumber: Hasil Survei 2023
Dari table 4.1 dapat dilihat hasil pengujian uji validasi dari setiap indiator
pertanyaan.jika R table lebih besar dari R hitumg maka setiap pernyataaan dapat
dikatakan valid dan dari table 4.1 data hasil uji validasi dinyatakan valid
dikarenakan R hitung lebih kecil dari R table (Setyadi, 2002).

B. Uji Reabilitas Statistik Transportasi Umum (Angkot)


Uji reliabilitas disini bertujuan untuk mencari tahu suatu kuesioner dapat
terpercaya dan diandalkan hasilnya jika dapat diuji berkali-kali. Disini
menggunakan Cronbach’s Alpha 0.6 (Ghozali, 2005). Pada pengujian reliabilitas
menggunakan SPSS maka kuesioner dinyatakan valid dan dapat digunakan karena
Cronbach’s Alpha 0.6.uji realibilitas angkutan angkutan umum dapat dilihta pada
tabel 4.18 , tabel 4.9 berikut.
Tabel 4 26 Hasil uji realibilitas Transportasi umum (angkot) berdasarkan
Kepuasan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.939 .939 21
Sumber: Spss statistic versi 25.

56
Tabel 4 27 Hasil uji realibilitas Transportasi umum (angkot) berdasarkan
Kepentingan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.939 .939 21
Sumber: Spss statistic versi 25.
Jika nilai alpha > 0,6 artinya reliabilitas mencukupi sementara jika nilai alpha
< dari 0,6 maka reliabilitas tinggi maka dapat dikatan reliabilitas moderat.jadi pada
tabel diatas yang dapat digolongkan dalam reliabiltas sudah mencukupi atau
sempurna maka dapat disimpulkan dari setiap variable kepuasan dan kepentingan
dapat dikatakan reliable (Setyadi, 2002).

4.4.2.2 Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan Pada Tranportasi Umum


Kota Tyrayek Pandaan Baujeng – Bangil.
Penumpang yang menggunakan jasa angkutan kabupaten pandaan mempunyai
harapan akan kualitas pelayanan yang di berikan oleh moda transportasi untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Penilaian tingkat pelayanan penumpang terhadap 21
item pertanyaan pelayanan transportasi darat kabupaten pasuruan dapat di lihat
tabel 2. Tabel 2 menujukan item pertanyaan penilaian tingkat kepentingan
pelayanan angkutan kabupaten pasuruan adalah atribut Kondisi fisik angkutan
umum yang baik 3,73. Sedangkan item pertanyaan yang mempunyai nilai rata
terendah adalah Ketersediaan AC 3,09.
Tabel 4 28 Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan pada angkutan kota
tyrayek pandaan baujeng – bangil.
No Indikator Kinerja Kepuasan
1 Kondisi fisik angkutan umum yang baik 3,73
2 Penampilan pengemudi angkutan umum yang bersih 3,60
Perilaku pengemudi saat melayani permintaan
3
penumpang 3,38
Kesesuaian muatan angkutan dengan kondisi
4
kendaraan 3,42
5 Keamanan dalam perjalanan 3,42
6 Ketersediaan fasilitas ventilasi udara 3,38
7 Ketersediaan AC 3,09

57
8 Kondisi tempat duduk yang baik dan nyaman 3,35
9 Keramahan pengemudi 3,42
10 Kondisi angkutan yang bersih 3,67
Ketersediaan fasilitas bagi kaum difabel, lansia, dan
11
balita 3,42
12 Ketentuan tarif saat penumpang membawah muatan 3,50
13 Waktu tunggu penumpang 15 menit 3,58
Informasi yang disampaikan pengemudi pada saat
14
perjalanan 3,47
15 Ketepatan angkutan umum menuju lokasi tujuan 3,47
Keberangkatan angkutan umum sesuai jumlah
16
penumpang 3,33
Ketepatan waktu jadwal kedatangan dan keberangkatan
17
setiap angkutan 3,37
18 Ketersediaan tarif yang terjangkau oleh setiap kalangan 3,57
19 Kemudahan akses angkutan trayek umum 3,43
20 Ketepatan perjalanan menuju lokasi tujuan 3,58
21 Ketersediaan angkutan umum pada terminal 3,66
Sumber: Hasil Survei 2023

4.4.2.3 Penilaian Tingkat Kinerja Pelayanan Pada Tranportasi Umum Kota


Kota Tyrayek Pandaan Baujeng – Bangil.
Pada tabel 2 menujukan kinerja yang paling memuaskan yaitu Kondisi fisik
angkutan umum yang baik dengan nilai tingkat kinerja sebesar 4,08. Hasil ini
menujukan bahwa tranportasi umum kota tyrayek pandaan baujeng – bangil tentang
tingkat kenyamanan sangat memuaskan bagi penumpang sehingga memberikan
kenyamanan bagi penumpang saat melakukan perjalanan. Sedangkan atribut
kinerja yang memiliki nilai terendah dari pada atribut kualitas jasa yang lain adalah
Penampilan pengemudi angkutan umum yang bersih 3,48 (Shibata & Nagasawa,
1967).
Tabel 4 9 Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan pada angkutan kota
tyrayek pandaan baujeng – bangil.
No Indikator Kinerja Kepentingan
1 Kondisi fisik angkutan umum yang baik 4,08
Penampilan pengemudi angkutan umum yang
2
bersih 3,48
Perilaku pengemudi saat melayani permintaan
3
penumpang 3,75
Kesesuaian muatan angkutan dengan kondisi
4
kendaraan 3,80
5 Keamanan dalam perjalanan 3,88

58
6 Ketersediaan fasilitas ventilasi udara 3,82
7 Ketersediaan AC 3,62
8 Kondisi tempat duduk yang baik dan nyaman 3,78
9 Keramahan pengemudi 3,98
10 Kondisi angkutan yang bersih 3,84
Ketersediaan fasilitas bagi kaum difabel, lansia,
11
dan balita 3,94
Ketentuan tarif saat penumpang membawah
12
muatan 3,79
13 Waktu tunggu penumpang 15 menit 3,83
Informasi yang disampaikan pengemudi pada saat
14
perjalanan 3,69
15 Ketepatan angkutan umum menuju lokasi tujuan 3,65
Keberangkatan angkutan umum sesuai jumlah
16
penumpang 3,79
Ketepatan waktu jadwal kedatangan dan
17
keberangkatan setiap angkutan 3,57
Ketersediaan tarif yang terjangkau oleh setiap
18
kalangan 3,49
19 Kemudahan akses angkutan trayek umum 3,50
20 Ketepatan perjalanan menuju lokasi tujuan 3,82
21 Ketersediaan angkutan umum pada terminal 3,88
Sumber: Hasil Survei 2023

4.4.2.4. Analisis strategi untuk meningkatkan kepuasan penumpang dengan


menggunakan Improtance performance analysis (IPA).
Pengolahan data selanjutnya yaitu dengan metode IPA (Improtance
performance analysis) dan di bahas dengan kuadrat masing masing.Metode ipa di
jabarkan kedalam diagram kartesius yang tersaji pada gambar 4, menujukan bahwa
sumbu X dan Y.Sumbu X merupakan nilai rata rata kepuasan serta sumbu Y yang
artinya nilai rata rata kepentingan.Cara mengetahui penempatan yang jelas dari 21
atribut tngkat pelayanan yang sudah di ketahui maka 21 atribut selanjutnya di
kelompokan menjadi empat kuadrat (Shibata & Nagasawa, 1967).
∑i𝑁 = 1 ̿
Xi
̿ =
Xi
K
∑i𝑁 = 1𝑌̿ i
Y̿ i =
K
Penjelasan: Xi: Rata rata performance
Yi: Rata rata Impromance
n: Banyaknya responden

59
Sumber: Spss statistic versi 25.
Gambar 4 15 Diagram Cartesius (Improtance performance analysis)
Transportasi Antara Kota Di Kabupaten Pasuruan.
Penjelasan:
a. Garis rata nilai tingkat kepentingan terletak pada nilai 3, 73.
b. Garis rata rata nilai tingkat kepuasan terletak pada nilai 3, 45.
 Kuadran I (Diprioritaskan):
Perilaku pengemudi saat melayani permintaan penumpang (atribut 3),
Kesesuaian muatan angkutan dengan kondisi kendaraan (atribut 4), Keamanan
dalam perjalanan (atribut 5), Ketersediaan fasilitas ventilasi udara (atribut 6),
Kondisi tempat duduk yang baik dan nyaman (atribut 8), Keramahan pengemudi
(atribut 9), Ketersediaan fasilitas bagi kaum difabel, lansia, dan balita (atribut 11),
Keberangkatan angkutan umum sesuai jumlah penumpang (atribut 16).
 Kuadran II (Pertahankan prestasi):
Kondisi fisik angkutan umum yang baik (atribut 1), Kondisi angkutan yang
bersih (atribut 10), Ketentuan tarif saat penumpang membawah muatan (atribut 12),
Informasi yang disampaikan pengemudi pada saat perjalanan, Waktu tunggu
penumpang 15 menit (atribut 13), Ketepatan perjalanan menuju lokasi tujuan
(atribut 20), Ketersediaan angkutan umum pada terminal (atribut 21).

60
 Kuadran III (prioritas rendah)
Ketersediaan AC (atribut 7), Ketepatan waktu jadwal kedatangan dan
keberangkatan setiap angkutan (atribut 17), Kemudahan akses angkutan trayek
umum (atribut 19).
 Kuadran IV (Berlebihan):
Penampilan pengemudi angkutan umum yang bersih (atribut 2),
Informasi yang disampaikan pengemudi pada saat perjalanan (atribut 14),
Ketepatan angkutan umum menuju lokasi tujuan (atribut 15), Ketersediaan tarif
yang terjangkau oleh setiap kalangan (atribut 18).
Letak kuadran I di sebelah kiri atas,kuadran II berada di sebelah kanan
atas,kuadran III letaknya di sebelah kiri bawah dan kuadran IV letaknya di sebellah
kanan bawah.Masing masing letak atribut pada keempat kuadran tersebut menjadi
sebuah alat strategi yang gunanya meningkatkan kualitas pelayanan penumpang
angkutan antara kota pandaan baujeng – bangil.kuadrat di bawah ini merupakan
interprestasi Improtance performance analysis.
1. Kuadran I (Prioritas Utama):
Atribut atribut yang berada dalam kuadrat ini harus lebih di perioritaskan
dan di perbaiki, sehingga kinerjanya meningkat dan menjadi lebih baik lagi, karna
atribut atribut ini memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi konsumen, namun
kinerjanya masih kurang memuaskan. Atribut atribut yang berada pada kuadran ini
adalan:
a. Perilaku pengemudi saat melayani permintaan penumpang (atribut 3),
Perilaku pengemudi saat melayani permintaan penumpang itu sangat penting
sekali pada saat perjalanan, sesuai yang terjadi di lapangan ada penumpang
yang menegur sopir karna berkendara dengan kecepatan tinggi tapi sopirnya
tidak peduli dengan permintaan penumpang, maka hal ini menyebabkan para
penumpang merasa tdk nyaman pada saat perjalanan berlangsung.
b. Kesesuaian muatan angkutan dengan kondisi kendaraan (atribut 4).
Sesuai yg terjadi di lapangan ada beberapa angkutan umum membawa
penumpang tidak sesuai dengan kapasitas angkutan. Pada hal kesesuaian
muatan angkutan dengan kondisi kendaraan sangat penting agar perjalanan
tidak merasa rishi atau merasa terganggau bagi penumpang.

61
c. Keamanan dalam perjalanan (atribut 5).
Keamanaan saat perjalanan hal yang sangat penting bagi penumpang pada saat
perjalanan. Sesuai yang terjadi di lapangan ada beberapa angkutan umum
melakukan aksi kejar kejaran demi mendapatkan penumpang dan bahkan tidak
mengikuti rute agar cepat sampai ke tempat tujuan.
d. Ketersediaan fasilitas ventilasi udara (atribut 6)
Ketersediaan fasilitas ventilasi udara sngat penting, karena sesuai yg terjadi
dilapangan ventilasi udara pada angkutan umum ada yang rusak, sehinga
penumpang merasa tidak nyamaan saat melakukan perjalanan. Karena pada
intinya ventilasi udara sangat membantu penumpang untuk menghirup udara
dari luar sehingga proses perjalanan menuju tempat tujuan akan lebih terasa
nyaman.
e. Kondisi tempat duduk yang baik dan nyaman (atribut 8).
Tempat duduk yang baik dan nyaman juga salah satu hal yang penting bagi
penumpaang saat menaiki angkutan umum sehingga saat perjalanan penumpang
tidak merasa cape.
f. Keramahan pengemudi (atribut 9)
Keramahan pengemudi saat melayani penumpang sangatlah penting, baik pada
saat perjalanan berlangsung maupun pada saat kondisi - kondisi tertentu.
g. Ketersediaan fasilitas bagi kaum difabel, lansia, dan balita (atribut 11)
Ketersediaan fasilitas bagi kaum difabel, lansia, dan balita sangat penting
dengan tujuan agar terhindar dari hal hal yang tidak di ingginkan, sehinga pada
saat perjalanan berlangsung di dalam angkutan umum (angkot) sanngat
nyaman.
h. Keberangkatan angkutan umum sesuai jumlah penumpang (atribut 16).
Sesuai yang terjadi di lapangan ada beberapa angkutan umum (angkot)
berangkat tidak menunggu jumlah penumpang sesuai dengan kapasitas yang di
tentukan.
2. Kuadran II (Prestasi Harus Di Pertahankan):
Setiap atribut yang masuk dalam kuadran ini adalah atribut yang
mempunyai nilai penting oleh penumpang serta kualitas pelayanan moda

62
transportasi ini maksimal, sehingga penumpangpun puas terhadpap kinerja
pelayanan. Atribut yang masuk dalam kuadran ini yaitu;
a) Kondisi fisik angkutan umum yang baik (atribut 1).
b) Penampilan pengemudi angkutan umum yang bersih (atribut 2).
c) Kondisi angkutan yang bersih (atribut 10).
d) Ketentuan tarif saat penumpang membawah muatan (atribut 12).
e) Waktu tunggu penumpang 15 menit (atribut 13).
f) Informasi yang disampaikan pengemudi pada saat perjalanan (atribut 14).
g) Ketepatan angkutan umum menuju lokasi tujuan (atribut 15),
h) Ketepatan perjalanan menuju lokasi tujuan (atribut 20).
i) Ketersediaan angkutan umum pada terminal (atribut 21).
3. Kuadran III (Prioritas Utama):
Aetiap artibut terdapat didalam kuadran ini merupakan atribut - atribut yang
di nilai dan dianggap kurang begitu penting oleh penumpang serta pelayananya
kurang di perhatikan karena atribut atribut pada kuadran III adalah atribut yang tdk
begitu berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Atribut yang masuk dalam
kuadran ini yaitu;
a) Ketersediaan AC (atribut 7).
b) Ketepatan waktu jadwal kedatangan dan keberangkatan setiap angkutan (atribut
17).
c) Kemudahan akses angkutan trayek umum (atribut 19).
4. Kuadran IV (Prioritas Utama):
Kuadrat yang berarti atribut di anggap tidak begitu penting bagi penumpang,
akan tetapi perlakuan penyedia jasa sangat baik, penilaian penumpang pun,
perlakuan tersebut sangaat di anggat berlebihan. Adapun yang termasuk di dalam
kuadran IV antara lain:
a) Penampilan pengemudi angkutan umum yang bersih (atribut 2).
b) Informasi yang disampaikan pengemudi pada saat perjalanan (atribut 14).
c) Ketepatan angkutan umum menuju lokasi tujuan (atribut 15).
d) Ketersediaan tarif yang terjangkau oleh setiap kalangan (atribut 18).

63
4.5. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum
Kualitas Pelayanan jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan penumpang.
Tabel 4 30 Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Angkutan Umum
No Permasalahaan Kondisi Analisis Perbaikan

I Kuadran I (Prioritas Utama)

a Perilaku pengemudi saat Penumpang menegur sopir Perilaku pengemudi harus lebih di Peraturan Menteri Perhubungan
melayani permintaan karena cara mengemudi sopir perioritaskan dan di perbaiki, sehingga Nomor PM 46 Tahun 2014
penumpang (atribut 3) yang ugal ugalan. kinerjanya meningkat dan menjadi lebih tentang Standar Pelayanan
baik lagi, karna atribut atribut ini Minimal Angkutan Orang adalah
memiliki nilai kepentingan yang tinggi prusahaan pemilik armada harus
bagi konsumen, namun kinerjanya masih memberikan wenangan kepada
kurang memuaskan. pengemudi agar perlu melayani
penumpang dengan baik terutama
pada saat perjalanan mengangkut
penumpang sehingga tidak terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan.
b Kesesuaian muatan Aada beberapa angkutan umum Kesesuaian muatan angkutan harus lebih Menurut Keputusan Direktur
angkutan dengan membawa penumpang tidak di perioritaskan dan di perbaiki, sehingga Jenderal Perhubungan Darat
kondisi kendaraan sesuai dengan kapasitas kinerjanya meningkat dan menjadi lebih No.SK.687/AJ.206/DRJD/200
(atribut 4) angkutan. baik lagi, karna atribut atribut ini setiap kendaraan harus membawa
memiliki nilai kepentingan yang tinggi penumpang yaitu 8 orang.
bagi konsumen, namun kinerjanya masih
kurang memuaskan.
c Keamanan dalam Beberapa angkutan umum Keamanan dalam perjalanan harus lebih 1. Menurut Peraturan Menteri
perjalanan (atribut 5) melakukan aksi kejar kejaran di perioritaskan dan di perbaiki, sehingga Perhubungan Nomor PM 111
demi mendapatkan penumpang kinerjanya meningkat dan menjadi lebih Tahun 2015 tentang Tata Cara

64
dan bahkan tidak mengikuti rute baik lagi, karna atribut atribut ini Penetapan Batas Kecepatan demi
agar cepat sampai ke tempat memiliki nilai kepentingan yang tinggi keamanan dalam perjalanan.
tujuan. bagi konsumen, namun kinerjanya masih2. sopir tidak boleh melakukan aksi
kurang memuaskan. kejaran pada saat perjalanan
karena seharusnya saat perjalanan
kecepatan kendaraan tidak boleh
melebihi dari batas kecepatan
yang di tentukan dan juga harus
sesuai rute yang sudah di
tentukan.
d Ketersediaan fasilitas Kondisi Fisik angkutan umum Ketersediaan fasilitas ventilasi udara Menurut Peraturan Menteri
ventilasi udara (atribut kurang memadai seperti fasilitas harus lebih di perioritaskan dan di Perhubungan Nomor 63 Tahun
6) ventilasi udara. perbaiki, sehingga kinerjanya meningkat 2019 tentang Standar Pelayanan
dan menjadi lebih baik lagi, karna atribut Minimum Angkutan Orang.
atribut ini memiliki nilai kepentingan Fasilitas memadai merupakan
yang tinggi bagi konsumen, namun salah satu syarat yang harus
kinerjanya masih kurang memuaskan. dipenuhi agar masyarakat mau
menggunakan transportasi umum
lebih kususnya untuk ventilasi
udara pada angkot.
e Kondisi tempat duduk Kondisi Fisik angkutan umum Kondisi tempat duduk yang baik dan Peraturan Menteri Perhubungan
yang baik dan nyaman kurang memadai seperti fasilitas nyaman harus lebih di perioritaskan dan Nomor 63 Tahun 2019 tentang
tempat duduk. di perbaiki, sehingga kinerjanya Standar Pelayanan Minimum
meningkat dan menjadi lebih baik lagi, Angkutan Orang. Fasilitas
karna atribut atribut ini memiliki nilai memadai merupakan salah satu
kepentingan yang tinggi bagi konsumen, syarat yang harus dipenuhi agar
namun kinerjanya masih kurang masyarakat mau menggunakan
memuaskan. transportasi umum lebih kususnya
untuk tempat duduk pada angkot.

65
f Keramahan pengemudi Tidak melayani permintaan Keramahan pengemudi harus lebih di Menurut Keputusan Direktur
(atribut 9) penumpang ketika penumpang perioritaskan dan di perbaiki, sehingga Jenderal Perhubungan Darat
menegur sopir yang tidak kinerjanya meningkat dan menjadi lebih No.SK.687/AJ.206/DRJD/200
mengikuti rute yang sudah baik lagi, karna atribut atribut ini Pengemudi harus mengajarkan
ditentukan. memiliki nilai kepentingan yang tinggi berkata sopan dan santun terhadap
bagi konsumen, namun kinerjanya masih penumpang dan memberikan
kurang memuaskan. perhatian kepada penumpang pada
saat berada di angkutan umum,
karena angkutan umum dikatakan
baik apabila mampu memberikan
pelayanan yang baik.
g Ketersediaan fasilitas Kondisi Fisik angkutan umum Ketersediaan fasilitas bagi kaum difabel, Peraturan Menteri Perhubungan
bagi kaum difabel, kurang memadai seperti fasilitas lansia, dan balita harus lebih di Nomor 63 Tahun 2019 tentang
lansia, dan balita (atribut bagi kaum difabel, lansia, dan perioritaskan dan di perbaiki, sehingga Standar Pelayanan Minimum
11) balita. kinerjanya meningkat dan menjadi lebih Fasilitas memadai merupakan
baik lagi, karna atribut atribut ini salah satu syarat yang harus
memiliki nilai kepentingan yang tinggi dipenuhi agar masyarakat mau
bagi konsumen, namun kinerjanya masih menggunakan transportasi umum
kurang memuaskan. lebih kususnya untuk kaum
difabel, lansia, dan balita.
h Keberangkatan angkutan Beberapa angkutan umum Keberangkatan angkutan umum sesuai Peraturan Menteri Perhubungan
umum sesuai jumlah (angkot) berangkat tidak jumlah penumpang harus lebih di Nomor 63 Tahun 2019 tentang
penumpang (atribut 16). menunggu jumlah penumpang perioritaskan dan di perbaiki, sehingga Standar Pelayanan Minimum
sesuai dengan kapasitas yang di kinerjanya meningkat dan menjadi lebih Angkutan Orang.
tentukan. baik lagi, karna atribut atribut ini Seharusnya keberangkatan
memiliki nilai kepentingan yang tinggi angkutan umum harus sesuai
bagi konsumen, namun kinerjanya masih jumlah penumpang sangatlah
kurang memuaskan. penting bagi pemilik jasa dan
oprator juga dan hal ini harus di
terapkan lagi lebih kususnya di
terminal pandaan.
II Kuadran II (Prioritas Utama)

66
a Kondisi fisik angkutan Pintu keluar dan pintuk masuk ada Kondisi fisik angkutan umum yang baik Kondisi angkutan umum yang
umum yang baik yang normal dan juga ada yang adalah atribut yang mempunyai nilai baik perlu di tingkatkan dan perlu
(atribut 1). rusak, walaupun tidak semua penting oleh penumpang serta kualitas di pertahankan karena sangat
angkutan umum tapi ada beberapa pelayanan moda transportasi ini penting bagi penumpang agar
angkot yang pintunya rusak tapi maksimal, sehingga penumpangpun puas peroses perjalanan menuju tempat
tidak terlalu parah dan tidak terhadpap kinerja pelayanan. tujuan tdk di kewatirkan dan dapat
menganggu penumpang saat berjalan dengan aman dan hal ini
perjalanan. perlu di pertahankan lebih
kususnya di terminal pandaan.
b Penampilan Semua pengemudi berpakayan Penampilan pengemudi angkutan umum Penampilan pengemudi padasaan
pengemudi angkutan rapi saat mengemudi. yang bersih adalah atribut yang bertugas atau pada saat
umum yang bersih mempunyai nilai penting oleh penumpang mengemudi juga perlu di
(atribut 2). serta kualitas pelayanan moda transportasi tingkatkan dan perlu di
ini maksimal, sehingga penumpangpun pertahankan karena sangat penting
puas terhadpap kinerja pelayanan. atribut bagi perusahaan dan juga bagi
yang masuk dalam kuadran ini yaitu penumpang sehinga hal ini perlu
di pertahankan lebih kususnya di
terminal pandaan.
c Kondisi angkutan yang Kebersihan angkutan sangat Kondisi angkutan yang bersih adalah Kebersihan angkutan perlu di
bersih (atribut 10). penting bagi penumpang agar atribut yang mempunyai nilai penting tingkatkan dan perlu di
nyaman pada saat perjalanan. oleh penumpang serta kualitas pelayanan pertahankan karena sangat penting
Sesuai yang terjadi di lapangan moda transportasi ini maksimal, sehingga bagi penumpang sehinga sangat
semua angkutan umum itu bersih penumpangpun puas terhadpap kinerja nyaman pada saat perjalanan lebih
salah satu contohnya adalah pelayanan. atribut yang masuk dalam kususnya di Terminal Pandaan.
memiliki tempat sampah setiap kuadran ini yaitu
angkutan umum.
d Ketentuan tarif saat Penumpang mengenakan biaya Ketentuan tarif saat penumpang Ketentuan tarif saat penumpang
penumpang jika membawa muatan lebih tapi membawah muatan adalah atribut yang membawah muatan sangat perlu
membawah muatan tidak sama tarifnya dengan mempunyai nilai penting oleh penumpang di tingkatkan dan perlu di
(atribut 12). penumpang. serta kualitas pelayanan moda transportasi pertahankan.
ini maksimal, sehingga penumpangpun
puas terhadpap kinerja pelayanan. atribut
yang masuk dalam kuadran ini yaitu

67
e Waktu tunggu Semua angkutan umum Waktu tunggu penumpang 15 menit Waktu tunggu penumpang 15
penumpang 15 menit menunggu penumpang 15 menit. adalah atribut yang mempunyai nilai menit perlu di tingkatkan dan
(atribut 13). penting oleh penumpang serta kualitas perlu di pertahankan karena hal
pelayanan moda transportasi ini ini sangat penting sehingga
maksimal, sehingga penumpangpun puas penumpang tidak buru dan tidak
terhadpap kinerja pelayanan. atribut yang ketinggalan angkutan umum, dan
masuk dalam kuadran ini yaitu ini perlu di pertahankan lebih
kususnya di terminal pandaan.
f Informasi yang Pengemudi selalu memberi Informasi yang disampaikan pengemudi Informasi pengemudi pada saat
disampaikan Informasi pada saat perjalanan, pada saat perjalanan adalah atribut yang perjalanan perlu di tingkatkan dan
pengemudi pada saat baik itu tanggapan darurat mempunyai nilai penting oleh penumpang perlu di pertahankan karena
perjalanan (atribut 14). maupun informasi lainya yang serta kualitas pelayanan moda transportasi sangat penting juga bagi
berkaitan kemamanan dalam ini maksimal, sehingga penumpangpun penumpang, baik itu tanggapan
perjalanan. puas terhadpap kinerja pelayanan. atribut darurat maupun informasi lainya
yang masuk dalam kuadran ini yaitu yang berkaitan kemamanan dalam
perjalanan.
g Ketepatan angkutan Angkutan umum selalu menlewati Ketepatan angkutan umum menuju lokasi Ketepatan angkutan umum
umum menuju lokasi rute yang sudah di tentukan tujuan adalah atribut yang mempunyai menuju lokasi tujuan perlu di
tujuan (atribut 15), sehinga tepat sampai di tempat nilai penting oleh penumpang serta tingkatkan dan perlu di
tujuan. kualitas pelayanan moda transportasi ini pertahankan karena sangat penting
maksimal, sehingga penumpangpun puas bagi penumpang lebih kusus di
terhadpap kinerja pelayanan. atribut yang Terminal Pandaan.
masuk dalam kuadran ini yaitu
h Ketepatan perjalanan Angkutan umum selalu menlewati Ketepatan perjalanan menuju lokasi Sesuai yang terjadi di lapangan
menuju lokasi tujuan rute yang sudah di tentukan tujuan adalah atribut yang mempunyai angkutan umum selalu menlewati
(atribut 20). sehinga tepat sampai di tempat nilai penting oleh penumpang serta rute yang sudah di tentukan
tujuan. kualitas pelayanan moda transportasi ini sehinga tepat sampai di tempat
maksimal, sehingga penumpangpun puas tujuan dan ini perlu di
terhadpap kinerja pelayanan. atribut yang pertahankan lebih kususnya di
masuk dalam kuadran ini yaitu terminal pandaan.
i Ketersediaan angkutan Angkutan umum selalu ada di Ketersediaan angkutan umum pada Sesuai yang terjadi di lapangan
umum pada terminal terminal sebelum jam beroprasi terminal adalah atribut yang mempunyai angkutan umum selalu ada di
(atribut 21). nilai penting oleh penumpang serta terminal sebelum jam beroprasi

68
sehingga tidak menyusahkan kualitas pelayanan moda transportasi ini sehingga tidak menyusahkan
penumpang. maksimal, sehingga penumpangpun puas penumpang dan hal ini perlu di
terhadpap kinerja pelayanan. atribut yang tingkatkan dan perlu di
masuk dalam kuadran ini yaitu pertahankan lebih kususnya di
terminal pandaan.
Sumber: Hasil Survei 202

69
70

Anda mungkin juga menyukai