Uji Persyaratan Analisis
Uji Persyaratan Analisis
OLEH :
NIM : 5183143023
2020
UJI PERSYARATAN ANALISIS
Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk pengujian
hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan
analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian
mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.
A. UJI NORMALITAS
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini
penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan.
Karena uji statistik parametrik mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Apabila distribusi
data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji statistik nonparametrik, bukan uji
statistik parametrik.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : dengan menafsirkan
grafik ogive, koefisien tingkat kemencengan, uji Liliefors, uji Chi-Kuadrat, atau lainnya.
Penentuan normal atau tidaknya suatu distribusi data dengan grafik ogive hanya dilakukan
dengan menafsirkan grafik, yaitu :
apabila grafik ogive lurus atau hampir lurus maka distribusi data ditafsirkan berdistribusi
normal.
Jadi penentuan kenormalan distribusi data dengan cara grafik ogive atau menghitung koefisien
skewness hanya berlaku untuk statistic deduktif atau deskriptif. Penentuan kenormalan suatu
distribusi data statistic induktif harus dilakukan dengan pengujian. Dalam
statistik induktif dilakukan pengujian, apakah suatu data sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Penentuan kenormalan suatu distribusi data dapat dilakukan
dengan cara pengujian Liliefors atau Chi-Kuadrat.
B. UJI HOMOGENITAS
Persyaratan uji statistik inferensial parametrik yang kedua adalah homogenitas. Pengujian
homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians setiap kelompok data.
Persyaratan uji homogenitas diperlukan untuk melakukan analisis inferesial dalam uji komparasi.
Uji homogenitas dapat dilakukan dengan beberapa teknik uji, diantaranya yaitu : uji F (Fisher)
dan uji Bartlett.
C. UJI LINEARITAS
Persyaratan uji statistik parametrik analisis asosiasi lainnya yang diperlukan yaitu uji
kelinearan regresi. Pengujian kelinearan regresi dilakukan dalam rangka menguji model
persamaan regresi suatu variabel Y atas suatu variabel X. Persyaratan uji kelinearan, diperlukan
untuk melakukan analisis inferensial dalam uji asosiasi. Uji kelinearan dilakukan untuk menguji
suatu hipotesis.
D. UJI MULTIKOLINEARITAS
Uji multikolinearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan patokan nilai VIF
(variance inflation factor) dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang digunakan
adalah:
1. jika nilai VIF di sekitar angka 1 atau memiliki tolerance mendekati 1, maka dikatakan
tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi;
2. Jika koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0,5, maka tidak terdapat masalah
multikolinearitas.
E. UJI HETEROKEDASITAS
Heterokedasitas terjadi dalam regresi apabila varian error (€i) untuk beberapa nilai x
tidak konstan atau berubah-ubah. Pendeteksian konstan atau tidaknya varian error konstan dapat
dilakukan dengan menggambar grafik antara ŷ dengan residu (y – ŷ). Apabila garis yang
membatasi sebaran titik-titik relatif paralel maka varian error dikatakan konstan. Contoh berikut
menampilkan uji heterokdeasitas dengan grafik, untuk data hubungan antara insentif (x) dengan
kinerja, yang telah diuji linearitasnya.
F. UJI AUTOKORELASI
Autokorelasi terjadi dalam regresi apabila dua error €t-1 dan €t tidak independent atau
C(€t-1, €t) ≠ 0. Autokorelasi biasanya terjadi apabila pengukuran variabel dilakukan dalam
interval waktu tertentu. Autokorelasi dapat dilakukan dengan SPSS