Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PROGRAM STUDI FILM DAN TELEVISI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER

RISET FILM 1

RESOUNDING SCREAM

I Dewa Gede Trisna Riandika

A16.2022.00429
1. Sesuai dengan peran anda dalam produksi film documenter yang sedang dikerjakan bersama tim,
jelaskan alur kerja anda pada :
a. Fase Pra-produksi
Kelompok 2, dalam kelompok ini saya berkesempatan menjadi sutradara, dimulai dari
mematangkan tema dan ide cerita yang telah disepakati oleh seluruh anggota tim. Sebelum
memutuskan tema cerita ini kami memiliki 3 ide cerita, masing masing ide cerita memiliki
beberapa konsekuensi.
Ide cerita terbsebut ialah, 1) eksploitasi anak/pengemis cilik, ide cerita ini sangat tidak
disarankan oleh dosen kami yang dikarenakan akan bersangkutan dengan preman-preman
sekitar. 2) Suporter bola semarang / PSIS Semarang, ide cerita ini membutuhkan
budgeting/biaya yang besar untuk mengikuti setiap kegiatan yang berlangsung distadion dan
waktu yang yang sedikit untuk mengikuti jadwal yang ada, selain itu juga kita tidak bisa bersikap
senetral mungkin dan kemungkinan tidak menghadirkan 100% fakta yang dikarenakan
mencakup olahraga besar di Indonesia. 3) Musik Underground Semarang, ide cerita ini harus
mengikuti jadwal acara/event yang ada, sulit untuk mendapatkan audio yang jernih
dikarenakan pengambilan yang dilakukan didalam ruangan yang tidak tenang.
Pemilihan tema film yang kami sajikan dalam bentuk film documenter ini didasari oleh minat
salah satu tim riset kami “Kiki” dan tak luput juga dari arahan dosen-dosen FTV terutama Mas
Oos yang sedari awal juga ikut menyarankan tema film dokumenter ini.
Alasan saya menyetujui ide cerita musik ini dikarenakan jaringan/kenalan yang banyak
dimiliki oleh salah satu tim riset kami “Kiki”, selain itu menurut saya acara musik dalam sekala
kecil (Gigs) di Semarang tak banyak diketahui oleh masyarakat dalam kota maupun luar kota,
dari waktu ke waktu, penikmat musik baik itu band maupun pendengar kian bertambah. namun
para pelaku musik di Semarang masih sangat jarang mencatat ataupun menyediakan wadah
bagi para penikmat musik.
Menyusun sebuah treatment dalam pengambilan gambar serta penyusunan alur cerita yang
akan ditampilkan dalam film. Treatment yang saya gunakan untuk memvisualkan dokumenter
yang memfokuskan pada 1 subyek tanpa narasi ini saya memilih menggunakan metode
OBSERVASIONAL
Turut serta mengikuti kegiatan riset dilapangan bersama dengan tim periset untuk menggali
lebih dalam informasi yang jarang terekspos didunia digital,
Dihari pertama melakukan riset lapangan bertemu dengan narasumber yang Bernama
Gregoriust Manurung penikmat sekaligus orang yang paham mengenai gigs, dan dihari kedua
bertemu dengan Kesit Agung Mujanarto merupakan narasumber / pegiat musik yang yang
paham mengenai skena musik di semarang dari tahun 1997.
Menyusun cerita bersama tim periset untuk menjadikan hasil yang dapat dinikmati serta
diterima bagi dosen.
Cerita kami terdiri dari empat bagian :
Bagian pertama membahas tentang sejarah awal band musik underground (hardcore) masuk
kewilayah Semarang.
Bagian kedua berisi pengenalan tentang narasumber utama (Akang Haidar) bersama teman
satu kolektifnya serta kolektif (Gemuruh) yang ia ikuti.
Bagian ketiga berisi tentang kisah perjalanan kolektif (Gemuruh) serta kegiatan yang sedang
mereka lakukan.
Bagian keempat berisi tentang eksistensi kolektif saat ini di wilayah semarang (terdiri dari 3
kolektif yaitu : 024 HARDCORE, GEMURUH, LARE-LARE.
Cerita tersebut kami olah menjadi treatment atau struktur dalam film.

b. Fase Produksi
Dalam tahap ini saya turut membantu dan mengikuti kegiatan subyek bersama
dengan videographer dan periset di acara-acara yang telah dilakukan selama masa waktu
produksi ditetapkan.
Dihari Pertama. Kami melakukan pengambilan gambar disalah satu bangunan bekas
café/bar, acara ini diadakan oleh LARE-LARE kolektif Kami membawa 2 kamera dan 2
videografer.
Dihari kedua pengambilan gambar dilakukan disalah satu studio gigs Gemuruh
menampilkan keadan ruangan yang sangat sempit dan hanya bisa diisi oleh beberapa orang
dan kami membawa satu kamera,
Dihari ketiga pengambilan gambar dilakukan disalah satu bangunan bekas café/bar, acara
ini diadakan oleh LARE-LARE kolektif Kami membawa 1 kamera.
Dihari keempat pengambilan gambar dilakukan disalah satu coffeeshop di tembalang
“MATERA” acara ini diadakan oleh GEMURUH kolektif yang sedang melakukan perilisan
Zine, kami membawa 2 kamera dan 2 videografer serta 1 soundman beserta mic zoom.
Dihari kelima kami melakukan pengambilan gambar yang dilakukan dirumah bersama
narasumber, pengambilan gambar ini dilakukan dengan cara mengarahkan/direct subyek
utama dalam film. Kendala di hari ini ialah konsep yang seharusnya menggabungkan subyek
utama “narasumber” dengan subyek lain bata yang dikarenakan kesibukan masing-masing
subyek. Solusi yang dijalankan ialah menampilkan ketidak ikut sertaan subyek melalui
tampilan chat whattsap.
Dihari keenam kami melakukan pengambilan gambar disalah satu restoran di Kota Lama
“Miwiti” acara ini diadakan oleh 024 Hardcore.

c. Fase Pasca Produksi


Dalam tahap post produksi menambahkan serta menghapus beberapa adegan yang
sekira tidak dapat terlaksanakan di tahap produksi.

Hasil treatment :
2. Setelah melihat preview film dokumenter yang anda produksi, jelaskan statement yang ingin
disampaikan film dalam kalimat anda sendiri!

Mematahkan stigma buruk masyarakat terhadap skena musik underground serta


memperkenalkan kolektif yang ada didalam ekosistem musik Underground Semarang.
Dengan menampilkan visual yang memperlihatkan kerasnya musik underground disetiap
acara namun itu tak membuat perpecahan atau keributan antar sesama penikmat musik,
walau penonton/penikmat musik berasal dari berbagai daerah namun mereka menggap
sama dan menjadikan saudara didalam acara.
Selain dari acara musik tersebut, visual dalam film ini juga menampilkan kekolektifan di
dalam ekosistem musik Underground Semarang yang membuat pertemanan terasa seperti
keluarga.
Note* Skena singkatan dari tiga kata yaitu Sua, cengKErama, kelaNA. Skena musik
underground dapat dipahami sebagai perkumpulan kolektif yang bisa menciptakan
suasana untuk bercengkerama sampai berkelana bersama saat berkumpul.

3. Berikanlah komentar pada salah satu hasil karya tim produksikelompok lain dalam
Hal :
a. Apa yang paling anda ingat dalam film rekan anda? Jelaskan alasannya!
b. Apa yang kurang anda pahami dari film rekan anda? Jelaskan alasannya!
c. Bagian/adegan mana yang paling relevan dengan anda? Mengapa?
FILM KELOMPOK 3 “Persembahan Masa Lalu”
a. Hal yang paling saya ingat ialah ketika adegan di jalan raya dimana bapak Suripno bertemu
dengan temannya sesama pengandara motor, mengapa adegan ini yang paling saya ingat
karena hal lucu yang tidak bisa disepelekan namun sering saya lakukan. lucu karena
bertemu lalu mengobrol ditengah jalan dan ini tidak dapat disepelekan karena dapat
mengganggu kenyamanan pengendara lain yang ada dibelakang.

b. Adegan pada menit 00:26 - 01:10 apa yang dilakukan oleh bapak Suripno bersama
sesorang didekat halte? Apakah itu merupakan kebiasaan bapak Suripno datang kesana
sebelum pergi ke kantor pasar Randusari?
Adegan pada menit 06:26 – 06:35 sesorang sedang membungkus buket bunga. Tidak
adanya interaksi subyek utama terhadap orang tersebut.
Beberapa lontaran kata yang menggunakan Bahasa Jawa membuat saya kurang paham
tujuan-tujuan footage yang ditampilkan karena saya belum lancar Bahasa Jawa.

c. Adegan pada menit 01:17 - 01:30 di jalan raya dimana bapak Suripno bertemu dengan
temannya sesama pengandara motor, karena saya sering melakukan itu jika bertemu
seorang yang saya kenal.
Adegan 00:39 – 01:08 seorang anak perempuan yang dikepangi ibunnya dan seorang anak
laki-laki yang hendak berangkat sekolah mengececk barang-barang lalu berpamitan
dengan ibunya. Itu seperti kegiaatan yang pernah saya alami, dimana pada saat itu saya
melihat adik saya dikepangi dan berpamitan dengan orang tua sebelum berangkat sekolah.

Anda mungkin juga menyukai