MTPJ - Bahan Ajar Lintas Alam Hari Persatuan Remaja Gmim 2024
MTPJ - Bahan Ajar Lintas Alam Hari Persatuan Remaja Gmim 2024
MTPJ
1. MTPJ 1 Januari 2024 (Khotbah Permulaan Tahun Hari I) – “ Yang Lama Telah Berlalu,
Yang Baru Sudah Datang” – Wahyu 21:1-8
2. MTPJ 2 Januari 2024 (Khotbah Permulaan Tahun Hari Ke-II) – “Jangan Takut, Tuhan
Allahmu Menyertai Engkau” – Yosua 1:6-9
3. MTPJ 7 – 13 Januari 2024 – “Tetap Setia Di Jalan Tuhan Menghadapi Penyesat” – Filipi 3:1b-16
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dunia dan zaman sekarang ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
perkembangan sangat terlihat dan teralami dalam kehidupan manusia dari waktu ke
waktu. Dan perkembangan ini sangatlah berdampak dalam perjalanan hidup kita di zaman
ini, misalnya kemajuan dunia digital, di mana setiap orang dapat mengakses berbagai
informasi dari situs-situs internet dan berbagai aplikasi media sosial. Kita dapat juga
melihat, membaca atau mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya
berbagai bentuk ajaran agama. Karena itu’, bila kita tidak memiliki landasan iman yang
kuat dan pengetahuan yang benar tentang ajaran kristen atau ajaran Alkitab, maka pikiran
kita akan mudah tersesat. Dan kehidupan kita akan mudah juga disesatkan oleh para
penyesat yang berada di berbagai situs media sosial. Oleh karena itu, sebagai orang percaya
kita diajak untuk “Tetap Setia Di Jalan Tuhan Menghadapi Penyesat”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Filipi adalah sebuah kota di Makedonia yang
merupakan tempat perantauan orang-orang dari Roma. Di Kota Filipi Paulus dan Silas
tinggal beberapa hari (Kisah Para Rasul 16:12) dan memberitakan Injil yang membuat
seorang perempuan yang bernama Lidia dan keluarganya menjadi percaya serta mengusir
roh jahat dari seorang perempuan petenung (Kisah Para Rasul 16:13-18). Di Kota Filipi ini
Roh Kudus membuktikan bahwa Paulus dan Silas adalah utusan Allah, ketika mereka
dilemparkan ke dalam penjara dan terjadi gempa bumi yang membuat sendisendi penjara
goyah dan semua pintu terbuka, termasuk belenggu yang mengikat mereka terlepas, yang
singkatnya, kepala penjara itu menjadi percaya dan dibaptis (Kisah Para Rasul 16:19-40).
Mengenai Surat Filipi, rasul Paulus nampaknya benar-benar memberi perhatian yang
sangat besar terhadap ketahanan hidup iman jemaat dalam menghadapi para penyesat dan
ajaran-ajaran sesat. Terutama perdebatan tentang apakah setiap orang yang baru menjadi
pengikut Yesus Kristus harus menaati hukum taurat? Selain itu Paulus juga bercerita
tentang pelbagai peristiwa yang dialaminya bersama dengan Silas selama mereka
memberitakan Injil. Mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh orang-orang Romawi, tetapi
kuasa Yesus Kristus dalam Roh Kudus selalu membebaskan mereka. Karena itu, melalui
suratnya kepada Jemaat Filipi Paulus mau mengingatkan bahwa kelak mereka juga akan
mengalami penderitaan yang sama seperti Yesus Kristus atau seperti yang ia alami. Karena
itu mereka harus teguh berdiri dalam iman kepada Yesus Kristus dan tidak digentarkan
sedikit pun oleh lawan mereka (1:27-30).
Pasal 3:1b-16 adalah perikop yang menggambarkan keseriusan Paulus dalam menjaga
persekutuan orang percaya di Filipi agar mereka tetap teguh pada pendirian iman mereka
kepada Yesus Kristus. Paulus menasihatkan agar selalu “hatihatilah terhadap anjing-anjing,
hati-hatilah terhadap pekerjapekerja jahat dan terhadap penyunat-penyunat yang palsu”
(ayat 2). Anjing-anjing adalah kata simbolis yang mengartikan kerakusan dan keserakahan
tanpa pertimbangan hati nurani; pekerja-pekerja jahat mengartikan orang-orang yang
bekerja seolah-olah untuk sebuah kebenaran, padahal hanya untuk kepentingan demi
keuntungan hidup sendiri; sedangkan penyunat-penyunat palsu adalah sindiran terhadap
orang-orang yang memaksakan ajaran taurat tapi mereka sendiri tidak dapat melakukan
apa yang mereka ajarkan. Sebab itu, Paulus dengan tegas mengatakan bahwa untuk hal-hal
lahiriah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan ajaran dan tradisi taurat ia adalah
orang Farisi dan orang Yahudi (Israel) asli dari keturunan Benyamin (anak bungsu Yakub).
Bahkan sebagai penganiaya jemaat kristen serta keteguhan menaati hukum taurat ia tidak
bercacat. (ayat 4b -6, Roma 11:1b ).
Untuk meneguhkan keyakinan Jemaat Filipi, rasul Paulus mencontohkan dirinya bahwa
kemegahan, ketenaran dan kebanggaannya sebagai orang disegani di kalangan orang
Yahudi ternyata tidak dapat membawa dirinya pada kepuasan hidup ketika dia masuk
dalam pengenalan akan Yesus Kristus. Justru pengenalan akan Yesus Kristus telah
mengantar Paulus pada keyakinan bahwa memiliki Yesus Kristus adalah yang paling mulia
dari pada segala sesuatu. Dan berada dalam Yesus Kristus bukan suatu kebenaran karena
melakukan hukum taurat, melainkan kebenaran yang dianugerahkan Allah karena
kepercayaan kepada Yesus Kristus. Karena itu segala sesuatu yang dimilikinya di luar
Yesus Kristus dianggapnya tidak berguna bahkan dianggapnya sebagai sampah (ayat 7-9).
Selanjutnya yang lebih penting dari pengenalan akan Yesus Kristus adalah keyakinannya
atas kuasa kebangkitan dan persekutuan dalam penderitaan-Nya serta serupa dalam
kematian-Nya yang kemudian akan mengantar Paulus pada perolehan kebangkitannya dari
antara orang mati (ayat 10-11). Untuk maksud inilah ia pernah mengatakan bahwa “bagiku
hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (pasal 1:21).
Pada bagian akhir dari perikop ini, Paulus seolah-olah mengingat kembali tentang
peristiwa ketika ia dipanggil oleh Yesus Kristus di jalan menuju ke Damsyik (Kisah Para
Rasul 9:1- 19a ). Sejak waktu itu Paulus benar-benar menjalani hidup untuk Yesus Kristus
dan melupakan apa yang pernah ia lakukan terhadap umat Tuhan dan mengabdikan hidup
bagi Yesus Kristus untuk mendapatkan hadiah sorgawi. Oleh karena itu Paulus
menasihatkan Jemaat Filipi bahwa sebagai orang kristen yang sudah matang atau dewasa
dalam iman, yang diistilahkannya dengan kata “sempurna” berpikir, untuk teguh dalam
iman dan mengejar hadiah panggilan sorgawi dari Allah dalam Yesus Kristus (ayat 12-16).