Makalah Biologi Saraf
Makalah Biologi Saraf
SARAF
Oleh:
SMAN 6 Denpasar
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “Saraf” ini dapat diselesaikan
dengan baik. Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Biologi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan
makalah “Saraf” ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Semoga makalah “Saraf” ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya. Kami mohon
maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ
terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama antara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu
berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau
pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem koordinasi. Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin. Pengaruh sistem saraf
yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf.
Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai
kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke
pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang
tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Saraf ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
2. Apa saja jaringan yang menyusun sistem saraf?
3. Bagaimana klasifikasi sistem saraf?
4. Apa saja gangguan pada sistem saraf?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Saraf ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu sistem saraf.
2. Mengetahui jaringan apa saja yang menyusun sistem saraf.
3. Mengetahui bagaimana klasifikasi sistem saraf.
4. Mengetahui apa saja gangguan yang ada pada sistem saraf.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh
lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai
sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam
sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran. ingatan, bahasa, sensasi dan
gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap
suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya
dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf adalah sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel-sel saraf
(neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk persepsi sensor, aktivitas
motor sadar maupun tidak sadar, homeostasis proses fisiologis tubuh, serta
perkembangan pikiran dan ingatan. Serabut saraf mempunyai kemampuan eksitabilitas
(dapat dirangsang); konduktivitas (penghantar impuls atau rangsangan); dan memberikan
reaksi atas rangsangan mekanis, elektrik, kimiawi, atau fisik. Sistem saraf meliputi
sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3
fungsi utama yaitu:
4
Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali
atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh
pada seluruh alat-alat tubuh kita.
Neuron multipolar, memiliki sacu akson dan dua dendrit atau lebih. Contohnya,
neuron motor yang terdapat di otak dan medula spinalis (sumsum tulang
belakang).
Neuron bipolar, memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson. Contohnya,
neuron pada organ indra seperti mata, hidung, dan telinga.
Neuron unipolar (pseudounipolar) merupakan neuron bipolar yang tampak
hanya memiliki satu jaluran dari badan sel karena akson dan dendritnya
berfungsi. Contohnya, neuron pada embrio dan fotoreseptor mata.
Sel neuroglia adalah sel penunjang pada susunan saraf pusat yang berfungsi
sebagai jaringan ikat. Sel glia dapat membelah secara mitosis. Jenis sel glia, yaitu
sebagai berikut.
2.4 Sinapsis
Sinapsis adalah hubungan antara neuron yang satu dengan neuron lainnya; titik temu
antara ujung akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lainnya; atau
hubungan ke otot dan kelenjar. Struktur sinapsis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
prasinaps (bagian akson terminal), celah sinaps (ruang antara prasinaps dengan
pascasinaps), dan pascasinaps (bagian dendrit). Pada celah sinaps, terdapat substansi
kimia neurotransmiter yang berperan mengitimkan impuls. Proses penghantaran
impuls saraf melalui sinapsis disebut transmisi sinapsis. Neurotransmiter mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut.
Eksitasi, meningkatkan impuls, contohnya asetilkolin dan norepinefrin.
Inhibisi, menghambat impuls, contohnya GABA (gamma aminoburric acid) pada
jaringan otak dan glisin pada medula spinalis.
6
2.5 Impuls Saraf
Impuls saraf adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang
menjalari serabut saraf. Contoh impuls, yaitu perubahan suhu, tekanan, bau, aroma,
suara, benda yang menarik perhatian, dan berbagai rasa (asin, manis, asam, dan pahit).
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor, akan menyebabkan
terjadinya gerakan. Gerakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak sadar dan
gerak refleks.
Gerak sadar adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
Contohnya gerakan memegang buku saat ingin belajar, atau mengambil pensil
saat ingin menulis. Penjalaran impuls pada gerak sadar relatif lama, melewati
jalur panjang melalui otak.
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Penjalaran
impuls pada gerak refleks berlangsung cepat, melewati jalur pendek dan tidak
melalui otak, tetapi melalui sumsum tulang belakang. Contohnya terangkatnya
kaki saat menginjak paku, menutupnya kelopak mata ketika benda asing masuk
ke mata, dan gerakan tangan saat memegang benda panas.
Impuls yang diterima oleh reseptor, selanjutnya akan dihantarkan oleh dendrit menuju
ke badan sel saraf dan akson. Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit neuron lainnya.
Seluruh impuls saraf yang diterima memiliki bentuk yang sama, tetapi respons terhadap
impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini terjadi karena reseptor dan efektornya berbeda-
beda.
Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran, yaitu energi
yang tersimpan untuk bekerja mengirim impuls. Energi potensial membran tersebut
dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Di
dalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+, sedangkan Na+ konsentrasinya rendah.
Di luar sel, kation utama adalah Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih rendah.
Energi potensial membran tersebut dipertahankan dengan cara memompa K+ ke dalam
sel dan Na+ ke luar sel, sehingga konsentrasi K+ di dalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap
rendah.
Penghantaran impuls dalam neuron terjadi secara konduksi yang melibatkan peran
pompa ion Na+ dan K+ sebagai berikut :
7
a. Sebagai respons dari sinyal, badan sel akson menjadi terdepolarisasi.
b. Depolarisasi menjalar sepanjang akson. Sementara itu, pada membran terjadi
repolarisasi. Karena kanal ion Na+ terinaktivasi dan kanal ion K+ terbuka,
membran tidak dapat terdepolarisasi lagi.
c. Potensial aksi melanjutkan perjalanan- nya sepanjang akson.
Otak maupun medula spinalis memiliki substansi abu-abu dan substansi putih.
Substansi abu-abu, membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam
medula spinalis. Substansi abu-abu mengandung badan sel neuron, serabut
bermielin dan tidak bermielin, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan
mikroglia.
8
Substansi putih, membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medula
spinalis. Substansi putih didominasi oleh serabut bermielin maupun tidak
bermielin, mengandung oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia.
2.7.1 Otak
Otak adalah organ yang bertanggung jawab sebagai pusat koordinasi tubuh.
Bagian-bagian otak:
1. Serebrum (Otak Besar). Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga
tengkorak. Bagian luarnya tersusun dari substansi abu-abu yang disebut
korteks serebral, sedangkan bagian dalamnya tersusun dari substansi putih
yang disebut nukleus basal (ganglia basal).
A. Korteks serebral
a) Area motor primer. Bagian lobus frontal (dahi) dari girus
presentral, mengendalikan kontraksi volunter (di bawah kesadaran)
otot rangka. Di sisi anterior girus presentral, mengendalikan aktivitas
motor yang terlatih dan berulang, misalnya kemampuan mengetik.
Area Broca (lobus frontal bagian girus frontalis superior)
mengendalikan kemampuan bicara.
b) Area sensor korteks:
Area sensor primer, berfungsi menerima informasi nyeri,
tekanan, suhu, dan sentuhan.
Area visual primer, berfungsi menerima informasi dari retina
mata.
Area auditori primer, berfungsi menerima impuls pendengaran
(suara).
9
Area olfaktori primer, berkaitan dengan indra penciuman
Area pengecap primer (gustatori) berfungsi untuk persepsi rasa
seperti manis, asin, asam, dan pahit.
c) Area asosiasi (menurut Brodmann)
Area asosiasi frontal, berfungsi sebagai pusat intelektual dan
fisik.
Area asosiasi somatik, berfungsi sebagai pusat interpretasi
(penafsiran) bentuk dan tekstur suatu objek.
Area asosiasi visual (pada lobus oksipital) dan area asosiasi
auditorik (pada lobus temporal), berfungsi sebagai pusat
interpretasi visual dan auditori.
Area wicara Wernicke, berfungsi sebagai pusat bahasa dan
wicara.
B. Nukleus basal merupakan pusat untuk koordinasi motor. Jika bagian ini
rusak, seseorang akan menjadi pasif dan tidak mampu bergerak karena
nukleus basal tidak mampu lagi mengirimkan impuls motor ke otot,
contohnya penyakit Parkinson.
2. Diensefalon terletak di antara serebrum dan otak tengah, tersembunyi di balik
hemisfer serebral. Bagian-bagian diensefalon adalah sebagai berikut.
Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak
besar serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
Hipotalamus, memiliki fungsi:
Mengendalikan aktivitas sistem saraf otonom atau tak sadar, seperti
pengaturan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh,
homeostasis, dan pencernaan makanan.
Sebagai pusat pengaturan emosi, seperti kesenangan, kegembiraan, dan
kemarahan Memengaruhi keseluruhan sistem endokrin (hormon).
Epitalamus, pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap
diensefalon dan berperan dalam dorongan emosi. Pada epitalamus
terdapat badan pineal yang berperan dalam fungsi endokrin.
3. Sistem limbik (rinensefalon) adalah cincin struktur-struktur otak depan yang
mengelilingi otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang
rumit. Sistem limbik berfungsi dalam pengaturan emosi (tertawa, marah, takut,
menangis, dan tersipu), mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku
sosioseksual, motivasi, dan belajar.
4. Mesensefalon (otak tengah) adalah bagian otak pendek yang
menghubungkan pons dan serebelum (otak kecil) dengan serebrum (otak
besar). Mesensefalon berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks,
serta meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran. Otak tengah, pons,
dan medula oblongata disebut batang otak.
5. Pons Varolii (Jembatan Varol) hampir seluruh bagiannya tersusun dari
substansi putih yang berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil kiri
10
dan kanan, serta menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Pons Varolii berfungsi untuk mengatur frekuensi dan kekuatan bernapas.
6. Serebelum (Otak Kecil) adalah bagian otak yang sangat berlipat, terletak di
bawah lobus oksipital dan melekat di bagian punggung atas batang otak.
Serebelum berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan, kontrol gerakan
mata, meningkatkan tonus (kontraksi) otot, serta koordinasi gerakan sadar
yang berkaitan dengan keterampilan (misalnya mengetik, main piano, berlari).
7. Medula Oblongata adalah bagian yang menjulur dari pons hingga medula
spinalis dengan panjang sekitar 2,5 cm. Medula oblongata berfungsi dalam
pengendalian frekuensi denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, gerakan
alat pencernaan makanan, menelan, muntah, sekresi kelenjar pencernaan
makanan, serta mengatur gerak refleks seperti bersin, batuk, dan berkedip.
8. Formasi Retikuler Jaring-jaring serabut saraf dan badan sel yang tersebar di
seluruh bagian medula oblongata, pons, dan otak tengah. Formasi retikuler
berfungsi untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.
Medula spinalis berbentuk silinder langsing yang memanjang dari batang otak
medula oblongata hingga ruas ke-2 tulang pinggang. Panjang medula spinalis sekitar
45 cm dengan diameter 2 cm. Fungsinya mengendalikan berbagai aktivitas refleks
dalam tubuh, komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh, serta
menghantarkan rangsangan koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum.
Medula spinalis bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berwarna
abu-abu dan berbentuk seperti huruf H.
11
Komisura abu-abu, menghubungkan substansi abu-abu sisi kiri dan
kanan medula spinalis.
b) Struktur bagian luar (substansi putih)
Substansi putih tersusun dari akson yang bermielin. Bagian ini terbagi
menjadi funikulus (kolumna) anterior (ventral), posterior, ventrolateral, dan
lateral. Dalam funikulus terdapat traktus (fasikulus) spinal, yaitu sebagai
berikut.
Traktus sensor (asenden), berperan dalam penyampaian informasi dari
tubuh ke otak. Informasi tersebut, misalnya sentuhan, suhu, nyeri,
tekanan, posisi tubuh, keseimbangan, dan arah gerakan.
Traktus motor (desenden), berperan membawa impuls motor dari otak
ke medula spinalis dan dari saraf spinal menuju ke tubuh. Traktus
motor berfungsi menghantarkan impuls untuk koordinasi dan
ketepatan gerakan volunter (sadar), serta mempertahankan tonus
(kontraksi) otot dalam aktivitas refleks.
Sistem saraf tepi (sistem saraf perifer) terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar
otak dan di luar medula spinalis. Sistem ini meliputi saraf kranial yang berasal dari otak
dan saraf spinal yang berasal dari medula spinalis. Pada sistem saraf tepi, terdapat
ganglion (ganglia jamak), yaitu struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dan
sel glia yang ditunjang oleh jaringan ikat.
1. Saraf Kranial (cranial nerve, CN) terdiri atas 12 pasang saraf. Sebagian besar
tersusun dari serabut sensori dan motor, tetapi beberapa saraf hanya tersusun dari
serabut sensori.
No. Nama Saraf Kranial Jenis Fungsi
Neuron
1. Saraf olfaktori (CN I) Sensori Persepsi indra penciuman
2. Saraf optic (CN II) Sensori Persepsi indra penglihatan
3. Saraf okulomotor (CN III) Sensori, Mengatur pergerakan bola mata
motor
4. Saraf troklear (CN IV) Sensori, Mengatur pergerakan otot oblik
motor superior bola mata
5. Saraf trigeminal (CV V) Sensori, Mengkoordinasikan sensasi
motor dari kulit wajah dan membantu
proses mengunyah
6. Saraf abdusen (CV VI) Sensori, Mengatur pergerakan otot
motor rektus lateral bola mata
7. Saraf fasial (CN VII) Sensori, Mengatur pergerakan otot
motor wajah dengan menghantarkan
informasi sensoris dari 2/3
lidah
8. Saraf vestibuloklear (CN Sensori Menghantarkan informasi
VIII) sensoris (getaran suara dan
12
keseimbangan dari telinga
tengah)
9. Saraf glosofaring (CN IX) Sensori, Menghantarkan informasi
motor sensoris dari lidah belakang
dan mengatur pergerakan otot
di rongga mulut
10. Saraf vagus (CN X) Sensori, Mengontrol serta
motor menghantarkan informasi
motoris dari jantung, saluran
pernapasan, dan saluran
pencernaan
11. Saraf aksesori spinal (CN Sensori, Mengontrol kerja otot
XI) motor sternocleidomastoid dan
trapezius
12. Saraf hipoglosal (CN XII) Sensori, Mengontrol pergerakan lidah
motor
2. Saraf spinal
Setiap saraf spinal terdiri atas satu radiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior). Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk 7-
10 cabang radiks (rootlet). Radiks dorsal terdiri atas kelompok serabut sensori
yang memasuki korda, sedangkan radiks ventral terdiri atas kelompok serabut
motor dari korda. Bagian yang membesar pada radiks dorsal disebut ganglion
radiks dorsal yang mengandung neuron sensor.
Saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf yang muncul dari segmen-segmen
medula spinalis dan diberi nama sesuai nama ruas tulang belakang, yaitu saraf
serviks 8 pasang (C1-C8), saraf toraks 12 pasang (T1-T12), saraf lumbar 5 pasang
(L1-L5). saraf sakrum 5 pasang (S1-S5), dan saraf koksiks 1 pasang. Saraf spinal
berfungsi mempersarafi otot leher dan bahu, kulit kepala, dada, dinding abdomen
(perur), paha, genetalia luar, panggul, bokong, dan kaki.
SST (sistem saraf tepi) meliputi serat-serat saraf yang membawa informasi
antara sistem saraf pusat dan bagian tubuh lainnya (perifer). Berdasarkan arah
impuls yang dibawanya, SST dibagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi
aferen (a = menuju/ ke, feren membawa) membawa informasi dari reseptor yang
terletak pada bagian eksternal tubuh atau reseptor somatik (misalnya, kulit
merasakan dingin) maupun bagian internal tubuh atau visera (misalnya, lambung
merasakan lapar) menuju ke SSP. Divisi eferen (e = dari, feren = membawa)
membawa instruksi dari SSP ke organ efektor otot atau kelenjar yang
melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai.
a. Sistem saraf simpatis
Serat saraf simpatis berasal dari segmen toraks dan lumbar medula
spinalis. Sebagian besar serat praganglion sangat pendek, memiliki sinapsis,
dan memiliki badan sel neuron pascaganglion yang berada di dalam ganglion
pada rantai ganglion simpatis di sepanjang kedua sisi medula spinalis. Serat
pascaganglion panjang, berasal dari rantai ganglion, dan berakhir di organ
efektor. Serat praganglion mengeluarkan neurotransmiter, asetilkolin,
13
sedangkan serat pascaganglion mengeluarkan noradrenalin (norepinefrin)
sehingga disebut serat adrenergik. Baik asetilkolin maupun norepinefrin,
berfungsi sebagai pembawa pesan kimiawi.
14
empedu
9. Ginjal Vasokonstriksi Tidak ada efek
(penyempitan
pembuluh darah),
urine berkurang,
peningkatan
produksi renin
10. Pembuluh Peningkatan Sedikit/tidak ada
darah pembuluh, efek
peningkatan
tekanan darah,
pembesaran otot
rangka saat
beraktivitas
11. Penis/klitoris Ejakulasi penis Ereksi penis/klitoris
12. Metabolisme Meningkatkan Tidak ada efek
seluler kecepatan
13. Sel adiposa Penguraian lemak Tidak ada efek
untuk energi
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh
lainnya. Sistem saraf adalah sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel-sel
saraf (neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk persepsi sensor,
aktivitas motor sadar maupun tidak sadar, homeostasis proses fisiologis tubuh, serta
perkembangan pikiran dan ingatan. Sistejm saraf memiliki fungsi sebagai alat
komunikasi, alat pengendali, dan pusat pengendali tanggapan. Jaringan saraf dibagi
menjadi 2 yaitu sel utama yang disebut neuron dan sel pendukung yang disebut sel
neuroglia.
Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak
dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan medula spinalis dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Sistem saraf tepi tepi (sistem saraf perifer) terdiri atas jaringan saraf
yang berada di luar otak dan di luar medula spinalis. Sistem ini meliputi saraf kranial
yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medula spinalis. Terdapat
beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf yaitu meningitis, ensefalitis,
neuritis, rasa baal, epilepsy, alzheimer dan gagar otak.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/saraf_bio3_8.pdf
Buku Paket Biologi halaman 217 sampai 229
17