Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOLOGI

SARAF

Oleh:

I Gede Diva Weda Okta (04 / XI IPA6)

I Ketut Gede Prama Nugraha (05 / XI IPA 6)

I Wayan Bagus Somabawa (10 / XI IPA 6)

Kadek Odhi Pramestha (15 / XI IPA 6)

M. A. Shri Hare Devani (19 / XI IPA 6)

Ni Putu Cahyani Gitaswari (24 / XI IPA 6)

Putu Fhika Pradipta Wulandari (26 / XI IPA 6)

SMAN 6 Denpasar

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “Saraf” ini dapat diselesaikan
dengan baik. Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Biologi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan
makalah “Saraf” ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Semoga makalah “Saraf” ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya. Kami mohon
maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah yang selanjutnya.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... 1


Daftar Isi..................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 3


1.1 Latar Belakang .................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan …………………………………………………… ................ 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 4


2.1 Pengertian Sistem Saraf ....................................................................... 4
2.2 Fungsi Sistem Saraf.............................................................................. 4
2.3 Jaringan Saraf ....................................................................................... 5
2.3.1 Neuron (Sel Saraf)....................................................................... 5
2.3.2 Sel Neuroglia (Glia) .................................................................... 6
2.4 Sinapsis………………………………………………………………... 6
2.5 Impuls Saraf……...……...…………………………………..………… 7
2.6 Mekanisme Penghantaran Impuls………………..…………………… 7
2.7 Sistem Saraf Pusat (SSP)……………………………………………… 8
2.7.1 Otak ..................................................................................………. 9
2.7.2 Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang) .................………. 11
2.8 Sistem Saraf Tepi ......................................................................………. 12
2.9 Gangguan Sistem Saraf .............................................................………. 15

BAB III PENUTUP ................................................................................. 16


3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 16

Daftar Pustaka ………………. .......................................................……... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ
terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama antara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu
berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau
pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem koordinasi. Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin. Pengaruh sistem saraf
yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf.
Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai
kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke
pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang
tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah tentang Saraf ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
2. Apa saja jaringan yang menyusun sistem saraf?
3. Bagaimana klasifikasi sistem saraf?
4. Apa saja gangguan pada sistem saraf?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Saraf ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu sistem saraf.
2. Mengetahui jaringan apa saja yang menyusun sistem saraf.
3. Mengetahui bagaimana klasifikasi sistem saraf.
4. Mengetahui apa saja gangguan yang ada pada sistem saraf.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh
lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai
sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam
sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran. ingatan, bahasa, sensasi dan
gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap
suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya
dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.

Sistem saraf adalah sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel-sel saraf
(neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk persepsi sensor, aktivitas
motor sadar maupun tidak sadar, homeostasis proses fisiologis tubuh, serta
perkembangan pikiran dan ingatan. Serabut saraf mempunyai kemampuan eksitabilitas
(dapat dirangsang); konduktivitas (penghantar impuls atau rangsangan); dan memberikan
reaksi atas rangsangan mekanis, elektrik, kimiawi, atau fisik. Sistem saraf meliputi
sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan
menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.

2.2 Fungsi Sistem Saraf

Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3
fungsi utama yaitu:

 Sebagai Alat Komunikasi


Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh
alat indera, yang meliputi: mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya
alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang
terjadi disekitar tubuh kita.
 Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh
akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.

4
 Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali
atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh
pada seluruh alat-alat tubuh kita.

2.3 Jaringan Saraf

2.3.1 Neuron (Sel Saraf)

Neuron merupakan unit fungsional sistem saraf, berukuran panjang sekitar 39


inci, serta terdiri atas bagian badan sel, dendrit, dan akson.

 Badan sel (perikarion), berfungsi mengendalikan metabolisme keseluruhan


neuron. Badan sel memiliki nukleus (inti) di tengah dan nukleolus yang
menonjol. Nukleus tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
Sitoplasma mengandung badan Nissl, berupa tumpukan recikulum endoplasma
granuler dan ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein. Organel lain pada
badan sel adalah badan Golgi, mitokondria, dan neurofibril.
 Dendrit merupakan juluran sitoplasma yang relatif pendek, bercabang-cabang
dan berfungsi untuk menerima impuls (sinyal) dari sel lain uncuk dikirimkan
badan sel. Neurofbril dan badan Nissl dari badan sel, memanjang kedalam
dendrit.
 Akson merupakan juluran sitoplasma yang panjang (berkisar 1 mm – 1 m) atau
cabang tunggal berbentuk silindris yang berasal dari badan sel. Ujung akson
bercabang cabang seperti ranting berfungsi mengirimkan implus ke sel neuron
lainnya. Pada umumnya, akson dibungkus oleh substansi lemak berwarna putih
kekuningan yang disebut selubung mielin. Bagian tertentu dari akson tidak
diselubungi mielin, disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi
mempercepat jalannya impuls. Selubung mielin ditutupi oleh rangkaian sel-sel
Schwann yang berinti gepeng, disebut selubung Schwann (neurilema). Akson
berasal bagian hillock akson (bukit akson) dari badan sel, yaitu bagian yang tidak
mengandung badan Nissl.

Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabutnya dapat


beregenerasi jika badan selnya masih utuh. Jika akson mengalami kerusakan berat,
neurilema (lapisan sel-sel Schwann) melakukan pembelahan mitosis untuk menutup
luka.

Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai


berikut.

 Neuron sensor (aferen), berfungsi menghantarkan impuls dari organ sensor ke


pusat saraf (otak atau sumsum tulang belakang).
 Neuron motor (eferen), berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke
organ motor (otot) atau kelenjar.
5
 Neuron konektor (interneuron), berfungsi menghubungkan neuron yang satu
dengan neuron lainnya.

Berdasarkan strukturnya (juluran sitoplasma), neuron dapat dibedakan menjadi


tiga macam, yaitu sebagai berikut.

 Neuron multipolar, memiliki sacu akson dan dua dendrit atau lebih. Contohnya,
neuron motor yang terdapat di otak dan medula spinalis (sumsum tulang
belakang).
 Neuron bipolar, memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson. Contohnya,
neuron pada organ indra seperti mata, hidung, dan telinga.
 Neuron unipolar (pseudounipolar) merupakan neuron bipolar yang tampak
hanya memiliki satu jaluran dari badan sel karena akson dan dendritnya
berfungsi. Contohnya, neuron pada embrio dan fotoreseptor mata.

2.3.2 Sel Neuroglia (Glia)

Sel neuroglia adalah sel penunjang pada susunan saraf pusat yang berfungsi
sebagai jaringan ikat. Sel glia dapat membelah secara mitosis. Jenis sel glia, yaitu
sebagai berikut.

 Astrosit, berbentuk bintang yang berfungsi sebagai lem untuk menyatukan


neuron-neuron.
 Oligodendrosit (oligodendroglia) bentuk menyerupai astrosit, tetapi
memiliki badan sel yang lebih kecil, membentuk lapisan mielin untuk
melapisi akson.
 Mikroglia berukuran paling kecil dan bersifat fagosit yang berfungsi untuk
pertahanan tubuh (imunitas).
 Sel ependima merupakan membran epitelium yang melapisi rongga serebral
dan medula spinalis.

2.4 Sinapsis
Sinapsis adalah hubungan antara neuron yang satu dengan neuron lainnya; titik temu
antara ujung akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lainnya; atau
hubungan ke otot dan kelenjar. Struktur sinapsis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
prasinaps (bagian akson terminal), celah sinaps (ruang antara prasinaps dengan
pascasinaps), dan pascasinaps (bagian dendrit). Pada celah sinaps, terdapat substansi
kimia neurotransmiter yang berperan mengitimkan impuls. Proses penghantaran
impuls saraf melalui sinapsis disebut transmisi sinapsis. Neurotransmiter mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut.
 Eksitasi, meningkatkan impuls, contohnya asetilkolin dan norepinefrin.
 Inhibisi, menghambat impuls, contohnya GABA (gamma aminoburric acid) pada
jaringan otak dan glisin pada medula spinalis.

6
2.5 Impuls Saraf

Impuls saraf adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang
menjalari serabut saraf. Contoh impuls, yaitu perubahan suhu, tekanan, bau, aroma,
suara, benda yang menarik perhatian, dan berbagai rasa (asin, manis, asam, dan pahit).
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor, akan menyebabkan
terjadinya gerakan. Gerakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak sadar dan
gerak refleks.

 Gerak sadar adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
Contohnya gerakan memegang buku saat ingin belajar, atau mengambil pensil
saat ingin menulis. Penjalaran impuls pada gerak sadar relatif lama, melewati
jalur panjang melalui otak.

Impuls – Reseptor/indra – Saraf sensori – Otak – Saraf motor – Efektor/otot

 Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Penjalaran
impuls pada gerak refleks berlangsung cepat, melewati jalur pendek dan tidak
melalui otak, tetapi melalui sumsum tulang belakang. Contohnya terangkatnya
kaki saat menginjak paku, menutupnya kelopak mata ketika benda asing masuk
ke mata, dan gerakan tangan saat memegang benda panas.

Impuls – Reseptor/indra – Saraf sensori – Sumsum tulang belakang – Saraf motor


Efektor/otot

2.6 Mekanisme Penghantaran Impuls

Impuls yang diterima oleh reseptor, selanjutnya akan dihantarkan oleh dendrit menuju
ke badan sel saraf dan akson. Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit neuron lainnya.
Seluruh impuls saraf yang diterima memiliki bentuk yang sama, tetapi respons terhadap
impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini terjadi karena reseptor dan efektornya berbeda-
beda.

Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran, yaitu energi
yang tersimpan untuk bekerja mengirim impuls. Energi potensial membran tersebut
dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Di
dalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+, sedangkan Na+ konsentrasinya rendah.
Di luar sel, kation utama adalah Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih rendah.
Energi potensial membran tersebut dipertahankan dengan cara memompa K+ ke dalam
sel dan Na+ ke luar sel, sehingga konsentrasi K+ di dalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap
rendah.

Penghantaran impuls dalam neuron terjadi secara konduksi yang melibatkan peran
pompa ion Na+ dan K+ sebagai berikut :

7
a. Sebagai respons dari sinyal, badan sel akson menjadi terdepolarisasi.
b. Depolarisasi menjalar sepanjang akson. Sementara itu, pada membran terjadi
repolarisasi. Karena kanal ion Na+ terinaktivasi dan kanal ion K+ terbuka,
membran tidak dapat terdepolarisasi lagi.
c. Potensial aksi melanjutkan perjalanan- nya sepanjang akson.

 Tahap istirahat (polarisasi). Neuron tidak menghantarkan impuls. Saluran ion


Na+ dan K+ tertutup. Keadaan di bagian luar membran bermuatan positif (+),
sedangkan di bagian permukaaan dalam membran bermuatan negatif (-).
 Tahap depolarisasi. Jika neuron diberikan rangsangan, saluran Na+ akan
terbuka dan ion Na masuk ke dalam sel. Hal tersebut menyebabkan perubahan
muatan listrik (penurunan gradien listrik), yaitu di bagian luar membran menjadi
bermuatan negatif (-) dan di bagian dalam membran menjadi bermuatan positif
(+). Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambahan Na' terbuka,
sedangkan saluran K tetap tertutup. Hal tersebut menyebabkan keadaan di bagian
dalam membran menjadi lebih positif.
 Tahap repolarisasi. Saluran Na+ tertutup dan tidak aktif, sedangkan saluran K+
terbuka sehingga ion K+ keluar dan menyebabkan bagian dalam membran
menjadi bermuatan negatif. Jika saluran K+ tertutup relatif lambat dan
menyebabkan keadaan dalam membran menjadi bermuatan lebih negatif, akan
kembali ke tahap istirahat.

2.7 Sistem Saraf Pusat (SSP)


Sistem saraf pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula
spinalis). Otak dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan medula spinalis dilindungi
oleh ruas-ruas tulang belakang. Pada otak maupun medula spinalis, terdapat lapisan
pelindung dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges terdiri atas tiga lapisan,
yaitu sebagai berikut.
 Pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, mengandung banyak
pembuluh darah. Menyuplai darah ke saraf pusat.
 Araknoid adalah lapisan tengah, mengandung sedikit pembuluh darah.
Araknoid memiliki ruang subaraknoid yang berisi cairan serebrospinalis,
Berfungsi sebagai bantalan atau pelindung otak apabila terjadi guncangan atau
benturan.
 Dura mater adalah lapisan terluar, tebal dan kuat, serta terdiri atas dua lapisan.
Pada dura mater terdapat ruang subdural yang memisahkan dura mater dari
araknoid. Lapisan yang terluar melekat pada permukaan dalam kranium.

Otak maupun medula spinalis memiliki substansi abu-abu dan substansi putih.

 Substansi abu-abu, membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam
medula spinalis. Substansi abu-abu mengandung badan sel neuron, serabut
bermielin dan tidak bermielin, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan
mikroglia.

8
 Substansi putih, membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medula
spinalis. Substansi putih didominasi oleh serabut bermielin maupun tidak
bermielin, mengandung oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia.

2.7.1 Otak

Otak adalah organ yang bertanggung jawab sebagai pusat koordinasi tubuh.

 Berdasarkan hemisfernya (belahannya), otak terbagi menjadi:


1. Otak kiri merupakan pusat IQ, logika, rasio, menulis, membaca, dan
matematika.
2. Otak kanan merupakan pusat EQ, perasaan, seni, ekspresi, dan
komunikasi.
 Bedasarkan perkembangannya, terbagi menjadi:
1. Otak depan (prosensefalon)
a) Telensefalon, yaitu cerebrum (otak besar).
b) Diensefalon, yaitu talamus, hipotalamus, kelenjar pineal, kelenjar
hipofisis, dll.
2. Otak tengah (mesensefalon)
3. Otak belakang (rhombensefalon)
a) Metensefalon, yaitu pons varolit dan cerebellum (otak kecil).
b) Mielensefalon, yaitu medulla oblongata (sumsum lanjutan).
c) Gabungan mesensefalon, pons varolii dan medulla oblongata
disebut batang otak.

Bagian-bagian otak:

1. Serebrum (Otak Besar). Serebrum mengisi bagian depan dan atas rongga
tengkorak. Bagian luarnya tersusun dari substansi abu-abu yang disebut
korteks serebral, sedangkan bagian dalamnya tersusun dari substansi putih
yang disebut nukleus basal (ganglia basal).
A. Korteks serebral
a) Area motor primer. Bagian lobus frontal (dahi) dari girus
presentral, mengendalikan kontraksi volunter (di bawah kesadaran)
otot rangka. Di sisi anterior girus presentral, mengendalikan aktivitas
motor yang terlatih dan berulang, misalnya kemampuan mengetik.
Area Broca (lobus frontal bagian girus frontalis superior)
mengendalikan kemampuan bicara.
b) Area sensor korteks:
 Area sensor primer, berfungsi menerima informasi nyeri,
tekanan, suhu, dan sentuhan.
 Area visual primer, berfungsi menerima informasi dari retina
mata.
 Area auditori primer, berfungsi menerima impuls pendengaran
(suara).

9
 Area olfaktori primer, berkaitan dengan indra penciuman
 Area pengecap primer (gustatori) berfungsi untuk persepsi rasa
seperti manis, asin, asam, dan pahit.
c) Area asosiasi (menurut Brodmann)
 Area asosiasi frontal, berfungsi sebagai pusat intelektual dan
fisik.
 Area asosiasi somatik, berfungsi sebagai pusat interpretasi
(penafsiran) bentuk dan tekstur suatu objek.
 Area asosiasi visual (pada lobus oksipital) dan area asosiasi
auditorik (pada lobus temporal), berfungsi sebagai pusat
interpretasi visual dan auditori.
 Area wicara Wernicke, berfungsi sebagai pusat bahasa dan
wicara.
B. Nukleus basal merupakan pusat untuk koordinasi motor. Jika bagian ini
rusak, seseorang akan menjadi pasif dan tidak mampu bergerak karena
nukleus basal tidak mampu lagi mengirimkan impuls motor ke otot,
contohnya penyakit Parkinson.
2. Diensefalon terletak di antara serebrum dan otak tengah, tersembunyi di balik
hemisfer serebral. Bagian-bagian diensefalon adalah sebagai berikut.
 Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak
besar serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
 Hipotalamus, memiliki fungsi:
 Mengendalikan aktivitas sistem saraf otonom atau tak sadar, seperti
pengaturan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh,
homeostasis, dan pencernaan makanan.
 Sebagai pusat pengaturan emosi, seperti kesenangan, kegembiraan, dan
kemarahan Memengaruhi keseluruhan sistem endokrin (hormon).
 Epitalamus, pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap
diensefalon dan berperan dalam dorongan emosi. Pada epitalamus
terdapat badan pineal yang berperan dalam fungsi endokrin.
3. Sistem limbik (rinensefalon) adalah cincin struktur-struktur otak depan yang
mengelilingi otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang
rumit. Sistem limbik berfungsi dalam pengaturan emosi (tertawa, marah, takut,
menangis, dan tersipu), mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku
sosioseksual, motivasi, dan belajar.
4. Mesensefalon (otak tengah) adalah bagian otak pendek yang
menghubungkan pons dan serebelum (otak kecil) dengan serebrum (otak
besar). Mesensefalon berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks,
serta meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran. Otak tengah, pons,
dan medula oblongata disebut batang otak.
5. Pons Varolii (Jembatan Varol) hampir seluruh bagiannya tersusun dari
substansi putih yang berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil kiri

10
dan kanan, serta menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Pons Varolii berfungsi untuk mengatur frekuensi dan kekuatan bernapas.
6. Serebelum (Otak Kecil) adalah bagian otak yang sangat berlipat, terletak di
bawah lobus oksipital dan melekat di bagian punggung atas batang otak.
Serebelum berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan, kontrol gerakan
mata, meningkatkan tonus (kontraksi) otot, serta koordinasi gerakan sadar
yang berkaitan dengan keterampilan (misalnya mengetik, main piano, berlari).
7. Medula Oblongata adalah bagian yang menjulur dari pons hingga medula
spinalis dengan panjang sekitar 2,5 cm. Medula oblongata berfungsi dalam
pengendalian frekuensi denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, gerakan
alat pencernaan makanan, menelan, muntah, sekresi kelenjar pencernaan
makanan, serta mengatur gerak refleks seperti bersin, batuk, dan berkedip.
8. Formasi Retikuler Jaring-jaring serabut saraf dan badan sel yang tersebar di
seluruh bagian medula oblongata, pons, dan otak tengah. Formasi retikuler
berfungsi untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.

2.7.2 Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)

Medula spinalis berbentuk silinder langsing yang memanjang dari batang otak
medula oblongata hingga ruas ke-2 tulang pinggang. Panjang medula spinalis sekitar
45 cm dengan diameter 2 cm. Fungsinya mengendalikan berbagai aktivitas refleks
dalam tubuh, komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh, serta
menghantarkan rangsangan koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum.

Impuls sensor dari reseptor dihantarkan masuk ke sumsum tulang belakang


melalui tanduk dorsal, sedangkan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang
melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal, terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan
akan menghantarkannya ke saraf motor.

Medula spinalis bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berwarna
abu-abu dan berbentuk seperti huruf H.

a) Struktur bagian dalam (substansi abu-abu)


Batang atas dan bawah dari struktur berbentuk huruf H, disebut tanduk
atau kolumna yang banyak mengandung badan sel, dendrit asosiasi, neuron
eferen, dan akson tidak bermielin.
 Tanduk abu-abu posterior (dorsal), batang vertikal atas, mengandung
badan sel yang menerima impuls melalui saraf spinal dari neuron
sensor.
 Tanduk abu-abu anterior (ventral), batang vertikal bawah, mengandung
neuron motor yang aksonnya mengirimkan impuls melalui saraf spinal
ke otot dan kelenjar.
 Tanduk lateral substansi abu-abu, bagian antara tanduk posterior dan
anterior, mengandung badan sel neuron sistem saraf otonom (SSO).

11
 Komisura abu-abu, menghubungkan substansi abu-abu sisi kiri dan
kanan medula spinalis.
b) Struktur bagian luar (substansi putih)
Substansi putih tersusun dari akson yang bermielin. Bagian ini terbagi
menjadi funikulus (kolumna) anterior (ventral), posterior, ventrolateral, dan
lateral. Dalam funikulus terdapat traktus (fasikulus) spinal, yaitu sebagai
berikut.
 Traktus sensor (asenden), berperan dalam penyampaian informasi dari
tubuh ke otak. Informasi tersebut, misalnya sentuhan, suhu, nyeri,
tekanan, posisi tubuh, keseimbangan, dan arah gerakan.
 Traktus motor (desenden), berperan membawa impuls motor dari otak
ke medula spinalis dan dari saraf spinal menuju ke tubuh. Traktus
motor berfungsi menghantarkan impuls untuk koordinasi dan
ketepatan gerakan volunter (sadar), serta mempertahankan tonus
(kontraksi) otot dalam aktivitas refleks.

2.8 Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi (sistem saraf perifer) terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar
otak dan di luar medula spinalis. Sistem ini meliputi saraf kranial yang berasal dari otak
dan saraf spinal yang berasal dari medula spinalis. Pada sistem saraf tepi, terdapat
ganglion (ganglia jamak), yaitu struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dan
sel glia yang ditunjang oleh jaringan ikat.

1. Saraf Kranial (cranial nerve, CN) terdiri atas 12 pasang saraf. Sebagian besar
tersusun dari serabut sensori dan motor, tetapi beberapa saraf hanya tersusun dari
serabut sensori.
No. Nama Saraf Kranial Jenis Fungsi
Neuron
1. Saraf olfaktori (CN I) Sensori Persepsi indra penciuman
2. Saraf optic (CN II) Sensori Persepsi indra penglihatan
3. Saraf okulomotor (CN III) Sensori, Mengatur pergerakan bola mata
motor
4. Saraf troklear (CN IV) Sensori, Mengatur pergerakan otot oblik
motor superior bola mata
5. Saraf trigeminal (CV V) Sensori, Mengkoordinasikan sensasi
motor dari kulit wajah dan membantu
proses mengunyah
6. Saraf abdusen (CV VI) Sensori, Mengatur pergerakan otot
motor rektus lateral bola mata
7. Saraf fasial (CN VII) Sensori, Mengatur pergerakan otot
motor wajah dengan menghantarkan
informasi sensoris dari 2/3
lidah
8. Saraf vestibuloklear (CN Sensori Menghantarkan informasi
VIII) sensoris (getaran suara dan

12
keseimbangan dari telinga
tengah)
9. Saraf glosofaring (CN IX) Sensori, Menghantarkan informasi
motor sensoris dari lidah belakang
dan mengatur pergerakan otot
di rongga mulut
10. Saraf vagus (CN X) Sensori, Mengontrol serta
motor menghantarkan informasi
motoris dari jantung, saluran
pernapasan, dan saluran
pencernaan
11. Saraf aksesori spinal (CN Sensori, Mengontrol kerja otot
XI) motor sternocleidomastoid dan
trapezius
12. Saraf hipoglosal (CN XII) Sensori, Mengontrol pergerakan lidah
motor

2. Saraf spinal
Setiap saraf spinal terdiri atas satu radiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior). Setiap radiks yang memasuki atau meninggalkan korda membentuk 7-
10 cabang radiks (rootlet). Radiks dorsal terdiri atas kelompok serabut sensori
yang memasuki korda, sedangkan radiks ventral terdiri atas kelompok serabut
motor dari korda. Bagian yang membesar pada radiks dorsal disebut ganglion
radiks dorsal yang mengandung neuron sensor.
Saraf spinal terdiri atas 31 pasang saraf yang muncul dari segmen-segmen
medula spinalis dan diberi nama sesuai nama ruas tulang belakang, yaitu saraf
serviks 8 pasang (C1-C8), saraf toraks 12 pasang (T1-T12), saraf lumbar 5 pasang
(L1-L5). saraf sakrum 5 pasang (S1-S5), dan saraf koksiks 1 pasang. Saraf spinal
berfungsi mempersarafi otot leher dan bahu, kulit kepala, dada, dinding abdomen
(perur), paha, genetalia luar, panggul, bokong, dan kaki.
SST (sistem saraf tepi) meliputi serat-serat saraf yang membawa informasi
antara sistem saraf pusat dan bagian tubuh lainnya (perifer). Berdasarkan arah
impuls yang dibawanya, SST dibagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi
aferen (a = menuju/ ke, feren membawa) membawa informasi dari reseptor yang
terletak pada bagian eksternal tubuh atau reseptor somatik (misalnya, kulit
merasakan dingin) maupun bagian internal tubuh atau visera (misalnya, lambung
merasakan lapar) menuju ke SSP. Divisi eferen (e = dari, feren = membawa)
membawa instruksi dari SSP ke organ efektor otot atau kelenjar yang
melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang sesuai.
a. Sistem saraf simpatis
Serat saraf simpatis berasal dari segmen toraks dan lumbar medula
spinalis. Sebagian besar serat praganglion sangat pendek, memiliki sinapsis,
dan memiliki badan sel neuron pascaganglion yang berada di dalam ganglion
pada rantai ganglion simpatis di sepanjang kedua sisi medula spinalis. Serat
pascaganglion panjang, berasal dari rantai ganglion, dan berakhir di organ
efektor. Serat praganglion mengeluarkan neurotransmiter, asetilkolin,
13
sedangkan serat pascaganglion mengeluarkan noradrenalin (norepinefrin)
sehingga disebut serat adrenergik. Baik asetilkolin maupun norepinefrin,
berfungsi sebagai pembawa pesan kimiawi.

b. Sistem saraf parasimpatis


Serat saraf parasimpatis berasal dari area kranial (otak) dan sakrum (di
bagian bawah medula spinalis). Serat praganglion parasimpatis lebih panjang
daripada serat praganglion simpatis, karena mencapai ganglion terminal di
dalam atau di dekat organ efektor. Serat pascaganglion sangat pendek dan
berakhir di sel-sel organ. Serat praganglion maupun pascaganglion pada
sistem saraf parasimpatis, mengeluarkan neurotransmiter yang sama, yaitu
asetilkolin sehingga disebut serat kolinergik.
No. Nama Organ/ Bagian Organ Efek Simpatis Efek Parasimpatis
Sistem Organ
1. Mata Pupil Dilatasi Konstriksi
(pelebaran) (penyempitan)
Otot sialiaris Tidak ada efek, Kontraksi untuk
relaksasi untuk penglihatan jarak
penglihatan jarak dekat
jauh
2. Kelenjar Lakrimal (air Tidak ada efek Stimulasi sekresi
mata)
Keringat Sekresi Tidak ada efek
Saliva Sekresi viskosa Sekresi serosa
(kental) (berair)
Gastrointestinal Menghambat atau Sekresi enzim
(saluran tidak ada efek
pencernaan)
3. Otot arektor Kontraksi, ereksi Tidak ada efek
pili (otot kecil rambut
di folikel (merinding)
rambut)
4. Jantung Otot Peningkatan Penurunan frekuensi
frekuensi dan dan kekuatan
kekuatan kontraksi
kontraksi
Pembuluh Vasodilatasi Vasokonstriksi
koroner (pelebaran) (penyempitan)
5. Paru-paru Dilatasi bronkus Konstriksi bronkus
6. Otot saluran Menghambat Stimulasi sfringter,
pencernaan peristaltik, menghambat
stimulasi sfringter peristaltik
7. Hati Hidrolisis Tidak ada efek
glikogen untuk
melepaskan
glukosa
8. Empedu Menghambat, Stimulasi
relaksasi pengeluaran cairan

14
empedu
9. Ginjal Vasokonstriksi Tidak ada efek
(penyempitan
pembuluh darah),
urine berkurang,
peningkatan
produksi renin
10. Pembuluh Peningkatan Sedikit/tidak ada
darah pembuluh, efek
peningkatan
tekanan darah,
pembesaran otot
rangka saat
beraktivitas
11. Penis/klitoris Ejakulasi penis Ereksi penis/klitoris
12. Metabolisme Meningkatkan Tidak ada efek
seluler kecepatan
13. Sel adiposa Penguraian lemak Tidak ada efek
untuk energi

2.9 Gangguan Sistem Saraf


1. Meningitis, peradangan pada selaput otak (meningia) dengan gejala bertambahnya
jumlah dan berubahnya susunan cairan serebrospinal. Penyakit ini dapat disebabkan
oleh bakteri atau virus.
2. Ensefalitis, peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
3. Neuritis, gangguan pada saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
Gejala penyakit ini adalah rasa sakit yang hebat pada malam hari.
4. Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan pada sistem saraf sensori yang dapat
disebabkan oleh gangguan metabolisme, tertutupnya aliran darah, atau kekurangan
vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12).
5. Epilepsi (ayan), penyakit saraf menahun y berulang-ulang tidak beralasan. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh trauma kepala yang menimbulkan serangan mendadak
(cedera), tumor otak, kerusakan otak saat proses kelahiran, stroke, dan alkohol. Ayan
bukan termasuk penyakit keturunan.
6. Alzheimer, sindrom kematian sel-sel otak secara bersamaan sehingga otak tampak
mengecil dan kemampuan daya mengingat berkurang. Sering diderita oleh orang
berusia 165 tahun ke atas.
7. Gegar otak (commotio cerebri), bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak yang
menyebabkan perubahan fungsi mental atau tingkat kesadaran. Gegar otak ditandai
dengan gejala awal kebingungan atau pingsan selama beberapa menit.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh
lainnya. Sistem saraf adalah sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel-sel
saraf (neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk persepsi sensor,
aktivitas motor sadar maupun tidak sadar, homeostasis proses fisiologis tubuh, serta
perkembangan pikiran dan ingatan. Sistejm saraf memiliki fungsi sebagai alat
komunikasi, alat pengendali, dan pusat pengendali tanggapan. Jaringan saraf dibagi
menjadi 2 yaitu sel utama yang disebut neuron dan sel pendukung yang disebut sel
neuroglia.

Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak
dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan medula spinalis dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Sistem saraf tepi tepi (sistem saraf perifer) terdiri atas jaringan saraf
yang berada di luar otak dan di luar medula spinalis. Sistem ini meliputi saraf kranial
yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medula spinalis. Terdapat
beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf yaitu meningitis, ensefalitis,
neuritis, rasa baal, epilepsy, alzheimer dan gagar otak.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://materi78.files.wordpress.com/2014/04/saraf_bio3_8.pdf
Buku Paket Biologi halaman 217 sampai 229

17

Anda mungkin juga menyukai