Anda di halaman 1dari 6

KEUTAMAAN HARI ARAFAH

Tgl 9 Dzulhijjah / yg kita kenal dgn sebutan


Hari „Arafah, adalah hari yg memiliki banyak
keistimewaan dan kemuliaan di sisi Allâh.
Sampai-sampai Allâh bersumpah dgnnya.
Hari „Arafah adalah hari agung yg dlm al-
Qur‟an dijuluki sbg “al-Yaumul Masyhûd”,
yaitu hari yg disaksikan. Demikianlah
Rasûlullâh menafsirkan QS. al-Burûj : 2-3 :
‫َو ياْلَ يومِ ال ي َم يو ُع يود َو َشاهد َو َم يش ُهودي‬
ٍ ٍ ِ ِ
Abu Hurairah meriwayatkan bhw Rasûlullâh
bersabda : “al-Yaumul Maw‟ûd adalah hari
yg dijanjikan yaitu hari kiamat, sementara yg
dimaksud dgn al-Yaumul Masyhûd di ayat ini
adalah Hari „Arafah.” HR. Tirmidzi.
Dlm QS. al-Fajr : 3 Allâh juga bersumpah :
‫َّ ي َ ي َ ي‬
‫والشف ِع والوث ِر‬
“Asy-Syaf‟u” berarti genap, Ibnu „Abbâs
menafsirkannya dgn “Yaumul Adh-ha” hari
Idul Adha yg jatuh pada bilangan genap yaitu
hari ke-10 Dzulhijjah. Sdgkan “al-Watr”
berarti ganjil. Ibnu „Abbâs menafsirkannya
sbg hari yg ganjil yaitu hari ke-9 Dzulhijjah.
Sumpah Allâh pada ayat-ayat di atas, adalah
dalil yg nyata akan keagungan hari „Arafah.
Krn Allâh yg Maha Agung, mustahil
bersumpah kecuali dgn sesuatu yg juga
bernilai Agung di sisi-Nya.
Sumpah Allâh “Wasy Syaf‟i wal Watr” pada
ayat ke-3 Surat al-Fajr ini, adalah sumpah yg
bersifat khusus, krn pada hakikatnya, hari ke-
9 dan ke-10 Dzulhijjah sudah tercakup dlm
sumpah Allâh pada dua ayat sebelumya, “Wal
Fajri, Walayâlin „Asyr” yg memiliki tafsiran
“Demi fajar Dzulhijjah, dan Demi 10 malam
pertama Dzulhijjah.” Pengkhususan ini,
sbgmana diungkapkan oleh para ulama,
menunjukkan bhw Hari „Arafah memiliki
keutamaan yg bersifat khusus di samping
keutamaannya krn menjadi bagian dari hari yg
sepuluh di awal Dzulhijjah. Maka kemuliaan
dan keagungan „Arafah, adalah kemuliaan yg
dilingkupi oleh kemuliaan, dan keagungan yg
diselimuti oleh keagungan. Di antara
keistimewaan hari „Arafah :
1. Terdapat rukun terbesar ibadah haji,
yaitu Wukuf di ‘Arafah.
Rasûlullâhbersabda :
ُ َ َ َ ُّ َ
‫احلج عرفة‬
“Inti dari ibadah haji adalah Wukuf di
Arafah.” (HR. at-Tirmidzi)
Imam Tirmidzi membawakan penjelasan para
Imam seperti Sufyan ats-Tsauri, asy-Syâfi‟i,
Ahmad : barangsiapa melaksanakan haji
namun tdk Wukuf di „Arafah maka hajinya
tdk sah. Ini menunjukkan betapa mulianya
hari „Arafah sbg puncak dan rukun terbesar
dari segenap rangkaian manasik haji bagi mrk
para tamu Allâh.
2. Sabda Rasûlullâh yg diriwayatkan oleh
Imam Muslim dlm Shahihnya :
“Tdk ada satu hari pun, di mana para hamba
dibebaskan dari neraka pada hari tsb, yg
melebihi banyaknya pembebasan di hari ini
(yaitu hari „Arafah). Dgn rahmat-Nya, Allâh
mendekat kepada org-org yg tengah Wukuf,
lalu membangga-banggakan mrk di hadapan
para Malaikat seraya berfirman : „Apa yg
diinginkan oleh hamba-hamba-Ku ini?”
(HR. Muslim)
3. Ampunan dan rahmat Allâh yg begitu
luas bagi yg berpuasa pada hari tsb.
Suatu ketika Rasûlullâh pernah ditanya ttg
fadhilah puasa di hari „Arafah bagi org-org yg
tdk sdg menunaikan manasik haji, beliau
menjawab :
َ َ َ ‫ُ َ ِّ ُ َّ َ َ ي َ َ َ َ ي‬
‫اضية واْلا ِقية‬
ِ ‫يكفر السوة الم‬
“Puasa „Arafah menghapuskan dosa-dosa
kecil setahun yg lalu dan setahun yg akan
datang.” (HR. Muslim)
4. Waktu terbaik untuk berdo’a
Rasûlullâh bersabda َ :
‫َ ي ُ ُّ َ ُ َ ُ َ ي َ َ َ َ َ َ ي ُ َ ُ ي ُ َ َ َّ ُّ َ ي َ ي‬
:‫خيادلَع ِءدَعءيومِ عرفة وخي ماقلت أهاوانل ِبيون ِمن قب ِِل‬
ِّ ُ َ َ َ ُ َ ُ ‫َ َ َ َّ َّ ُ َ ي َ ُ َ َ َ َ ُ َ ُ ي ُ ي ُ َ َ ُ ي َ ي‬
‫َشيك َل َل الملك وَل احلمد وهو لَع ُك‬ ِ ‫ل ِإَل ِإلاَّلل وحده ل‬
‫ي‬ َ ‫َ ي‬
.‫َش ٍء ق ِدي ٍر‬
“Sebaik-baik do‟a adalah do‟a yg
dipanjatkan di hari „Arafah. Dan sebaik-baik
dzikir yg aku ucapkan dan diucapkan juga
oleh Nabi-Nabi sebelumku adalah kalimat :
lâ-ilâha illallâhu wahdahû lâ syarïkalah (HR.
Tirmidzi)
Ada kejadian / fakta penting yg senantiasa
mengiringi peristiwa „Arafah sepanjang
bergulirnya roda sejarah. Yaitu Hari „Arafah
ketika dilaksanakannya Hajjatul Wadâ‟ oleh
Rasulullah, tepatnya pada tanggal 09
Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriah, adalah hari yg
sangat bersejarah, di mana Allâh
mengukuhkan kesempurnaan Islam, hari di
mana Allâh menyempurnakan nikmat-Nya
bagi ummat Muhammad SAW, hari di mana
Allâh meridhai Islam menjadi agama kita.
Imâm al-Bukhâri dan Imâm Muslim
meriwayatkan bhw seorg Yahudi pernah
menemui „Umar ibnul Khattab RA, seraya
berkata : Wahai Amïrul Mukminïn, ada satu
ayat dlm kitab suci yg kalian baca,
seandainya ayat tsb turun kepada kami kaum
Yahudi, niscaya kami akan menjadikan hari
turunnya ayat tsb sbg Hari Perayaan.
Lantas „Umar balik bertanya : „ayat apakah
itu?‟. Laki-laki Yahudi tsb menjawab yaitu
ayat yg artinya : „Pada hari ini telah Ku-
sempurnakan untukmu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan nikmat-Ku untukmu, dan Aku
ridha Islam menjadi agama bagimu.” Yaitu
QS. Al-Mâ-idah : 3
„Umar pun berkata : „Kami mengetahui dgn
pasti hari dan tempat diturunkannya ayat tsb
kepada Nabi SAW, saat itu beliau tengah
berdiri di padang „Arafah di hari Jum‟at‟.”
(HR. Bukhâri Muslim)
Dari kejadian / fakta ini, hendaknya
momentum „Arafah senantiasa mengingatkan
kita akan satu hal, bhw kejayaan Islam,
soliditas persatuan Islam, sbgmana yg
tercermin dari para Sahabat ketika mrk
berkumpul di padang „Arafah, hanyalah bisa
terwujud, manakala kita konsisten di atas
kesempurnaan Islam.
Marilah kita sambut hari „Arafah yaitu sesuai
hasil sidang Itsbat yg dilakukan oleh
Kementerian Agama RI akan jatuh esok hari
bertepatan dgn hari Sabtu, dgn semangat
ibadah dan ketaatan. Mari merengkuh
kemuliaan dan keberkahan „Arafah dgn
amalan-amalan yg disunnahkan. Ikhlaskan
maksud dan tujuan. Sucikan niat dari noda
kesyirikan terhadap Allah. Murnikan amalan
dgn kesempurnaan muttâba‟ah pada
Rasûlullâh SAW. Krn boleh jadi, amalan
„Arafah tahun ini, menjadi sebab terbebasnya
kita dari „adzab Allâh. / sebaliknya,
momentum „Arafah yg terlewatkan percuma,
dan kosong dari amalan-amalan sunnah tahun
ini, menjadi sebesar-besar penyesalan kita di
hari akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai