LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI PERTANIAN-Gilang Muhammad Engladipa-KELEMBABAN
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI PERTANIAN-Gilang Muhammad Engladipa-KELEMBABAN
HIDROLOGI PERTANIAN
(KELEMBABAN)
OLEH
NAMA : GILANG MUHAMMAD ENGLADIPA
NO. BP : 2110242011
KELAS : DHAR A
KELOMPOK : KAKAO
KOOR ASISTEN : PUTRI YOLANDA (1810242023)
NAMA ASISTEN : 1. MONA AISYAH (2010241002)
2. ANGGUN GUNAWAN (2010241004)
3. ENGGAL PRAYOGA (2010241011)
4. SEPTA WAHYUDA (2010242001)
5. YOVAN RIZAL (2010242013)
6. WILLY FRIDDO SIANTURI (2010242029)
DOSEN PENJAB : Dr. Ir. EDWIN, Sp.
A. Latar Belakang
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.
Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Dalam kehidupan
di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi manusia,
hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk
hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya.
Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan
yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer. Pada praktikum
ini,alat yang dipakai untuk mengukur kelembaban udara adalah psikrometer tipe
sling. Psikrometer tipe sling merupakan gabungan dari thermometer bola kering
dan bola basah dan pengaliran udaranya dengan diputar pada Psikrometer tipe
sling. Termometer bola kering akan menunjukkan suhu udara,sedangkan pada
thermometer bola basah harus menguapkan air dulu. Oleh karena untuk
menguapkan air tersebut dibutuhkan panas yang diserap dari bola basah sehingga
suhu yang ditunjukkan oleh thermometer bola basah menjadi lebih rendah dari
thermometer bola kering. Makin kering udara makin banyak panas yang diambil
sehingga makin rendah pula suhu yang ditunjukkan oleh thermometer bola basah.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk
meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budidaya. Dengan
mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam
tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai (Aditiya,
2018).
Kelembaban udara relatif adalah rasio antara tekanan uap air aktual pada
temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tersebut.
Pengertian lain dari Kelembapan adalah perbandingan antara jumlah uap air yang
terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air
maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur
yang sama(Aditiya, 2018).
B. Tujuan Praktikum
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran curah hujan terdiri dari
termometer apung, kamera, dan alat tulis.
C. Prosedur Praktikum
A. Hasil
B. Pembahasan
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat
lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak
mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu. Pada pengamatan kelembaban ini didapati
hasil selama 6 hari berturut turut, dari hari Jum’at sampai Rabu yang paling
rendah adalah pada hari Selasa sebesai 29 hingga 30 dan yang paling tinggi adalah
pada di hari Jum’at sebesar 31 hingga
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum kelembaban ini adalah pada hari
selasa kandungan air atau kelembaban terendah dan kandungan air atau
kelembaban tertinggi ada pada hari Jumat. Ini disebabkan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi kelembaban seperti jumlah radiasi yang dipancatkan
matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian
dan pengaruh angin.
B. Saran
Aditiya, M, Y, E., Hari, W., 2018. Sistem Pengamatan Suhu dan Kelembaban
Rumah Berbasis Mikrokontroler Atmega8. Jurnal Teknik Elektro. 05.
(01): 15-17.
Anthika, Syach, R. dan Sugianto. 2013. Pengaruh Suhu, Kelembaban Udara dan
Kecepatan Angin terhadap Akumulasi Nitrogen Monoksida dan Nitrogen
Dioksida. Pekanbaru: Tugas Akhir Universitas Riau
Sari, K. R. T. P., Elsanda, M. I., Ary, P. N. 2020. Analisis Perbedaan Suhu Dan
Kelembaban Ruangan Pada Kamar Berdinding Keramik. Jurnal Inkofar,
1 (2): 2-11.