Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PTK

MELATIH ANAK UNTUK TERBIASA BERBICARA YANG SOPAN


MEMALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B DI
TK SWASTA ADE IRMA SURYANI SCHOOL

Nama Peneliti : JULIANA

NPM : 2314244017

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA


AL – WASHLIYAH MEDAN
TA. 2023 - 2024
A. Latar Belakang Masalah

Undang undang no 2 thn 2003 tentang sikdinas bahwa tujuan pendidikan anak
usia dini untuk mengembangkan secara optimal agar terbentuk prilaku dan kemampuan dasar
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Sebagaimana kita ketahui dalam dunia pendidikan salah satu pembelajaran yang
diberikan pada anak usia dini adalah pembentukan karakter pada anak melalui pembentukan
akhlak prilaku, moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Ciri dan bentuk pembelajaran yang diberikan untuk anak tk sebaiknya
dikondisikan bagi anak untuk bisa mengekspresikan secara bebas. Belajar sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku, pada dasarnya terjadi dan dihasilkan karena adanya proses interaksi
antara subjek belajar dengan sumber belajar. Pada hakikatnya Proses interaksi yang baik adalah
salah satu faktor terpenting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk itu seorang guru
harus mempunyai kompetensi bahasa yang baik agar dalam proses pembelajaran terjadi
komunikasi yang interaktif antara guru dan siswa.
Namun dalam prakteknya sering terjadi kesalahan dalam memahami maksud atau
inti dari materi yang disampaikan. Hal ini dapat terjadi karena minimnya kosakata yang dimiliki
anak, keterlambatan anak pada kemampuan berbahasa, pengaruh keluarga dan lingkungan
sekitarnya.
Untuk mengoptimalkan kemampuan anak dalam berbahasa sehingga ia mampu
berkomunikasi dengan baik diperlukan alat atau media yang mampu merangsang anak dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa. Proses belajar pada hakikatnya sejalan dengan proses
komunikasi, yaitu proses penyampaian sumber pesan melalui saluran media tertentu ke penerima
pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen
proses komunikasi. Dalam hal ini, pesan dapat diartikan sebagai materi, sumber pesan dapat
diartikan sebagai buku, saluran/media misalnya, buku cerita, media film, alat peraga, media
audio visual, media audio. Penerima pesan dapat diartikan sebagai siswa ataupun guru.
Penggunaan media dalam belajar adalah tidak lain untuk mendukung proses
penyampaian pesan agar lebih tepat sasaran kepada penerima pesan. Penggunaan media yang
seringkali digunakan dalam proses belajar seperti; alat peraga, media film, media audio, media
audio visual, media grafis sederhana, slide, OHP, dll. Sumber belajar dapat diciptakan atau
memanfaatkan lingkungan yang ada untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa.
Salah satu sumber belajar yang bisa dimanfaatkan adalah buku cerita atau,
majalah. Buku cerita atau majalah menjadi salah satu media yang memberikan kesempatan pada
guru dan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Hasil yang bisa didapatkan
anak berupa penambahan kosakata baru dan informasi tentang isi cerita yang ada dalam buku
cerita tersebut. Oleh Karena itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam lagi apakah kegiatan
bercerita mampu meningkatkan kemampuan berbahasa anak sehingga anak dapat terlatih
berbicara yang sopan pada lingkungannya. Dalam hal ini, peneliti bertujuan untuk memberikan
suatu masukan terhadap permasalah-permasalahan yang terjadi sesuai gambaran di atas.
B. Identifikasi Masalah

Dari uraian tersebut Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah disusun


permasalahan sebagai berikut : “ Bagaimana melatih anak untuk berbicara yang sopan?

C. Batasan Masalah
Bagaimanakah pemanfaatan metode bercerita dalam melatih berbicara anak
yang sopan di kelompok B TK Swasta Ade Irma Suryani School ?

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan maasalah dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
Kurangnya perbendaharaan anak yang sopan dikelompok B TK Swasta Ade
Irma Suryani School
Meningkatkan kemampuan berbahasa anak
Meningkatkan keaktifan anak dalam berkomunikasi
Keberanian anak mengungkapkan kembali isi cerita
Anak terbiasa berbicara sopan

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut di atas maka akan diketahui tujuan dari penulisan masalah ini

yaitu: Mengetahui bagaimana cara melatih anak untuk berbicara yang sopan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Perbendaharaan kosa kata anak meningkat.

2. Kemampuan berbahasa anak meningkat.

3. Keaktifan anak dalam berkomunikasi meningkat.

4. Keberanian anak mengungkapkan kembali isi cerita meningkat

5. Anak terbiasa untuk berbicara yang sopan.

G. Anggapan Dasar

2. Kemampuan Berbahasa Lisan

Standar kompetensi anak usia dini adalah standar kemampuan anak usia 0-6

tahun yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar kompetensi ini digunakan sebagai

acuan dalam mengembangkan kurikulum anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek–aspek

sebagai berikut :

 Moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian,

 bahasa,

 kognitif,

 fisik / motorik dan

 seni.

Pada penelitian ini aspek yang akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran

adalah aspek bahasa.Dalam kerangka dasar kurikulum 2004, menyebutkan pengertian

kemampuan atau kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang

diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas, 2004 : 2). Kompetensi dapat

dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat diukur dan diamati,
kemampuan dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan

bahan pelajaran secara konstekstual. Pengertian kompetensi menurut E. Mulyasa, menyatakan

bahwa kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (E. Mulyasa, 2002 : 37).Pengertian

berbahasa lisan dikutip dari Ensi Klopedia bebas (23 Juli 2009) berbahasa lisan adalah suatu

bentuk

komunikasi yang unik dijumpai pada manusia yang menggunakan kata-kata yang

diturunkan dari kosa kata. Dalam kamus besar bahasa Indonesia berbahasa lisan sama dengan

bahasa percakapan.

2. Metode Bercerita

Pengertian metode bercerita dikutip dari Winda Gunarti (2008 : 5.3). Bercerita
adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi
atau sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara penuturan cerita
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga. Menurut RUA
Zainal Fanani (2007) mengemukakan bahwa bercerita / mendongeng adalah metode komunikasi
universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia. Melalui cerita-cerita / dongeng yang
baik, sesungguhnya anak-anak tidak hanya memperoleh kesenangan atau hiburan saja, tetapi
mendapatkan pendidikan yang jauh lebih luas, bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa
cerita ternyata menyentuh berbagai aspek pembentukan kepribadian anak-anak. Cerita secara
faktual erat sekali hubungannya dengan pembentukan karakter, bukan saja karakter manusia
secara individual, tetapi juga karakter manusia dalam sebuah bangsa. Tidak heran bila banyak
pakar kebudayaan yang menyatakan bahwa nilai jati diri, karakter dan kepribadian sebuah
bangsa dapat dilihat dari cerita. Cerita rakyat yang hidup di bangsa itu. Kalau begitu, jelas
bercerita bukanlah suatu yang berakibat sederhana. Cerita berpengaruh amat besar dalam jangka
panjang, sampai–sampai dikatakan menjadi faktor dominan bagi bangunan karakter manusia di
suatu bangsa
H. Hipotesis Tindakan
Rumusan Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini adalah:
Melalui pemanfaat metode bercerita, maka dapat meningkatkan berbahasa anak yang sopan
kelompok B di TK Swasta Ade Irma Suryani School

I. Desain Penelitian
Rencana Penelitian

a. Subjek Penelitian

Anak didik PAUD Kelompok Belajar LESTARI yang berjumlah 30 anak ,16 perempuan

dan 14 laki-laki dan karakateristik anak didik memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda.

b. Tempat Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di PAUD Kelompok Belajar Lestari

Dusun Dengok V, Desa Dengok , Kecamatan Playen , Kabupaten Gunungkidul. Penulis

mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada Paud tersebut, sehingga

memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat

sesuai dengan profesi penulis.

c. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu

penelitian selama 2 bulan Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian

tersebut .

2. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan

Meliputi penyampaian materi dengan cara bercerita , mengajak anak untuk bercerita bersama dan

memotivasi anak agar terbiasa berbahasa sopan di sekolah, di rumah maupun dilingkungan.
3. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup

a. Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.

b. Siklus II ( sama dengan I )

c. Siklus III ( sama dengan I dan II )


Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum TK dan RA. Jakarta: Direktorat
Pendidikan TK dan SD.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Tenaga Kependidikan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006.Pedoman Pembelajaran TK. Jakarta: Direktorat
Pendidikan TK dan SD.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Berbahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Direktorat Pendidikan TK dan SD.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: Direktorat
Jendreal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
Depdikbud. 1996. Pengembangan Kemampuan Berbahasa di Taman Kanak-kanak.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai