Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Baja adalah logam paduan, logam besi dengan karbon sebagai material
merupakan salah satu jenis logam paduan besi karbon terpenting dengan
prosentase barat karbon hingga 2.11%. Baja karbon memiliki kadar C hingga
26
2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Unsur-unsur prosentase maksimum selain
Karbon adalah unsur kimia dengan nomor atom 6, tingkat oksidasi 4.2
dan Mangan adalah unsur kimia dengan nomor atom 25, tingkat oksidasi
tegangan (strength) dari baja murni. Karbon (C) adalah komponen kimia pokok
yang menentukan sifat baja. Semakin tinggi kadar karbon di dalam baja,
semakin tinggi kuat tarik serta tegangan leleh, tetapi koefisien muai bahan
turun, dan baja semakin getas. Karbon mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap sifat mampu las. Semakin tinggi kadar karbon menjadikan
hardenability dan elemen lainnya juga mampu las baja mengeras dan berperan
dalam pengerasan baja. Untuk alasan ini formula yang dapat diterapkan pada
dan perlu untuk pra-pemanasan. Salah satu contoh rumus yang ditunjukkan
C = Karbon Mo = Molybdenum
27
2.2.1 Sifat Mekanis
perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Berikut adalah sifat
Regangan (e)
Tegangan (s)
Elongation
Keliatan (ductility)
Besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat benda uji patah
Kekerasan (hardness)
28
kekerasan Rockwell (R). BKB dihitung berdasarkan luas daerah lekukan
lekukan.
Keuletan (toughness)
Rumus kimia : Fe
Fase : Padat
Bentuk : Butiran
29
2.3 Bahan-bahan Teknik
juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk
tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang
tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan
Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu sama lain.
30
Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan mata
telanjang.
Sifat bahan: dilihat dari kemampuan bahan menerima perlakuan dari luar.
Sifat mekanik
Sifat listrik
Sifat thermal/panas
Sifat magnet
Sifat optik
Besi/Ferrous
Baja Karbon
Baja Paduan
Logam
Baja Tuang, dll
Non Logam
Polimer
Komposit
Keramik : Berat jenis dari keramik adalah rendah, keras dan getas, tahan
dengan polimer)
- Ferit (alpha)
32
Merupakan sel satuan (susunan atom-atom yang paling kecil dan teratur)
berupa Body Centered Cubic (BCC = kubus pusat badan). Ferit ini
- Austenit
Merupakan sel satuan yang berupa Face Centered Cubic (FCC = kubus
pusat muka). Austenit ini mempunyai sifat: Non magnetis, ulet, dll.
- Perlit
kuat.
- Delta
reduksi).
33
4. Untuk membuat sifat-sifat spesial.
dengan sifat yang diinginkan. Secara umum unsur paduan utama yang sering
1. Al (Allumunium)
2. B (Boron)
dipadukan dengan baja krom, nikel, dipakai diinstalasi nuklir untuk baja
3. Be (Berilium)
Dipakai pada pegas koil pada arloji, sifat anti magnet dan lebih tahan dari
4. Ca (Kalsium)
konduktor.
5. Ce (Cerrium)
34
Memperbaiki mampu bentuk dalam keadaan panas, bila pakai sebagai
6. Co (Kobalt)
baja perkakas dan baja tahan panas. Unsur paduan pada baja magnetic
permanen.
7. Cu (Cuppurm)
kadar Cu sangat sedikit, tapi diudara bajanya sudah tahan karat. Tembaga
8. Carbon (C)
Karbon adalah unsur pengeras utama dalam baja, jumlah persentase dan
9. H (Hidrogen)
35
10. Mangan (Mn)
Mangan memiliki titik cair 1260 °C. Unsur mangan diperoleh melalui
proses reduksi pada biji mangan sebagai mana proses yang dilakukan
dalam pembuatan baja. Mangan digunakan hampir semua jenis baja dan
terhadap abrasi.
Titanium (Ti) memiliki warna putih kelabu, sifatnya sangat kuat seperti
baja dan stabil hingga temperatur 400 °C, tahan korosi dan memiliki berat
jenis (ρ) = 4,5 kg/dm3 Titanium digunakan sebagai unsur pemurni serta
memiliki titik cair 1660 °C dan kekuatan tarik 470 N/mm2 serta densitas
56 %.
Nikel merupakan unsur penting yang terdapat pada endapan kerak bumi
yang biasanya tercampur dengan biji tembaga. Oleh karena itu diperlukan
kesamaan dengan biji logam yang lain seperti titik cair yang rendah
36
mempertahankan sifatnya dalam temperatur tinggi. Oleh karena itu, nikel
ditemper, baja silikon akan akan memiliki kekuatan yang tinggi disertai
pada baja dengan histeris yang rendah, baja pegas serta sebagai material
tahan asam.
14. Chromium
cair yang tinggi yakni 1890 °C, chromium memiliki sifat yang keras serta
tahan terhadap korosi jika digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan
besi tuang dan dengan penambahan unsure nikel maka akan diperoleh
sifat baja yang keras dan tahan panas (heat resistance aaloy)
Magnesium berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan titik cair
651 °C yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan
37
kekuatan tarik hingga 110 N/mm2 dan dapat ditingkatkan melalui proses
Molybdenum (Mo) adalah logam yang berwarna putih silver dengan titik
cair 2620 °C terdapat dalam bentuk sulphide serta sebagai oxid pada
17. Wolfram(W)
Memiliki titik cair 3410 °C berwarna kelabu, sangat keras dan rapuh pada
temperatur ruangan, tetapi ulet dan liat pada temperatur tinggi. Wolfram
lampu serta digunakan pula sebagai unsure paduan pada alat potong (tool
► Baja karbon rendah (low carbon steel) machine, machinery dan mild steel
Penggunaannya:
screws, nails.
38
0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
screw drivers.
vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools
for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine
cutters.
pihak. Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh instansi
serangkaian kode dengan arti tertentu yaitu berupa kode SNI, nomor unik,
nomor bagian dan nomor seksi, serta tahun penetapan. Kode SNI menyatakan
nomor unik adalah identifikasi dari suatu standar tertentu yang jumlah digitnya
sesuai kebutuhan, minimal 4 digit dan diawali dengan angka 0. Nomor bagian
39
merupakan identifikasi yang menunjukan nomor urut bagian dari suatu standar
biasa di singkat dengan JIS ( Japan Industrial Standart ) dan dari Amerika
dengan berdasarkan pada susunan atau komposisi kimia yang ada dalam suatu
kompleks.
40
3. Dua angka atau tiga angka terakhir menunjukan kadar karbon
perseratus persen.
Misalnya standarisasi baja karbon dengan AISI 1045 adalah sebagai berikut:
Baja AISI 1045 merupakan salah satu medium Carbon steel yang
mesin dan digunakan untuk bakalan roda gigi. Sebelum dibentuk baja terlebih
biasanya digunakan untuk bahan seperti pada tabel 2.1 sebagai berikut:
41
SNC22 BS En36
SNCM 25 BS En39B
Pemilihan baja AISI 1045 karena baja ini banyak dipakai dalam
di pasaran. Komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnnya poros, roda
gigi dan rantai. Adapun data-data dari baja ini adalah sebagai berikut:
► AISI 1045 diberi nama menurut standar American iron and steel institude
► Penulisan atau penggolongan baja AISI 1045 ini menurut standar yang lain
42
► Menurut penggunaannya termasuk baja kontruksi mesin.
berkurang bila bekerja pada temperatur yang agak tinggi. Pada temperatur
cacat las dan retak serta mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan
sampai dengan ekspansi dan kontruksi secara mikro. Perubahan struktur mikro
kekerasan.
43
Pada sambungan las, patah-getas menjadi lebih penting karena
tidak sesuai dan adanya cacat lasan. Untuk mempertinggi keamanan terutama
logam dapat mempengaruhi secara mikro maupun makro dari logam tersebut.
Artinya bahwa setiap logam yang mendapat proses pengerjaan logam, dalam
coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian yang yang
sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama
pembuatan yang lebih baik. Oleh karena itu, rancangan las dan cara pengelasan
kegunaan kontruksi.
Pada waktu ini teknik las telah dipergunakan secara luas dalam
dengan menggunakan penyambungan las ini menjadi lebih ringan dan proses
44
penyambungan logam telah diketahui sejak dari zaman pra sejarah, misalnya
dipraktekkan dalam rentang waktu antara 4000 sampai 3000 S.M. Sumber
energi panas yang digunakan pada waktu itu diduga dihasilkan dari
pembakaran kayu atau arang sangat rendah maka teknik penyambungan ini
kurang penting. Tetapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak
Negara di dunia.
waktu ini dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu berdasarkan cara kerjanya
dan berdasarkan energi yang digunakan. Klasifikasi yang pertama membagi las
45
dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain sebagainya. Sedangkan
dengan sumber panas dari busur listrik, atau semburan api gas yang
terbakar.
cair rendah, dalam cara ini logam induk tidak turut mencair.
umum proses pengelasan cair dengan busur (las busur listrik). Adapun jenis
banyak digunakan dewasa ini. Dalam cara pengelasan ini digunakan kawat
46
cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan juga komposisi fluks yang
digunakan. Dalam gambar 2.2 dapat dilihat dengan jelas bahwa busur listrik
terbentuk diantara logam induk dan ujung eletroda, karena panas dari busur ini
maka logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan kemudian
membeku bersama.
mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa oleh busur listrik yang
terjadi. Apabila digunakan arus listrik yang besar maka butiran logam cair yang
terbawa menjadi halus seperti terlihat pada gambar 2.3, sebalik nya bila
arusnya kecil maka butirannya menjadi besar seperti terlihat pada gambar 2.3
47
Gambar 2.3 Pemindahan logam cair (Wiryosumarto,2000)
sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam. Secara umum dapat
dikatakan bahwa logam mempunyai sifat mampu las tinggi bila pemindahan
oleh besar kecilnya arus dan komposisi bahan fluks yang digunakan.
logam.
2. Sumber terak atau gas yang dapat melindungi logam cair terhadap udara
disekitarnya.
3. Pengatur penggunaan.
menggunakan listrik arus searah (Direct Current) dan tenaga listrik arus bolak-
balik (Alternating Current). Untuk tenaga listrik arus searah (Direct Current),
48
arus listriknya dihasilkan oleh generator, dimana kutub positif (Katoda)
dipasangkan pada tenaga las dan kutub negatif (Anoda) dipasangkan pada
benda kerja. Sumber arus listrik untuk tenaga las arus bolak-balik (Alternating
4. Jenis saklar.
Las busur listrik terendam seperti terlihat pada gambar 2.4 adalah
suatu cara membungkus dimana logam cair ditutup dengan fluks yang diatur
melalui suatu penampang fluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal
dengan cara diumpankan terus menerus. Pada pengelasan ini busur listriknya
terendam fluks.
49
Gambar 2.4 Pengelasan las busur listrik terendam ( Wiryosumarto,2000 )
merupakan salah satu jenis yang paling sederhana dan paling canggih untuk
elektroda yang dilapis dan bahan yang akan disambung. Rangkaian pengelasan
50
Elektroda yang dilapisi akan habis karena logam pada elektroda
las) menjadi bahan pengisi dan lapisannya sebagian dikonversi menjadi gas
pelindung, sebagian menjadi terak (slag) dan sebagian lagi diserap oleh logam
las. Bahan pelapis elektroda adalah campuran seperti lempung yang terdiri dari
pengikat silikat dan bahan bubuk, seperti senyawa flour, karbonat, oksida,
paduan logam dan selulosa. Campuran ini ditekan dari acuan dan dipanasi
dalam arus busur dan kolam busur, sehingga tidak terjadi penarikan nitrogen
dan oksigen serta pembentukan nitrit dan oksida yang dapat mengakibatkan
kegetasan.
51
Bahan elekroda ditentukan oleh berbagai spesifikasi American
tambahan, pada umumnya elektroda yang dipakai pada pengelasan las busur
a. Elektroda Terumpan
proses las busur listrik terbungkus, elektroda akan habis terbakar sebagai bahan
pengisi.
- Bahan pengisi.
- Pembangkit busur.
52
Dimana khusus elektroda tidak terumpan pengisi filter wire rod
elektroda. Untuk lebih jelas mengenai elektroda tidak terumpan (a) dan tidak
menentukan hasil las. Begitu juga fluks dan gas sebagai ahielding yang
berkaitan dengan sifat mekanis logam las yang dikehendaki. Untuk itu
- Jenis material
- Desain sambungan
53
- Perlakuan panas
- Posisi pengelasan
- Biaya operasional
- Juru las
Tetapi dari semua ini adalah agar dapat memilih suatu elektroda yang
tepat, haruslah sesuai dengan standar, yang mana hasil las yang sesuai
jepang didasarkan pada standar JIS, di Amerika serikat didasarkan pada standar
AWS.
pada jenis fluks, posisi pengelasan dan arus las. Dua angka pertama baik di JIS
maupun AWS menunjukkan kekuatan terendah dari logam las, hanya saja
adalah (Psi). Dua angka terakhir menunjukkan jenis fluks dan posisi
pengelasan.
54
- XX, (Dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan lb/in²(psi).
minimum dari deposit las adalah 70.000 lb/in², dapat dipakai untuk pengelasan
segala posisi dan jenis selaput elektroda rutil-kalium serta pengelasan dengan
dari lima posisi, yaitu posisi datar (F), Vertikal (V), atas kepala (OH),
horizontal (H) dan horizontal las sudut (H-S). Spesifikasi elektroda terbungkus
dari baja lunak yang didasarkan pada jenis fluks, posisi pengelasan, jenis listrik
55
menghasilkan gas pada waktu proses pengelasan dan juga menghasilkan slag
yang tipis dan mudah dilepaskan. Biasanya deposit las mempunyai sifat
klasifikasi AWS.
slag semi globular akan membantu persiapan pengelasan. Dapat dipakai pada
arus yang relatif lebih tinggi (E 6012), menghasilkan permukaan las agak
permukaan las agak rata, baik dipakai pada pekerjaan pelat tipis.
3. Elektroda E 6020
dalam. Slag tebal tetapi mudah dibuka, membantu perlindungan cairan las dari
pengaruh atmosfir. Cairan las sangat lebar, sehingga hanya dipakai pada posisi
bawah tangan dan posisi horizontal saja. Deposit las lebih tinggi dibandingkan
persentase serbuk besinya, selaput semakin tebal. Dapat dipakai pada arus
56
posisi flat dan Horizontal sudut saja, dikarenakan fluitditas dari cairan selaput
5. Elektroda E 7016
0,1 % saja. Bila menggunakannya harus dipanaskan sampai temperatur 200 ºC-
260 ºC. Karena hydrogennya rendah maka hasil las bebas dari porositas.
sambungan yang tersedia untuk pengelasan dan biaya relatif dari berbagai jenis
las. Sambungan las terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi
dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima jenis dasar ini adalah
sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut dan sisi, seperti
57
Gambar 2.8 Jenis Sambungan Las Dasar
Struktur Baja, Charles G. Salmon, 1997: 185)
dalam proses pengelasan. Las tumpul (groove weld) terutama dipakai untuk
menyambung batang struktural yang bertemu dalam satu bidang. Karena las
disambungnya, las ini harus memiliki kekuatan yang sama seperti potongan
yang disambungnya. Las tumpul seperti ini disebut las tumpul penetrasi
tidak diberikan sepanjang ketebalan potongan yang disambung, maka las ini
disebut las tumpul penetrasi parsial. Syarat perencanaan khusus berlaku dalam
hal ini.
58
Gambar 2.9 Jenis las tumpul (Struktur Baja, Charles G. Salmon, 1997: 188)
tepi tertentu dan disebut menurut penyiapan yang dilakukan. Dari gambar
penyiapan alur (groove) yang diperlukan. Pemilihan las tumpul yang sesuai
tergantung pada proses pengelasan yang digunakan, biaya penyiapan tepi dan
biaya pembuatan las. Las tumpul juga dapat dipakai pada sambungan tegak.
saja. Tegangan yang diperlukan untuk mengelas filler berdiameter 0,8 sampai
2,5 mm, kira-kira 20 sampai 30 volt untuk posisi datar. Sedangkan untuk posisi
tegak atau diatas kepala biasanya dikurangi lagi dengan 2 sampai 5 volt.
59
Energi panas yang dihasilkan melalui busur listrik dapat dihitung
𝐸 𝑥 𝐼 𝑥 60
𝐻𝐼 = ( ) ..................................................................... pers (2.1)
𝑉
Dimana :
geometri sambungan, dan diameter filler. Dalam hal daerah las mempunyai
kapasitas panas yang tinggi maka diperlukan arus las yang besar dan mungkin
kecil, begitu pula pengelasan baja tahan karat austenit. Dalam hal mengelas
baja karbon, dimana daerah HAZ dapat mengeras dengan mudah, maka harus
diusahakan pendinginan yang pelan dan untuk itu diperlukan arus yang besar
Tabel 2.2 Spesifikasi Arus Menurut Tipe Elektroda dan Diameter dari
60
Mm Inch E6013 E6014 E7018 E7024 E7027 E7028
kecepatan las hampir tidak ada hubungan las, tetapi berbanding lurus dengan
arus las yang tinggi. Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedangkan kecepatan
menurun. Tetapi disamping itu sampai pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan
dinaikkan terus maka masukan panas persatuan panjang juga akan menjadi
a) Sifat tarikan
61
Sifat yang dimaksud disini adalah sifat – sifat yang berhubungan
dengan pengujian tarik. Dalam sambungan las, sifat tarik sangat dipengaruhi
oleh sifat dari logam induk, sifat daerah HAZ, sifat logam las dan sifat – sifat
kekuatan dan keuletan yang lebih baik atau paling tidak sama dengan logam
induk. Tetapi, karena proses pengelasan kekuatan dan keuletan logam dapat
berubah. Dalam hal logam las sifat ini juga dipengaruhi oleh keadaan, cara dan
kekuatan logam induk, asal saja pemilihan bahan las dan cara pengelasannya
daripada logam yang dilas dan ini disebut penguatan las. Tebal penguatan
1. Logam lasan
62
Daerah logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu
pengelasan mencair dan kemudian membeku. Komposisi logam las terdiri dari
komponen logam induk dan bahan tambah dari elektroda. Karena logam las
kasar dan bainit atas yang menurunkan ketangguhan logam las. Pada daerah ini
struktur mikro yang terjadi adalah struktur cor. Struktur mikro di logam las
ini berawal dari logam induk dan tumbuh ke arah tengah daerah logam las
(Sonawan, 2004).
pertumbuhan dari kristal-kristal logam las yang pilar. Titik A dari gambar
adalah titik mula dari struktur pilar yang terletak dari logam induk. Titik ini
tumbuh menjadi garis lebur dengan arah sama dengan sumber panas. Pada garis
lebur ini sebagian dari logam dasar ikut mencair selama proses pembekuan
logam las tumbuh pada butir-butir logam induk dengan sumbu kristal yang
sama. Penambahan unsur paduan pada logam las menyebabkan struktur mikro
63
cenderung berbentuk bainit dengan sedikit ferit batas butir, kedua macam
struktur mikro tersebut juga dapat terbentuk, jika ukuran butir austenitnya
besar. Waktu pendinginan yang lama akan meningkatkan ukuran batas butir
ferit, selain itu waktu pendinginan yang lama akan menyebabkan terbentuk
ferit Widmanstatten. Struktur mikro logam las biasanya kombinasi dari struktur
Bainit, merupakan ferit yang tumbuh dari batas butir austenit dan
sangat cepat, struktur ini mempunyai sifat sangat keras dan getas
64
Seiring dengan gerak maju busur las yang sesuai dengan arah
pengelasan, temperatur kawah las akan menurun, logam cair dan kemudian
membeku yang selanjutnya disebut logam las pembekuan yang terjadi pada
terdapat retak-retak.
penetrasiya. Apabila kedalaman penetrasi dan lebar rigi lebih dari satu, maka
Daerah pengaruh panas atau heat affected zone (HAZ) adalah logam
dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan
ini yang paling kritis dari sambungan las. Secara visual daerah yang dekat
dengan garis lebur las maka susunan struktur logamnya semakin kasar.
adalah daerah pengaruh panas atau disebut heat affected zone (HAZ)
65
merupakan daerah terjadinya pencairan logam induk yang mengalami
pembekuaan.
juga terjadi perubahan sifat. Secara umum daerah pengaruh panas efektif
Secara visual daerah yang dekat dengan garis lebur logam las maka susunan
pemanasan, daerah itu mencapai daerah berfasa ferit dan austenit dan ini
karena selain berubah strukturnya juga terjadi perubahan sifat pada daerah
66
ini. Secara umum struktur dan sifat daerah panas efektif dipengaruhi dari
dan retak. Banyaknya dan macamnya cacat yang terjadi tergantung dari
terus-menerus.
- Untuk pembekuan logam las mulai dari dinding logam induk yaitu
ketika panas dari logam cair diambil oleh logam induk sehingga logam
67
inti-inti kristal tumbuh. Pada pembekuan logam las harus menjadi satu
sebaliknya.
Seiring dengan gerak maju busur las yang sesuai dengan arah
pengelasan, temperatur kawat las akan menurun, logam cair dan kemudian
membeku yang selanjutnya disebut logam las pembekuan yang terjadi pada
logam cair yang pembekuannya terganggu sehingga pada bagian ini lah
dari satu, maka kantong-kantong logam cair akan terdapat pada bagian
akan terkumpul.
Pemisahan
68
mulai dari sekitar garis lebur menuju ke garis sumbu las. Sedangkan
yang terputus yang terjadi pada proses terbentuknya gelombang manik las.
Pemisahan mikro adalah perubahan komponen yang terjadi dalam satu pilar
Lubang-lubang Halus
cara pembentukan gas sebagai berikut : yang pertama adalah pelepasan gas
karena perbedaan batas kelarutan antara logam cair dan logam padat pada
suhu pembekuan, yang kedua adalah terbentuknya gas karena adanya reaksi
kimia di dalam logam las dan yang ketiga penyusupan gas kedalam atmosfir
busur.
adalah gas hidrogen dan gas nitrogen, sedangkan yang terjadi karena rekasi
adalah terbentuknya gas CO dalam logam cair dan yang menyusup adalah
gas-gas pelindung atau udara yang terkurung dalam akar kampuh las.
Proses Deoksidasi
tetapi karena tekanan disosiasi dari kebanyakan oksida sangat rendah, maka
pengukuran yang tepat untuk mengetahui jumlah oksigen yang larut dalam
baja sangat sukar, maka untuk melepaskan oksigen dari larutan biasanya
69
dilakukan usaha-usaha seperti menghilangkan oksida. Proses
karena itu harus selalu diusahakan agar logam las mempunyai kadar oksigen
Diagram ini berguna untuk membahas pengaruh struktur terhadap retak las,
70
Gambar 2.11 Diagram CCT (http://mnhidayat27.blogspot./)
Sebagai contoh misalnya dalam hal siklus thermal las, bila baja
mendingin sampai titik “a” (± 680°𝐶), maka ferit mulai diendapkan dari
austenit. Transformasi ini berjalan terus dan ba berakhir bila titik “b”
perlit yang akan berakhir pada titik “c” (± 520°𝐶). Berdasarakan hal ini
- Dengan siklus thermal antara (1) dan (2) akan terbentuk ferit, struktur
71
- Dengan siklus thermal las antara (2) dan (3) akan terbentuk ferit,
- Dengan siklus thermal las antara (3) dan (4) akan terbentuk struktur
Karakteristik dari siklus thermal las (1), (2), (3) dan (4) ini dalam
juga kekerasan yang akan dimiliki oleh baja setelah mendingin mengikuti
suhu siklus thermal tertentu. Oleh karena itu dengan mengukur waktu
CCT dari baja yang sama, maka struktur baja daerah HAZ sudah dapat
ditentukan.
Alat berat atau heavy equipment, adalah alat bantu yang digunakan
72
yang berat. Misalnya untuk membuat sebuah danau , manusia menggunakan
atau kerugian biaya repair yang tidak semestinya. Oleh karna itu sebelum
menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmetnya, sebaiknya kita fahami
lebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Selain faktor ini, biasanya pihak executive
di sebuah perusahaan alat berat, sangat memikirkan mengenai spare part dan
kecepatan dalam perbaikan unit untuk mereduce down time unit saat sedang
rusak. Namun hal-hal seperti ini biasanya difikirkan sejak awal oleh si pembeli
namun pada dasarnya tipe alat berat di bagi menjadi beberapa bagian yaitu:
- Loading equipment
antara lain:
- Hydraulic shovel
- Hydraulic excavator
73
- Heavy support equipment
Heavy support equipmen adalah spare part alat berat atau alat berat
yang digunakan sebagai sarana pendukung sekitar loading area, dumping area
maupun area perjalanan dari loading hingga dumping area. Jenisnya adalah :
- Motor grader
- Asphalt compactor
- Lifting equipment
- Telescopic handler
- Pipelayer
- Forklift
- Hauling equipment
- Scraper
- Drilling machine
Drilling machine adalah spare part alat berat atau alat berat yang
digunakan sebagai alat pengebor untuk membuat lubang yang akan digunakan
74
sebagai tempat meletakan bahan peledak untuk di ledakan. Dalam sistim
drilling.
baja yang akan disambungkan seperti yang terlihat pada gambar 2.13, diameter
75
eletroda las busur harus dipilih. Ukuran elektroda dipilih berdasarkan ukuran
las yang akan dibuat dan arus listrik yang dihasilkan oleh alat las. Karena
76
Gambar 2.13 Tegangan Ijin pada Bidang Las Efektif
(Charles G. Salmon, Struktur Baja, 1997: 208)
tidak harus dilakukan pada posisi tidur atau horizontal. Empat posisi
posisi yang paling sulit. Sambungan yang dilas di bengkel biasanya diletakkan
pada posisi tidur atau horizontal, tetapi las lapangan dapat memerlukan
Posisi pengelasan untuk las lapangan sebaiknya diperhatikan dengan teliti oleh
perencana.
77
Gambar 2.14 Empat Posisi Pengelasan Utama
(Charles G. Salmon, Struktur Baja, 1997: 194)
gambar 2.15. Lebar celah (root opening) R adalah jarak pisah antara potongan
yang akan disambung dan dibuat agar elektroda dapat menembus dasar
sambungan. Semakin kecil lebar celah, semakin besarlah sudut lereng yang
harus dibuat. Tepi runcing pada Gambar 2.15.a akan mengalami pembakaran
pengelasan dilakukan hanya dari satu sisi. Masalah pembakaran menerus dapat
dibatasi jika lerengnya diberi bagian tegak seperti pada Gambar 2.15.c.
Pembuat las sebaiknya tidak memberikan plat pelindung bila sudah ada bagian
78
diperlihatkan pada Gambar 2.15.d diberikan untuk mencegah pembakaran
menerus, tetapi pemisah ini dicabut kembali sebelum kedua sisi dilas.
las titik diberikan secara menerus pada suatu plat, maka plat akan mengalami
Distorsi ini akan terjadi jika tidak berhati-hati baik dalam perencanaan
sambungan dan prosedur pengelasan. Untuk struktur gelagar plat, segmen las
diberikan pada letak yang strategis agar semua bagian terpegang dengan cukup
79
Gambar 2.16 Distorsi Plat (Charles G. Salmon, Struktur Baja, 1997: 195)
memadai. Untuk las yang memerlukan lebih dari satu kali lintasan (jalan)
a) Menggunakan logam las minimum; untuk las tumpul, lebar celah jangan
80
d) Menggunakan las terputus-putus, minimal untuk sambungan las
prakonstruksi.
pada las sebelumnya yang telas selesai atau menimbun dalam arah
81
2.20 Cacat Yang Mungkin Terjadi Pada Las
Teknik pada pengelasan yang tidak baik menimbulkan cacat pada las
Peleburan tak sempurna terjadi karena logam dasar dan logam las
yang berdekatan tidak melebur bersama secara menyeluruh. Ini dapat terjadi
jika permukaan yang akan disambung tidak dibersihkan dengan baik dan
dilapisi kotoran, terak, oksida atau bahan lainnya. Penyebab lain dari cacat ini
ialah pemakaian peralatan las yang arus listriknya tidak memadai, sehingga
logam dasar tidak mencapai titik lebur. Laju pengelasan yang cepat juga dapat
kedalaman las kurang dari tinggi alur yang ditetapkan. Keadaan ini seharusnya
ditetapkan demikian. Cacat ini, yang terutama berkaitan dengan las tumpul,
terjadi akibat perencanaan alur yang tak sesuai dengan proses pengelasan yang
dipilih, elektroda yang terlalu besar, arus istrik yang tak memadai atau laju
82
2.20.3 Porositas
yang kecil terperangkap selama proses pendinginan. Cacat ini ditimbulkan oleh
arus listrik yang terlalu tinggi atau busur nyala yang terlalu panjang. Porositas
dapat terjadi secara merata tersebar dalam las atau dapat merupakan rongga
yang besar terpusat di dasar las sudut atau dasar dekat plat pelindung las
tumpul. Yang terakhir disebabkan oleh prosedur pengelasan yang buruk dan
bahan dasar di dekat ujung kaki las yang tidak terisi oleh logam las. Arus listrik
dan panjang busur nyala yang berlebihan dapat membakar atau menimbulkan
arus pada logam dasar. Cacat ini mudah terlihat dan dapat diperbaiki dengan
elektroda yang mencair, serta terdiri dari oksida logam dan senyawa lain.
Karena kerapatan terak lebih kecil dari logam las yang mencair, terak biasanya
berada pada permukaan dan dapat dihilangkan dengan mudah setelah dingin.
pada Gambar 2.19.e sering mengalami kemasukan terak dan harus diperiksa
dengan teliti. Bila beberapa lintasan las dibutuhkan untuk memperoleh ukuran
83
las yang dikehendaki, pembuat las harus membersihkan terak yang ada
sebelum memulai lintasan yang baru. Kelalaian terhadap hal ini merupakan
2.20.6 Retak
transversal terhadap garis las, yang ditimbulkan oleh tegangan internal. Retak
pada logam las ini dapat mencapai logam dasar atau retak seluruhnya pada
logam dasar disekitar las. Retak mungkin merupakan cacat las yang paling
umumnya diakibatkan oleh unsur-unsur yang getas (baik besi ataupun elemen
merata dan pendinginan yang lebih lambat akan mencegah pembentukan retak
“panas”. Retak pada bahan dasar yang sejajar las juga dapat terbentuk pada
suhu kamar. Retak ini terjadi pada baja paduan rendah akibat pengaruh
hydrogen bersama dengan pemanasan awal dan akhir yang sesuai akan
84
Gambar 2.19 Cacat Las (Charles G. Salmon, Struktur Baja, 1997: 198)
kritis 723°C, karena struktur baja tidak akan berubah dibawah temperatur
723°C. Perubahan sifat baja akan terjadi apabila temperatur melebihi 723°C
dan proses perlakuan panas dapat dilihat pada diagram perlakuan panas.
Apabila tegangan sisa dihilangkan maka tegangan yang tertahan oleh bagian
85
sisa ini dilakukan pada berbagal jenis pekerjaan termasuk juga pada bejana
operator perlakuan panas dan bukan oleh tukang las ini dilakukan
Uji tarik adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan
bahan uji ditarik sampai putus. Dari hasil pengujian tarik tersebut dapat pula
Gambar 2.20 Benda uji tarik (jurnal Simon Parekke, 2014: 17)
86
Proses pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik
benda uji. Pengujian tarik untuk kekuatan tarik daerah las dimaksudkan untuk
mengetahui apakan kekuatan las mempunyai nilai yang sama, lebih rendah atau
lebih tinggi dari kelompok non preheated dan preheated. Pengujian tarik untuk
tarik adalah pembebanan yang diberikan pada benda dengan memberikan gaya
pada bahan uji adalah proses pergeseran butiran kristal logam yang
perpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva tegangan regangan.
87
Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu dan pelan–pelan
perpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva tegangan regangan.
Apabila sepasang gaya tarik aksial menarik suatu batang dan akibatnya
maka gaya tersebut dinamakan gaya tarik, dan gaya tersebut menghasilkan
tegangan tarik dalam (internal) aksial pada batang disuatu bidang yang
terletak tegak lurus atau normal terhadap sumbunya. Rumus tegangan tarik
adalah
P
𝜎 = A M/mm2..............................................(pers 2.2)
0
Keterangan :
putus dan panjang awal dibagi dengan panjang awal. Rumus besar
L1 L0
ε= x100% .................(pers 2.3)
L0
Keterangan :
88
ε = Regangan (%)
∆A A0 −A1
q =A x 100% = x 100%.................................(pers 2.4)
0 A0
Keterangan :
1. Tegangan Luluh Pada Data Tampa Batas Jelas Antara Perubahan Plastis
dan Elastis.
Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing
strain (gambar 2.22). satuan untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal, N/m2)
89
Gambar 2.22 Batas elastis dan tegangan luluh 0,2 % (Smith,1984)
kembali ke konisi semula , tetapi bila bahan di tarik sampai melewati titik
tertentu (Batas proporsional), maka hokum Hooke tidak berlaku lagi dan
Hooke masih bias di tolerir. Tidak ada standarisasi tentang hal ini. Dalam
bila bahan ditarik sampai melewati batas proporsional dan mencapai daerah
landing.
90
d. Tegangan luluh σy (yield stress)
pertambahan beban yang berarti, karena deformasi yang terjadi tidak hilang
meski beban di tiadakan. Setelah mencapai titik yield bahan memasuki fase
Py
σy = ................................(pers 2.5)
Ao
plastis.
Ɛt =Ɛ e + Ɛ p...............................(pers 2.6)
tarik.
Pu
σu = ..................................(pers 2.7)
Ao
91
Keterangan :
Merupakan besar tegangan di mana bahan yang di uji putus atau patah.
𝑃𝑓
σf = ..................................(pers 2.8)
𝐴𝑜
Keterangan :
dengan melakukan pengujian tarik(tensile test), uji tarik ini cara pengujian
bahan yang paling mendasar. Pengujian ini sangat sederhana dan sudah
E8/E8M dan Jepang. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui
sejauh mana material itu bertambah panjang, Dalam pengujian ini bahan diuji
mengetahui kekuatan tarik bahan uji. Bahan uji adalah bahan yang akan
tarikan.
ulet dan perpatahan getas. Perpatahan ulet terjadi karena adanya deformasi
elastis dan plastis pada material sampai akhirnya putus, sedangkan perpatahan
92
Dibawah ini adalah gambar sampel hasil pengujian tarik yang menunjukan
Gambar 2.23 Ilustrasi bentuk pepatahan benda uji tarik sesuai dengan tingkat
keuletan/kegetasan.
disukai karena bahan ulet umumnya lebih tangguh dan memberikan peringatan
terdapat gabungan rongga mikro material. Pada gambar 2.24 dibawah ini
Gambar 2.24 Tahapan terjadinya perpatahan ulet pada sampel uji tarik: (a)
93
Penyatuan rongga-rongga membentuk suatu retakan; (d) Perambatan retak;
rendah. Perpatahan getas ditandai dengan permukaan patahan yang terang serta
ditandai dengan perambatan retak yang cepat dan adanya energi pembebanan
yang relatif lebih kecil daripada perpatahan ulet. perpatahan getas biasanya
terjadi pada material yang memiliki struktur martensit atau material yang
memiliki komposisi karbon yang sangat tinggi sehingga sangat kuat namun
rapuh. Contoh perpatahan getas dari suatu benda uji berbentuk pelat dapat
94
B. Pengujian Mikrostruktur (Metallografy Test)
kali).
Struktur ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus
sinar-X.
struktur logam daerah manik las, daerah pengaruh panas (HAZ) dan pada
daerah las (weld Metal). Butir pada pada daerah las mempunyai perbedaan
yang kontras, sebab butir pada HAZ adalah butir logam induk yang mengalami
mikroskop optik tipe Nikon Japan 251565 dan dilengkapi dengan kamera
Material logam terdiri dari berbagai jenis struktur mikro yang berupa
kristal-kristal kecil yang disebut "butir" atau kristalit. Perlakuan panas adalah
95
temperatur pemanasan dan laju pendinginan. Berikut adalah beberapa jenis
a. Ferrite
kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperatur kamar mempunyai
b. Austenite
Center Cubic)
c. Cementit
ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementit yang dibentuk
d. Perlit
e. Lediburite
96
C. Pengujian Kekerasan
bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Dengan kata lain,
ketika gaya tertentu diberikan pada suatu benda uji yang mendapat pengaruh
seberapa besar tingkat kekerasan dari bahan tersebut melalui besarnya beban
memilih bahan benda kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih
cenderung lebih rapuh dan sebaliknya, logam lunak cenderung lebih ulet dan
elastis.
97
1. Dasar-dasar Pengujian Kekerasan
kekerasan logam tersebut. Dengan kata lain, pengujian kekerasan ini bukan
untuk melihat apakah bahan itu keras atau tidak, melainkan untuk mengetahui
berdasarkan pada standar satuan yang baku. Karena itu, prosedur pengujian
kekerasan pun diatur dan diakui oleh standar industri di dunia sebagai satuan
yang baku. Satuan yang baku itu disepakati melalui tiga metode pengujian
industri permesinan. Hal ini dikarenakan prosesnya sangat mudah dan cepat
cara ini terdiri dari tiga jenis, yaitu pengujian kekerasan dengan metode
yaitu menitik beratkan pada perhitungan kekuatan bahan terhadap setiap daya
98
Perbedaan cara pengujian ini menghasilkan nilai satuannya juga
berupa pyramid intan yang membentuk sudut 136° (ASTM E92). Masa identor
bervariasi antara 1-120 kg. Uji kekerasan Vickers ini diterima secara luas untuk
rentang nilai yang luas. Sehingga Vickers ini dapat digunakan pada material
yang lunak dan material yang sangat keras sekalipun. Harga Vickers atau VHN
𝑑1 +𝑑2
Dimana 𝑑 2 = …..mm²
2
99