Makalah Keseleo Kelompok 5
Makalah Keseleo Kelompok 5
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang ibu berikan tentang makalah
Pengantar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
Terima kasih saya ucapkan kepada ayah dan ibu tercinta yang telah memberi doa dan
memberikan motivasi yang lebih. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Mawar Sari, S.Pd,
M.Pd. Dan terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa tugas yang kami buat ini masih jauh dari kata, sempurna baik
segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pemabaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Semoga tugas ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
Kelompok 5
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa
kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksnakan aktifitas sehari-
hari. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan
adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Tulang merupakan bagian dari tubuh manusia yang sangat penting terhadap
keberlangsungan hidup manusia. Fisik yang baik dan sehat serta dengan keadaan tulang
yang kuat akan memberikan kemudahan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Begitu
pun sebaliknya, jika salah satu tulang dari bagian tubuh manusia mengalami
ketidaknormalan maupun kecacatan, maka hal itu jelas akan dapat mengganggu dan
menambah beban bagi penderitanya.
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf halusinasi
menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi
masyarakat/mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi peningkatan
penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang
tinggal diperkotaan. Sehingga menambah "kesemrawutan" arus lalu lintas. Arus lalu
lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan
kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan cidera tulang atau
disebut fraktur. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang.
Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali terganggu.
Di Indonesia angka kejadian patah tulang atau insiden fraktur cukup tinggi,
berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2013 didapatkan sekitar delapan
juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur yang berbeda dan penyebab
yang berbeda. Dari hasil survey tim Depkes RI didapatkan 25% penderita fraktur yang
mengalami kematian, 45% mengalami catat fisik, 15% mengalami stress spikilogis seperti
cemas atau bahkan depresi, dan 10% mengalami kesembuhan dengan baik (Depkes RI
2013). Karena kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki, akibatnya banyak
1
orang pergi ke dukun pijat karena mereka beranggkapan bahwa gejala fraktur sama
dengan gejala terkilir. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui apa itu fraktur
agar tidak terjadi masalah yang lebih fatal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud terkeseleo?
2. Bagaimana cara mengatasi peserta didik terkeseleo?
3. Bagaimana dampak terkeseleo?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu terkeseleo.
2. Untuk memahami cara mengatasi peserta didik yang terkenak keseleo.
3. Untuk mengetahui dampak dari terkeseleo terhadap system gerak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terkeseleo/Terkilir
Keseleo atau terkilir yaitu cedera pada ligamen, jaringan yang menghubungkan dua
atau lebih tulang pada sendi. Kondisi ini umumnya terjadi pada pergelangan kaki akibat
aktivitas fisik.
Keseleo atau Sprain (dalam bahasa medisnya) adalah cedera pada ligamen, sedangkan
strain merupakan cedera pada otot atau tendon. Ligamen adalah jaringan sekitar sendi
penghubung tulang yang satu dan lainnya, sedangkan tendon merupakan penghubung
tulang dan otot.Sprain sering terjadi pada lutut, tumit, pergelangan tan gan, dan jari jempol
tangan. Sedangkan strain sering terjadi pada tungkai atas dan punggung, seperti pada otot
hamstring (paha) dan lumbar (punggung bawah).
B. Penyebab Terkeseleo/Terkilir
1. Mekanisme Cedera
3
membengkok ke dalam dan terbalik. Tipe ini merupakan cedera yang paling umum
terjadi pada pergelangna kaki (Arnheim, 1985; 473 Peterson dan Renstrom, 1990;
345-346).
Hal ini disebabkan oleh banyaknya tulang penstabil pada sisi belah samping yang
mengakibatkan tekanan pada kaki menjadi terbalik. Jika kekuatan tersebut cukup
besar, pembengkokan dari pergelangan kaki tejadi sampai medial malleolus
kehilangan stabilitasnya dan menciptakan titik tumpu untuk lebih membalikkan
pergelangan kaki (Arheim, 1985; 473).
Ketika serabut otot ligamentum untuk eversi tidak cukup kuat untuk menahan atau
melawan kekuatan inversi, maka serabut ligamentum sisi sebelah samping menjadi
tertekan atau robek. Biasanya terkilir pada kaki bagian samping meliputi satu atau dua
robekan pada serabut ligamentum. Jika satu ligamentum robek, biasanya termasuk
juga ligamentum calcanae fibular akan robek. Tekanan y ang kuat pada tumit
menekan kaki menjadi inverse, membuatn ya lebih mungkin untuk terjadi sprain pada
sisi sebelah luar/samping. Kebalikannya, kaki yang pronasi, kelebihan gerakan atau
adanya tekanan dari telapak kaki sisi sebelah dalam/tengah secara longitudinal lebih
memungkinkan untuk terjadi eversi sebagai salah satu pola sprain pada pergelangan
kaki (Arnheim, 1985; 473).
Cedera sprain pada pergelangan kaki dengan pola eversi lebih jarang terjadi
daripada cedera sprain dengan pola inverse. Mekanisme yang biasa terjadi adalah
olahragawan yang tiba-tiba menapakkan kakinya pada lubang di lapangan olahraga
menyebabkan kaki tergerak dengan paksa dan menanamkan kaki pada gerakan yang
eksternal. Dengan mekanisme ini ligamentum anterior tibiofibular, ligamentum
interosseus dan ligamentum deltoid menjadi robek. Perobekan pada ligamentum
tersebut menyebabkan talus bergerak secara lateral, terutama mengakibatkan
degenarasi pada persendi an, dan juga berakibat adanya ruangan abnormal antara
medial malleolus dan talus (Arheim, 1985; 473, Peterson dan renstrom, 1990; 342-
343).
4
fibula, dan talus melawan medial malleolus untuk menghasilkan patah yang kedua
kalinya.
C. Menghadapi Keseleo/Terkiler
1. Perawatan Keseleo/Terkilir
5
2. Tingkat Pada Kaki Keseleo
Tingkat keparahan keseleo pada pergelangan kaki terbagi menjadi tiga, yaitu
ringan, sedang, dan parah. Berikut ini adalah penjelasannya:
Keseleo tingkat sedang Cedera ini dapat menimbulkan rasa sakit yang luar
biasa pada sekitar pada bagian luar pergelangan kaki disbanding pada keseleo ringan,
seperti timbulnya pembengkakan dan memar selama 12 sampai 24 jam. Perawatan
pada kasus ini:
6
Keseleo tingkat parah merupakan jenis cedera yang serius, ditandai
terjadinya suara robekan atau pecah pada daerah yang mengalami keseleo seringkali
kita rasakan atau kita dengar, akan terjadi rasa sakit secaa cepat dan asa nyeri selama
5 menit. Meskipun dimungkinkan untuk dapat berjalan secara cepat setelah terjadi
keseleo, namun rasa sakit dan nyeri akan meningkat selama 30 menit, kemudian
berlanjut dengan tidak dapat atau sulit untuk bejalan. Akan terjadi memar pada bagian
luar pergelangan kaki, telapak kaki dan kaki bagian bawah. Berjalan atau berlari
sesaat setelah terjadi keseleo akan lebih memperburuk pembengkakan, memar dan
kerusakan yang terjadi diligament.
Perawatan awal dapat dilakukan, seperti pada cedera keseleo yang lebih ringan
menggunakan metode RICE. Penggunaan crutch (tongkat ketiak) dapat juga
digunakan untuk mengistirahatkan secara total bagian pergelangan yang kaki yang
keseleo. Bila ligament pergelangan kaki benar-benar putus, dilakukan pembe dahan.
Apabila semua ligament telah rus ak namun pergelangan kaki tetap stabil (dapat
ditentukan dengan menekan Rumini, dkk).
7
dan bagian luar dari kaki sampai lutut sedikit dibengkokkan. Ulangi 20-30 kali, 3
sampai 4 kali sehari.
3) Latihan menguatkan otot peroneal. Letakkan sebuah gelang karet yang besar,
melingkari kedua kaki yang lurus sambil duduk dilantai dengan kedua kaki lurus.
Dengan gelang kaet tersebut untuk melakukan gerakan berlawanan, bentangkan
kaki. Kedua pergerlangan sebaiknya berjarak 4 sampai 6 inchi. Perlahan-lahan
biarkan kaki membalik (menelungkup). Latihan ini sebaiknya dilakukan 20-30
kali, tiga kali sehari.
4) Berjalan jinjit dengan mengenakan sepatu. Berdiri pada jari-jari kaki dengan
mengenakan sepatu dan berjalan mengeliling jarak semampunya atau selama 5
menit. Lakukan berulang 2 Sampai 3 kali sehari.
5) Berjalan dengan menggunakan tumit kaki dengan menggunakan sepatu.
6) Secara bertahap lakukan kembali aktivitas olahraga, setelah melakukan latihan
peningkatan kekuatan pada pergelangan kaki anda dan rasa sakit berkurang, dapat
melakukan aktivitas fisik/fitness dengan normal.
4. Pencegahan
Tindakan mencegah (preventif) lebih baik dari pada mengobati (kuratif),
karena tindakan preventif biayanya lebih murah serta menghindarkan terjadinya
invalid (cacat seumur hidup). Untuk mencegah cedera olahraga, dibedakan menjadi 2
sebab antara lain:
8
d) Tidak mempunyai kelainan anato mis maupun antropometri.
e) Memakai alat pelindung yang adekuat.
f) Melakukan pemanasan dan pendinginan (hardianto, 1995;77- 80)
Atlet yang pernah mengalami cedera keseleo Usaha pencegahan bila setelah
program rehabilitasi keseleo yaitu:
a) plester atau pembungkus plastic sebaiknya digunkan untuk mendukung
pergelangan kaki selama 4 sampai 6 minggu setelah memulai latihan kembali.
b) Latihan-latihan kekuatan otot-otot periton eal sebaiknya tetap dilakuan selama 2
sampai 3 bulan.
c) Sebaiknya pemakaian plester pada pergelangan kaki tetap dipakai pada janga
waktu yang tidak terbatas (Paul, 2002; 118).
Untuk menghindari cedera keseleo alangkah baiknya melakukan pencegahan
dengan melakukan streatching, pemanasan, latihan penguatan ligament-ligament
sendi, otot dan tendon yang melintasi sendi, latihan pergelangan kaki, serta melakukan
pembebatan pergelangan kaki, pada saat latihan maupun pertandingan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persendian pergelangan kaki mudah sekali terjadi cedera, karena tidak mampu
melawan kekuatan medial, lateral, penekanan dan rotasi. Hal ini terjadi karena lemahnya
otot maupun tekanan dari dalam/luar yang berlebihan. Perawatan ditentukan oleh tingkatan
keseleo, sampai berapa lama perawatan dilakukan sebelum melakukan latihan rehabilitasi.
Upaya pencegahan sebaiknya diprioritaskan daripada upaya penyembuhan untuk
menghindari terjadinya invalid.
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan
pemakalah sendiri. Dan semoga apa yang telah kita diskusikan menambah rasa puji syukur
kita kepada Allah swt yang telah memberikan kita akal pikiran sehingga kita dapat
mempelajari apa yang di ciptakan-NYA. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya. Dan
dalam pembenahan makalah kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Brunker, P dan Khan, K. 1993. Clinical Sport Medicine. Australia: Mc. Graw-Hill
Book Company.
Giam C K, Dr dan Teh KC, Dr. 1993. IImu Kedokteran Olahraga. Jakarta Barat:
Binurupa Aksara. Hardianto Wibowo. 1995. Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera
Olahraga. Jakarta: EGC.
Paul M. Taylor dan Diana K. Taylor. 2002. Mencegah dan mengatasi Cedera
Olahraga. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Peterson, L dan Renstrom, P. 1990. Sport injuries: their preventation and treatment.
London: CIBA-GEIGY.
11