Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tertentu di otak, sehingga sel-sel otak kekurangan darah oksigen atau zat-
zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam
ketika ada iskemia (aliran darah tidak adekuat) menuju bagian otak atau
1
2
umur >16 tahun di Sumatera Barat adalah 12, 2 per mil pada tahun 2013,
ini merupakan peningkatan dari tahun 2007 yang hanya mencapai 10,0 per
mil (Riskesdas, 2013). Data yang di peroleh dari Dinas kesehatan Provinsi
hipertensi, dan ketuaan lansia dengan persentase 13,2% dari 460 kasus
yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang
kelamin, usia, dan gen. Selain itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi
sewaktu (plasma vena) ≥200 mg/dl atau konsentrasi glukosa darah puasa
>126 mg/dl atau konsentrasi glukosa darah >200 mg/dl pada 2 jam
sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)
(Permatasari, 2011).
kenaikan jumlah penyandang diabetes di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun
2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035 (PERKENI, 2015). Global Report
jawab dalam 2,2 juta kematian sebagai akibat dari peningkatan risiko
penyakit kardiovaskuler, stroke dan lainnya, dengan total 3,7 juta orang
Sedangkan pada tahun 2014, sebesar 422 juta orang di dunia menderita
melitus sebanyak 8%, stroke dengan glukosa puasa tinggi sebanyak 9%,
Rahmah Padang, jumlah total pasien stroke dengan diabetes melitus pada
tahun 2016 adalah 94 orang. Pada tahun 2017 didapatkan jumlah total
diabetes melitus di RSI Siti Rahmah Padang dari tahun 2016 ke tahun
2017.
Diabetes Melitus adalah faktor risiko untuk stroke yang tidak dapat
kematian di rumah sakit yang lebih besar baik pada pasien dengan stroke
5
Selain itu, mortalitas lebih tinggi dan hasil pasca stroke lebih buruk pada
pasien dengan stroke dengan kadar glukosa yang tidak terkontrol (Chen et
al., 2016).
efek besar pada risiko stroke di masa depan. Dalam meta analisis 37.736
glukosa darah terus menerus, perilaku diet yang sehat dan penggabungan
obat ke dalam rutinitas sehari-hari selama masa hidup mereka (Tol et al.,
2012).
yang memiliki efek pada kontrol glikemik untuk pasien dengan diabetes
al., 2001). Penelitian oleh Betteng et al tahun 2014, dikatakan bahwa gaya
manfaat besar dari beraktivitas fisik atau berolahraga pada diabetes melitus
baik berpengaruh pada kontrol gula darah yang baik dan menurunkan
yang bukan perokok. Nikotin, yang diketahui sebagai bahan aktif utama
penyakit diabetes melitus berkaitan dengan asap rokok (Xie et al., 2009).
merupakan salah satu dari faktor gaya hidup yang memicu terjadinya
tubuh (WHO, 2005). Efek alkohol pada kadar gula darah, tidak hanya
asupan makanan.
Proses untuk mencerna alkohol yang ada di dalam tubuh kita itu
sama dengan proses saat tubuh kita mencerna lemak. Alkohol yang
yang berperan dalam kontrol glikemik pada pasien diabetes melitus selain
dari gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik,
adalah stres. Stres merupakan gangguan pada tubuh dan pikiran yang
dan marah merupakan bentuk lain emosi. Kehidupan yang penuh dengan
tanggal 21 Mei 2018 di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSI Siti
Rahmah Padang, dari 5 pasien stroke dengan diabetes melitus yang telah
yang buruk yaitu cek glukosa jarang, diet yang tidak terkontrol, kurang
stroke, dan 1 orang memiliki manajemen diabetes yang baik, yaitu sering
cek glukosa, diet yang cukup terkontrol, aktivitas fisik yang dilakukan, dan
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN
tentang faktor risiko pada pasien Stroke dengan Diabetes Melitus pada
keperawatan.
gambaran dari faktor risiko pasien Stroke dengan Diabetes Melitus dan
keperawatan.
berulang dan dapat dijadikan pedoman untuk lebih cermat dan teliti