Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab 4 ini penulis menjelaskan gambaran umum PT PLN (Persero) dan

mendeskripsikan hasil penelitian mengenai strategi Humas PT PLN (Persero) dalam

mengkampanyekan listrik prabayar.

4.1. Sejarah PT PLN (Persero)

PLN memiliki sejarah panjang dalam industri ketenagalistrikan di Indonesia.

Sebagai salah satu perusahaan penyedia listrik di tanah air, PLN berusaha untuk terus

meningkatkan kualitas layanan bagi seluruh komponen masyaraka t Indonesia.

Berawal diakhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistri kan di Indonesia mulai

ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergera k di bidang pabrik gula

dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan

leh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang


Belanda tersebut O

di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada

Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh

para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang

bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno

untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik

Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan

Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit

tenaga listrik sebesar 157,5 MW.


Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN

(Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas

dan kokas (batu bara yang diolah untuk menjadi bahan bakar). Pada 1 Januari 1965 BPU-

PLN dibubarkan, kemudian diresmikan 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan

Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN)

sebagai pengelola gas.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan

Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai

Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga

listrik bagi kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberika n kesempatan kepada

sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994

status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan

juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

Selanjutnya, dengan diterbitkan UU Nomor 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi

sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) dengan tugas

menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

4.2 Logo PT PLN (Persero)


Gambar 4. Logo PT PLN (Persero)
Sumber: Buku Panduan Logo PLN

Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang

tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No.

: 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum

Listrik Negara.

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,

melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau

organisasi yang t erorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk

menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN


bahwa listrik mampu

menciptakan pe ncerahan bagi kehidupan masyarakat. Kunin


g juga melambangkan

semangat yang m enyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang ya di perusahaan ini.
berkar

2. Petir atau Kilat

Melambangkan t sebagai
enaga listrik yang terkandung di dalamnya
produk jasa uta itu petir
ma yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain
pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam

memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah

melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan

kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian

dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.


3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama

yang digeluti perusahaan yaitu : pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring

sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan

terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan

(sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan

manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan

perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

4.3 Kegiatan Usaha

Sesuai Undang-undang No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan

berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha

Perusahaan:

1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup:

a. Pembangkitan tenaga listrik.

b. Penyaluran tenaga listrik.

c. Distribusi tenaga listrik.

d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.

e. Pengembangan penyediaan tenaga listrik.

f. Penjualan Tenaga Listrik kepada konsumen.

2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup:

a. Konsultasi ketenagalistrikan.

b. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.

c. Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:

a. Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi
lainnya untuk kepentingan tenaga listrik.

b. Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan,

transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik.

c. Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketenagalistrikan dan

peralatan lain terkait dengan tenaga listrik.

d. Kerjasama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan

baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional,

telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan.

e. Usaha jasa ketenagalistrikan.

Kegiatan usaha perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

1. Kegiatan Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai indu k perusahaan termasuk

diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan,

transmisi dan distribusi secara umum) dan penunjangny a, rencana pendanaan,

pengembangan usaha, pengembangan organisasi dan SDM. Kegiatan perencanaan

dilakukan oleh induk Perusahaan yang mencakup po kok kebijakan makro,

sedangkan detilnya dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi.

2. Kegiatan Pembangunan

Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik

pembangkitan,transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan organisasi

konstruksi Proyek Induk, sementara itu pelaksanaan pembangunan jaringan

distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi.

Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan APBN

adalah merupakan tugas Pemerintah melalui Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi.
3. Kegiatan Usaha/Operasi

Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat pembangkit

tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat Listrik

Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara, gas alam atau bahan bakar minyak (BBM),

Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin,

Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG gas turbine) berbasis gas alam atau BBM, Pusat

Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi dan Pusat

Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM.

Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi

oleh pusatpusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan

dari beberapa jenis pembangkit, yaitu PLTU berbahan bakar batubara, Pusat Listrik

Tenaga Gas Uap (PLTGU-combined cycle) berbasis gas alam atau BBM, PLTA

berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga uap panas bumi

dan PLTD berbasis BBM.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke gardu induk

melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat tega ngan seperti Tegangan

Ekstra Tinggi (500 kV) danTegangan Tinggi (150 dan 70 kV). Semakin besar daya

yang akan disalurkan melalui kawat transmisi berukuran sama, semakin tinggi

tegangan yang diperlukan. Tingkat tegangan di gardu induk yang berkapasitas 500

kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada pelanggan.

Untuk kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi sebesar

150 dan 70 kV dan jaringan menengah sebesar 20 kV, sementara untuk pelanggan

kecil, energi listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui Jaringan Tegangan

Menengah (JTM) 20 kV dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke


tingkat 380/220 volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah

(JTR) ke sambungan rumah (SR).

4. Kegiatan Riset dan Penunjang

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup:

a. PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan yang bertugas untuk

menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik,

manajemen, keuangan dan administrasi umum.

b. PT PLN (Persero) Jasa Enjiniring yang bertugas untuk memberikan dukungan

dalam studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan

tenaga listrik.

c. PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan K etenagalistrikan yang

bertugas untuk memberi dukungan dalam standarisasi, kalibrasi dan pengujian

peralatan listrik serta instrumen lainnya.

d. PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas untuk memberikan dukungan

dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan

lingkungan bidang ketenagalistrikan serta kelalaian inst alasi tenaga listrik dan

tera meter.

e. PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi yang bertugas untuk

memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi

dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan.

f. PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi yang bertugas untuk memberikan

dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama di sektor

kelistrikan.

Dari kegiatan usaha PT PLN (Persero) di atas, maka penulis dapat

menginterpretasikan bahwa bertujuan agar listrik yang dialirkan di seluruh wilayah


Indonesia dapat dirasakan manfaatnya secara merata oleh masyarakat dalam kurun

waktu yang bertahap serta secara berkesinambungan.

4.4 NILAI-NILAI PERUSAHAAN

Sejak awal berdiri, Perusahaan telah menanamkan nilai-nilai budaya yang kuat dalam menjalin hubungan

yang berkesinambungan dengan para pemangku kepentingan. Hal ini tidak lepas dari falsafah kami yang berlandaskan:

1. Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar

2. Peka tanggap terhadap Kebutuhan Pelanggan

Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan layanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara tepat dan

sesuai.

3. Penghargaan pada Harkat dan Martabat Manusia

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan urangannya serta mengakui dan

melindungi hak-hak kek asasi dalam menjalankan bisnis.

4. Integritas

Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas dan obyektivitas dalam pengelolaan .


bisnis
5. Kualitas Produk

Meningkatkan enerus dan terukur serta


kualitas dan keandalan produk secara terus-m
menjaga kuali
tas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.
6. Peluang untuk Maju

Memberikan pelua usahaan untuk berprestasi dan


ng yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota per
menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

7. Inovatif

Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta

menghargai ide dan karya inovatif.

8. Mengutamakan Kepentingan Perusahaan

Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin setiap keputusan yang diambil demi

kepentingan Perusahaan.

9. Pemegang Saham

Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan

nilai investasi Pemegang Saham.


Dari beberapa falsafah atau nilai-nilai perusahaan di atas, maka dapat

diinterpretasikan bahwa nilai-nilai perusahaan tersebut diciptakan sebagai dasar dalam

menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan para pemangku kepentingan, baik itu antara sesama anggota

perusahaan maupun antara pemegang saham.

4.4.1 TUJUAN STRATEGIS PERUSAHAAN TAHUN 2010-2015

Dengan akan diberlakukan UU No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,

bahwa PLN bukan lagi sebagai PKUK, maka strategi Perusahaan diarahkan menjadi

entitas korporasi yang sehat secara finansial sehingga dapa t melakukan investasi

untuk mempertahankan pangsa pasar dan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah

korporasi.

Untuk mewujudkan visi dan misi, PT PLN (Perser o) menetapkan tujuan

strategis untuk periode 2010-2015 sebagai berikut:

1. Memperbaiki kondisi keuangan PLN.

2. Meningkatkan efisiensi investasi dan operasi.

3. Memperbaiki kinerja operasional.

Dari tujuan strategis perusahaan di atas, maka penulis dapat

menginterpretasikan bahwa tujuan tersebut dibuat agar PLN juga harus dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan pada tingkat keandalan dan pelayanan yang sesuai

dan didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi

dan berperilaku sesuai tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan usahanya.

4.4.2 Prioritas Jangka Pendek


Prioritas jangka pendek adalah mengatasi kekurangan pasokan listrik untuk

mengurangi pemadaman di hampir seluruh wilayah Indonesia, mengatasi krisis

likuiditas, dan meningkatkan kemampuan pendanaan jangka pendek.

Untuk mengatasi tantangan saat ini, upaya yang terkoordinasi sangat diperlukan

melalui efisiensi internal PLN untuk menurunkan biaya pokok produksi; tarif dan

marjin yang berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan PLN dalam mencari

sumber pendanaan; dan tindakan lain Pemerintah seperti suntikan modal, debt-equity

swap, dan Domestic Market Obligation (DMO).

4.4.3 Prioritas Jangka Panjang

Aspirasi jangka panjang Perusahaan adalah bertransformasi menuju Perusahaan

Kelas Dunia, Menguntungkan dan Dicintai Pelanggan dengan Cara yang Ramah

Lingkungan dan Aman.

4.4.4 Sasaran Jangka Panjang PLN Tahun 2010-


2015
a. Menambah k tahun.
apasitas 30 GW pada tahun 2015, atau 5 GW per
b. Menurunkan b h.
iaya pokok produksi menjadi Rp 1.099 per kW
c. Menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi 7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300

menit/9 kali gangguan menjadi 120 menit/4 kali gangguan.

d. Memperkecil gap keuangan menjadi Rp 113-124 triliun.

e. Return On Assets (ROA) menjadi 5,6% sampai dengan tahun 2015.

f.Meningkatkan kemampuan pegawai dan menambah jumlah pegawai lebih dari 20.000

pegawai.

4.4.5 Inisiatif Strategis


Untuk mencapai tujuan di atas, PLN telah menetapkan program transformasi

yang diberi nama program Metamorfosa, yang diwujudkan dalam sembilan inisiatif

strategis - lima inisiatif strategis berkaitan dengan fungsi bisnis inti, dua inisiatif

strategis berkaitan dengan fungsi enabler, dan dua inisiatif strategis sisanya berkaitan

dengan fungsi infrastruktur pendukung untuk membangun citra positif dan keberhasilan

implementasi. Sembilan inisiatif strategis yang dimaksud adalah:

1. Melakukan optimalisasi ekspansi kapasitas dan pembiayaan.

2. Menurunkan biaya energi primer.

3. Melakukan perbaruan kinerja operasinal (Operational Performance

Improvement/OPI).

4. Melakukan procurement excellence.

5. Melakukan commercial excellence.

6. Menerapkan tata kelola pemangku kepentingan (stakeh olders) dan pembuat

peraturan (regulatory).

7. Menerapkan budaya kinerja tinggi dan kepemimpinan yang kuat.

8. Membentuk citra yang positif.

9. Melaksanakan Program Management Office (PMO).

Dari sembilan inisiatif strategis yang dimaksud di atas, maka penulis dapat

menginterpretasikan bahwa sembila inisiatif di atas berfungsi sebagai infrastruktur

pendukung untuk membangun citra positif PT PLN (Persero) di mata publik.

4.5 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.5.1 Strategi

Dalam rangka mempersiapkan organisasi yang efektif dan adaptif, PT PLN

(Persero) telah menciptakan strategi yang telah diterapkan sepanjang tahun 2009.
Tujuan strategi tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan tuntutan bisnis

Perusahaan terutama dalam melaksanakan desentralisasi kewenangan dan sentralisasi

kebijakan strategis, melakukan standarisasi sistem manajemen mutu dan

mengimplementasikan kriteria kinerja yang unggul, menjalankan Sistem Manajemen

SDM Berbasis Kompetensi (MSDM-BK) secara konsisten, melakukan penyempurnaan

Sistem Manajemen Kinerja yang selaras dengan strategi bisnis, dan meningkatkan

keterlibatan pegawai dalam pencapaian visi dan misi Perusahaan.

4.5.2 Kebijakan Bidang Pembangkitan dan Energi Primer

a. Peningkatan kapasitas pembangkitan dengan prioritas pengembangan

pembangkit non BBM.

b. Penggunaan batubara kalori rendah (low rank coal) untu k pembangkit batubara

dan pengembangan pembangkit mulut tambang.

c. Peningka tan keandalan sistem dan kualitas pemeliharaan pembangkit melalui

time–bas ed maintenance dan condition-based (predictive) maintenance, dan

penerapan realibility-center maintenance;. pemanfaatan suku cadang Original

Equipment Manufacture (OEM) maupun non-OEM ih.


terpil
d. Pengupa mer melalui tambang
yaan secara optimal ketersediaan energi pri
batubara, lapangan Geothermal, dan LNG terminal.

e. Pembelian excess power yang memenuhi keekonomian dan pengembangan

distributed generators untuk menekan investasi sarana kelistrikan.

f. Pengupayaan proxy reserve margin (non-BBM) relatif besar untuk menghadapi

risiko keterlambatan listrik swasta.

g. penyediaan tanah lokasi pembangkit oleh PLN setidak-tidaknya empat tahun

sebelum Commercial Operation Date (COD).

h. Optimalisasi penggunaan energi terbarukan.


i. Pelaksanaan program retirement pembangkit yang sudah sangat tidak efisien

dan mengalami derating yang signifikan.

j. Peningkatan efisiensi pembangkitan melalui upaya perbaikan tara kalor dan

penekanan derating pembangkit.

k. Pengupayaan minimalisasi dampak lingkungan operasi pembangkitan.

l. Pemanfaatan potensi energi setempat melalui kerjasama dengan Pemerintah

Daerah, swasta, koperasi dan lembaga swadaya masyarakat untuk penyediaan

listrik bagi komunitas/masyarakat yang sulit terjangkau oleh jaringan, sebagai

salah satu upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.

Dari beberapa kebijakan mengenai Bidang Pembangkita n dan Energi Primer di

atas, maka penulis dapat menginterpretasikan bahwa PT P LN (Persero) berusaha

semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang listrik.

Pengupayaan secara optimal ketersediaan energi primer mela lui tambang batubara,

lapangan Geothermal, dan LNG terminal.

4.6 Akses Informasi dan data Perusahaan

4.6.1 Situs

PLN menyediakan akses informasi kepada pihak publik melalui situs web,

www.pln.co.id. Di dalam situs web tersebut, PLN memberikan informasi yang

mencakup aspek pelayanan pelanggan, info umum, info korporat dan hubungan

investor.

4.6.2 Media Publikasi

PLN menerbitkan berbagai media publikasi seperti Company Profile, dan CSR.
Di samping itu, PLN juga menerbitkan media publikasi yang berisi informasi

mengenai unit bisnis yang dikelola oleh Unit Bisnis di lingkungan PT PLN (Persero)

yang tersebar di seluruh Indonesia. Media publikasi tersebut antara lain: Yes, Saburai,

Pelita Bertuah, INFOPJB, SULUHETAM, DAYA, Warta PLN8, LMK, ICONEWS,

Fokus, Tabaos, WARTA Serumpun Sebalai, P3B Sumatera, LISTRIK KITA, Floeksi,

SULUHDEWATAdan CAHAYA.

4.6.3 Media Massa

Informasi pelanggan juga diberikan oleh PLN melalui media massa dan

majalah. Rubrik tanya-jawab di berbagai koran untuk mem berikan informasi dan

solusi kepada p ara pelanggan. Informasi jadwal pemadaman yang disebabkan oleh

program pemeliharaan dan perluasan jaringan distribusi diumu mkan melalui berbagai

media massa. P rogram edukasi pelanggan mengenai solusi menghemat pemakaian

tenaga listrik s ecara tepat dan cerdas diberikan dalam bentuk brosur yang dilampirkan

dalam majalah.

4.7 Visi dan Misi PT PLN (Persero)

4.7.1 Visi

1. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi

insani.

2. Terwujudnya keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan masyarakat

sehingga akan menunjang keberhasilan kegiatan PT PLN (Persero) dalam

menyediakan tenaga listrik bagi masyarakat.


4.7.2 Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota
perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Berdasarkan visi dan misi di atas, maka penulis dapat menginterpretasikan

bahwa PT PLN (Persero) meyakini bahwa perwujudan Visi dan Misi Perusahaan, harus

dilakukan secara bersama-sama berdasarkan nilai-nilai Budaya Perusahaan, yang

diimplementasik an di seluruh jajaran perusahaan dan dikomunikasikan melalui

sosialisasi kepa da seluruh Unit PLN oleh Tim Sosialisasi PL N Kantor Pusat, serta

ditanamkan kep ada pegawai baru pada masa orientasi. Pada Oktober 2005, telah

diterbitkan Pedoman Perilaku sebagai bentuk implement asi peningkatan dan

penyempurnaan penerapan Budaya Perusahaan dan GCG sebaga i kode etik yang dianut

oleh seluruh pegawai di lingkungan PT PLN (Persero). Ped oman Perilaku tersebut

berisi mengenai ebiasaan


k baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN, serta

mengatur aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang bertang gung jawab, hubungan

profesional antar anggota dan hubungan dengan pihak eksternal.

4.7.3 Motto

PT PLN (Persero) memiliki sebuah motto yaitu Electricity for a Better Life yang artinya adalah Listrik

merupakan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

4.8 Listrik Prabayar

Listrik Prabayar adalah produk dari PT PLN (Persero) yang merupakan layanan

terbaru untuk konsumen dalam mengelola konsumsi listrik melalui meter elektronik
prabayar (MPB), di mana pemakaian listriknya dapat dikendalikan oleh konsumen itu

sendiri. Dengan menggunakan alat yang bernama kWh meter LPB (kWh meter Listrik

PraBayar). Pada saat pemasangan atau penyambungan baru, setiap konsumen

memperoleh pemasokan listrik sesuai dengan kemampuan mereka, alat ini akan di

sertai oleh voucher isi ulang listrik yang disebut dengan Token (stroom). Token

adalah 20 digit angka yang unik dan berisi informasi untuk dimasukkan ke dalam kWh

meter LPB.

Pelanggan bisa membeli Token (isi ulang energi listrik) di payment point dan

ATM dengan jaringan yang luas. Pilihan nilai token bebas atau fleksibel mulai dari Rp

20.1 s/d Rp. 1 Juta. Pelanggan tidak perlu repot membukakan pintu rumah karena

tidak akan didatangi petugas pencatat meter, tidak akan ada kesalahan pencatatan

meter, tidak ada istilah menunggak, sehingga tidak akan didata ngi petugas penagihan,

privasi pelanggan tidak terganggu.

Untuk pe masangan atau penyambungan barunya hampi r sama pada umumnya

dengan pemasan gan dan penyambungan baru listrik yang menggunakan box meter

biasa, dengan sy arat-syarat yang harus dipenuhi oleh konsumen. Harga Listrik prabayar

setara dengan harga listrik paska bayar dan mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Segala sesuatu ada kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan voucher isi

ulang listrik ini, untuk kelebihannya sendiri voucher isi ulang ini meliputi pengendalian

dalam pemakaian, sesuai dengan kemampuan konsumen, tidak ada sanksi

pemutusan seperti halnya box meter biasa jika terdapat tunggakan, tidak dikenakan

biaya beban dimana jika menggunakan box meter biasa terdapat biaya beban kecuali

pada tarif-tarif listrik tertentu dan sebagainya. Sedangkan kekurangannya jika batas

pemakaianya sudah habis maka listrik akan mati seketika tidak perduli waktu siang atau
malam, sedang menggunakan listrik atau tidak, hal ini yang menjadi pertimbangan

konsumen untuk mengganti cara pemakaian listrik.

Sistem Listrik Prabayar yang kini sedang digalakkan PLN akan terus

dikembangkan dengan semangat tinggi oleh PLN. Siapa yang tidak ikut arus baru listrik

prabayar akan ketinggalan nantinya. Kini sudah mulai banyak komplek-komplek

perumahan yang secara kolektif dan masal beralih ke sistem prabayar. Sudah banyak

pula apartemen yang secara total bermigrasi ke prabayar.

Dalam hal ini dengan adanya listrik prabayar kini dapat membantu masyarakat

menengah kebawah karena dulunya listrik prabayar ini pertama kali diadopsi dari

negara afrika dan dikhususkan pada masyarakat menengah kebawah atau yang kurang

mampu karena listrik prabayar ini pada umumnya dapat mengendalikan sendiri

pemakaiannya. Setelah prabayar masuk ke Indonesia ternyata ad anya pergeseran minat,

yang tadinya dikhususkan bagi masyarakat yang kurang mampu ternyata orang kaya

pun mau memakainya seperti pada kawasan elite satu Blok BSD memakai listrik

prabayar, karena beragam motifnya bisa karna ingin berhemat, berawal dari

kekecewaan pada PLN karna listriknya sering mati, tegangan yang tidak stabil maka

dengan itu beralihlah ke listrik prabayar. Untuk kelebihannya sendiri prabayar ini

menggunakan box meter digital yang dapat diisi ulang sendiri dengan token yang

meliputi pengendalian dalam pemakaian, sesuai dengan kemampuan konsumen, tidak

ada sanksi pemutusan seperti halnya box meter biasa jika terdapat tunggakan, tidak

dikenakan biaya beban dimana jika menggunakan box meter biasa terdapat biaya beban

kecuali pada tarif-tarif listrik tertentu dan sebagainya. Sedangkan kekurangannya, jika

batas pemakaianya sudah habis, maka listrik akan mati seketika tidak perduli

waktu siang atau malam, sedang menggunakan listrik atau tidak, tetapi 2 atau 3 hari

sebelum habis lampu pada box meter digital tersebut menyala kedap kedip bewarna
merah adanya tanda peringatan bahwa listrik tersebut akan habis. Hal ini yang menjadi

pertimbangan konsumen untuk mengganti cara pemakaian listrik.

Keunggulan dan manfaat sebenarnya dapat dirasakan langsung oleh pelanggan

Listrik Prabayar berupa :

1. Tidak ada petugas pencatatan meter.

2. Tidak ada sanksi pemutusan.

3. Tidak dikenakan denda keterlambatan.

4. Tanpa Uang Jaminan Pelanggan.

5. Tidak dikenakan biaya beban bulanan.

6. Kemudahan pembelian token/pulsa.

7. Mengendalikan sendiri pemakaian.

8. Pembelian token disesuaikan dengan kemampuan.

9. Privasi tidak terganggu.

Dari beberapa keunggulan dan manfaat yang didapat da lam penggunaan listrik

prabayar di atas, maka penulis dapat menginterpretasikan ba hwa dengan mnculnya

listrik prabayar ini bisa membantu masyarakat mengendalikan konsumsi listrik. Selain

itu dapat mengurangi kecurangan-kecurangan dalam pemakaian listrik.

4.8.1 Cara Mudah Berhemat

Selain itu, dengan semakin beragamnya kebutuhan yang harus dipenuhi, listrik

prabayar merupakan pilihan tepat untuk berhemat. Manfaat hemat yang didapat di

antaranya :

1. Pelanggan dengan mudah dapat memantau pemakaian listriknya setiap saat.

2. Pelanggan dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menggunakan listrik sesuai

anggaran belanja.
3. Pelanggan dengan mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya listriknya

sehingga terhindar dari pemborosan.

Dari beberapa manfaat menggunakan produk listrik prabayar di atas, maka

dapat diinterpretasikan bahwa adanya listrik prabayar ini memberikan kesempatan

kepada pelanggan untuk mengendalikan pemakaian listrik sesuai kebutuhan. Sehingga

pelanggan dapat dengan mudah menegendalikan pemakaian dan biaya listriknya

sehingga terhindar dari pemborosan.

4.8.2 Sistem dan Jaringan Penjualan Token (Isi Ulang Energi Listrik)

Pada gambar di bawah ini dapat kita lihat mengenai sistem dan jaringan

penjualan Token.

Pelg
Prabayar

Gambar 5.
Sistem dan Jaringan Penjualan Token
Berdasarkan gambar mengenai sistem dan jaringan penjualan Token di atas,

maka dapat diinterpretasikan bahwa para pelanggan listrik prabayar dapat membeli

pulsa Token di beberapa tempat seperti berikut :

Daftar bank yang siap melayani pembelian stroom via ATM adalah sebagai

berikut :

1. Bank BRI
2. Bank Mandiri
3. Bank BNI
4. Bank Panin
5. Bank NISP
6. Bank Arthagraha
7. Bank Jabar
8. Bank Mega
9. Bank Bukopin
10. BPRKS (Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya)
11. Bank BCA
12. Bank Buana
13. BPD DIY (dalam proses UAT )
14. Bank DKI (dalam proses UAT)
15. Bank Danamon (dalam proses UAT)
16. Mitra-mitra Bank Bukopin yang sudah terhubung dalam sistem PPOB
17. PT Pos melalui outlet :
tor
- PosKan
bil
- PosMo
18. Bank Mitra PLN melalui Outlet :
Ke depan Bank tidak hanya dapat melayani pembelian d i loket dan ATM saja,
tetapi dapat pula membeli melalui :
- ATM
- Teller
- Internet Banking
- Phone Banking
- SMS Banking
- EDC.
Sehingga memudahkan pelanggan membeli kapan saat diperlukan.

4.8.3 Proses Pemasukan dan Isi Ulang Token

Dapat kita ketahui bersama bahwa produk listrik prabayar merupakan ide baru

yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) untuk meningkatkan loyalitas serta

memberikan kemudahan kepada masyarakat mengenai cara berhemat listrik.


Dibawah ini merupakan proses pemasukan dan isi ulang Token listrik prabayar

Gambar 6.
Proses Pemasukan & Isi Ulang Token
Dari gambar mengenai proses pemasukan isi ulang token atas, maka penulis
di dapat
menginterpretasika lalu pelanggan
n bahwa isi ulang ini bisa dapat dibeli dilangsung
dapat memasukka yang dimasukkan
ATM n 20 digit angka token yang tertera pada
meteran prabayar. langgan langsung
pada struk Setelah itu listrik langsungdapat
menggunakan listr eteran prabayar
menyala dan pe ik. Ketika energi listrik akanmenyala
kedap-kedip yang
habis lampu pada m
Melihat mud a baru ini sangat
bertanda bahwa energi listrik akan habis.
berbeda
dengan cara berla kita sebut paska
ahnya penggunaan listrik prabayar, tentu saja bayar.
Pelanggan paska bayar terlebih dahulu menggunakan listrik, kemudian membayar
car ngganan listrik biasa yang ada saat ini
tagihan rekening listrik dalam periode tertentu setiap bulan sesuai besarnya pemakaian.

Berikut di bawah ini merupakan gambar proses bisnis paska bayar yaitu :
Gambar 7
Proses Bisnis Paska Bayar
Dari gambar proses bisnis paska bayar di atas, maka penulis dapat

menginterpretasikan bahwa adapun proses paska bayar adalah listrik dialirkan

kesetiap rumah-rumah, kantor-kantor, gedung-gedung, dan sebagainya agar dapat

dinikmati setiap individu. Pada akhir bulan pun petugas PLN mengontrol meteran

kesetiap rumah penduduk, data tersebut diolah dan diproses agar tidak terjadi

kejanggalan atau kesalahan pada saat pemakaian ataupun pe masangan listrik. Data

tersebutpun diolah untuk diproses ke rekening. Setiap bulannya masyarakat

membayarkan arif
t pemakaian listrik ke loket terdekat, transfer melalui bank, maupun

melalui kantorpos. Terkadang banyak sekali masyarakat yang sering menunggak

pembayaran listrik, menyebabkan dari pihak PLN harus memutuskan aliran listrik ke

rumah penduduk tersebut.

Sedangkan di bawah ini dapat kita lihat merupakan gambar proses bisnis

prabayar yaitu
:

Gambar 8
Proses Bisnis Pra-Bayar
Dari gambar mengenai proses bisnis prabayar di atas, maka dapat

diinterpretasikan bahwa proses listrik pra-bayar lebih mudah dibandingkan listrik paska

bayar. Listrik Prabayar adalah layanan terbaru untuk konsumen dalam mengelola

konsumsi listrik melalui meter elektronik prabayar (MPB), dimana pemakaian

listriknya dapat dikendalikan oleh konsumen itu sendiri. Dengan menggunakan alat

yang bernama kWh meter LPB (kWh meter Listrik PraBayar). Pada saat pemasangan

atau penyambungan baru, setiap konsumen memperoleh pemasokan listrik sesuai

dengan kemampuan mereka, alat ini akan disertai oleh voucher isi ulang listrik yang

disebut dengan Token. Token adalah 20 digit angka yang unik dan berisi informasi

untuk dimasukkan ke dalam kWh meter LPB.

Pelanggan bisa membeli TOKEN (isi ulang energi listrik) di payment point dan

ATM dengan jaringan yang luas. Pilihan nilai token bebas atau fleksibel mulai dari Rp

20.000 s/d Rp. 1 Juta. Pelanggan tidak perlu repot membukakan pintu rumah karena

tidak akan didatangi petugas pencatat meter, Tidak akan ada kesalahan pencatatan

meter, Tidak adaistilah menunggak, sehingga tidak akan didatangi petugas penagihan,

Privasi pelanggantidak terganggu.

Untuk pemasangan atau penyambungan barunya hampir sama pada umumnya

dengan pemasangan dan penyambungan baru listrik yang menggunakan box meter

biasa, dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh konsumen. Harga Listrik prabayar

setara dengan harga listrik paskabayar dan mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Produk ini merupakan wujud komitmen PLN untuk terus meningkatkan layanan

kepada pelanggan. Jumlah tagihan yang tak terkontrol, diakuinya, selama ini menjadi

salah satu keluhan pelanggan. Sehingga diharapkan, dengan listrik prabayar ini bisa

membantu masyarakat mengendalikan konsumsi listrik.


4.9 Hasil Penelitian

Penulis melakukan penelitian di PT PLN (Persero) PUSAT JAKARTA RAYA,

dalam penelitian ini penulis melakukan depth interview atau wawancara mendalam

dengan key informan. Proses penentuan key informan menggunakan purposive sampling

di mana pemilihan sampel berdasarkan karakteristik yang dianggap mempunyai

keterkaitan dengan penelitian ini. Key informan pada penelitian ini adalah Ahmad

Hidayat yang menjabat sebagai Assistan Analyst Public Relations bidang Komunikasi

Korporat pada Sekretariat Perusahaan di PT PLN (Persero). Pertanyaan yang penulis

ajukan kepada key informan adalah tentang strategi humas PT PLN (Persero) dalam

mengkampanyekan listrik prabayar.

Penulis j uga melakukan wawancara mendalam dengan empat orang informan,

informan yang p ertama adalah Bapak Joko Puji Yuono sebagai karyawan dari PT PLN

(Persero) yang m erupakan bagian dari sekretariat perusahaan yang memakai listrik

prabayar, dan ti ga orang informan yang berasal dari luar kalangan PLN yaitu Bapak

Selamet, Bapak Santoso dan Bapak Tono Andre warga komplek Pondok Kacang

Ciledug.

4.9.1 Strategi Humas P T PLN (Persero)

Strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana, sedangkan rencana merupakan

produk dari suatu perencanaan yang akhirnya perencanaan adalah suatu fungsi dasar

dari proses manajemen.

PT PLN (Persero) dalam membuat strategi terlebih dahulu selalu diawali dengan

beberapa perencanaan. Hal ini serupa dengan pernyataan Key Informan yaitu Ahmad

Hidayat selaku Assistan Analyst Public Relations bidang Komunikasi Korporat pada

Sekretariat Perusahaan di PT PLN (Persero).

“Listrik prabayar ini merupakan layanan terbaru dari PT PLN untuk konsumen
dalam mengelola konsumsi listrik melalui meter elektronik prabayar yang
pemakaian listriknya bisa dikendalikan oleh konsumen sendiri, alat ini disertai
oleh voucher isi ulang listrik yang disebut Token, dan Token ini adalah 20 digit
angka dan berisi informasi untuk dimasukkan dalam kWh meter listrik prabayar,
jadi seperti isi ulang pulsa hanphone saja”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Hidayat di atas penulis dapat

menginterpretasikan bahwa listrik prabayar dibuat untuk memudahkan pelanggan

dalam hal pengendalian pemakaian dan biaya listriknya, sehingga dapat terhindar dari

pemborosan. Di mana konsepnya sama penggunaannya dengan isi ulang handpone

yaitu mengguakan voucher isi ulang listrik yang disebut Token.

Kemudian Ahmad Hidayat menambahkan, ”selain itu strategi Humas PT PLN


dalam mengkampanyekan listrik prabayar yaitu dengan mendatangi daerah yang
sudah dapat menggunakan listrik prabayar seperti d aerah Jawa dan Bali.
Daerah Jawa dan Bali dipilih karena di daerah tersebut Humas sudah melakukan
kampanye”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diinterpr etasikan bahwa strategi

serta perencanaan yang dilakukan Humas PT PLN (Persero) yaitu memilih daerah-

daerah yang strategis untuk mensukseskan keberlangsungan produk listrik prabayar.

Daerah Jawa danBali dipilih karena daerah ini merupakan daerah yang infrastrukturnya

bagus dan unggul dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia khususnya daerah

pelosok. Di daerah Jawa dan Bali tersebut pun Humas PT PL N (Persero) melakukan

kampanye-kampanye untuk mensosialisasikan produk listrik prabayar.

Seperti yang dikemukakan oleh Chander dalam Rangkuti (2005:3) bahwa,


“strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber
daya”.

Dari pendapat di atas, penulis dapat memahami bahwa dalam menjalankan

strateginya, seorang humas harus bisa memanfaatkan kemampuan berkomunikasinya

secara baik agar penyampaian pesan dapat dirasakan publik secara langsung.

Hal ini beliau pertegas lagi dengan pendapatnya bahwa, “tujuan dari kampanye
ini kepada masyarakat untuk mengubah perilaku khalayak secara konkret dan
teratur, membangun kesadaran bahwa energi listrik itu mahal, dapat membujuk
khalayak untuk membeli produk yang kami pasarkan, dan dapat membangun
citra positif lembaga di mata publik”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Hidayat di atas, penulis

dapat menginterpretasikan bahwa produk listrik prabayar bertujuan untuk membuat

masyarakat agar lebih mendisplinkan diri sendiri untuk menggunakan listrik sesuai

dengan anggaran belanjanya. Sehingga sistem prabayar adalah sistem yang ideal dalam

mendukung penghematan listrik nasional di sisi permintaan maupun pasokan, di mana

seperti kita ketahui bersama bahwa listrik merupakan energi yang sifatnya terbatas.

Kemudian Ahmad Hidayat menambahkan, “bisa kita lihat bahwa di Jakarta ini
banyak sekali rumah-rumah yang sering ditinggal oleh pemiliknya, sehingga
listrik tersebut terbuang sia-sia. Dengan menggunakan listrik prabayar
masyarakat dapat mengendalikan pemakaian sesuai kemampuan”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diinterpretasi kan bahwa keberadaan

listrik prabayar s angat membantu masyarakat khususnya pelanggan listrik prabayar.

Mereka dapat dengan mudah memantau pemakaian listri knya setiap saat dan

menggunakan listrik sesuai anggaran belanja.

Kemudian Ahmad Hidayat menyimpulkan, “Jadi listrik prabayar ini adalah


salah satu solusi untuk memutuskan rantai-rantai yang selama ini menjadi
keluhan. M isalnya catat meter yang di tembak, atau di datangi petugas PLN
untuk di p utus, atau ada rumah kosong tapi ada meterandapat dikenakan biaya
abodemen. Jika menggunakan prabayar keluhan sepeti itu semua hilang. Karna
hidup matinya listrik tergantung pada pelanggan yang menggunakan listrik
prabayar”.

Berdasarkan wawancara mendalam di atas, dapat diinterpretasikan bahwa dengan

listrik prabayar kita dapat mengatur sendiri pemakaian listrik, dapat mengatur keuangan

dan menghindari pemborosan pemakaian listrik.

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh beberapa Informan seperti yang

dikatakan Bapak Joko Puji Yuono selaku karyawan pada Sekretariat perusahaan PLN

yang kebetulan pengguna produk listrik prabayar mengatakan bahwa,

“saat beralih ke listrik prabayar saya sering pergi-pergi, rumah sering di tinggal
jadi tidak khawatir jika mau bayar listrik”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Joko Puji Yuono di atas mengenai

listrik prabayar, maka penulis dapat menginterpretasikan bahwa pelanggan dengan

mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya listriknya sehingga terhindar dari

pemborosan.

Pendapat di atas juga dipertegas oleh Informan lain Bapak Tono Andre, warga
Pondok Kacang Prima Blok F3 yang berpendapat bahwa, “karena waktu pakai
paska bayar pengeluaran sangat boros jadi saya ingin berhemat”.

Dari wawancara di atas penulis dapat menginterpretasikan bahwa masyarakat

sudah mulai menyadari penghematan listrik serta menyadari seberapa pentingnya

peranan listrik dalam kehidupan.

Kemudian Bapak Santoso menambahkan bahwa, “saya be ralih ke prabayar agar


dapat mengendalikan sendiri pemakaian listrik untuk me nghindari pemborosan
listrik”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Santoso di a tas maka penulis dapat

menginterpretasikan bahwa sebagian masyarakat sudah mu lai menyadari betapa

pentingnya penghematan listrik dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut pengamatan penulis melalui observasi secara l angsung. Strategi yang

dilakukan Humas PT PLN (Persero) dalam mengkampanyekan produk listrik prabayar

ini berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan melalui mottonya sendiri yang

menyebutkan “Listrik Prabayar, Lebih Mudah Lebih Hemat”, di mana maksudnya yaitu

memberi kesempatan kepada pelanggan untuk mengendalikan pemakaian listrik sesuai

kebutuhan. Sehingga pelanggan dapat dengan mudah menegendalikan pemakaian dan

biaya listrikya serta dapat menghindari pemborosan. Selain itu dapat mempermudah

proses layanan kepada pelanggan juga dapat mengantisipasi keterlambatan pembayaran

rekening. Disamping itu tidak ada masa tenggang, tidak ada pemutusan dari PLN,

harganya pun sama.


Berdasarkan pengamatan dan wawancara di atas dapat diinterpretasikan bahwa

dikeluarkannya produk listrik prabayar ini atas dasar inisiatif oleh pihak PT PLN

(Persero) dan telah di akomodir oleh Pemerintah. Listrik prabayar ini merupakan wujud

komitmen PT PLN (Persero) untuk terus meningkatkan layanan kepada pelanggan.

Sehubung dengan adanya keluhan pada pelanggan paska bayar selama ini seperi

halnya pencatat meter yang terkadang tidak pas, dikenakan biaya keterlambatan, jumlah

tagihan yang tak terkontrol, diakuinya, selama ini menjadi salah satu keluhan

pelanggan. Sehingga, diharapkan dengan listrik prabayar ini bisa membantu masyarakat

mengendalikan konsumsi listrik.

4.9.2 Kampanye Listrik Prabayar

Roger dan Storey dalam Ruslan (2008:23) mengemuka kan bahwa, kampanye
adalah sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang tero rganisasi dengan tujuan
untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran
secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis dapat mema hami bahwa, kampanye

merupakan serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi untuk mencapai tujuan

dan sasaran dalam periode waktu tertentu.

Sehubung dengan pendapat di atas, Humas PLN melakukan kampanye dengan

menyampaikan “pesan” informasi mengenai listrik prabayar melalui perantara media,

baik media cetak maupun media elektronik untuk disampaikan kepada khalayak yang

“bertujuan” untuk mencapai kesamaan makna atas pesan yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan.

Sedangkan definisi yang paling sederhana yang dikutip oleh Karlinah dalam
bukunya komunikasi massa (2008:1.3), yakni komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan oleh penulis bahwa komunikasi massa

itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan

kepada khalayak yang banyak, seperti rapat kabar di lapangan luas yang dihadiri oleh

ribuan, bahkan puluhan ribu orang jika tidak menggunakan media massa maka itu

bukan komunikasi massa. Begitupun dalam menjalankan kampanye, dimana tujuan

kampanye tersebut ingin menginformasikan kepada khalayak luas dengan komunikasi

massa dimana komunikasi massa tersebut menggunakan media massa. Media

komunikasi yang termasuk media massa elektronik adalah radio, televisi, film dan saat

ini juga dimasukkan ke dalam kategori ini adalah internet serta surat kabar dan majalah

yang keduanya disebut sebagai media cetak.

Hal ini dibenarkan oleh Ahmad Hidayat selaku Assistan Analyst Public Relations

bidang Komunikasi Korporat pada Sekretariat Perusahaan di PT PLN (Persero) yang

mengatakan bahwa,

“humas melakukan kampanye, pertama yaitu dengan mengekspose seperti pada


pameran dengan memajang simulasi prabayar dan membuka pendaftaran”.

Dari hasil wawancara di atas, dapat diinterpreta sikan bahwa dalam

mensosialisasikan produk listrik prabayar kepada masyarakat maka humas PT PLN

(Persero) mengadakan kampanye, kampanye pertama melalui sosialisasi mobile di

mana tim Humas langsung terjun langsung pada masyarakat melalui pameran-pameran

serta membuka langsung pendaftaran peralihan ke listrik prabayar.

Selain itu beliau menambahkan, “yang kedua memanfaatkan media massa seperti
media cetak dan elektronik seperti menyebar brosur pada kantor cabang dan unit
PLN, kantor pos hingga Bank dan televisi melalui iklan layanan masyarakat”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa

alternatif lain yang dilakukan yaitu strategi melakukan kampanye ke beberapa media

seperti cetak maupun elektronik. Tujuannya agar masyarakat mengetahui adanya


pelayanan baru listrik prabayar serta mengetahui apa manfaatnya dan cara

penggunaannya.

Menurut Rogers dan Shoemaker dalam Nurudin (2009:188) difusi adalah proses

di mana penemuan disebarkan kepada masyarakat yang menjadi anggota sistem sosial.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa, sesuatu yang baru akan menimbulkan

keingintahuan masyarakat untuk mengetahuinya. Seseorang yang menemukan hal baru

cenderung untuk menyosialisasikan dan menyebarkan kepada orang lain. Jadi sangat

cocok, penemuan ingin menyebarkan, sementara orang lain ingin mengetahuinya. Lalu,

dipakailah media massa untuk memperkenalkan penemuan ba ru tersebut. Jadi antara

penemu, pemakai, dan media massa sama-sama diuntungkan.

Di dalam eori
t difusi inovasi dikatakan bahwa komunik ator yang mendapatkan

pesan dari media massa sangat kuat untuk memengaruhi orang-orang. Dengan

demikian, adanya inovasi (penemuan), lalu disebarkan (difusi ) melalui media massa

akan kuat memengaruhi massa untuk mengikutinya.

Hal ini dipertegas lagi oleh Bapak Ahmad Hidayat yang engatakan bahwa,
m
“tujuan k rilaku khalayak secara
konkret dampanye tersebut adalah untuk mengubah pe membangun kesadaran
bahwa energi listrik itu
an terukur, mahal, untuk
mendidik dapat berhemat,
membujuk ingin
masyarakat beralih memakai
produk yang dipasarkan”.

Berdasarkan hasil wawacara di atas, penulis dapat menginterpretasikan bahwa

listrik merupakan energi yang terbatas keberadaannya, maka dari itu perlunya diadakan

penghematan.

Selain itu beliau juga menambahkan bahwa, “kebetulan pada saat ulang tahun
PLN yang ke 65 yang bertema Go Grasss (Gerakan Sehari Sejuta Sambungan),
dimana Go Grasss ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan masyarakat
terkait penyambungan listrik yang selama ini tertunda karena keterbatasan
investasi yang ada di PLN”.
Dari hasil wawancara di atas, dapat diinterpretasikan bahwa sosialisasi yang

dilakukan Humas PT PLN mengenai listrik prabayar dinilai aktif. Hal ini dibuktikan

pada saat ulang tahun PLN yang ke 65. Dalam acara ulang tahun tersebut mereka juga

mengeluarkan program Go Grasss di mana program ini dimaksudkan untuk memenuhi

permintaan masyarakat terkait penyambungan listrik yang selama ini tertunda karena

keterbatasan investasi yang ada di PLN.

Program Go Grasss ini sebagai upaya PT PLN dalam memberikan pelayanan

listrik yang mudah, murah dan cepat kepada masyarakat sebagai hadiah bagi

masyarakat. Program tersebut sekaligus merupakan upaya PLN untuk mengurangi

daftar tunggu ca lon pelanggan yang selama ini belum dapat terlayani khususnya bagi

pelanggan rumah tangga. Program ini dilakukan dengan menggunakan skema listrik

prabayar. Meka nisme ini akan membantu konsumen mengendalikan pemakaian

listriknya.

Anda mungkin juga menyukai