Notulen Hasil Rapat-2
Notulen Hasil Rapat-2
NOTULEN RAPAT
Tema Rapat : Rapat Persiapan Tim Penyusunan Grand Design SDM Aceh
Hari/Tanggal : 2018
Pukul : 09.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Ruang Rapat, Gedung Utama BPSDM Aceh Lantai 2
Pimpinan Rapat : Kepala BPSDM Aceh
Isi Rapat:
1. Salah satu permasalahan terbesar di Aceh adalah rendahnya potensi SDM karena
pengembangan SDM di tingkat pendidikan tinggi tidak link and match dengan kebutuhan
Aceh. Hal ini merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat
kemiskinan di Aceh.
2. BPSDM Aceh (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aceh) merupakan pemekaran
dari eks. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh (BKPP).
3. Berdasarkan Qanun Aceh No. 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Aceh dan Peraturan Gubernur Aceh No. 103 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
urusan-urusan yang ditangan terkait pengembangan kompetensi, diantaranya:
a. Pendidikan dan Pelatihan
b. Pengembangan Sertifikasi Kompetensi;
c. Tugas/ izin belajar Aparatur, dan Beasiswa Pendidikan Aparatur dan Non Aparatur
4. Pemerintah Aceh sudah mengalokasikan dana yang hampir mencapai 1 Triliun Rupiah untuk
pembiayaan beasiswa pendidikan tinggi, di mulai sejak berdirinya Komisi Beasiswa Aceh
(KBA) yang kemudian berganti menjadi LPSDM Aceh.
5. Tingginya biaya yang dialokasikan tidak sebanding dengan manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat Aceh secara menyeluruh.
6. Sejak dimulai pada 2014, Beasiswa D3 PJM (Program Jalur Miskin) sudah diberikan kepada
lebih dari 600 penerima diseluruh wilayah Aceh.
7. Salah satu permasalahan yang dirasakan oleh penerima beasiswa adalah keterlambatan
pencairan dana beasiswa.
8. Pada pelaksanaannya masih tetap ditemukan penerima Beasiswa PJM yang berasal dari
keluarga mampu.
9. Tidak ada penempatan kerja bagi lulusan D3 Beasiswa PJM seperti yang disebutkan di
dalam kontrak perjanjian penerimaan beasiswa di awal.
10. Berdasarkan data yang ada, jumlah penerima beasiswa S1 lebih banyak di dalam negeri dari
pada di luar negeri, penerima beasiswa luar negeri hanya berkontribusi sebesar 1 persen
dibandingkan penerima beasiswa dalam negeri sebanyak 99 Persen.
11. Ada 3 cara pemenuhan kebutuhan formasi untuk SDM aparatur yaitu relokasi (pemindahan
pegawai dari satu dinas ke dinas lain sepanjang sesuai dengan kompetensinya), penerimaan
pegawai baru sesuai dengan format yang diperlukan, dan yang terakhir adalah mengirim
tugas belajar/izin belajar yang dibutuhkan oleh organisasi. Hari ini peta itu/baik itu road map
atau Grand Design belum ada.
12. Harus ada keseimbangan antar daerah yang menerima beasiswa.
13. Antara pengembangan kompetensi dan peningkatan kulifikasi ada garisnya. Pengembangan
kompetensi sudah jelas ada Perkalan.
14. Keputusan Permen PAN Nomor 38 tahun 2017 tentang standar kompetensi jabatan,
kompetensi jabatan ada 3, kompetensi sosiokultural, manajerial, dan teknis, tambah satu lagi
oleh Mendagri komtepensi kepemetintahan.
15. Ada 2 kompetensi yang dipegang oleh LAN yaitu manajerial dan sosiokultural. Yang
manajerial dihitung dari pra jabatan.
16. Dari 23 kabupaten/kota, tidak ada satupun dari lembaga pemerintahan yang sudah memiliki
akreditasi, jadi semua kegiatan harus dilakukan oleh diklat provinsi.
17. Berdasarkan pada data BPSDM Aceh menunujukkan fakta yang berbeda dimana jurusan
penerima beasiswa S1 tidak sejalan dengan kebutuhan daerah.
18. Ditemukan beberapa kondisi dimana penerima beasiswa pemerintah Aceh justru bekerja di
luar Aceh, ini menjadi sebuah kerugian yang besar bagi daerah karena Aceh telah
mengeluarkan dana yang besar untuk pendidikan sementara daerah lain yang menikmatinya.
19. Penerima beasiswa jenjang S2 dari kalangan aparatur masih sangat rendah dibandingkan
dengan non-aparatur.
20. Berdasarkan data yang dihimpun, ditemukan fakta bahwa beberapa universitas tujuan
penerima beasiswa jenjang S2 luar negeri memiliki peringkat yang jauh dibawah universitas-
universitas lokal di Aceh.
21. Para alumni penerima beasiswa masih banyak tidak mengabdi kembali ke Aceh sepulang
dari program pendidikan ini menjadi concern utama yang jelas dapat merugikan pemerintah
Aceh.
22. Penyebab yang paling rasional karena kurangnya lapangan dan peluang pekerjaan yang di
Aceh. Ini menyebabkan para alumni beasiswa banyak yang hijrah keluar dari Aceh untuk
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
23. Mindset para aparatur tentang jabatan yang akan diperoleh sepulangnya dari pendidikan S3.
Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa selepas masa studi, mereka tidak juga akan
mendapatkan jabatan yang sesuai, karena menurut mereka kunci mendapatkan jabatan
adalah dari pendekatan kepada atasan dibandingkan dengan pendidikan itu sendiri.
24. Beberapa lulusan doktor pada bidang SDM dan perencanaan, namun ternyata hasil penelitian
doktoral mereka masih belum mampu menutupi penyelesaian masalah yang ada di Aceh.
25. Besarnya persentase dokter spesialis non PNS adalah temuan baru yang seharusnya dapat
ditindak lanjuti dalam proses rekrutmen beasiswa dokter spesialis kedepan agar terjadi
keseimbangan penyaluran beasiswa antara PNS dan Non-PNS.
26. Tidak semua SDM yang telah disekolahkan tersebut dapat terserap dan diberdayakan dalam
wilayah Aceh dikarenakan terbatasnya nilai unggul sebagian besar output SDM tersebut
ditambah terbatasnya lapangan pekerjaan baik dari segi pemerintahan maupun industri.
27. Tidak adanya road map yang jelas dari pemerintah untuk kegiatan pengembangan SDM
yang unggul dari Universitas bereputasi dan kebutuhannya bidang study link and match
dengan kebutuhan Aceh.
28. Sebagaian besar dari universitas tujuan pengembangan SDM Aceh di dalam dan luar negeri
masih memiliki nilai kompetisi yang secara nasional apalagi global dan tidak sesuai dengan
yang diusulkan dalam pergub yaitu universitas dengan peringkat 300 besar dunia.
29. Perlu dibuat pemetaan (mapping) potensi dan kebutuhan daerah Aceh secara konkret baik
jangka panjang maupun jangka menengah. Hal ini penting sebagai acuan Pemerintah Aceh
dalam merumuskan kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia kedepannya, terutama
kebijakan pemberian beasiswa Aceh.
30. Sesuai dengan potensi daerah Aceh, pemberian beasiswa Aceh haruslah mengutamakan
bidang-bidang pendidikan yang meliputi: Ilmu dan teknik Pertanian, Perkebunan, Perikanan,
Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan serta Pendidikan Dokter Spesialis dan Sub-
spesialis.
31. Pemerintah perlu memberikan bentuk tekanan kepada setiap penerima beasiswa berupa
kontrak kerja dengan pemerintah atau untuk berkontribusi di dalam daerah Aceh.
32. Perlu dilakukan sensus yang mendata status pekerjaan serta lokasi atau domisili alumni
penerima beasiswa untuk selanjutnya direkomendasi bekerja di institusi-institusi yang
berada di Aceh sehingga mereka punya lembaga yang menampung sekembalinya dari studi.
33. Sebaiknya pemerintah meminimalisir kemungkinan awardee menganggur dengan
memperketat system rekrutmen beasiswa contohnya dengan menambah syarat lampiran
dokumen rekomendasi dari institusi-institusi yang ada di Aceh.