Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH ACEH

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


Alamat : Jln. T. Panglima Nya’ Makam No. 8. Kotak Pos No. 2 Telp (0651) 7552564. Fax (0651) 7552565
Kode Pos. 23125 Banda Aceh

NOTULEN RAPAT

Tema Rapat : Rapat Persiapan Tim Penyusunan Grand Design SDM Aceh
Hari/Tanggal : 2018
Pukul : 09.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Ruang Rapat, Gedung Utama BPSDM Aceh Lantai 2
Pimpinan Rapat : Kepala BPSDM Aceh

Isi Rapat:

1. Salah satu permasalahan terbesar di Aceh adalah rendahnya potensi SDM karena
pengembangan SDM di tingkat pendidikan tinggi tidak link and match dengan kebutuhan
Aceh. Hal ini merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat
kemiskinan di Aceh.
2. BPSDM Aceh (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aceh) merupakan pemekaran
dari eks. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Aceh (BKPP).
3. Berdasarkan Qanun Aceh No. 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Aceh dan Peraturan Gubernur Aceh No. 103 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
urusan-urusan yang ditangan terkait pengembangan kompetensi, diantaranya:
a. Pendidikan dan Pelatihan
b. Pengembangan Sertifikasi Kompetensi;
c. Tugas/ izin belajar Aparatur, dan Beasiswa Pendidikan Aparatur dan Non Aparatur
4. Pemerintah Aceh sudah mengalokasikan dana yang hampir mencapai 1 Triliun Rupiah untuk
pembiayaan beasiswa pendidikan tinggi, di mulai sejak berdirinya Komisi Beasiswa Aceh
(KBA) yang kemudian berganti menjadi LPSDM Aceh.
5. Tingginya biaya yang dialokasikan tidak sebanding dengan manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat Aceh secara menyeluruh.
6. Sejak dimulai pada 2014, Beasiswa D3 PJM (Program Jalur Miskin) sudah diberikan kepada
lebih dari 600 penerima diseluruh wilayah Aceh.
7. Salah satu permasalahan yang dirasakan oleh penerima beasiswa adalah keterlambatan
pencairan dana beasiswa.
8. Pada pelaksanaannya masih tetap ditemukan penerima Beasiswa PJM yang berasal dari
keluarga mampu.
9. Tidak ada penempatan kerja bagi lulusan D3 Beasiswa PJM seperti yang disebutkan di
dalam kontrak perjanjian penerimaan beasiswa di awal.
10. Berdasarkan data yang ada, jumlah penerima beasiswa S1 lebih banyak di dalam negeri dari
pada di luar negeri, penerima beasiswa luar negeri hanya berkontribusi sebesar 1 persen
dibandingkan penerima beasiswa dalam negeri sebanyak 99 Persen.
11. Ada 3 cara pemenuhan kebutuhan formasi untuk SDM aparatur yaitu relokasi (pemindahan
pegawai dari satu dinas ke dinas lain sepanjang sesuai dengan kompetensinya), penerimaan
pegawai baru sesuai dengan format yang diperlukan, dan yang terakhir adalah mengirim
tugas belajar/izin belajar yang dibutuhkan oleh organisasi. Hari ini peta itu/baik itu road map
atau Grand Design belum ada.
12. Harus ada keseimbangan antar daerah yang menerima beasiswa.
13. Antara pengembangan kompetensi dan peningkatan kulifikasi ada garisnya. Pengembangan
kompetensi sudah jelas ada Perkalan.
14. Keputusan Permen PAN Nomor 38 tahun 2017 tentang standar kompetensi jabatan,
kompetensi jabatan ada 3, kompetensi sosiokultural, manajerial, dan teknis, tambah satu lagi
oleh Mendagri komtepensi kepemetintahan.
15. Ada 2 kompetensi yang dipegang oleh LAN yaitu manajerial dan sosiokultural. Yang
manajerial dihitung dari pra jabatan.
16. Dari 23 kabupaten/kota, tidak ada satupun dari lembaga pemerintahan yang sudah memiliki
akreditasi, jadi semua kegiatan harus dilakukan oleh diklat provinsi.
17. Berdasarkan pada data BPSDM Aceh menunujukkan fakta yang berbeda dimana jurusan
penerima beasiswa S1 tidak sejalan dengan kebutuhan daerah.
18. Ditemukan beberapa kondisi dimana penerima beasiswa pemerintah Aceh justru bekerja di
luar Aceh, ini menjadi sebuah kerugian yang besar bagi daerah karena Aceh telah
mengeluarkan dana yang besar untuk pendidikan sementara daerah lain yang menikmatinya.
19. Penerima beasiswa jenjang S2 dari kalangan aparatur masih sangat rendah dibandingkan
dengan non-aparatur.
20. Berdasarkan data yang dihimpun, ditemukan fakta bahwa beberapa universitas tujuan
penerima beasiswa jenjang S2 luar negeri memiliki peringkat yang jauh dibawah universitas-
universitas lokal di Aceh.
21. Para alumni penerima beasiswa masih banyak tidak mengabdi kembali ke Aceh sepulang
dari program pendidikan ini menjadi concern utama yang jelas dapat merugikan pemerintah
Aceh.
22. Penyebab yang paling rasional karena kurangnya lapangan dan peluang pekerjaan yang di
Aceh. Ini menyebabkan para alumni beasiswa banyak yang hijrah keluar dari Aceh untuk
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
23. Mindset para aparatur tentang jabatan yang akan diperoleh sepulangnya dari pendidikan S3.
Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa selepas masa studi, mereka tidak juga akan
mendapatkan jabatan yang sesuai, karena menurut mereka kunci mendapatkan jabatan
adalah dari pendekatan kepada atasan dibandingkan dengan pendidikan itu sendiri.
24. Beberapa lulusan doktor pada bidang SDM dan perencanaan, namun ternyata hasil penelitian
doktoral mereka masih belum mampu menutupi penyelesaian masalah yang ada di Aceh.
25. Besarnya persentase dokter spesialis non PNS adalah temuan baru yang seharusnya dapat
ditindak lanjuti dalam proses rekrutmen beasiswa dokter spesialis kedepan agar terjadi
keseimbangan penyaluran beasiswa antara PNS dan Non-PNS.
26. Tidak semua SDM yang telah disekolahkan tersebut dapat terserap dan diberdayakan dalam
wilayah Aceh dikarenakan terbatasnya nilai unggul sebagian besar output SDM tersebut
ditambah terbatasnya lapangan pekerjaan baik dari segi pemerintahan maupun industri.
27. Tidak adanya road map yang jelas dari pemerintah untuk kegiatan pengembangan SDM
yang unggul dari Universitas bereputasi dan kebutuhannya bidang study link and match
dengan kebutuhan Aceh.
28. Sebagaian besar dari universitas tujuan pengembangan SDM Aceh di dalam dan luar negeri
masih memiliki nilai kompetisi yang secara nasional apalagi global dan tidak sesuai dengan
yang diusulkan dalam pergub yaitu universitas dengan peringkat 300 besar dunia.
29. Perlu dibuat pemetaan (mapping) potensi dan kebutuhan daerah Aceh secara konkret baik
jangka panjang maupun jangka menengah. Hal ini penting sebagai acuan Pemerintah Aceh
dalam merumuskan kebijakan pengembangan Sumber Daya Manusia kedepannya, terutama
kebijakan pemberian beasiswa Aceh.
30. Sesuai dengan potensi daerah Aceh, pemberian beasiswa Aceh haruslah mengutamakan
bidang-bidang pendidikan yang meliputi: Ilmu dan teknik Pertanian, Perkebunan, Perikanan,
Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan serta Pendidikan Dokter Spesialis dan Sub-
spesialis.
31. Pemerintah perlu memberikan bentuk tekanan kepada setiap penerima beasiswa berupa
kontrak kerja dengan pemerintah atau untuk berkontribusi di dalam daerah Aceh.
32. Perlu dilakukan sensus yang mendata status pekerjaan serta lokasi atau domisili alumni
penerima beasiswa untuk selanjutnya direkomendasi bekerja di institusi-institusi yang
berada di Aceh sehingga mereka punya lembaga yang menampung sekembalinya dari studi.
33. Sebaiknya pemerintah meminimalisir kemungkinan awardee menganggur dengan
memperketat system rekrutmen beasiswa contohnya dengan menambah syarat lampiran
dokumen rekomendasi dari institusi-institusi yang ada di Aceh.

 file : D:\@i PoENy@\Diklat Teknis & Fungsional\Diklat 2013\Undangan


34. Sebaiknya direkomendasikan untuk universitas yang menjadi tujuan penerima beasiswa
haruslah dalam peringkat 200 besar dunia.
35. Segala pelatihan aparatur tunduk ke peraturan yang dibuat Perkalan. Pelatihan aparatur yang
ditangani Perkalan mencakup kompetensi sosiokultural, managerial, teknis, dan
kepemerintahan untuk non IPDN.
36. Sangat besar kewenangan yang diberikan kepada BPSDM
37. Saat ini penjaminan mutu untuk kediklatan ada di BPSDM tidak lagi di LAN, sudah
dilimpahkan ke BPSDM
38. Anggaran beasiswa saat ini terkait dengan beasiswa miskin dengan LPSDM, yang kedua
beasiswa hafiz, yang ketiga beasiswa prestasi.
39. Dalam hal pencairan dana beasiswa, Pengelola beasiswa perlu menciptakan sistem dalam
mempercepat ketepatan waktu pembayaran bagi para penerima beasiswa.
40. Merekomendasi untuk sistem rekrutmen harus diklasifikasikan berdasarkan wilayah asal
atau domisili calon penerima beasiswa.
41. Penting bagi para staf pemerintah memiliki kemampuan bahasa inggris dasar.
42. Sebagaimana diketahui para staf akan mengelola dan mengawasi mekanisme beasiswa
LPSDM, misalnya berkomunikasi dengan pihak terkait di Negara tujuan penerima beasiswa
dan mengatur biaya belajar (tuition fee) awardee.
43. Melaksanakan tes pemetaan potensi akademik dan psiko-test bagi seluruh calon penerima
beasiswa untuk menjamin performa penerima beasiswa saat studi.
44. Melakukan verifikasi lapangan kepada seluruh calon penerima Beasiswa PJM di Aceh
bertujuan untuk menutup kemungkinan kasus penerima Beasiswa PJM berasal dari keluarga
yang mampu dan pihak-pihak yang tidak berhak.
45. Diharapakan pemerintah dapat memperluas program vokasi ke program Akademi
Komunitas misalnya jenjang D1, D2 maupun D4.
46. Menurut data yang ada, pengeluaran beasiswa S1 yang terbesar adalah program beasiswa S1
ke luar negeri. Berdasarkan data LPSDM (2017) akses beasiswa ini dinikmati oleh anak-
anak dari latar belakang berkecukupan.
47. Pemerintah perlu mempersiapkan calon penerima beasiswa LPSDM untuk intensif belajar
bahasa. Hal ini bertujuan agar calon penerima beasiswa memiliki daya saing kompetitif
sehingga mampu memenuhi standar universitas tujuan.
48. Masih sedikitnya dosen di perguruan tinggi swasta di daerah Aceh, maka sebaiknya
pemerintah Aceh memperluas cakupan target penerima beasiswa doktoral secara merata ke
seluruh daerah di provinsi Aceh, khususnya untuk tenaga pendidik pada perguruan tinggi.
49. Direkomendasikan kepada pemerintah Aceh untuk melakukan penyeleksian awal yang lebih
ketat dengan memberikan beasiswa untuk orang-orang yang benar-benar memiliki tujuan
untuk perkembangan diri sendiri dan daerah Aceh. Sehingga ketika kembali mereka tidak
menjadi pengangguran.
50. Sebaiknya hasil penelitian para penerima beasiswa khususnya beasiswa doktoral dapat
diimplementasikan di Aceh.
51. Direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi bayi dan ibu hamil dengan
menambah dokter spesialis ibu dan anak.
52. Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar
dan lzin Belajar tertulis bahwa dalarn rangka rnengernbangkan SDM Aparatur perlu
rnendorong setiap aparatur untuk rnengernbangkan diri dan meningkatkan kernampuan serta
profesionalisrne Pegawai Negeri Sipil berbasis kornpetensi rnelalui pendidikan lanjutan
dalam bentuk pernberian tugas belajar dan izin belajar.
53. Yang dilakukan BPSDM adalah pengembangan kompetensi dan dikembangkannya satu
bidang, yaitu bidang pengembangan SDM.

 file : D:\@i PoENy@\Diklat Teknis & Fungsional\Diklat 2013\Undangan


54. Bidang pengembangan SDM terdiri dari 3 subbidang, yang pertama subbidang perencanaan
kerja sama dan pendayagunaan alumni, yang kedua subbidang pengembangan SDM
aparatur, yang ketiga subbidang pengembangan SDM non aparatur.
55. Sebaiknya dokumen antara pengembangan kompetensi dengan peningkatan kualifikasi
memiliki kesamaan arah, namun berbeda pola. Peningkatan kualifikasi itu seperti dari S1 ke
S2, S2 ke S3, baik aparatur maupun non aparatur, baik pra belajar atau izin belajar.
56. Hari ini belum ada peta mengenai hal tersebut, kira-kira keputusan kita itu apa, apalagi kalau
kita bicara tentang pendekatan UU 11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh.
57. Perlu dilakukan sensus yang mendata status pekerjaan serta lokasi atau domisili alumni
penerima beasiswa untuk selanjutnya direkomendasi bekerja di institusi-institusi yang
berada di Aceh sehingga mereka punya lembaga yang menampung sekembalinya dari studi.
Hal ini penting dilakukan demi mengurangi angka pengangguran terdidik Aceh.
58. Merekomendasi untuk sistem rekrutmen harus diklasifikasikan berdasarkan wilayah asal
atau domisili calon penerima beasiswa. Sehingga kandidat berpotensi dari daerah dapat
segera ditampung dan di-upgrade kemampuannya.
59. Kemudian untuk research lebih lanjut, perjalanan dinas pemerintah ke luar negeri untuk
membangun kerja sama universitas tentu menghabiskan anggaran yang cukup besar, untuk
ittu perlu ditinjau dan dievaluasi lebih lanjut seberapa efektif kunjungan luar negeri dengan
data yang terbuka.
60. Melaksanakan tes pemetaan potensi akademik dan psiko-test bagi seluruh calon penerima
beasiswa untuk menjamin performa penerima beasiswa saat studi.
61. Substansinya bukan tidak bagus, tapi tidak merata, tidak adil, karna tidak seluruh Aceh
menikmatinya.
62. Tapi bagaimana caranya? Siapkan mereka dengan memberi pelatihan bahasa untuk
persiapan beasiswa ke depannya seperti LPDP.
63. Tim harus dibagi menjadi dua bidang, yaitu bidang aparatur dan bidang non aparatur dan ada
ketua disetiap bidang bidang.
64. Melakukan verifikasi lapangan kepada seluruh calon penerima Beasiswa PJM di Aceh
bertujuan untuk menutup kemungkinan kasus penerima Beasiswa PJM berasal dari keluarga
yang mampu dan pihak-pihak yang tidak berhak.
65. Memantau dan menindaklanjuti para penerima beasiswa vokasi yang telah lulus dengan
menyediakan lapangan pekerjaan dan/atau memberi pembekal kerja untuk bekerja secara
mandiri.
66. Melihat akses beasiswa vokasi hanya terbatas pada jenjang D3, maka diharapakan
pemerintah dapat memperluas program vokasi ke program Akademi Komunitas misalnya
jenjang D1, D2 maupun D4. Mengingat latar belakang keluarga kurang mampu maka
hardskill atau keterampilan teknis sangat diperlukan untuk dapat terjun langsung kedunia
kerja.
67. Menurut data yang ada, pengeluaran beasiswa S1 yang terbesar adalah program beasiswa S1
ke luar negeri. Berdasarkan data 2017 akses beasiswa ini dinikmati oleh anak-anak dari latar
belakang berkecukupan.
68. Kedepannya beasiswa S1 luar negeri dapat dihentikan untuk mencegah potensi konflik
golongan kaya dan miskin di masa mendatang. Dana beasiswa tersebut dapat dialihkan ke
jenjang S3 untuk memperkuat perguruan tinggi dengan staf pengajar dari lulusan universitas
terkemuka dunia yang memiliki kemampuan mumpuni di bidang mereka masing-masing.
69. Pengalihan juga dapat ditujukan ke akademi komunitas untuk memperkuat SDM vokasi
yang cepat dan lebih banyak jumlahnya sehingga berdampak untuk mengurangi kemiskinan.
70. Mengingat kualitas SDM Aceh kurang mahir dalam bahasa Inggris, maka pemerintah perlu
mempersiapkan calon penerima beasiswa LPSDM untuk intensif belajar bahasa. Hal ini
bertujuan agar calon penerima beasiswa memiliki daya saing kompetitif sehingga mampu
memenuhi standar universitas tujuan.
 file : D:\@i PoENy@\Diklat Teknis & Fungsional\Diklat 2013\Undangan
71. Harus ada sesuatu yang kita terobos untuk membuat anak-anak terpencil itu menjadi
berilmu, setidaknya bisa jadi “keuchik”.
72. Memang ada kekurangan dengan dipotongnya SD, SMP menjadi tanggung jawab
kabupaten/kota, inikan proses pendidikan berkelanjutan dan nyambung, jika SD nya bodoh
maka SMP akan bodoh, dan SMA apalagi, ini jadi permasalahan.
73. Permasalahan di dunia pendidikan cukup banyak, bukan hanya kompetensi guru, tapi juga
pada metoda perekrutannya.
74. Porsi anggaran kecil sekali, padahal yang jdi permasalahan yang paling mendasar adalah
diklat teknis.
75. Dalam penyusun Grand design, kita juga berbicara mengenai pengembangan kompetensi
melalui diklat atau pelatihan, dan peningkatan kualifikasi yang kita kirim melalui tugas
belajar.
76. Harus ada kerja sama dengan universitas yang dituju agar administrasi lebih mudah.
77. Grand design juga harus mencakup tenaga kader untuk pengembangan SDM aparatur.
78. SDM pertambangan, geologi, dan sebagainya itu sangat sedikit.
79. Usulformasi guru harus lewat gubernur, masalahnya banyak guru honorer di kabupaten/kota,
distribusi guru belum merata, dan adanya gep jumlah guru di setiapmata pelajaran.
80. Pengembangan SDM non aparatur juga harus mengarah pada pendidikan koperasi.
81. LPDP itu sekarang dinikmati oleh anak-anak yang S-1 nya di luar negeri, yang bahasa
inggris nya sudah bagus, tidak anak dengan daerah tertinggal yang mendapat beasiswa
karena kendala bahasa inggris.
82. Niat pemberian LPDP sangat bagus, namun mereka yang menikmatinya salah karena
perekrutannya. Fenomena ini yang terjadi, sementara kita akan menyusun Grand Design
83. Maka buatlah ini lebih merata, bisa dirasakan oleh seluruh anak-anak Aceh, jangan hanya
dinikmati oleh anak yang bahasa inggrisnya sudah baik yang mana latarbelakang ekomoni
keluarganya sudah sangat baik (kaya).
84. Mengamati kenyataan bahwa masih sedikitnya dosen di perguruan tinggi swasta di daerah
Aceh, maka sebainya pemerintah Aceh memperluas cakupan target penerima beasiswa
doktoral secara merata ke seluruh daerah di provinsi Aceh, khususnya untuk tenaga pendidik
pada perguruan tinggi. Jadi kedepannya tenaga pendidik pada pendidikan tinggi yang
bergelar doktor akan merata di seluruh daerah Aceh.
85. Melihat banyaknya jumlah penerima beasiswa S3 dari tahun 2012 sampai 2016 yang belum
dimanfaatkan ilmu dan pendidikannya secara maksimal di provinsi Aceh, maka
direkomendasikan kepada pemerintah Aceh untuk melakukan penyeleksian awal yang lebih
ketat dengan memberikan beasiswa untuk orang-orang yang benar-benar memiliki tujuan
untuk perkembangan diri sendiri dan daerah Aceh.
86. Sehingga ketika kembali mereka tidak menjadi pengangguran.Faktanya sedikit sekali
aparatur sipil negara (ASN) Aceh yang bergelar doktor bahkan tidak ada korelasi antara
bidang studi keilmuan dan jabatan. Untuk itu dengan beasiswa doktor khusus ASN akan
memberi kesempatan untuk belajar dan memperdalam ilmu tentang spesifikasi kerja para
ASN.
87. Sebaiknya hasil penelitian dan karya akhir para penerima beasiswa khususnya beasiswa
doktoral dapat diimplementasikan di Aceh. Untuk itu kedepannya pemerintah Aceh dapat
membantu mengkoordinir para pelajar yang akan melakukan penelitian sehingga
peneliannya dapat bermanfaat untuk daerah.
88. Menanggapi keluhan dari para penerima beasiswa S3 tentang biaya hidup (living cost) yang
terbatas, direkomendasikan untuk BPSDM melakukan revisi tentang pembiayaan yang
diberikan. Akan lebih baik jika BPSDM memberikan cost yang setara dengan beasiswa
sejenis secara reguler yang jumlah nya tidak jauh berbeda, contohnya, melakukan
pembiayaan yang kurang lebih jumlahnya seperti beasiswa LPDP.

 file : D:\@i PoENy@\Diklat Teknis & Fungsional\Diklat 2013\Undangan


89. Berdasarkan data (2017), terdapat 251.012 (dua ratus lima puluh satu ribu dua belas) pasien
rawat inap dan rawat jalan dengan jumlah dokter spesialis sebanyak 88 orang. Dengan
demikian kedepannya perlu di buat suatu rencana startegis (renstra) untuk menindak lanjuti
ketimpangan ini agar sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi Rumah Sakit
90. Selanjutnya, seperti telah dipaparkan di bab sebelumnya, data dari dinas kesehatan Aceh
memperlihatkan tingginya angka kematian neonatal di 4 (empat) tahun terakhir. Salah satu
upaya mencapai target penurunan kematian bayi adalah dengan meningkatan akses dan
kualitas pelayanan bagi bayi yang baru lahir Dengan demikian merekomendasikan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan bagi bayi dan ibu hamil dengan menambah dokter spesialis
ibu dan anak.
91. Kesenjangan atara jumlah penerima beasiswa dokter spesialis PNS dengan Non PNS perlu
ditindaklanjuti dengan memberi kuota imbang antara calon penerima beaiswa yang PNS dan
Non-Pns.
92. Selama ini beasiswa dokter spesialis sudah menghabiskan anggaran dana sebesar Rp
21.046.103.000 (Dua Puluh Satu Miliar Empat Puluh Enam Juta Seratus Tiga Ribu Rupiah)
dari tahun 2012 hingga 2016. Untuk itu perlu dibuat evaluasi dan pemetaan alumni tentang
keberadaan penerima beasiswa setelah selesai studi dan sebaiknya dibuat peraturan untuk
kembali ke daerah dan mengabdi untuk Aceh.
93. Harus ada guideline supaya pekerjaan yang dilakukan jelas, jangan sistem kerja semalam.
94. Pertemuan harus dilakukan secara rutin dalam setiap bidang masing-masing.
95. Kerja tim harus terstruktur dan detail, hari apa besok apa, selama 4 bulan, kalau tidak, maka
tidak siap.
96. Yang agak membingungkan ketika dieksekusi adalah yang berkaitan dengan badan dayah
karena kami tidak tahu mekanisme perekrutan anggota untuk beasiswa dayah ini terhadap
anak tahfiz.
97. Kegiatan yang dibuat harus ada dasar baru bisa dibuat pelaksanaannya.
98. Penting sekali Grand Design ini, penting adanya susunan dasar supaya nanti bisa diisi oleh
SKPA, sehingga nanti di perjalanan ini kalau nanti sudah ada mekanismenya, kita bisa
langsung mengeksekusi dengan membuat FGD, untuk aparatur, saya akan undang semua
SKPA supaya bapak-bapak bisa meminta datanya, dan untuk non aparatur juga begitu, aakn
diundanga siapa saja yang menurut bapak/ibu penting.
99. Guru juga harus diberi pelatihan, tentang apa yang belum dikuasai.
100. Metode penyusunan grand design harus jelas.
101. Harus membuat silabus, atau tahapan-tahapan agar perkerjaan lebih terarah dan jelas.
102. Ada guru yang berlebih, dan ada juga guru yang berkurang, ini ada rumusnya untuk
menghitung jumlah guru, oleh karena itu jumlah guru harus sesuai dengan kebutuhan.
103. Harus fokus beri pelatihan bahasa dengan mendatangkan pengajar yang kompeten di
berbagai wilayah. Selain itu, kemampuan bahasa inggris pengajar di daerah juga pas-
pasan.
104. Dibutuhkan tim yang solid untuk pelatihan bahasa yang lebih efisien.
105. Direkomendasikan untuk membuat kerjasama dengan pemberi beasiswa luar negeri,
seperti Fullbright, DAAD, AAS, dll.

Banda Aceh, 2018


Notulis

 file : D:\@i PoENy@\Diklat Teknis & Fungsional\Diklat 2013\Undangan

Anda mungkin juga menyukai