Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344310934

ANALISA CAMPURAN METANOL-PERTALITE TERHADAP KINERJA DAN SUHU


KERJA MOTOR

Article in Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur · June 2020


DOI: 10.33795/jetm.v3i01.53

CITATIONS READS

4 1,481

4 authors, including:

Sugeng Hadi Susilo Hari Rarindo


Politeknik Negeri Malang Politeknik Negeri Malang
67 PUBLICATIONS 112 CITATIONS 13 PUBLICATIONS 13 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sugeng Hadi Susilo on 19 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

JURNAL ENERGI DAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR (JETM)


Homepage jurnal: http://jetm.polinema.ac.id/

ANALISA CAMPURAN METANOL–PERTALITE


TERHADAP KINERJA DAN SUHU KERJA MOTOR
Sugeng Hadi Susilo1*, M Fanny Suharono1, Hari Rarindo1, Hangga Wicaksono1
1
Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang, Soekarno Hatta 9-Malang, Indonesia
shadis172.gh@gmail.com1, suharonof@gmail.com2

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT

Naskah Diterima 29/06/2020 The study aims to determine the effect of using a mixture of methanol add on to
Naskah Direvisi 30/06/2020 pertalite to the performance of gasoline engines, especially injection system with a
Naskah Disetujui 30/06/2020 capacity of 250 cc engine with two cylinders. This research used experimental
Naskah Online 30/06/2020 method with variables used in this research is mixture of pure pertalite (P), mixture
of pertalite - methanol 90% - 10% (PM1), mixture of pertalite - methanol 80% -
20% (PM2), mixture of pertalite - methanol 70% - 30% (PM3), mixed pertalite -
methanol 60% - 40% (PM4), 50% - 50% (PM5) pertalite - methanol mixtures,
pertalite - methanol 40% - 60% (PM6). Variable related in this research is power,
torque and working temperature of the engine. The results of this study indicate that
the addition of methanol with pertalite fuel tends to produce lower power and
torque, while the temperature of the radiator and exhaust system shows that the use
of methanol mixture with pertalite fuel can significantly increase the engine
temperature of the vehicle.
Keywords: methanol, power, torque, temperature

1. PENDAHULUAN
Peningkatan konsumsi energi pada sektor transportasi bakar alternatif yang bertujuan untuk mengurangi
meningkat beberapa tahun belakangan ini. Penjualan penggunaan bahan bakar fosil secara murni (tanpa
Pertalite dari Januari hingga Juli tahun 2017 tercatat campuran) mengingat bahan bakar fosil merupakan
7,63 juta kilo liter (kl) atau meningkat 363,7 persen bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui.
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Metanol adalah salah satu jenis bahan bakar
sebesar 1,64 juta kl [1]. Maka dari itu perlu adanya alternatif untuk mesin pembakaran dalam dan
sumber bahan bakar alternatif yang dapat mengurangi beberapa jenis mesin lainnya yang kurang mendapat
penggunaan bahan bakar fosil. perhatian.Metanol dapat digunakan dengan
Pihak pertamina menerangkan bahwa pihak mencampurkannya dengan bensin atau dipakai
pertamina siapkan 3 (tiga) kali lipat dari jumlah pasokan sendirian (metanol murni). Sebagai senyawanya
awal yang berkisar 40 kiloliter menjadi 120 kiloliter sendiri, metanol dapat dicampurkan dengan bahan
untuk pertalite. Methanol sendiri dapat diproduksi bakar minyak (BBM) yang mampu menghasilkan panas
melalui proses gasifikasi oleh batubara yang mana yang lebih besar daripada BBM[3][4].
banyak tersedia di Indonesia[1], [2]. Indonesia
merupakan penghasil barang tambang terbesar 1.1 Tinjauan Pustaka
didunia, salah satunya yaitu batubara. Beberapa 1.1.1. Motor Bensin
Motor bensin adalah jenis motor pembakaran
daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia
dalam yang menggunakan campuran udara dan bahan
adalah Sumatra Selatan (22.240 juta ton), Kalimantan bakr dan pematik (busi) untuk menghasilkan daya.
Tmur (19.567 juta ton), Kalimantan Selatan (8.674,56 Pada motor bensin, proses konversi energi berawal
juta ton), dan Riau (2.057 juta ton). Penggunaan dari energi kimia (bahan bakar) yang diubah menjadi
metanol sebagai campuran bahan bakar pada panasa kemudian menjadi energi mekanik (putaran
kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber bahan mesin)[4]–[6]. Pada motor bensin menggunakan

27
JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

karburator, piston, dan pematik, mesin ini disebut Tabel 1. Data Spesifikasi Metanol
dengan system konvensional, jika tidak menggunakan No. Karakteristik Satuan
karburator maka menggunakan electric fuel injection 1. Temperatur 455°C
(efi)[7], [8]. Karburator dan efi ini berfungsi penyalaan
mengkabutkan udara dan bahan bakar kedalam ruang 2. Kelarutan di dalam (20°C) larut
bakar. Busi (pematik) berfungsi sebagai pemicu air
timbulnya bunga api listrik. Proses pembakaran pada 3. Titik leleh -98°C
motor bensin terjadi beberapa derajat menjelang akhir 4. Massa molar 32.4 g/mol
langkah kompresi, setelah bahan bakar dan udara 5. Densitas 0.792g/cm3 (20°C )
terbakar melepaskan energi untuk mendorong piston 6. Angka pH 7.0(10g/l,H2O,
bergerak ke titik mati bawah. Motor bensin dalam 20°C)
operasinya menggunakan siklus otto[9], [10]. 7. Titik didih 64.5°C (1013 hPa)
8. Tekanan uap 128 kPa (20°C)
1.1.2. Bahan bakar 9. Batasan ledakan 5.5 – 3.5 %(V)
Bahan Bakar Minyak adalah salah satu unsur vital 10. Titik nyala 15.6°C
yang diperlukan dalam pelayanan kebutuhan
masyarakat umum baik di negara-negara miskin, 1.1.4. Energi
negara negara berkembang maupun di negara-negara Energi adalah kemampuan untuk melakukan
yang telah berstatus negara maju sekalipun[9]–[11]. kerja. Energi dapat berbentuk macam-macam, seperti
Pertalite adalah bahan bakar minyak yang diproduksi energi panas, energi cahaya, energi listrik, dan energi
oleh Pertamina yang mempunyai nilai oktan 90. mekanik. Energi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
Pertalite direkomendasikan untuk mesin dengan rasio a. Energi Kinetik
kompresi 9:1 – 10:1, terutama kendaraan yang suah Energi kinetik adalah energi gerak. Para kimiawan
mengusung teknologo EFI dan catalyc converters mempelajari partikel yang bergerak, khususnya gas,
(perubahan katalik). Komposisi dari pertalite sendiri karena energi kinetik dari partikel ini membantu untuk
adalah campuran dari nafta yang mempunyai RON 65- menentukan apakah suatu reaksi dapat terjadi, selain
70, nafta sendiri adalah material yang memilki titik didih faktor ada tidaknya tumbukan antar partikel dan
antara gasoline dan kerosin yang biasa digunakan perpindahan energi.
untuk pelarut karet, bahan awal etilen, dan bahan bakar b. Energi Potensial
jet (JP-4). Nafta yang mempunyai RON 65 – 70 Energi potensial adalah energi yang
dicampur dengan HOMC (High Octane Mogas tersimpan. Setiap benda mempunyai energi potensial
Component) agar nilai oktan-nya menjadi 90. yang tersimpan berdasarkan posisinya. Para kimiawan
lebih tertarik dengan energi potensial yang tersimpan
1.1.3. Metanol dalam ikatan kimia, yaitu gaya yang menyatukan atom-
Metanol merupakan alkohol yang paling sederhana atom di dalam senyawa. Energi potensial tersebut akan
yang ditemukan dalam kimia dan volatile dan mudah dibebaskan menjadi bentuk energi lainnya saat reaksi
terbakar. Metanol juga disebut metil alkohol dan dibuat kimia.
oleh gabungan dari kelompok metil (CH3-) dan
kelompok hidroksida (OH) sehingga membentuk 1.1.5. AFR (Air Fuel Ratio)
CH3OH sebagai rumus kimianya. Senyawa ini juga Air Fuel Ratio adalah perbandingan udara dan
tidak berwarna dan memiliki bau yang mirip dengan bahan bakar (bensin) yang masuk ke dalam ruang
ethanol. Metanol mampu membentuk ikatan hidrogen bakar mesin [6]. Teori stoikiometri menyatakan AFR
dengan air dan juga dengan alkohol lainnya sehingga yang ideal adalah 14,7:1,artinya untuk membakar 1
memungkinkan untuk bercampur dengan baik dengan gram bensin dibutuhkan 14,7 gram udara untuk
air dan alcohol di bandingkan dengan etanol, menghasilkan pembakaran yang sempurna[3], [8], [9],
keasaman metanol lebih tinggi, juga sedikit lebih tinggi [13].
dari air[12].
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme 1.1.6. Daya
anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah Daya merupakan energi yang dihasilkan mesin
uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah untuk tiap satuan waktu atau laju energy yang
beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi dihantarkan selama melakukan usaha dalam periode
oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi waktu tertentu(Yuniarto, 2017: 57). Satuan
karbon dioksida dan air. Data spesifikasi dari metanol Internasional untuk daya adalah joule/sekon (J/s) atau
dapat dilihat pada Tabel 1. Reaksi kimia metanol yang W (watt), satuan daya lainnya yang sering digunakan
terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan adalah daya kuda atau horse power (hp),dimana1 hp =
air adalah sebagai berikut: 745.7 watt. Daya sendiri terbagi menjadi 2 (dua) jenis
2CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O yaitu:
a. Daya indikator (daya yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar dengan udara dalam
silinder)

28
JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

b. Daya mekanis (daya yang dihasilkan mesin untuk 1.1.9. Sasis Dinamometer
menggerakkan poros). Sasis dynamo meter adalah suatu alat pengukur
Besarnya prestasi motor tergantung dari daya yang torsi dan daya menggunakan prinsip meletakan roda
dapat ditimbulkan. Semakin tinggi frekuensi putaran diatas rol. Dalam pengukuran daya dan torsi dilakukan
pada motor maka makin tinggi daya yang diberikan, hal dengan meletakan kendaraan secara langsung dari
ini disebabkan semakin besarnya frekuensi maka pemindah daya tanpa memindahkan mesin dari
semakin banyak langkah kerja yang dialami pada rangka. Sasis dynamometer dibedakan menjadi 2 (dua)
waktu yang sama [8], [14], [15]. jenis: on axle torque and horse power dimana pada
saat pengujian, roda kendaraan bagian kana dan kiri
1.1.7. Torsi harus dilepas, sehingga adaptor dari dynamometer
Torsi adalah gaya yang dapat membuat benda dapat dipasangkan pada poros roda kendaraan dan on
bergerak rotasi pada porosnya. Pada penerapan di wheel torque and horse power dimana pada saat
motor bakar, torsi adalah gaya piston bergerak turun pengujian roda kendaraan bertumpu pada roler yang
dikalikan jarak dari tengah crank pin ke titik tengah terhubung ke dynamometer yang berfungsi sebagai
poros engkol. Torsi diperlukan untuk menggerakkan input torsi dan daya. Sasis dinamometerdalam hal lain
piston dari posisi diam hingga bergerak. Torsi pada juga dapat digunakan untuk pengujian berbagai
ruang bakar terjadi saat langkah kompresi, dimana aktivitas pengembangan mesin seperti pengembangan
campuran bahan bakar dan udara disulut dengan sistem pembakaran mesin.
pematik sehingga terjadi ledakan dalam silinder.,
menghasilkan gaya impuls. Gaya impulsive motor 2. METODE PENELITIAN
bakar kecil saat torsi mesin kecil dan gaya impulsive 2.1 Metode dan Material
tinggi saat torsi tinggi. Besarnya gaya ledakan pada  Spesifikasi motor bensin
proses pembakaran tergantung pada jumlah udara Mesin yang digunakan untuk penelitian ini adalah
yang masuk kedalam silinder, sebab jumlah udara sepeda motor bensin 4 langkah dengan sistem injeksi
menghasilkan daya. Saat putaran rendah maka dengan kapasitas silinder 250 cc dengan merk yamaha
gerakan piston pelan sehingga jumlah campuran udara R25, Tabel 2 berikut menunjukkan spesifikasi dari
dan bahan bakar yang masuk dalam silinder rendah. mesin penelitian :
Sebaliknya saat putaran tinggi gerakan piston cepat Tabel 2. Spesifikasi Kendaraan
dan jumlah campuran udara dan bahan bakar yang
masuk akan banyak. Akan tetapi pada batas putaran 4 langkah DOHC, Liquid
Tipe mesin :
tertentu jika putaran motor terlalu tingg, maka Cooled, Fuel Injection
kemungkinan katup masuk menutup sebelum udara Diameter
: (60,0 x 44,1)mm
masuk ke silinder. Torsi sendiri terjadi di ruang bakar langkah
saat langkah kompresi. Torsi juga berfungsi untuk Volume silinder : 249,25 cc
akselerasi pada awal bergerak, kondisi ini
menunjukkan gaya putar pada poros engkol[16]. Susunan silinder : Dual Silinder/tegak segaris
Power
1.1.8. Dinamometer : 35,6 Hp/12000 Rpm
maksimum
Dinamometer adalah alat untuk mengukur torsi dan
daya mesin pada kecepatan tertentu. Dinamometer Torsi maksimum : 22,6 Nm/10000 Rpm
sendiri mempunyai beberapa alat penunjang seperti Sistem
roler, blower, system pengunci yang bertujuan : Basah
pelumasan
mencegah terjadinya goyangan pada kendaraan saat
Oli mesin : Total 2.40 Liter
dilakukan pengujian, dan computer yang berfungsi
sebagai keluaran data tentang kemampuan daya dan Rasio gigi : 1-N-2-3-4-5-6
torsi yang tercapai dalam bentuk angka dan grafik.
Dinamometer yang digunakan untuk penggerak Sistem starter : Electric starter
maupun penyerap tenaga disebut dinamometer aktif.
Sumber : https://www.yamaha-motor.co.id/product/r25/
Prinsip kerjadinamometer menggunakan prinsip
kopel, dimana mesin dikopel pada poros dinamometer,
2.2 Eksperimental Set-up
selanjutnya pada poros terpasang sebuah rotor. Saat
Tabel 3 menunjukkan data pada pencampuran
rotor berputar, stator generator bergerak yang
bahan bakar pertamax dengan metanol:
disebabkan oleh putaran mesin. Ujung lengan torsi
terhubung pada neraca pegas yang terkait pada rangka
bawah. Pada saat dinamometer beroperasi, neraca
pegas akan tertarik dan mengukur beban yang
ditunjukan skala.

29
JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

Tabel 3 Persentase Campuran Pertamax dan Metanol


Volum
Me
Campur e Pertam Pertam Met
t
an % 100% ax % ax (ml) (ml)
%
(ml)
PM 0 1000 100 0 1000 0
PM 10 1000 90 10 900 100
PM 20 1000 80 20 800 200
PM 30 1000 70 30 700 300
PM 40 1000 60 40 600 400
PM 50 1000 50 50 500 500
PM 60 1000 40 60 400 600
210
Total 4900
0 5

Proses pengujian dan pengambilan data daya, torsi, 6


dan suhu kerja mesin kendaraan dengan langkah –
langkah sebagai berikut:
1. Pencampuran bahan bakar
Gambar 2 Skema pengujian suhu kerja mesin
2. Mengisi bahan bakar yang telah di campur pada
Keterangan gambar:
tangki kendaraan. Sebelum melakukan pengujian, 1. Dinamometer.
pastikan sistem injeksi dan pengapian dalam 2. Mesin motor.
keadaan normal dan standar. 3. Sistem pengaman pada dynamometer.
3. Menempatkan sepeda motor pada tempat 4. Komputer .
pengujian yaitu pada unit chasis dynamometer 5. Penempatan thermocouple pada saluran gas
untuk melakukan pengujian daya dan torsi. buang.
4. Pengujian daya dan torsi dilakukan menggunakan 6. penempatan thermocouple pada radiator
metode full open throtle yaitu saat perpindahan 7. LCD untuk menampilkan data hasil pembacaan
suhu dari thermocouple.
gigi tidak menarik gas secara penuh dan saat top
gear pedal gas di tarik penuh sampai grafik pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
monitor terlihat menurun.
5. Pengujian suhu mesin kendaraan dilakukan Data hasil pengujian daya dan torsi kendaraan
dengan caara mengukur suhu pada saluran gas dengan variasi campuran bahan bakar pertalite dengan
buang dan radiator kendaraan dengan cara methanol di lampirkan pada Tabel 4 sebagai berikut:
menahan putaran mesin pada putaran putaran
Tabel 4 Data Uji Daya
tertentu

3
1

Gambar 1 Skema pengujian daya dan torsi Gambar 3 Hasil Uji Daya

30
JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 3, dapat dilihat bahan bakar tersebut lebih kecil bila dibandingkan
pada penggunaan pertalite tanpa campuran methanol dengan campuran lainnya.
(P) dan pertalite dengan campuran methanol sebanyak Data hasil pengukuran suhu pada radiator dan
10% (PM1), 20% (PM2), 30% (PM3), dan 40% (PM4) saluran gas buang dilampirkan pada Tabel 6 dan Tabel
menunjukkan tidak terjadinya peningkatan daya yang 7 sebagai berikut:
signifikan pada putaran mesin 2500 rpm, sedangkan
pada campuran methanol 50% (PM5) dan 60% (PM6) Tabel 6 Data Pengukuran Suhu Pada Radiator
pada putaran mesin 2500 rpm cenderung turun.
Peningkatan daya terjadi pada penggunaan campuran
methanol 40% pada putaran mesin 10000 rpm.
Hasil pengujian torsi dapat dilihat pada Tabel 5 dan
Gambar 4 berikut ini.

Tabel 5 Data Pengujian Torsi

Tabel 7 Data pengukuran Suhu Pada Saluran


Gas Buang

Gambar 5 Perubahan Suhu Pada Radiator

Gambar 4 Hasil Pengujian Torsi

Gambar 4 menunjukkan bahwa pencampuran


methanol dengan bahan bakar pertalite pada tiap
campuran tidak mengalami peningkatan torsi yang
signifikan pada putaran mesin menengah keatas,
perubahan torsi hanya terjadi pada putaran mesin
menengah kebawah yaitu pada putaran mesin 2500
rpm hingga 5000 rpm, campuran methanol sebanyak
10%, 20%, 30%, dan 40% menghasilkan torsi cukup
besar yang berada yang mencapai 3.15 kgm pada
putaran 5000 rpm dengan campuran methanol
sebanyak 40%, bila dibandingkan torsi pada campuran
methanol sebanyak 50% yang menghasilkan torsi
paling tinggi hanya mencapai 2.96 kgm pada putaran Gambar 6 Perubahan Suhu Pada Saluran Gas Buang
mesin 10000 rpm dan 60% pada bahan bakar pertalite
menghasilkan 3.07 pada 7500 rpm, hal ini juga Pada Gambar 5 pengukuran suhu yang diukur
dikarenakan energi yang dihasilkan oleh campuran pada saluran gas buang dan radiator menunjukkan
bahwa penggunaan bahan bakar pertalite murni
menghasilkan panas yang lebih tinggi dibanding suhu

31
JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

yang dihasilkan oleh campuran methanol dengan campuran methanol dengan bahan bakar pertalite
bahan bakar pertalite dengan rasio perbandingan dapat meningkatkan suhu mesin kendaraan secara
methanol:pertalite 10:90 (PM1); 20:80 (PM2); 30:70 signifikan, peningkatan suhu dikarenakan
(PM3); dan 40:60 (PM4), hal ini dikarenakan campuran bahan bakar dengan udara yang kurus.
pembakaran yang terjadi dalam mesin motor dengan
penggunaan bahan bakar pertalite tanpa campuran
methanol mengandung lebih sedikit konsentrasi kadar 6. DAFTAR PUSTAKA
oksigen, sehingga pembakaran yang terjadi dalam
ruang bakar kurang sempurna. Hal ini juga dikarenakan [1] H. Nugroho, “Apakah persoalannya pada
sihfat methanol yang lebih mudah terbakar dibanding subsidi BBM ?,” pp. 1–22, 2004.
bahan bakar pertalite sehingga membuat pembakaran
terjadi lebih cepat, pernyataan tersebut dapat dilihat [2] S. Ika, “Kebijakan Hilirisasi Mineral : Policy
pada Gambar 6 suhu saluran gas buang dan suhu pada Reform untuk Meningkatkan Penerimaan
radiator kendaraan dengan campuran methanol Negara,” Kaji. Ekon. dan Keuang., vol. 1, no. 1,
terhadap bahan bakar pertalite dengan rasio campuran pp. 42–67, 2017, doi: 10.31685/kek.v1i1.259.
methanol:pertalite 50:50 (PM5) dan 60:40 (PM6)
[3] J. T. Mesin and F. Teknik, “PENGARUH
dimana terjadi kenaikan suhu saluran gas buang yang
BIOETANOL TERHADAP LAMBDA DAN EMISI
signifikan yang mencapai 203.34°C di rpm 3000,
GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR,” 2015.
322.39°C di rpm 5000, 385.29°C di rpm 7000 pada
campuran (PM5) dan mencapai 222.26°C di rpm 3000, [4] A. S. Nugroho, J. Teknik, M. Akademi, and T.
353.1°C di rpm 5000, 477.11°C di rpm 7000 pada Warga, “Pengaruh campuran metanol terhadap
campuran (PM6) dibanding dengan penggunaan bahan prestasi mesin 1,” pp. 441–446, 2015.
bakar pertalite tanpa campuran methanol yang hanya
mencapai 230°C di rpm 3000, 313.5°C di rpm 5000, [5] I. Wiratmaja, “Analisa Unjuk Kerja Motor Bensin
328.3°C di rpm 7000. Suhu saluran gas buang paling Akibat Pemakaian Biogasoline. Jurusan Teknik
optimal terdapat pada rasio perbandingan Mesin. Universitas Udayana. Bali.,” vol. 4, no. 1,
methanol:pertalite 10:90 (PM1); 20:80 (PM2); 30:70 2010.
(PM3); dan 40:60 (PM4) yaitu 207.11°C di rpm 3000,
304.7°C di rpm 5000, 309.3°C di rpm 7000 pada [6] P. Kristanto, D. F. Teknik, J. Teknik, M.
campuran (PM1); 204.4°C di rpm 3000, 261.38°C di Universitas, and K. Petra, “Pengaruh Suhu dan
rpm 5000, 309.22°C di rpm 7000 pada campuran Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor
(PM2); 202.15°C di rpm 3000, 262.17°C di rpm 5000, Diesel Tipe 4 JA 1,” vol. 1.
329.13°C di rpm 7000 pada campuran (PM3);
201.36°C di rpm 3000, 288.22°C di rpm 5000, 351.22°C [7] M. Berteknologi, E. F. I. Dengan, and B. Bakar,
di rpm 7000 pada campuran (PM4) hal tyersebut terjadi “INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 2012,”
karena pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar vol. 13, no. 1, pp. 81–90, 2012.
mengandung konsentrasi oksigen yang meningkat dan
terjadinya penurunan energi yang disebabkan oleh [8] F. X. Sukidjo, “Performa Mesin Sepeda Motor
kandungan methanol dalam bahan bakar pertalite. Empat Langkah Berbahan Bakar Premium dan
Sedangkan pada pengukuran suhu radiator tidak terjadi Pertamax,” Forum Tek., vol. 34, no. 1, pp. 61–
peningkatan suhu yang signifikan dikarenakan suhu 66, 2011.
cairan pendingin mempunyai batas suhu maksimal
dikisaran 100°C, hal ini juga ditunjukkan pada Gambar [9] M. Sepeda and M. Langkah, “The effect Of The
6 dan Tabel 7, suhu paling tinggi yang hanya mencapai Use Of Spark Plug Variation On Motorcycle
106.27°C pada campuran PM6. Engine Performance 4 Steps,” 2008.

4. KESIMPULAN [10] M. Darsin, “Pembuatan Alat Peraga Motor


Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat Bakar 4-Langkah.”
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan semakin bertambahnya campuran [11] J. Teknik, M. Politeknik, and N. Malang,
methanol dengan bahan bakar pertalite dapat “PENGGUNAAN HYDRO-CRACK SYSTEM
diketahui bahwa penambahan methanol dengan SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA
bahan bakar pertalite cenderung menghasilkan MESIN,” vol. 11, no. November, pp. 1–8, 2018.
daya dan torsi yang semakin rendah, hal ini
[12] A. A. Kiswandono, D. J. Kimia, U. Lampung, and
dikarenakan campuran bahan bakar pertalite
B. Lampung, “Metode membran cair untuk
dengan methanol menghasilkan nilai kalor yang
pemisahan fenol,” vol. 1, no. 01, pp. 78–91,
rendah serta membuat nilai rasio campuran bahan
2016.
bakar dengan udara menjadi kurus.
2. Pengukuran suhu pada radiator dan saluran gas [13] J. T. Mesin, F. Teknik, and U. N. Semarang,
buang menunjukkan bahwa penggunaan PENGARUH PENGATURAN CO TERHADAP

32
JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

LAMBDA DAN HASIL UJI EMISI SEPEDA


MOTOR. 2015.

[14] F. Teknik, “UNJUK KERJA MOTOR BENSIN


EMPAT LANGKAH FLAT DIBANDING
MENGGUNAKAN,” 2009.

[15] H. Fauzi and I. Syofii, “PENGARUH


PENCAMPURAN ETANOL PADA PERTALITE
TERHADAP PERFORMA MOTOR BEAT FI
2016 STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA,” pp. 38–43,
2016.

[16] K. D. Artika and R. Rudiansyah, “Pengaruh


Penggunaan Bahan Bakar Premium Dan
Pertalite Terhadap Emisi Gas Buang Sepeda
Motor Empat Tak Satu Silinder 108 Cc,” J.
Elem., vol. 4, no. 2, p. 54, 2017, doi:
10.34128/je.v4i2.48.

33
JETM: Jurnal Energi dan Teknologi Manufaktur p-ISSN: 2620-8741
Vol. 03, No. 01, Bulan Juni Tahun 2020, hal. 27 – 34 e-ISSN: 2620-7362

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

34

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai