Anda di halaman 1dari 63

STRATEGI GURU PAI DALAM PENERAPAN HIDDEN KURIKULUM

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN NILAI PRESTASI


BELAJAR PESERTA DIDIK MI DI KECAMATAN KRADENAN BLORA

PROPOSAL TESIS

Diajukan Kepada
Proggram Pascasarjana UNWAHAS Semarang
Untuk memenuhi syarat guna mencapai
Gelar Magister Pendidikan

Disusun Oleh:
FATIHUL HIKMATIL IMRO'AH
NIM : 22200011086

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2023
STRATEGI GURU PAI DALAM PENERAPAN HIDDEN KURIKULUM
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN NILAI PRESTASI
BELAJAR PESERTA DIDIK MI DI KECAMATAN KRADENAN BLORA

A. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan pembelajaran PAI merupakan salah satu aspek yang

sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Peserta didik senantiasa mencari atau menuntut ilmu

pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan

faktor penting yang mengharuskan peserta didik untuk meningkatkan

keilmuannya agar bisa mengimbangi perkembangan zaman. Selain

meningkatkan keilmuannya, peserta didik harus dibina dalam keimanan dan

ketaqwaannya kepada Allah SWT, pembinan sikap atau akhlak dalam

pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PAI akan sesuai

dengan kompetensi yang diharapkan sebaiknya guru PAI berusaha untuk

mengembangkan proses belajar mengajar dari metode belajar konvensional

tradisional, menuju ke metode kooperatif yang mengarah pada kreatif inovatif

siswa, sehingga pembelajaran bisa efektif, efesien dan siswa merasa senang

dalam belajar. Salah satu yang dapat mendukung keberhasilan proses belajar

mengajar yaitu dengan adanya motivasi belajar dari siswa.

Motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat sering kali

disamakan dengan 'semangat', dan hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai

oleh seorang individu dalam mengembangkan kemampuanya melalui proses

yang dilakukan dengan usaha dengan kemampuan kognitif, afektif,

1
2

psikomotor dan campuran yang dimilikinya untuk memperoleh suatu

pengalaman dalam kurun waktu yang relatif lama sehingga seorang individu

tersebut mengalami suatu perubahan dan pengetahuan dari apa yang diamati

baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan melekat pada dirinya

secara permanen, hasil belajar dapat dilihat dari nilai evaluasi yang diperoleh

siswa. Motivasi menjadi dasar bagi siswa untuk dapat memperoleh hasil

belajar yang maksimal, dimana hasil belajar selanjutnya akan digunakan

sebagai dasar penentuan pencapaian kompetensi yang diharapkan. Nilai yang

diperoleh dalam hasil belajar juga menentukan ketuntasan belajar siswa yang

berpengaruh pada naik tidaknya siswa ke jenjang berikutnya.

Pengelolaan manajeman pembelajaran tentu Kurikulum memiliki

posisi sangat penting dalam pendidikan baik kurikulum tertulis (written

curriculum) maupun kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang harus

direalisasikan dalam pelaksanaan pembelajaran di berbagai satuan pendidikan.

Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini lebih mengacu pada

kurikulum formal yang belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan siswa untuk

mendapatkan pengalaman yang berhubungan dengan penanaman nilai atau

karakter. Karenanya, diperlukan secara optimal penerapan hidden curriculum

yang secara teoritis sangat rasional memengaruhi peserta didik dalam

mengenali dengan baik tentang lingkungan sekolah, suasana kelas, bahkan

pada kebijakan dan manajemen Madrasah secara luas baik dalam hubungan

vertikal maupun horizontal (Dakir, 2010).


3

Hidden kurikulum yang ada didalam lembaga MI Muhammadiyah

Sumber dengan MI Tarbiyatul Islamiyah Singget hampir sama yang

diterapkan seperti kebiasaan asma’ul husna, nariyah, do’a sehari-hari, serta

hafalan surat pendek kebiasan tersebut dilakukan secara terorganisir serta

konsisten. Dengan penerapan yang terorganisir serta konsisten ini yang

menjadikan pembeda dua lembaga ini dengan lembaga pendidikan yang lain.

Karena kebanyakan memang penerapan hidden kurikulum di lembaga lain

hanya dilakukan guna sebagai daya saing dalam kompetisi untuk menarik

peserta didik baru tidak dilakukan secara terorganisasi dan diterapkan serta

dikembangkan dengan baik.

Selain itu jika melihat fenomena yang ada sekarang ini anak-anak

sangat mudah mengambil dan menyerap informasi tentang pengetahuan,

namun tidak jarang karena begitu asyik bermain gadget rentan terbangun pola

pikir instan, individualistis, tidak mandiri, dan tidak respek terhadap

keberagaman. Padahal, menjadi pribadi berkarakter mandiri, toleran,

bertanggungjawab, bekerja keras, dan cerdas, merupakan kunci sukses

menghadapi Revolusi Industri 4.0. Pendidikan karakter bagi peserta didik

perlu diarahkan pada konsep pembelajaran untuk mengasah kegiatan bernalar

dan berargumentasi, yang mana menjadi pondasi terbangunnya kecerdasan,

sikap mandiri dan tidak anti keberagaman. Namun faktanya, hal-hal tersebut

cenderung tidak menjadi fokus utama pendidikan di era informasi sekarang

ini, karena kemampuan bernalar kritis, memecahkan masalah, dan rekonsiliasi

permasalahan peserta didik menjadi minim. Peserta didik tidak sekadar bisa
4

menghafal materi tanpa memiliki kecakapan karakter literasi yang butuh

penalaran mencakup kegiatan mencerna, menganalisis, dan menyampaikan

kembali dengan baik.

Oleh karena itu Hidden curriculum mempunyai pengaruh yang cukup

besar terhadap internalisasi nilai dan karakter di Madrasah dasar. Menurut

Gattron dalam Caswita (2013:46), hidden curriculum adalah kurikulum yang

tidak menjadi bagian yang harus dipelajari, yang digambarkan sebagai aspek

yang ada di Madrasah diluar kurikulum tertulis, tetapi mampu memberikan

pengaruh dalam perubahan nilai, persepsi, serta perilaku peserta didik dalam

mematuhi peraturan-peraturan sekolah, melaksanakan aturan atau acara

keagamaan dan mematuhi peraturan-peraturan lainnya.

Selama ini guru-guru hanya terpaku pada pedoman kurikulum yang

telah ditetapkan oleh pengambil kebijakan (formal kurikulum), dan kurang

memanfaatkan faktor lain diluar yang telah ditetapkan (hidden curriculum).

Kebanyakan guru tidak mengetahui bahwa hidden curriculum sangat penting

dilaksanakan di dalam pembelajaran, mereka hanya memperhatikan core

curriculum (kurikulum inti) saja, padahal pada kenyataannya hidden

curriculum mempunyai dampak postif di dalam peningkatan hasil

pembelajaran (Caswita, 2013:8). Dampak pelaksanaan hidden curriculum

antara lain terbentuknya pembiasaan positif pada diri peserta didik yang

terpancar melalui karakter yang religius, disiplin, budaya bersih, sopan santun,

serta saling tolong menolong sesama teman yang pada akhirnya bermuara

pada motivasi belajar anak (Suryaningtyas, 2014:6-9).


5

Oleh karena itu, guru memerlukan strategi dalam menciptakan

peningkatan motivasi dan nilai prestasi belajar peserta didik dengan

menerapkan hidden kurikulum karena strategi adalah cara yang digunakan

oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang dapat memberikan

pengalaman belajar bagi siswa. Peranan strategi pengajaran sangat penting

apabila guru mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan, pencapaian,

kecenderungan serta minat. Di sini, guru tidak saja harus menguasai berbagai

kaidah mengajar, tetapi yang lebih penting adalah mengintegrasikan serta

menyusun kaidah-kaidah itu untuk membentuk strategi pengajaran yang

paling berkesan dalam pengajarannya. Serta dapat mendapatkan apa yang

dijadikan tujuan dari diterapkannya hidden kurikulum melalui beberapa

strategi guru

Berdasarkan alasan tersebut kemudian terbentuk judul penelitian

“STRATEGI GURU PAI DALAM PENERAPAN HIDDEN KURIKULUM

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN NILAI PRESTASI

BELAJAR PESERTA DIDIK MI DI KECAMATAN KRADENAN BLORA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Mengapa diperlukan strategi hidden kurikulum untuk meningkatkan

motivasi dan nilai prestasi peserta didik MI di Kecamatan Kradenan

Blora?
6

2. Bagaimana strategi guru PAI dalam penerapan hidden kurikulum untuk

meningkatkan motivasi dan nilai prestasi peserta didik MI di Kecamatan

Kradenan Blora?

3. Bagaimana dampak penerapan hidden kurikulum terhadap peningkatan

keaktifan dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan

Kradenan Blora?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan pentingnya strategi

hidden kurikulum untuk meningkatkan motivasi dan nilai prestasi peserta

didik MI di Kecamatan Kradenan Blora

2. Untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan strategi guru PAI dalam

penerapan hidden kurikulum kepada peserta didik MI di Kecamatan

Kradenan Blora.

3. Untuk mengidentifikasikan dan mendeskripsikan dampak penerapan

hidden kurikulum terhadap peningkatan keaktifan dan nilai prestasi belajar

peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi penulis, satuan

pendidikan terkait, dan lainnya baik secara teori maupun praktis.

1. Secara teoritis
7

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan

wawasan khususnya di bidang akademik tentang implementasi hidden

kurikulum dalam peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar untuk

para peneliti, mahasiswa, dan dosen, Serta Memberikan sumbangsih

terhadap perkembangan ilmu pendidikan, terutama yang berkaitan dengan

implementasi hidden kurikulum pendidikan dalam pendidikan karakter.

2. Secara praktis

a) Untuk guru

Menjadi acuan dalam pembelajaran dan penerapan hidden kurikulum

ke depanya agar kualitas pembelajaran menjadi lebih maju lagi.

b) Penelitian yang lain

Hasil ini juga tentunya mampu menjadi gambaran bagi peneliti lainnya

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.

c) Bagi Madrasah

Secara praktis, penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi

lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan diMadrasahdan

menjadi alternatif dalam mengimplementasikan hidden kurikulum

pendidikan dalam pendidikan karakter yang unggul bagi lembaga

pendidikan Islam.

E. Kajian Pustaka

Tesis yang berjudul Hidden Curriculum dan Pembentukan Karakter

(Studi Kasus di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Tesis Program

Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


8

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karya : Adlan Fauzi Lubis

2015. Berdasarkan hasil analisa peneliti bahwa aspek dalam hidden

curriculum tertuang melalui kegiatan peribadatan (shalat duha, tadarrus Al-

qur’an, shalat berjamaah, shalat jum’at), tabungan amal saleh, reading habbit,

ekstrakurikuler pada bidang seni, kegiatan ekstrakurikuler pada bidang

olahraga, fasilitas Madrasah dan kegiatan rutin yang dapat membentuk

karakter. Simpulan tesis ini Madrasah Aliyah Pembangunan mendesain

program hidden curriculum untuk pembentukan karakter peserta didik. Praktik

hidden curriculum di Madrasah Aliyah Pembangunan berhasil membentuk

tujuh karakter peserta didik yaitu kejujuran, tanggung jawab, toleransi, disiplin

diri, religius, mandiri dan peduli sesama.

Penelitian ini sama sama terfokus pada hidden kurikulum dalam

sebuah lembaga pendidikan, perbedanya bahwa pada penelitian ini hidden

kurikulum pada pembelajaran PAI dan digunakan untuk meningkatkan

motivasi dan nilai prestasi belajar. Selain itu juga objek penelitian tingkatan

Madrasah Ibtidaiyah.

Tesis yang berjudul Implementasi Hidden Curriculum dalam

Pencapaian Visi SMK Al-Hasra Bojongsari Depok. Program studi Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (Fitk). Uin Syarif

Hidayatullah karya Faiz Bi’amrillah Jakarta 2010. Dari hasil penelitian, ada

beberapa poin penting didapat. Yang pertama, variabel sistem sosial

merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling baik dalam implementasi

hidden curriculum di SMK Al Hasra, hal ini didasari pada efektifitas sistem
9

sosial yang dibangun oleh Madrasah dalam mewujudkan lulusan yang Islami.

Sedangkan pada variabel organisasi dan variabel budaya masih terdapat

banyak kendala yang ditemui, sehingga pada kedua variabel ini belum efektif.

Kedua, manajemen Madrasah berperan besar dalam mengagendakan hidden

curriculum dari semua variabel yang berpengaruh. Ketiga, ada beberapa

kendala yang dihadapi Madrasah yaitu kurangnya dukungan dari orang tua

siswa, belum adanya ruang bagi siswa untuk memperdalam wawasan ke

Islaman, dan kurangnya komitmen dan konsisten tenaga

pendidik/kependidikan dalam mematuhi peraturan.

Perbedaan penelitian ini hidden kurikulum digunakan pada

pembelajaran PAI selain itu juga variabel yang digunakan berbeda yaitu

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Di sini orang tua tidak dijadikan

objek dalam pengambilan data penelitian. Perbedaan metode penelitian yaitu

menggunakan triangulasi dalam mengolah data.

Tesis yang berjudul Analisis Implementasi Hidden Kurikulum Dalam

Pendidikan Karakter (Studi Kasus Sekolah Dasar islam Al Syukro Universal

Tanggerang Selatan). Proggram Magister Manajemen Pendidikan Islam FITK

UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta karya Lies Cholisoh pada tahun 2019. Dari

hasil penelitian ini didapatkan hasil analiss menggunakan data bahwa

implementasi hidden kurikulum dalam berbagai proggram yang ada out

putnya sudah sesuai yang diharapkan. Dalam perencanaan hidden kurikulum

mengacu pada visi dan misi sekolah, selain itu alat pencapainya juga mengacu

pada visi dan misi. Hidden kurikulum memberikan dampak yang sangat
10

penting terhadap peserta didik, sehingga hidden kurikulum memberikan

pendidikan karakter dan melihatkan pembelajaran sikap, norma, kepercayaan,

nilai dan asumsi terkadang di ekspetasikan sebagai nilai ritual dan peraturan

pada peserta didik.

Perbedaan kajian riset terdahulu dengan yang akan diteliti yaitu, tema

penelitian fokus tentang motivasi dan nilai prestasi belajar, kegiatan hidden

kurikulum yang di teliti ada perbedaan riset diatas tentang kegiatan yang

dilakukan dibulan Ramadhan. Selain itu perbedaannya tentang pendekatan

penelitian riset terdahulu menggunakan kualitatif dekriptif pendekatan

fenomelogi sedangkan penelitian ini menggunakan studi kasus.

Tesis yang berjudul Implementasi Hidden Kurikulum Dalam

Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik (Studi Multi Situs di MAN

Model dan SMA Muhammadiyah Al- Amin Sorong). Proggram Magister

Pendidikan Agama Islam UIN Malik Ibrahim Malang karya Ely Fitriani tahun

2017. Dalam Penelitian ini memiliki hasil yaitu, bentuk pelaksanaan hidden

kurikulum dalam pembentukan karakter religius peserta didilk di MAN Model

dan SMA Muhammadiya Al- Amin Sorong beraneka ragam baik dalam

bentuk aspek struktural dan kultural yang pelaksanaannya didalam maupun

diluar kelas.

Perbedaan penelitian yaitu tema yang diteliti berbeda, dalam rancangan

metode penelitian dan pendekatan berbeda karena riset terdahulu

menggunakan rancangan multi situs sedangkan penelitian ini menggunakan

studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik menurut model


11

Milles dan Huberman. Perbedaan tentang tingkatan pendidikan dan tempat

penelitian.

Tesis dengan judul Implementasi Hidden Kurikulum Pesantren Untuk

Mengembangkan Karakter Religius Siswa Di SMK Sunan Kalijaga Sampung

Ponorogo. Proggram Magister studi Manajemen Pendidikan Islam Instutitut

Agama Islam Negeri Ponorogo Karya Rohmad tahun 2021. Hasil dari

penelitian secara garis besar, kebijakan hidden kurikulum pesantren

disesuaikan dengan visi dan misi sekolah meliputi baik perencanaan,

perorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Pelaksanaan hidden kurikulum

pesantren sudah dilakukan sesuai dengan harapan dengan strategi pembiasaan,

keteladanan, kedisiplinan dan relegius kultur.

Perbedaan penelitian tersebut dengan yang akan diteliti yaitu, hidden

kurikulum yang diangkat pada diambil dari hidden kurikulum pesantren.

Tingkatan lembaga pendidikan dan tempat juga berbeda. Penelitian terdahulu

hidden kurikulum di sesuaikan dengan visi misi sekolah, menggunakan

pendekatan fenomelogi sedangkan penelitian ini menggunakan studi kasus.

F. Landasan Teori

1. Strategi Guru PAI

a. Pengertian Strategi Guru PAI

Awal mula strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan

sebagai cara penggunaan seluruh kaitan militer untuk memenangkan suatu

peperangan. Seseorang yang berperang dalam mengatur strategi untuk

memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, yang akan


12

menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat

dari kuantitas maupun kualitas (Wina Sanjaya. 2008).

Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda atau kata kerja

dalam bahasa Yunani sebagai kata benda , strategos merupakan gabungan

dari kata stratos (militer) dengan ago (memimpin). Sebagai kata kerja,

stratego berarti merencanakan (to plan action). Mintzberg dan Waters,

mengemukakan bahwa: Startegi adalah pola umum tentang keputusan atau

tindakan (strategies are realized as patterns in stream of decisions or

actions). Hardy, Langlay, dan Rose dalam Sudjana, mengemukakan

strategy is perceived as plan or a set of explicit intentions preceeding and

controlling actions (strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang

mendahuli dan mengendalikan kegiatan) (Abdul Majid.2013).

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis

besar haluan untuk bertindak dalam mencapai sasaran yang telah

ditentukan. Sedangkan menurut direktorat pembiaan sekolah menengah

atas, “Startegi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan

keberhasilan dalam mencapai tujuan (Mulyono, 2010). Jika ditinjau dari

dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan dalam rangkaian

kegiatan yang mana didesain dalam tujuan pendidikan tertentu. Strategi ini

sangatlah diperlukan dalam dunia pendidikan terutama oleh seorang guru

untuk membantu guru dalam melakukan pembimbingan atau pembentukan

dalam prosen pembelajaran maupun pengajaran.


13

Jika berdasarkan pernyataan diatas disimpulkan bawah Strategi

merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan

metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan. Hal ini berarti

penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana

kerja belum sampai tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan

tertentu dari semua keputusan penyusunan strategi yaitu pencapaian

tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah, pemanfaatan

berbagai macam fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam

upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, belum menentukan startegi, perlu

dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya, sebab

tujuan ini adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.

Strategi sendiri memiliki beberapa komponen yaitu menurut

(Oemar Hamalik: 1994):

1) Tujuan, Khususnya dalam bidang pendidikan, baik dalam bentuk

hasil yang segera di capai (instructional effect) maupun hasil

jangka panjang (nurturant effect).

2) Siswa atau peserta didik melakukan kegiatan belajar, terdiri dari

peserta latihan yang sedang dipersiapkan untuk menjadi tenaga

professional.

3) Materi pelajaran, yang bersumber dari ilmu/bidang studi yang telah

dirancang.

4) Logistik sesuai dengan kebutuhan bidang penagajaran yang

meliputi waktu, biaya, alat, kemampuan guru/pelatih dan


14

sebagainya yang relevan dengan usaha pencapaian tujuan

pendidikan.

Strategi ini memiliki dasar dalam pelaksanaannya atau usaha yang

harus dilakukan anatara lain:

a) Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi

yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan

mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.

b) Pertimbangan dan penetapan pendekatan utama yang ampuh

untuk mencapai sasaran.

c) Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh

sejak awal sampai akhir

d) Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang

akan digunalan untuk menilai keberhasilan usaha yang

dilakukan.

Keempat poin yang disebutkan diatas apabila dituliskan dalam

kalimat yang sederhana maka secara umum hal yang harus diperhatikan

salam strategi dasar yaitu pertama menentukan tujuan yang ingin dicapai

dengan mengidentifikasi, penetapan spesifikasi,dan kualifikasi hasil yang

harus dicapai. Kedua melihat alat yang sesuai digunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Ketiga, menentukan langkah-langkah yang

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dan yang

keempat, melihat alat untuk mengevaluasi proses yang telah dilalui untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai (Abu Ahmadi : 1997).


15

Perlu diketahui bahwa penerapan strategi tidak bisa berdiri sendiri

harus ada penggerak ataupun yang menjalankan strategi tentunya dalam

kegiatan pembelajaran. Dalam sekolah yang paling berperan untuk

mengendalikan atau menjalankan startegi adalag guru. Guru merupakan

satu diantara pembentukan-pembentukan utama calon warga masyarakat.

Ada beragam julukan yang diberikan kepada sosok seorang guru. Salah

satu yang paling terkenal adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Selain itu guru

juga diartikan sebagai digugu lan ditiru dari kata tersebut dapat kita

ketahui bahwa guru disini sangatlah menjadi panutan bagi peserta

didiknya maupun masyarakat di luar sekolah.

Dalam pemikiran khazanah islam istilah guru memiliki beberapa

pedoman istilah yaitu seperti: ustadz, mu’allim, mu’addin, dan murabbi.

Istilah mu’allim lebih menekankan guru sebagai pengajar, penyampai

pengetahuan (knowledge) dan ilmu (since) istilah mu’addib lebih menekan

kan guru sebagai Pembina moralitas dan akhlak peserta didik dengan

keteladanan, dan istilah murabbi lebih menekankan pengembangan dan

pemeliharaan baik aspek jasmaniah maupun ruhaniah dengan kasih

sayang. Sedangkan istilah yang umum dipakai dan memiliki cakupan

makan yang luas dan netral adalah ustadz yang dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai “guru” (Tobroni;2008).

Pendidik dalam perspektif pendidikan islam adalah orang-orang

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan

mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi


16

afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran

islam. Menurut Suhairini dkk, guru agama islam merupakan pendidik yang

mempunyai tanggung jawab dalam membentuk kepribadian islam anak

didik, serta bertanggung jawab terhadap Allah SWT.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya strategi

guru pendidikan agama islam (PAI) adalah suatu rancanangan atau

perencanaan yang disusun oleh guru pendidikan agama islam yang mana

guru PAI merupakan seseorang yang memiliki kemampuan agama secara

baik yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan agama

islam dan pembentukan pribadi anak yang sesuai dengan ajaran islam.

b. Tugas Guru PAI

Menurut (Muhaimin:2004) tugas guru pendidikan agama Islam

adalah berusaha secara sadar untuk membimbing, mengajar, dan atau

melatih agar dapat:

a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang

telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b) Menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang agama

serta mengembangkan secara optimal, sehingga dapat

dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi

orang lain.

c) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan serta

kelemahan-kelemahan dalam keyakinan, pemahaman dan

pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.


17

d) Menangkal dan mencegah pengaruh negatif dari kepercayaan,

paham atau budaya lain yang membahayakan dan menghambat

perkembangan keyakinan siswa.

e) Menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial yang sesuai dengan ajaran islam.

f) Menjadikan ajaran islam sebagai pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia akhirat. Mampu memahami,

mengetahui, mengilmukan pengetahuan agama islam secara

menyeluruh sesuai dengan daya serap siswa dan keterbatasan

waktu yang tersedia.

Jika dilihat dari beberapa point tugas guru PAI dapat disimpulkan

bahwa guru memiliki tugas dan peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran.

2. Hiden Kurikulum

a. Pengertian Hidden Kurikulum

Rohinah, (2012: 27) Menjelaskan The hidden curriculum, atau

kurikulum tersembunyi atau kurikulum terselubung, secara umum dapat

dideskripsikan sebagai “hasil (sampingan) dari pendidikan dalam

Madrasahatau luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari tetapi tidak

secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan”. Beragam definisi telah

dikembangkan didasarkan pada perspektif masingmasing. Dikarenakan

banyaknya aktifitas di lingkungan pendidikan, mulai dari kegiatan yang


18

diorientasikan untuk perkembangan siswa ataupun kegiatan yang

difokuskan untuk pengembangan kompetensi guru.

Hilda Tabba, (2019:143) Istilah hidden curriculum, terdiri dari dua

kata, yaitu hidden dan curriculum. Secara etimologi, kata hidden‖ berasal

dari Bahasa Inggris, yaitu hide yang berarti tersembunyi (terselubung).

Sedangkan istilah kurikulum sendiri sebagaimana telah disebutkan di atas

berarti sejumlah mata pelajaran dan pengalaman belajar yang harus dilalui

oleh siswa demi menyelesaikan tugas pendidikannya. Dengan demikian,

hidden curriculum adalah kurikulum tersembunyi atau kurikulum

terselubung. Maksud tersembunyi/ terselubung di sini adalah kurikulum

ini tidak tercantum dalam kurikulum ideal. Meski demikian, kurikulum ini

memiliki andil dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Made Pidarta, (2018: 208) Menurut Jane Martin dalam bukunya

What Should We Do With a Hidden Curriculum When We Find One?: The

Hidden Curriculum and Moral Education, hidden curriculum secara

umum dapat dideskripsikan sebagai hasil sampingan dari pendidikan di

dalam atau di luar sekolah, khususnya hasil yang dipelajari, tetapi tidak

secara tersurat dicantumkan sebagai tujuan.

Arifin (2019:7) menjelaskan bahwa “kurikulum tersembunyi atau

hidden curriculum itu adalah segala sesuatu yang mempengaruhi peserta

didik yang berkaitan dengan perilaku positif ketika sedang memperlajari

sesuatu”. Pengaruh itu bisa berasal dari guru, sesama peserta didik, kepala

sekolah, lingkungan sekolah, dan suasana pembelajaran di kelas.


19

Kurikulum tersembunyi ini terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal

atau dalam kurikulum nyata. Kurikulum tersembunyi ini sangat kompleks,

sukar diketahui dan dinilai. Hal senada juga disampaikan Sanjaya

(2011:27) bahwa “kurikulum tersembunyi atau hidden curriculum juga

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan

terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran”

Kurikulum tersembunyi atau hidden curriculum sebagai konsep

menjadi sesuatu yang tidak sengaja di ajarkan dan dipelajari bersama

dengan kurikulum resmi atau formal, melekat dalam peraturan, ketaatan

pada pihak yang berwenang dan norma yang berlaku umum, serta iklim,

hubungan kekuasaan, dan konsekuensi yang tidak terantisipasi. Kurikulum

tersembunyi memperlihatkan bagaimana proses pelajaran-pelajaran yang

diperoleh siswa atas kenyataan bahwa mereka merupakan bagian dari

komunitas yang saling berinteraksi. Misalkan, konsepsi tentang berpakaian

rapi (Damsar, 2012:134).

b. Fungsi Hidden Kurikulum

Walaupun kurikulum tersembunyi memberikan sejumlah besar

pengetahuan pada siswa, ketidaksamaan yang diakibatkan kesenjangan

antar kelas dan status sosial sering menimbulkan konotasi negatif.

Efektivitas dari Madrasahakan menjadi terbatas bila kapital jenis ini

didistribusikan secara tidak merata (Giroux, Henry and Anthony Penna,

2021: 121). Karena kurikulum tersembunyi dianggap sebagai suatu bentuk


20

modal yang berhubungan dengan pendidikan, maka kurikulum tersebut

menghasilkan ketidakefektifan Madrasahini sebagai hasil dari

ketidakmerataan distribusinya. Sebagai cara dari kontrol sosial, kurikulum

tersembunyi mempromosikan persetujuan terhadap nasib sosial tanpa

meningkatkan penggunaan pertimbangan rasional dan reflektif (Apple,

Michael, dan Nancy King,2022:99).

Menurut Elizabeth Vallance, fungsi dari kurikulum tersembunyi

mencakup "Penanaman nilai, sosialisasi politis, pelatihan dalam

kepatuhan, pengekalan struktur kelas tradisional-fungsi yang mempunyai

karakteristik secara umum seperti kontrol sosial" Kurikulum tersembunyi

dapat juga diasosiasikan dengan penguatan ketidaksetaraan sosial, seperti

terbukti dalam perkembangan hubungan yang berbeda terhadap modal

yang berdasar pada jenis kerja dan aktivitas yang berhubungan dengan

pekerjaan yang diterapkan pada siswa jadi berbeda-beda berdasarkan kelas

sosialnya. (Kohlberg, Lawrence, 2018: 91).

c. Tujuan Hidden Kurikulum

Tujuan ditetapkannya hidden curriculum di Madrasah adalah untuk

mempengaruhi siswa meliputi perubahan nilai, persepsi dan tingkah laku

laku siswa. Kebiasaan Madrasahmenerapkan disiplin siswanya seperti

ketepatan guru memulai pelajaran, kemampuan dan cara-cara guru

menguasai kelas, kebiasaan guru memperlakukan mereka yang melakukan

kenakalan di dalam kelas, kegiatan keagamaan yang bisa memotifasi siswa

untuk menjadi insan yang beriman dan bertakwa,semuanya itu merupakan


21

pengalaman-pengalaman yang dapat mengubah cara pikir dan prilaku

siswa. Demikian pula dengan lingkungan yang teratur, rapi, tertib dan

mampu menjaga lingkungan Madrasahyang bersih serta asri, merupakan

pengalaman yang dapat mempengaruhi kultur siswa.(Rosyada, 2014 : 29)

Selain itu pula, dapat dikatakan bahwa tujuan penerapan

Kurikulum Tersembunyi adalah untuk membantu pencapaian tujuan

pendidikan di sekolah. Hidden curriculum dapat dipandang sebagai alat

(vehicle) untuk pertumbuhan moral peserta didik. Hidden curriculum

dapat menggambarkan suasana adil, memberikan semua perubahan untuk

ikut serta dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk

pencapaian hasil belajar secar wajar. Kurikulum semacam ini dapat

dikatakan mempunyai nilai lebih daripada kurikulum formal (resmi secara

terencana) dan ikut memberi pengaruh dan menentukan makna harga diri

para peserti didik.

Menurut John D. McNeil dikatakan bahwa hidden curriculum

merupakan faktor penentu integrasi. Pengembang kurikulum cenderung

memandang hidden curriculum dengan memanipulasi baik sistem formal

maupun informal melalui kesadaran dan maksud baik dalam membimbing

interaksi peserta didik. Suatu cara yang efektif untuk mendorong

pertumbuhan hubungan antara peserta didik adalah memberikan situasi di

mana peserta didik dapat menemukan kesamaan minat dan sikap dengan

peserta didik lainnya atau bekerja bersama-sama untuk kebaikan bersama.

Hal semacam ini tidak hanya diciptakan dari pihak peserta didik, tetapi
22

staf dan pengelola Madrasahjuga harus menciptakan program strategi

khusus dalam berinteraksi, tidak meninggalkan persahabatan, komunikasi,

dan pemahaman budaya yang menguntunkan.

d. Bentuk-bentuk Hidden curriculum di Madrasah

Sebagai tempat tempat pendidikan madrasah berfungsi sebagai

sarana bagi peserta juga dikenal untuk memperoleh ilmu pengetahuan,

baik pengetahuan umum maupun pengetahuan tagama. Banyak

manfaatnya bisa yang diperoleh darinya kegiatan pembelajaran kegiatan

yang efektif baik di ruang kelas maupun ekstrakurikuler. Kurikulum yang

diajarkan di madrasah adalah kurikulum formal yang mencakup banyak

mata pelajaran berbeda. Namun dari hal dalam mencapai tujuan

pendidikan madrasah, ternyata tidak hanya menerapkan kurikulum formal,

ada hal lain yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu

kurikulum tersembunyi atau hidden curiculum. Adanya kurikulum rahasia

di madrasah memiliki peran penting untuk membangun persepsi.

Kepribadian dan sikap didik peserta.

Sebagai tempat pendidikan madrasah mempunyai peranan penting

dalam membantu siswa mengembangkan ilmu pengetahuannya , juga

dikenal ilmu umum maupun ilmu yang berkaitan dengan agama. manfaat

dapat diperoleh dari kegiatan di ruang kelas dan ekstrakurikuler.

Madrasah merupakan tempat dimana siswa melanjutkan

pendidikannya setelah menyelesaikan pembelajaran informal atau

pendidikan keluarga. Sebagai lembaga pembelajaran , madrasah


23

berkomitmen untuk membina pertumbuhan intelektual siswa, baik dalam

arti kognitif, afektif, maupun psikomotorik . Dalam proses pengajaran

yang efektif guru harus berinteraksi dengan siswa sedemikian rupa

sehingga mengarah pada komunikasi yang efektif. Jadi istilah Hidden

curriculum merupakan kurikulum yang tidak disebutkan secara.

Muh Habib Ainun (2014: 1) menjelaskan bahwa ternyata di

Madrasah yang terdapat kurikulum tersembunyi atau hidden curriculum

yang banyak memberikan pengaruh terhadap perkembanganjiwa sosial dan

spiritual anak. Sedangkan menurut Rakhmat Hidayat (2011: 80-81)

menjelaskan bahwa bentuk-bentuk hidden curriculum bisa mencakup

praktik, prosedur, peraturan, hubungan, struktur sosial dari ruang kelas,

latihan otoritas guru, aturan yang mengatur hubungan antara guru dan

siswa, aktivitas belajar standar, penggunanan bahasa, buku teks, alat bantu

audiovisual, berbagai perkakas,artsitektur, ukuruan disiplin, daftar

pelajaran, sistem pelacakan, dan prioritas kurikulum.

Dari penjelasan diatas dapat diipahami bahwa tidak semua

madrasah dapat menjelaskan secara rinci apa yang diprogramkan maupun

tidak diprogramkan. Hal inilah yang menjadi eksistensi dari hidden

curriculum. Kegiatan siswa dalam kehidupan sehari-hari seringkali guru

khususnya sekolah tidak memperhatikannya baik yang terjadi di sekolah

maupun dalam masyarakat. Dampak yang ditimbul dapat mengarah

kepada perilaku yang positif maupun negatif. Dalam hal ini, dalam
24

menanamkan hidden curriculum terdapat beberapa aspek yang dapat

dikaji.

Menurut Bellack dan Kiebard dalam Cucu Eliyawati (2017: 6),

hidden curriculum memiliki tiga dimensi, antara lain:

a) Hidden curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah,

yang meliputi interaksi guru, peserta didik, strukur kelas, dan

keseluruhan pola organisasional peserta didik sebagai

mikrokosmos sistem nilai sosial.

b) Hidden curriculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan

di dalam atau di luar sekolah yang meliputi hal-hal yang memiliki

nilai tambah, sosialisasi, dan pemeliharaan struktur kelas.

c) Hidden curriculum mencakup perbedaan tingkat kesengajaan

seperti halnya yang dihayati oleh para peneliti, tingkat yang

berhubungan dengan hasil yang bersifat insidental.

bentuk-bentuk hidden curriculum di sekolah secara spesifik dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Kebiasaan

Kebiasaan merupakan perbuatan yang konsisten, artinya

dilakukan dengan pola yang sama. Tingkah laku ini menyatu

dalam diri karena sering dilakukan. Menurut Yatimin Abdullah

(2007: 86) kebiasaan adalah perbuatan yang berjalan dengan

lancar seolah-olah berjalan dengan sendirinya. Perbuatan

kebiasaan pada mulanya dipengaruhi oleh kerja pikiran,


25

didahului oleh pertimbangan akal dan perencanaan yang

matang, lancarnya perbuatan karena perbuatan itu seringkali

diulang-ulang dalam kehidupan sehari-hari.

b. Keteladanan Guru

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan

kumulatif terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar

siswa. Siswa akan menyerap sikap-sikap, merefleksikan

perasaan-perasaan, menyerap keyakinan-keyakinan, meniru

tingkah laku, dan mengutip pernyataan-pernyataan gurunya.

Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti

motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan hasrat

belajar yang terus menerus pada diri siswa yang bersumber dari

kepribadian guru.

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influitif yang

paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan

membentuk moral, spiritual, dan sosial anak. Guru merupakan

faktor utama dan berpengaruh terhadap proses belajar siswa.

Dalam pandangan siswa, guru memiliki otoritas, bukan saja

otoritas dalam bidang akademis melainkan juga dalam bidang

non-akademis. Olehnya itu, keteladanan guru menjadi faktor

penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Sebab, apa

yang mereka lihat dari gurunya langsung terekam dalam


26

memori ingatannya dan senantiasa dilakukan dalam

kesehariannya.

c. Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan guru untuk

mengkondisikan kelas dengan mengoptimalkan sumber potensi

guru, sarana, dan lingkungan belajar dikelas) yang ditujukan

agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan

perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai. Pembelajaran yang

menarik bukanlah sekedar menyenangkan tanpa target. Ada

sesuatu yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, yaitu

diperolehnya pengetahuan atau keterampilan baru. Jadi,

pembelajaran yang menarik harus mampu memfasilitasi siswa

untuk bisa berhasil mencapai tujuan pembelajaran secara

optimal, dengan mudah, cepat, dan menyenangkan.

d. Tata Tertib Madrasah

Tata tertib madrasah tidak hanya membantu program

madrasah, tetapi juga untuk menunjang kesadaran dan ketaatan

terhadap tanggung jawab. Karena rasa tanggung jawab inilah

yang merupakan inti dari kepribadian yang sangat perlu untuk

dikembangkan dalam diri anak, mengingat madrasah adalah

salah satu lembaga pendidikan yang bertugas untuk

mengembangkan potensi manusia yang dimiliki oleh anak agar


27

mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan manusia, baik

secara individu, maupun sebagai anggota masyarakat.

e. Aspek Yang Mempengaruhi Hidden Kurikulum

Ada dua aspek yang dapat mempengaruhi hidden curriculum, yaitu

aspek relatif tetap dan aspek yang dapat berubah. Yang dimaksud aspek

relatif tetap adalah ideologi, keyakinan, nilai budaya masyarakat yang

mempengaruhi sekolah termasuk di dalamnya menentukan budaya apa

yang apa yang patut dan tidak patut diwariskan kepada generasi bangsa

(Fahurrohman: 2014). Sedangkan aspek yang dapat berubah meliputi

variabel organisasi, sistem sosial dan kebudayaan. Allan A Glatthom

dalam bukunya Dede Rosyada juga menjelaskan bahwa ketiga variabel

tersebut penting dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah. Variabel

organisasi yakni kebijakan guru dalam proses pembelajaran yang meliputi

bagaimana guru mengelola kelas, bagaimana pelajaran diberikan,

bagaimana kenaikan kelas dilakukan.

Sistem sosial yakni suasana sekolah yang tergambar dari pola-pola

hubungan semua komponen sekolah, yaitu meliputi bagaimana pola sosial

antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, guru dengan staf

sekolah, dan lain sebagainya. Variabel kebudayaan yakni dimensi sosial

yang terkait dengan sistem kepercayaan, nilai-nilai, dan sruktur kognitif.

3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ”movere” yang artinya

dorongan atau daya penggerak. Menurut Fillmore H. Standford dalam


28

buku Mangkunegara (2017:93) mengatakan bahwa “motivation as an

energizing condition of the organism that services to direct that organism

toward the goal of a certain class” (motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu). Menurut Sardiman

(2018:73), motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan

di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk

membangkitkan gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat

berjalan dengan baik. Adapun pengertian motivasi belajar menurut

Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan

dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”. Uno

(2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa

indikator atau unsur yang mendukung.

Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli di

atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang

timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, yang mampu

menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan arah

pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.


29

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar


Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami

perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan

kematangan psikologis siswa. Menurut Syamsu Yusuf dalam skripsi Rima

Rahmawati (2016:17), motivasi belajar dapat timbul karena beberapa

faktor, yaitu:

1) Faktor Internal

a) Faktor Fisik

Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh

dan penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi),

kesehatan dan fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor intrinsik yang berhubungan

dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktifitas

belajar pada siswa. Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor sosial

Merupakan faktor yang berasal dari manusia disekitar

lingkungan siswa. Meliputi guru, teman sebaya, orang tua,

tetangga dan lain sebagainya.

b) Faktor non sosial

Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari kondisi

fisik disekitar siswa. Meliputi keadaan udara (cuaca panas atau


30

dingin), waktu (pagi, siang atau malam), tempat (sepi, bising

atau kualitas Madrasahtempat siswa belajar), dan fasilitas

belajar.

Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono (2015:97), unsur yang

mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

a) Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat

motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya

suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.\

b) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi

dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara

ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat

motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c) Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani

dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa

yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu

perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat,

kenyang dan gembira akan memusatkan perhatian pada

penjelasan pelajaran. Dengan demikian, kondisi jasmani dan

rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

d) Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa

keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya

dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat,

maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.


31

Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, perkelahian antar

siswa akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya,

kampus Madrasahyang indah, pergaulan siswa yang rukun akan

memperkuat motivasi belajar. Dengan lingkungan yang aman,

tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar

mudah diperkuat.

e) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

Lingkungan belajar dan pergaulan siswa mengalami perubahan.

Lingkungan budaya siswa yang berupa televisi dan film

semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut

mendinamiskan motivasi belajar. Guru profesional diharapkan

mampu memanfaatkan sumber belajar di sekitar

Madrasahuntuk memotivasi belajar siswa.

f) Upaya guru membelajarkan siswa. Adalah upaya guru dalam

mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari

penguasaan materi, cara menyampaikan materi, menarik

perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila

upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru

yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak

tertarik untuk belajar sehingga motivasi siswa menjadi lemah

atau kurang.

Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli diatas, dapat

disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi


32

belajar siswa. Bahwa faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri

siswa itu sendiri seperti kondisi jasmani dan rohani siswa, kemampuan

siswa dan lain sebagainya. Sedangkan faktor ekstrinsik yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya kondisi lingkungan

madrasah, keluarga, guru, fasilitas belajar, dan pergaulan.

c. Indikator Motivasi Belajar


Dalam kegiatan belajar, siswa memerlukan motivasi. Motivasi

yang ada pada pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Menurut Sardiman (2018:83), ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa

diantaranya:

1) Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus

menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum

selesai.

2) Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam

menghadapi kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap

keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar.

3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, berani

menghadapi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang

sedang dihadapi. Misalnya masalah ekonomi, pemberantasan korupsi

dan lain sebagainya.

4) Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh pun, ia

akan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.


33

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.

6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu)

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya

dengan apa yang dikerjakannya.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila siswa memiliki ciri-ciri motivasi belajar seperti diatas,

berarti siswa tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri

motivasi seperti itu sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Adapun

indikator motivasi belajar menurut Uno (2011:23) adalah:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar pada umumnya

disebut motif berprestasi. Dimana motif berprestasi merupakan motif

untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Seorang

siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk

menyelesaikan tugasnya dengan cepat tanpa menunda-nunda

pekerjaan.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanyanya dilatar belekangi oleh

hasrat dan keinginan berhasil. Kadang seseorang dalam

menyelesaikan tugasnya karena adanya dorongan menghindari

kegagalan. Siswa dalam mengerjakan tugasnya dengan tekun karena


34

apabila tidak dikerjakan atau tidak dapat menyelesaikan tugasnya,

maka tidak akan mendapatkan nilai dari gurunya atau di olok-olok

oleh temannya bahkan akan dimarahi oleh orang tuanya.

3) Adanya harapan atau cita-cita masa depan

Siswa yang ingin mendapatkan nilai pelajarannya tinggi atau ingin

mendapatkan rangking di kelas, maka akan belajar dengan tekun dan

menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan tuntas.

4) Adanya penghargaan dalam belajar

Adanya pernyataan verbal seperti pujian atau penghargaan lainnya

terhadap perilaku yang baik dan hasil belajar siswa yang baik

merupakan cara yang mudah dan efektif dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Simulasi maupun

permainan merupakan salah satu kegiatan yang menarik dalam

belajar. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi

bermakna, dimana akan selalu diingat dan dipahami. Dengan adanya

kegiatan yang menarik tersebut pula dapat memotivasi dan

menggairahkan siswa untuk belajar sehingga siswa menjadi aktif

dikelas.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Lingkungan belajar yang kondusif yaitu segala sesuatu yang

berhubungan dengan tempat poses pembelajaran yang dilaksanakan


35

yang sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran.

Dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif seperti keadaan

kelas yang bersih, tertata rapi, tidak bising, suasana kelas yang

nyaman dan sebagainya dapat membangkitkan motivasi belajar

siswa dan menjaga siswa tetap fokus dalam belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

indikator motivasi belajar yaitu ketekunan dalam mengerjakan tugas,

tertarik terhadap bermacam masalahan dan memecahkannya. Motivasi

belajar juga dapat didorong dengan adanya penghargaan, kegiatan yang

menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif. Seorang siswa yang

senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan melibatkan diri

secara aktif dalam kegiatan belajar.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Sumadi (2012:297), “Prestasi Belajar sebagai nilai yang

merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait

dengan kemajuan atau Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu”.

Bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar

atau mempelajari sesuatu merupakan Prestasi Belajar yang dicapai oleh

siswa dalam waktu tertentu.

Menurut Nana (2019: 102) Hasil belajar atau achievement

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial

atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh
36

seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan

motorik.

Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian usaha

belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui kedudukan

anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh Sutratinah (2001: 43)

bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang

dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode

tertentu”.

Berdasarkan beberapa pengertian Prestasi Belajar di atas dapat

disimpulkan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil penilaian dari kegiatan

belajar yang telah dilakukan dan merupakan bentuk perumusan akhir yang

diberikan oleh dosen untuk melihat sampai di mana kemampuan

mahasiswa yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai.

b. faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum menurut Baharuddin (2019:19) faktor-faktor yang

mempengaruhi Prestasi Belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

1) Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi Prestasi Belajar individu. Faktor-

faktor internal ini terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.


37

2) Faktor Eksternal, dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan sosial

seperti lingkungan sosial Madrasahyang di dalamnya termasuk guru,

administrasi dan Teman Sebaya, lingkungan sosial masyarakat, dan

lingkungan sosial keluarga seperti ketegangan keluarga, sifat-sifat

orang tua, demografi keluarga, status sosial ekonomi. Sedangkan

lingkungan nonsosial terdiri dari lingkungan alamiah, faktor

instrumental, faktor materi pelajaran.

Menurut Slameto (2019: 54), terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh),

faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain:

faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua, latar belakang kebudayaan), faktor Madrasah(metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

Disiplin madrasah, alat pelajaran, waktu madrasah, standar pelajaran di

atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor

masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyarakat).


38

Menurut Ngalim (2016: 102) Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu:

1) Faktor Sosial meliputi : faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya,

alat-alat yang dipergunakan dalam belajarmengajar, lingkungan dan

kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial

2) Faktor individual antara lain: kematangan, kecerdasan, latihan,

motivasi dan faktor pribadi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Prestasi

Belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1) Faktor internal yakni faktor yang muncul dari dalam diri individu yang

berupa faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis

(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan,

kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi) dan faktor kelelahan.

2) Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa diantaranya

lingkungan sosial seperti lingkungan sosial Madrasahyang di dalamnya

termasuk metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin madrasah, alat pelajaran, waktu madrasah,

standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah. Lingkungan keluarga (cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan) dan faktor

masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan

bentuk kehidupan masyarakat).


39

c. Indikator Nilai Prestasi

Menurut Muhibin Syah (2003: 148) ada beberapa indikator untuk

melihat hasil belajar siswa diantaranya :

1. Dalam ranah kognitif, seseorang bisa dilihat dari pengamatan,

ingatan, pemahaman, penerapan, analisa dan sintesis.

2. Dalam ranah efektif, seorang dapat dilihat dari penerimaan

sambutan, apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pengalaman)

dan karakterisasi (penghayatan).

3. Dalam ranah psikomotor, seserang dapat dilihat dari keterampilan

bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi dan nonverbal.

G. Kerangka Berfikir
Hidden Curriculum menunjuk kepada segala sesuatu yang dapat

berpengaruh di dalam berlangsungnya proses pengajaran dan pendidikan yang

mungkin dapat meningkatkan atau mendorong atau bahkan melemahkan usaha

pencapaian tujuan pendidikan. Dengan kata lain hidden curriculum menunjuk

pada praktek dan hasil pendidikan yang tidak diuraikan dalam kurikulum

terprogram atau petunjuk kurikulum kebijakan lembaga pendidikan.

Kurikulum tersembunyi pada dasarnya adalah hasil dari suatu proses

pendidikan yang tidak direncanakan. Artinya adalah perilaku yang muncul di

luar tujuan yang dideskripsikan guru. Beberapa konsep tentang hidden

curriculum menyimpulkan bahwa hidden curriculum yaitu tingkah laku, sikap,

cara bicara, dan perlakuan guru terhadap murid-muridnya yang mengandung

pesan moral.
40

Bentuk-bentuk dari hidden curriculum yang menjadi pengaruh kepada

peserta didik dapat diberikan melalui ekspektasi dari seorang guru terhadap

peserta didiknya. Apa yang diharapkan guru tentunya menjadi tolak ukur dari

keberhasilan proses mengajar yang diberikannya sehingga menurut penulis

perlu adanya ketegasan terhadap guru sehingga dapat menerapkan hidden

kurikulum dengan baik. Penulis ingin mengatakan bahwa hidden kurikulum

memberikan implikasi terhadap keaktifan dan peningkatan prestasi belajar

siswa.

Fenomena
1. Siswa pasif dalam belajar
2. Kurikulum yang ada perlu ada
penambahan
3. Motivasi belajar anak rendah

Strategi Hideen
Pembelajaran Kurikulum

Output
1. Sikap
2. Norma
3. Kepercayaan
4. Keaktifan
5. Semangat

Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar


Peserta didik

Gambar 1. Kerangka Berfikir


41

H. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah studi

khasus (Case Study). Nawawi (2013) mengemukakan bahwa “data studi

kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata

lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber”. Sebagai

sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari berbagai

sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki.

Lebih lanjut Arikunto (2017) mengemukakan bahwa “metode studi kasus

sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, adalah penelitian yang

dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu

organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau

subjek yang sempit”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi khasus karena ingin

menemukan secara fakta empiris sebagai kajian studi khasus tentang

strategi guru PAI dalam penerapan hidden kurikulum untuk meningkatkan

keaktifan dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan

Kradenan Blora.

2. Fokus Penelitian

Fokus dalam peneitian ini adalah strategi guru PAI dalam

penerapan hidden kurikulum untuk meningkatkan keaktifan dan nilai

prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora.


42

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan

informasi. Secara umum, ada dua sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sekunder. Rinciannya adalah

sebagai berikut:

a. Data Primer

Menurut S. Nasution dalam Moleong (2011: 157) data primer

adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat

penelitian Data primer adalah data yang didapat secara langsung pada

lokasi penelitian. Kepala Madrasah, Guru PAI, Guru Wali Kelas,

Siswa, Orang Tua. Selain itu, peneliti berperan sebagai pengamat.

Dalam penelitian ini peneliti mengamati segala bentuk kegiatan siswa

di Madrasah dan dirumah.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang menunjang data primer

dan pelengkap bagi data primer. Data yang didapat melalui pihak

kedua, ketiga, dan seterusnya. Artinya, melewati satu atau lebih pihak

yang bukan peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku

penunjang dokumentasi dan observasi tentang strategi guru PAI dalam

penerapan hidden kurikul um untuk peningkatan motivasi dan nilai

prestasi siswa .

4. Teknik Pengumpulan Data


43

Pada penelitian ini, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan

dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Sesuai dengan

karakteristik data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik

pengumpulan data yang dilakukan adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberikan pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak

yang terkait dengan tujuan untuk memperoleh informasi. Wawancara

menurut Andi Prastowo (2011: 212) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

Wawancara dilakukan secara tersusun menurut uraian

pertanyaan penelitian. Dari pertanyaan penelitian yang diuraikan akan

menjadi penelitian yang lebih spesifik sesuai dengan poin-poin pokok

dalam penelitian ini yang nantinya akan memudahkan peneliti untuk

mendapatkan informasi secara detail tentang pelaksanaan kurikulum

merdeka dan sikap anak berdasarkan profil pemuda pancasila.

Wawancara dilakukan kepada kepala Madrasah tentang

bagaimana manajemen hidden kurikulum yang diterapkan di Madrasah

tersebut, guru PAI tentang bagaimana strategi untuk meningkatkan

motivasi dan nilai prestasi siswa melalui penerapan hidden kurikulum,


44

siswa tentang dampak yang diperoleh dari penerapan kurikul dan

bagaimana kendala yang di temukan, dan orang tua siswa untuk

mencari data tentang dampak peserta didik di rumah untuk

memperkuat analisis data tentang penerapan hidden kurikulum dalam

meningkatkan nilai prestasi siswa.

b. Observasi

Menurut Hasan (2012: 86), observasi ialah pemilihan,

pengubahan, pencatatan, dan pengodean serangkaian perilaku dan

suasana yang berkenaan dengan organisasi, sesuai dengan tujuan-

tujuan empiris. Sedangkan menurut Riduwan (2017: 30), Observasi

yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam,

proses kerja, dan penggunaan responden kecil.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi non

partisipatif, dimana peneliti hanya melakukan pengamatan dengan

menggunakan pedoman observasi tanpa melibatkan diri kedalam

fenomena yang ada. Observasi dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

dikelas dan bagaimana praktek hiden kurikulum yang dilakukan guru

PAI. Pengamatan juga dilakukan untuk mengamati motivasi belajar

siswa.
45

c. Dokumentasi

Menurut Djam’an Satori (2019: 149), studi dokumentasi yaitu

mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam

permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat

mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu

kejadian. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa daftar

responden penelitian, foto perilaku siswa baik dalam proses belajar

maupun dalam kegiatan di Madrasah lainnya, foto guru yang ikut

berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan kegiatan Madrasah, dan

data prestasi siswa.

5. Uji Keabsahan Data

Pelaksanaan teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian

ini didasarkan pada kriterium tertentu. Menurut Lexy J. Moleong (2011:

324), untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan

yang didasarakan pada sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang

digunakan, yaitu kredibilitas (derajat kepercayaan), keteralihan

(tranferbility), kebergantungan (dependenbility), kepastian

(conformability).

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis triangulasi yaitu


46

triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber yaitu untuk

menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber.

6. Teknik Analisis Data dan Interprestasi

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data (Lexy J. Moleong 2021: 280).

Teknik analisis dan interprestasi data model interaktif menurut

Miles & Huberman terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan yaitu:

a. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada

saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya, proses

pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa

konsep atau draft. Pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak

memiliki segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang

penelitian yang dilakukan proses pengumpulan data dapat dilakukan.

b. Reduksi Data

Proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data

yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan di

analisis.

c. Display Data
47

Mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk

tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu

matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan

dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam

bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut subtema yang

diakhiri dengan pemberian kode (coding) dari subtema tersebut sesuai

dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.

d. Kesimpulan/Verifikasi

Merupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data

kualitatif. Berisi uraian dari seluruh subkategori tema yang tercantum

pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan

disertai dengan quote verbatim wawancara. Kesimpulan menjurus pada

jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap

“what” dan “how” dari temuan penelitian.

I. Sistematika Pembahasan Tesis


Sistematika pembahsan di dalam penyusunan tesis ini dibagi ke dalam

tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal

terdiri dari halaman judul, halaman Surat Pernyataan, halaman Persetujuan

Pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,

kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar

lampiran.

Bagian inti berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan

sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab sebagai satu
48

kesatuan. Pada Tesis ini peneliti menuangkan hasil penelitian dalam lima bab.

Pada tiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab

yang bersangkutan. Sub pertama,menjelaskan strategi guru; sub kedua,

menjelaskan tentang hidden kurikulum meliputi pengertian dan fungsi; sub

ketiga menjelaskan tentang motivasi belajar; sub keempat menjelaskan tentang

prestasi belajar serta indikator prestasi belajar.

Bab satu tesis ini berisi gambaran umum penulisan tesis yang meliputi

latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian

pustaka, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab dua berisi kajian pustaka yang terdiri dari kajian penelitian terdahulu,

kajian teori diantaranya adalah hidden kurikulum, keaktifan belajar, prestasi

belajar, penelitian yang relevan dan kerangka berfikir.

Pada bab tiga berisi Hasil penelitian tentang strategi guru PAI dalam

penerapan hidden kurikulum untuk meningkatkan motivasi dan nilai prestasi

belajar peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora meliputi 1) gambaran

umum tempat penelitian; 2) data hasil penelitian meliputi tentang pertama,

mengapa diperlukan strategi hidden kurikulum untuk meningkatkan motivasi

dan nilai prestasi peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora. Kedua

tentang strategi guru PAI dalam penerapan hidden kurikulum kepada peserta

didik MI di Kecamatan Kradenan Blora. Ketiga, dampak penerapan hidden

kurikulum terhadap peningkatan keaktifan dan nilai prestasi belajar peserta

didik MI di Kecamatan Kradenan Blora.


49

Pada bab empat berisi pemaparan analisis kritis hasil penelitian tentang

pertama, mengapa diperlukan strategi hidden kurikulum untuk meningkatkan

motivasi dan nilai prestasi peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora.

Kedua tentang strategi guru PAI dalam penerapan hidden kurikulum kepada

peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora. Ketiga, dampak penerapan

hidden kurikulum terhadap peningkatan keaktifan dan nilai prestasi belajar

peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora. Bab lima Bagian ini disebut

penutup yang memuat simpulan, saran-saran, dan kata penutup.

Bagian akhir berisikan daftar pustaka, lampiran-lampiran instrumen

penelitian, biodata diri peneliti.


50

DAFTAR PUSTAKA

Harto, Kasinyo,A. (2013), Desain Pembelajaran Agama Islam. Palembang Awfa


Smart Media

Caswita. (2019). The Hidden Curriculum : Studi Pembelajaran PAI di Sekolah.


Yogyakarta: PT Leutikaprio.

Dakir. (2019). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,


Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hal. 1-2

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media


Group, 2020), hal. 32.

Khoirurrijal, Pengembangann Kurikulum Merdeka, (Malang: CV. Literasi


Nusantara Abadi.

Zainuddin, et, al., Seluk-beluk Pendidikan dari Al-Ghazali (Jakarta: Bumi Aksara,
2017), 56.

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Histori, Teoritis dan Praktis
(Jakarta: Ciputat Press, 2020), 88.

Muhammad Athiyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terj Bustani


A.Ghani dan Djohar Bahri (Jakarta: Bulan Bintang, 2018), 139.

Moh. Uzer Utsman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2018),6-7.

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta:CV. Misika


Anak Galiza, 2016), 93-94

Djam'an Satori (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung,. Alfabeta.


51

Fatah, Nanang. 2013. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Mahmud, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Margono, S.(2017). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Mu’in, Fatchul. (2011), Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik,


Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. (2013). Qualitative Data Analysis


(terjemahan). Jakarta : UI Press

Moleong, L. J., (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Muhammad Busro dan Siskandar. (2017). Perencanaan dan Pengembangan


Kurikulum. Yogyakarta: Media Akademi

M. Joko Susilo,(2017), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen


Pelaksanaan dan Kesiapan MadrasahMenyongsongnya, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta,

Muhaimin. (2011), Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan


Rencana Pembangunan Sekolah/Madrasah. Jakarta : Prenada Media Group

M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, (2003)Manajemen Strategis


Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan).

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


(Jakarta: Kencana, 2009), 128-129

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2009), 8.

Majid, Abdul. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosakarya

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo.


1

KISI-KISI INSTRUMEN

No Fokus Teori Indikator Teori Wawancara Observasi Dokumen


1 strategi guru strategi guru dalam Perencanan 1. Bagaimanakah perencanan  Penyusun RPP
PAI dan kendala pembelajaran guru dalam penerapan hidden instrumen SILABUS
dalam merupakan kurikulum di madrasah? pembeljaaran PROTA
penerapan 2. Apa sajakah tahapan tahapan PROMES
pengorganisasian isi
hidden yang perlu disiapkan dalam
kurikulum pelajaran, perencanaan tersebut?
kepada peserta penyampaian 3. bagaimana kendala kendala
didik MI di pelajaran dan dalam perencanaan dan
Kecamatan pengelolaan kegiatan bagaimana mengatasi kendala
Kradenan Blora pembelajaran dengan tersebut?
menggunakan
berbagai sumber
Pelaksanaan 1. bagaimanakah strategi guru  Pembelajaran Absensi
dalam pelaksanaan hidden  Kegiatan Siswa
belajar yang kurikulum di madrasah? membaca
digunakan oleh guru 2. Apakah hiden kurikulum yang  Kegiatan
guna menunjang diterapkan dapat diterapkan praktek
terciptanya proses sesuai dengan perencanaan?
pembelajaran yang 3. Ada kendala dalam
efektif dan efisien pelaksanaan kurikulum?
Evaluasi 1. Bagaimana evaluasi yang  Penilaian Data
dilakukan dalam pelaksanaan hasil belajar prestasi
kruikluum? Data hasil
2. Bagimana aspek penilaian dan belajar
standar yang ditentukan untuk
mengukur keberhasilan anak?
2

2 dampak kurikulum Perubahan nilai 1. Bagaimanakah perkembangan  Cara-cara Data siswa


penerapan tersembunyi atau nilai prestasi akademik anak guru Data guru
hidden kurikulum dalam pembelajaran? menguasai
kurikulum terselubung. Maksud kelas
terhadap tersembunyi/ Perubahan 2. Bagaimanakah perubahan  kenakalan di Data siswa
peningkatan terselubung di sini persepsi persepsi anak dalam dalam kelas Data guru
keaktifan dan adalah kurikulum ini pembelajran dan keaktifan
nilai prestasi tidak tercantum bertanya?
belajar peserta dalam kurikulum Perubahan 3. Bagaimanakah perubahan  Perilaku Data siswa
didik MI di ideal.Meski tingkah laku perilaku anak dalam sehari hari Data guru
Kecamatan demikian, kurikulum pembelajran dan di  kegiatan
Kradenan Blora ini memiliki andil lingkungan bermain? keagamaan
dalam pencapaian Dampak 4. Bagaimanakah akhlak anak  Lebih
tujuan pendidikan terhadap akhlak dalam pembelajaran? mengedepan
5. bagaimana dengan semangat kan perilaku
belaajr anak anak berakhlak
perkembanganya? dalam
keseharian
1

PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK KEPALA MI DI KECAMATAN KRADENAN BLORA

A. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Pertanyaan
1. Strategi Guru PAI dan Kendala Dalam Penerapan Hidden
Kurikulum Kepada Peserta Didik Mi Di Kecamatan Kradenan Blora
Bagaimanakah strategi guru dalam menerapkan hidden kurikulum kepada
peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan hidden kurikulum
kepada peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Jawaban:
2

........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
2. Dampak Penerapan Hidden Kurikulum Terhadap Peningkatan
Keaktifan dan Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Mi Di Kecamatan
Kradenan Blora
Apa saja hidden kurikulum yang diterapkan di Mi Kecamatan Kradenan
Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa alasan menerapkan hidden kurikulum terhadap peningkatan keaktifan
dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa saja dampak dari penerapan hidden kurikulum terhadap peningkatan
keaktifan dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan
Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.
3

PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK GURU MI DI KECAMATAN KRADENAN BLORA

A. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Pertanyaan
1. Strategi Guru PAI dan Kendala Dalam Penerapan Hidden
Kurikulum Kepada Peserta Didik Mi Di Kecamatan Kradenan Blora
Bagaimanakah strategi guru dalam menerapkan hidden kurikulum kepada
peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan hidden kurikulum
kepada peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4

2. Dampak Penerapan Hidden Kurikulum Terhadap Peningkatan


Keaktifan dan Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Mi Di Kecamatan
Kradenan Blora
Apa saja hidden kurikulum yang diterapkan di Mi Kecamatan Kradenan
Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa alasan menerapkan hidden kurikulum terhadap peningkatan keaktifan
dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa saja dampak dari penerapan hidden kurikulum terhadap peningkatan
keaktifan dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan
Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
5

PEDOMAN WAWANCARA
UNTUK SISWA MI DI KECAMATAN KRADENAN BLORA

A. Identitas Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Pertanyaan
1. Strategi Guru PAI dan Kendala Dalam Penerapan Hidden
Kurikulum Kepada Peserta Didik Mi Di Kecamatan Kradenan Blora
Bagaimanakah strategi guru dalam menerapkan hidden kurikulum kepada
peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan hidden kurikulum
kepada peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
6

2. Dampak Penerapan Hidden Kurikulum Terhadap Peningkatan


Keaktifan dan Nilai Prestasi Belajar Peserta Didik Mi Di Kecamatan
Kradenan Blora
Apa saja hidden kurikulum yang diterapkan di Mi Kecamatan Kradenan
Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa alasan menerapkan hidden kurikulum terhadap peningkatan keaktifan
dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan Kradenan Blora?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Apa saja dampak dari penerapan hidden kurikulum terhadap peningkatan
keaktifan dan nilai prestasi belajar peserta didik MI di Kecamatan
Kradenan Blora?
Jawaban:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
1

LEMBAR PENGAMATAN (OBSERVASI)


KURIKULUM PEMBELAJARAN DI MI KECAMATAN KRADENAN BLORA

No Nama Guru Mata Pelajaran Aqidah Aklak Ibadah

1 Matematika

2 Bahasa Indonesia

3 SBDP

4 Olahraga

5 BTHQ

6 PAI

7 PPKN

8 Muatan Lokal
PEDOMAN DOKUMENTASI

No Sumber Sekunder Keterangan


Ada Tidak
1 Data guru dan siswa
2 Sejarah sekolah
3 Visi, misi dan tujuan
4 Dokumen Partisipasi masyarakat
5 Absensi kehadiran masyarkaat dalam rapat
6 Prestasi siswa
7 Dokumen pengawasan masyarakat

1
1

Anda mungkin juga menyukai