Anda di halaman 1dari 101

PENERAPAN METODE BERVARIASI PADA PEMBELAJARAN AKIDAH

AKHLAK DI KELAS VIII B PUTRI MTs DARUL MUSTHOFA NW REPOK


ATAS KEC. NARMADA LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh

Liana Fitrianingsih
NIM. 151.141.232

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019
PENERAPAN METODE BERVARIASI PADA PEMBELAJARAN AKIDAH
AKHLAK DI KELAS VIII B PUTRI MTs Darul MUSTHOFA NW REPOK
ATAS KEC.NARMADA LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk melengkapi persayaratan mencapai
Gelar sarjana

Oleh
Liana Fitrianingsih
NIM: 151.141.232.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2019
IIALAMAN PERSETUJUAIY PEMBIMBING

Skipsi Oleh : Liana Fitianingsih, NIM : 15.1.14.1.23.2. Dengar Judul "Pemapatr


Metode Bervadasi Pada Pembelajran Akidah AHdak Di Ketas VItr B Puti MTs
Darul Musthoh NW R€pok Alas Kcc, Narmada Lombok Baraf Tahun Pelajaratr
2011 12018" telah memerutflyarat dan disetujui unhrk diuji.

Diset1rjui pada tqn qgal 07 - 0l- 2019

Dos€n Pembimbiry tr

/ ,al$'
Dr. 11 M. Nrbir. M.P Dlr tr Zivad. M. Ac.
NIP. 195208rsr98{n31(M NrP. r9700424197031003

iit
NOTA DTNAS

Mataram,oT-o1-20 I 9

FIal : Ujiotr Skipsi

Yrtrg Teftormat
Rektor IAIN Mrtaram
di Mataram

Asssalamu'alakum Wr. Wb.


Dsampaikan dengan hormat, s€telah melakukan bimbiagan, arahan, dan
koreksi. Maka kami berpendapat bahwa sloipsi saudara:
Nama Mahasiswa : Liana Fitrianingsih
NIM : l5t 141232
JurusanrProdi : Pendidikan Agaoa Islam/Sl
Judul : Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajarat
Akidah Akhlak Di Kelas VIII B Putri MTs Darul
Musthofa NW Repok Atas Kec.Namuda Lombok
Barat Tahun Pel4iaran 2017 D018.
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Muagasya,/r Slripsi
Fakultas IlDu Taftiyah dao Keguruatr UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skipsi ini dryat x,geta d;irnunaqasyahkat.
Wassalamu' alqikum, Wr. Wb.

/ru'
Dosen Pembimbing ]I

Drs. H. Zivad. M-{g


IIIP. 195208151980031004 NrP.19700828199703r003
Pf,NGESAIIAN

Skipsi judul "Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajamn


dengan
Akidah Akhlak Di Ketas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Kec.
Narmada Irmbok Barat Tahun PelajaEn 201812019" yang diajukan oleh Liana
Fitrianingsih, NIM 151.141.232, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbi),ah dan K€guruan UIN Matarain telah dimunaqasyahkan pada ha.i Jum'at,
tanggal l lJmuari 2019 dan telah dinyatakan memcnuhi s)€ral untuk mencapai
gelar sarjana Pendidikan.

Dewan Munaqasyah

l. Ketua Sidang/
I
Dr. H.M. Natsir. M,Pd.
(+,
,fE,
Pemb. NIP: 195208151980031004

2. Seloetaris sidang/ Drs. H. Zivad. M.As.


Pemb. II NIP. 19700828 r 997031003

3. Penguji I Dr. sYuki M. Pd.


CD'
'y'
NrP. t9621231 l99l 1031025
h-l
4. Peneuji II H.M, Taisir M. Ae.
NtP. 197412312005 t t 0l4

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbi!

2311993032
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT. karna

berkat Ridho-nyalah akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang merupakan

tugas akhir di bangku kuliah sebagai persyaratan untuk meraih gelar serjana Strata 1

(S1)

Shalawat serta salam peneliti haturkan kepada junjungan umat Islam di

seluruh belahan dunia ini dan sepanjang masa, yakni baginda Rasulullah SAW yang

telah Uswatun Hasanah bagi seluruh umat manusia demi mencapai idealis kehidupan

yang hakiki, baik di dunia yang fana ini maupun di akhirat nanti.

Dalam upaya menyelesaikan kesempatan ini peneliti ingin menghaturkan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H.M. Natsir, M.Pd, selaku pembimbing pertama dan Drs.H.Ziyad, M.Ag.

selaku pembimbing kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

2. Dra Hj. Lubna M.Pd. selaku Dekan UIN Mataram, dan Pembantu Dekan, beserta

staf-stafnya yang telah banyak memberikan bantuan selama berada di lingkuan

kampus UIN Mataram.

3. Dr. H.Mutawali, M.Ag. selaku Rektor skripsi ini, peneliti memahami dan

menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya campur tangan dari berbagai pihak

tidak akan mungkin karya ini dapat terselesaikan, baik itu berupa bantuan modal,

ix
material maupun spiritual. Oleh karena itu, dalam UIN Mataram yang telah

melakukan berbagai kebajikan yang meringankan mahasiswa dalam urusan

perkuliahan di UIN Mataram.

4. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus

selama penulis mengikuti perkuliahan di UIN Mataram, serta karyawan dan

karyawati yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

5. Taupan Jayadi, SP.d selaku Kepala MTs Darul Mustofa NW Repok Atas yang

menerima peneliti untuk meneliti di lokasi tersebut sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan dengan lancar.

6. Kepada sahabat-sahabatku, serta semua teman-teman yang telah memberikan

motivasi sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan lancar.

Tiada kata yang pantas terucap selain jazakumullah khairan katsiro,atas

ridhonya semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca

Pada umumnya

Mataram,……,……..,2019

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….. i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………...iii
NOTA DINAS PEMBIMBING……………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI vi
HALAMAN MOTTO..........................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR LAMPIRAN xii

ABSTRAK xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 7
E. Telaah Pustaka 8
F. Keangka Teori
1. Konsep Penerapan Metode Bervariasi 11
2. Pembelajaran Akidah Akhlak 23
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian 35
2. Kehadiran Peneliti 35
3. Sumber Data 36
4. Teknik Pengumpulan Data 37
5. Analisis Data 40
6. Validitas Data 43

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat MTs Darul Mustofa NW Repok Atas 46
2. Letak Geografis MTs Darul Mustofa NW Repok Atas 47
3. Data Guru dan Pegawai MTs Darul Musthofa NW Repok Atas 47
4. Keadaan Siswa Siswi MTs Darul Musthofa NW Repok Atas 49
5. Visi dan Misi MTs Darul Musthofa NW Repok Atas 51
6. Struktur Organisasi MTs Darul Musthofa NW Repok ATas 52
7. Sarana dan Prasarana MTs Darul Musthofa NW Repok Atas 52
B. Metode Bervariasi Yang Digunakan Guru Akidah Akhlak
Di Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas
Kec. Narmada Lombok Barat................................................................56
C. Penerapan Metode Bervariasi Pembelajaran Akidah Akhlak
Di Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas
Kec. Narmada Lombok Barat………………………………………...58

BAB III PEMBAHASAN

A. Metode Bervariasi Yang Digunakan Guru Akidah Akhlak


Di Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas
Kec. Narmada Lombok Barat………………………………………...67
B. Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajaran Akidah Akhlak
Di Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas
Kec. Narmada Lombok Barat………………………………………...69
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 76
B. Saran-saran 76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keadaan Guru dan Pegawai MTs Darul Musthofa

Tabel 2. Keadaan Siswa-Siswi MTs Darul Musthofa

Tabel 3. Data Siswi Kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa

Tabel 4. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Darul Musthofa

Tabel 5. Kondisi Perlengkapan Administrasi Tata Usaha MTs Darul Musthofa

Tabel 6. Keadaan Alat-alat Penunjang Belajar Mengajar MTs Darul Musthofa


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Sertifikat Ujian Seminar Proposal


Kartu Konsul Proposal Dan Skripsi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Penelitian
ABSTRAK
Penerapan Metode Bervariasi Pembelajaran Akidah Akhlak Di Kelas
VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repot Atas Kec. Narmada Lombok
Barat
Oleh
LIANA FITRIANINGSIH
151.141.232.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keterangan terkait dengan
beberapa hal yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini yaitu: Pertama,
untuk mengetahui metode apakah yang divariasikan oleh guru akidah akhlak di
kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, kedua, untk
mengetahui bagaimanakah penerapan metode bervariasi pembelajaran Akidah
Akhlak di kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Metode observasi dan wawancara digunakan
untuk mencari data tentang penerapan metode bervariasi pada pembelajaran
akidah akhlak di kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode bervariasi dilakukan guru
akidah akhlak dengan menggabungkan tiga metode dalam satu kali pertemuan,
adapun metode yang dirvariasikan itu adalah metode ceramah, drill dan
demonstrasi.Metode bervariasi merupakan cara yang digunakan guru akidah
akhlak untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dengan penerapan metode bervariasi siswi diharapkan menjadi lebih aktif pada
saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga tujuan pembelajaran
mudah tercapai.

Kata Kunci : Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajaran Akidah


Akhlak .

xiii
Motto:

Sesungguhnya Allah tidak merubah


keadaan suatu kaum Sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. (Ar-Ra’du:11).1

1
Kementerian Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Semarang:CV Raja Publising,
2011), h.225.

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Setiap lembaga pendidikan baik pendidikan agama maupun pendidikan

umum mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk manusia yang

berkualitas.

Pendidikan pada hakikatnya adalah pembentukan kepribadian manusia,

memanusiakan manusia dalam arti yang sesungguhnya. Karena itu,

pendidikan mestilah menyoroti pengembangan seluruh potensi manusia baik

jasmani maupun rohani.

Pendidikan memiliki potensi untuk membentuk karakter pribadi seseorang,

karena pada dasarnya prilaku seseorang merupakan produk dari akal pikiran

(pengetahuan)-nya. Seseorang akan melakukan suatu perbuatan (amal, action)

berdasarkan apa yang diketahuinya, atau paling tidak akan meniru-niru atau

melakukan sesuatu yang menyerupai apa yang diperolehnya dengan indranya.

Dengan demikian, pendidikan dapat mencetak seseorang menjadi sholeh

secara individu dan sholeh secara sosial, bersikap terbuka dan menerima

keragaman realitas budaya, etnis, dan keragaman pemahaman agama. Di

samping itu, pendidikan juga dapat mencetak pribadi-pribadi yang ekslusif,

tertutup dan tidak menerima keragaman realitas, mengklaim kebenaran (truth


2

claim) hanya pada apa yang dianutnya atau kelompoknya sehingga tidak

jarang konflik dan tindak kekerasan terjadi. 2

Usaha pendidikan yang sudah berjalan sekian abad di Indonesia pasti

membutuhkan peninjauan kembali untuk mengadakan penyesuaian pada

tuntunan baru sejalan dengan perkembangan budaya bangsa. Memperbarui

tujuan strategis dari pendidikan islam, yaitu tujuan yang menciptakan manusia

beriman yang meyakini suatu kebenaran dan berusaha membuktikan

kebenaran tersebut melalui akal, rasa, feeling, dan kemampuan untuk

melaksanakannya melalui amal yang tepat dan benar atau disebut amal shaleh

yang tepat dan benar yang berarti baik atau pengetahuan benar yang

membentuk sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Pembentukan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari dapat di-

tandai dengan karakteristik pendidikan, yaitu tidak hanya mengajarkan atau

mentransformasikan ilmu dan keterampilan serta kepekaan rasa (budaya)

dan/atau agama, melainkan pendidikan seyogyanya memberi perlengkapan

kepada anak didik untuk memecahkan persoalan yang sudah tanpak sekarang

maupun yang akan tanpak di masa yang akan datang.3

Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan peroses belajar-mengajar,

guru merupakan figur sentral dalam mengantarkan peserta didik kepada tujuan

yang mulia. Nana Sayodih Sukmadinata menyebutkan: “guru memegang


4
peranan kunci bagi keberlangsungan pendidikan”. Di tangan para gurulah

2
Abdul Wahid & Atun Wardatun, Tendensi Teks: Ambiguitas Visi Sosial Buku PAI SMU
Depag Rid an Hasil Bahsul Masail NU. (Mataram: Alam Tara Institute, 2009), h. 5.
3
H. Zaenuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara (Bandung, 2008). h. 43.
4
Ramayulis, Profesi & Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h. 10.
3

terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar-

mengajar di sekolah, serta pada tangan merekalah bergantungnya masa depan

karier para peserta didik yang menjadi tumpuan para orang tuanya. Guru

memikul tugas tanggung jawab yang tidak ringan. “Disamping dia harus

membuat pandai peserta didiknya secara akal (mengasah kecerdasan IQ) dia

juga harus menanamkan nilai-nilai iman dan akhlak yang mulia. Untuk itu

guru harus memahami peran dan tugasnya, memahami kendala-kendala

pendidikan dan cara untuk mengatasinya”. 5

Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah menerapakan metode

bervariasi dalam mengajar dan harus sesuai serta tepat dengan materi

pembelajaran yang diajarkan.

Adapun keterampilan memberi variasi yang dijelaskan dalam buku

karangan Kunandar, yaitu “usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa

dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media,

pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik,

kontak mata, dan semangat)”.6

Didalam proses belajar mengajar, “variasi ditunjukkan dengan adanya

perubahan dalam gaya mengajar seorang guru, melihat media apa yang

digunakan, dan prubahan dalam pola interaksi. Variasi ini lebih bersifat proses

daripada produk.”7 “Kalau tujuan pembelajaran mencakup domein (ranah)

dengan berbagai jenjang penguasaan maka disarankan untuk memakai

5
Ibid., h. 10
6
Kunandar, Guru Profesional (implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi guru), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 27
7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Eduktif, (Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 2000), h. 124
4

berbagai jenis metode pada setiap penyajian apalagi kalau siswanya sangat

bervariasi”.8

Berdasarkan survei awal pada tanggal April 2018, guru-guru di MTs

Darul Musthofa sudah menerapkan metode bervariasi karena banyaknya

ranah-ranah yang harus dikuasai oleh peserta didik, seperti ranah kognitif,

apektif, dan ranah psikomotorik, jadi guru di MTs Darul Musthofa merubah

cara mengajarnya salah satunya dengan menggunakan banyak metode pada

saat mengajar dan hal ini yang membuat peserta didik lebih semangat dan

aktif didalam kelas.9

Pada saat pak Arthamadi selaku guru akidah akhlak mengajar di kelas,

peneliti melihat para siswi kelas VIII B putri sangat semangat dan aktif dalam

mengikuti pelajaran karena pak Arthamadi selaku guru akidah akhlak pada

saat mengajar tidak monoton kepada satu atau dua metode saja, melainkan

menggunakan banyak metode dalam artian sudah menerapkan metode

bervariasi, sehingga tujuan pelajaran yang diharapkan bisa tercapai.10

Jenis metode yang divariasikan oleh guru akidah akhlak kelas VIII B

putri diantaranya adalah metode ceramah, metode drill dan metode

demonstrasi , pada dasarnya metode bervariasi ini merupakan suatu istilah

yang sering diucapkan oleh mayoritas guru, karena metode yang divariasikan

itu tidak diterapkan secara bersamaan sekaligus, akan tetapi secara bertahap

misalnya saja seperti yang peneliti lihat pada saat pak Arthamdi selaku guru

8
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991), h. 127.
9
Observasi , 8 April 2018.
10
Observasi , 8 April 2018.
5

akidah akhlak menerapkan metode secara bertahap seperti, menerapkan

metode ceramah terlebih dahulu untuk ranah kognitif, selanjutnya menerapkan

metode driil untuk ranah apektik dan kemudian menerapkan metode

demonstrasi untuk ranah psikomotorik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangakat

penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajaran

Akidah Akhlak Di Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran

2017/2018”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka terdapat beberapa

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Metode apakah yang divariasikan oleh guru akidah akhlak dalam

membina akhlakul karimah siswi kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa

NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimanakah penerapan metode bervariasi pada pembelajaran Akidah

Akhlak dalam membinaan akhlakul karimah siswi kelas VIII B putri di

MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018?


6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui metode yang divariasikan oleh guru akidah akhlak

dalam membinaan akhlakul karimah siswi kelas VIII B Putri MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018 .

b. Untuk mengetahui penerapan metode bervariasi pada pembelajaran

Akidah Akhlak bagi pembinaan akhlakul karimah siswi kelas VIII B putri

di MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018

c. Untuk mengetahui hasil pembinaan akhlakul karimah siswi kelas VIII B

putri melalui penerapan metode bervariasi di MTs Darul Musthofa NW

Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018?

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Menambah Khazanah Ilmu pengetahuan dalam penerapan metode

bervariasi membina akhlakul karimah siswa.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi guru, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan

kualitas pendidikan agama islam, khususnya dalam pembinaan

akhlakul karimah dengan memberikan tauladan yang baik pada

siswa.

2) Bagi peneliti sebagai calon orang tua, dan calon guru pendiidkan

agama Islam, diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengatasi


7

masalah-masalah yang timbulkan dalam pelaksanaan membentuk

akhlakul karimah siswa.

3) Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga

untuk bisa membina akhlakul karimah siswa.

4) Sebagai salah satu syarat, guna mendapat gelar sarjana SI Universitas

Islam Negeri (UIN) Mataram.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas arah penelitian ini, maka perlu dibatasi ruang

lingkup masalah yang akan diteliti. Adapun ruang lingkup masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a. Jenis metode bervariasi yang digunakan oleh oleh guru akidah akhlak

dalam membina akhlakul karimah siswi kelas VIII B putri di MTs

Darul Musthofa NW Repok Atas.

b. Penerapan metode bervariasi pada pembelajaran akidah akhlak bagi

pembinaan akhlakul karimah siswa kelas VIII putrid di MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas.

Pemilihan lokasi penelitian di MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas ini

didasarkan pada observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, yang dimana

peneliti melihat para siswi kelas VIII B putri sangat aktif dan semangat

dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak, karena guru akidah akhlak


8

sudah menerapkan metode bervariasi dalam pembelajarannya pada siswi

kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa di dalam kelas, adapun metode

yang divariasikan diantaranya metode ceramah, metode drill dan metode

demonstrasi.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka dilakukan untuk “menjelaskan posisi penelitian yang akan

dilaksanakan diantara hasil-hasil penelitian atau buku-buku yang terdahulu

yang bertopik senada. Tujuannya untuk menegaskan kebaruan, orisinilitas, dan

urgensi penelitian bagi pengembangan ilmu terkait. Jadi pustaka yang di telaah

harus memiliki signifikansi dan relevansi dengan fokus penelitian”.11

Adapun karya ilmiah yang memiliki kemiripan atau yang terkait dengan

penelitian ini adalah:

1) Skripsi yang diteliti Nurlaili Mufidah dengan judul: “Penerapan Metode

Bervariasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak Kelas V MI Al-Mutmainnah Pekat Tahun


12
Pelajaran 2012/2013”. dengan judul penelitian yang diteliti penulis “

Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajaran Akidah Di Kelas VIII B

Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas”, ditemukan adanya kesamaan

maupun perbedaan baik dilihat dari variabel masalah, maupun pendekatan

sehingga mempengaruhi hasil penelitian.

11
IAIN Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: Tim Penyusun, IAIN Mataram,
2015. h. 15.
12
Nurlaili Mufidah, Penerapan Metode Bervariasi Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas V MI Al-Mutmainnah Pekat (Skripsi), (IAIN
Mataram: 2013).
9

Persamaannya sama-sama mengarah pada penerapan metode bervariasi

pada pembelajaran Akidah Akhlak.

Perbedaannya jika pada penelitian yang dilakukan oleh Nurlaili Mufidah

pelaku penerapan metode bervariasi dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran akidah akhlak kelas V MI Al- Mutmainnah

Pekat adalah dalam rangka meningkatkan prestasi belajar, sedangkan

penelitian yang dilakukan peneliti adalah hanya sebatas menerapkan

metode bervariasi pada pembelajaran akidah akhlak di kelas VIII B putri

MTs Darul Musthofa NW Repok Atas.

Dengan adanya persaman dan perbedaan di atas, dapat dipastikan adanya

data terkait dengan teori akidah akhlak, sedangkan terkait data lainnya

tentunya berbeda, mengingat perbedaan fokus penelitian.

2) Skripsi Siti Raihana Mutrofin dengan judul “Penerapan Metode Bervariasi

Terhadap Efektifitas Pembelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VIII MTs NW

Kabar Kec. Sakre Lombok Timur Tahun Pelajaran 2010/2011 ”. 13 judul

penelitian yang diteliti penulis yaitu “Penerapan Metode Bervariasi Pada

Pembelajaran Akidah Akhlak Di Kelas VIII putri MTs Darul Musthofa

NW Repok Atas”, ditemukan adanya kesamaan dan perbedaan baik

dilihat dari variabel masalah, maupun pendekatan, sehingga

mempengaruhi hasil penelitian.

Persamaannya adalah sama-sama mengarah kepada penerapan metode

bervariasi, sama-sama menerapkan pendekatan kualitatif.


13
Siti Raihana Mutrofin, Penerapan Metode Bervariasi Terhadap Efektifitas
Pembelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VIII MTs NW Kabar Kec. Sakre Lombok Timur (Skripsi),
(IAIN Mataram: 2011).
10

Perbedaanya, jika pada penelitian yang dilakukan oleh Siti Raihanun

Mutrofin pada penerapan metode bervariasi terhadap efektifitas

pembelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTs NW kabar adalah untuk

memgetahui efektifitas pembelajaran fiqih, sedangkan peneliti adalah

hanya sebatas penerapan metode bervariasi pada pembelajaran akidah

akhlak di VIIIB putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas. Dengan

adanya persamaan dan perbedaan diatas, dapat dipastikan adanya data

terkait dengan teori akidah akhlak, sementara terkait data lainnya tentunya

berbeda, mengingat perbedaan fokus penelitian.


11

F. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan perspektif teoritik yang secara paragmatik,

dipakai untuk menegaskan dan menguraikan relevansi teoritik dari teori-teori

terpilih dengan fokus yang sedang diteliti oleh peneliti, diantara kerangka

teoritik yang peneliti perlu paparkan yang bertitik tolak pada fokus penelitian

antara lain:

1. Konsep Penerapan Metode Bervariasi

a. Pengertian Metode Bervariasi

Metode bervariasi adalah “seorang guru yang dapat menunjukkan

adanya perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunkan

berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola intraksi guru dengan

siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Variasi lebih

bersifat proses daripada produk”.14

b. Metode-metode yang divariasikan guru akidah akhlak kelas VIII

B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Adapun jenis-jenis metode yang digunakan guru akidah akhlak di

kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas diantaranya

adalah :

Metode yang pertama diterapkan guru akidah akhlak adalah

metode ceramah, Metode Ceramah adalah, “penerangan dan penuturan


15
secara lisan oleh pendidik terhadap kelas.” Dengan kata lain dapat

pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah itu adalah “suatu cara


14
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), h. 161.
15
Ibid., h. 299.
12

penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan

penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya.”16

Dalam metode ceramah ini guru memberikan uraian atau


penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu,
(waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula. Dilaksanakan
dengan bahasa lisan untuk memeberikan pengertian terhadap
sesuatu masalah, karena itu cara tersebut juga sering di sebut
dengan metode kuliah, sebab ada persamaan guru mengajar
dengan seorang dosen/maha guru memberikan kuliah kepada
mahasiswa/mahasiswinya. 17

Kemudian, ketika metode ceramah ini digunakan, murid duduk,

melihat dan mendengar serta percaya bahwa apa yang diceramahkan

atau yang dijelaskan guru tersebut adalah benar, didalam metode

ceramah ini murid menjadi pasif cuma menerima penjelasan dari guru

saja.

Pada setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Adapun kelebihan dari metode ceramah

adalah:

1) Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik


melakukan aktifitas yang sama, sehingga pendidik dapat
mengawasi peserta didik sekaligus.
2) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama,
dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima
penjelasan sekaligus.
3) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu
yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
4) Pleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak
sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok
permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit sedangkan
waktu yang panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.18

16
Ibid., h. 299.
17
Zakiyah Daradjad,dkk, Metodik Khusus Pengajaran…, h. 289
18
Ibid., h.301
13

Kelemahan metode ceramah adalah:


1) Dalam pengajaran yang dilakukan dengan metode ceramah.
Perhatian hanya berpusat pada guru dan guru dianggap murid
selalu benar. Disini tampak bahwa guru lebih aktif sedangkan
murid pasif saja.
2) Pada metode ceramah ada unsure paksaan, karena guru berbicara
(aktif) sedangkan murid hanya mendengar, melihat dan mengutif
apa yang dibicarakan murid.
3) Untuk Sekolah Dasar metode ceramah ini, jika dilaksanakan 100%
tidak baik, karena segala sesuatu akan ditelannya tanpa kritik
bahkan mungkin muridnya sama sekali tidak mengerti apa yang
diceramahkan gurunya. 19

Selanjutnya guru akidah akhlak menerapkan metode drill/latihan,

Penggunaan istilah “Latihan” sering disamakan artinya dengan istilah

“Ulangan”. Padahal maksudnya berbeda. “Latihan bermaksud agar

pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik

dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar

mengukur sejauh mana dia telah menyerap pelajaran tersebut.”20

Menurut Moh. Sholeh Hamid: “Metode latihan atau drill, juga

bisa disebut dengan metode training”. Metode ini merupak “metode

yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan

berbagai kebiasaan atau keterampilan tertentu kepada para siswa.

Dengan begitu, mereka akan menguasai keterampilan atau kebiasaan

baru, sehingga dapat dijadikan bekal dalam kehidupan mereka

kelak.”21

19
Ibid., h. 289-299
20
Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus…, h. 302.
21
Moh. Sholeh Hamid, Metode Edu Tainment, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 216
14

Adapun kelebihan metode drill/latihan adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam


melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
2) Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para peserta didik
yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan
khusu yang berguna kelak dikemudian hari.
3) Pendidik lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana
peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang
dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik disaat
berlangsungnya pengajaran.22

Kelemahan metode drill/latihan adalah sebagai berikut:

1) Menghambat perkembangan dan daya inisiatif murid.


2) Kurang memperhatiakan penyesuaian dengan lingkungan
3) Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku dan otomatis.
4) Membentuk pengetahuan verbalis dan mekanis.23

Metode yang terakhir guru akidah akhlak terapkan adalah metode

demonstrasi, Metode Demonstrasi adalah “metode mengajar yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau

untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak

didik.”24

Memperjelas pengertian tersebut “dalam perakteknya dapat

dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik.” 25

Dengan metode demonstrasi guru atau murid memperlihatkan pada

seluruh anggota kelas sesuatu proses, misalnya bagaimana cara solat

yang sesuai dengan contoh sholatnya Rasul. “Sebaiknya dalam

mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu

22
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 349
23
Zuhairini,dkk, Metodik Khus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1981), h. 107
24
Zakiyah Daradjat,dkk, Metodik Khusus…, h. 296.
25
Ibid., h. 296
15

mendemonstrasikan yang sebaik-baiknya, lalu murid ikut

memperaktikan sesuai dengan petunjuk”.26

Adapun kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

1) Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta


didik ikut disertakan.
2) Pengalaman peserta diidk bertambah karena peserta didik turut
membantu pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima
pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya.
3) Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu
demostrasi, peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang
diberikan oleh pendidik tetapi juga memperhatikannya bahkan turut
serta dalam pelakasanaan suatu demonstrasi.
4) Pengertian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menaggapi
suatu proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar,
penglihatan, dan bahkan dengan perbuatannya sehingga
memudahkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan sifat
verbalisme dalam belajar.
5) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang dianggap
penting oleh pendidik dapat diamati oleh peserta didik seperlunya.
Sewaktu demonstrasi perhatian peserta didik hanya tertuju kepada
suatu yang didemonstrasikan sebab peserta didik lebih banayak
diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada hanya
semata-mata mendengar saja.
6) Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak
menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik
apalagi kalau menjelaskan suatu peruses. Tetapi dalam
demonstrasi, disamping penjelasan dengan lisan juga dapat
memberikan gambaran konkrit.
7) Beberapa masalah yangmenimbulkan pertanyaan atau masalah
dalam diri peaerta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik
mengamati proses demonstrasi.
8) Memghindari “coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu
belajar, disamping praktis dan fungsional, khususnya bagi peserta
didik yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau
jalnnya sesuatu.27

Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

1) Metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidik


untuk itu perlu persiapan yang matang.

26
Ibid., h. 296-297
27
Ramayulis, Metologi Pendidikan…, h. 314.
16

2) Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan


peralatan yang cukup.28

c. Tujuan Metode bervariasi

Penggunaan variasi terutama ditunjukkan terhadap perhatian siswa,

motivasi, dan belajar siswa. Adapun tujuan menerapkan metode

bervariasi adalah:

1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap

Relevansi Proses Belajar Mengajar

Didalam proses belajar mengajar perhatian siswa terhadap

materi pelajaran yang diberkan sangat dituntut. Sedikitpun tidak

diharapkan adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan

penjelasan guru, karena hal itu akan menyebabkan siswa tidak

mengerti akan bahan yang diberikan guru. 29

Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran

untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi

pelajaran yang diberikan. Berbagai faktor memang

mempengaruhinya. Misalnya faktor penjelasan guru yang kurang

mengenai sasaran, situasi diluar kelas yang dirsaakan siswa lebih

menarik daripada materi pelajaran yang diberikan guru.30

Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses

belajar mengajar, karena dengan perhatian yang diberikan siswa

terhadap materi pelajaran yang guru jelaskan, akan mendukung

28
Ibid., h. 314.
29
Ibid.., h. 161.
30
Ibid.., h. 161.
17

tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tercapainya

tujuan pembelajaran tersebut bila setiap siswa bisa mencapai

penguasaan terhadap materi yang diberika dalam suatu pertemuan

kelas. Indikator penguasan siswa terhadap materi pelajaran adalah

terjadinya perubahan didalam diri siswa. Jadi, perhatian adalah

“masalah yang tidak bisa dikesampingkan dalam konteks

pencapaian tujuan pembelajaran”.31

Jadi dapat disimpulkan bahwa guru harus selalu

memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat

meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi

yang dijelaskan atau belum.

2. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi

Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang

siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada

motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi seorang siswa

tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu

memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap

tergejolak didalam diri setiap siswa selama pengajaran

berlangsung.32

Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa

mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk

bahan tertentu boleh jadi seorang siswa menyenangi, tetapi untuk

31
Ibid.., h. 162.
32
Ibid.., h. 162
18

bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini

merupakan masalah bagi guru setiap kali mengadakan pertemuan.

Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin

memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang memperhatikan

materi pelajaran yang diberikan.33

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang

diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena didalam diri siswa

tersebut sudah ada motivasi instrinsik. Siswa yang demikian

dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa

ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang

diberikan berbagai ganguan yang ada disekitarnya tidak dapat

mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.34

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi didalam

dirinya, maka motivasi instrinsik yang merupakan dorongan dari

luar dirinya mutlak diperlukan. Jadi disini peranan guru lebih

dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai

alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebgai alat

yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk

menyeleksi perbuatan.35

3. Membentuk Sikap positif Terhadap Guru dan Sekolah

Merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa

di kelas ada siswa tertentu yang tidak senang terhadap seorang

Ibid.., h. 162
33
34
Ibid., h. 162-163.
Ibid., h. 163.
35
19

guru. Sikap negatif ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga

pada siswi, konsekuensinya bidang study yang dipegang oleh guru

tersebut juga tidak disenangi. Acuh tak acuh selalu ditunjukkan

lewat sikap dan perbuatan ketika guru tersebut memberikan materi

pelajaran kelas.36

Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi

disebabkan gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Gaya

mengajar guru tidak sesuai dengan gaya belajar siswa. Metode

mengajar yang digunakan itu-itu saja. Misalnya, hanya

menggunakan metode ceramah setiap kali melaksanakan tugas

mengajar di kelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode

yang lain. Tanya jawab, resitasi, dan lain-lain.37

Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santainya dikursi,

tidak peduli bagaimana tingkah laku dan perbuatan anak didik,

adalah jalan pengajaran yang cepat membosankan. Guru kurang

dapat menguasai keadaan kelas. Kegaduhan biasanya terjadi pada

sudut-sudut kelas. Akibatnya jalan pengajaran kurang

menguntungkan bagi kedua belah pihak, yaitu guru dan siswa.

Guru gagal menciptakan suasana mengajar yang emngaakibatkan

kreaktifitas dan keairahan belajar siswa. Guru yang bijaksana

adalah guru yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil

hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru.

Ibid., h. 163.
36
37
Ibid., h. 163.
20

Siswa ingin selalu dekat dengan gurua, ketiadaan guru di sekolah

tidak jarang dipertanyakan siswa merasa rindu untuk selalu dekat

dengan guru. Guru seperti itu biasanya karena gaya mengajarnya

dan pendekatannya yang sesuaidengan psikologis siswa. Variasi

mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa.

Disela-sela penjelasan selalu diselangi humor dengan pendekatan

edukatif, jauh dari sikap permusuhan. 38

4. Memberikan Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas Belajar

Individual

Sebagai seorang guru dituntut mempunyai berbagai

keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar.

Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru tidak

hanya satu atau dua metode tetapi lebih banyak dari itu. Karena

diakui, pengusaan metode mengajar dalam jumlah yang banyak

lebih memungkinkan guru untuk melakukan pemilihan metode,

mana yang akan dipakai dalam rangka menunjang tugasnya

mengajar di kelas. penguasan terhadap bagaimana menggunakan

media merupakan keterampilan lain yang juga diharuskan bagi

seorang guru. Demikian juga penguasaan terhadap berbagai

pendekatan dalam mengajar di kelas.39

Penguasaan dari ketiga keterampilan tersebut (metode, media,

dan pendekatan), memudahkan bagi guru melakukan

Ibid., h. 163-164.
38
39
Ibid., h. 164.
21

pengembangan variasi mengajar. Tetapi juga sebaliknya, maka

sulitlah bagi guru mengembangkan variasi mengajar untuk

menciptakan lingkunga belajar yang kondusif.40

Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di

sekolah, fungsinya sebagai alat bantu pengajaran dan alat peraga,

sebagai sumber belajar adalah sisi lain dari perannya yang tidak

pernah guru lupakan. Lengkap tidaknya fasilitas belajar

mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Sangat

terbatasnya fasilitas belajar cendrung lebih sedikit alternative yang

tersedia untuk melakukan pemilihan. Misalnya, kurangnya buku

yang tersedia untuk suatu bidang study menyebabkan metode

mencatat lebih dominan dan sulit bagi guru untuk melakukan

pendekatan individual. Maka alternative yang sangat terpaksa guru

lakukan adalah memilih metode ceramah dan Tanya jawab,

ketimbang tidak ada kegiatan sama sekali.41

5. Mendorong Anak Didik Untuk Belajar

Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru, kewajiban

belajar adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan ini menyatu dalam

sebuah intraksi pengajaran yang disebut instraksi edukatif.

Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang

40
Ibid., h. 164.
41
Ibid., h. 164-165.
22

mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga

berakhirnya kegiatan belajar mengajar.42

Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak

didik adalah motivasi instrinsik yang lahir dari kesadaran akan

pentingnya ilmu pengetahuan. Namun sayangnya jarang ditemukan

bahwa semua anak didik mempunyai motivasi instrinsik yang

sama. Artinya, setiap anak yang hadir dikelas selalu membawa

motivasi yang berbeda. Perbedaan motivasi itu terlihat dari sikap

dan perbuatan mereka ketika meneima materi pelajaran dari guru.

Gejala adanya anak didik yang kurang senang menerima

pelajaran dari guru tidak harus terjadi, karena hal itu akan

menghambat proses belajar mengajar. Disinilah diperlukan peranan

guru, bagimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang

mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah belajar.

Untuk hal ini, cara akurat yang mesti guru lakuakan adalah

mengembangkan variasi mengajar, baik dalam gaya mengajar,

dalam pengunaan media, dan bahan pengjaran, maupun dalam

instraksi guru dengan anak didik. Ketiga komponen variasi

mengajar sebgaimana yang telah disebutkan diatas tentu saja

menyerat kegiatan belajar anak didik kedalam berbagai

pengalaman yang menarik.43

42
Ibid., h. 165.
43
Ibid., h. 165-166.
23

d. Prinsip Penggunaan Metode Bervariasi

Agar kegiatan pelajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan

kreatif belajar, tentunya saja diperlukan lingkungan belajar yang

kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara

memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar.

Yang dimana prinsip-prinsip pengunaan variasi mengajar itu adalah

sebagai berikut:

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis


variasi digunakan , selain juga harus ada variasi penggunaan
komponen untuk tiap jenis variasi semua itu untuk mencapai tujuan
belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancer dan berkesinambungan,
sehingga momen proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak,
perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu.
3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan
direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang
luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari
siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu:
a) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan
keterlibatan siswa.
b) Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan
pembelajaran.44

2. Pembelajaran Akidah Akhlak

a. Pengertian Pembelajaran

Sebelum penulis menguraikan lebih jelas tentang pembelajaran, perlu

dijelaskan juga tentang pengertian belajar dan mengajar menurut

beberapa ahli.

Sudjana juga mendifinisikan bahwa belajar adalah suatu perubahan

dalam disposisi atau kecakapan baru peserta didik karena adanya usaha

44
Ibid., h. 166-167.
24

yang dilakukan dengan sengaja dari pihak luar.45 Sedangkan pengertian

mengajar menurut Hamalik dalam bukunya Dasar-Dasar pengembangan

Kurikulum menjelaskan bahwa mengajar adalah:

1. Menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di


sekolah;
2. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga
pendidikan sekolah
3. Usaha pengorganisasian lingkungan sehingga menciptakan kondisi
belajar bagi siswa.
4. Memberikan bimbingan kepada murid.
5. Kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang
baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6. Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat
sehari-hari.46

Sedangkan penggunaan istilah pembelajaran lebih mengacu pada

upaya menempatkan peserta didik sebagai pihak yang aktif (student

centred education) dalam perannya menjadi pembelajar.47 Adapun

pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari

kata “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an”

menjadi “pembelajaran’ yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar

atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.48

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

45
Choirul Fuad Yusuf (ed.), Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SMP)
(Jakarta:Panacitasatria, 2007), h. 3.
46
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Rosdakarya(Bandung, 2008),
h.25.
47
Choirul Fuad Yusuf (ed.),inovasi pembelajaran pendidikan…, ,h.5.
48
http://krisnaI.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/.di akses
tanggal 13 Januari 2019, jam 10.30 wita.
25

suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran

adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan

baik.49

Rudi Susilana mengemukakan bahwa Pembelajaran merupakan

suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh

pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan

berbagai sumber untuk belajar.50

Oemar Hamalik juga mengemukakan bahwa Pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.51

Pengertian senada juga dikemukakan oleh Gagne dan Briggs bahwa

pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses

belajar siswa, yang berisi serangkaian pristiwa yang dirancang, disusun

sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses

belajar sisiwa yang bersifat internal.52

49
Ibid
50
Rudi Susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran. (CV. Wacana Prima. Bandung), h.
1.
51
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara, (Jakarta, 2008), h. 57
52
http://krisna.I...
26

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah

usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan

itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang belaku dalam waktu

yang relatif lama dan karena adanya usaha. 53 Kegiatan pembelajaran

lebih menekankan kepada semua pristiwa yang dapat berpengaruh secara

langsung kepada efektifitas belajar siswa; dengan kata lain pembelajaran

adalah upaya guru agar terjadi pristiwa belajar yang dilakukan oleh

siswa.54

Dalam menciptakan situasi agar kegiatan pembelajaran

berlangsung secara efektif dan efisien guru perlu mempertimbangkan

secara strategis agar dapat diwujudkan situasi kondusif yang

memungkinkan proses interaksi berlangsung dengan baik. Untuk dapat

mewujudkan situasi yang kondusif guru perlu mengupayakan agar:

1) Siswa senantiasa menaruh minat dan perhatian


2) Siswa turut serta aktif dalam pengalaman belajar
3) Guru memberikan pengalaman yang terpadu dalam proses belajar
4) Timbulnya dorongan yang positif pada diri siswa untuk belajar.55

Dalam hal ini Shaleh, menekankan agar:

“Dalam proses pembelajaran, sisiwa harus diberdayakan agar mau


dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya
(learning to do ) denga meningkatkan interaksi dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya

53
Ibid
54
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa; Visi Misi dan Aksi.
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 217
55
Ibid
27

sehingga mampu membangun pengetahuan (learning to know) dan


kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi
dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi (learning
to live together) akan membentuk kepribadiannya untuk memahami
kemajmukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran
terhadap keaneka ragaman dan perbedaan hidup”.56

b. Pengertian Akidah Akhlak

Pengertian Aqidah Akhlak terdiri dari dua kata yaitu aqidah dan

akhlak yang mempunyai pengertian secara terpisah yaitu:

Secara etimologis (bahasa) kata aqidah berasal dari bahasa Arab

yaitu aqidatun yang berakar dari kata aqada-ya’qidu-aqdan-aqidatan.

Aqdan berarti ikatan, perjanjian dan kokoh, setelah terbentuk menjadi

aqidah yang berarti keyakinan atau sesuatu yang wajib dipercayai atau

diyakini hati tanpa keraguan.

Sedangkan secara terminologi atau istilah syara’ aqidah ialah: iman

yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut dalam Al-Qur’an dan

hadis shahih yang berhubungan dengan tiga sendi Aqidah Islamiyah,

yaitu: 1. Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, nama-nama-Nya

yang baik dan segala pekerjaan-Nya. 2. Kenabian, meliputi sifat-sifat

Nabi, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan risalah, beriman

tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka, dan

beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka. 3. Alam

56
Ibid, h.225
28

kebangkitan atau alam rohani, yaitu membahas tentang alam yang tidak

dapat dilihat oleh mata.57

Dalam pengertian lain sebagaimana diketahui bahwa dasar pokok

utama dalam islam adalah aqidah atau keyakinan, dan secara khusus

aqidah berarti kepercayaan dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan

diamalkan dengan perbuatan. Menurut Arifin Zainal Dzamaris, aqidah

adalah istilah suatu yang dianut oleh manusia dan diyakini apakah

berwujud agama atau yang lainnya.58

Pengertian senada juga disampaikan oleh Ahmad Adib Al Arif

bahwa aqidah adalah beberapa urusan yang harus dibenarkan oleh hati

yang mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan, dan tidak

tercampur sedikitpun dengan keraguan. Lebih jelas dia menambahkan

bahwa aqidah adalah sebuah perkara yang secara umum dapat diterima

kebenarannya oleh akal pikiran dan logika manusia serta berdasarkan

wahyu Allah SWT.59

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aqidah

islam merupakan dasar-dasar pokok keyakinan/kepercayaan hati muslim

yang bersumber dari ajaran islam. Dasar-dasar itu wajib dipegang teguh

oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

57
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108600-tujuan-pendidikan-aqidah-
akhlak/#Ixzz!VuVYMTDo, diakses tanggal 13 Januari 2019, pukul 10.35 wita.
58
Ibid
59
Ahmad Adib Al-Arif. Akidah Akhlak. (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009), h. 2
29

Selanjutnya yang kedua pengertian akhlak, kata akhlak dalam

kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai budi pekerti atau

kelakuan.60 Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa arab jamak

dari “khuluqun” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabiat.61

Secara terminologi, beberapa pakar mengemukakan pengertian

akhlak sebagai berikut:

1. Ibnu Maskawih mengemukakan, bahwa akhlak adalah:

Aritnya: Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk


melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
62
pertimbangan pikiran lebih dahulu.
2. Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa:

Artinya: Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
gampang, dengan tidak memerlukan pertimbangan atau
pikiran lebih dahulu.63
3. Ahmad Amin mengemukakan,

Artinya:

60
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BEsar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 20.
61
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf. (Pustaka Setia, Bandung, 2008). h. 11-12.
62
Ibid
63
Ibid
30

“Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah


kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak”. 64

Menurutnya kehendak ialah ketentuan dari beberapa keinginan

manusia setelah imbang, sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang

diulang-ulang sehingga mudah melakukannya, masing-masing dari

kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari

kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang yang lebih besar. Kekuatan

inilah yang bernama akhlak.

4. Asmaran juga mengemukakan, bahwa akhlak ialah sifat-sifat manusia

yang terdidik. Yaitu sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang

tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir

berupa perbuatan baik, disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk,

disebut ahklak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.65

Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh

difinisi akhlak sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling

bertentangan, melainkan saling melengkapi yaitu sifat yang tertanam

dalam yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan

mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi

kebiasaan.

64
Zaharuddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Ilmu Akhlak. (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 4
65
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 1
31

c. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Para ahli pendidikan dalam Islam berpendapat bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah membentuk akhlak. Hal ini sesuai dengan

pendapat Ibnu Miskawaih yang dikutip oleh Muhammad Azmi adalah:

Tujuan pembinaan akhlak yaitu terwujudnya sikap batin yang


mampu mendorong secara sepontan untuk melahirkan semua
perbuatan yang bernilai baik, sehingga mencapai kesempurnaan dan
memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna. Jadi tujuan
pembinaan akhlak yang ingin dicapai dalah bersifat menyeluruh
yakni mencakup kebahagiaan hidup manusia dalam arti yang seluas-
luasnya.66

Islam memberi tuntutan agar berakhlak mulia, berakhlak mulia ini

sangat ditekankan kareana memiliki manfaat yang banyak seperti

membawa kebahagiaan bagi individu juga sekaligus membawa

kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa

akhlak utama yang ditampilkan seseorang tujuannya adalah “untuk

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sesungguhnya Pendidikan Akhlak selama ini telah diterapkan

melalui pendidikan agama. Bahkan Rasulullah diutus dimuka bumi ini

untuk menyempurnakan akhlak dan memperbaiki aqidah umat manusia.67

Sebagaimana yang di sabdakan Rasulullah dalam hadisnya:

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia”
66
Muhammad Azmi, Pembinaan Akhlak,,,h. 62.
67
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/3658.diakses tanggal 13 Januari, 2019,
pukul 11.00 wita.
32

Akhlak Islam, karena merupakan sisitem akhlak yang berdasakan

kepada kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan

dasar dari pada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber

pokok dari pada akhlak adalah al-Qur’an dan al-Hadits (As-Sunnah) yang

merupakan sumber utama dari agama itu sendiri.68 Kedudukan Al-

Qur’an dan Hadits sebagai sumber akhlak ditegaskan oleh Allah dalam

Al-Qur’an, dianteranya QS. Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut.

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”.69
Di dalam QS. Al-Qalam ayat 4, Allah Swt. Berfirman.

Artinya:

“Dan Sesungguhya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti

yang agung”.70

Dari firman Allah dan sabda Rasul di atas, memberikan ilustrasi

bahwa untuk mencapai kebahagiaan hanya dengan jalan mentaati

Allah (taqwa „alallah) yakni dengan mengerjakan segala perintahnya

dan menjauhi segala larangannya, sebagaimana yang tertera dalam

68
Haidari Putra Daulay, Pendidikan Islam…, h.
69
Al-Aliyy, Al-Qur‟an dan Terjemahannya. (Bandung Diponegoro, 2005), h. 336
70
Al-Aliyy, Al-Qur‟an dan Terjemahannya….h.451.
33

pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni Al-Qur’an dan Al-

Hadits. Tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau tindakan

manusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah bermaksud

mencapai kebahagiaan. Dalam Islam kebahagiaan, drajat yang tinggi

yang ditempuh oleh manusia terletak pada akhlaknya. Dengan

demikian, tujuan dari akhlak adalah hendak menciptakan manusia

agar menjadi makhluk yang tinggi dan sempurna akhlaknya serta

membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain.

d. Jenis-jenis Akhlak

Akhlak dapat dibagi berdasarkan sifatnya dan berdasarkan

objeknya. Berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi menjadi dua bagian,

Pertama, akhlak mahmudah (akhlak terpuji) atau akhlak karimah

(akhlak mulia). Yang termasuk akhlak karimah, diantaranya:

Ridha kepada Allah, cinta dan beriman kepada Allah, beriman


kepada Malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, takdir, taat beribadah,
selalu menepati janji, melaksanakan amanah, berlakau sopan dalam
ucapan dan perbuatan, qonaah (rela terhadap pemberian Allah),
tawakkal (berserah diri), sabar, syukur, tawadhu’ (merendahkan
hati), dan segala perbuatan yang baik menurut pandangan Al-
Qur’an dan Hadist”.71

Kedua, akhlak mazmumah (akhlak tercela) atau akhlak sayyi’ah

(akhlak yang jelek). Adapun yang termasuk akhlak mazmumah adalah:

“kufur, syirik, murtad, fasik, riya’, takabbur, mengadu domba, dengki

71
Rosihon Anwar, Akidah Akhlak…, h. 212
34

atau iri, kikir, dendam, khianat, memutus silaturrahmi, putus asa, dan

segala perbuatan tercela menurut pandangan islam”.72

Berdasarkan objeknya akhlak dibedakan menjadi dua: Pertama,

akhlak kepada Khaliq. Kedua, akhlak kepada makhluk, yang terbagi

menjadi:

1) Akhlak kepada Rasulullah


2) Akhlak terhadap keluarga
3) Akhlak terhadap diri sendiri
4) Akhlak kepada sesama/orang lain dan
5) Akhlak terhadap lingkungan alam.73

e. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII MTs

Adapun ruang lingkup materi pembelajaran Akidah Akhlak kelas

VIII MTs pada semester ganjil adalah sebagai berikut:

1. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT

2. Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri

3. Akhlak Tercela Kepada diri Sendiri.74

Sedangkan ruang lingkup materi pembelajaran Akidah Akhlak

kelas VIII MTs pada semester genap adalah sebagai berikut:

1. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT

2. Mukjizat dan Kejadian Luar Biasa

3. Akhlak Terpuji Kepada Sesama Manusia

4. Akhlak Tercela kepada Sesama Manusia.75

72
Ibid., h. 212
73
Ibid., h. 213.
74
Silabus Akidah Akhlak Kelas VIII MTs Darul Musthofa.
Silabus Akidah Akhlak Kelas VIII MTs Darul Musthofa.
75
35

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif atau penelitian kualitatif

adalah:

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena atau gejala atau


peristiwa tentang yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,
motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara holistik, dan dengan cara
deskriptif atau menggambarkan suatu peristiwa itu dengan kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.76

Penelitian kualitatif ini digunakan karena peneliti memaparkan data

dalam bentuk kata-kata, mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah diperoleh.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti sebagai orang yang melakukan observasi mengamati dengan

cermat terhadap obyek penelitian. Untuk memperoleh data tentang

penelitian ini, maka peneliti terjun langsung ke lapangan. “Kehadiran

peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai instrumen kunci dalam

pengumpulan data, maka kehadiran peneliti mutlak adanya di lapangan”.77

Sebelum peneliti hadir di lapangan peneliti memperoleh izin terlebih

dahulu dari pihak-pihak atau instansi-instansi terkait yang bertanggung

jawab sesuai dengan prosedur yang berlaku. Peneliti hadir sebagai

76
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), h. 6.
77
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitan Pendidikan (Bandung : CV Pustaka
Setia, 2004), h.10.
36

pewawancara atau pengumpul data tanpa mempengaruhi kehidupan

subyek.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah “subyek dari mana data

`diperoleh”.78 Oleh karena itu, yang menjadi subjek penelitian atau

sumber data disini yaitu:

a. Siswi kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok ATas Tahun

Pelajaran 2017/2018.

Adapun data yang ingin diperoleh dari siswi kelas VIII B Putri adalah

bagaimana guru akidah akhlak menerapkan metode bervariasi di dalam

kelas dalam membina akhlakul karimah siswa.

b. Bapak Drs. Arthamadi selaku guru akidah akhlak kelas VIII B Putri

MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018

c. TGH. Syahri Ramadhan selaku Kepala Sekolah MTs.Darul Musthofa

NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018.

Adapun data yang ingin diperoleh dari kepala sekolah adalah tentang

penerapan pada kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak dalam membina

akhlakul karimah siswa di kelas VIII putri MTs Darul Musthofa.

Dipilihnya sumber data tersebut di atas dikarenakan peneliti

menganggap bahwa sumber data tersebut mampu memberikan informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

78
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta :Rineka
Cipta, 2010),h. 172.
37

4. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu

penelitian, begitu pula dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik

relevan dengan jenis penelitian kualitatif. Beberapa tekhnik yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah “suatu kegiatan pengamatan yang

dilakukan untuk mencari kejelasan dan mengetahui kebenaran suatu

ilmu, sehingga hasil dari pengamatan tersebut memberikan gambaran

mengenai masalah dan memberikan petunjuk untuk

menyelesaikannya”.79

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan orang-

orang yang diamati, maka observasi dapat dibedakan menjadi dua

yaitu sebagai berikut:

1) Observasi Partisipan
Merupakan observasi dimana pengamat ikut terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti
atau diamati seolah-olah merupakan bagian dari mereka.
2) Observasi non partisipan
Merupakan observasi dimana pengamat berada diluar
subyek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-
kegiatan yang mereka lakukan.80

Adapun jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah

observasi non partisipan yakni pengamat berada diluar subyek yang

diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

79
Nasution, Metode Research, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 106.
80
Ibid., h. 106
38

Adapun data yang dicari melalui penerapan observasi non

partisipan adalah:

a) Jenis Metode yang divariasikan oleh guru akidah Akhlak bagi

pembinaan akhlakul karimah siswa kelas VIII B putri MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018.

b) Penerapan metode bervariasi pada pembelajaran akidah akhlak bagi

pembinaan akhlakul karimah siswi kelas VIII B putri MTs. Darul

Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah “proses tanya jawab dalam penilitian yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan- keterangan”.81

Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat

serta bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur. Teknik

wawancara dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu :

1) Pembicaraan formal
Wawancara ini sangat tergantung pada pewawancara sendiri
tergantung pada spontanitasnya mengajukan pertanyaan kepada
yang diwawancarai.
2) Pendekatan Menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan
garis besar pokok-pokok yang akan ditanyakan, pokok-pokok
pertanyaan tidak perlu dipertanyakan secara berturutan.
Pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan
dengan keadaan responden.
3) Wawancara Baku Terbuka

81
Cholid Nurbuko,Metodilogi Penelitian…,h.83
39

Jenis wawancara ini menunjukkan seperangkat pertanyaan baku.


Urutan pertanyaan, kata-kata dan cara penyajian sama untuk
setiap responden. Wawancara jenis ini bermanfaat apabila yang
diwawancarai jumlahnya banyak. 82

Pada penelitian ini akan digunakan teknik wawancara yang

menggunakan petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu

dengan informan, peneliti akan mempersiapkan berbagai hal yang

akan ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat

lebih terfokus.

Adapun data yang ingin diperoleh melalui metode ini adalah

tentang:

a. Metode yang divariasikan oleh guru akidah akhlak bagi pembinaan

akhlakul karimah sisiwi kelas VIII putri di MTs. Darul Musthofa

NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018.

b. Penerapan metode bervariasi pada pembelajaran akidah akhlak

bagi pembinaan akhlakul karimah siswi kelas VIII putri di MTs.

Darul Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran 2017/2018.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau

variabel dalam hal ini dokumentasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah berupa catatan buku dan lain-lain” .83 Jadi dapat dipahami

bahwa metode dokumentasi merupakan metode yang penting dalam

82
Moleong J Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya ,
2002), h. 187-188.
83
Ibid,.hlm 274
40

penelitian ini sebab data-data tertulis sangat menunjang dalam

menganalisis data.

Dari pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa metode

dokumentasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan jalan

mencatat data- data atau catatan resmi pada berbagai sumber- sumber

yang terkait dengan penelitian ini.

Dengan demikan penggunaan metode dokumentasi ini untuk

memperoleh data- data tertulis seperti :

1. Sejarah berdirinya MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas

2. Letak Geografis MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas

3. Data guru dan pegawai MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas

4. Keadaan siswa-siswi MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas

5. Visi dan misi MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas

6. Struktur organisasi MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas

7. Sarana dan prasarana MTs. Darul Musthofa NW Repok Atas

5. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah “proses pelacakan

dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan

dan bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap bahan-bahan tersebut”.84

84
Arikunto,Prosedur Penelitian,.h. 158.
41

Berdasarkan definisi tersebut, analisis data dapat dikatakan sebagai

suatu cara untuk mengolah dan memaparkan data secara terorganisir dan

sistematis.

Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan aturan-

aturan yang ada sesuai dengan metode penelitian yang digunakan.

Dalam data ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

kegiatan menganalisa data berupa bahan yang di peroleh dari

penelitian dan informasi yang di berikan oleh responden kemudian

membahas dan menguraikannya baik dari hal-hal yang bersifat umum

kemudian menarik suatu kesimpulan (secara deduktif). Analisis

deduktif artinya menguraikan peristiwa yang bersifat umum untuk

kemudian mengumpulkannya dengan sifat khusus. Jadi, analisis data

merupakan langkah lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Data yang

terkumpul diolah dan dianalisis dengan maksud agar data itu

mempunyai arti dan mampu memberikan keterangan tentang populasi.

Adapun langkah-langkah analisa data kualitatif menurut Sugiyono adalah:

“(1) Data Redukction (reduksi data), (2) Data Display (penyajian data), (3)

Cunclusion Drawing atau Verification”.85

a) Data redukction (reduksi data)

Didalam tahap pertama ini dimana peneliti memperoleh data dari

lapangan melalui observasi maupun wawancara, maka peneliti

mencatatat secara teliti dan rinci sesuai dengan panduan observasi

85
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D,(Bandung : Alfabeta,
2011), h.246.
42

maupun panduan wawancara. “Dalam prosesnya reduksi data

dibutuhkan proses berfikir cerdas, keluasan dan pealaman wawasan

yang tinggi”.86 Dengan demikian reduksi data berarti “merangkum,

memilih, hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang

dianggap penting”.87 “Dengan demikian data telah direduksi akan

memberikan gamabaran yang lebih jelas. Maka untuk mempermudah

dalam tahap ini peneliti dibantu dengan peralatan elektronik seperti

kompoter”.88

b) Data display (penyajian data)

Setelah melakukan reduksi data, maka selanjutnya peneliti

mendisplay data. yang dimaksud dengan display data adalah

“menyajikan data dalam bentuk matriks, network, chart atau grafik dan

sebagainya”.89 Dalam hal ini melakukan penyajian data dalam bentuk

tabel atau yang sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

akan tersusun dan lebih mudah dipahami.

c) Conclusion drawing atau Verification

Langkah ketiga dalam analisa data kualitatif adalah “penarikan

kesimpulan dan verfikasi”.90 Dalam hal ini peneliti menggunakan

kesimpulan dari hasil data yang didapatkan di lapangan dengan tujuan

untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah oleh peneliti sejak

awal.

86
Ibid., h. 247
87
Ibid,h.247
Ibid,h.247
88
89
Amirul Hadi dan Haryono,Metodologi Penelitian,…..h. 62.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif…, h.246.
90
43

6. Validitas Data

Dalam penelitian ini pengujian validitas data penelitian dilakukan

dengan cara:

a. Pengamatan secara mendalam

Pengamatan yang mendalam sangat dibutuhkan dalam pendekatan

kualitatif, dengan tujuan untuk menghadiri data yang tidak benar dari

responden. Sebab kemungkinan ia menutupi fakta yang sebenarnya

yang mungkin sangat internal, akan tetapi hal itu menjadi tujuan

penelitian dan mendukung objektifannya.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan dari pada hal-hal tersebut

dengan rinci.

Pengamatan sangat dibutuhkan dalam pendekatan penelitian

kualitatif dengan tujuan untuk menghindari data yang tidak benar

yang diperoleh dari responden yang bisa jadi obyek akan menutup diri

terhadap fakta yang sebenarnya. Oleh karena itu ketekunan peneliti

dalam mengamati sangat dituntut lebih serius.


44

c. Triangulasi

Triangulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.91

Dalam hal ini, peneliti menggunakan dua teknik yaitu triangulasi

sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti melakukan

pengecekan data dengan melibatkan semua sumber data yaitu dilakukan

dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda,

dalam hal ini sumber datanya adalah kepala sekolah/madrasah, guru

akidah akhlak kelas VIII putri dan siswi kelas VIII putri. selanjutnya

triangulasi metode berarti melakukan pengecekan data dengan cara

membandingkan data yang diperoleh melalui metode yang digunakan

peneliti.

Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut, maka dapat

diketahui apakah nara sumber memberikan data yang sama atau tidak.

Kalau nara sumber memberi data yang berbeda, maka datanya belum

kredibel.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi yang dimaksud adalah terdapat pendukung untuk

membuktikan data atau informasi yang telah diperoleh oleh peneliti,

91
Laxy J. Moleong, Metode Penelitian…, h. 330
45

misalnya peneliti mempunyai data melalui wawancara, maka peneliti

harus memiliki rekaman wawancara sebagai bahan referensinya.92

Peneliti menggunakan referensi sebagai landasan dalam

merumuskan suatu permasalahan. Oleh karena itu, sebagai bahan

pendukung dan pertimbangan atas data hasil temuannya, maka peneliti

sebisa mungkin menggunakan referensi yang relevan dengan masalah

penelitian yang diteliti, yaitu tentang Penerapan Metode Bervariasi

Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Membina Akhlakul Karimah

Siswi Kelas VIII Putri di MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Tahun

Pelajaran 2017/2018.

92
Ibid., h. 275.
46

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat MTs Darul Mustofa NW Repok Atas

MTs Darul Mustofa NW merupakan salah satu lembaga pendidikan

Islam tingkat menengah pertama dibawah naungan Departemen Agama.

Madrasah tersebut tepatnya terletak di Jalan Raya Pendidikan dusun

Repok Atas Desa Keru Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.

Menurut TGH. Syahri Ramadhan selaku kepala MTs Darul Mustofa

mengatakan bahwa: “Madrasah Tsanawiyah Darul Mustofa NW Repok

Atas merupakan sekolah menengah pertama di Dusun Repok Atas desa

Keru, berdiri pada tahun 17 september 2008 di desa Keru dimana MTs

ini masih terhitung sangat muda dan baru-baru ini berdiri”93. Awal mula

madrasah ini didirikan dengan tujuan agar masyarakat di Lingkungan sekitar

Madrasah, khususnya masyarakat Repok Atas dapat menempuh pendidikan,

karena sebelum madrasah ini berdiri anak-anak di Lingkungan RepokAtas

bersekolah ke Madrasah Baiturrahman yang terletak di Desa Pemepek. Untuk

berangkat ke desa tersebut, para siswa harus melewati sungai yang begitu besar,

dan ditakutkan ketika hujan turun, maka sungai yang menjadi jalan penghubung

antara Desa Repok Atas dan Pemepek meluap dan mengakibatkan banjir,

sehingga menyebabkan anak-anak di Lingkungan Repok Atas tidak bisa pergi

ke sekolah. Walaupun MTs Darul Mustofa jauh dari kota, namun siswa

yang masuk setiap tahunnya makin meningkat, terlihat dari jumlah calon

TGH. Syahri Ramadhan, Kepala Sekolah MTs Darul Musthof NW Repok Atas
93

Narmada, Wawancara, 25 September 2018.


47

siswa yang mendaptar pada tahun ajaran baru selalu mengalami

peningkatan jumlah pendaptar.

2. Letak Geografis MTs Darul Mustofa NW Repok Atas

MTs Darul Mustofa teletak di Jalan Raya Pendidikan dusun Repok

Atas Desa Keru Kecamatan Narmada dengan batasan-batasan sebagai

berikut:

a) Sebelah timur berbatasan dengan perkampungan warga Repok Atas

b) Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya Sedau

c) Sebelah Utara berbatasan dengan dusun Sedau

d) Sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan warga Repok

Atas.94

3. Data Guru dan Pegawai MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Guru merupakan kompenen yang sangat penting dalam suatu

lembaga pendidikan, yang akan memberikan ilmu pengetahuan kepada

siswa. Untuk lebih jelasnya tentang keberadaan guru di MTs Darul

Mustofa NW Repok atas dapat di rincikan sebagai beriku:

Observasi, 1 Oktober, 2018.


94
48

Tabel 1.

Keadaan Guru dan Pegawai

MTs Darul Mustofa NW Repok Atas

Tahun pelajaran 2017/2018. 95

NO Nama Guru Mata Pelajaran


1 TGH.Syahri Ramadhan Al-Qur'an Hadits
2 TGH.Qomaruddin, QH,S.Ag Bahasa Arab
3 TGH.Khairil Anwar, S.Pd.I SKI
4 TGH. Iskandar, M.Pd.I Fiqih
5 Drs.Arthamadi Aqidah Akhlak
6 Drs. Marna Nahwu
7 Taupan Jayadi,S.Pd Ke NW an
8 Herman,S.Pd PKN
9 Ali Usman,S.Pd Bahasa Inggris
10 Indah Eliana Anik,S.Pd Bahasa Indonesia
11 Sirniati,S.Pd Matematika
12 Dedi Hultawadi,S.Pd.I IPA Fisika
13 Maulana,S.Pd.I IPA Biologi
14 Sumadi,S.Pd IPS Terpadu
15 Rahmin,S.Pd Penjaskes
16 Sahdan,S.Pd TIK
17 Nurkasah,S.Pd, SD Seni Budaya
18 Taufik Hidayat,QH Pend.Al-Qur'an

19 Ahmad Ridwan,QH Nashoihuddiniyah

20 Junaidi,S.Pd Faraid

21 Rajabudin,S.P Ta'limul Muta'allim

22 Kamaluddin, A.Md Tauhid

23 Rumesah Sholihin,S.Pd.I Hadits

24 M.Romli,QH Sharef

25 Amir Syarifudin,S.Pd Alquran hadist

95
Dokumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas. 1
Oktober, 2018.
49

26 Muliadi, S.HI Pkn

27 Syamsiah Kurniawan, S.Pd Ipa Fisika

28 Salman Al-Farizi, S.Pd TIK

29 Ahmad Mashadi,S.T IPA Fisika

30 Ilham Hadi, QH Sharef

31 Jamaluddin, S.Pd Bahasa Inggris

32 M.Alfiyan Jauhari TIK

33 Deni Kusumawardani Ipa Biologi

Dari tabel di atas, dapat dipahami jumlah seluruh guru serta

pegawai di MTs Darul Mustofa NW Repok Atas adalah berjumlah 33

orang, yang terdiri dari berbagai macam lulusan perguruan tinggi.

Keadaan tenaga pengajar sebagaimana yang tertera dalam tabel diatas,

memungkinkan MTs Darul Mustofa NW Repok Atas, dapat menjalankan

proses belajar mengajar dengan baik dan tepat karena tenaga pengajarnya

sesuai dengan kulifikasi pendidikannya.

4. Keadaan Siswa Siswi MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Siswa merupakan satu komponen utama pendidikan artinya dalam

pelaksanaan belajar-mengajar keberadaan siswa dalam suatu lembaga

pendidikan sangat penting demi tercapainya tujuan pendidikan.

Jumlah siswa-siswa siswi MTs Darul Mustofa dari tahun ketahun

terus mengalami peningkatan secara signifikan, jumlah siswa secara

keseluruhan di MTs Darul Mustofa NW Repok Atas pada tahun pelajaran

2017/2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


50

Tabel 2.

Keadaan Siswa-siswi MTs Darul Mustofa NW Repok Atas

Tahun Pelajaran 2017/2018.96

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VII 49 42 101

VIII 48 42 90

IX 44 44 88

Tabel 3
Data Siswi Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas
Tahun Pelajaran 2017/2018.97

No NIS Nama Siswa L/P

1 081 Aminah P
2 082 Bq. Eka Setiawati P
3 083 Dian Sasmita P
4 084 Eli Ermawati P
5 085 Handayani P
6 087 Hatmi Irawati P
7 088 Herni P
8 089 Hilmiati P
9 090 Ilian Sopiana Wulandri P
10 091 Irma Kurnia Rohmah P
11 092 Kartini P
12 093 Kurniatun Rasminah P
13 094 Laeli Setiawati P
14 095 Mahyuni Wulandari P
15 096 Mardiana Rohmatin P
16 098 Muhsinatin P
17 099 Muli Hardianti P
18 100 Murnia Apriani P

96
Dokumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, 1
Oktober, 2018.
Dokumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas 1
97

Oktober, 2018.
51

19 101 Musrifatul Mukarromah P


20 102 Nora Melia Solihin P
21 104 Nur Sofia Laela P
22 105 Nurhalimah P
23 106 Nurul Alidia Wahyuni P
24 107 Nurul Haeniah P
25 108 Nurul Hikmah P
26 109 Nurul Istiqomah P
27 110 Ratnawati P
28 111 Rauhul Hidayani P
29 112 Sartika Murtisari P
30 113 Siti Aminah P
31 114 Sriyanti Rahayu P
32 115 Suhainisa P
33 116 Tira Indrawati P
34 117 Widiawati P
35 118 Wiwin Handrayani P

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa jumlah siswi kelas VIII B

putri di MTs Darul Musthofa NW Repok Atas sejumlah 35 orang siswi

yang terdiri dari perempuan saja.

5. Visi dan Misi MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Visi

Unggul dalam mutu berlandaskan iman dan taqwa

Misi

a) Membekali santri/santriwati dengan ilmu agama, berbudi pekerti

luhur dan membentuk insan cendikia yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT.

b) Membentuk insan yang mandiri.98

98
Dokumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, 1
Oktober, 2018.
52

6. Struktur Organisasi MTs Darul Musthofa NW Repok ATas.99

Ketua Komite Kepala Madrasah

Bendahara Tata Usaha

Wk. Kurikulum Wk. Kesiswaan Wk.Prasarana


.

BK Guru Wali Kelas

Pembina Osis

Kelas VII Kelas VII Kelas VII Kelas VIII Kelas VIII Kelas VIII
A B C A B C

Kelas IX A Kelas IX B

7. Sarana dan Prasarana MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Setiap lembaga pendidikan, sarana dan prasarana merupakan suatu

hal yang harus ada, karena tanpa sarana dan prasarana, maka segala

kegiatan yang berkaitan dengan aktifitas sekolah tidak akan berjalan

dengan lancar, disamping itu sarana dan prasaranajuga tidak kalah penting

99
Dokumentasi, Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, 1 Oktober,
2018.
53

dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran sebab sarana dan prasarana

wadah untuk melaksanakan proses belajar-mengajar. Untuk keadaan

sarana dan prasarana yang bisa dipakai sebagai peunjang dalam proses

belajar mengajar di MTs Darul Mustofa NW adalah sebagai berikut:

Tabel 4.

Keadaan Sarana dan Prasarana

MTs Darul Mustofa NW Repok Atas

Tahun Pelajaran 2017/2018.100

Kondisi

NO Jenis Ruangan Jumlah Jumlah


Kekurangan
Kebutuhan Yang ada

1 Ruang Kelas 19 8 -11

2 Ruang Perpustakaan 2 0 -2

3 Ruang Tata Usaha 2 0 -2

4 Ruang Kepala 2 0 -2
Sekolah

5 Ruang Guru 1 0 -1

6 Ruang Lab 3 0 -3

7 Ruang Lain-lain - - -

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa sejumlah ruangan atau

sarana dan prasarana di MTs Darul Mustofa NW Repok Atas tersedia dan

Dokumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, 1


100

Oktober, 2018.
54

terealisasi dipergunakan sesuai dengan manfaat dan fungsinya masing-

masing sehingga memperlancar proses belajar mengajar.101

Sedangkan untuk perlengkapan belajar mengajar dapat dilihat dari

tabel dibawah ini:

Tabel 5.

Kondisi Perlengkapan Administrasi Tata Usaha (TU)

MTs Darul Mustofa NW Repok Atas

Tahun Pelajaran2017/2018.102

Kondisi
NO Perlengkapan Tata Usaha
Baik Rusak

1 Lemari Kayu 3 -

2 Meja Setengah Biro 6 -

3 Kursi Kayu 12 -

4 Meja Bambu 3 -

5 Meja Panjang 1 -

6 Lemari Konci 3 -

7 Papan Pengumuman 1 -
8 Papan Struktur Organisasi 1 -

9 Papan Kegiatan 1 -

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa keadaan

perlengkapan MTs Darul Mustofa NW Repok Atas dalam kondisi baik,

dan tidak ada yang rusak.

Dukumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, 1


101

Oktober, 2018.
Dokumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas ,1
102

Oktober, 2018..
55

Dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

sekolah tersebut di atas, maka akan sangat mendukung kegiatan proses

belajar mengajar, walaupun sifatnya fasilitas pendukung.

Di samping sarana dan prasarana yang telah peneliti paparkan di

atas, terdapat juga sarana dan prasarana pendukung proses belar

mengajar siswa seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.
Keadaan Alat-alat Penunjang Belar Mengajar
MTs Darul Mustofa NW Repok Atas
Tahun Pelajaran2017/2018.103
Kondisi
NO Barang/Alat
Baik Rusak

1 Globe 4 -

2 Peta Dunia 1 -

3 Peta Indonesia 1 -

4 Rangka Manusia 2 -

5 Bola Voly 4 -

6 Bola Pimpong 2 -

7 Lapangan Basket 1 -

8 Lembeng 6 -

9 Cakram 4 -

10 Anatomi 4 -

11 Microskop 4 -

12 Pengeras suara 3 -

103
Dokumentasi, Buku Laporan Bulanan MTs Darul Musthofa NW Repok Atas , 1
Oktober, 2018.
56

Dari dokumentasi tersebut di atas, alat penunjang belajar siswa-

siswi MTs Darul Musotofa dalam kondisi baik, tidak ada yang rusak,

serta layak untuk dipakai.104 Dengan demikian proses belajar mengajar

dapat berjalan dengan baik, walaupun sarana dan prasarana tersebut

bersifat penunjang.

B. Metode Yang Divariasikan Oleh Guru Akidah Akhlak Di Kelas VIII B

Putri MTs Darul NW Repok ATas Kec. Narmada Lombok Barat.

Sebagaimana yang peneliti kemukakan pada bab terdahulu bahwa

metode adalah suatu faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan

pendidikan dan pengajaran, sebab dengan metode guru akan lebih mudah

menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Sesui dengan hasil wawancara

yang peneliti lakukan dengan pak Arthamadi selaku guru akidah akhlak MTs

Darul Musthofa NW Repok Atas bahwa untuk membantu pemahaman belajar

yang dihadapi siswa dalam mencapai tujuan belajarnya diperlukan adanya

variasi metode mengajar, karena metode mengajar merupakan faktor utama

dalam menentukan/menuntaskan hasil belajar siswa.105

Adapun jenis metode yang divariasikan oleh guru akidah akhlak kelas

VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas adalah metode ceramah,

drill dan demonstrasi.

Senada dengan hal tersebut guru akidah akhlak mengatakan bahwa saya
memvariasikan tiga metode ini yaitu metode ceramah,drill dan
demonstrasi dalam materi tentang berakhlak terpuji kepada sesama
manusia, menurut saya ketiga metode ini sangat tepat saya gunakan
pada materi kali ini karena dengan metode ceramah saya memberikan
104
Dokumentasi, 1 Oktober, 2018.
105
Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas,
Wawancara, 7 0ktober, 2018.
57

penjelasan kepada para siswa, kemudian saya menggunakan metode


drill ini untuk membimbing siswa saya terkait materi akhlak terpuji
terhadap sesama (husnuzhan) supaya tidak terjadi kesalahan ketika
pelaksanaan praktik selanjutnya dengan metode demonstrasi saya
menyuruh siswa untuk praktik di depan kelas agar materi yang sudah
saya jelaskan tadi mudah dipahami oleh siswa, karena dengan metode
demonstrasi siswa bisa langsung melihat, dan menghayati secara
langsung materi yang sudah diajarkan,.106

Dari hasil pengamatan selama proses belajar mengajar memang benar

guru akidah akhlak memvariasikan tiga metode dalam satu kali pertemuan

yaitu metode ceramah, drill dan demonstrasi.

Saya menerapkan metode ceramah memang sesuai dengan ranah


kognitif karena dengan metode ceramah siswa mendapat tambahan
pengetahuan yang baru, kemudian metode drill mengarah kepada ranah
apektif, disini saya membimbing siswa terkait akhlak terpuji
(husnuzhan), selanjutnya metode demonstrasi mengarah kepada ranah
psikomotorik yang dimana para siswa menunjukkan keterampilan
mereka pada saat mempraktikkan materi akhlak terpuji (husnuzhan) di
depan kelas.107

Dari hasil observasi peneliti selama mengadakan penelitian di kelas

VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas pada bidang studi Akidah

Akhlak, dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru bidang studi

Akidah Akhlak dapat dipahami bahwa pak Arthamdi selaku guru akidah

akhlak dalam mengajar sudah sesuai dengan hasil wawancara dan

pengamatan yang peneliti lakukan bahwa guru akidah akhlak kelas VIII B

putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas memvariasikan tiga metode

dalam satu kali pertemuan diantaranya adalah metode ceramah, drill dan

demonstrasi.

106
Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repot Atas, Wawancara,
7 Oktober, 2018.
Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repot Atas, Wawancara,
107

7 Oktober, 2018.
58

C. Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Di

Kelas VIII B Putri Di MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Untuk memperjelas bagaimana cara penerapan metode bervariasi pada

pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII B putri di MTs Darul Musthofa NW

Repok Atas Kec.Narmada Kab. Lombok Barat masing-masing penerapan

metode tersebut, peneliti uraikan dibawah ini sebagai berikut:

Metode ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang digunakan

oleh pak Arthamdi selaku guru akidah akhlak kelas VIII B putri MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas dalam menyampaikan bahan atau materi kepada

siswa dengan jumlah yang banyak. Selain itu metode ini juga digunakan

apabila bahan atau materi yang disampaikan hanya merupakan keterangan

atau penjelasan. Sebelum guru akidah akhlak melakasanakan pembelajaran di

kelas, terlebih dahulu pak Arthamdi guru mempersiapkan perangkat

pembelajjaran/RPP, hal ini akan mempermudah untuk menyampaikan materi

dalam proses belajar mengajar, dan dalam penerapannya nanti benar-benar

disesuaikan dengan komponen-komponen pembelajaran yang telah dibuatnya

tersebut.

Diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan juga bahwa

metode ceramah digunakan oleh pak Arthamdi selaku guru akidah akhlak

pada awal penyampaian pelajaran dalam proses belajar mengajar. Ceramah

dilakukan sambil berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi

pelajaran yakni menjelaskan pengertian akhlak terpuji terhadap sesama

manusia, dan bagian-bagiannya, dalam hal ini guru akidah akhlak


59

menjelaskan materi akhlak terpuji terhadap sesama dengan sangat rinci

seperti menjelaskan pengertian, bentuk-bentuk, serta perintah untuk bersifat

husnuzhan, Guru akidah akhlak juga mengajar dengan penuh semangat

dengan cara mengeluarkan ekspresi yang penuh dengan semangat dan dengan

suara yang lentang. Kemudian guru akidah akhlak memberikan contoh dari

sifat terpuji (husnuzhan) adapun contohnya husnuzhan adalah, tidak berfikir

kotor kepada orang lain, menyelesaikan kesalah pahaman kepadanya secara

langsung, tidak menduga-duga, saling menghormati, berbuat baik terhadap

sesama, generasi tua menyayangi generasi muda. hal ini dilakukan untuk

memberikan gambaran atau penjabaran yang luas tentang akhlak terpuji

terhadap sesama manusia (husnuzhan).108

Selanjutnya pak Arthamdi selaku guru akidah akhlak menerapkan

metode drill (latihan) di kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok

Atas dalam mengajar, metode ini digunakan untuk membimbing siswa

sebelum melaksanakan praktik terkait akhlak terpuji kepada sesama manusia

yaitu sifat husnuzhan supaya tidak terjadi kesalahan pada saat praktik,

berdasarkan hasil observasi pada saat pelaksanaan metode drill (latihan) ini

guru menyuruh tiga orang siswa maju kedepan kelas yaitu Mardiana, Nora,

dan Nurhalimah, dan tiga orang siswa ini dibimbing sebelum mereka

melaksanakan praktik, adapun bentuk bimbingannya adalah Mardiana dan

Nora diarahkan guru menjadi seorang yang suka membicarakan keburukan

temannya, sedangkan Nurhalimah sebagai orang yang dibicarakan

108
Observasi, 7 Oktober, 2018.
60

keburukannya dan Nurhalimah ini sebagai orang yang memiliki sifat

husnuzhan, yang tidak mau berburuk sangka terhadap temannya. 109

Dan metode yang terakhir digunakan pak Arthamdi selaku guru akidah

akhlak adalah metode demonstrasi, metode ini digunakan oleh guru akidah

akhlak untuk mendemosntrasikan apa yang diajarkan. Dalam hal ini guru

menyuruh tiga orang siswa maju kedepan kelas untuk mempraktikkan sifat

terpuji terhadap sesama manusia, yaitu sifat husnuzhan, pada saat itu

disuruhlah maju tiga orang siswi kedepan kelas untuk mempraktikkan sifat

husnuzan kepada sesama, yaitu Mardiana, Nora dan Nurhalimah, yang dua

orang siswa Mardiana dan Nora sengaja berbisik-bisik tentang keburukan

Nurhalimah dan sambil melihatnya, akan tetapi Nurhalimah tidak merasa

tersinggung sedikitpun dan tetap tersenyum kepada Mardiana dan Nora ,

karena Nurhalimah selalu berprasangka baik terhadap sesama dan tidak

pernah merasa dirinya dibicarakan keburukannya, Nurhalimah berkata semua

orang saya pandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya,

sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan. Jadi pada saat

praktik Nurhalimah sudah menampakkan sifat husnuzannya terhadap sesama

temannya.110

Setelah siswi mempraktikkan sifat husnuzan kemudian guru akidah

akhlak menyimpulkan sifat husnuzan dengan mengatakan bahwa orang

yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya akan

memiliki banyak teman, disukai kawan disegani lawan, jadi bersifat


109
Observasi, 7 Oktober 2018.
110
Observasi, Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa
NW Repot Atas, 7 Oktober, 2018.
61

husnuzanlah kalian semua kepada sesama teman karena dengan sifat

husnuzan juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di

sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat.111

Hasil wawancara ketika guru akidah akhlak menerapkan metode

ceramah

Metode ceramah ini saya terapkan setiap kali saya mengajar di kelas,
misalnya saja pada saat saya membuka pelajaran dan pada saat saya
menjelaskan materi pelajaran seperti halnya hari ini saya membahas
tentang akhlak terpuji kepada sesama manusia (husnuzhan), saya
menjelaskan materi tersebut dengan ceramah karena dengan metode
ini saya biasa memberikan penjelasan secara rinci dan jelas kepada
siswa tentang materi yang dipelajari, walaupun dengan penerapan
metode ceramah ini saya melihat siswa merasa bosan, oleh sebab itu
disela-sela saya menjelaskan materi saya bercerita hal-hal yang lucu
kepada siswa untuk menghilangkan rasa bosan mereka, setelah
mereka sudah hilang rasa bosanya, saya melanjutkan kembali
menjelaskan bahan yang belum selesai, dengan metode ceramah ini
saya berharap siswa secara keseluruhan dapat menyerap pelajaran
secara mudah.112

Menurut Bq. Eka Setiawati siswi Kelas VIII B putri MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas

mengatakan bahwa guru akidah akhlak setiap kali mengajar di kelas


dengan menggunakan metode ceramah saya kurang senang kak,
karena kalau pak guru hanya menggunakan metode ceramah saja, saya
sering mengantuk mendengar penjelasan pak guru, tetapi disela-sela
pak guru menjelaskan pelajaran dengan metode ceramah atau disaat
kita sudah merasa bosan pak guru selalu ada terselip cerita humor
yang bisa membangun semangat kita lagi ketika belajar dan dengan
humor yang pak guru sampaikan menghilangkan rasa ngantuk dan
bosan pada saat kita belajar , setelah kita sudah tidak merasa ngantuk
lagi lalu pak guru melanjutkan penjelasannya lagi. 113

Observasi, Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa
111

NW Repot Atas, 7 Oktober, 2018.


112
Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, Wawancara,
7 Oktober, 2018.
113
Bq. Eka Setiawati, Siswi Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas,
Wawancra, 7 Oktober, 2018.
62

Hasil observasi ketika guru akidah akhlak kelas VIII B putri MTs

Darul Musthofa NW Repok Atas ketika menerapkan metode ceramah

terkait dengan materi husnuzhan guru menjelaskan pengertian, bentuk-

bentuk serta perintah untuk bersifat husnuzhan, dan di sela-sela pak

Arthamdi selaku guru akidah akhlak menjelaskan bahan pelajaran saya

melihat para peserta didik kelihatan sedikit bosan dan mengantuk, jadi

untuk menghilangkan rasa bosan tersebut guru akidah akhlak menyelipkan

cerita-cerita humor. Jadi dapat dipahami bahwa metode ceramah

merupakan metode yang digunakan guru akidah akhlak untuk

menyampaikan materi yang bersifat teoritik. Pada penerapan metode

ceramah ini guru hanya sebatas menjelaskan saja tidak mengarah kepada

sikap dan keterampilan siswa. Jadi dengan metode ini siswa dapat

menguasai materi yang mengarah kepada ranah kognitif saja.

Hasil wawancara peneliti kepada guru akidah akhlak kelas VIII B

putri MTs Darul Musthofa NW Repok ATas terkait penerapan metode

drill.

saya menggunakan metode latihan ini untuk membiming siswi


terkait dengan akhlak terpuji (husnuzhan) agar apa yang saya
bimbing bisa dipraktikkan dengan benar.114

Nurhalimah siswi kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repot

Atas

mengatakan bahwa guru akidah akhlak memang selalu memberikan


kami bimbingan terlebih dahulu sebelum kami melaksanakan
praktik, dengan bimbingan yang diberikan oleh pak guru kita bisa

114
Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, Wawancara ,
7 Oktober, 2018.
63

terarah dalam melaksanakan praktik, misalnya seperti tadi kan kak


saya (Nurhalimah), teman saya Mardiana dan Nora, kita ber tiga
disuruh maju oleh pak guru untuk melaksanakan praktik, sebelum
kami praktik, kami dibimbing terlebih dahulu kak, sebelum kami
melaksanakan praktik, agar pas kami praktik tidak terjadi
kesalahan.115

Hasil observasi ketika guru akidah akhlak menerapkan metode drill

terkait dengan materi akhlak terpuji terhadap sesama manusia (husnuzhan)

bahwa guru memberikan bimbingan kepada siswi sebelum melaksanakan

praktik bentuk bimbingannya adalah guru menyuruh tiga orang siswa maju

kedepan kelas yaitu Mardiana, Nora, dan Nurhalimah, Mardiana dan Nora

diarahkan sebagai orang yang suka membicarakan keburukan temannya,

sedangkan Nurhalimah sebagai orang yang mempunyai sifat husnuzhan

terhadap temannya, guru akidah akhlak menerapakan metode drill ini agar

pada saat praktik siswa tidak melakukan kesalahan.

Selain siswi bisa mempraktikkan materi siswi juga akan terangsang

dan termotivasi untuk berfikir kritis dan terhadap pelajaran yang

didemonstrasikan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam peraktikkanya

pada kehidupan sehari-hari.116

Hasil wawancara ketika guru akidah akhlak menerapkan metode

demonstrasi

Guru akidah akhlak mengatakan bahwa saya menerapkan metode


demonstasi ini supaya pemahaman siswi saya tidak sebatas
memahami materinya saja akan tetapi bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, dengan metode demonstrasi ini juga siswa

115
Nurhalimah, Siswi Kelas VIII B Putri, Wawancara, 7 Oktober 2018.
116
Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, Wawancra,
7 Oktober, 2018.
64

dapat melihat, memahami, dan menghayati secara langsung apa yang


sudah diajarkan.117

Menurut Nora siswi kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW

Repok Atas

setiap guru akidah akhlak menerapkan metode demonstrasi kadang


pak guru sendiri yang mempraktikkannya di depan kelas kadang juga
pak guru menyuruh kita maju sekitar dua atau tiga orang untuk
mempraktikkan materi yang dipelajari pada saat itu, dengan
penerapan metode demonstrasi ini saya sangat senang sekali karena
dengan adanya praktik menambah pemahan saya terhadap materi
yang diajarkan, pada saat peraktik tadi kak saya (Nora) dan kedua
teman saya Mardiana dan Nurhalimah, disuruh maju oleh pak guru
untuk mempraktikan atau meragakan bagaimana cara kita bersifat
husnuzhan kepada sesama manusia, dan pada praktik kali ini saya
dan Mardiana disuruh berperan sebagai orang yang suka
membicarakan keburukan orang lain, sedangkan Nurhalimah sebagai
orang yang memiliki sifat husnuzhan terhadap sesama 118

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti ketika proses

pembelajaran berlangsung di kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW

Repok Atas bahwa penerapan metode demonstrasi tampak dari cara siswa

mepraktikkan apa yang diajarkan di dalam kelas seperti sifat husnuzan,

pada saat praktik sifat husnuzhan ini guru menyuruh tiga orang siswa maju

kedepan kelas yaitu Mardiana, Nora dan Nurhalimah untuk praktik,

adapun bentuk akhlak terpuji yang dipraktikkan oleh Mardiana, Nora dan

Nurhalimah adalah sifat husnuzhan kepada sesama teman, Mardiana dan

Nora berperan sebagai orang yang suka membicarakan keburukan orang

lain, sedangkan Nurhalimah sebagai orang yang memiliki sifat husnuzhan

terhadap sesama, sehingga dengan metode demonstrasi ini pemahaman

117
Artamadhi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Wawancara,
7 Oktober, 2018.
118
Nora, Siswi Kelas VIII B Putri, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, Wawancra, 7
Oktober, 2018.
65

siswa terhadap materi tersebut tidak hanya sebatas materi saja tetapi siswa

dapat memahami praktiknya juga.

Guru Akidah Akhlak mengatakan bahwa dari semua metode


bervariasi yang saya gunakan metode ceramah,drill dan demonstrasi,
ketiga metode inilah yang menunjukkan bahwa adanya antusias dan
keaktifan siswa pada proses belajar mengajar. Hai ini dapat dilihat
pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 119

Ketika peneliti observasi di kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa

NW Repok Atas, guru akidah akhlak memvariasikan tiga metode dalam

satu kali pertemuan, metode yang divariasikan oleh guru akidah akhlak

diantaranya adalah metode ceramah, drill dan demonstrasi .

Berdasarkan hasil wawancara dengan pak Arthamadi selaku guru

akidah akhlak kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repot Atas

pada materi pelajaran hari ini saya menerapkan tiga metode dalam satu
kali pertemuan diantaranya metode ceramah, demonstrasi, dan drill
dengan tujuan agar para siswi cepat paham dan juga menghilangkan
rasa kebosanan para siswi pada saat belajar, kalau misalnya saya cuma
menerapkan satu metode saja seperti menggunakan metode ceramah
saja, pasti para siswi akan merasa bosan dan mengantuk pada saat saya
menjelaskan materi pelajaran.120

Senada dengan hal tersebut Rauhul Hidayah siswi kelas VIII B putri

MTs Darul Musthofa NW Repok Atas mengatakan bahwa

memang guru akidah akhlak pada saat mengajar di kelas kami merasa
senang sekali karena guru akidah akhlak menerapkan banyak metode
dalam satu kali pembelajaran jadinya kami tidak bosan, disamping pak
guru menerapkan metode ceramah, kemudian pak guru melanjutkan
menerapkan metode drill, dengan penerapan metode drill kami
dibimbing terkait dengan akhlak terpuji (husnuzhan) supaya tidak
terjadi kesalahan ketika kita praktik di depan kelas, kemudian
menerapkan metode demonstrasi, dengan metode demonstrasi ini kami

Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, Wawancara , 7
119

Oktober, 2018.
120
Arthamadi, Guru Akidah Akhlak, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas, Wawancara,
7 Oktober, 2018.
66

tambah paham dengan apa yang disampaikan pak guru menggunkan


metode ceramah tadi, karena kami bisa melihat, memahami,
menghayati secara langsung apa yang sudah diajarkan oleh guru di
kelas.121

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dapat

dipahami bahwa guru akidah akhlak menerapkan metode bervariasi dalam

pembelajarannya, adapun metode yang divariasikan adalah metode

ceramah, drill, dan demonstrasi. Hal tersebut dilakukan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal dan siswa menjadi lebih

aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Setelah guru akidah

akhlak menerapkan metode bervariasi pada saat proses belajar mengajar di

kelas siswa mulai terlihat adanya suatu perubahan yaitu siswa menjadi

lebih aktif pada saat proses belajar megajar berlangsung sehingga

pembelajaran menjadi lebih efektif jika dibandingkan dengan

pembelajaran tahun lalu.

121
Rauhul Hidayah, Siswi Kelas VIII B Putri, MTs Darul Musthofa NW Repok Atas
Wawancara, 7 Oktober, 2018.
67

BAB III

PEMBAHASAN

A. Metode Yang Divariasi Oleh Guru Akidah Akhlak Di Kelas VIII B

Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Kec. Narmada Lombok

Barat Tahun Pelajaran 2017/2018.

Metode secara harfiah berarti “cara” dalam pemakaian yang umum,

diartikan bahwa “metode merupakan satu cara atau peosedur yang

digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.122 Sedangkan

variasi dimaknai Winataputra dalam Fathurrohman dan Sutikno

mengatakan bahwa “variasi sebagai keanekaan yang membuat suatu tidak

monoton”.123 Monoton disini maksudnya adalah selalu sama dengan yang

dulu, tidak berubah-ubah atau berulang-ulang selalu sama.

Sebagimana yang telah dijelaskan dalam paparan data bahwa dalam

pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW

Repok Atas telah dilaksanakannya berbagai metode mengajar, dengan kata

lain sudah menerapkan metode bervariasi dalam pembelajaran guna untuk

mewujudkan proses dan hasil belajar yang maksimal. Hal ini dilakukan

karena metode yang bervariasi dalam mengajar sangat diperlukan dan

tidak bisa diabaikan begitu saja, bahkan metode bervariasi ini merupakan

bagian terpenting yang tidak bisa terpisahkan dari keseluruhan kegiatan

pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena itu metode bervariasi sangat

besar pengaruhnya dalam proses belajar mengajar.


122
Fathurrohman Dan Sudikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 55.
123
Ibid., h. 91.
68

Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat

untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan

metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan

dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif

antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai

penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima

atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika

siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode

mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan

belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran. Adapun metode

yang divariasikan oleh guru akidah akhlak dalam membina akhlakul

karimah siswi kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas

Kec. Narmada Lombok Barat Tahun pelajaran 2017/2018 adalah metode

Ceramah, demonstrasi dan drill.

Didalam proses belajar mengajar, “variasi ditunjukkan dengan

adanya perubahan dalam gaya mengajar seorang guru, melihat media apa

yang digunakan, dan prubahan dalam pola interaksi. Variasi ini lebih

bersifat proses daripada produk.”124 “Kalau tujuan pembelajaran

mencakup domein (ranah) dengan berbagai jenjang penguasaan maka

disarankan untuk memakai berbagai jenis metode pada setiap penyajian

apalagi kalau siswanya sangat bervariasi”.125

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Eduktif, (Jakarta:
124

PT.Rineka Cipta, 2000), h. 124


Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:
125

Bumi Aksara, 1991), h. 127.


69

Metode bervariasi adalah “cara mencapai tujuan didalam proses

belajar mengajar yang didalamnya beberapa setting metode atau

pertukaran metode dan tidak menggunakan satu metode saja”.126

Dari hasil pengamatan peneliti selama mengadakan penelitian di

kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas memang benar

guru akidah akhlak memvariasikan metode pada saat mengajar, karena

ranah-ranah yang dibutuhkan sangat banyak dan gaya belajar siswa pun

sangat bervariasi oleh sebab itu guru akidah akhlak memvariasikan metode

pada saat saat mengajar dengan tujuan menghilangkan kebosanan siswa

pada saat belajar dan juga dengan metode bervariasi siswa menjadi lebih

aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.

B. Penerapan Metode Bervariasi Pada Pembelajaran Akidah Akhlak Di

Kelas VIII B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Kec.

Narmada Lombok Barat Tahun Pelajaran 2017/2018.

Proses belajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Pembelajaranm dengan penerapan metode bervariasi merupakan proses

kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam situasi edukatif yang

menggabungkan penjelasan verbal dengan suatu ekspresi fisik, yang

berhubungan dengan penyampaian materi pembelajaran melalui

126
Qohar,dkk, Metode Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1993), h. 283.
70

pertunjukan atau percobaan agar peserta didik mudah menerima pelajaran

dan mudah memahami materi yang disajikan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam paparan data bahwa

dalam pembelajaran akidah akhlak di kelas VIII B putri MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas Kec. Narmada Lombok Barat telah diterapkan

berbagai macam metode mengajar, dalam artian sudah menerapkan

metode bervariasi dalam pembelajaran guna untuk mewujudkan proses dan

hasil belajar yang maksimal. Hal ini dilakukan karena metode yang

bervariasi dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan dan tidak dapat

dikesampingkan bahkan metode bervariasi ini merupakan bagian

terpenting yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan

dan pembelajaran.

Metode bervariasi merupakan “suatu teknik mengajar dimana

dalam proses belajar mengajar seorang guru tidak hanya menggunakan

satu metode saja akan tetapi menggunakan berbagai macam metode

sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal”. 127 Dalam

Implementasinya guru diharapkan mampu menerapkan semaksimal

mungkin dan menyesuaikannya dengan tujuan dan materi pelajaran

Akidah Akhlakyang disampaikan sehingga hasilnya dapat dicapai

semaksimal mungkin.

Dari hasil pengamatan peneliti selama mengadakan penelitian di

MTs Darul Musthofa NW Repok Atas penerapan metede bervariasi sangat

127
Djamarah dan Zain, Strategi…, h. 158.
71

besar manfaatnya dalam proses belajar mengajar di kelas, sebab dengan

metode bervariasi ini dapat menjadikan siswa bersemagat dalam belajar,

baik dalam bertanya, menjawab, maupun dalam melaksanakan tugas yang

diberikan oleh guru di sekolah. Bahkan siswa juga dapat memperoleh

banyak pengalaman terutama dalam mengeluarkan ide-ide ataupun pikiran

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Adapun penerapan metode bervariasi dalam pembelajaran Akidah

Akhlak pada siswi kelas VIII B putri di MTs Darul Musthofa NW Repok

Atas Kec. Narmada Kab. Lombok Barat, dilakukan dengan menerapkan

beberapa metode yaitu sebagai berikut:

Pak Arthamdi selaku guru akidah akhlak pertama-tama

menerapkan metode ceramah, dalam proses belajar mengajar metode

ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang digunakan oleh guru

akidah akhlak di MTs Darul Musthofa NW Repok Atas ketika kegiatan

belajar mengajar berlangsung di kelas. Metode ini dapat digunakan untuk

menyampaikan materi yang bersifat uraian yang tidak membutuhkan

diskusi dalam penyelesaian. Kaitanya dengan metode ceramah ini Wina

Sanjaya menjelaskan bahwa “metode ceramah adalah cara menyajikan

pelajaran melaui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada

sekelompok siswa”.128

Berdasarkan data temuan bahwa metode ceramah digunakan guru

akidah akhlak pada awal penyampaian pelajaran. Cermah dilakukan

128
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, h. 147.
72

dengan berdiri di depan kelas selama 20 menit untuk menyampaikan

bahan pelajaran yang diajarkan sambil menulis judul dan materi secara

garis besarnya di papan tulis. Hal ini dilakukan untuk memberikan

gambaran atau penjabaran secara luas tentang apa yang dipelajari.

Akan tetapi dalam praktiknya siswa Nampak pasif pada saat guru

memberikan penjelasan di depan kelas, hal ini dikarenakan setiap

metode mempunyai kelemahan masing-masing. Seperti yang

dikemukakan oleh Hasibuan dan Moedjiono bahwa metode ceramah

mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu:

a. Siswa cendrung pasif

b. Pengaturan kecepatan klasikal ditentukan oleh pengajar.

c. Kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap, dan

d. Cendrung menempatkan pengajaran sebagai otoritas terakhir.129

Terkait dengan hal tersebut peneliti dapat menganalisa bahwa

antara teori dengan hasil temuan data sudah sejalan karena dalam

penyampaian materi guru akidah akhlak memberikan penjelasan

secara lisan kepada siswa dan terdapat kelemahan dalam teori dan

praktiknya dilapangan.

Selanjutnya pak Arthamadi selaku guru akidah akhlak menerapkan

metode driil pada saat mengajar di kelas VIII B putri MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas , yang dimana metode ini digunakan oleh

129
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2009), h. 13
73

guru akidah akhlak untuk membimbing siswa sebelum melaksanakan

praktik.

Diperkuat lagi dari hasil temuan bahwa guru akidah akhlak kelas

VIII B putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas yang mengatakan

bahwa saya menggunakan metode latihan ini untuk melatih atau

membimbing siswa sebelum melaksanakan praktik akhlak terpuji

kepada sesama manusia ( husnuzhan) agar tidak terjadi kesalahan

ketika pelaksanaan praktik.

Sesuai yang dijelaskan oleh Djamarah bahwa “metode latihan

disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu”.130 Adapun pelaksanaan

metode latihan ini dilakukan guru akidah akhlak dengan cara

memberikan beberapa soal-soal latihan kepada sisawa di kelas setelah

semua materi dibahas. Metode ini dimaksudkan untuk “memperoleh

ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari,

karena hanya dilakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat

disempurnakan dan disiap-siagakan”. 131

Jadi dengan metode ini guru dapat mengembangkan potensi siswa

dalam mengasah keterampilan atau ketangkasan terhadap apa yang

dipelajari dan memperdalam pemahamannya dalam pelajaran Akidah

Akahlak.

130
Syaiful B.Djamarah, Guru dan Anak Didik.., h. 204.
131
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 349.
74

Dan terakhir guru akidah akhlak menerapkan metode demonstrasi

sebagai salah satu bagian dari penerapan metode bervariasi dalam

pembeajran akidah akhlak sangat penting maknanya bagi anak didik,

sebab metode demonstarsi dapat meihat, memahami, dan menghayati

secara langsung apa yang sudah diajarkan oleh guru di kelas seperti

mempraktikkan akhlak terpuji (husnuzan).

Metode demonstrasi adalah “suatu cara mengajar yang digunakan

oleh guru, diamana guru mepraktikkan secara langsung pelajaran yang

sudah diajarkan kepada siswa atau meminta anak didik untuk

mendemonstrasikannya secara langsung didepan kelas seperti sifat


132
husnuzan”. Jadi metode demonstrasi lebih menekankan kepada

proses dari suatu kegiatan baik yang dilakukan oleh guru ataupun

siswa untuk dapat diamati oleh siswa di sekolah.

Dari hasil data temuan bahwa guru akidah akhlak menggunakan

metode demonstrasi ini pada saat proses belajar mengajar

berlangsung, hal ini dapat dilihat ketika guru akidah akhlak

memberikan tugas kepada tiga orang siswi yaitu Mardiana, Nora dan

Nurhalimah untuk mempraktikkan akhlak terpuji yaitu bersifat

husnuzan kepada sesama manusia.

132
Ahmadi, Strategi…, h. 62
75

Dalam hal ini metode demonstrasi adalah “suatu metode yang

digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu

benda yang berkenaan dengan suatu pelajaran”.133

Dari data temuan serta teeori yang ada peneliti dapat menganalisa

bahwa antara teori dengan praktik harus bisa sejalan dalam proses

belajar mengajar di kelas, karena dengan begitu siswa tidak hanya bisa

dalam teori saja, tetapi dalam praktik sehari-hari juga.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan metode

bervariasi dalam pelajaran akidah akhlak cukup beragam seperti

metode ceramah, drill dan demonstrasi, guru akidah akhlak kelas VIII

B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Kec. Narmada Lombok

Barat telah menerapkan metode bervariasi dengan maksimal untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.

133
Syaiful B.Djamarah, Guru dan Anak Didik…, h. 201.
76

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari skripsi ini maka

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pak Artamadi selaku guru akidah akhlak kelas VIII B putri MTs Darul

Musthofa NW Repok Atas memvariasikan tiga metode dalam satu kali

pertemuan yaitu metode ceramah, drill dan demonstrasi.,

2. Penerapan metode bervariasi pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII

B Putri MTs Darul Musthofa NW Repok Atas Kec. Narmada Lombok

Barat adalah menerapkan metode ceramah terlebih dahulu di awal

pelajaran, kemudian menerapkan metode drill, selanjutnya menerapkan

metode demonstrasi untuk mendapatkan keberhasilan dalam

pembelajaran.

B. Saran-saran

Ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan pada akhir

penulisan skripsi ini:

1. Diharapkan kepada Kepala MTs Darul Musthofa NW Repok ATas

Kec. Narmada Kab. Lombok Barat hendaknya mengupayakan agar

semua guru menggunakn metode bervariasi dalam pembelajaran, agar

tercapai tujuan pembelajaran secara maksimal

2. Diharapkan kepada guru baik guru akidah akhlak maupun guru lainnya

agar mampu memilih serta menerapkan metode yang sesuai dengan


77

materi yang disampikan di dalam kelas, karena dengan pilihan metode

yang tepat maka akan menunjang ke efektipan dalam proses belajar

mengajar khususnya pada bidang studi Akidah Akhlak.

3. Diharapkan kepada peserta didik agar tetap rajin dalam mengikuti

setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru termasuk pembelajran

Akidah Akhlak sehingga diperoleh hasil belajar yang memuaskan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid & Atun Wardatun, Tendensi Teks: Ambiguitas Visi Sosial
Buku PAI SMU Depag Rid an Hasil Bahsul Masail NU. Mataram: Alam Tara
Institute, 2009
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa; Visi
Misi dan Aksi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Ahmad Adib Al-Arif. Akidah Akhlak. Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf. Pustaka Setia, Bandung, 2008.
Al-Aliyy, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung Diponegoro, 2005
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitan Pendidikan .Bandung :
CV Pustaka Setia, 2004.
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Choirul Fuad Yusuf (ed.), Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(SMP) Jakarta:Panacitasatria, 2007.
Fathurrohman Dan Sudikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT. Refika Aditama,
2014.

Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 200 Syaiful B.Djamarah, Guru dan Anak Didik.

H. Zaenuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara.Bandung, 2008.

http://krisnaI.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/.di
akses tanggal 13 Januari 2019, jam 10.30 wita.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108600-tujuan-
pendidikan-aqidah-akhlak/#Ixzz!VuVYMTDo, diakses tanggal 13 Januari 2019,
pukul 10.35 wita.
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/3658,diakses tanggal 13
Januari, 2019, pukul 11.00 wita
IAIN Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi, Mataram: Tim Penyusun,
IAIN Mataram, 2015.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang:CV
Raja Publising, 2012.

Kunandar, Guru Profesional (implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi guru), Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015.
Miftahurrahmah, Eksistensi Pondok Pesantren Darussalam Sebagai Pusat
Pembinaan Akhlak Siswa MA NW Sengkol Mantang (Skripsi), IAIN Mataram:
2004.

Moh. Sholeh Hamid, Metode Edu Tainment, Jogjakarta: Diva Press, 2013.

Nasution, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

Nurlaili Mufidah, Penerapan Metode Bervariasi Dalam Meningkatkan Prestasi


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas V MI Al-Mutmainnah
Pekat (Skripsi), IAIN Mataram: 2013.

Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Rosdakarya


Bandung, 2008.
……………….. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta,
2008.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BEsar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Ramayulis, Profesi & Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia, 2013
Rudi Susilana & Cepi Riyana, Media Pembelajaran. CV. Wacana Prima.
Bandung,
Siti Raihana Mutrofin, Penerapan Metode Bervariasi Terhadap Efektifitas
Pembelajaran Fiqih Pada Siswa Kelas VIII MTs NW Kabar Kec. Sakre Lombok
Timur (Skripsi), IAIN Mataram: 2011
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS),
Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Eduktif,
Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta :Rineka Cipta, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D, Bandung :
Alfabeta, 2011.
Qohar,dkk, Metode Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,1993.

Zaharuddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Ilmu Akhlak. Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 2004.
H ,H
PEDOMAN }VAWANCARA (GURU)

Tempat : MTs Darul Musthof.lIW Repok Atrs KeG Nrrmada


Ilari/Targgal : 07 Oktober 2018

W.ktu :10.10-sel6ri

No I{al Yans diwawafta.ai Penatryaan


1 Metode apakah yang divariasikan l. Metode apa saja yang bapak
oleh guru akidah akhlak dalam variasikan pada
membina akhlakul karimah siswi pembelajaran kati itri?
kelas VIII Bputri MTs Darul 2. fua alasan bapak
Musthofa NW Repot Atas menerapkan metode
cermah, drill, dan
d€moNtrasi pada pertemuan
kali ini?
3. Apakah metode ceramah
yang bapak terdpkao
meogarah kepada ranah
kognitif, metode drill ranah
apelrtif, dan metode
demonstrasi me[gaxah
keDada ranah Dsikomotorik?
2 Bagaimanakah p€ne.apan metode 4. Apakah bapak menerapkan
bervariasi pa<ia penbelaiarat akidah oetod€ ceramah fui disetiap
akllak dalam membina akhlaltl kali bapak mergajar?
karimah siswi kelas VtrI B putri 5. Mengapa bapak
MTs Darul Musthofa NW Repok meDerapkan metode d ll
Atas Kec. Narmada Lombok Barat. pada pelajaran kali ini?
6. Apa alasar bapak
menelapkan metode
demonstrasi kali itri?
7. Apa alasan bapak memilih
tiga metode ini yaitu rnetode
cemmah, drill dan
demonstsasi?
Apa tujuan bapak memilih
metode ceramah, drill dan
demonstiasi pada p€lajaran
kali ini?
9. Apa alasan bapak
menerapkan metode
demoNtrasi pada pelajaian
kali ini?

Hasil pembinaan akhlakul karimah siswi 10. Apa alasan bapak


melalui penerapan metode bervariasi di mengaharuskal siswi shalat
kelas VIII B putri MTs Darul Musthofa NW zuhur berjam'ah sebelum
Repok Atas Kec. Namda Lombok Barat. mereka pulang ke pondok
masing-masing?
11. Apakah siswi kelas VIII B
putri MTs Darul Musthofa
I.{W ref,ok Atas sudah bisa
menunjukkan sikap yang
religius?
12. Apakah siswi kelas VIII B
putri sudah menunjukkan
sika tanggung jawab?
13. Apakah siswi kelas VIII B
putri sudah menunjukkan
sikap hormat, segan dan
sanfun?
14. fuakah siswi kelas VllI B
putri sudai menunjukkan
isiolin?
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BlllffitGsllut [[xGs[ mt p0uIII Dtllt ttGr[r
Nomor
Jalan Pendidikan 2 Tlp. (0370) 7505330 Fax. (0370) 7505330
Email : bakeslalgpoldleri@ntboro! go i! website : httpl&ak-elbalepaldasti.!1bplalrs,id
MATARAM kode po3.83125

REXOMENOASI PENEIITIAN
NoMoR : 070 /ds'jlx / R / BKBPDN /2018
L Dasar i
a. Peraturan Menteri Datam Neged Republik lndon€sia Nomor 7 Tahun 2014 tentang perubahan Atas
Peraluran Menteri Dalam Negeri Republik lndonesia Nomor 64 Tahun 201j tentang pedoman penelbitan
Rekomendasi Penelitian.
b. Surat dari Wakil Dekan Bidang Akdemik Fakutta Tabiyah Dan lGguruan UniveGil6 lslan Negeri ll,lataram
Nomor : 71srun.12lFTK/TI.00/10/2018
Tanggal : 15 Oltober2018
Perihal : Pemohonan Rekornendasi Penelitian
2. lilenimbang
Setelah mempelajari Prcposal Survei/Rencana Kegiatan penelitian yang diajukan, maka dapat diberikan
Rekomendasi Penelitian Kepada I
Nama LIANA FITRIANINGSIH
Alamal Saba Lendang RTiRW 0011 Kel Keru Kec. Narmada / No tdentitas 5201036307920002 ?
No llpn. 085337914719
Pekerjaan Mahasiswa
Bidaflg/Judul PENERAPAN ETODE BERVARIASI PE BELAJARAN AKI0AH AHLM DAIAII!
IrEtlBlNA AHKHLAKUL KARI AH S|SW KELAS V[ B pUTRt Ts DARUL Dt
iIUSTHOFA NWREPOK ATAS TAHUI,I PELAJARAN 2()I8/2019
Lokasi MTs Darul Musthola NW Repot Atas Kec. Namda Kab. Lombok Barat
Jumlah Pese(a | 1 (satu) Orang
Lamanya oktober s/d Desember 2018
Status Penelitian ; Baru
Hal.hal yang harus ditaali oleh Penetiti :
a. Sebelum melakukan Kegiatan penelitian agar melapo*an kedatangan Kepada BupatiMali*ota atau
Pejabal yang ditunjuk;
b. Penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan judul beserta data dan berkas pada Surat pemohonan dan
apabila melanggar kelentuan, maka Rekomendasi penelitian akan dicabut sementara dan menghentitan
segala kegiatan penelitian;
c. Penetiti harus mentaat ketentuan Perundang-Urdangan, norm&norma dan adat istiadat yang bedaku dan
penelitian yang dilakukan lidak menimbutkan keresahan di masyarakat disintegrasi Bangsa alau keutuhan
NKRII
d. Apabila masa berlaku Rekomendasj Penelitian telah berakhk, sedangkan petaksanaan Kegiatan penetitian
tersebut belum selesai maka Peneliti harus menoaiukan perpanjangan Rekomeodasi penelitian;
0. Iilelaportan hasil Kegiatan Penglitian kepada Gubemur Nusa Terggara Barat melalui Kepala
Bakesbangpoldagri Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Demikian Surat Rekomendasi Penelitian inidibuatuntuk dapat dipercunakan sebagaimana mestinya.

oktober 2018
TUAN BANGSA DAN
PROVINSI NTB

i S{s. }
1 175
T.nburzn,an,,ek,/, K.D,{j. ydr.
1. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, penelttian dan pengembangan Daerah provinsi NTB di " Mataram
2. Bupatj Lombok Cq. Ka. Kesbangpot Kab. Lombok Barat Di Giri MerEng;
3. Yang Bersangkutan;
4. ABip;
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
Jalan Sookarno Halle Ghi Menang Gerung Telp. (0370) 681 288
e-mai I : bakesbangpol@ombok bantkab.go.id
website : httpi/bakesbanqpol.lombokhantkab.qo.id

REKOMENDASI PENELITIAN
NOMOR : 070/11q /BKBP-LB/2o18

I. DASAR
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Rl Nomor 7 Iahun 2014 lentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik lndonesia Nomor 64 tahun 2Oj 1 tentang
Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
b. Surat dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan politik Dalam Negeri provinsi
Nusa Tenggara Barat Nomor 070/651DUR/BKBPDN/20.18. Tanggat Oktober 20.tB
Tentang Rekomendasr Penelitian.

II. MENIMBANG
Setelah mempelajari Proposal Survei/Rencana Kegiatan yang diajukan, maka dapat diberikan
Rekomendasi Penelitian kepada :

Nama Liana Fitrianingsih


Alamat Saba Lendang RT/RW 001/ Desa Keru Kec. Namada Kab. Lobar No. -fetp
/HP 085337914719 No. ldentitas / 5201036307920002.
Bidang/Judul Penerapan Metode Borvaaiasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam
pombinaan Ahkl.kul Karimah Sbwi Ketas V B putri di MTs.
Darul iluatthofa NW Repok Atas Kec, Na]mad! Kab. Lombok Barat
Tahun Polajaran 201812019.
Lokasi Penelitian MTs. Darul Musthofa l.[W R€pok Atas Narmada Kab. Lombok Barat.
Jumlah Peserta 1(Saru)orang
Oktober s/d Desember 2018
Status Penelitian

III. KETENTUAN
a. Sebelum melakukan kegialan agar motakukan koordinasi dengan lnslansiterkait.
b. Penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan judul begerta data dan berkas pada surat
permohonan da,n apabila melanggar ketenluan, maka rekomendasi pene,itian aka. dicabut
sementara dan menghentikan segala kegiatan Penelitiannya.
c. Peneliti harus mentaati peraturan perundang-undangan, Norma-norma dan Adal tstiadat yang
berlaku den penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan keresahan dimasyar;kai
disintegrasi Bangsa atau KeLltuhan NKRI.
d. Apabila masa be.laku rekomendasi penelitian telah berakhir, sedgngkan pelaksanaan
kegiatan penelitian lersebul belum selesai maka peneliii harus mengajukan perpanjangan
Rekomendasi Pen6lilian
e. M--laporkan hasil kegiatan kepada Bupati Lombok Barat, melalui Kepala Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat.

t enrikian Surat Rokomendasi Penelitian ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagatmana
meslrnya

Gerung, 15 Shafar 1440 H.


- 24 Oktobor 20'ia M

0V/c)
Nip. 1 199303 1 008
TEMBUSAN:
1 Eupati Lombok Barat di Ge.ung (sebagai Laporan).
2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Barat di
3 trepala MTs Darul Musthofa Nw Repok Atas di Narmada.
4 YYang Bersangkutan.
"i
l'"& KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS tSL,qM I'l'EOeRt MATARAM
t' FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
l.i ada No 100 Jenpo g Baru Mataran Telp (0370)620783, Fax. (0370) 620784

Mataram 15 Oktober 2018


Nomor : 7 1 2lFr Kfi L.O0 I I 0 I 201
5l Un. 1 I
La mp. : 1 (Satu) Berkas Proposal
Hal : Permohonan Rekomendasi Penelitian

Kepada:
Yth. Kepala Bakesbangpoldagri Provinsi NTB
di_
Tempat

Assalamu'alaikum Wr wb

Bersama surat ini kami mohon kesediaan Bapak/lbu untuk memberikan


rekomendasi penelitian kepada Mahasiswa di bau/ah ini :

Nama I Liana Fitrianingsih


NIM : 15'141232
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

.lurusarl : Pendidikan Agama Islam (PAl)


'fu;uan :Penelitian
Lokasi Penelitian : MTs. Darui Musthofa NW Repok Atas Narmada Lombok
Barat
Judul Skripsi ; Penerapan Metode Bervarlasi Pembelajaran Akidah Akhlak
Dalam Membina Akhlakul Karimah Siswi Kolas Vlll B Putri di
B{Ts. Darul Musthofa NW Repok Atas Tahun Pelajaran
201812019.
Rekomendasi tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang diperlul€n
dalam penyusunan skripsi.
Demikian surat pengantar ini kami buat, atas kerjasama Bapak/lbu kami
sampaikan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Eidang Akademik

120050r 1009

Temousan
i Atsip Akadenik FTK

Anda mungkin juga menyukai