Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DASAR-DASAR BERBICARA
Dosen Pengampu : Ririn Nurul Azizah

Di susun oleh :
1. Fauzan Ijabi ( BI923040 )
2. Syafiq Ilham ( BI923023 )
3. Ahmadlatif ( BI923018 )

FAKULTAS PEDIDIKAN BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah menganugrahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah dasar-dasar berbicara
tentang khutbah ini dengan baik.
Makalah ini talah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kebumen, 20 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................1
1. LATAR BELAKANG .....................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH .................................................................1
3. TUJUAN............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................2


1. PENGERTIAN KHUTBAH............................................................2
2. PENTINGNYA KHUTBAH ...........................................................2
3. KETENTUAN KHUTBAH ............................................................2

BAB III PENUTUP ......................................................................5


DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Saat ini begitu banyak cara-acara keagamaan di televisi yang bertaju
khotbah,. Hal ini bertujuan agar semua orang yang menyaksikan acara itu bisa
memahami dan mendalami agama Islam. Tapi, di sini tidak semua orang tahu
perbedaan antara khotbah, tablig, dan dakwah hal ini dikarenakan dakwah
memiliki kesamaan dengan tabligh dan khotbah, banyak orang-orang awam
yang belum mengetahui perbedaan-perbedaan antara dakwah .
Melalui pembelajaran ini, maka akan dibahas mengenai khotbah, serta
melalui pembelajaran berikut kita dapat membedakan antara khotbah berikut
rukun-rukun, sunah-sunahnya dan hal yang dimakruhkan dalam khotbah.
Pembelajaran ini juga dapat memberikan pelajaran mengenai cara
mempraktikkan tata cara dalam khotbah , perbedaan khutbah Jum’at dan
khutbah-khutbahlainnya.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan khotbah,?
b. Jelaskan mengenai khutbah, hukum-hukumnya, dan sunah-sunah
khutbah?
c. Bagaimana tata cara yang baik dan benarnya khotbah?
d. Bagaimana cara menyusun teks dan memperagakan khotbah,?
3. TUJUAN
a. memahami tantang khutbah.
b. memahami mengenai khutbah hukum hukum dan sunahnya.
c. mengetahui tata cara yang baik dan benar tentang khutbah.
d. mengetahui cara menyusun teks dan memperagakan khtbah.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KHUTBAH
Agama Islam dalam menyampaikan ajaran-ajarannya kepada seluruh
umatmanusia menggunakan beberapa cara. khotbah,. Cara tersebut
disesuaikan dengan situasi serta kondisi. Berikut definisi dan cara yang
digunakan untuk menyampaikan agama Islam tersebut yaitu :
Khotbah adalah berpidato pada rangkaian shalat Jumat yang berisi
menyampaikan pesan tentang bertakwa kepada Allah SWT. Dengan syarat-
syarat tertentu.

2. PENTINGNYA KHUTBAH
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa khutbah masuk pada aktivitas
ibadah. Maka, khutbah tidak mungkin bisa ditinggalkan karena akan
membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh, apabila ṡalat Jumat tidak ada
khutbahnya, ṡalat Jumat tidak sah. Apabila wukuf di arafah tidak ada khutbah
nya, wukufnya tidak sah.
Sesungguhnya, khutbah merupakan kesempatan yang sangat besar untuk
berdakwah dan membimbing manusia menuju ke-ridha-an Allah Swt. Hal ini
jika khutbah dimanfaatkan sebaik-baiknya, dengan menyampaikan materi
yang dibutuhkan oleh hadirin menyangkut masalah kehidupannya, dengan
ringkas, tidak panjang lebar, dan dengan cara yang menarik serta tidak
membosankan. Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam
sehingga sepantasnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-
baiknya.
Seorang khatib harus memahami aqidah yang benar sehingga dia tidak sesat
dan menyesatkan orang lain. Seorang khatib seharusnya memahami fiqh
sehingga mampu membimbing manusia dengan cahaya syariat menuju jalan
yang lurus. Seorang khatib harus memperhatikan keadaan masyarakat,
kemudian mengingatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan dan
mendorong kepada ketaatan. Seorang khathib sepantasnya juga seorang
yang ṡālih, mengamalkan ilmunya, tidak melanggar larangan sehingga akan
memberikan pengaruh kebaikan kepada para pendengar.

3. KETENTUAN KHUTBAH
1. Ketentuan Khotbah Jum’at
a. Khatib jum’at

2
Khotbah Jum’at adalah pidato atau ceramah yang wajib dilaksanakan oleh
seorang khatib, sebelum salat Jum’at dimulai.
Agar tujuan mulia tersebut tercapai maka, hendaklah khatib Jum’at harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut, ini :
- Mengetahui ajaran Islam, terutama mengenai akidah, ibadah, dan
akhlak.
- Mengetahui berbagai hal tentang khotbah Jum’at, terutama tentang
syarat, rukun
dan sunah-sunahnya.
- Dapat membaca hamdalah, syahadat, salawat, Al-Qua’an dan hadist
dengan baik dan benar, juga sanggup bebicara di muka umum dengan
jelas dan mudah dipahami.
- Orang yang sudah balig danbertakwa kepada Allah, berakhlak baik,
Tidak melakukan perbuatan maksiat, dan bukan orang munafik.
- Orang yang dipandang terhormat, dihormati, dan disegani.
b. Syarat Khutbah Jum’at
- Khutbah dimulai pada waktu zuhur (sesudah matahari tergelincir).
- Khutbah dilakukan dengan dua kali dengan berdiri (jika
dimungkinkan).
- Khatib hendaknya duduk di antara dua khotbah.
- Khotbah diucapkan dengan suara yang jelas dan keras.
- Dilakiukan secara berturut-turut sesuai dengan rukunnya.
c. Rukun Khotbah
- Mengucapkan hamdalah atau puji-pujian kepada Alllah SWT.
- Membaca syahadatain, yakni syahadat tauhid dan syahadat rasul.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Tiap-tiap khotbah yang
tidak ada syahadatnya, adalah seperti tangan yang terpotong.” (H.R.
Ahmad dan Abu Daud)
- Membaca salawat atas Nabi Muhammad SAW.
- Berwasiat atau member nasihat tentang takwa dan menyampaikan
ajaran tentang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah yang bersumber
kepada Al-Qur’an dan Hadist.
- Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khotbah.
Rasulullah bersabdah yang artinya:
“Dari Jabir bin Samurah, katanya, “Rasulullah SAW berkhotbah
berdiri, duduk antara keduanya, membaca ayat-ayat Al-Qur’an,
mengingatkan dan memperingatkan kabar takut pada manusia.” (H.R.
Muslim)
- Berdoa pada khotbah kedua agar kaum muslimin memperoleh

3
ampunan dosa dan rahmat Allah SWT.
d. Sunah Khotbah Jum’at
- Khatib hendaknya berdiri diatas mimbar atau di tempat yang lebih
tinggi dan letak mimbar berada di sebelah kanan tempat berdirinya
Imam salat.
- Khatib hendaknya mengawali khotbahnya dengan member salam.
Setelah itu, duduk sebentar sambil mendengarkan mu’azzin berazan.
- Khotbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang dan
tidak terlalu pendek.
- Khatib, di dalam khotbahnya hendaknya menghadap kepada para
jamaah salat Jum’at dan jangan berputar-putar karena yang demikian
itu tidak disyariatkan.
- Menertibkan tiga rukun yaitu puji-pujian, salawat, dan nasihat agar
bertakwa.
- Mambaxa surah Al-Ikhlas, sewaktu duduk dua khotbah.

4
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jika kita teliti dengan cermat, memahami makna hadits tersebut dengan hal
semacam itu sangatlah tidak tepat. Hadits ini menyuruh kepada kita agar
ketika menyampaikan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kita tahu dan
yakin bahwa hadits tersebut berasal dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Jadi yang benar dari hadits ini bukanlah memotivasi orang yang tidak berilmu
untuk berbicara (masalah agama) akan tetapi hadits ini memotivasi kepada
orang yang telah belajar dan mengetahui, hendaklah disampaikan walau
sedikit. Ketika seseorang telah mengetahui syariat ini benar dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka diperkenankan baginya untuk
menyampaikannya kepada orang lain.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://khoiruroji.blogspot.com/2014/08/makalah-sampaikan-lah-dariku-
muhammad.html

Anda mungkin juga menyukai