PEMBELAJARAN BAHASAN TRADISI SUNDA DI KELAS XII BAHASA
SMAN 2 SUKABUMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJEK BASED LEARNING(PJBL) PPL AKSI KE-2
Disusun Oleh Dede Ruska, S.Pd No UKG. 201501581317
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
PROG STUDI BAHASA SUNDA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2023 Nama Dede Ruska No.UKG 201501581317 Unit Kerja SMAN 2 Sukabumi Kelas 110 - 748 - 1 Gel 2 - Kelas 001 Bahasa Sunda LK 3.1 Menyusun Best Practices
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran
Lokasi SMAN 2 Sukabumi
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas Tujuan yang ingin dicapai PPL Aksi Ke-2 Meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan peserta didik dalam materi Bahasan Tradisi Sunda menggunakan model pembelajaran Projek Based Learning(PjBL) Penulis Dede Ruska, S.Pd Tanggal PPL Aksi Ke-2 Senin, 9 Januari 2022 Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: Kondisi yang menjadi latar Rendahnya motivasi dan kemampuan peserta didik belakang masalah, mengapa dalam mata pelajaran Bahasa Sunda pada materi praktik ini penting untuk Bahasan Tradisi Sunda disebabkan oleh: dibagikan, apa yang menjadi 1. Kurangnya motivasi peserta didik pada mata peran dan tanggung jawab pelajaran bahasa Sunda anda dalam praktik ini. 2. Materi bahasan tradisi Sunda di kelas 12 SMAN 2 Sukabumi disampaikan menggunakan model, metode, strategi pembelajaran yang konvensional dan media yang sederhana. 3. Guru masih belum menerapkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran terkesan monoton dan berpusat pada guru, belum berpusat pada peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa rendahnya motivasi dan keaktifan peserta didik dalam mata pelajaran bahasa Sunda pada materi Bahasan Tradisi Sunda disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran. Oleh karena itu, praktik baik (best practices) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan media yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik Alasan praktik ini penting untuk dilaksanakan Praktik ini penting untuk dilaksanakan karena dapat memberikan pengaruh yang positif kepada peserta didik, guru, dan pihak lainnya. Adapun dampak yang ditimbulkan sebagai berikut: 1. Praktik ini dapat meningkatkan motivasi, peran aktif peserta didik melaksanakan pembelajaran lebih meningkat terutama dalam materi ajar bahasan tradisi Sunda 2. Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi guru lain untuk mendesain pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran bahasa Sunda. 3. Penggunaan model, dan media pembelajaran yang tepat dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran bahasa Sunda terutama pembelajaran bahasan tradisi Sunda
Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini:
Peran dan tanggung jawab praktikan dalam mendesain dan melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, yaitu: 1. Praktikan sebagi guru mendesain pembelajaran inovatif dengan model pembelajaran Projek Based Learning. 2. Praktikan sebagai guru juga berperan sebagai fasilitator selama proses pembelajaran berlangsung. Tantangan : PPL Aksi Ke-2 Apa saja yang menjadi Tantangan tantangan untuk mencapai Berdasarkan hasil eksflorasi kajian literatur dan tujuan tersebut? Siapa saja wawancara dapat disimpulkan tantangan yang yang terlibat, dihadapi dalam menerapkan model pembelajaran Projek Based Learning, yaitu: 1. Guru perlu persiapan lebih lama karena belum terbiasa dalam mengaplikasikan model pembelajaran di dalam kegiatan mengajar di kelas, seperti persiapan bahan, alat, dan media pembelajaran. 2. Guru harus cermat dalam mengalokasikan waktu sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai 3. Pengambilan video untuk pelengkap best practices tentunya harus melibatkan tenaga ahli dalam pembuatannya. Pihak yang terlibat selama pelaksanaan Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan selama praktik pembelajaran berlangsung, yaitu: 1. Peserta didik sebagai subjek dalam pembelajaran 2. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran 3. Rekan sejawat yang membantu memberikan saran dan arahan 4. Kepala sekolah dan bagian kurikulum yang memberikan dukungan dan membantu menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Aksi : PPL Aksi Ke-2 Langkah-langkah apa yang Langkah-langkah dalam menghadapi tantangan dilakukan untuk menghadapi tantangan Dalam mengatasi tantangan praktikan melakukan tersebut/ strategi apa yang langkah-langkah sebagaiu berikut: digunakan/ bagaimana 1. Mempersiapkan pelaksaan pembelajaran prosesnya, siapa saja yang beserta perangkat pendukung lainnya dengan terlibat / Apa saja sumber menggunakan waktu sebelum pembelajran daya atau materi yang dilaksanakan. diperlukan untuk 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan melaksanakan strategi ini alokasi waktu yang telah direncanakan dengan cermat dan tepat. 3. Meminta bantuan rekan sejawat yang dianggap memiliki kemampuan IT untuk membantu merekam gambar video pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan model Projek Based
Learning selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagai berikut: Fase 1 : Menyiapkan pertanyaan mendasar/ penentuan proyek
1. Peserta didik bersama-sama dengan guru
mengamati tayangna film dokumenter daur hirup masarakat Sunda 2. Peserta didik mencari informasi film dokumenter upacara daur hirup masarakat Sunda.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan
mendasar tentang isi dan tahapan film dokumenter upacara daur hirup masarakat Sunda. Pertanyaan pemantik: 1) Pernah teu nongton filem daur hirup masarakat Sunda? 2) Tahapan daur hirup naon anu ku hidep dipikaresep 3) Tahapan daur hirup naon anu ku hidep rék didokuméntasikeun? Pék jéntrékeun alesanna! Fase 2: Mendesain rencana proyek 4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok proyek Kelompok1: Tahapan upacara adat sebelum pernikahan Kelompok 2: Tahapan upcara adat pelaksanaan pernikahan Kelompok 3: Tahapan upcara adat setelah akd nikah 5. Peserta didik mendapat bimbingan guru dalam mendesain dan menentukan rencana proyek, yaitu membuat rarancang skenario tahapan- tahapan upacara adat pernikahan Sunda dan membuat film dokumenter menggunakan canva, kinemaster, power dyrection, caqoes, Augmnt reality(animasi tiga dimensi) atau aplikasi editing video lainnya.
Fase 3 : Penyusunan Jadwal pembuatan produk
6. Peserta didik secara berkelompok menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan proyek dengan mandiri dan penuh tanggung jawab. 7. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan rencana kegiatan proyek dengan sikap percaya diri
Fase 4 : Memonitor kegiatan dan perkembangan
proyek 8. Peserta didik secara berkelompok menyajikan tahapan upacara adat pernikahan Sunda dengan percaya diri, disiplin dan bergotong-royong 9. Peserta didik memaparkan kemajuan proyek tahapan upacara adat pernikahan Sunda ke dalam bentuk film dokumenter 10. Peserta didik dan guru berdiskusi mengenai kendala yang dihadapi saat mengerjakan proyek.
Fase 5 Menguji dan penilaian hasil
11. Peserta didik dalam setiap kelompok menyajikan hasil proyek berupa film dokumenter di depan kelas kepada kelompok peserta didik yang lain dengan percaya diri, gembira dan bertanggung jawab 12. Guru dan peserta didik berdiskusi membahas kelayakan dari sajian proyek film dokumenter tahapan upacara adat penikahan Sunda
Fase 6 Evaluasi Pengalaman
13. Peseta didik dan guru bersama-sama engevaluasi dan memberikan umpan balik terhadap proyek yang sudah dilakukan. 14. Peserta didik mengerjakan link evaluasi pembelajaran di google form yang diberikan guru untuk dikerjakan peserta didik berupa penilaian antar kawan. Penilaian antar teman https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLScxbpA DkVrgGTeGDnTWt2TQyjdVCfG2WnIq2yTSOnXL98dx UQ/viewform Refleksi diri https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSevCyv E3UDlNmUGviIDhlJptUK26lxEFxPU5u34rliJyuiJpg/v iewform
Refleksi Hasil dan dampak Dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang Dari hasil refleksi pembelajaran PPL aksi ke-2 dilakukan? Apakah hasilnya yang telah dilaksanakan, peserta didik efektif? Atau tidak efektif? mengalami peningkatan motivasi belajar. Hal Mengapa? Bagaimana respon tersebut dapat diamati bahwa 100% peserta orang lain terkait dengan didik menunjukan sikap senang dan gembira. strategi yang dilakukan, Apa Adapun hasil refleksi dengan peserta didik yang menjadi faktor mengungkapkan bahwa penerapan model keberhasilan atau pembelajaran Project Based Learning dengan ketidakberhasilan dari proyek filem dokumenter terbukti dapat strategi yang dilakukan? Apa meningkatkan motivasi, keaktifan, kreatif dan pembelajaran dari pemahaman peserta didik. keseluruhan proses tersebut? Hasil Berdasarkan hasil wawancara dan kajian literatur yang telah dilakukan oleh penulis, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based Learning ini melalui kegiatan proyek flm dokumenter efektif diterapkan, karena peserta didik termotivasi dalam pembelajaran disebabkan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Faktor Penyebab Pembuatan film dokumenter ternyata dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan peserta didik, karena menjadikan peserta didik aktif dan terlibat langsung untuk menghasilkan produk sesuai dengan kreativitasnya. Hal-hal tersebut berdampak positif terhadap kemampuan peserta didik. Dapat disimpulkan pula model pembelajaran Projek Based Learning dengan pembatan film dokumenter dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan kemampuan, sehingga pembelajaran pun dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Pembelajaran yang dapat dipetik :
Dalam proses dan aktivitas praktik pembelajaran yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dapat membangun motivasi dan meningkatkan kemampuan, pemahaman dan kekreatifan peserta didik, dengan cara guru menggunakan media pembelajaran yang sangat menarik minat peserta didik, lebih terampil serta lebih inovatif menggunakan media pembelajaran berupa video pembelajaran, dan penerapan TPACK. Selain itu, menggunakan model pembelajaran yang berpusat kepada pesrta didik (student centre) contohnya modé l Projék Based Learning (PjBL), menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah terkait kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran pembelajaran.