Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333971149

Pembinaan Petani Jagung (Zea mays) untuk Penyediaan Bahan Baku Pakan
Ternak di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar

Article · June 2007

CITATION READS

1 819

3 authors, including:

Puji Hartati
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang
17 PUBLICATIONS 33 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Puji Hartati on 24 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

PEMBINAAN PETANI JAGUNG (Zea mays) UNTUK PENYEDIAAN


BAHAN BAKU PAKAN TERNAK DI KELURAHAN PALLANTIKANG
KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR
Developing of maize farmer to be stocking of raw material of livestock feed
in Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar

Debora Rina B. 1), Halim Sanaba 2), dan Puji Hartati 2)


1) Alumni Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
2) Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani terhadap
pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan
Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap 20 petani responder dan analisis dengan menggunakan Rating Scale (skala nilai)
menunjukkan bahwa, penerapan teknologi khususnya pemupukan berimbang pada
tanaman jagung kurang sesuai dengan anjuran (baru mencapai 48,50 %). Analisis
usahatani memperlihatkan bahwa biaya yang digunakan sebesar Rp 2.777.500,- dan
penerimaan sebesar Rp 5.800.000, sehingga terdapat selisih biaya dengan penerimaan
sebesar Rp. 3.022.50,- setiap hektarnya, dengan R/C ratio 2,09.
Kata kunci: pembinaan, petani jagung, pakan ternak

ABSTRACT
Research aims to increase knowledge and skill of the farmer about balancing of
fertilization at maize crop. It was executed in Kelurahan Pallantikang, Kecamatan
Pattalassang, Kabupaten Takalar. Based on result of interview to the 20 farmer responder
and data analyse using the Rating Scale, it indicated that applied of technology, especially
balancing of fertilization at maize crop is less according to fomentation (48,50 %). Analyse
of effort farmer showed that cost is using is Rp 2.777.500,- and revenue is Rp 5.800.000,
so that there are expense difference with the revenue equal to Rp. 3.022.50,- per hectare,
with R/C ratio 2,09.
Keywords: developing, maize farmer, livestock feed

PENDAHULUAN merupakan salah satu jenis makanan yang


Pola kebijakan operasional pembangunan banyak mengandung sumber hidrat arang
pertanian dewasa ini menerapkan dua dan memiliki kalori yang hampir sama
fokus, yaitu peningkatan ketahanan pa- dengan kalori yang terkandung pada padi
ngan dan pengembangan agribisnis yang (AAK, 1993).
berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjut- Secara nasional, kebutuhan jagung untuk
an, dan terdesentralisasi (Ano-nim, 2002). bahan baku pakan ternak meningkat
Jagung merupakan komoditas yang pe- dengan cepat, yaitu pada tahun 1995
ranannya semakin penting dalam be- sebesar 1.706.000 ton meningkat menjadi
berapa tahun terakhir ini, baik sebagai 3.510.000 ton pada tahun 2000, dan di-
bahan industri makanan maupun sebagai perkirakan tahun 2005 akan meningkat
menjadi 3.813.000 ton (Anonim, 2000).
bahan baku pakan ternak, karena jagung

1
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

Peningkatan pendapatan masyarakat akan nguntungkan petani.


memungkinkan meningkatkan permintaan Perusahaan pabrik jagung cacah dan
terhadap konsumsi daging, sehingga men- pengusaha pakan ternak memperoleh
dorong laju pertumbuhan ternak yang bahan baku dari tiga kabupaten, yaitu
pada gilirannya meningkatkan permintaan Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto
terhadap pakan ternak. dan Kabupaten Gowa, sehingga baik
Akhir-akhir ini permintaan pasar dan perusahaan pabrik jagung cacah maupun
kebutuhan pakan ternak di Kabupaten pengusaha, pakan ternak jagung pipil
Takalar terus meningkat, yaitu pada tahun mengeluarkan dana untuk biaya trans-
1997 sebesar 5.000 ton, pada tahun 2000 portasi. Untuk mengantisipasi biaya trans-
meningkat menjadi 9.000 ton dan di portasi, maka di Kabupaten Takalar, khu-
perkirakan tahun 2005 akan menjadi susnya di Kecamatan Pattalassang Kelu-
15.000 ton, sehingga merupakan faktor rahan Pallantikang diperlukan suatu upaya
pendukung untuk mengembangkan tanam- khusus dalam bentuk terobosan dan pem-
an jagung. binaan petani guna meningkatkan pro-
duksi jagung dan meningkatkan areal
Kabupaten Takalar, khususnya Kelurahan
pertanaman untuk memenuhi keperluan
Pattallassang Kecamatan Pattalassang me-
baik bahan baku pakan ternak maupun
miliki potensi yang cukup baik untuk
bahan pangan.
mengembangkan tanaman jagung, karena
selain di dukung oleh sumberdaya alam, Tujuan Penelitian
peluang pasarpun cukup cerah. Luas lahan 1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan
sawah di Kelurahan Pallantikang 169,24 keterampilan petani terhadap pemupu-
ha, lahan kering 46,34 ha, lahan peka- kan berimbang pada tanaman jagung
rangan 65,67 ha, dan areal yang ditanami sebagai bahan pakan ternak
jagung seluas 84 ha dengan produktivitas 2. Untuk mengetahui pola kemitraan an-
rata-rata 5,8 ton ha-1. Produksi jagung di tara petani dengan pengusaha.
Kelurahan Pallan-tikang masih rendah
dibandingkan dengan potensi hasil yang
BAHAN DAN METODE
diharapkan, yaitu 13 ton ha-1. Hal ini
disebabkan karena petani kurang menge- Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Pal-
tahui teknologi budidaya tanaman jagung, lantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabu-
khususnya pemupukan pada tanaman paten Takalar. Sasaran utama dalam ke-
jagung dan keterbatasan modal yang di- giatan penelitian adalah petani jagung
miliki petani. Salah satu cara untuk me- dengan memberikan pembinaan langsung
ningkatkan produksi jagung adalah de- kepada petani pada lahan usahatani,
ngan menggunakan pupuk berimbang dan khususnya yang berhubungan dengan
untuk mendapatkan mutu jagung yang teknik budidaya tanaman jagung dan
baik serta bebas dari residu bahan kimia pembinaan 5 jurus kemampuan yang di-
dengan menggunakan pupuk organik. titikberatkan pada jurus kemampuan
pertama dan kedua. Jurus I, yaitu
Petani sangat di harapkan untuk menjadi kemampuan merencanakan kegiatan untuk
penyediaan bahan baku pakan ternak di meningkatkan produktivitas usahatani
perusahaan pabrik jagung cacah dan pa- (termasuk pascapanen dan analisis
kan ternak Mitra Jaya berupa jagung usahatani) para anggotanya, dengan
pipilan untuk ternak unggas. Di samping penerapan rekomendasi yang tepat dan
itu, umur produksi untuk bahan baku memafaatkan sumberdaya alam secara
pakan ternak jagung cacah lebih singkat, optimal. Sedangkan jurus kedua (II), yaitu
yaitu ± 60 hari, sehingga dapat me-

2
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

kemampuan mentaati dan mengadakan untuk memperolah data primer yang


hubungan dengan pihak lain atau mitra berhubungan dengan pembinaan petani
usaha. dan hubungan kerjasama dengan ke-
mitraan.
Kegiatan operasional
Kegiatan operasional yang dilakukan Analisis Data
adalah pembinaan petani berupa, pe- Analisis data dimulai dari pengumpulan
nyuluhan dan demonstrasi cara dalam data primer dan data sekunder. Metode
upaya penyediaan bahan baku pakan yang digunakan dalam analisis data adalah
ternak melalui wadah kelompok tani, dengan cara tabulasi data, kemudian di
karena kelompok tani dapat berfungsi lanjutkan dengan analisis deskriptif.
sebagai kelas belajar, sebagai unit pro-
duksi, dan sebagai wahana kerjasama. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah petani yang dibina sebanyak 20
Hasil Kegiatan
orang petani responder yang terdiri dari 4
(empat) kelompok tani. Kondisi Saat Sekarang
Hasil wawancara petani terhadap pe-
Pengumpulan data nerapan pemupukan berimbang pada
Pengumpulan data dilakukan melalui tanaman jagung yang diarahkan pada lima
Observasi lapangan dan wawancara. Ob- langkah tepat yang meliputi tepat jenis,
servasi lapangan dilakukan untuk peng- tepat jumlah, tepat waktu, tepat cara dan
amatan langsung pada lahan-lahan usaha- tepat lokasit/tempat. Untuk lebih jelasnya
tani baik proses produksi maupun kegia- hasil wawancara petani jagung untuk
tan kelompok tani yang berhubungan penyediaan bahan baku pakan ternak
dengan kemitraan. Wawancara dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil wawancara petani jagung tentang pemupukan pada tanaman jagung di
Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Talakar
No. Teknologi Tingkat penerapan Prosentase
1. Jenis pupuk yang digunakan 21 26,25
2. Jumlah pupuk yang digunakan 22 27,50
3. Waktu pemupukan 47 58,75
4. Cara pemupukan 43 53,75
5. Tempat pemupukan 61 76,25
Jumlah 194 48,50

Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat pe- dimiliki petani.


nerapan petani responden terhadap Potensi hasil jagung hibrida Bisi 2 apabila
teknologi pemupukan berimbang pada dikelola dengan baik dengan meng-
tanaman jagung, untuk menyediakan gunakan pupuk berimbang, yaitu pupuk
bahan baku pakan ternak baru mencapai urea 300 kg ha-1, SP36 100 kg ha-1 dan
48,5 %. Hal ini terjadi karena kesadaran KCL 50-75 kg ha-1 dapat menghasilkan 13
petani tentang pemupukan berimbang ton ha-1. Hasil uji coba varietas jagung
masih kurang dan kurangnya pembinaan hibrida Bisi 2 di kelurahan Pallantikang
dari penyuluh pertanian dari instansi dapat menghasilkan rata-rata 8,5 ton ha-1.
terkait, serta minimnya modal yang Sedangkan yang didapatkan petani baru

3
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

mencapai rata-rata 5,8 ton ha-1. Hal ini dapat juga digunakan pupuk organik.
disebabkan karena petani belum meng- Permintaan bahan baku pakan ternak
gunakan pupuk berimbang pada tanaman jagung cacah tiap musim panen, yaitu 500
jagung. ton dan kebutuhan jagung pipil dan
Salah satu cara untuk meningkatkan pro- konsumsi sebanyak 2.000 ton. Untuk lebih
duksi jagung adalah dengan menggunakan jelasnya, produksi jagung cacah maupun
pupuk berimbang secara tepat dan benar, jagung pipil kering dapat dilihat pada
dan untuk mengurangi biaya pupuk maka Tabel 2.

Tabel 2. Data produksi jagung dan kebutuhan pabrik pakan ternak di Kelurahan
Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar.

Total Kebutuhan Selisih total


Jenis Jumlah Luas Produksi
No Produksi pabrik pakan produksi dengan
produksi Petani (ha) ha-1
(ton) ternak (ton) kebutuhan

1.
Jagung cacah 20 10 17,4 174 500 326
2.
Jagung pipil/ 92 74 5,8 429,2 2.000 1.570,8
Komsumsi
Sumber : Kantor BPP Kecamatan Pattalassang, 2003

Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan dan bermitra


bahwa kebutuhan bahan baku jagung 4. Kebijakan pemerintah mendukung
untuk pakan ternak ternyata tidak dapat 5. Potensi hasil jagung hibrida 13 ton
diimbangi dengan produksi jagung, se- ha-1.
hingga untuk mengatasi kekurangan
b. Kelemahan (Weakness = W)
tersebut diperlukan suatu upaya, yaitu 1. Penerapan teknologi masih rendah,
melalui pemupukan berimbang dan khususnya penggunaan pupuk ber-
perluasan areal tanam guna meningkatkan imbang dan pupuk organik
produksi jagung untuk memenuhi kebu- 2. Kurangnya modal usahatani
tuhan pabrik pakan ternak.
3. Kelompok tani belum bekerjasama
Untuk memperoleh gambaran mengenai dengan baik dan kemampuan ke-
kondisi aktual yang di hadapi dalam lompok rata-rata pemula
pembinaan petani jagung untuk pe- 4. Luas lahan yang ditanami jagung
nyediaan bahan baku ternak di Kelurahan baru 84 ha.
Pallantikang dapat dilakukan dengan 5. Mutu hasil dan produksi rendah (5,8
pendekatan analisis SWOT. ton)
Adapun hasil identifikasi kekuatan (S), c. Peluang (opportunities = O)
kelemahan (W), peluang (O) dan tan- 1. Teknologi masih dapat dikembang-
tangan (S) dalam pengembangan jagung kan
untuk penyediaan bahan Baku pakan 2. Potensi pasar cukup baik
ternak sebagai berikut: 3. Kebijakan pemerintah untuk mem-
berdayakan industri kecil
a. Kekuatan (Strengths = S)
1. Sumberdaya alam mendukung (po- 4. Adanya permintaan pabrik jagung
tensi lahan 281,5 ha). cacah dan jagung pipit yang se-
2. Sarana transportasi cukup lancar makin meningkat
3. Ada motivasi untuk berkelompok 5. Perluasan areal tanaman dari 84 ha
menjadi 200 ha

4
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

d. Tantangan (Threats = T) wilayah


1. Biaya produksi semakin meningkat 4. Meningkatkan pengembangan tek-
2. Fluktuasi harga dan musim yang nologi dan pengembangan usaha.
sulit diantisipasi
c. Strategi Kekuatan–Tantangan (S – T)
3. Pihak pabrik jagung cacah tidak
konsisten dengan perjanjian dengan Strategi ini yang memanfaatkan kekuatan
petani (S) dalam mengatasi tantangan (T) antara
4. Pengairan belum ada sehingga lain:
petani menggunakan pompa air. 1. Meningkatkan pemanfaatan sumber-
daya alam melalui teknologi baru
Kondisi yang Diharapkan 2. Mengoptimalkan kebijakan peme-
rintah dalam penentuan harga
Berdasarkan data identifikasi kekuatan produksi
(S), kelemahan (W), peluang (O) dan 3. Pemanfaatan sumberdaya melalui
tantangan (T) tersebut di atas, selanjutnya konsep agibisnis.
dapat di rumuskan dalam strategi SWOT
sebagai berikut: d. Strategi Kelemahan–Tantangan (W–T)

a. strategi Kekuatan – Peluang (S – O) Strategi ini yang mengubah kelemahan


menjadi kekuatan dan selanjutnya meru-
Srategi ini memanfaatkan kekuatan untuk bah tantangan menjadi peluang atau mem-
merebut peluang (O) yang tersedia antara perkecil kelemahan dan hindari tantangan,
lain: antara lain:
1. Memanfaatkan sumberdaya secara 1. Pemberdayaan kelompok tani dan
optimal melalui konsep agribisnis dan kelembagaan KUD untuk antisipasi
berkelanjutan biaya produksi yang semakin mahal
2. Pengembangan teknologi untuk me- 2. Kebijakan pemerintah dalam peng-
ngembangkan tanaman jagung adaan kredit sebagai antisipasi kurang
3. Pengembangan usahatani melalui ke- modal
giatan kelompok/kemitraan
4. Mengembangkan hubungan kemitra- Berdasarkan analisis SWOT dan strategi
an antara kelompok tani dengan SWOT maka prioritas yang dapat
perusahaan pabrik jagung cacah dan dijadikan program unggulan dalam
pengusaha lainnya pengembangan komoditas jagung di
5. Mengoptimalkan kegiatan pembinaan Kelurahan Pallantikang Kecamatan
kepada petani balk berupa pe- Pattalassang adalah strategi kekuatan dan
nyuluhan, latihan maupun percon- peluang (S – O) di mana memanfaatkan
tohan untuk mentransfer teknologi sumberdaya secara optimal, pengem-
secara merata bangan usahatani melalui pengembangan
kelompok/kemitraan dan mengoptimalkan
b. Strategi Kelemahan–Peluang (W–O) kegiatan penyuluhan atau pembinaan
Strategi ini memanfaatkan peluang (O) kepada petani melalui wadah kelompok
dengan mengatasi terlebih dahulu kele- tani.
mahan yang di miliki antara lain: Berdasarkan strategi yang ada diharapkan
1. Meningkatkan kemampuan kelom- dapat memanfaatkan kekuatan dan mampu
pok tani untuk meningkatkan ke- memperbaiki kelemahan internal dengan
mampuan penerapan teknologi memaksimalkan kekuatan yang ada untuk
2. Pengembangan pola kemitraan meraih peluang. Adapun strategi kekuatan
3. Mengoptimalkan peranan KUD dan dan peluang ( S – O) adalah:
kios-kios saprotan yang ada di

5
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

1. Pemanfaatan sumberdaya secara program Provinsi Sulawesi Selatan yang


optimal melalui konsep agribisnis meliput Pengwilayahan Komoditas, Petik
dan berkelanjutan Olah Jual, dan Perubahan Pola Pikir
2. Pengembangan teknologi untuk Pola kebijakan operasional pembangunan
mengembangkan tanaman jagung pertanian di Kelurahan Pallantikang dapat
3. Pengembangan usahatani melalui ditempuh melalui:
kegiatan kelompok/kemitraan 1. Perbaikan mutu intensifikasi dengan
4. Mengembangkan hubungan kemit- memberikan bantuan kredit lunak
raan antara kelompok tani dengan tanpa bunga dengan sistem
dengan perusahaan pabrik pakan pengembalian kredit tergantung dari
ternak jagung cacah dan pengusaha- waktu panen
pengusaha lainnya. 2. Meningkatkan penyuluhan partisi-
5. Mengoptimalkan kegiatan pembina- patif, kerjasama antara penyuluh,
an kepada petani baik berupa pe- petani, dan pengusaha sektor-sektor
nyuluhan, latihan maupun per- ekonomi lainnya
cobaan untuk mentransfer teknologi 3. Mengembangkan dan meningkatkan
secara merata
teknologi tepat guna dalam rangka
6. Meningkatkan intensifikasi dan eks- meningkatkan kualitas dan kuantitas
tensifikasi serta efisiensi dalam pengolahan
hasil produksi, sehingga dapat me-
Pembahasan ningkatkan produksi dan pendapatan
Pola Kebijakan Operasional Pem- 4. Mengembangkan usahatani terpadu
bangunan Pertanian
Pola kebijakan operasional pembangunan Dinamika Kelompok Tani
pertanian dewasa ini menerapkan dua Kebijaksanaan Badan SDM pertanian
fokus kebijakan operasional, yaitu pening- yang perlu ditindaklanjuti adalah me-
katan ketahanan pangan dan pengem- mantapkan pembinaan kelembagaan per-
bangan agribisnis. Dari dua aspek tersebut tanian yang meliputi peningkatan ke-
menjadi dasar kebijaksanaan serta acuan trampilan petani dan keluarganya, dan
sektor pertanian yang peranannnya mema- mengembangkan dinamika kelompok tani
dukan pendekatan agribisnis. Kebijakan serta mengembangkan organisasi petani.
ini menghendaki peningkatan pendapatan Dinamika kelompok tani merupakan
dan taraf hidup petani, memperluas kekuatan-kekuatan di dalam kelompok
lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang menentukan pelaku kelompok dan
yang disertai dengan teknologi yang lebih pelaku anggota kelompok untuk ter-
sesuai serta dikelola secara agribisnis capainya tujuan.
dengan model sistem pertanian terpadu.
Keberadaan kelompok tani sangat di-
Dalam penerapan sistem pertanian ter- butuhkan untuk keberhasilan suatu usaha
padu, petani tidak lagi mengelola hanya karena kelompok tani merupakan kum-
satu macam tanaman, tetapi berbagai pulan petani yang terbentuk berdasarkan
macam tanaman. Orientasi bukan lagi keakraban, keserasian, ke-samaan kepen-
pada produksi komoditi tertentu, tetapi tingan dalam meman-faatkan sumberdaya
pada pendapatan usahatani. pertanian dan saling percaya serta mem-
Program pembangunan pertanian Kabu- punyai pimpinan untuk mencapai tujuan
paten Takalar merupakan rangkaian dari bersama.
kebijakan pembangunan berdasarkan pada Jumlah kelompok tani di Kelurahan

6
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

Pallantikang sebanyak 4 kelompok tani Untuk itu, kelompok di arahkan agar


dengan jumlah anggota 112 orang yang dapat memiliki kemampuan dalam
berfungsi sebagai kelas belajar, unit mengambil keputusan dalam menentukan
produksi, dan wahana kerjasama dalam pola usahatani yang menguntungkan
rangka mencapai tujuan akhir, yaitu berdasarkan informasi yang tersedia,
meningkatkan taraf hidup dan ke- dalam bidang teknologi, sosial, pe-
sejahteraan petani dan keluarganya. masaran, sarana produksi, dan sumber-
daya alam, serta dapat menumbuhkan pola
Kelompok tani sebagai kelas belajar
kemitraan dengan pihak swasta dan pihak
merupakan wadah bagi anggotanya untuk
lain yang terkait dalam pelaksanaan
berinteraksi guna meningkatkan pe-
usahatani dengan pendekatan agribisnis.
ngetahuan, keterampilan dan sikap dalam
berusahatani yang lebih baik dan meng- Kelompok tani sebagai wahana kerjasama
untungkan yang lebih sejahtera. Dalam adalah untuk memperkuat kerjasama di
proses belajar mengajar kelompok tani di antara sesama petani dalam kelompok dan
arahkan agar mampu berhubungan dan antar kelompok serta dengan pihak lain
bekerjasama dengan sumber informasi untuk meningkatkan produktivitas dan
yang diperlukan dalam proses belajar, baik pendapatan. Dalam hal ini kelompok tani
yang berasal dari sesama petani, instansi perlu membangun hubungan kelembagaan
pembina maupun pihak-pihak lain. dengan koperasi/KUD dan bekerjasama
dengan perusahaan swasta untuk ke-
Kelompok tani sebagai unit produksi
pentingan usaha dan kesejahteraan ang-
dapat dikembangkan untuk mencapai
skala ekonomi yang berwawasan agri- gota kelompok.
bisnis dan dikelola sebagai satu unit Kondisi tingkat dinamika kelompok tani
usaha, sehingga kelompok tani akan di Kelurahan Pallantikang dapat dilihat
berkembang menjadi kelompok usaha. pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat dinamika kelompok tani di Kelurahan Pallantikang


Nama kelompok Jurnlah anggota Kelas
No. Keterangan
tani (orang) kelompok
1 Pasaleang 1 27 Pemula Kurang dinamis
2 Pasaleang II 25 Pemula Kurang dinamis
3 Veteran 1 32 Madya Dinamis
4 Sirannuang 28 Pemula Kurang dinamis
Jumlah 112

Tabel 3 menunjukkan bahwa kondisi kelompok, adopsi inovasi, kemampuan


dinamika kelompok yang berada di dalam memecahkan masalah, dan tingkat
Kelurahan Pallantikang sebagian besar produktivitas.
kurang dinamis, dan belum berfungsi Pembinaan kelompok tani dapat dilakukan
sebagaimana mestinya, sehingga perlu melalui pendekatan kemitraan, di mana
dilakukan pembinaan untuk meningkatkan penyuluh/pembina tidak merasa dirinya
fungsi kelompok. Agar dinamika kelom- sebagi orang yang lebih tinggi dari petani,
pok tani tercapai maka perlu mem- tetapi sebagai mitra yang membantu
perhatikan kekompakan kelompok dalam mereka memberikan berbagai informasi
hal kerjasama, permodalan kelompok, teknologi, ekonomi, dan sosial, sehingga
pengambilan keputusan, pengembangan dengan hubungan kemitraan yang baik

7
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

tersebut, rasa percaya diri petani akan Analisis Usahatani dan Pemasaran hasil
semakin tinggi. Dalam pembinaan
a. Analisis Usahatani
kelompok tani perlu mengetahui metode
yang akan digunakan sesuai dengan Tujuan analisis usahatani adalah untuk
perkembangan kemampuan kelompok dan mengetahui perbandingan penerimaan dan
kekuatan usahatani serta dapat mening- pengeluaran (total biaya) yang digunakan
katkan kemandirian kelompok tani secara dalam pengembangan suatu komoditi.
partisipatif dalam rangka alih teknologi Salah satu cara yang dapat digunakan
terhadap usahatani yang akan di kem- adalah dengan menggunakan R/C Ratio,
bangkan yang berorientasi agribisnis. yaitu perbandingan total penerimaan
dengan total biaya.

Tabel 4. Analisis usahatani tanaman Jagung seluas seluas 1 ha selama 103 hari

No. Komponen Biaya Nilai (Rp)


A. Input
1. Biaya produksi
a. Benih 20 kg @ Rp 5.000 100.000
b. Pupuk
- Urea 400 kg @ Rp 1.200 480.000
- TSP 150 kg @ Rp 1.750 262,506
- KCL 100 kg @ Rp 2.300 230.000
c. Pestisida(Furudan 3 G) 6 dos @ Rp. 17.500 105.000
d. Pengolahan tanah (traktor) 300.000
e. Penanaman 10 HKP @.Rp. 20.000 200.000
f. Pemupukan 10 HKP @ Rp. 20.000 200.000
g. Penyiangan/pembumbunanl5HKPl@. Rp. 20.000 300.000
h. Pengairan/pompa 10 HKP @. Rp. 20.000 200,000
i. Biaya panen dan pasta panen 15 HKP@ Rp. 20.000 300.000
2. Pajak dan peralatan 100.000
Jumlah A 2.777.500
B Output
a. Produksi 5.800 kg ha-1
b. Harga jual @ Rp 1000 kg-1
c. Hasil penjualan 5.800 kg @. Rp. 1000 5.800.600
Jumlah B 5,800.000
Pendapatan keuntungan B - A 3.022.500
C R/C ratio = 5.800.000 / 2.777.500 2,09

Secara umum, analisis secara ekonomi telah dihasilkan. Analisis yang telah
telah dilakukan oleh petani, sehingga dilakukan memperlihatkan bahwa biaya
petani sudah dapat membandingkan dan yang digunakan sebesar Rp. 2.777.500,-
menghitung besar total biaya dan total dan penerimaan sebesar Rp. 5.800.000,-
penerimaan dari produksi tanaman yang sehingga terdapat selisih biaya dengan

8
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

penerimaan sebesar Rp. 3.022.500,- setiap jagung selalu berfluktuasi setiap saat.
hektarnya. Pengaruh akibat fluktuasi harga dapat
merugikan petani sehingga kejadian
Hasil analisis usahatani menunjukkan
seperti ini petani sering mengambil
bahwa besamya R/C Ratio yaitu output
keputusan sendiri dan mencari solusi
total dibagi dengan input total sehingga
untuk memasarkan produknya, walaupun
terdapat selisih biaya dan penerimaan
harga yang di terima kurang meng-
sebesar 2,09. Hal tersebut dapat di artikan
untungkan.
bahwa, setiap pengeluaran satu rupiah kita
akan mendapatkan 2,09 rupiah. Hasil Saluran pemasaran yang ada di tingkat
tersebut layak untuk dikembangkan petani antara lain: 1) petani langsung
karena dapat memberikan keuntungan. menjual ke padagang pengecer, yaitu
Untuk lebih jelasnya, analisis usahatani pengecer langsung ke lahan usahatani,
secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4. dalam hal ini berupa jagung mudah untuk
kebutuhan jagung rebus/jagung bakar, 2)
b. Pemasaran hasil petani lansung menjual ke padagang
pengumpul, baik berupa jagung pipil
Pemasaran merupakan salah satu bagian
maupun jagung tongkol, 3) petani
yang paling penting dalam kegiatan
langsung menjual pada pihak perusahaan
berusahatani dan kegiatan yang paling
pakan ternak berupa brangkasan, yaitu
akhir dalam proses produksi. Masalah
mulai dari batang, daun, dan buah, 4)
yang sering muncul dalam penanganan
petani langsung menjual ke pasar atau di
proses produksi pertanian khususnya
komoditi jagung adalah lemahnya jual langsung ke konsumen. Untuk lebih
pemasaran karena sering terjadi per- jelasnya, saluran pemasaran yang ada di
saingan pasar yang kurang sempurna, tingkat petani di Kelurahan Pallantikang
sehingga hasil pertanian, khususnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Pengecer

Perusahaan Pakan Ternak


Petani Konsumen
Pasar

Pedagang Pengumpul

Gambar 1. Saluran pemasaran jagung di Kelurahan Pallantikang

Berdasarkan Gambar 1, saluran pe- dividu sehingga masih perlu upaya


masaran yang paling menguntungkan pembinaan dari berbagai pihak. Dalam
petani adalah dari petani ke perusahaan, rangka peningkatan pendapatan petani,
karena selain umur panen jagung cacah maka sistem pemasaran perlu upaya
hanya 60 hari, petani juga tidak me- perbaikan. Upaya perbaikan sistem pe-
ngeluarkan biaya panen. masaran jagung dimaksudkan agar petani
Corak pemasaran jagung di Kelurahan tidak menjual langsung kepada para
Pallantikang masih dilakukan secara in- pedagang, tetapi diharapkan melalui orga-

9
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330

nisasi yang berasal dari petani itu sendiri. memperbaiki kelemahan dengan me-
Dalam hal ini melalui wadah kelompok maksimalkan kekuatan yang ada
tani di mana kelompok tani dijadikan unit untuk meraih peluang. Dimana dapat
pengumpul hasil jagung dan dapat memanfaatkan sumberdaya secara
bekerjasama dengan KUD atau bermitra optimal melalui konsep agribisnis dan
dengan lembaga-lembaga ekonomi lain- pengembangan usahatani melalui
nya, sehingga pemasaran hasil petani kegiatan kelompok serta mengem-
dapat dilakukan secara berkelompok dan bangkan hubungan kemitraan.
sekaligus dapat meng-untungkan. 4. Hasil analisis usahatani tanaman
jagung untuk luas 1 hektar me-
KESIMPULAN nunjukkan bahwa selisih output total
1. Tingkat pengetahuan dan ketrampilan dengan input total sebesar 2,09 yang
petani terhadap penerapan teknologi berarti setiap pengeluaran Rp 1 pada
budidaya jagung khususnya teknis awal kegiatan akan menghasilkan Rp
pemupukan baru mencapai 48,50 %. 2.09 pada akhir musim.
2. Hubungan antara kelompok tani
dengan mitra, dalam hal ini DAFTAR PUSTKA
perusahaan pakan ternak jagung Anonim, 2002. Kebijaksanaan dan Stra-
cacah belum bejalan dengan baik. Hal tegi Pembangunan Pertanian. De-
ini disebabkan karna pihak partemen Pertanian. Jakarta.
perusahaan tidak konsisten dengan Anonim, 2000. Gerakan Kemitraan
perjanjian yang disepakati.
Petani Jagung dan Pengusaha
3. Prioritas yang dapat dijadikan Pakan Ternak. SP. Bimas Depar-
program unggulan dalam pengem- temen Pertanian, Jakarta.
bangan komoditas jagung di Kelu- AAK, 1993. Teknoligi Bercocok Tanam
rahan Pallantikang adalah me- Jagung. Penerbit Kanisius, Yok-
manfaatkan kekuatan dan mampu yakarta.

10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai