Pembinaan Petani Jagung (Zea Mays) Untuk Penyediaan Bahan Baku Pakan Ternak Di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar
Pembinaan Petani Jagung (Zea Mays) Untuk Penyediaan Bahan Baku Pakan Ternak Di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar
net/publication/333971149
Pembinaan Petani Jagung (Zea mays) untuk Penyediaan Bahan Baku Pakan
Ternak di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar
CITATION READS
1 819
3 authors, including:
Puji Hartati
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang
17 PUBLICATIONS 33 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Puji Hartati on 24 June 2019.
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani terhadap
pemupukan berimbang pada tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan
Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap 20 petani responder dan analisis dengan menggunakan Rating Scale (skala nilai)
menunjukkan bahwa, penerapan teknologi khususnya pemupukan berimbang pada
tanaman jagung kurang sesuai dengan anjuran (baru mencapai 48,50 %). Analisis
usahatani memperlihatkan bahwa biaya yang digunakan sebesar Rp 2.777.500,- dan
penerimaan sebesar Rp 5.800.000, sehingga terdapat selisih biaya dengan penerimaan
sebesar Rp. 3.022.50,- setiap hektarnya, dengan R/C ratio 2,09.
Kata kunci: pembinaan, petani jagung, pakan ternak
ABSTRACT
Research aims to increase knowledge and skill of the farmer about balancing of
fertilization at maize crop. It was executed in Kelurahan Pallantikang, Kecamatan
Pattalassang, Kabupaten Takalar. Based on result of interview to the 20 farmer responder
and data analyse using the Rating Scale, it indicated that applied of technology, especially
balancing of fertilization at maize crop is less according to fomentation (48,50 %). Analyse
of effort farmer showed that cost is using is Rp 2.777.500,- and revenue is Rp 5.800.000,
so that there are expense difference with the revenue equal to Rp. 3.022.50,- per hectare,
with R/C ratio 2,09.
Keywords: developing, maize farmer, livestock feed
1
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
2
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
Tabel 1. Hasil wawancara petani jagung tentang pemupukan pada tanaman jagung di
Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Talakar
No. Teknologi Tingkat penerapan Prosentase
1. Jenis pupuk yang digunakan 21 26,25
2. Jumlah pupuk yang digunakan 22 27,50
3. Waktu pemupukan 47 58,75
4. Cara pemupukan 43 53,75
5. Tempat pemupukan 61 76,25
Jumlah 194 48,50
3
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
mencapai rata-rata 5,8 ton ha-1. Hal ini dapat juga digunakan pupuk organik.
disebabkan karena petani belum meng- Permintaan bahan baku pakan ternak
gunakan pupuk berimbang pada tanaman jagung cacah tiap musim panen, yaitu 500
jagung. ton dan kebutuhan jagung pipil dan
Salah satu cara untuk meningkatkan pro- konsumsi sebanyak 2.000 ton. Untuk lebih
duksi jagung adalah dengan menggunakan jelasnya, produksi jagung cacah maupun
pupuk berimbang secara tepat dan benar, jagung pipil kering dapat dilihat pada
dan untuk mengurangi biaya pupuk maka Tabel 2.
Tabel 2. Data produksi jagung dan kebutuhan pabrik pakan ternak di Kelurahan
Pallantikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar.
1.
Jagung cacah 20 10 17,4 174 500 326
2.
Jagung pipil/ 92 74 5,8 429,2 2.000 1.570,8
Komsumsi
Sumber : Kantor BPP Kecamatan Pattalassang, 2003
4
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
5
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
6
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
7
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
tersebut, rasa percaya diri petani akan Analisis Usahatani dan Pemasaran hasil
semakin tinggi. Dalam pembinaan
a. Analisis Usahatani
kelompok tani perlu mengetahui metode
yang akan digunakan sesuai dengan Tujuan analisis usahatani adalah untuk
perkembangan kemampuan kelompok dan mengetahui perbandingan penerimaan dan
kekuatan usahatani serta dapat mening- pengeluaran (total biaya) yang digunakan
katkan kemandirian kelompok tani secara dalam pengembangan suatu komoditi.
partisipatif dalam rangka alih teknologi Salah satu cara yang dapat digunakan
terhadap usahatani yang akan di kem- adalah dengan menggunakan R/C Ratio,
bangkan yang berorientasi agribisnis. yaitu perbandingan total penerimaan
dengan total biaya.
Tabel 4. Analisis usahatani tanaman Jagung seluas seluas 1 ha selama 103 hari
Secara umum, analisis secara ekonomi telah dihasilkan. Analisis yang telah
telah dilakukan oleh petani, sehingga dilakukan memperlihatkan bahwa biaya
petani sudah dapat membandingkan dan yang digunakan sebesar Rp. 2.777.500,-
menghitung besar total biaya dan total dan penerimaan sebesar Rp. 5.800.000,-
penerimaan dari produksi tanaman yang sehingga terdapat selisih biaya dengan
8
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
penerimaan sebesar Rp. 3.022.500,- setiap jagung selalu berfluktuasi setiap saat.
hektarnya. Pengaruh akibat fluktuasi harga dapat
merugikan petani sehingga kejadian
Hasil analisis usahatani menunjukkan
seperti ini petani sering mengambil
bahwa besamya R/C Ratio yaitu output
keputusan sendiri dan mencari solusi
total dibagi dengan input total sehingga
untuk memasarkan produknya, walaupun
terdapat selisih biaya dan penerimaan
harga yang di terima kurang meng-
sebesar 2,09. Hal tersebut dapat di artikan
untungkan.
bahwa, setiap pengeluaran satu rupiah kita
akan mendapatkan 2,09 rupiah. Hasil Saluran pemasaran yang ada di tingkat
tersebut layak untuk dikembangkan petani antara lain: 1) petani langsung
karena dapat memberikan keuntungan. menjual ke padagang pengecer, yaitu
Untuk lebih jelasnya, analisis usahatani pengecer langsung ke lahan usahatani,
secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4. dalam hal ini berupa jagung mudah untuk
kebutuhan jagung rebus/jagung bakar, 2)
b. Pemasaran hasil petani lansung menjual ke padagang
pengumpul, baik berupa jagung pipil
Pemasaran merupakan salah satu bagian
maupun jagung tongkol, 3) petani
yang paling penting dalam kegiatan
langsung menjual pada pihak perusahaan
berusahatani dan kegiatan yang paling
pakan ternak berupa brangkasan, yaitu
akhir dalam proses produksi. Masalah
mulai dari batang, daun, dan buah, 4)
yang sering muncul dalam penanganan
petani langsung menjual ke pasar atau di
proses produksi pertanian khususnya
komoditi jagung adalah lemahnya jual langsung ke konsumen. Untuk lebih
pemasaran karena sering terjadi per- jelasnya, saluran pemasaran yang ada di
saingan pasar yang kurang sempurna, tingkat petani di Kelurahan Pallantikang
sehingga hasil pertanian, khususnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengecer
Pedagang Pengumpul
9
Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN 1858-4330
nisasi yang berasal dari petani itu sendiri. memperbaiki kelemahan dengan me-
Dalam hal ini melalui wadah kelompok maksimalkan kekuatan yang ada
tani di mana kelompok tani dijadikan unit untuk meraih peluang. Dimana dapat
pengumpul hasil jagung dan dapat memanfaatkan sumberdaya secara
bekerjasama dengan KUD atau bermitra optimal melalui konsep agribisnis dan
dengan lembaga-lembaga ekonomi lain- pengembangan usahatani melalui
nya, sehingga pemasaran hasil petani kegiatan kelompok serta mengem-
dapat dilakukan secara berkelompok dan bangkan hubungan kemitraan.
sekaligus dapat meng-untungkan. 4. Hasil analisis usahatani tanaman
jagung untuk luas 1 hektar me-
KESIMPULAN nunjukkan bahwa selisih output total
1. Tingkat pengetahuan dan ketrampilan dengan input total sebesar 2,09 yang
petani terhadap penerapan teknologi berarti setiap pengeluaran Rp 1 pada
budidaya jagung khususnya teknis awal kegiatan akan menghasilkan Rp
pemupukan baru mencapai 48,50 %. 2.09 pada akhir musim.
2. Hubungan antara kelompok tani
dengan mitra, dalam hal ini DAFTAR PUSTKA
perusahaan pakan ternak jagung Anonim, 2002. Kebijaksanaan dan Stra-
cacah belum bejalan dengan baik. Hal tegi Pembangunan Pertanian. De-
ini disebabkan karna pihak partemen Pertanian. Jakarta.
perusahaan tidak konsisten dengan Anonim, 2000. Gerakan Kemitraan
perjanjian yang disepakati.
Petani Jagung dan Pengusaha
3. Prioritas yang dapat dijadikan Pakan Ternak. SP. Bimas Depar-
program unggulan dalam pengem- temen Pertanian, Jakarta.
bangan komoditas jagung di Kelu- AAK, 1993. Teknoligi Bercocok Tanam
rahan Pallantikang adalah me- Jagung. Penerbit Kanisius, Yok-
manfaatkan kekuatan dan mampu yakarta.
10