Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)
KABUPATEN BULELENG

Ni Wayan Eka Sri Anggereni

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: sri.eka30@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja
karyawan dan berapa besar pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan pada
Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan dalam
jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode kuisioner,
yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana menggunakan
IBM SPSS 24.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, yang ditunjukkan
dengan koefisien regresi yang positif 0,898 dengan nilai thitung = 10,947 > ttabel =
2,009 dan nilai probabilitas uji t 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Besar pengaruh
pelatihan terhadap kinerja karyawan pada Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten
Buleleng ditunjukkan dengan koefisien determinasi sebesar 0,706. Hal ini
menunjukkan bahwa 70,6% kinerja karyawan dipengaruhi oleh pelatihan.

Kata kunci: pelatihan, kinerja karyawan.

Abstract

This research was aimed to identify the effect of training of the employee
performance and the influence of training to employee performance of Village Credit
Institution Buleleng District. This research was quantitative descriptive research. The
data collected by questionnaires methods, and then analyzed by multiple regression
analysis using IBM SPSS 24.0 for Windows. The results showed that training had a
positive and significant effect on the employee performance, as indicated by positive
regression coefficient 0.898 with value of ttest = 10.947 > ttable = 2.009 and probability
value of t test 0.000 < α = 0.05. The influence of training to employee performance of
Village Credit Institution Buleleng District was shown by coefficient of determination
equal to 0.706. This shows that 70.6% employee performance influenced by training.

Keywords: training, work productivity.

PENDAHULUAN
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan lain. Untuk mencapai sasaran dan tujuan
teknologi oleh organisasi atau perusahaan yang di inginkan oleh perusahaan tersebut,
yang melakukan kegiatan usaha baik yang maka setiap bagian usaha harus
menghasilkan suatu produk, maupun yang dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
memberikan pelayanan jasa bertujuan terampil.
untuk mendapat keuntungan yang optimal, Tenaga kerja mempunyai peranan
memberikan kepuasan kepada konsumen yang sangat penting dalam mencapai
dan mampu bersaing dengan perusahaan tujuan perusahaan. Menurut Firdaus

606
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

(2007:2), “Tenaga kerja adalah penduduk harus diselesaikan dan lebih banyak
dalam usia kerja yang siap melakukan menggunakan sistem manual dalam
pekerjaan, antara lain mereka yang sudah menyelesaikannya, sehingga waktu yang di
bekerja, mereka yang sedang mencari perlukan untuk menyelesaikan tugas yang
pekerjaan, mereka yang sekolah, dan di berikan akan semakin lama. Selain itu
mereka yang mengurus rumah tangga”. karyawan LPD tingkat kedisplinanya dan
Sehingga tenaga kerja sebagai salah satu rasa tanggung jawabnya masih rendah, hal
unsur dalam satu perusahaan seperti ini terlihat dari pegawai LPD yang tidak
halnya mesin, uang, material dan metode tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
yang berfungsi sebagai penggerak jalanya yang di berikan pimpinannya sehingga
roda perusahaan sehingga mempunyai target-target yang ingin di capai oleh LPD
peranan yang sangat penting dalam yang ada di Kabupaten Buleleng tidak
mencapai tujuan perusahaan. Peran tenaga terpenuhi.
kerja penting dalam satu perusahaan Oleh karena itu, untuk mencapai
karena manusia mempunyaiimajinasi yang efisiensi dan produktivitas seorang
tinggi sehingga dapat menghasilkan produk pemimpin harus dapat mengetahui dan
atau jasa yang dapat memberikan melayani kebutuhan pegawainya. Besar
kepuasan kepada konsumen. Walaupun kecilnya hasil yang diberikan oleh karyawan
saat ini tenaga kerja manusia telah banyak dapat terpenuhi apabila mereka diberikan
digantikan oleh peralatan mesin, tetapi kesempatan untuk mengembangkan
tenaga manusia masih diperlukan, karena kecakapan mereka sesuai dengan
tanpa adanya manusia yang menjalankan kemampuan sebagai karyawan sehingga
peralatan tersebut maka teknologi yang dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Oleh
paling canggih sekalipun akan menjadi karena itu LPD yang ada di Kabupaten
sesuatu yang tidak berguna. Buleleng melaksanakan pelatihan yang di
Berbagai usaha untuk meningkatkan bina oleh Bank BPD Bali Cabang Singaraja,
keterampilan, pengetahuan karyawan para BKS LPD, LPLPD Provinsi Bali dan Team
pemimpin perusahaan telah menyadari Pembina LPD se-Kabupaten Buleleng
berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan dengan narasumbernya, yaitu Ketua BKS
tergantung pada unsur karyawannya. Oleh LPD Provensi Bali Drs. I Nyoman
karena itu dalam usaha untuk memperoleh Cendikiawan, I Nyoman Arnaya, sekretaris
dan meningkatkan prestasi kerja yang baik LPLPD Provinsi Bali, Gede Seniara, Kepala
tidak hanya dilakukan melalui cara LPLPD Kabupaten Buleleng yang
penarikan tenaga kerja yang kompeten dilaksanakan di hotel Bali Taman Singaraja.
tetapi juga didukung usaha yang lain, salah Pelatihan memiliki peranan yang
satunya melalui pelatihan tenaga kerja. penting daam meningkatkan keterampilan
Menurut Hasibuan (2012:23), “pelatihan dan keahlian karyawan. Menurut Simamora
adalah bagian dari pendidikan yang (2006:273) “Pelatihan (training) merupakan
menyangkut proses belajar untuk proses pembelajaran yang melibatkan
memperoleh dan meningkatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan,
keterampilan di luar sistem pendidikan yang atau sikap untuk meningkatkan kinerja
berlaku, dalam waktu yang relatif singkat karyawan. Menurut Pasal 1 Ayat 9 Undang-
dengan metode yang lebih mengutamakan Undang No. 13 Tahun 2003, pelatihan kerja
pelatihan dari pada teori”. Sehingga untuk adalah keseluruhan kegiatan untuk
mendapatkan hasil yang baik maka para memberi, memperoleh, meningkatkan,
tenaga kerja tersebut harus diberi serta mengembangkan kompetensi kerja,
pengetahuan dan keterampilan yang cukup. produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja
Berdasarkan penelitian awal yang di pada tingkat keterampilan dan keahlian
lakukan pada LPLPD bahwa prestasi kerja tertentu sesuai dengan jenjang dan
karyawan LPD Kabupaten Buleleng masih kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Menurut
rendah, ini terlihat dari karyawan yang Hasibuan (2012:23) “pelatihan adalah
masih belum terampil menggunakan bagian dari pendidikan yang menyangkut
komputer dalam menyelesaikan tugas yang proses belajar untuk memperoleh dan

607
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

meningkatkan keterampilan di luar system oleh seseorang. Pengertian kinerja


pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
relatif singkat dengan metode yang lebih kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
mengutamakan pelatihan dari pada teori”. seseorang pegawai dalam melaksanakan
Menurut Sikula yang dikutip oleh fungsinya sesuai dengan tanggung jawab
Mangkunegara (2003:50), pelatihan adalah yang diberikan kepadanya. Menurut Ilyas
suatu proses pendidikan jangka pendek (2005:55), kinerja adalah penampilan, hasil
yang mempergunakan prosedur sistematis karya personil baik kualitas maupun
dan terorganisir di mana pegawai kuantitas penampilan individu maupun
mempelajari pengetahuan dan kemampuan kelompok kerja personil, penampilan hasil
teknis dalam tujuan terbatas. Dari karya tidak terbatas pada kepada personil
penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan yang memangku jabatan fungsional
bahwa pelatihan adalah sesuatu usaha maupun strukturual tetapi juga kepada
yang di lakukan oleh perusahaan untuk keseluruhan jajaran personil didalam
meningkatkan keterampilan teknis organisasi. Senada dengan itu, Rivai
pelaksanaan kerja karyawan, dalam waktu (2005:309) menyatakan bahwa kinerja
yang relatif singkat. adalah perilaku nyata yang ditampilkan
Kualitas pelatihan yang dilakukan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
suatu perusahaan dapat diukur dengan dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
menggunakan indikator. Menurut Simamora perannya dalam perusahaan. Dari
(2006:170), indikator yang digunakan untuk penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
mengukur pelatihan adalah sebagai berikut. bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai
(1) Rekrutmen dan seleksi trainee dan oleh seseorang dalam melaksanakan tugas
trainer, adanya ketepatan rekrutmen atau tanggung jawab menurut ukuran dan
peserta dan instruktur pelatihan yang standar yang berlaku pada masing masing
dilakukan oleh pimpinan; (2) Materi organisasi.
pelatihan dengan tuntutan pekerjaan, Kinerja karyawan dipengaruhi oleh
adanya relevansi materi pelatihan yang beberapa faktor. Menurut Nitisemito
diberikan oleh instruktur dengan pekerjaan; (2001:109), terdapat berbagai faktor kinerja
(3) Ketepatan metode pelatihan, adanya karyawan, yaitu jumlah dan komposisi dari
ketepatan metode pelatihan yang kompensasi yang diberikan, penempatan
diterapkan oleh instruktur dalam melakukan kerja yang tepat, pelatihan dan promosi,
pelatihan; (4) Proses dan pelaksanaan rasa aman di masa depan (dengan adanya
pelatihan, adanya ketepatan proses pesangon dan sebagainya), hubungan
pelaksanaan pelatihan yang diterapkan di dengan rekan kerja, dan hubungan dengan
tempat pelatihan; (5) Evaluasi pelaksanaan pemimpin. Sedana dengan itu,
pelatihan, adanya ketepatan evaluasi Mangkuprawira dan Hubeis (2007:160)
pelaksanaan pelatihan yang diterapkan di menyatakan bahwa kinerja karyawan
tempat pelatihan; (6) Penempatan trainee dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan
pada pekerjaannya setelah pelatihan, ektrinsik karyawan sebagai berikut. (1)
adanya kesesuaian penempatan karyawan Faktor intrinsik yang mempengaruhi kinerja
oleh pimpinan dengan pelatihan yang pegawai terdiri dari pendidikan,
pernah ikuti; (7) Kompensasi karyawan pengalaman, motivasi, kesehatan, usia,
setelah pelatihan, adanya ketersediaan keterampilan, emosi, dan spiritual; (2)
kompensasi finansial dan non finansial Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
yang disiapkan bagi karyawan yang telah kinerja pegawai terdiri dari lingkungan fisik
mengikuti pelatihan; (8) Dampak pelatihan dan non fisik, kepemimpinan, komunikasi
terhadap kinerja karyawan, adanya vertikal dan horizontal, kompensasi, kontrol
kesesuaian pelatihan yang pernah diikuti berupa penyeliaan, fasilitas, pelatihan,
dengan kinerja karyawan; beban kerja, prosedur kerja, sistem
Kinerja berasal dari kata job hukuman dan sebagainya;
performance yang berarti prestasi kerja Kinerja juga dipengaruhi oleh faktor
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai kemampuan (ability) dan faktor motivasi.

608
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Mangkunegara (2005:13), ada beberapa Pertama, faktor kemampuan (ability), yang


faktor yang mempengaruhi kinerja. terdiri dari kemampuan potensi dan
kemampuan reality. Kemampuan keakuratan bekerja dalam mencatat
potensi adalah suatu kemampuan, transaksi yang ada di perusahaan; (7)
kesanggupan, kekuatan ataupun daya yang Kepemimpinan, yaitu kinerja dapat diukur
mempunyai kemungkinan untuk bisa dari ketegasan dalam mengambil
dikembangkan lagi menjadi bentuk yang keputusan dalam bekerja dan menjaga
lebih besar. Sedangkan, kemampuan reality kekompakan dengan rekan kerja; (8)
(knowledge, skill) adalah pimpinan dan Kejujuran, yaitu kinerja dapat diukur dari
karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata kejujuran dalam bekerja dan tidak
(IQ 110 – 120) apalagi dengan pendidikan melakukan kecurangan dalam
yang memadai untuk jabatannya dan melaksanakan pekerjaan; (9) Kreativitas,
terampil dalam pekerjaan sehari-hari, maka yaitu kinerja dapat diukur dari karyawan
lebih mudah mencapai kinerja maksimal. mengembangkan gagasan baru dalam
Kedua, faktor motivasi (motivation), yang pekerjaannya dan mengikuti perubahan
diartikan sebagai suatu sikap pimpinan dan dan belajar secara terus-menerus dalam
karyawan terhadap situasi kerja di pekerjaannya;
lingkungan organisasinya. Mereka yang Secara teoritis ada beberapa
bersikap positif terhadap situasi kerjanyan pandangan mengenai hubungan
akan menunjukkan motivasi kerja yang pelaksanaan program pelatihan dengan
tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap kinerja karyawan, antara lain menurut
negatif terhadap situasi kerjanya akan Stoner (dalam Sutrisno, 2010:210) yang
menunjukkan motivasi kerja yang rendah. mengatakan bahwa peningkatan kinerja
Tingkat kinerja karyawan dapat diukur bukan pada pemuktahiran peralatan, akan
dengan menggunakan indikator. Menurut tetapi pada pengembangan karyawan
Wirawan (2009:7), indikator yang paling utama. Oleh karena itu, pelatihan
digunakan untuk mengukur kinerja adalah terhadap karyawan dapat dijadikan sebagai
sebagai berikut. (1) Kuantitas hasil kerja, salah satu cara bagi perusahaan untuk
yaitu kinerja dapat diukur dari target kerja mengasah keahlian tenaga kerja yang
yang telah berhasil dicapai dan volume dimiliki dalam meningkatkan kinerja sesuai
pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan dengan standar yang ditetapkan
harapan atasan; (2) Kualitas hasil kerja, perusahaan. Menurut Kussriyanto
yaitu kinerja dapat diukur dari kesesuaian (2003:10), pelatihan dapat menambah
hasil kerja sesuai dengan standar kerja, pengalaman dan meningkatkan
penyelesaian pekerjaan tepat waktu, dan keterampilan kerja mempunyai dampak
hasil pekerjaan akurat; (3) Efisiensi dalam paling langsung terhadap kinerja. Pendapat
melaksanakan tugas, yaitu kinerja dapat lain datang dari Hasibuan (2006:77)
diukur dari efisiensi dalam melaksanakan menyatakan bahwa pelaksanaan program
tugas-tugas perusahaan yang terwujud pelatihan membentuk dan meningkatkan
dengan ketepatan waktu dalam kemampuan dan pengetahuan karyawan,
menyelesaikan pekerjaan; (4) Disiplin kerja, sehingga diharapkan jika semakin sering
yaitu kinerja dapat diukur dari kehadiran program pelatihan dilaksanakan maka
sudah sesuai dengan jam kerja yang semakin tinggi pula tingkat kinerjanya. Hal
ditetapkan oleh perusahaan dan jam masuk ini didukung oleh kajian empirik dari Yusnita
kerja dan pulang kerja sudah sesuai (2014), yang meneliti tentang “pengaruh
dengan jam kerja yang ditetapkan oleh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada
perusahaan; (5) Inisiatif, yaitu kinerja dapat PT PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor”.
diukur dari kesungguhan karyawan bekerja Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui
untuk memikul tanggung jawab yang lebih pelaksanaan pelatihan yang diterapkan dan
besar dan kesadaran karyawan untuk untuk mengetahui tingkat pelayanan
memajukan perusahaan; (6) Ketelitian, karyawan, serta untuk mengetahui
yaitu kinerja dapat diukur dari ketelitian pengaruh pelatihan terhadap kinerja
bekerja dalam melakukan pelayanan dan karyawan pada PT PDAM Tirta Pakuan

609
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Kota Bogor. Jenis penelitian ini adalah jenis pelatihan tenaga kerja memerlukan biaya
verifikatif dengan metode penelitian yang tidak sedikit, tetapi pelatihan harus
explanatory survey. Pengumpulan data tetap dilaksanakan karena pelatihan
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. tersebut mempunyai manfaat yang sangat
Teknik analisis data yang digunakan adalah besar, baik bagi perusahaan maupun bagi
analisis regresi linier sederhana. Hasil karyawan perusahaan. Manfaat bagi
penelitian menunjukkan bahwa analisis perusahaan antara lain adalah perusahaan
koefesien korelasi diperoleh r = 0,714. mempunyai tenaga kerja yang siap
Angka tersebut menunjukan hubungan melaksanakan pekerjanya sehingga
antara pelatihan dengan kinerja karyawan dengan adanya tenaga kerja yang demikian
memiliki tingkat hubungan yang kuat. perusahaan dapat mencapai tujuannya
Berdasarkan dari analisis koefesiensi dengan lebih mudah. Manfaat bagi
determinasi 50,9%. Hal ini menunjukan karyawan itu sendiri adalah mereka dapat
bahwa pelatihan menentukan turun naiknya mengembangkan sikap, prilaku,
kinerja karyawan PT PDAM Tirta Pakuan keterampilan, dan pengetahuan tentang
Kota Bogor 20,90% dan selebihnya 74,1% pekerjanya. Hal ini akan meningkatkan
dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan dari prestasi kerja para karyawan yang
analisis uji hipotesis koefesiensi korelasi di bersangkutan, sehingga dapat lebih
peroleh t hitung (8,347) > t tabel (1,661) menunjang tercapainya tujuan perusahaan
sehingga H0 ditolak. Jadi, dapat secara efesien dan efektif.
disimpulkan bahwa pelatihan mempunyai Berdasarkan uraian di atas, maka
hubungan yang signifikan dan positif penulis tertarik melakukan penelitian yang
terhadap kinerja karyawan. bertujuan untuk, (1) Untuk mengetahui
Penelitian lainnya dilakukan oleh pengaruh pelatihan terhadap kinerja
Sugiarti (2016), yang meneliti tentang karyawan pada LPD Kabupaten Buleleng.
“Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap (2) Untuk mengetahui seberapa besar
Kinerja Karyawan Pada PT Padma Ardya pengaruh pelatihan terhadap kinerja
Aktuaria Jakarta”. Penelitiannya bertujuan karyawan pada LPD Kabupaten Buleleng.
untuk untuk menjelaskan pengaruh
pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan METODE
pada perusahaan PT Padma Ardya Rancangan penelitian yang
Aktuaria Jakarta. Penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan bentuk penelitian survey penelitian kausalitas. Menurut (Zuriah,
dengan rumusan hipotesis asosiatif. 2006:57) penelitian kausalitas bertujuan
Pengumpulan data dilakukan dengan untuk menemukan hubungan sebab-akibat
menggunakan kuesioner. Teknik analisis berdasarkan pengamatan terhadap akibat
data yang digunakan adalah analisis regresi yang terjadi dan mencari faktor yang
linier sederhana. Hasil penelitian menjadi penyebab melalui data yang
menunjukkan bahwa pelatihan memiliki dikumpulkan. Adapun variabel-variabel
hubungan dengan tingkat sedang dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memiliki pengaruh yang signifikan dan pelatihan (X) dan kinerja karyawan (Y).
positif terhadap kinerja karyawan. Dilihat Hasil yang diharapkan dapat menjelaskan
dari beberapa hasil analisis, yaitu analisis mengenai pengaruh pelatihan terhadap
koefisien korelasi sebesar 0,507, dilihat dari kinerja karyawan pada Lembaga
hasil analisis uji t di peroleh nilai t hitung Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten
(2,878) > t tabel (1,711) dengan nilai Buleleng.
signifikasi sebesar 0,008 < 0,05, maka Ha Penelitian ini dilakukan pada (LPD)
diterima dan Ho ditolak dan hasil uji regresi Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Subjek
linear sederhana yang menunjukan nilai penelitian ini adalah karyawan (LPD)
koefisien beta positif. Besarnya pengaruh Kabupaten Buleleng, sedangkan objek
pelatihan terhadap kinerja karyawan yaitu penelitian ini adalah variabel pelatihan dan
25,7% dan sisanya sebesar 74,3% kinerja karyawan. Jenis data penelitian ini
dipengaruhi oleh variabel lain. Meskipun adalah data kuantitatif, yaitu data berupa

610
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

angka-angka yang diperoleh dari jawaban 30 responden.


responden mengenai kuesioner pelatihan Validitas adalah untuk melihat
dan data kinerja karyawan (LPD) kecermatan alat ukur, yaitu mengukur apa
Kabupaten Buleleng. Data primer pada yang akan diukur. Dalam penelitian ini,
penelitian ini adalah data yang diperoleh suatu kuesioner dinyatakan valid, jika
langsung dari subjek yang diteliti. Data pertanyaan maupun pernyataan pada
primer penelitian ini berupa kuesioner kuesioner mampu untuk mengungkapkan
pelatihan dan kinerja karyawan (LPD) sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
Kabupaten Buleleng. Data sekunder pada tersebut. Pengujian validitas dalam
penelitian ini adalah data yang diperoleh penelitian ini dilakukan dengan
secara tidak langsung dari subjek yang menggunakan Person Correlation yang
diteliti. Data sekunder penelitian ini berupa terdapat dalam program IBM SPSS 24.0 for
data dokumen nama karyawan LPD di Windows. Suatu pertanyaan dikatakan valid
Kabupaten Buleleng. jika tingkat signifikasinya di bawah 0,05
Adapun metode pengumpulan data (Ghozali, 2011:53).
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reliabilitas berkaitan dengan
metode dokumentasi dipergunakan untuk keterandalan suatu indikator. Informasi
mengumpulkan atau memperoleh data yang ada pada indikator ini tidak berubah-
berupa nama karyawan dan jumlah ubah, atau bisa disebut dengan kosisten.
karyawan Lembaga Perkreditan Desa Uji reabilitas dilakukan untuk menguji
(LPD) di Kabupaten Buleleng. Metode apakah jawaban dari responden konsisiten.
kuesioner digunakan untuk mendapatkan Suatu angket dikatakan reliabel jika
data tentang pelatihan dan kinerja jawaban seseorang terhadap pertanyaan
karyawan. adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
Data yang telah dikumpulkan waktu. Menurut (Ghozali,2011:48)
digunakan sistem skor, dimana jawaban Pengujian realibilitas dalam penelitian ini
pertanyaan diberi skor dengan dilakukan dengan menggunakan Alpha
menggunakan skala likert. Menurut Cronbach yang terdapat dalam program
(Sugiyono, 2013:132) skala likert SPSS 24.0 for Windows. Suatu instrumen
merupakan skala yang digunakan untuk dikatakan reliabel jika memiliki nilai Alpha
mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi Cronbach > 0,70.
seseorang atau sekelompok orang tentang Analisis data dilakukan untuk menguji
fenomena sosial. Setiap pernyataan hipotesis yang diajukan, yaitu untuk
disediakan 5 (lima) alternatif jawaban. mengetahui ada tidaknya hubungan antara
Untuk kuesioner pelatihan memiliki pilihan variabel bebas (X) dengan variabel terikat
jawaban, yaitu sangat kurang baik (SKB), (Y), sedangkan teknik analisis data yang
kurang baik (KB), cukup baik (CB), baik (B), digunakan dalam penelitian ini andalah
sangat baik (SB). Untuk kuesioner kinerja regresi linier sederhana. Regresi linier
karyawan memiliki pilihan jawaban, yaitu sederhana digunakan untuk mengetahui
tidak pernah (TP), jarang (JR), kadang- pengaruh antara satu variabel bebas
kadang (KD), sering (S), selalu (SL). Skor terhadap variabel terikat (Dantes, 2012:35).
tersebut agar dapat diolah menggunakan Sebelum dilakukan pengujian analisis
analisis regresi linier sederhana, dimana regresi linear sederhana, maka dilakukan
data ordinal (skor kuesioner) tersebut pengujian prasyarat, yaitu uji asumsi klasik
terlebih dahulu harus ditransformasikan yang terdiri dari uji normalitas.
menjadi data interval dengan bantuan MSI Pengujian hipotesis menggunakan uji
(Method of Successive Interval). Kuesioner t. Uji t dilakukan untuk melihat signifikan
sebagai instrumen pengumpulan data dari pengaruh independen secara individu
sebelum digunakan untuk mengumpulkan terhadap variabel dependen. Pengujian ini
data di lapangan terlebih dahulu harus diuji dilakukan dengan membandingkan t hitung
tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk dengan t tabel. Adapun langkah-langkah
menguji tingkat validitas dan reliabilitas pengujiannya, yaitu: (1) perumusan
instrumen penelitian akan diujikan kepada hipotesis, (2) menentukan tingkat signifikan

611
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

(α) yaitu sebesar 5%, (3) menentukan


kriteria penerimaan atau penolakan H 0 HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan melihat nilai signifikan. Jika Hasil
signifikan < 5% maka H0 ditolak dan jika Pengaruh pelatihan terhadap kinerja
signifikan > 5% maka H0 diterima, dan (4) karyawan pada Lembaga Perkreditan Desa
pengambilan keputusan. Analisis (LPD) Kabupaten Buleleng dapat diketahui
determinasi bertujuan untuk mengetahui dengan menggunakan uji t. Perhitungan uji
atau menentukan seberapa besar pengaruh t menggunakan bantuan program IBM
pelatihan terhadap kinerja karyawan SPSS 24.0 for Windows dan pengujian
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi
Kabupaten Buleleng. Untuk menghitung 5%. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 1.
koefisien determinasi (R2).

Tabel 1. Hasil Uji t


Unstandardized
Standardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 14,647 2,806 5,220 0,000
Pelatihan 0,898 0,082 0,840 10,947 0,000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Berdasarkan Tabel 1, diperoleh nilai maka variabel kinerja karyawan (Y) memiliki
thitung = 10,947 dengan nilai p-value sebesar nilai positif sebesar 14,647. Selanjutnya,
0,000. Nilai thitung = 10,947 lebih besar dari variabel pelatihan (X) memiliki koefisien
ttabel = 2,009 dan p-value sebesar 0,000 positif sebesar 0,898. Nilai koefisien regresi
lebih kecil dari α = 0,05, maka yang positif menunjukkan bahwa pelatihan
keputusannya H0 ditolak. Jadi, terdapat (X) berpengaruh positif terhadap kinerja
pengaruh yang positif dan signifikan antara karyawan (Y). Hal ini menggambarkan
pelatihan terhadap kinerja karyawan pada bahwa peningkatan pelatihan (X) sebesar
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) satu satuan akan dapat meningkatkan
Kabupaten Buleleng. kinerja karyawan (Y) sebesar nilai koefisien
Berdasarkan hasil analisis regresi beta masing-masing variabel bebas
linier sederhana, dapat diketahui dikalikan dengan besar kenaikan yang
persamaan garis regresi untuk mengetahui terjadi. Misalnya, setiap terjadi kenaikan
hubungan pelatihan terhadap kinerja pelatihan (X) sebesar 1 satuan, maka akan
karyawan pada Lembaga Perkreditan Desa meningkatkan kinerja karyawan (Y) sebesar
(LPD) Kabupaten Buleleng dengan 0,898. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
menggunakan analisis koefisien beta. sering dilakukan pelatihan, maka semakin
Berdasarkan output IBM SPSS 24.0 tinggi kinerja karyawan pada Lembaga
for Windows analisis persamaan regresi Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten
pada Tabel 1, maka didapat hasil Buleleng, semakin jarang dilakukan
persamaan regresi sebagai berikut. pelatihan, maka semakin rendah kinerja
Ŷ = 14,647 + 0,898 X̂ karyawan pada Lembaga Perkreditan Desa
Keterangan: (LPD) Kabupaten Buleleng.
Untuk mengetahui seberapa besar
Ŷ = kinerja karyawan pengaruh pelatihan terhadap kinerja
X̂ = pelatihan karyawan pada Lembaga Perkreditan Desa
Berdasarkan model persamaan (LPD) Kabupaten Buleleng digunakan
regresi yang terbentuk, dapat koefisien determinasi, yang ditunjukkan
diinterpretasikan hasil bahwa konstanta dengan nilai R Square. Hasil analisis
sebesar 14,647 menunjukan jika variabel koefisien determinasi dapat disajikan pada
pelatihan (X) bernilai konstan atau nol, Tabel 2.

612
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Tabel 2. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,840 0,706 0,700 4,286036
a. Predictors: (Constant), X

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa Angka tersebut menunjukan hubungan


hasil perhitungan koefisien determinasi antara pelatihan dengan kinerja karyawan
sebesar 0,706. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki tingkat hubungan yang kuat.
70,6% variabel kinerja karyawan pada Berdasarkan dari analisis koefesiensi
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) determinasi 50,9%. Hal ini menunjukan
Kabupaten Buleleng dipengaruhi oleh bahwa pelatihan menentukan turun naiknya
variabel pelatihan, sedangkan 29,4% kinerja karyawan PT PDAM Tirta Pakuan
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak Kota Bogor 20,90% dan selebihnya 74,1%
termasuk dalam penelitian ini. dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan dari
Pembahasan analisis uji hipotesis koefesiensi korelasi di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peroleh t hitung (8,347) > t tabel (1,661)
terdapat pengaruh yang positif dan sehingga H0 ditolak. Jadi, dapat
siginifikan antara pelatihan dengan kinerja disimpulkan bahwa pelatihan mempunyai
karyawan. Persamaan regresi punya arah hubungan yang signifikan dan positif
koefisien positif sebesar 0,898. Pengaruh terhadap kinerja karyawan.
positif menunjukkan bahwa hubungan Penelitian lain yang mendukung hasil
pelatihan dan kinerja karyawan adalah penelitian ini dilakukan oleh Sugiarti (2016),
searah. Jika pelatihan semakin sering, yang meneliti tentang “Pengaruh Pelatihan
maka kinerja karyawan juga semakin tinggi. Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT
Terdapat pengaruh yang signifikan Padma Ardya Aktuaria Jakarta”.
pelatihan terhadap kinerja karyawan, yang Penelitiannya bertujuan untuk untuk
ditunjukkan dengan nilai probabilitas uji t menjelaskan pengaruh pelatihan kerja
untuk pelatihan adalah 0,000 lebih kecil dari terhadap kinerja karyawan pada
0,05. perusahaan PT Padma Ardya Aktuaria
Berdasarkan hasil analisis regresi Jakarta. Penelitian ini menggunakan bentuk
linier sederhana, maka dapat diambil suatu penelitian survey dengan rumusan hipotesis
kesimpulan bahwa terdapat pelatihan asosiatif. Pengumpulan data dilakukan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dengan menggunakan kuesioner. Teknik
kinerja karyawan. Hasil penelitian ini analisis data yang digunakan adalah
didukung oleh hasil penelitian terdahulu analisis regresi linier sederhana. Hasil
yang dilakukan oleh Yusnita (2014), yang penelitian menunjukkan bahwa pelatihan
meneliti tentang “Pengaruh Pelatihan memiliki hubungan dengan tingkat sedang
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT dan memiliki pengaruh yang signifikan dan
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor”. positif terhadap kinerja karyawan. Dilihat
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui dari beberapa hasil analisis, yaitu analisis
pelaksanaan pelatihan yang diterapkan dan koefisien korelasi sebesar 0,507, dilihat dari
untuk mengetahui tingkat pelayanan hasil analisis uji t di peroleh nilai t hitung
karyawan, serta untuk mengetahui (2,878) > t tabel (1,711) dengan nilai
pengaruh pelatihan terhadap kinerja signifikasi sebesar 0,008 < 0,05, maka H 0
karyawan pada PT PDAM Tirta Pakuan ditolak dan hasil uji regresi linear sederhana
Kota Bogor. Jenis penelitian ini adalah jenis yang menunjukan nilai koefisien beta
verifikatif dengan metode penelitian positif. Besarnya pengaruh pelatihan
explanatory survey. Pengumpulan data terhadap kinerja karyawan yaitu 25,7% dan
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. sisanya sebesar 74,3% dipengaruhi oleh
Teknik analisis data yang digunakan adalah variabel lain.
analisis regresi linier sederhana. Hasil Hasil penelitian ini didukung teori yang
penelitian menunjukkan bahwa analisis dikemukan oleh Mangkuprawira dan Hubeis
koefesien korelasi diperoleh r = 0,714. (2007:160) menyatakan bahwa kinerja

613
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

karyawan dipengaruhi oleh faktor ektrinsik ditunjukkan dengan koefisien determinasi


karyawan, salah satunya adalah pelatihan. sebesar 0,706. Hal ini menunjukkan bahwa
Menurut Kussriyanto (2003:10), pelatihan 70,6% variabel kinerja karyawan pada LPD
dapat menambah pengalaman dan Kabupaten Buleleng dipengaruhi oleh
meningkatkan keterampilan kerja variabel pelatihan, sedangkan 29,4%
mempunyai dampak paling langsung dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
terhadap kinerja. Senada dengan itu, termasuk dalam penelitian ini.
Hasibuan (2006:77) menyatakan bahwa Saran
pelaksanaan program pelatihan membentuk Berdasarkan simpulan diatas, maka
dan meningkatkan kemampuan dan dapat dikemukakan beberapa saran
pengetahuan karyawan, sehingga sebagai berikut. (1) Bagi pihak pengelola
diharapkan jika semakin sering program LPD di Kabupaten Buleleng, agar lebih
pelatihan dilaksanakan maka semakin memperhatikan program pelatihan terhadap
tinggi pula tingkat kinerjanya. Menurut karyawan sebagai upaya untuk
Mangkunegara (2012:52), tujuan umum meningkatkan kinerja karyawan, karena
pelatihan adalah (1) untuk penelitian ini membuktikan bahwa pelatihan
mengembangkan keahlian, sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hal
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih tersebut karena pelatihan dapat menambah
cepat dan lebih efektif, (2) untuk pengalaman dan meningkatkan
mengembangkan pengetahuan, sehingga keterampilan kerja sesuai dengan standar
pekerjaan dapat diselesaikan secara yang ditetapkan perusahaan sehingga
rasional, dan (3) untuk mengembangkan mendukung terciptanya kinerja yang tinggi
sikap, sehingga menimbulkan kemauan (2) Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
kerjasama dengan teman-teman pegawai untuk mengkaji aspek yang serupa
dan dengan manajemen (pimpinan). mengenai pengaruh pelatihan terhadap
Beberapa pendapat tersebut menunjukkan kinerja karyawan diharapkan untuk
bahwa pelatihan berpengaruh terhadap mengembangkan penelitian ini dengan
kinerja karyawan. Peningkatan kinerja menggunakan populasi dan sampel yang
karyawan merupakan prioritas perusahaan lebih luas, tidak hanya LPD di Kabupaten
yang dapat dilakukan dengan Buleleng, tetapi juga di kabupaten lainnya
mengembangkan kualitas tenaga kerja agar hasil penelitian lebih teruji
melalui pelatihan yang berkesinambungan. keandalannya. (3) Berdasarkan hasil
Hal ini disebabkan karena pelatihan perhitungan koefisien determinasi sebesar
menambah pengalaman dan meningkatkan 0,665. Hal ini menunjukkan bahwa 66,5%
keterampilan kerja sesuai dengan standar kinerja karyawan dipengaruhi oleh
yang ditetapkan perusahaan. pelatihan, sedangkan 33,5% dipengaruhi
oleh faktor lain. Dengan demikian
SIMPULAN DAN SARAN disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat
Simpulan menggunakan variabel lain yang
Berdasarkan hasil analisis data dan mempengaruhi kinerja karyawan seperti
pembahasan hasil penelitian maka dapat insentif finansial, insentif non finansial,
ditarik simpulan sebagai berikut. (1) motivasi kerja, kepuasan kerja, dan disiplin
Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan kerja.
terhadap kinerja karyawan pada LPD
Kabupaten Buleleng, yang ditunjukkan DAFTAR PUSTAKA
dengan koefisien regresi yang positif 0,898 Dantes, Nyoman. 2012 Metode Penelitian.
dengan nilai thitung = 10,947 > ttabel = 2,009 Yogyakarta: Andi Offset.
dan nilai probabilitas uji t 0,000 yang lebih Firdaus, M. 2007. Manajemen Agribisnis.
kecil dari α = 0,05. Artinya, jika pelatihan
Jakarta: Bumi Aksara.
semakin sering dilakukan, maka kinerja
karyawan juga semakin tinggi. (2) Besar Ghozali, & Imam. 2011. Aplikasi Analisis
pengaruh pelatihan terhadap kinerja Multivariate dengan Program SPSS.
karyawan pada LPD Kabupaten Buleleng

614
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Volume 10 No. 2 Tahun 2018

Semarang: Badan Penerbit Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian


Universitas Diponegoro. Sosial dan Pendidikan: Teori Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan & Malayu S. P. 2006. Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta: Bumi Aksara.
--------. 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ilyas, & Yaslis. 2005. Kinerja Teori,
Penilaian dan Penelitian. Jakarta:
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.
Kusriyanto, Garda. 2003. Riset Sumber
Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Mangkunegara, A. & A. Anwar Prabu. 2003.
Perencanaan dan Pengembangan
Sumber. Daya Manusia. Bandung:
Refika Aditama.
--------. 2005. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
--------. 2012. Evaluasi Kinerja SDM.
Bandung: Refika Aditama.
Mangkuprawira, S. & Aida V. Hubeis. 2007.
Manajemen Mutu Sumber Daya
Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nitisemito, & Alex S. 2001. Manajemen
Personalia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Perusahaan, dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Simamora, Henry. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
STIE YKPN.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV. Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Daya Manusia: Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

615

Anda mungkin juga menyukai