Tugas Akhir Elgi Bab Iii (Revisi Seminar)
Tugas Akhir Elgi Bab Iii (Revisi Seminar)
LANDASAN TEORI
Cara lain untuk menilai kinerja lalu lintas adalah dengan melihat derajat
kejenuhan eksisting yang dibandingkan dengan derajat kejenuhan desain sesuai
umur pelayanan yang diinginkan. Jika derajat kejenuhan desain terlampaui oleh
derajat kejenuhan eksisting, maka perlu untuk merubah dimensi penampang
melintang jalan untuk meningkatkan kapasitasnya. Untuk tujuan praktis dan
didasarkan pada anggapan jalan memenuhi kondisi dasar (ideal), maka dapat
disusun Tabel 3.1 untuk membantu menganalisis kinerja jalan secara cepat.
12
Tabel 3.1 Ekuivalen Kendaraan Ringan .
13
pembangunannya perlu terlebih dahulu dilakukan studi andalalin disajikan
dalam tabel 3.1.
2. Permukiman
a. Perumahan dan Permukiman
1) Perumahan sederhana 150 unit
.
2) Perumahan menengah-atas 50 unit
.
b. Rumah Susun dan Apartemen
1) Rumah susun sederhana 100 unit
.
2) Apartemen 50 unit
.
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas lantai keseluruhan 2000 m2
2. Infrastruktur
a. Akses ke dan dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar udara Wajib
14
No Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal
d. Terminal Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir untuk umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib
i. Lintas bawah (underpass) Wajib
j. Terowongan (tunnel) Wajib
1. Tahap konstruksi/ pembangunan, pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu
lintas akibat angkutan material dan mobilitas alat berat yang membebani
ruas jalan pada rute material.
2. Tahap pasca konstruksi/ saat beroperasi, pada tahap ini akan terjadi
bangkitan lalu lintas dari pengunjung, pegawai, dan penjual jasa
transportasi yang akan membebani ruas–ruas jalan tertentu, serta
timbulnya bangkitan parker kendaraan.
15
pendekatan manajemen lalu lintas yang dirancang untuk menghadapi dampak dari
perjalanan terbangkitkan terhadap jaringan yang ada.
16
2. Kendaraan Berat (KB).
17
Tabel 3.2 Ekuivalen Kendaraan Ringan .
ekr
Arus lalulintas total dua SM
Tipe jalan
arah (kendaraan/jam) KB Lebar jalur lalu lintas (L jalur)
≤6m ≥6m
Sumber: PKJI-2014
2. Ekuivalen Kendaraan Ringan (Ekr) untuk Simpang.
Ekr untuk kendaraan ringan adalah satu dan ekr untuk kendaraan berat
dan sepeda motor ditetapkan sesuai dengan yang Terdapat dalam Tabel 3.3.
KR 1.0 1.0
KS 1.8 1.3
SM 0.2 0.5
Sumber: PKJI 2014
a. Kapasitas (C)
18
dalam kondisi tertentu, yaitu meliputi geometrik, lingkungan dan lalu
lintas (PKJI,2014).
f. Hambatan Samping.
2. Kinerja Simpang
19
a. Kapasitas (C)
c. Tundaan (T)
20
Tujuan analisa operasional segmen jalan sesuai dengan kondisi geometrik,
lalu lintas dan hambatan samping lingkungan yang ada, dapat berupa salah satu
atau semua kondisi berikut:
1. Untuk menentukan kapasitas.
21
SISI A SISI B
bahu
Median
bahu dalam
bahu bahu
luar jalur lalu lintas dalam jalur lalu lintas luar saluran samping
LBL− A LJ −A LBD L M A
LBD −B LJ −B LBL−B
Gambar 3.1: Tipikal jalan raya yang berbahu dilengkapi median (PKJI, 2014)
untuk data masukan dari PKJI 2014 sebagai berikut:
LM = Lebar median.
LBD A
= Lebar bahu dalam sisi A
misal:
warung
Lkp Lj Lkp
Isi data geometrik yang sesuai untuk segmen yang diamati kedalam ruang
yang tersedia pada tabel:
1. Lebar jalur lalu lintas pada kedua sisi atau arah.
2. Jika terdapat kereb atau bahu pada masing-masing sisi.
3. Jarak rata-rata dari kereb ke penghalang pada trotoar seperti
pepohonan, tiang, lampu dan lain-lain.
22
4. Lebar bahu efektif. Jika jalan hanya mempunyai bahu pada satu
sisi, lebar bahu rata-rata adalah sama dengan setengah lebar bahu
tersebut. Untuk jalan terbagi, lebar bahu rata-rata dihitung per arah
sebagai jumlah bahu luar dan dalam.
1 Jalan tak terbagi (2 Arah) :
LBA−L BB
LBe = 2
1 Jalan terbagi
- Arah 1: LBe-1 = LBL-A + LBD-A
- Arah 2: LBe-2 = LBL-B + LBD-B
1. Jalan satu arah
23
Gambar 3.3 Kondisi Geometrik Simpang (PKJI 2014).
3.1.2 Konsisi Lalu lintas
Arus dan komposisi lalu lintas meliputi penentuan arus jam rencana
(skr/jam) dan menentukan ekivalensi kendaraan ringan (ekr). Cara menentukan
ekivalensi kendaraan ringan (ekr) untuk kendaraan ringan dengan tipe jalan 2/2TT
adalah seperti pada Tabel 2.2, sedangkan untuk jalan perkotaan terbagi dan satu
arah seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2.2: Ekivalen kendaraan ringan untuk tipe jalan 2/2TT (PKJI, 2014)
ekr
Arus lalu-lintas SM
Tipe jalan: total dua arah
KB Lebar jalur lalu-lintas, LJalur
(kend/jam) ≤6m >6m
< 3700 1,3 0,5 0,40
2/2TT
≥ 1800 1,2 0,35 0,25
Sumber: PKJI,2014
Tabel 2.3: Ekivalen kendaraan ringan untuk jalan terbagi dan satu arah
(PKJI, 2014)
Tipe jalan: Arus lalu-lintas per lajur ekr
Jalan satu arah dan (kend/jam)
KB SM
jalan terbagi
< 1050 1,3 0,40
2/1, dan 4/2T ≥ 1050 1,2 0,25
< 1100 1,3 0,40
3/1, dan 6/2D ≥ 1100 1,2 0,25
Sumber: PKJI,2014
24
a. Kondisi Lingkungan Ruas Jalan.
3. Akses terbatas yaitu lahan tanpa jalan masuk langsung atau sangat
terbatas, misalnya karena adanya penghalang fisik akses harus melalui
jalan samping (PKJI,2014).
Data masukan lalu lintas yang diperhitungkan terdiri dari dua, yaitu
pertama data arus lalu lintas dan kedua data arus lalu lintas rencana
(PKJI,2014). Data arus lalu lintas eksisting digunakan untuk melakukan
evaluasi kinerja lalu lintas, berupa arus lalu lintas per jam eksisting pada jam-
jam tertentu yang dievaluasi, misalnya arus lalu lintas pada jam sibuk pagi atau
arus lalu lintas pada jam sibuk sore. Data arus lalu lintas rencana digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan lebar jalur lalu lintas atau jumlah lajur lalu
lintas, berupa arus lalu lintas jam desain ( qjd) yang ditetapkan dari LHRT,
menggunakan faktor k. Dalam penelitian ini hanya menghitung evaluasi kinerja
25
lalu lintas dan tidak menghitung rencana arus lalu lintas (qjd).
a. Kriteria Kelas Hambatan Samping
Kriteria kelas hambatan samping ditetapkan dari jumlah total nilai
frekuensi kejadian setiap jenis hambatan samping yang diperhitungkan yang
masing-masing telah dikalikan dengan bobotnya. Frekuensi kejadian
hambatan samping dihitung berdasarkan pengamatan di lapangan untuk
periode waktu satu jam di sepanjang ruas jalan yang diamati. Bobot jenis
Hambatan Samping (HS) ditetapkan pada Tabel 3.5, dan kriteria KHS
berdasarkan frekuensi kejadian ini ditetapkan sesuai dengan Tabel 3.6.
Tabel 3.5 Pembobotan Hambatan Samping (HS).
Sumber: PKJI,2014
26
Nilai frekuensi
Kelas hambatan kejadian (dikedua Ciri-ciri khusus
samping sisi) dikali bobot
Sumber: PKJI,2014
b. Kecepatan Arus Bebas (VB)
Nilai VB jenis KR ditetapkan sebagai kriteria dasar untuk kinerja
segmen jalan, nilai VB untuk KB dan SM ditetapkan hanya sebagai referensi.
VB untuk KR berkisar anatara 10-15% lebih besar dari jenis kendaraan lain.
VB dihitung menggunakan Persamaan 3.1.
VB = (VBD +VBL ) x FVBHS x FVBUK ………………………………………………...(3.1)
Keterangan:
VB = Kecepatan arus bebas untuk KR pada kondisi lapangan (Km/jam)
VBD = Kecepatan arus bebas dasar KR ( lihat Tabel 3.7 )
VBL = penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan (km/jam)
FVBHS = Faktor penyesuaian kecepatan bebas akibat hambatan samping
pada jalan yang memiliki bahu atau jalan yang dilengkapi kereb
atau trotoar dengan jarak kereb ke penghalang terdekat (lihat
Tabel 3.9 dan Tabel 3.10).
FVBUK = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
Jika kondisi exsisting sama dengan kondisi (ideal), maka semua faktor
penyesuaian menjadi 1,0 dan VB menjadi sama dengan VBD.
27
VB0, Km/jam
Tipe Jalan
Rata-rata
KR KB SM
semua
kendaraan
6/2 T atau 3/1 61 52 48 57
4/2T atau 2/1 57 50 47 55
2/2TT 44 40 40 42
Sumber: PKJI,2014
Tabel 3.8. Nilai Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Dasar Akibat Lebar Jalur
Lalu Lintas Efektif, VBL
Lebar jalur VB,L
Tipe jalan efektif,Le (m) (Km/jam)
Per lajur: 3,00 -4
4/2T atau jalan satu arah 3,25 -2
3,50 0
3,75 2
4,00 4
5,00 -9,50
6,00 -3
2/2TT 7,00 0
8,00 3
9,00 4
10,00 6
11,00 7
Sumber: PKJI,2014
Tabel 3.9 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat Hambatan Samping,
FVBHS, Untuk Jalan Berbahu Dengan Lebar Efektif LBE ( lanjut)
FVBHS
Tipe jalan KHS LBe (m)
< 0,5 m 1,0 m 1,5 m >2m
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber: PKJI,2014
28
Tabel 3.10. Faktor Penyesuaian Arus Bebas Akibat Hambatan Samping Untuk
Jalan Berkereb Dengan Jarak Kereb Ke Penghalang Terdekat LK-p
FVB,HS
Tipe jalan KHS
Lk-p (m)
< 0,5 m 1,0 m 1,5 m >2m
4/2T Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Rendah 0,97 0,98 0,99 1,00
Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
2/2T Atau Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
Jalan satu-arah Sedang 0,87 0,89 0.92 0,95
Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82
Sumber: PKJI,2014
Tabel 3.11 Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Ukuran Kota Pada Kecepatan
Arus Bebas Kendaraan Ringan, FVUK
Ukuran kota ( Juta Penduduk) Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran
Kota, FVUK
< 0,1 0,90
0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
>3,0 1,03
Sumber: PKJI,2014
Untuk tipe jalan 2/2TT, C ditentukan untuk total arus dua arah. Untuk
jalan dengan tipe 4/2T, 6/2T, dan 8/2T, arus ditentukan secara terpisah perarah
dan kapasitas ditentukan per lajur. Kapasitas segmen dihitung menggunakan
Persamaan 3.2.
C = C0 X FCLJ X FCPA X FCHS X FCUK
.......................................................................................................................................................
(3.2)
Keterangan:
29
C= Kapasitas, skr/jam
FCLJ = Faktor penyesuaian kapasitas terkait lebar lajur atau jalur lalu lintas
FCHS = Faktor penyesuaian kapasitas terkait KHS pada jalan berbahu atau
berkereb
C0 ditetapkan secara empiris dari kondisi Segmen Jalan yang ideal, yaitu
Jalan dengan kondisi geometrik lurus, sepanjang 300 m, dengan lebar lajur
rata-rata 2,75 m, memiliki kereb atau bahu berpenutup, ukuran kota 1-3 Juta
jiwa, dan Hambatan Samping sedang. Kapastas Dasar Jalan Perkotaan
ditunjukkan dalam Tabel 3.12.
Sumber: PKJI,2014
Nilai C0 disesuaikan dengan perbedaan lebar lajur atau jalur lalu lintas
(FCLJ), pemisahan arah (FCPA), Kelas hambatan samping pada jalan berbahu
(FCHS), dan ukuran kota (FCUK). Besar nilai masing-masing FC ditunjukkan
dalam Tabel 3.13 hingga Tabel 3.16. Untuk segmen ruas jalan eksisting, jika
kondisinya sama dengan kondisi dasar (ideal), maka
30
Tabel 3.13 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Perbedaan Lebar Lajur Atau
Jalur Lalu Lintas, FCLJ
Lebar jalur lalu lintas efektif (WC) FCLJ
Tipe Jalan
(M)
Per Lajur: 3,00 0,92
4/2T
3,25 0,96
atau jalan 3,50 1
satu arah 3,75 1,04
4,00 1,08
Lebar jalur 2 arah 5,00 0,56
6,00 0,87
2/2TT 7,00 1,00
8,00 1,14
9,00 1,25
10,00 1,29
11,00 1,34
Sumber: PKJI,2014
Sumber: PKJI,2014
Tabel 3.15 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat KHS Pada Jalan Berbahu, FCHS
FCHS
Tipe Jalan KHS Lebar bahu efektif LBe, m
< 0,5 m 1,0 m 1,5 m >2m
SR 0,96 0,98 1,01 1,03
4/2T R 0,94 0,97 1,00 1,02
S 0,92 0,95 0,98 1,00
T 0,88 0,92 0,95 0,98
ST 0,84 0,88 0,92 0,96
SR 0,94 0,96 0,99 1,01
2/2TT Atau R 0,92 0,94 0,97 1,00
Jalan satu-arah S 0,89 0,92 0.95 0,98
T 0,82 0,86 0.90 0,95
ST 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber: PKJI,2014
31
Tabel 3. 16. Faktor Penyesuaian Kapasitas Terkait Ukuran Kota, FCUK
Ukuran kota Faktor penyesuaian untuk
ukuran kota, (FCUK)
(Jutaan penduduk)
< 0,1 0,86
0,1 - 0,5 0,90
0,5 - 1,0 0,94
1,0 - 3,0 1,00
> 3,0 1,04
Sumber: PKJI,2014
Q
DJ = ………………………………………………………………….
C
(3.3)
Keterangan:
DJ = Derajat kejenuhan
C = Kapasitas, skr/jam
32
menggunakan diagram Gambar 3.4 untuk jalan sedang dan diagram Gambar 3.5
untuk jalan raya atau jalan satu arah.
33
L
WT = ………………………………………………………………….
VT
(3.4)
Keterangan :
34