Rekayasa Ide K 3
Rekayasa Ide K 3
NIRM : 01.01.23.651
TUGAS PANCASILA REKAYASA IDE
“Bagaimana Warga Negara Indonesia yang Pancasilais serta ·
PENDAHULUAN
Latar Belakang
sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Lahir dari akar sejarah budaya
yang menjadi pedoman bagi kehidupan berbangsa. Nilai-nilai luhur lima sila
Pancasila - Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Indonesia - ini tak sekedar dihafalkan, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan
korup. Fenomena itu menegaskan bahwa Pancasila selama ini hanya dijadikan
slogan, tak dijiwai sebagai nilai luhur yang patut dijunjung tinggi.
Perumusan Masalah
PEMBAHASAN
menjadi rujukan banyak pihak terhadap kepemilikan watak mulia seseorang. Ini
wajar, sebab Pancasila diyakini sebagai sebuah formulasi dari nilai-nilai kebaikan
memiliki berbagai hal terpuji dan perlu dicontoh. Jika dalam dunia perkayuan
sangat gampang, yang dinamakan kayu yang baik adalah panjang, lurus, mulus,
tidak ada matanya dan sebagainya. Demikian juga dengan pakaian, pakaian yang
baik bisa dilihat dari jenis kainnya, kualitas jahitannya, keawetannya, dan lain-
Indikator semacam apa yang bisa dijadikan ukuran? Apakah manusia Pancasila
cukup diukur dengan melihat siapa yang hafal lima sila dari Pancasila ataukah
bisa dilihat dari orang yang selalu menyertakan nama Pancasila dibelakangnya;
yang ada, itu semua orang juga bisa disebut Pancasila. Bahkan orang-orang yang
sering melakukan korupsi pun sangat banyak yang bisa dikatakan sebagai manusia
Pancasila. Pemaknaan manusia Pancasila lebih dari itu. Sayangnya, selama ini kita
masih terjebak dalam kondisi dimana Pancasila masih sebatas bahan perdebatan
dan seminar saja. Orang-orang sering mendiskusikan panjang lebar nilai-nilai dan
tersebut. Bukankah seharusnya Pancasila dijadikan bahan refleksi dan koreksi diri,
kemudian menjadi salah satu landasan untuk bertingkah laku yang baik, dan pada
akhirnya akan mendorong (memotivasi) orang lain berbuat yang lebih baik?
dirinya pada posisi yang tepat, sesuai kewajiban dan haknya. Manusia Pancasila
menjadi hamba Tuhan pada saat yang bersamaan. Dua sifat kemanusiaan dan ke
seseorang bekerja, maka dia harus sadar bahwa dia tidak sekedar mencari uang.
Akan tetapi dia seharusnya juga memiliki kesadaran bahwa hasil pekerjaannya
akan bermanfaat bagi orang lain dan tidak melanggar ketentuan Allah. Karena
esensi dari Pancasila adalah perpaduan antara nilai-nilai kemanusiaan dan sifat ke-
Tuhanan. Ada satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa sifat Pancasila dari
seseorang adalah abadi (jangan dibaca kekal). Artinya seseorang tidak selamanya
(kekal) menjadi manusia Pancasila, sebaliknya dia juga tidak akan kekal menjadi
pengkhianat Pancasila. Bisa saja pada jam sembilan pagi dia adalah seorang
Pancasila sejati, namun pada setengah jam berikutnya dia akan berposisi sebagai
penentang Pancasila nomor wahid. Begitu seterusnya, antara jiwa pancasila dan
jiwa penentangnya akan selalu hadir terus menerus (abadi). Seorang yang di mata
menjadi seorang Pancasila. Pun, dengan orang-orang yang selama ini selalu
bisa jadi dia menjadi agen pemberontak Pancasila sejati.Ki Ageng Suryo
itu abadi sifatnya. Ketika seseorang sedih karena kematian kerabat dekatnya, tiba-
tiba dia merasa bahagia karena kehadiran saudara lain yang tidak pernah
kehadiran sang buah hati mendadak hatinya sedih karena persediaan dananya
berganti dan tidak pernah berhenti (abadi). Begitu juga dengan jiwa Pancasila
selalu timbul tenggelam bersama jiwa pemberontak terhadap Pancasila. Pada saat
satu dari keduanya. Namun jangan khawatir Allah telah membekali hati kepada
setiap manusia untuk memilih jalan mana yang diinginkannya. Apakah memilih
kita juga tidak terlalu perlu menempatkan label Pancasila di belakang nama kita
Indonesia Pancasila telah berperan amat besar dan bahkan menentukan. Dampak
mengalami ancaman, tantangan dan gangguan yang bukan main banyaknya dan
derajat bahayanya. Pancasila telah menjadi pusat berkumpul (rallying point) bagi
memberikan pedoman yang jelas untuk menetapkan arah perjuangan pada setiap
saat, terutama apabila harus dihadapi ancaman yang gawat yang datang dari luar.
Pancasila juga telah menimbulkan motivasi yang kuat sehingga para pengikut
kesukaran yang bukan main beratnya. Dengan begitu Pancasila menjadi Identitas
bangsa Indonesia. Namun ada satu kekurangan penting yang terdapat pada Dasar
Negara kita, yaitu bahwa Pancasila belum menjadi kenyataan hidup dalam
masyarakat Indonesia. Adalah amat aneh dan tragis bahwa Bung Karno sebagai
pengaturan politik dan ekonominya. Akibatnya adalah bahwa Bung Karno tidak
Indonesia. Apalagi saat Orde Baru (Orba) Kekuasaan telah menjadikan Pancasila
sebagai alat legitimasi kekuasaan. Tafsir dan moralitas sosial banyak diambil alih
dari sisi substansialnya, mirip rumah kaca yang sangat indah dari luar.Tidak
heran, meski gencar indoktrinasi P4 dan melahirkan banyak orang cerdas dan
penatar P4, tapi sikap dan moralitasnya tidak mencerminkan Pancasilais sejati.
Realitas tersebut kemudian melahirkan politik "balas dendam", khususnya saat
Orde Baru tumbang. Kemudian muncul euforia perlawanan atas berbagai hal yang
berbau Orba, termasuk mereka yang selama kejayaan Orba menikmati begitu
parah lagi, sebagian kalangan ingin menggantinya dengan ideologi baru karena itu
dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman. Sejarah panjang Pancasila dan
perspektif masa depan tidak akan berhenti dari serbuan godaan, apalagi
masih perlu bukti riil. Pancasila disadari akan melahirkan kebersamaan dalam
melakukan dominasi dan hegemoni sebagaimana di era orba. Pada aspek lain,
nilai-nilai kehidupan yang selama ini dianggap sebagai nilai-nilai luhur bangsa
Karakteristik tersebut mengikis habis nilai-nilai Pancasila yang sarat dengan nilai-
nilai social dan kemanusiaan. Bagaimana pun kuatnya pengaruh dari luar maupun
oleh kita semua, khususnya para pemimpin. Sebagaimana apa yang dikatakan oleh
statis, tetapi juga jiwa dinamis. Pancasila Vs Korupsi Kita masih ingat sebuah
sepertinya Pancasila sudah ”mati” dengan banyak bukti tindakan korupsi para
penyelenggara negara. Korupsi jelas anti Pancasila yang kemudian kita tidak
Yang Maha Esa jelas sudah dilanggar karena para pelaku sudah mengingkari
perintah Tuhan mereka yaiu Tidak Boleh Mencuri. Dalam Korupsi, maka
Kemanusiaan yang adil dan beradab jelas telah dilanggar karena manusia korupsi
atau koruptor hanya memikir diri sendiri dan kelompoknya dan melanggar hak
keadilan manusia lain. Dalam Korupsi, maka Persatuan Indonesia juga terganggu
salaing menjatuhkan dan saling melindungi pelaku korupsi. Dalam Korupsi, maka
dan negara.Dalam Korupsi, maka Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
jelas hanya mimpi belaka karena alokasi anggaran untuk kesejateraan rakyat
banyak diambil oleh mereka yang tidak berhak yaitu politisi dan birokrasi.
PENUTUP
KESIMPULAN
masih banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan. Korban ini
atau kelalaian menyebabkan kerugian material atau immaterial dan hak asasi dari
terhadap korban dan penguasa perlu dipelihara dengan baik melalui perlindungan
hukum. -
SARAN
dapat dilakukan melalui jalur legal (hukum) baik melalui KPK, SATGAS
melakukan pembelaan diri secara langsung atau tidak langsung dari kemungkinan
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan
BAB II
KERANGKA PIKIR
Sila kelima dari pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mempunyai
makna bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan keadilan baik dalam
bidang hukum, ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, maupun kebudayaan
sehingga tercipta masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Sila ke 5 ini
mengandung nilai vital yaitu bersama mewujudkan Indonesia yang berkemajuan
secara merata dan berkeadilan sosial, dalam rangka untuk memanusiakan
manusia, sehingga harkat dan martabatnya dijunjung tinggi oleh sesama
manusianya.
Keadilan sosial dalam sila ke 5 pancasila mempunyai arti keadilan yang berlaku di
masyarakat baik dalam segala bidang kehidupan baik material maupun spiritual.
Keadilan sosial juga menjamin setiap warga negara diperlakukan dengan adil
sehingga kedudukan tiap-tiap individu dan kedudukan masyarakat ditempatkan
dalam hubungan keselarasan dan keserasian.Nilai yang mengadung konsep
keadilan sosial itu memberi jaminan hak tiap warganya untuk mencapai taraf
kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya.Sesuai makna sila
ke 5 Pancasila "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", keadilan
merupakan hak yang dimiliki setiap orang, tanpa terkecuali, dan memiliki
kedudukan yang sama di mata hukum.
Sila ke-5 Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang merupakan tujuan bernegara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Secara tersurat maupun tersirat nilai sila ke
5 mengandung tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil, makmur
dan sejahtera secara lahiriah maupun batiniah. Kesejahteraan rakyat secara
lahiriah yaitu terjaminnya sandang, pangan, papan, dan rasa aman. Sementara itu
kesejahteraan rakyat secara batiniah yaitu keadilan serta kebebasan dalam
memeluk agama dan kepercayaannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Pancasila yang dilambangkan dengan lambang padi dan kapas yang merujuk pada
persamaan hak yang dimiliki oleh setiap warga negara, namun saat ini sangat sulit untuk
menemukan nilai - nilai keadilan dikarenakan mulai pudarnya rasa cinta generasi muda
terhadap Pancasila dan berkurangnya nilai - nilai kejujuran. Suatu tindakan nyata yang
dapat kita lakukan dalam lingkungan Kampus sebagai implementasi sila kelima Pancasila
adalah pemberian fasilitas yang merata bagi seluruh mahasiswa kampus tanpa saling
membeda - bedakan, misalnya memberikan izin akses yang sama bagi mahasiswa dalam
meminjam buku ke perpustakaan dan senior memberikan kesempatan kepada junior
untuk aktif dalam kegiatan kampus.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memberi fasilitas yang sama serta
hak yang sama untuk seluruh mahasiswa sehingga tidak ada lagi ketidak adilan serta
bertindak tegas apabila terjadi ketidak adilan .
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sila ke 5 merupakan
pedoman dan kunci keberlangsungan bangsa.. Dimana mahasiswa sebagai makhluk sosial
yang ada dalam kehidupan kampus dimana dalam kehidupan kampus yang juga
merupakan lingkungan sosial,mahasiswa di berikan hak atas fasilitas yang sama dalam
kampus serta menerapkan keadilan sehingga tidak terjadi kesenjangan ataupun pumbulian
yang dapat merusak kehidupan mahasiswa ,misalnya dengan memberikan aksen
memijam buku untuk setiap mahasiswa serta diberikan kesempatan untuk memberikan
pendapat dalam setiao mahasiswa.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Taupan, M, Buku guru pendidikan pancasila dan kewarganegaraan untuk SMA kelas X,
Bandung: Yaama widya, 2010.
Mempertahankan Nilai - Nilai Luhur Pancasila
Noni Andriani
Jurusan Pertanian
noniandriani999@gmail.com
Abstrak:
Pendahuluan
Latar belakang pengenalan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sangat penting
dalam memahami nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah
latar belakang pengenalan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia:
1. Perjuangan Kemerdekaan:
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lahir sebagai hasil perjuangan bangsa Indonesia
dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda. Pasca proklamasi
kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia sebagai negara baru membutuhkan
dasar hukum yang jelas dan prinsip-prinsip yang mengikat untuk membangun
negara yang demokratis dan berkeadilan.
2. Sumpah Pemuda:
Pada tanggal 28 Oktober 1928, diadakan Kongres Pemuda II di Jakarta, yang dihadiri
oleh perwakilan dari berbagai organisasi pemuda Indonesia. Pada kongres
tersebut, disampaikan Sumpah Pemuda yang menyatakan tekad untuk bersatu
dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Meskipun Sumpah Pemuda
tidak secara langsung menyebutkan Pancasila, namun semangat persatuan dan
kesatuan yang terkandung di dalamnya menjadi dasar bagi pembentukan
Pancasila.
3. Sidang PPKI:
Pengenalan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki tujuan untuk menciptakan
negara yang berlandaskan prinsip persatuan, keadilan, demokrasi, dan nilai-nilai
luhur. Pancasila mencerminkan semangat kebangsaan, identitas nasional, dan
keberagaman masyarakat Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi
acuan dalam pembentukan hukum, kebijakan publik, dan tatanan sosial politik
Indonesia.
Nilai-nilai luhur Pancasila merupakan prinsip-prinsip moral dan filosofis yang menjadi
dasar negara Indonesia.
3. Persatuan Indonesia:
Nilai ini menekankan pentingnya menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Dalam era modernisasi yang sering kali diwarnai dengan
kesenjangan ekonomi dan sosial, nilai ini relevan untuk memastikan distribusi
sumber daya yang adil, mengurangi kesenjangan sosial, dan memberikan akses
kesempatan yang setara bagi seluruh warga negara.
Relevansi nilai-nilai luhur Pancasila dalam era modernisasi adalah untuk memperkuat
fondasi moral dan etika dalam menghadapi tantangan dan perubahan sosial. Nilai-
nilai luhur Pancasila membantu menjaga keberagaman, mengatasi konflik,
membangun persatuan, dan memastikan kesejahteraan sosial. Dalam konteks
modernisasi yang serba cepat dan kompleks, mempertahankan nilai-nilai luhur
Pancasila menjadi penting untuk membangun masyarakat yang beradab,
berkeadilan, dan harmonis.
Isi
2. Perubahan Nilai dan Norma: Perubahan sosial dan budaya yang terjadi dalam era
modernisasi sering kali membawa pergeseran nilai dan norma dalam masyarakat.
Nilai-nilai tradisional yang dijunjung tinggi dalam Pancasila dapat tergerus oleh
nilai-nilai yang lebih individualistik dan materialistik. Tantangan ini dapat diatasi
melalui pendidikan dan sosialisasi yang intensif tentang makna dan relevansi
nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing: Era modernisasi membawa pengaruh
globalisasi yang kuat, termasuk pengaruh budaya asing yang dapat menggeser
nilai-nilai luhur Pancasila. Pengaruh budaya asing yang dominan dapat
mempengaruhi pola pikir, gaya hidup, dan norma sosial masyarakat. Untuk
menghadapi tantangan ini, penting untuk memperkuat identitas budaya dan
nasional, serta menjaga keseimbangan antara pengaruh budaya asing dengan nilai-
nilai lokal yang luhur.
4. Teknologi dan Media Sosial: Perkembangan teknologi informasi dan media sosial
dalam era modernisasi memberikan akses yang luas terhadap informasi dan
komunikasi. Namun, hal ini juga membawa tantangan dalam menyaring dan
memfilter informasi yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Penggunaan
teknologi dan media sosial yang kurang bertanggung jawab dapat memperkuat
diskriminasi, kebencian, dan intoleransi. Maka, penting untuk mengedukasi
masyarakat tentang penggunaan teknologi dan media sosial yang positif serta
mengembangkan literasi digital dan media yang kritis.
5. Pergeseran Sosial dan Ekonomi: Era modernisasi sering kali menyebabkan pergeseran
sosial dan ekonomi yang signifikan. Ketimpangan sosial dan ekonomi dapat
menyebabkan ketidakadilan dan marginalisasi, yang bertentangan dengan nilai-
nilai luhur Pancasila. Tantangan ini membutuhkan upaya serius dalam
menciptakan keadilan sosial, mengurangi kesenjangan, dan memberikan akses
yang setara bagi seluruh warga negara. Mempertahankan nilai-nilai luhur
Pancasila dalam era modernisasi memerlukan upaya yang terus-menerus.
Pendidikan, sosialisasi, dan partisipasi aktif masyarakat dalam mempromosikan
dan menjalankan nilai-nilai tersebut sangat penting. Selain itu, peran pemimpin
politik, tokoh masyarakat, dan lembaga sosial dalam memelihara dan menerapkan
nilai-nilai luhur Pancasila juga sangat krusial.
1. Identitas Nasional:
Nilai-nilai luhur Pancasila mencerminkan identitas nasional Indonesia.
Mempertahankan nilai-nilai tersebut merupakan upaya untuk menjaga
keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa yang ada di Indonesia. Pancasila
menjadi perekat yang kuat dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara memberikan landasan yang kokoh untuk menjaga
stabilitas sosial dan politik. Nilai-nilai luhur Pancasila, seperti persatuan, keadilan,
dan demokrasi, menjadi pijakan untuk meminimalisir konflik sosial dan
membangun masyarakat yang harmonis.
4. Keadilan Sosial:
5. Keberlanjutan Pembangunan:
6. Keberhasilan Demokrasi:
Pancasila memberikan pijakan bagi demokrasi yang kuat dan berkeadilan. Nilai-nilai
luhur Pancasila, seperti musyawarah, kebebasan berpendapat, dan partisipasi
masyarakat, penting dalam membangun sistem politik yang inklusif dan responsif
terhadap kepentingan rakyat.
Mendorong pemimpin politik, tokoh masyarakat, dan figur publik untuk menjadi
teladan dalam mempraktikkan dan mempromosikan nilai-nilai luhur Pancasila.
Pemimpin dan tokoh masyarakat memiliki pengaruh yang besar dalam
membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat. Dengan mengedepankan nilai-
nilai Pancasila dalam tindakan dan sikap mereka, mereka dapat memberikan
inspirasi dan motivasi bagi masyarakat untuk mengikuti jejak yang sama.
3. Media dan Teknologi Informasi:
Memanfaatkan media dan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyebarkan nilai-
nilai luhur Pancasila secara luas dan positif. Menumbuhkan media yang
bertanggung jawab, objektif, dan berkomitmen untuk mempromosikan nilai-nilai
Pancasila, serta melibatkan influencer dan content creator yang mendukung nilai-
nilai tersebut. Meningkatkan literasi media dan digital masyarakat agar dapat
memfilter informasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Melibatkan dan memberdayakan generasi muda dalam menjaga dan menerapkan nilai-
nilai luhur Pancasila. Melakukan program pendidikan, pelatihan, dan kegiatan
positif yang mengembangkan pemahaman dan komitmen mereka terhadap
Pancasila. Mendorong generasi muda untuk terlibat dalam organisasi
kemasyarakatan, politik, dan kegiatan-kegiatan sosial yang mempromosikan nilai-
nilai Pancasila.
Memastikan penegakan hukum yang adil dan berkeadilan sebagai cerminan dari nilai-
nilai luhur Pancasila. Menegakkan hukum yang melindungi hak asasi manusia,
mencegah korupsi, dan menindak pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila.
Memperkuat lembaga penegak hukum, sistem peradilan yang independen, dan
transparansi dalam pemerintahan.
Melalui strategi-strategi ini, nilai-nilai luhur Pancasila dapat dipertahankan dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah perkembangan era modernisasi.
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, pemimpin, dan generasi muda sangat
penting untuk menjaga integritas dan relevansi nilai-nilai Pancasila dalam
membangun masyarakat yang adil, berkeadilan, dan harmonis.
Studi Kasus
1. Pendidikan karakter:
b. Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam menjaga nilai-nilai luhur Pancasila:
1. Pengaruh Globalisasi:
Globalisasi dan kemajuan teknologi membawa perubahan sosial, budaya, dan nilai-nilai
yang dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Pengaruh budaya asing dan
arus informasi yang masif dapat mempengaruhi persepsi dan pemahaman
masyarakat terhadap nilai-nilai luhur Pancasila.
Ketimpangan sosial dan ekonomi yang masih terjadi di masyarakat dapat menciptakan
ketidakadilan dan ketidakpuasan yang berpotensi mengganggu stabilitas sosial.
Ketidakadilan ini menciptakan ketegangan dan dapat mengubah persepsi dan
penghayatan nilai-nilai Pancasila.
Masih ada sebagian masyarakat yang kurang memiliki pemahaman yang memadai
tentang nilai-nilai Pancasila. Kurangnya kesadaran dan pendidikan mengenai
Pancasila mempersulit upaya mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai luhur
tersebut.
5. Politisasi dan Penyalahgunaan:
Kesimpulan:
Dalam era modernisasi yang gejolak dan kompleks, mempertahankan nilai-nilai luhur
Pancasila sangat penting. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengandung
prinsip-prinsip persatuan, keadilan, demokrasi, kemanusiaan, dan ketuhanan yang
maha esa. Nilai-nilai ini menjadi fondasi yang kuat untuk membangun masyarakat
yang beradab, berkeadilan, dan harmonis di tengah perubahan sosial, budaya, dan
teknologi.
b. Tindakan yang dapat diambil untuk memperkuat dan menanamkan nilai-nilai tersebut:
-Untuk memperkuat dan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila, beberapa tindakan yang
dapat diambil antara lain:
- Memastikan penegakan hukum yang adil dan berkeadilan sebagai cerminan dari nilai-
nilai luhur Pancasila.
Daftar Pustaka
1. Arifin, Anwar. (2015). Pancasila dalam Tantangan Modernisasi. Jakarta: Pustaka Setia.
4. Hasan, Noorhaidi. (2018). Pancasila dan Tantangan Modernisasi: Refleksi atas Wacana
Islamisasi Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
“IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI LANDASAN
IDEOLOGI DALAM MENANGANI SIKAP RADIKALISME SERTA
TERORISME PADA MASYARAKAT DI INDONESIA”
ABSTRACT
Lima Sila
tersebut harus
diamalkan sesuai
fungsinya kemudian
Pancasila yang benar
itu kita amalkan agar
jiwa dan semangatnya,
perumusannya dan
sistematikanya yang
sudah tepat dan benar
itu tidak diubah-ubah
apalagi dihapuskan atau
diganti dengan faham
yang lain.
Fenomena yang tanggung jawab negara, tapi
muncul pasca jatuhnya rezim sudah menjadi ancaman
orde baru dan munculnya kemanusiaan yang harus
era reformasi tahun 1998 menjadi tanggung jawab kita
yaitu dihapuskannya semua untuk mengatasinya.
kebijakan sosialisasi nilai
Oleh sebab itu, makalah
nilai Pancasila dan UUD NRI
ini menyajikan satu pemikiran
1945 dalam kehidupan sosial
Rekayasa Ide yang berkaitan
politik dan kemasyarakatan.
tentang Program Implementasi
Kebijakan dan Nilai Nilai Pancasila dan UUD
program Implementasi Nilai NRI 1945 yang harus sejalan
Nilai Pancasila dan UUD dengan landasan filosofis,
NRI 1945 Dalam landasan konstitusional serta
Menghadapi Radikalisme dan peraturan terkait lainnya,
Terorisme, guna sehingga program ini bisa
meningkatkan Ketahanan mendukung pencapaian tujuan
Ideologi dalam rangka pembangunan nasional.
Ketahanan Nasional,
Program imlementasi
merupakan sebuah program
Nilai Pancasila dan UUD NRI
bersama yang melibatkan
1945 dan harus memiliki
berbagai pihak yaitu negara,
landasan moral dan operasional
pemerintah dan masyarakat.
yang sesuai dengan jiwa,
Oleh sebab itu semangat dan amanah konstitusi.
program ini memerlukan
TINJAUAN PUSTAKA
adanya sinergi dan kerjasama
dari seluruh stakeholder A. Pancasila Sebagai Dasar
Negara
terkait.
Pancasila sebagai dasar
Hal ini sangat penting
negara mengandung makna
karena persoalan radikalisme
bahwa nilai-nilai Pancasila harus
dan terorisme bukan semata
menjadi landasan dan pedoman
menjadi ancaman dan
dalam membentuk dan dapat dibina menjadi suatu pola
menyelenggarakan negara, kehidupan yang dinamis, penuh
termasuk menjadi sumber dan dengan keanekaragaman yang
pedoman dalam pembentukan berada dalam satu keseragaman
peraturan perundang- yang kokoh.
undangan. Hal ini berarti
Dengan peraturan yang
perilaku para penyelenggara
berlandaskan nilai-nilai
negara dalam pelaksanaan
Pancasila, maka perasaan adil
penyelenggaraan pemerintah
dan tidak adil dapat
Negara, harus sesuai dengan
diminimalkan. Hal tersebut
perundang- undangan yang
dikarenakan Pancasila sebagai
mencerminkan nilai-nilai
dasar negara menaungi dan
Pancasila.
memberikan gambaran yang
Menurut Muzayin jelas tentang peraturan tersebut
(1992), pancasila merupakan berlaku untuk semua tanpa ada
pandangan hidup dan perlakuan diskriminatif bagi
kepribadian bangsa yang siapapun. Oleh karena itulah,
nilainilainya bersifat nasional Pancasila memberikan arah
yang mendasari kebudayaan tentang hukum harus
bangsa, maka nilai-nilai menciptakan keadaan negara
tersebut merupakan yang lebih baik dengan
perwujudan dari aspirasi berlandaskan pada nilai-nilai
(cita-cita hidup bangsa). ketuhanan, kemanusiaan,
Dengan Pancasila, persatuan, kerakyatan, dan
perpecahan bangsa Indonesia keadilan. Dengan demikian,
akan mudah dihindari karena diharapkan warga negara dapat
pandangan Pancasila memahami dan melaksanakan
bertumpu pada pola hidup Pancasila dalam kehidupan
yang berdasarkan sehari-hari, dimulai dari
keseimbangan, keselarasan, kegiatan-kegiatan sederhana
dan keserasian sehingga yang menggambarkan hadirnya
perbedaan apapun yang ada nilai-nilai Pancasila tersebut
dalam masyarakat. Misalnya negara-negara Asia Tenggara,
saja, masyarakat selalu bahu- Indonesia-lah yang dalam
membahu dalam ikut Konstitusinya, pertama-tama
berpartisipasi membersihkan dan paling tegas melakukan latar
lingkungan, saling menolong, belakang psikologis yang
dan menjaga satu sama lain. sesungguhnya daripada revolusi
Hal tersebut mengindikasikan melawan penjajah. Dalam
bahwa nilai-nilai Pancasila filsafat negaranya, yaitu
telah terinternalisasi dalam Pancasila, dilukiskannya alasan-
kehidupan bermasyarakat. alasan secara lebih mendalam
dari revolusi-revolusi itu (Latif,
B. Pancasila Sebagai Ideologi
2011: 47). Dari pendapat
Negara
tersebut, Indonesia pun pernah
Pancasila sebagai ideologi
merasakan berkembangnya
Indonesia mempunyai ajaran-
nilai-nilai ideologi-ideologi
ajaran yang memang
besar dunia berkembang dalam
mengandung nilai-nilai yang
gerak tubuh pemerintahannya.
terkandung dalam ideologi
lain. Ajaran yang dikandung
C. Makna Yang Terkandung
Pancasila bahkan dipuji oleh
Pada Nilai-nilai Pancasila
seorang filsuf Inggris,
Bertrand Russel, yang 1. Sila Pertama
menyatakan bahwa Pancasila Ketuhanan Yang Maha
sebagai sintesis kreatif antara Esa
Declaration of American
Sila Ketuhanan Yang
Independence (yang
Maha Esa merupakan “roh”
merepresentasikan Ideologi
sekaligus dasar dari keempat
demokrasi kapitalis) dengan
sila lainnya. Ketuhanan Yang
Manifesto Komunis (yang
Maha Esa bermakna bahwa
mereprensentasikan ideologi
Bangsa Indonesia adalah
Komunis). Lebih dari itu,
Negara yang monotheisme
seorang ahli sejarah, Rutgers,
percaya terhadap Tuhan yang
mengatakan, “Dari semua
satu bukan sebaliknya. menanamkan nilai- nilai
Dengan kata lain, negara kebenaran, kebaikan,
Indonesia berlandaskan kejujuran, dan kemuliaan
agama. Pancasila dengan dalam diri, sehingga
sila pertamanya, adalah meningkatkan moral bangsa.
sebuah falsafah yang
2. Sila Kedua
sesuai dan bersahabat
Kemanusiaan Yang
dengan agama. Oleh
Adil dan Beradab
karenanya, sudah
seharusnya sebagai Insan Nilai yang terkandung
menciptakan perdamaian
dunia. Keberadaan gerakan Pada awal kemerdekaan,
radikalisme dan terorisme berdirinya negara Indonesia
merupakkan ancaman tidak didasarkan karena
terhadap keamanan dan kesamaan etnis, suku, agama,
keselamatan seluruh warga bahasa, budaya, dan kedaerahan.
bangsa. Negara wajib Akan tetapi berdirinya negara
melindungi warganya dari Indonesia karena –sebagaimana
segala bentuk ancaman tercantum dalam pembukaan
kelompok kelompok radikal UUD NRI 1945 adanya
yang menggunakan cara cara keinginan untuk hidup bersama
kekerasan dan terorisme. sebagai suatu bangsa dalam
Penanaman nilai nilai sebuah negara yang merdeka,
Pancasila dan UUD NRI bersatu, berdaulat, adil dan
1945 dalam kehidupan makmur. Hal itu juga diperkuat
berbangsa dan bernegara, dalam Lambang negara Burung
diharapkan bisa memberikan Garuda Pancasila dengan
imunitas atau kekebalan semboyannya Bhinneka Tunggal
terhadap warga negara, untuk lka yang berarti berbeda beda
tidak terpengaruh dengan tetapi tetap dalam satu kesatuan
faham faham kelompok juga. Keragaman etnis, suku,
radikal yang menggunakan agama, bahasa, dan budaya
cara kekerasan dalam bukan alasan untuk kita
pencapaian tujuan. berpecah belah sebagai sebuah
Implementasi nilai Pancasila bangsa. Perbedaan dan
dan UUD NRI 1945 bisa keragaman merupakan sebuah
menjadi virus untuk khazanah kekayaan bangsa yang
bisa menjadi potensi atau dari kelompok lainnya.
kekuatan, bukan malah
menjadi kendala dan D. Ketahanan Nasional sebagai
Landasan Operasional
penghambat terhadap
Hakikat ketahanan
persatuan dan kesatuan.
nasional Indonesia adalah
Disinilah urgensinya kita
keuletan dan ketangguhan
sebagai sebuah bangsa
bangsa yang mengandung
mengelola sebuah keragaman
kemampuan mengembangkan
dalam semangat persatuan
kekuatan nasional untuk dapat
(unity in diversity). Oleh
menjaminkelangsungan hidup
sebab itu, adanya gerakan
bangsa dan negara dalam
radikalisme dan terorisme
mencapai tujuan nasional.
yang cenderung
Hakikat konsepsi ketahanan
menyeragamkan perbedaan,
nasional Indonesia adalah
menjadi sebuah ancaman
pengaturan dan penyelenggaraan
terhadap harmoni sosial dan
kesejahteraan dan keamanan
persatuan nasional. Gerakan
secara seimbang, serasi, dan
radikalisme keagamaan
selaras dalam seluruh aspek
muncul karena adanya
kehidupan nasional( timPokja
pemahaman yang sempit
Geo,2016).
terhadap teks teks ajaran
Keberhasilanimplementasi Nilai
agama, dan juga masih
Pancasila dan UUD NRI 1945
adanya sekelompok kecil
dalam konteks kehidupan
yang masih memiliki cita cita
berbangsa dan bernegara, dalam
ideologi yang berbeda
menghadapi gerakan
bahkan berlawanan dengan
radikalisme dan terorisme, akan
cita cita nasional, yaitu
mampu memperkuat ketahanan
keinginan mendirikan sebuah
nasional. Nilai nilai Pancasila
negara berdasarkan paham
dan UUD NRI 1945 yang
keagamaan satu kelompok
diyakini kebenarannya, dihayati
tertentu, dan mengabaikan
dan diamalkan oleh warga
keragaman dan perbedaan
negara Indonesia dalam perilaku
kehidupan sosial sehari hari, memberikan efek atau dampak).
bisa menjadi kekuatan Sedangkan nilai nilai
efektif untuk menolak dan Pancasila adalah nilai nilai yang
menangkal potensi terdapat dalam lima sila
munculnya benih benih Pancasila yaitu nilai ketuhanan,
radikalisme dan terorisme. nilai kemanusiaan, nilai
Kekuatan ideologi Pancasila persatuan, nilai kerakyatan dan
dan UUD NRI 1945 nilai keadilan sosial. Jadi
sebagai landasan idiil dan implementasi nilai pancasila
konstitusional, diharapkan adalah sebuah proses penerapan,
bisa mencegah masuknya ide konsep, kebijakan untuk
faham faham radikal dan aksi menerapkan atau
terorisme yang akan merusak mengaplikasikan lima nilai
persatuan dan kesatuan Pancasila dalam kehidupan
bangsa. individu, sosial kemasyarakatan
E. Implementasi Nilai dan kebangsaan.
Pancasila
a) Radikalisme
Implementasi
merupakan suatu proses Munculnya perilaku