Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris “Management” dan di

terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Manajemen”. Seperti yang

dikemukakan oleh Marry Parker Follet dalam Nanang Fattah (2008:1)

mendefinisikan manajemen ini sebagai seni mencapai sesuatu melalui orang

lain (the art of getting things done through the others). Handoko (1984:8)

menyebutkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organiisasi lainnya

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari beberapa pengertian manajemen diatas dapat didefinisikan bahwa

manajemen adalah seni dan ilmu mengenai perencanaan, pengorganisasian,

pengelolaan dan pengawasan dari sumber daya manusia untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Flipo dalam Handoko (2009), Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

kegiatan-kegiatan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar

tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Sedangkan

menurut A.F. Stoner dalam Handoko (2009), Manajemen Sumber Daya

Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk

memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat


untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi

memerlukannya. Panggabean (2007:15) menyebutkan bahwa sumber daya

manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,

pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis

pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi,

promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang

ditetapkan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang

secara khusus mengelola tentang sumber daya manusia dalam kegiatan

organisasi yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan

pengawasan. Oleh karena itu, sumber daya manusia dalam dunia pendidikan

memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik sebagai upaya

meningkatkan kinerjanya, agar mereka dapat memberikan kontribusi bagi

pencapaian tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Meningkatnya kinerja

sumber daya manusia akan berdampak positif pada kinerja suatu lembaga

dalam menjalankan peranannya.

Dalam Nanang Fattah (2008:1), proses manajemen terlibat fungsi-

fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu:

1. Fungsi perencanaan (planning), antara lain menentukan tujuan atau

kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Ini

dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi,

menentukan kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan,


taktik dan program. Semua itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan

keputusan secara ilmiah.

2. Fungsi pengorganisasian (organizing), meliputi penentuan fungsi,

hubungan dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam

fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab

dan wewenang. Sedangkan strukturnya dapat horizontal dan vertikal.

Semuanya itu memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang

tepat untuk mengimplementasikan rencana.

3. Fungsi pemimpinan atau penggerak (actuating), hal ini juga

menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi

para bawahan, bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial

dengan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama.

4. Fungsi pengawasan (controlling), meliputi penentuan standar, supervisi

dan mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan

keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat

kaitannya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektifitas

manajemen dapat diukur.

Meningkatnya kinerja sumber daya manusia bukanlah sesuatu yang

dapat terjadi dengan sendirinya, namun memerlukan pengelolaan yang

terencana, sistematis dan terarah agar proses pencapaian tujuan organisasi

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa MSDM

merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mengelola sumber daya

manusia guna membentuk tenaga-tenaga yang profesional untuk kepentingan

proses dan hasil pendidikan di suatu lembaga. Hal ini sejalan dengan
pengertian MSDM yang dikemukakan oleh Hasibuan (2012). Manajemen

sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan

tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dalam definisinya Hasibuan

menekankan bahwa MSDM merupakan ilmu dan seni untuk mengatur

sumber daya manusia secara efektif dan efisien dalam suatu organisasi guna

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dalam melakukan kegiatan MSDM tidak hanya bagaimana seseorang

pimpinan mengetahui potensi pegawainya, namun lebih pada bagaimana

seorang pemimpin mendesain sebuah formulasi tertentu dalam

mengaplikasikan para sumber daya pegawai yang ada sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki. Yakni menyangkut desain dan implementasi

sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan,

pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan

ketenagakerjaan yang baik. Desain yang telah dibuat tersebut diharapkan

mampu mengkoordinir keinginan-keinginan para pegawai serta koordinasi

antara pegawai dan pimpinan serta antar pegawai. Melalui skema desain yang

tepat diharapkan mampu meningkatkan kinerja para pegawai secara efektif

dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan manajemen SDM adalah menigkatkan kontribusi produktif

orang-orang yangada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang

bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Departemen SDM


dikatakan penting karena departemen tersebut tidak mengontrol banyak factor

yang membentuk andil SDM misalnya: modal, bahan baku, dan prosedur.

Departemen ini tidak memutuskan masalah strategi atau perlakuan supervisor

terhadap karyawan, meskipun departemen tersebut jelas-jelas memengruhi

kedua-duanya. Manajemen SDM mendorong para manajer dan tiap

karyawannya untuk melaksanakan strategi yang telah diterapkan oleh

perusahaan. Untuk mendukung para pimpinan yang mengoperasikan

departemen-departemen atau unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga

manajemen SDM harus memiliki sasaran, sepperti:

1. Sasaran manajemen sumber daya manusia

a. Sasaran perusahaan

Departmen SDM di ciptakan untuk dapat membantu para

manajer dalam mencapai sasaran perusahaan, dalam hal ini antara

lain: perencanaan SDM, seleksi, pelatihan, pengembangan,

pengangkatan, penempatan, penilaian, hubungan kerja.

b. Sasaran fungsional

Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen

SDM pada level yang cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan,

seperti: pengangkatan, penempatan, dan penilaian.

c. Sasaran sosial

Sasaran sosial ini meliputi: keuntungan perusahaan,

pemenuhan tuntutan hokum, dan hubungan manajemen dengan serikat

pekerja.
d. Sasaran pribadi karyawan

Untuk membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan

pribadi mereka, setidaknya sejauh tujuan-tujuan tersebut dapat

meningkatkan kontribusi individu atas perusahaan.

2. Aktivitas manajemen sumber daya manusia

a. Kunci aktivitas SDM

Kalangan perusahaan kecil sekalipun bisa jadi tidak memiliki

departemen SDM, dan mereka yang memiiki departemen pun,

kemungkinan mengalami kekurangan anggaran dalam jumlah yang

besar dan jumlah staff yang tidak memadai.

b. Tanggung jawab atas aktivitas MSDM

Tanggung jawab atas aktivitas manajemen SDM berada di

pundak masing-masing manajer.

C. Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen SDM timbul sebagai masalah baru pada dasawarsa 1960-

an, sedangkan personel manajemen (manajemen kepegawaian) sudah lahir

pada tahun 1940-an. Antara manajemen SDM dan manajemen kepegawaian

terdapat perbedaan antara ruang lingkup atau objeknya. Manajemen SDM

mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan,

dan perlindungan SDM baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang

berusaha sndiri. Sedangkan personel manajemen mencakup SDM, baik yang

berada dalam organisasi/perusahaan-perusahaan terutama perusahaan modern


yang di kenal dengan sector formal, umumnya pada negara-negara yang

sedang berkembang dengan laju pertumbuhan penduduk masih tinggi.

D. Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Tantangan eksternal

Lingkungan eksternal yang sering di hadapi manajemen sumber

daya manusia mencakup: perubahan tekhnologi, pengaturan pemerintah,

factor sosial budaya, pasar tenaga kerja, factor politik, kondisi

perekonomian, factor geografi, factor demografi, kegiatan mitra, pesaing

2. Tantangan internal

Tantangan internal muncul karena adanya SDm yang mengejar

pertimbangan di antaranya adalah: financial, penjualan, keuangan,

service, produksi, dan lain-lain.

E. Disiplin

Secara etimologis didiplin berasal dari bahasa inggris “disciple” yang

berarti pengikut atau penganut pengajaran, latihan dan sebagainya. Disiplin

merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam

organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati.

Menurut Soegeng Pridjominto dalam Naja (2013:2), mengemukakan disiplin

adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui pproses dari

serangkaian perihal yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

keteraturan dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengan dirinya, maka

sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak

dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya


bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Nilai-nilai kepatuhan telah

menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya.

Sikap dan perilaku yang demikian tercipta melalui proses binaan

keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengenalan dari keteladanan

lingkungannya. Disiplin akan membuat dirinya tahu dan dapat membedakan

hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh

dilakukan, yang sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang

dilarang).

Menurut Sondang (2002:284) “Disiplin adalah suatu bentuk peraturan

pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap

dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela

berusaha bekerja secara teratur dengan para karyawan yang lain serta

meningkatkan prestasi kerjanya. Instansi pemerintah pada umumnya

menginginkan agar para pegawai yang bekerja dapat mematuhi tat tertib atau

peraturan yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya peraturan baik tertulis

maupun tidak tertulis, diharapkan agar para karyawan dapat melaksanakan

sikap disiplin dalam bekerja sehingga produkifitasnya pun meningkat.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

disiplin adalah sikap pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang

telah ditetapkan dimana dia bekerja serta kesadaran dan kesediaan seseorang

menaati semua peraturan dan norma-noorma sosial yang berlaku.


Selanjutnya Moenir (2006:96) mengatakan bahwa “Disiplin kerja

dapat dilihat dari dua yaitu :

1. Disiplin Waktu adalah Jenis disiplin yang sangat mudah dilihat dan

dikontrol baik oleh manajemen yang bersangkutan dengan masyarakat,

contohnya melalui sistem daftar absensi atau sistem apel, pendisiplinan

pegawai atau pekerja yang dapat ditempuh,misalnya mengadakan absensi

2-3 kali sehari, dan apel pagi dan apel waktu terkhir jam kerja atau lain-

lain.

2. Disiplin Kerja Isi pekerja pada dasarnya terdari dari metode pengerjaan,

prosedur kerja, waktu dan junlah unit yang diterapkan dengan mutu yang

telah dibakukan.
Handoko. 2009. Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE UGM.

Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Fattah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Panggabean, M (2010). Berjuang dan mengabdi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen SDM Cet 16. Jakarta: Bumi Aksara.

Moenir, 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Naja. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia: Disiplin Kerja Pegawai.

(online), (http://najasmileforyou.blogspot.co.id/2013/05/manajemen-

sumber-daya-manusia-disilpin.html) diakses 25 Oktober 2016.

Marwanto, Eko. 2014. Ringkasan Sumber Daya Manusia Antara Teori dan

Praktek. (online), (http://www.ekomarwanto.com/2011/10/ringkasan-

manajemen-sumber-daya-manusia.html) diakses 27 Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab V
    Bab V
    Dokumen8 halaman
    Bab V
    Marindo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Marindo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv (Q)
    Bab Iv (Q)
    Dokumen3 halaman
    Bab Iv (Q)
    Marindo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Marindo
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Marindo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Rujukan
    Daftar Rujukan
    Dokumen2 halaman
    Daftar Rujukan
    Marindo
    Belum ada peringkat