Anda di halaman 1dari 24

GEOGRAFI

PERKOTAAN
Slamet R. Bisri
Geografi Perkotaan adalah studi tentang wilayah
perkotaan dalam kaitannya dengan lingkungan
geografis. Pembahaan meliputi sejarah kota,
pertumbuhan dan perkembangannya, fungsi-fungsi di
dalam dan disekitarnya.

GEOGRAFI PERKOTAAN

Wilayah dengan ciri kepadatan


Studi tentang tempat dan
penduduk tinggi dengan daerah
hubungan antara orang-orang
terbangun yang luas dibandingkan
dengan lingkungannya.
dengan wilayah sekitarnya. .
Ruang Lingkup
1. Mengidentifikasi dan menerangkan distribusi kota-kota serta
kesamaan danperbedaan socio-spatial yang ada di dalam dan
diantaranya.

2. Masalah-masalah perkotaan :
Meliputi perumahan yang tidak layak, kemiskinan, kepadatan
lalu lintas, pengangguran, pencemaran lingkungan, masalah
sosial, dan sebagainya .

3. Aspek administrasi, hukum/legal, finansial yang terkait


dengan aspek karakteristik spasial perkotaan.
Pendekatan
• Ada dua pendekatan untuk Geografi
Perkotaan yaitu :
1. Studi sistem kota-kota yang mencakup distribusi
spasial dari kota-kota kecil dan kota-kota yang
lebih besar serta keterkaitan diantara mereka.
2. Studi kota sebagai suatu sistem yaitu tentang
struktur internal dari dalam kota yang terdiri dari
simpul-simpul dan wilayah belakangnya.
PENDAHULUAN

 Definisi Kota
 Klasifikasi Kota
 Elemen Perkotaan.
 Teori dan Konsep Dasar Geografi Perkotaan dan
Perencanaan Kota
 Pentingnya Perencanaan Kota.
PERKOTAAN

 Tata-guna Lahan Perkotaan


 Fenomena dan Karakter Kota dan Berkembangnya Kota.
 Teori Strategi Tata Ruang
 Infrastruktur Wilayah dan Kota.
 Ekonomi Perkotaan.
 Penduduk Kota.
Definisi Kota

 Kota (city): Tempat dimana konsentrasi penduduk lebih


padat dari wilayah sekitarnya karena terjadinya
pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan
kegiatan atau aktivitas penduduknya.
 Kota (city): Pusat permukiman dan kegiatan penduduk
yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang
diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman
yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan
perkotaan (Pemendagri No. 2/1987).
Pengertian kota (city)dilihat dari
berbagai aspek
LINGKUP PENGERTIAN KOTA

Fisik Suatu wilayah dengan wilayah terbangun (buit up area) yang lebih padat dibandingkan
dengan area sekitarnya

Demografis Wilayah dimana terdapat konsentrasi penduduk yang dicerminkan oleh jumlah dan tingkat
kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan di wilayah sekitarnya
k

Sosial Suatu wilayah dimana terdapat kelompok-kelompok sosial


masyarakat yang heterogen (tradisional – modern, formal
informal, maju – terbelakang, dsb)

Geografis Suatu wilayah dengan wilayah terbangun yang lebih padat dibandingkan dengan area sekitarnya

Statistik Suatu wilayah yang secara statistik besaran atau ukuran jumlah penduduknya sesuai dengan
batasan atau ukuran untuk kriteria kota

Ekonomi Suatu wilayah dimana terdapat kegiatan usaha yang sangat beragam dengan dominasi di
sektor non pertanian, seperti perdagangan, perindustrian, pelayanan jasa, perkantoran,
pengangkutan, dll

Administrasi Suatu wilayah yang dibatasi oleh suatu garis batas


kewenangan administrasi pemerintah yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan tertentu
Klasifikasi Kota
 Kota sebagai “node” (kota sebagai bagian dari konstelasi
regional) VS Kota sebagai “area” (kota sebagai ruang
perencanaan)
 Berdasarkan ukuran (jumlah penduduk): 1) Kota Raya
(Metropolitan) : > 1.000.000, 2) Kota Besar: 500.000 –
1.000.000, 3) Kota Sedang : 100.000 – 500.000, 4) Kota
Kecil: < 100.000
 Berdasarkan fungsi (misalnya dalam konteks Indonesia): Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),
Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Setiap negara, bergantung pada
sistem perencaannya masing-masing dapat memiliki klasifikasi
yang berbeda.
 Klasifikasi kota menurut Harris dan Ullman, berdasarkan fungsi:
1) Central places (service centers for local hinterland), 2)
Transportation cities (break-bulk and allied for larger regions),
and 3) Specialized-function cities.
Karakteristik Wilayah Perkotaan
• Ketersediaan prasarana :
• Transportasi
• Air bersih
• Energi
• Telekomunikasi
• Pertumbuhan Penduduk
• Perkotaan > perdesaan
Elemen Perkotaan
 Doxiadis: Alam (nature), Individu manusia (Antropos),
Masyarakat (Society), Ruang kehidupan (Shells), Jaringan
(Network)

 Patrick Geddes: Place, Work, Folk

 Kevin Lynch: The image of the city (1960)  Sifat suatu


obyek fisik yang menyebabkan kemungkinan besar membuat
citra yang kuat pada setiap orang  di dalam kota: path,
edge, district, node, dan landmark.

 Elemen kota yang membentuk kota umumnya adalah: pusat


kegiatan/pelayanan, kawasan fungsional, dan jaringan
(misalnya transportasi)
Doxiadis Patrick Geddes
• Nature • Place
• Antropos • Network
• Society • Folk
• Shells
• Network

Kevin Lynch Kus Hadinoto


• Path • Wisma
• Edge • Marga
• District • Suka
• Node • Penyempurna
• Landmark
BURGESS

Teori
HOMER HOYT Struktur
Perkotaan
Teori
Struktur
Perkotaan
Isolated
Hamlet Village Town City Conurbation
Place

Lewis Mumford

Eopolis Polis Metropolis Megapolis Tryanopolis Nekropolis

Griffith Taylor

Infantile Juvenile Mature Senile


PERENCANAAN DAN
PEREMAJAAN KOTA
 Teori Perencanaan
 Teori Lokasi dan Pola Keruangan
 Sistem Perumahan
 Perencanaan Transportasi
 Aspek Kebencanaan dalam Perencanaan
 Perencanaan Partisipatif
 Perencanaan dan Politik
 Esensi dan Pemanfaatan Peremajaan Kota
 Pengembangan Kawasan Pesisir
PENGELOLAAN KOTA

 Pengelolaan Infrastruktur dan Transportasi


 Pengembangan Komunitas Perkotaan
 Isu Kesehatan dan Lingkungan Perkotaan
 Masa Depan Perkotaan
 Kota-kota di Dunia
 Kota di Negara Berkembang
 Kota di Negara Maju
 Ciri Khas Kota-kota: Eropa, Amerika, Asia, Afrika,
Australia.
Penerapan Geografi pada
Pembangunan Perkotaan
• Geografi membuatpembangunan kota lebih
terorganisir
• Geografi dapat mengorganisir manajemen
sumberdaya.
• Geografi memungkinkan pemecahan masalah
perkotaan lebih mudah.
• Geografi mempunyai fungsi menjaga
kestabilan sosial dalam perencanaan.
Perencanaan Transportasi
 “Transportasi adalah perpindahan seseorang atau barang dari
suatu tempat ke tempat lain” Robinson (1978).
• Aspek-aspek transportasi : moda, jaringan dan system,
 Kota – kota dunia dengan kualitas hidup yang baik, pada
umumnya menerapkan konsep transit-oriented development
(TOD)  konsep dimana sistem transportasi merupakan
tulang punggung utama pembentuk struktur kota. Pada
konsep ini simpul transportasi terintegrasi dengan pusat –
pusat aktivitias serta konektivitas antar moda diprioritaskan.
Sebagai dampak langsungnya, masyarakat pada umumnya
dapat mengandalkan penggunaan moda transportasi publik
dibandingkan milik sendiri sehingga dapat mengatasi
kemacetan.
Kebencanaan dalam Perencanaan Kota
 Aspek kebencanaan merupakan termasuk aspek yang dipertimbangkan
dalam perencanaan kontemporer.
 Aspek kebencaan dalam perencanaan dapat dilakukan dengan memahami
bahwa proses dan produk perencanaan dipengaruhi dan mempengaruhi
risiko bencana yang dihadapi oleh suatu wilayah/kota.
 Secara umum, para ahli bersepakat bahwa Risiko bencana (R) merupakan
fungsi dari Bahaya (H), Kerentanan (V), dan Kapasitas (C)  R = (H x V) /
C  Dengan demikian, perencanaan dapat berperan untuk mengurangi
kerentanan ataupun meningkatkan kapasitas terhadap kejadian bencana.
Dalam hal ini, perspektif yang perlu dibangun ialah perencanaan sebagai
cara pengurangan risiko bencana (mitigasi bencana).
 Perencanaan sendiri dapat berperan di dalam menentukan item mitigasi
bencana struktural (misalnya pembangunan bangunan evakuasi tsunami,
banjir kanal, dll) maupun mitigasi non-struktural (misal: pendidikan
kebencanaan, penguatan komunitas, dll).
Perencanaan Partisipatif
 Argumen terhadap kemunculan perencanaan
partisipatif

o Dalam konteks Indonesia bahwa perencanaan top-down


telah gagal dalam mengantarkan pembangunan yang
berkelanjutan sehingga perlu diganti dengan perencanaan
yang berasal dari bawah (bottom-up) (Adisasmita, 2006).
o Perencanaan top-down dan pengaturan keseimbangan
antara peran pemerintah dan pasar telah gagal dalam
mengantarkan layanan kebutuhan bagi masyarakat, gagal
mengetengahkan kehidupan yang berkelanjutan dari
dimensi lingkungan dan sosial (Ife dan Tesoriero, 2006).
Perencanaan Partisipatif (lanjutan)
 Urgensi perencanaan partisipatif (Conyers, 1991)
o partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan,
dan sikap masyarakat setempat yang tanpa
kehadirannya program pembangunan akan menemui
kegagalan.
o masyarakat akan lebih mempercayai kegiatan atau
program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam
proses persiapan dan perencanaannya – hal ini
berkaitan dengan pengetahuan detail program
pembangunan dan keberadaan rasa memiliki
o Partisipasi merupakan manifestasi hak demokrasi
masyarakat dalam proses pembangunan.
Perencanaan Partisipatif (lanjutan)
 Partisipasi adalah keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat
dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan
pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang
dikerjakan masyarakat lokal (Adisasmita, 2006:38).

 Osborne (2005) menguraikan karakteristik perencanaan partisipatif


sebagai berikut: a) setiap warga memiliki suara dalam pembuatan
keputusan, b) dilakukan dalam konteks tunduk pada peraturan
hukum, c) adanya keterbukaan, d) ketanggapan terhadap suara dan
potensi masyarakat, e) berorientasi pada kesepakatan bersama, f)
dilakukan dan diimplementasikan secara bertanggungjawab, g)
mengedepankan keadlian, dan h) dilakukansecara efektif dan
efisien.

Anda mungkin juga menyukai