oe
%)/
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
NOMOR 28 TAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN PENYELESAIAN DOKUMEN HAJI REGULER BERBASIS E-VISA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH,
Menimbang :
Mengingat
Menetapkan
KESATU,
KEDUA
bahwa dalam rangka penyelesaian Dokumen Haji Reguler
Berbasis £-Visa, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal tentang Pedoman Pengurusan Dokumen
Perjalanan Ibadah Haji;
1.Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 75;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6338);
2. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler;
3.Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2015 Nomor 168);
4.Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PEDOMAN
PENYELESAIAN DOKUMEN HAJI REGULER BERBASIS £-VISA
Menetapkan Pedoman Penyelesaian Dokumen Haji Reguler
Berbasis E-Visa sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
Pedoman Penyelesaian Dokumen Perjalanan Ibadah Haji
merunakan a
jan hagi sehimah nnit/eatuan beria nadaKETIGA
KEEMPAT
-2-
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama
dalam mengurus Dokumen Perjalanan Ibadah Haji.
Dengan ditetapkannya Keputusan ini, Keputusan Direktur
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 482
Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Dokumen
Perjalanan Ibadah Haji dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15Januari 2021
# PLT. DIREKTUR JENDERAL
PEXVYELENGGARAAN HAJI DAN, omnes?LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
NOMOR 28 TAHUN 2021
TENTANG
PEDOMAN PENYELESAIAN DOKUMEN HAJI REGULER BERBASIS E-VISA
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai ketentuan dalam pasal 31 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah,
Pemerintah bertanggung jawab terhadap pelayanan dokumen
perjalanan Ibadah Haji, dan dalam pelaksanaannya Menteri
berkoordinasi dengan instansi terkait.
Sejak tahun 2019, Pemerintah Arab Saudi memberlakukan sistem
E-Visa untuk jemaah haji reguler, kebijakan ini dijawab oleh Direktorat
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia khususnya di bidang pengurusan dokumen Jemaah
Haji dengan mengedepankan percepatan dan pelayanan yang berbasis
pada konsep birokrasi teknologi. Kementerian Agama kini telah
melahirkan inovasi baru dalam upaya mengoptimalkan pelayanan yakni
mengeluarkan kebijakan pengurusan dokumen Jemaah Haji yang dapat
dilakukan di setiap Provinsi. Kebijakan ini dibuat sebagai bentuk
kedekatan pihak penyelenggara Ibadah Haji dengan calon Jemaah Haji
yang juga berdampak pada efisiensi waktu dan jarak. Dengan kebijakan
E-Visa ini penyelesaian dokumen Jemaah Haji menjadi lebih singkat.
Paspor dan dokumen Jemaah Haji yang ada di Bidang PHU Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi tidak lagi dibawa ke Jakarta.
Semua dokumen termasuk paspor cukup dipindai (scanning) dan di
input ke dalam aplikasi yang terintegrasi dengan Subdit Dokumen
untuk selanjutnya diproses sampai mendapatan visa.
Jemaah Haji diberikan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI)
berupa paspor biasa yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi di seluruh
Indonesia, sehingga diperoleh jaminan perlindungan, kenyamanan dan
keamanan bagi pemegangnya selama melakukan perjalanan ke tanah
suci. Proses penerbitan/pembuatan paspor bagi Jemaah Haji dilakukan
mandiri oleh Jemaah Haii dan/atau melalui koordinasi antara-4-
Umrah dan Kementerian Hukum dan HAM cq Direktorat Jenderal
Imigrasi. Setelah paspor diterbitkan selanjutnya identitas Jemaah Haji
pada paspor diintegrasikan dengan data pendaftaran Jemaah Haji.
Selain paspor, Jemaah Haji juga diberikan gelang identitas
Jemaah Haji yang berfungsi sebagai identitas tambahan Jemaah Haji.
Pedoman Penyelesaian Dokumen Haji Reguler Berbasis E-Visa ini,
menjelaskan mekanisme proses penyelesaian dokumen_ perjalanan
Tbadah Haji mulai dari penyelesaian dokumen baik di tingkat Kantor
Kementerian Agama Kab/Kota, Kanwil Kementerian Agama Provinsi
maupun Pusat, serta proses Pemvisaan. Diharapkan pedoman ini
dapat memberikan pengetahuan bagi para petugas penyclesaian
dokumen baik di tingkat pusat maupun daerah, sehinggga proses
penyelesaian dokumen perjalanan Ibadah Haji dapat berjalan dengan
lancar dan selesai tepat waktu, serta Jemaah Haji bisa seluruhnya
diberangkatkan ke tanah suci.
Maksud dan Tujuan:
Maksud : Pedoman Penyelesaian Dokumen Haji Reguler Berbasis E-
Visa pada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah dimaksudkan sebagai acuan dan panduan bagi
petugas pelaksana pada tingkat Pusat dan Daerah yang
bertanggung jawab dan berwenang dalam penyelesaian
dokumen Perjalanan Ibadah Haji;
‘Tujuan: Pedoman Penyelesaian Dokumen Haji Reguler Berbasis E-
Visa bertujuan untuk menciptakan tertib administrasi dan
keselarasan dalam Penyelesaian Dokumen Perjalanan
Ibadah Haji.
Sasaran
Sasaran Pedoman Penyelesaian Dokumen Haji Reguler Berbasis E-Visa
pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah adalah:
1. Keseragaman pola kerjadalam penyelesaian Dokumen Haji
Reguler Berbasis £-Visa;
2. Kemudahan dan kelancaran dalam penyelesaian Dokumen Haji
Reguler Berbasis E-Visa;
3. Keterpaduan dalam prosedur penyelesaian Dokumen Haji RegulerRuang Lingkup
Pedoman Penyelesaian Dokumen Haji Reguler Berbasis E-Visa
pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah meliputi
pengurusan paspor Jemaah Haji, mekanisme penyelesaian dokumen
perjalanan Ibadah Haji pada Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi,
Direktorat Bina Haji, Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri,
Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, dan pengamanan identitas
Jemaah Haji.
Pengertian Umum
Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan
1. Jemaah Haji adalah warga negara yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan;
2. Jemaah Haji Reguler adalah Jemaah Haji yang menjalankan Ibadah
Haji yang diselenggarakan oleh Menteri
3. Dokumen Perjalanan Ibadah Haji meliputi: Paspor, Visa dan
Dokumen lainnya;
4. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu yang selanjutnya disebut
SISKOHAT adalah sistem pengelolaan data dan_ informasi
penyelenggaraan Ibadah Haji secara terpadu;
Biaya Perjalanan Ibadah Haji yang selanjutnya disebut Bipih adalah
sejumlah uang yang harus dibayar oleh warga negara yang akan
menunaikan Ibadah Haji;
6. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji yang selanjutnya disebut BPIH
adalah sejumlah dana yang digunakan untuk operasional
Penyelenggaraan Ibadah Haji;
7. Visa Haji adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemerintah
Kerajaan Arab Saudi yang memuat persetujuan untuk masuk dan
melakukan perjalanan (Ibadah Haji) ke wilayah Kerajaan Arab Saudi
BAB I
PENGURUSAN PASPOR JEMAAH HAJI
Pengurusan Paspor Jemaah Haji dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:maupun mandiri;
. Jemaah Haji yang mengurus penerbitan/pembuatan paspor secara
kolektif menyerahkan persyaratan dokumen ke Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Jemaah Haji yang mengurus penerbitan/pembuatan paspor secara
mandiri tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku;
Pembiayaan pengurusan penerbitan paspor secara kolektif maupun
mandiri tidak dibebankan kepada anggaran operasional Kantor
Kementerian Agama, namun secara mandiri oleh calon Jemaah Haji;
Pencantuman nama Jemaah Haji pada formulir Permohonan
Dokumen Imigrasi (PERDIM) paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) kata.
Apabila kurang 3 (tiga) kata maka ditambahkan dengan nama
ayah dan/atau nama kakek;
Jemaah Haji yang berdomisili di wilayah yang jarak tempubnya jauh
dari Kantor Imigrasi dapat diberikan pelayanan Mobile Unit/Easy
Paspor, pembuatan/penerbitan paspor sesuai dengan ketersediaan
peralatan yang ada.
BAB III
MEKANISME PENYELESAIAN DOKUMEN PERJALANAN IBADAH HAJI
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
Penyelesaian dokumen perjalanan Ibadah Haji pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebagai berikut
1
@
Menyiapkan data dan berkas Jemaah yang akan menunaikan Ibadah
Haji tahun berjalan;
Memverifikasi data Jemaah Haji, apabila terdapat ketidak sesuaian
data yang tidak mengubah makna identitas yang bersangkutan, maka
dilakukan perbaikan data jemaah sesuai aturan/ketentuan yang
berlaku;
Melakukan koordinasi dengan Kantor Imigrasi;
Membuat surat pengantar pembuatan/penerbitan paspor Jemaah
Haji (bagi calon Jemaah Haji yang belum memiliki/telah habis masa
berlakunya paspor);
Mengambil dan menerima paspor Jemaah Haji yang sudah
diterbitkan oleh Kantor Imiegrasi:6.
7.
-7-
Memverifikasi data paspor dengan dokumen lainnya;
Mengirimkan data paspor dan dokumen lainnya secara digital
maupun fisik ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Penyelesaian dokumen perjalanan Ibadah Haji pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi sebagai berikut:
1.
2.
3.
Melakukan koordinasi dengan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM;
Membentuk tim Penyelesaian Dokumen Haji Reguler Berbasis E-Visa;
Mendata dan memverifikasi paspor Jemaah Haji dari Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota antara paspor dengan
dokumen lainnya;
Apabila terdapat ketidaksesuaian data yang signifikan pada identitas
yang bersangkutan (Nama, Tempat Tanggal Lahir serta tanggal masa
berlaku paspor) maka akan dikembalikan lagi ke Kantor Kementerian
Agama Kab/Kota beserta dokumen lainnya;
Melakukan proses pemindaian paspor dengan menggunakan alat
MRTD (machine readable travel document) melalui aplikasi SISKOHAT;
Mengunduh E-Visa calon Jemaah Haji melalui aplikasi SISKOHAT;
Mencetak E-Visa calon Jemaah Haji kemudian menyatukan dengan
paspor calon Jemaah Haji sesuai dengan identitas calon Jemaah Haji;
Mengelompokkan paspor sesuai dengan kloter dan membawa ke
asrama haji untuk diberikan kepada calon Jemaah Haji;
Direktorat Bina Haji
Penyelesaian dokumen petugas haji pada Direktorat Bina Haji sebagai
berikut
1
Melakukan koordinasi dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi, Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dan instansi
terkait;
Melakukan proses pemindaian paspor dengan menggunakan MRTD
(machine readable travel document) melalui aplikasi SISKOHAT;
Mengunduh E-Visa petugas haji melalui aplikasi SISKOHAT;
Mencetak E-Visa petugas haji kemudian menyatukan dengan paspor
petugas haji sesuai dengan identitas petugas hajDirektorat Pelayanan Haji Dalam Negeri.
Paspor yang sudah dipindai akan tersimpan di database server secara
otomatis dan akan tersusun di sistem berdasarkan wilayah provinsi
sesuai dengan pramanifest kloter. Pada tahap ini seluruh data yang telah
tersimpan dalam server dapat langsung diakses petugas Subdit
Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler untuk dilakukan tahapan
selanjutnya yaitu Penyclesaian Dokumen Haji Reguler Berbasis E-Visa
pada Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri sebagai berikut :
1.
Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal _Imigrasi
Kementerian Hukum dan HAM dan instansi lainnya;
Melakukan Monitoring dan Memverifikasi data paspor Jemaah Haji
dan dokumen lainnya;
Melakukan request E-Visa melalui website Kementerian Haji dan
Umrah Arab Saudi (MoHajj) untuk Jemaah Haji reguler dan petugas
haji;
Melakukan grouping pada portal MoHajj setelah berkoordinasi dengan
petugas Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah;
. Melakukan proses penerbitan E-Visa melalui website Kementerian
Luar Negeri Arab Saudi (MoFA) untuk Jemaah Haji reguler dan
petugas haji;
Mengunduh £-Visa calon Jemaah Haji Reguler dan petugas haji dari
portal MoHajj;
Mengunggah E-Visa calon Jemaah Haji dan petugas haji ke dalam
aplikasi SISKOHAT;
BABIV
PENGAMANAN-DATA
JEMAAH HAJI
Pengamanan Identitas Jemaah Haji dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1
Pengamanan identitas Jemaah Haji dilakukan sejak pendaftaran
dengan melakukan pemindaian pasfoto dan lembar bukti setoran
awal Bipih;-9-
dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum kloter
pertama diberangkatkan.
BABV
KETENTUAN LAIN - LAIN
1. Waktu mulai dan berakhimnya proses pemvisaan haji reguler
menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi;
2. Masa berlaku Visa Haji sampai dengan tanggal 15 Muharram.
Plt. DIREKTUR JENDERAL
NYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH