DDD DDDD DDDD DDDD 55555555
DDD DDDD DDDD DDDD 55555555
PENDAHULUAN
I. UMUM
Kelapa sawit (Elaeis guenensis Jacq.) merupakan komoditi sektor non migas yang pada
saat sekarang ini diandalkan dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. Komoditas
ini memiliki peranan cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan
yang cukup cerah. Kelapa sawit sangat berperan penting terhadap perekonomian masyarakat
Indonesia.
Gulma merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh hampir dimana saja, namun
keberadaannya sangat tidak diinginkan di areal ertanaman. Pada tanaman kelapa sawit gulma
akan bersaing dalam mendapatkan unsur hara, sehingga mengganggu pertumbuhan dan
produksi, dan sangat merugikan bagi pemilik kebun apabila tidak dikendalikan. Jenis gulma
yang berada pada kebun PTPN II di daerah Batang Serangan termasuk sangat sulit
dikendalikan, hal ini sudah dilakukan dengan cara fisik maupun dengan cara kimiawi dengan
menggunakan Herbisida. Jenis gulma yang tumbuh disini adalah jenis Lompongan/Lompong
Babi(Syngonium Sp.) yang selama ini sangat sulit dikendalikan. Gulma ini batangnya panjang
dan setiap buku (ruas) tumbuh akar yang dapat dipergunakan untuk merambat di batang sawit
dan menjalar diatas permukaan tanah. Apabila batangnya dipatahkan batang yang tertinggal
masih dapat hidup seperti biasa. Dengan demikian cara mengendalikannya harus tuntas
sampai ke akar-akarnya dan untuk hal ini perlu diadakan uji coba Herbisida untuk
pengendaliannya.
II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui efikasi dan efisiensi penyemrotan Vicente 865 SL
(2,4Dimeti Amina 865 g/l) dan Zook 20 WP (Metil Metsulforon 20 %) + penembus
(Klopp) dalam mengendalikan dan menekan pertumbuhan gulma lompongan/lompong
babi di tanaman sawit Perkebunan TM.
III. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN UJI COBA
Demplot dilaksanakan di kebun tanaman sawit PTPN II Medan:
1. Lokasi percobaan : Batang Serangan Sumatra Utara
2. Tanggal Percobaan : 3 Nopember 2023
3. Luas petak percobaan : 9 m x 27 m = 243 m²
2
1. Zook 20 WP
2. 2,5 gram per tangki
5 gram per tangki
2. Klopp (penembus)
5 ml per tangki
Ulangan I
Perlakuan b. - I
Perlakuan d. - I
Perlakuan a. - I
Perlakuan c. - I
Perlakuan e. - I
Perlakuan f. - I
3
Ulangan II
Perlakuan b. - II
Perlakuan d. - II
Perlakuan a. - II
Perlakuan c. - II
Perlakuan e. - II
Perlakuan f. - II
Ulangan III
Perlakuan b. - III
Perlakuan d. - III
Perlakuan a. - III
Perlakuan c. - III
Perlakuan e. - III
Perlakuan f. - III
1. Pengamatan dilakukan pada 1 MSA, 2 MSA, 3 MSA, 4 MSA, 8 MSA dan 12 MSA
(Minggu Setelah Aplikasi)
2. Pengamatan tingkat kecepatan dan kematian gulma : pada 1 - 4 MSA
3. Pengamatan pertumbuhan gulma berikutnya (Regrowth): pada 8 MSA & 12 MSA
4. Pengamatan dilakukan secara visual dengan mempertimbangkan kondisi gulma
dan persentase tingkat kematian, sebagai berikut :
5. Foto kondisi gulma pada masing-masing plot percobaan (diberi kode/nama sesuai
Skema ujicoba)
Percobaan dilaksanakan secara bersama-sama oleh PT. Indohoechst bersama dengan Bapak
Firman, Asisten Afdeling, beberapa mandor dan disaksikan Asisten Kepala beserta seluruh
team penyemprot yang dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2023. Dengan Target Gulma
lompongan/lompong Babi sebagai berikut :
Kematian Gulma
Pengamatan ke satu yaitu 1 (satu) Minggu Setelah Aplikasi
Pada pengamatan kedua ini konsentrasi Vicente 30 ml, 40 ml, 50 ml + Zook 2,5 g + 5 ml
Klopp. Kematian terlihat baru sekitar 40% (kuning kehijauan), hal ini terjadi hampir pada
semua perlakuan baik di Ulangan I, II, dan III.
Pada pengamatan ketiga ini konsentrasi Vicente 30 ml, 40 ml, 50 ml + Zook 2,5 g + 5 ml
Klopp. Kematian terlihat baru sekitar 50% sudah mati dan 50 % masih daunnya masih hijau,
hal ini terjadi hampir pada semua perlakuan baik di Ulangan I, II, dan III.
menujukkan kematian tertinggi yang mencapai 90% kematiannya, hal ini juga terjadi pada
semua perlakuan baik di Ulangan I, II, dan III.
Dengan melihat hasil uji coba di atas dengan hasil kurang begitu maksimal dikarenakan
ketebalan gulma yang belum bisa terjangkau sampai daun-daun level di bawahnya pada saat
penyemprotan, maka diperlukan penyemprotan ulang pada 4 MSA dan 8 MSA serta
pengamatan ulang pada 8 MSA dan 12 MSA.
1. Kesimpulan
Dari hasil uji coba yang telah kami lakukan di atas dapat disimpulkan:
a. Kematian gulma Lompongan/Lompong Babi (Syngonium Sp.) dari pengamatan 1 MSA
sampai akhir percobaan 4 MSA pada kombinasi perlakuan konsentrasi Vicente 30 ml +
Zook 5 g + Klopp 5 ml menunjukkan bahwa kematian gulma mencapai 80% karena
akan dilanjutkan penyemprotan yang sama pada 4 MSA dan 8 MSA.
b. Gulma Lompongan/Lompong Babi (Syngonium Sp.) di lahan sawit ini memiliki
susunan daun bertingkat-tingkat, sehingga pada saat dilakukan penyemprotan daun-
daun dibawahnya ada yang tidak kena semprot dan kelihatan sebagian masih hijau.
2. Saran
a. Konsentrasi Vicente 50 ml + Zook 5 g + Klopp 5 ml dapat digunakan untuk menekan
pertumbuhan Gulma Lompongan/Lompong Babi
b. Melakukan penyemprotan ulang pada pengamatan 4 MSA dan 8 MSA, sesuai
perlakuan yang telah diuji cobakan di lahan tersebut.
12
Disusun Oleh,
Suparman
Marketing Executive, PT. Indohoechst Indonesia
Menyetujui,