Anda di halaman 1dari 193
EE ——————— ——— ee ae —_ i ==. | - a8, Strupts f | wof. Ey iti. < W, vam der Veen i /eemargenc ‘i KER. : 7] mo . : = A & UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987 . Tentang Hak Cipta pasal 44 (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dar/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (imapuluh juta rupiah). - JEMDATAN ooo Oleh : Ir. H. J. STRUYK Cu. + PROE IR. K.H.C.W. VAN DER VEEN C.. berisi 752 buah gambar dan foto - Diindonesiakan oleh : SOEMARGONO Cetakan Keempat / PT PRADNYA PARAMITA JAKARTA ———— Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam ‘lerbitan (KDT) STRUYK, H. J. Jembatan / oleh LJ. Struyk dan K.H.C.W. van der Veen; bahasa Indonesia oleh Soemargono. -- Cet. 4-- Jakarta : Pradnya Paramita, 1995, xiv, 271 him,; 23 cm. ISBN 979-408-239-2 LJembatan I. Judul. II. Veen, K. H. C. W van der IIL. Sumargono 624.2. JEMBATAN 355-338 /ep 1.199 Oleh : Ir HJ. Struyk Prof. Ir. K.H.C.W. van der Veen Diindonesiakan oleh: Soemargono © Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang Diterbitkan oleh; PT. Pradnya Paramita Jalan Bunga 8—8A Jakarta 13140 ‘Anggota IKAP] Cetakan Kedua tahun 1984 Cetakan Ketiga —: tahun 1990 Cetakan Keempat —; tahun 1995 Dicetak oleh PT. Sapdodadi Gambar sampul —_: Jembatan Kapuas Foto dokumentasi Ditjen Bina Marga Dep. RU. ILMU BANGUNAN JALAN DAN AIR ini terdiri dari pada jilid-jilid: JIMID I: Mekanika tanah — Pekerjaan tanali - Fundamen-fundamen Pengeringan — Ambarau-ambarau — Tembok-tembok pembalik. Olch PJ. COLIJN, bekas guru pada Middelb, ‘Techn. School di Utrecht, dan Ir, J. POTMA cai, insinyur kepala pada Gemeentelijk Bouw-en Woningtoezicht di Amsterdam. JILID II: Pintu-pintu air — Saluran-saluran air — Pelabuhan-pelabuhan. Oleh Ir. J.A. POSTEMA c.i., guru pada Middelb. Techn. School di Haarlem, Ir. M.F.A. SCHIPHORST ci, insinyur panasehat, guru pada Middelb. Techn. School di Groningen dan Ir. W. VAN DER SCHRIER c.i., guru pada Middelb. Yechn, School dalam ilmu Bangunan-bangunan (Emu bangunan Jalan dan Air) di Amsterdam, JILID IMI; Sungai-sungai — Konstruksi Rijshout — Tambak-tambak — Bukit pasir dan Pantai-pantai — Perairan — Tanah-tanah tambak dan Pengeringan- pengeringan. Oleh Ir. H.E. BOER ci., dan J.A. KIELMAN, ahli banganan air, guru-guru pada Middelbare Techn. School di Leeuwarden. JULID IV: Jembatan-jembatan. Oleh Ir. HJ. STRUYK cii., bekas insinyur pada H.1J.S.M., guru pada Middelb. ‘Yechn. School di Haarlem, dan Prof. Ir. K.H. C.W. VAN DER VEEN ci, insinyur kepala pada Nederlandse Spoorwegen di Rotterdam, guru besar luar biasa di Delft. . JILID V: Jalan-jalan dan Jalan-jalan kereta api. : Oleh Ir. W.F. ZIECK c.i., bekas insinyur pada B.O.W. di Indonesia, guru pada Middelb. Techn. School di Groningen, dan Ir. J.A. POSTEMA c.i., bekas in- sinyur pada Staatsspoorwegen in Indonesia, guru pada Middelb. Techn. School di Haarlem. KATA PENDAHULUAN PADA NASKAH ASLI Perihal “Jembatan-Jembatan” adalah sedemikian luasnya hingga batas-batas ng terpaksa ditentukan untuk jilid ini, hanya dapat dibicarakan dengan agak rbatas, Banyak hal dan macam jembatan karenanya tidak dapat dibicarakan, oleh ena, menurut pendapat kami, semua itu tidak termasuk dalam rangka buku is jembatan-jembatan lengkung dan jembatan-jembatan Langerse hanya dibi- rakan dengan secara singkat saja. Pada waktu menulis selalu kami bertujuan bahwa buku ini terutama harus erupakan suatu penuntun bagi pelajaran dalam ilmu jembatan pada Sekolah >knik Menengah, Perkataan-perkataan yang diucapkan oleh guru dan latihan-latihan dikamar- mbar harus dapat memperdalam pengetahuan tentang konstruksi dari bagian- gian yang dasar-dasarnya dibicarakan dalam buku ini. Dan keduanya telah diusahakan sedapat mungkin supaya dengan jalan ini pada mereka, yang bekerja pada biro-konstruksi, dapat diberikan pedoman ng baik. . Walaupun jembatan berdinding penuh yang dikeling lambat laun terdesak eh yang dilas, yang tersebut pertama itu tetap masih dipergunakan, dan oleh bab itu perihal konstruksi maupun perhitungan di sini dibicarakan dengan njang lebar. Dalam membicarakan tentang bentuk dan perhitungan dari sesuatu pe- ksanaan yang dilas dengan demikian dapat diunjukkan kepada pandangan- indangan ini. Untuk cara pelaksanaan yang modern, disertai banyak gambar-gambar se- gai penjelasan, kami telah banyak mempergunakan keterangan-keterangan ing diterima dari berbagai fihak. N.V. De Technische Uitgeverij H. STAM BERITA PENERBIT pada cetakan ke-4 sngingat masih banyaknya permintaan akan buku JEMBATAN terbitan N.V. : Technische Uitgeverij H. STAM ini, yang kini menjadi PT PRADNYA RAMITA, maka buku tersebut kami cetak kembali sebagai cetakan keempat mi percaya bahwa penerbitan isi akan bermanfaat bagi para pemakamya. carta, Oktober 1995 Pradnya Paramita UKURAN-UKURAN, TANDA-TANDA DAN SINGKATAN-SINGKATAN 1)i dalam gambar sedapat mungkin dituruti peraturan-peraturan dari lem- baran-lembaran normal N 46, N 47, N 115, N 117 dan N 616. __lingkatan-tingkatan selalu diunjukkan dengan meter, ukuran baja dalam mi- limeter, laintain ukuran dalam meter atau dalam centimeter. ~ berarti: kira-kira/lebih kurang, T-B.__berarti: Tingkatan bendung = »; keiraekiraflebih kurang AP-T. : Air pasang topan. sama dengan. V.O.E.B. » : Peraturan/untuk renca- a » : garistengah atau dia- na pembuatan jembat- meter. an-jembatan yang dilas » : sampai dengan. V.O.S.B. » : Peraturan-peraturan un TA.B.R. » : tepi atas dari batang tuk rencana pembuat- rel, an jembatan-jembatan D.P. » + Delflands Peil. (besi). TAT. » : Tinggi air tertinggi V.V.E.B. » : Peraturan untuk pene dik yang diketahui. buatan jembatan yang AT. » + Airtinggi. dilas. TS. » + Tingkatan saluran-air. V.V.S.B. » : Peraturan untuk pem- T.AR. » : Tinggi air terrendah buatan jembatan baja dik. yang diketahui. (besi). AR. » + Airrendah NAP.» : Tingkatan Amsterdam yang diperbaharui atau tingkatan normal, Bab 1, Ikhtisar unum 1.01, Macam jembatan ?. 1.02. Bentuk utama dari konstruksi-kon: 1,03. Pembagian menurut bangunan atas A. JEMBATAN-JEMBATAN TETAP Bab 2. Jembatan-jembatan kayu 2.01. Bahan . . Bangunan atas . Bangunan bawah 2.04. Perhitungan kekuatan Contoh 2.05. Kayu pelana. Balok-balok penjemuk 2.06. Pekerjaan loncat . 2.07. Perincian ...... 2.08, Cara pelaksanaan luar biasa ... Bab 3. Pangkal-pangkal jembatan dan pancang 3.01. Peringatan umum 3.02. Berbagai macam pangkal jembatan . 3.03, Pancang-pancang Bab 4, Jembatan-jembatan pelatbaja yang dikeling 4.01 Bentuk dan pelaksanaan . . 4.02. Penentuan bebot A.Jembatan-jembatan kelingan memakai lantai kendaraan berke- dudukan rendab 4.03 Gelagar induk ....... 060. e eee e cece eterna 4.04. Sambungan dari pemikul memanjang dengan pemikul Tintang ; 4.05. Pemasangan pemikul lintang pada gelagar induk . 4.06. Pelaksanaan dan penguatan pemikul lintang . . 4.07. Pemasangan jalan rel di atas jembatan kereta- api 4.08. Penempatan onderdil berhubungan dengan tinggi konstruksi dan pemeliharaan ... 2.26... 0. 0s cece eee e cnet eee eeees 4.09, Contoh-contoh konstruksi dari sebuah jembatan pelat baja ber- dinding pejal dalam pelaksanaan kelingan .............-00008 B, Jembatan yang dikeling dengan memakai lantai kendaraan ber- kedudukan tinggi- 4.10. Bentuk dan Pelaksanaan 4.11. Penegaran lintang dan sambungan memanjang . SAR EST BUKU Mal, Aue 5. 01. 02. 03. 04, 05. . Geladak jalan ......... 0. eee eee . Pembuangan air dari geladak j jembatan . Jalan kecil dan jalan untuk kereta angin . . Sambungan antara jembatan ¢ dan jalan . Konstruksi lantai istimewa . . Keterangan-keterangan ............ . Penampang tengah dari gelagar induk . . Menghitung gelagar induk ....... Menghitung pemikul memanjang . . Menghitung pemikul lintang . . . Sambungan dari pemikul memanjang pada pemikul lintang . - Sambungan dari pemikul lintang dengan gelagar induk . Pelenturan gelagar induk .. . Menghitung nasabah angin . . Penumpuan .......... . Pemeriksaan kekuatan dari pemikul lintang ujung - Perhitungan pada pelaksanaan kelingan. Keterangan-1 keterangin - Penampang tengah dari gelagar induk . Penentuan panjang pelat-] Pelat Pinggir dari gelagar induk . Las-las pada gelagar induk . Lenturan gelagar induk . . Menghitung pemikul memanjang : . Cara menghitung pemikul lintang . . Sambungan dari pemikul memanjang pada pemikul lintang Konstruksi lantai Bentuk Umum .. Geladak jembatan kayu Lantai kendaraan diatas balok balok Zores Lantai kendaraan yang terletak di atas pelat-pelat baja Lantai beton, langsung terletak di atas pemikul memanjang dan pemikul-pemikul lintang........... : . Jembatan-jembatan dari pelat yang dilas listrik . Pandangan Umum . - Gelagar Ini . Penegaran . . Sambungan dari pemikul memanjang kepada pemikul lintang . . Sambungan dari pemikul lintang pada gelagar induk .......... . Perhitungan kekuatan dari suatu jembatan pelatbaja yang dilas dan berikut dari beberapa bagian penting dari jembatan pelatbaja dalam pelaksanaan kelingan > 8, Jembatan-jembatan gelagar kembar 01. Susunan .. 0... eee eee cece eee e eee e eens 8.02. 8.03. Bab 9. ‘Yumpuan Menghitung kekuatan . Jembatan-jembatan gelagar rangka A Pemandangan umum 9.01 9.02. 9.03. 9.04. 9.05. Pendahuluan. Susunan Beban-beban.......... Jalannya menghitung kekuatan .. : Peraturan-peraturan untuk menentukan penampang penampang. dari batang-batang i Perhitungan batang-batang tekan . B. Gelagar-gelagar induk 9.06, 9.07. 9.08. 9.09. este 9.11. 9,12, 9.13. 9.14. 9.15. 9.16. 9.17. 9.18, 9.19. Bentuk, Panjang batang...... aso esse ene ceces cess seen eens ‘Penampang-penampang batang pinggir pada gelagar-gelagar dengan dinding tunggal .......-..ccsesetececeeeceeteeneeeees Benampang-penampang ‘batang dinding pada gelagar-gelagar dengan dinding tunggal ae titik buhul pada pinggir lurus . Konstruksi titik buhul pada tempat tekukan di pinggir Perhitungan jumlah paku yang diperlukan pada pelat buhul. Contoh-tontoh .... 2.2.0.6. cece eee eee center eteee Pemeriksaan kekuatan dari pelat-pelat buhul. Hubungan dari batang pada pelat-pelat buhul .... Pelaksanaan dari titik buhul ujung Sambungan-sambungan C. Nasabab lintang dan memanjang Beban dan membangun rangka lintang . Pertambatan angin . Pertambatan rem. . . ilo ww? 114 116 122 123 127 148 153 157 159 163 165 Bab 10, Perhitungan kekuatan dari jembatan pekerjaan vak untuk lalulintas 10.01. 10,02. 10.03. 10.04, 10.05. 10.06, 10.07. 10,08. 10.09, biasa Pendahuluan .. . Bobot sendiri Beban angin . Beban gerak . Garis-garis pengaruh Gaya-gaya batang yang buruk . Perhitungan profil-profil pinggir atas dan baw: od Perhitungan sambungan-sambungan lintang dari batang/ batang . Batang-batang tcgak dan diagonal-diagonal...............4.- 167 167 168 170 171 173 174 177 181 xi 10. Impitan-impitan di dalam pinggir-pinggir ........... 182 11. Jumlah paku keling pada las batang 183 12. Jumlah paku keling pada simbungtn dari batang Polat bubul - 183 13. Zeeg . 183 14. Lantai. 185 15. Pemikul ‘memanjang . 185 16. Pemikul lintang . 186 17. Sambungan dari pemikul memanjang dengan pemikul lintang 187 18. Sambungan pemikul lintang dengan gelagar induk ............ 189 >11. Bentuk-bentuk jembatan istimewa 01. Jembatan-jembatan serong . 190 02. Jembatan-jembatan busur . 193 03. Gelagar busur_ 19. 04. Jembatan- jembaran dengan batang-busur 198. 05. Gelagar-gelagar.. 209° 06. ‘Sistem jembatan ijlaar 211 112, Jembatan-jembagan dengan gelagar-gelagar dalam beton dan geladak kendaraan menurus 01. Bentuk utama . 212 02. Juk-Juk, Tumpuan-tumpuan . 215 03. Menghitung kekuatan : 219 04. Jembatan kereta api yang letaknya dalam busur . . . 221 )13. Jembatan dari beton bertulang 01. Pendahuluan . 223 02. Geladak jembatan 223 03. Macam-macam jembatan . . 228 04. Gelagar-busur.dan gelagar-batang busur yang dipertegar . 3229 05. Pembuangan air dan Kekedapan dari i geladak jalan . 237 06. Menghitung kekuatan . 238 07. Jembatan dari spanbeton . 240 08. Jembatan-jembatan dari beton-bertulang dan baja . . 240 » 14. Penumpuan 01. Konstruksi-konstruksi tick tePang uncuk jembatan baja yang tet: 348 02. Menghitung kekuatan. Contoh . veyans 7 03. Konstruksi-konstruksi titik tupang unt 33 jembatan eton - B. JEMBATAN-JEMBATAN DAPAT GERAK 15. Jembatan-jembatan angkat D1. Uraian, syarat kesetimbangan 254 2. Beberapa jembatan angkat dari kayu 257 3. Jembatan angkat kembar dari kayu .. . 260 15.04, Letak dari titik-putar penjatuh . 261 15.05. Jembatan angkat dari baja .... . 262 '5.06. Jembatan angkat dari baja untuk lalulintas kereta-api . . 273 15.07, Konstruksi batang bergigi luar biasa : 277 15.08, Jembatan angkat dari baja yang dilas listrik 277 Bab 16. Jembatan baskul dan baskul gelinding A. Peringatan-peringatan umum 16.01. Bentuk Utama ........ 00. cece eee e erent e eee eene 279 16.02. Gaya-gaya (kekuatan) yang diperlukan pada waktu membuka dan menutup jembatan . 281 16.03. Gaya-gaya angin . .. 281 16.04, Letak dari titik berat dan dari balas 282 B, Jembatan-baskul 16.05. Siar didalam lantai kendaraan ........ 2.0.0.0 0 cece eee eee 283 16.06. Cara-cara konstruksi guna menjamin gerak bebas dari jembatan HU cece cette e tne nee 285 16.07. Alat-alat untuk menggerakkan jembatan; kancing, dukung dan alat penegak .... 002.2020 cece eee eee ete e eee ee tenes 287 16.08. Konstruksi-konstruksi tupang luar biasa Pada jembatan-jembatan kereta api... . 296 16.09. Menghitung mom: gelag: 298 16.10. Penentuan tinggi penegak dan gaya-penegak 299 16.11, Penentuan gaya-penggerak pada poros 302 C. Jembatan baskul gelinding 16.12. Cara menggerakkan jembatan 303 16.13. Macam yang diperbedakan 16.14, Konstruksi kwadran : 16.15. Penunjangan. Lajur jalan dan batang batang tarik. Perkakas pene- gak . +. BB 16.16, Perbandingan antara jembatan bas! linding 2.0.0.0. c cc cccc esse ee euecententeeneueenees 320 Bab 17. Jembatan-jembatan kerek 17.01, Uraian. Penggantungan tan penumpuan .. . 322 Bab 18. Jembatan-jembatan putar. Macam jembatan yang luar biasa A. Jembatan-jembatan putar 331 18.01. Keuntungan dan keberatan. Uraian a 18.02. Konstruksi dari penumpuan-penumpuan dan sebagainya 18. Macam-macam jembatan istimewa BaD 18.03, Jembatan-jembatan gelinding .... ++. + +++ 0+6e+e ee xi 8.04. Jembatan-jembatan layang atau ponts-transbordeur . 8.05. Jembatan-jembatan katung 341 342 Cc, PEMERIKSAAN DAN PEMBANGUNANNYA ab 19, Alat—Pengukur—tegangan ).01. Pendahuluan dan uraian . 343 ab 20. Pembangunan dan pemasangan 9.01, Mengolah logam, pengujian dan sebagainya 348 ).02. Perhubungan antara cara memasang dan bentuk jembatan . 348 .03, Rencana pemasangan .. . 349 0.04, Pemasangan percobaan dari jembatan pekerjaan vak yang dikeling bee ntnbe ee 350 9.05. Cara memasang jembatan baja dikeling . 351 0.06, Pemasangan jembatan baja yang dilas . 363 ).07. Membangun jembatan-jembatan beton . : 364 ).08. Jembatan setengah permanen (setengah tetap) . . . 368 BAB I IKTISAR UMUM 1.01, Macam jembatan. Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan me lalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain Galan air atau jalan lalulintas biasa). Jika jembatan itu berada di atas jalan lalu- lintas biasa maka biasanya dinamakan viaduct. Jembatan-jembatan dapat dibagi-bagi dalam golongan-golongan scperti ber- ikut: I. Jembatan-jembatan tetap. II, Jembatan-jembatan dapat digerakkan. Kedua golongan dipergunakan untuk lalulintas kereta api dan lalulintas biasa. Golongan I dapat dibagi-bagi dalam: . jembatan kayu, melulu untuk lalulintas biasa pada bentangan kecil dan untuk jembatan pembantu. b, Jembatan baja, terbagi atas: 1. jembatan yang sederhana dimana lantai kendaraannya langsung berada diatas. gelagar-gelagar. Untuk gelagar-gelagar itu dipergunakan gelagar- gélagar yang dikonstruir atau gelagar-gelagar canai. 2. jetibatan-jembatan gelagar kembar; melulu untuk lalulintas kereta-api, dengan batang rel diantara balok-balok (gamb. 8.10.01 : 8.01.08). 3. jembatan dengan pemikul lintang dan pemikul memanjang; gclagar induknya ialah gelagar dinding penuh yang dikonstruir atau gelagar pekerjaan vak (gamb. 4.01.01). 4. jembatan pelengkungan (gamb. 1.03.13 : 1.03.16). 5 . jembatan gantung (gamb, 1.03.17 dan 1.03.18). . jembatan-jembatan dari beton bertulang; dalam golongan ini termasuk juga, jembatanjembatan yang gelagar-gelagarnya di dalam beton. d, Jembatan batu, hampir tidak ada kecualinya dipergunakan untuk lalu-lintas biasa. B 2 Golongan If dapat dibagi dalam : Jembatan-jembatan yang dapat berputar diatas poros mendatar, yaitu: 1. jembatan-jembatan angkat. 2. jembatan-jembatan baskul. 3. jembatan lipat Strauss. Jembatan yang dapat berputar di atas poros mendatar juga termasuk poros- poros yang dapat berpindah sejajar dan mendatar, seperti apa yang dinama- kan jembatan-jembatan baskul berroda. Jembatan-jembatan yang dapat berputar atas suatu poros tegak, atau jemba- tan-jembatan putar. d. Jembatan yang dapat berkisar ke arah tegak lurus atau mendatar. 1, jembatan angkat. B = ° 2. jembatan berroda. 3. jembatan gojah atau ponts transbordeur. Untuk = jembatan-jembatan yang tersebut dalam golongan ini terutama digunakan koris- truksi-konstruksi baja. Dilaksanakan sebagai gela- gar dinding penuh atau sebagai pekerjaan vak. mb. 1.02.01. 1.02. Bentuk-bentuk — dari konstruksi-konstruksi. Pemberian nama. Pada tiap jembatan umum- nya dapat kita bedakan : 1. Bangunan bawah, ialah konstruksi yang langsung berdiri diatas dasar te- Dengan ini termasuk pangkal jembatan kuk dan pancang (gamb. 1.02.01). Bahan-bahannya adalah kayu, batu atau beton, sekali-kali baja. Kadang-ka- ng pancang-pancangnya merupakan satu kesatuan dengan konstruksi yang ugsung mendukung lalulintas, sehingga yang termasuk bangunan bawah ting- | terbatas pada landasan dari titik tumpu (gamb. 1.02.02). 2. Bangunan atas yang pada umumnya terdiri atas: Gelagar-gelagar induk, terbentang dari titik tumpu ketitik tumpu. Konstruksi tumpuan di atas pangkal jembatan kuk atau pancang. Konstruksi dari lantai kendaraan dengan apa yang diperlukan untuk itu pe- mikul lintang dan pemikul memanjahg yang disambung dengan gelagar-gela- gar induk. mb. 1.02.02. d, Pertambatan lintang dan pertambatan me- manjang. Jarak W antara muka dengan muka dari pangkal jembatan pikulgn-pikulan dan pan- cang-pancang kita namakan lebarnya jemba- tan, Jarak L dari konstruksi tumpuan s.k.s. disebut bentangan dari gelagar. Jarak tegak- lurus dari tepi atas lantai kendaraan atau dari tepi atas batang rel sampai di titik terbawah dari bangunan atas pada tempat lalulintas yang berjalan dibawahnya, dinamakan tinggi konstruksi 4 (gamb. 1.02.01—0.7). nb. 1.02.03. 1b. 1.02.04. tebamya jembatan dan tingginya ruang lebas dibawah jembatan tergantung kepada syarat-syarat lalulintas yang berjalan dibawah jembatan itu. Lebarnya jembatan adalah jarak antara san- daran-sandaran atau antara gelagar induk. Lantaikendaraan dilihat dari fihak gelagar induk, di atas di bawah atau di benam. Maka oleh karena itu bagi jembatan-jembatan atas: a. Lantai Kendaraan terletak tinggi (gamb. 1.02.03). Bila cukup tingginya maka kons- truksi ini dapat dipergunakan untuk jembatan jembatan yang bentangannya tidak terlamapu besar (tinggi gelagar ~1/10 L). Macam ini memberi kemungkinan membuat sambungan- sambungan yang sederhana antara kedua gelagar induk. Sementara itu kita ada kesem- patan untuk mempergunakan, lebih banyak gelagar induk pada jembatan-jembatan yang lebar-lebar untuk Lalu lintas biasa. Lebar yang lebih besar dapat dicapai dengan menyalutkan Jantai kendaraan. 6, Lantai kendaraan terletak rendah (gamb. 1.02.04 dan 1.02.03). Pada jembatan semacam ini gelagargelagar induk menonjol di atas lantai kendaraan. Apa- bila tingginya dari gelagar-gelagar induk ada sedemikian hingga satu sama lain pada bagian atas dapat disambungkan dengan tidak men- jadikan rintangan untuk lalu lintas, maka kita mendapat jembatan tertutup (gamb. 1.02.05). Sebaliknya dari pada jembatan terbuka (gamb. 1.02.04), Pada kedua macam jembatan ini, jumlah gelagar in- duk yang dipakai adalah tidak lebih dari dua. e. Lantai kendaraan terletak dibenam (gamb. 1.02.06 dan 1.02.07). NZNZNZ Gamb. 1.03.02. Gelagay jajar. _<“AiNen, Gamb. 1.03.04. Gelugar parabola Gamb. 1.02.05, Gamb, 1.02.07. Gamb, 1.03.01. Gelagay paralel berdinding penuh atau gelagay pelat. VANVANVAN Camb, 1.03.03. Gelagar trapesium. BUNCE Gamb. 1.03.05. Gelagar setengah parabola, _ Gamb, 1.03.07. Gelagar parabola. Gamb. 1.03.09. Pekerjaan vak belahketupat. avy, Gamb. 1.03.11. Gelagor pembagi empat. See EEEELLELARRE ‘ban tari ° Famb. 1.03.13. Jembatan busur berlantai hendaran rendah. goa ‘amb. 1.03.15. Jembatan busur berlantai kendaraan tinggi. -03.Pembagian menurut bangunan atas, Gamb. 1.03.06. Gelagar wapesium. Gamb, 1.03.08. Gelagar setengah parabola, Gamb. 1.03.10. Gelagay berbentuk ikan. ———— | a Gamb. 1.03.12, Jembatan Langerse ban tare Gamb. 1.03.14. Jembatan busur berlan- tai kendaraan terbenam. Gamb. 1.03.16. Jembatan busur ber- engsel tiga, Melihat pelaksanaan bangunan atas kita ketahui : a. Jembatan balok. Tanda utama dari jemb: ini i lok, jembatan balok ini ialah bahwa pad cban tegaklurus juga timbul reaksi-reaksi tumpuan tegak lurus. Macammacam mbatan balok dilukiskan dalam gambar-gambar 1.03.01 — 12;gamb. 1.03.01 lukiskan suatu jembatan baja berdinding penuh, gambar-gambar 1.03.02 — - ala jembatan pekerjan vak, gambar 1.03.11 suatu jembatan balok pem- » dan gamb. 1.03.12 suatu jembatan di erteguh atau jembatan Langerse, ; Sngan Datang lengkung yang . Jembatan lengkung. Jembatan ini men i gadakan reaksi tumpuan yang arah- ra Sescorang pada beban tegak lurus. Gaya-gaya uraian mendatar sering meni Ikan pada bangunan bawah suatu tekanan tinggi yang pada terrein yang ku- — le Gamb. 1.03.17. Jembatan gantung, Gamb, 1.03.18. Jembatan gantung rang teguh umumnya oleh bangunan bawah tidak dapat diterima jika tidak de- ngan pertolongan konstruksi-konstruksi yang mahal. Jika terpaksa pula mem- buat jembatan lengkung maka kedua gaja uraian mendatar itu dapat ditahan oleh batang tarik atau ban tarik yang juga menghubungkan kedua ujung gelagar. Biasanya bataug tarik itu dipasang didalam konstruksilantai. Macam-macam jembatan lengkung dilukiskan dalam gamb. 1.03.13 — 16. c. Jembatan-jembatan gantung. Disini konstruksi pendukung terdiri dari pa- da kabel-kabel & (gamb. 1.03.17), yang terbentang di atas menara-menara T dan dijangkarkan pada landasan-landasan F. Pada kabel-kabel pendukung ini digantungkan geladak jembatan dengan menggunakan kabel-kabel gantung b. Balok-balok penegar » gunanya untuk membagi suatu beban mobil setempat lebih merata pada kabel-kabel gantung, hingga perobahan bentuk jembatan waktu perbeban mobil tadi dapat dibatasi, Jembatan gantung terutama digunakan dimana terdapat dasar batu karang. Pada dasar yang kurang baik diperlukan konstruksi landasan yang mahal, untuk dapat meneruskan gaya kabel yang besar itu dengan lain kata untuk membebas- kan Iandasan-landasan dari pada komponen-komponen mendatar dari gaya ka~ bel, maka kabel-kabel itu dijangkarkan pada ujung-ujung gelagar penegar (gamb. 1.03.18). KEPUSTAKAAN Die Bautechnik 1941, Brijcken im Landschaftsbilde. Schweiz, Banzeitung, 25 September 1948. Der heutige Stand des Brijckenbauesin Amerika, oleh Dr. Ing. O.H. Ammann. A. JEMBATAN-JEMBATAN TETAP (MATI) AB2 JEMBATAN-JEMBATAN KAYU 01, Bahan. Jembatan kayu ini tidak banyak lagi digunakan. Sebagai perancah bangunan an sebagai jembatan sementara (gamb. 2.01.01) konstruksi itu masih banyak srdapat. Bahan pembangunan yang digunakan terutama dipakai kayu den atau ayu - eik, ‘Tegangan-tegangan, berhubung dengan sifat daripada beban, yang diizinkan apat dikutip dari lembaran normal N791, yang diterbitkan oleh Biro Normali- asi Pusat dan dari art. 55 dari V.O.S.B. 1938. .02.Bangunan atas. Gelagar induk dan lantaikendaraan termasuk dalam bangunan atas. Lantai- endaraan biasanya terdiri daripada geladak bawah, yang harus memikul beban ilu lintas, dan geladak atas yang langsung menerima lalu lintas dan yang harus nefindungi geladak bawah terhadap keausan. Lantai itu ditunjang oleh gelagar-gelagar induk yang ditempatkan ~ 60 cm -k.s. Kita terpaksa pada pelaksanaan seperti itu, harus menggunakan banyak elagar (gamb. 2.02.01). Dengan menggunakan sedikit gelagar-gelagar induk, yang dengan sendirinya kan mendapat ukuran-ukuran besar maka diatas gelagar-gelagar ini dipasang emikul-pemikul lintang, yang kemudian pemikul lintang itu menunjang pemi- ul memanjang. Yang belakangan ini dipasang juga ~ 60 cm sk.s. (gamb. 02.02). Jarak 1 mempunyai hubung an dengan ukuran-ukuran- nya dari pemikul lintang. Gamb. 2.04.05 memperlihat kan suatu jembatan dengan trottoir dalam sepotong pe- nampung lintang. 2.03.Bangunan bawah. Bangunan bawah, dimana termasuk pangkal jembatan dan pancang-pancang ham- pir selalu dibuat dari kayu. samb. 2.01.01. Jembatan Rayu sementara untuk latutintas Pancang itu ialah kuk dt Haarlem (gamb. 2.03.01), yang ter- Gamb. 2.02.01. Konstruksi lantai diri dari beberapa tiang bulat atau segiempat yang berlapis, dan diatasnya gor- deng. Guna menghubungkan tiang-tiang itu dan untuk membuat supaya kuk menjadi agak kaku maka dipasanglah dua gordeng memanjang dan pula bebera- pa balok tupang. ; ; Gordeng memanjang dapat pula bekerja sebagai gordeng pengesek dan gunar nya untuk dapat melindungi kuk terhadap kerusakan disebabkan oleh kapal- kapal yang sedang lalu. ; a Mengingat akan kemungkinan tiang-tiang itu menjadi busuk pada garis tinggi air, maka dapat juga digunakan penegak-penegak (gamb. 2.03.02). Supaya dapat bebas dalam memilih tempat untuk tiang-tiang terhadap pene- gak-penegak maka yang disebut terakhir ini seting-sering dimasukan dalam se- atu besi (gamb. 2.03.03). , pcediit ‘cerugian dari pada konstruksi ini ialah: bahwasa didalam gordeng memanjang akan timbul momen-momen lengkung. 2.04,Pérhitungan kekuatan, Contoh. - ; Sebuah jembatan, lebar 3 meter dengan bentangan dari 4 m harus dapat di- lalui oleh mobil pengangkut yang mempunyai alas rodanya sebesar 3.75 m dan beban poros dari 1500 ik. } Bahan: kayu eik de- ngan 3 = 100 kg/cm? Tentukanlah ukuran-u- 1]--- kuran dari lantai dan gelagar induk. a. Landai. Roda ber- oo diri diatas 2 gelagar induk, 60 cm s.ts. mengakibatkan mo- men ‘engkung M = % x 750.60.1,4 = 15750 ~ kg/cm (1,4 = kofisien tumbuk m, lihat arti- kel 34, V.O.S.B. 1938) ika kita ambil lebarnya dari bagian-bagian dari geladak bawah 15 cm dan jika -balnya d cm, maka menurut rumus lengkung harus : 15750 100 ’ amb, 2.03.01. Kuk, Ww, = oss, atau}. 15/8 = op arimana didapat d * 7 cm. Tebal geladak atas kita ambil = 5 cm. b. Gelagar iaduk. Beban yang mobil memberikan pada kedudukan yang sa- gat kurang baik g.i. pada kedudukan di tengah-tengah jembatan dan sebuah >da di atas sebuah gelagar induk : { = %;750.400.1,4 = 105 105000 | = 4:750.400.1,4 = 105000 kg em, hingga W, =——>>— = 1050 cm® Jika kita ambil b = 2b, maka haruslah = 1050 cm, dari- ana didapat ; b ¥ 24 cm. Sao mat amb rare Penal. 04.024 Gamb. 2.04.03. Penampang tegak lerus melalui sajap. Gamb, 2.04.05. Penampang lintang melalui bagian untuk Gamb. 2 04.06, leat jenyan berjalan kaki. whan Jembatan kay, Gamb. 2.04.08. Gam. 2.04.07. Penumpuan gelagar induk diatas pangkal jembatan, JEMBATAN-JEMBATAN KAYU Berhubung dengan bobot sendiri dari gelagar induk dan lantai (kayu cik basah bj. = 1) maka kita ambil b = 25 cm, jadi b = 12,5 cm. Oleh bobot sendiri, maka : M max = $-0,25.0.125.1.4* + }.(0,07 + 0,05).0,6.1.4 = 0,2065 tm. Mg = 105000 + 20650 = 125650 kgem. Dengan ukuran-ukuran gelagar yang telah diambil maka menjadi o = = — 125650 _ 2 ¥12,5.252 ~ 97 ke/em*. ¢. Contob. Pada gamb. 2.04.01-0.7 dilukiskan perincian dari jembatan kayu biasa dari gamb. 0.04.08, 2.05. Kayu pelana. Balok-balok penjemuk. . Gelagar-gelagar induk di atas kuk sering-sering ditunjang oleh kayu pelana. Cara demikiam memberi keuntungan bahwa balok-balok yang dilekatkan di atas kuk-kuk itu, akan menjadi lebih baik duduknya dan bahwa bentangannya menjadi berkurang hingga dapat menimbulkan muatan yang lebih besar pada gelagar-gelagar itu. Supaya kayu-kayu pelana duduknya menjadi kuat dan tetap, juga pada muatan yang tidak seimbang dari kiri atau dari kanan, maka dapat memasang tupang gamb. 2.05.01. Balok-balok yang telah tersedia untuk bentangan-bentangan yang besar, sering-sering mempunyai ukuran-ukuran yang kurang (kecil) untuk dapat mem- berikan momentahanan yang diperlukan. Momentahanan ini bisa didapat dengan balok-balok yang dibuat seperti gelagar-gelagar jemuk. Sambungan yang harus menahan tenaga geser antara balok-balok yang ter- susun bisa didapat dengan klos-klos, gigi-gigi, atau pelat kokot. a. Balok bergigi (gamb. 2.05.02). Duduknya gigi itu adalah hasil daripada pertimbangan, akibat daripada suatu tekanan tegaklurus, ialah: percobaan per- geseran ke kiri, dari balok bagian kiri, dilihat daripada kedudukan balok bawah, dan bagian kanan ke kanan. Duduknya gigi-gigi akan berbalik di tempat di mana gaya lintang = tandanya berubah. Guna mencegah kerusakan bi- dang kepala daripada gigi-gigi maka kita taruh di antaranya pelat-pelat _besi. Mengingat bahwa bidang jika di beri be- ban akan sedikit mengulur dan balok itu akan mendapat tambahan lengkungan, maka balok itu dibuat dengan memakai (zeeg). a Gigi itu ada kurang baiknya karena Gamb 2.05.01, Kuk eee ee

Anda mungkin juga menyukai