Spesifikasi Rehabilitasi Gedung Arsip BWS 2023
Spesifikasi Rehabilitasi Gedung Arsip BWS 2023
REHABILITASI GEDUNG
ARSIP BWS PAPUA
LOKASI :
Kantor BWS Papua
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK KERJA PENGADAAN
BALAI WILAYAN SUNGAI PAPUA
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023
SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan :
1. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan
Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23
Desember 1980 dan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan
barang/jasa secara elektronik.
2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi (secara tertulis).
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis.
2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24
jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.
2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari
suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari
barang- barang yang memuaskan Pemberi Tugas.
3. URAIAN PEKERJAAN
3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua
4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana
telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak
boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa
Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain
yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan
untuk maksud- maksud lain.
6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
6.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai dalam
RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
6.4. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas.
Setelah rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut
akan dibahas dalam rapat penjelasan.
7. PERSIAPAN DI LAPANGAN
8. JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima
SPK dari Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara lain
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, waktu yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada
dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan,
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala
perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.
13.1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik
antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
13.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan
berkualitas baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart
ini dapat dianggap defiktif.
14.2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.
14.3. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
15.1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan
AV- 41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh
Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
persyaratan- persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong
selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu
dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
15.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah
pihak jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
15.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
16.1. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
16.3. Pemborong harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,8 x
1,2 m2 warna dasar putih tulisan hitam.
17.1. Termasuk didalam lingkup perkerjaan persiapan pelaksanaan konstruksi ini adalah
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan :
a. Pekerjaan pembersihan lokasi
b. Pekerjaan pengukuran
c. Pekerjaan pemasangan papan bangunan (pasang bouwplank)
17.3. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
17.4. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk
dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
Kesalahan pada saat pemasangan bowplank sangat berakibat fatal pada suatu
bangunan. Misalnya bangunan menjadi kurang simetris, tidak siku, ataupun tidak rata
elevasi bangunannya.
▪ Letak bowplank harus selalu sama dan seragam supaya arah hadapnya
tertuju ke dalam batas bangunan.
18.2. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan atau ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.
18.3. Setelah pembersihan lahan bekas bongkaran lantai bagian belakang harus dilakukan
perataan lahan rata dengan tanah.
20.1. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
(PBI 1971) dengan jenis beton sesuai gambar perencanaan.
Semen :
Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia,
bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-
persyaratan PBI 71 jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5%
keseluruhannya.
Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus
bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dan memenuhi persyaratan PBI 71.
Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat
campuran di daerah baik menurut PBI 71.
Air :
Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali
dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dan bila air
yang digunakan meragukan, maka Pemborong harus mengadakan penelitian
Laboratorium dengan biaya atas tanggungan Pemborong.
Besi Beton :
Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu Ø8 (polos) dan
Ø12 (polos) dilengkapi dengan pengetesan di Laboratorium dengan diameter-
diameter seperti yang tertera dalam gambar.
Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis
dari Direksi.
Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut
gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang
sesuai dengan diameter masing-masing.
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu
meranti.
Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu
cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus
selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan
untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni
yang dibasahi.
Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 71 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama
terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama
pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan
kering dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.
21.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini adalah penyediaan
tenaga, bahan material, dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton hingga
beton yang baru dicor terlindungi dari sinar matahari langsung, angin, dan hujan
sampai beton sempat mengeras secara wajar.
22.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.
a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban
kerja di atasnya bila hal tersebut akan dilakukan.
22.5. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi
dengan mortar beton sesuai campuran asal.
22.6. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas
petunjuk Konsultan pengawas/Direksi sehingga tidak menghambat jalannya
pelaksanaan selanjutnya.
22.7. Akibat-akibat dari kekhilafan kontraktor pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya.
Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata/batu tela tebal ½ bata dan dapat
dilihat pada gambar perencanaan dengan syarat sebagai berikut :
23.1. Semua pasangan tembok batu bata dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1
Pc : 3.
23.2. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasang
direndam air terlebih dahulu hingga kenyang.
23.3. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang
matang, berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut
pemeriksaan Direksi
23.4. Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru, dengan ketentuan sebagai
berikut :
24.1. Campuran untuk plesteran beton dibuat 1 Pc : 3 Ps dengan ayakan yang halus dan
selalu ditakar.
24.2. Semua pekerjaan plesteran beton harus rata dan halus, tidak boleh ada retak-retak,
kemudian jika terjadi retak-retak pemborong harus segera memperbaikinya.
b. Untuk kosen yang menggunakan alumunim 4" produksi pabrik (disertai dengan
contoh dan brosur), berkualitas baik dengan spesifikasi sebagai berikut :
✓ Dimensi : 4" x 1 ¾"
✓ Tebal profil alumunium : 1.00 mm
c. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu dan jendela.
e. Ukuran alumunium adalah ukuran jadi seperti tertera pada gambar kerja
dengan toleransi 2 mm.
f. Untuk pemasangan acrylic dipilih jenis yang berstandart mutu dan berkualitas
baik bentuk maupun ukurannya dan pemasangannya.
g. Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat dan lainnya harus
bergalvanisir sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia.
27.2. Atap
Menggunakan Seng Spandek Warna Silver dengan ketebalan 0.30 mm
Syarat – syarat pelaksanaan :
▪ Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
▪ Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dan disusun rapi.
▪ Penutup atap dipaku pada rangka atap menggunakan paku / baut khusus atap
spandek.
Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dan plituran bagian –bagian yang
ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan
cara pengecatan/ plituran. Menggunakan jenis cat weathershield/jotun atau diatasnya.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan dan plituran adalah :
a. Cat kolom
▪ Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna
perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
▪ Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
▪ Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
▪ Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air
semen.
▪ Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
▪ Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
▪ Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak
bergelombang dan terpasang dengan kuat.
▪ Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan
pembersih lunak yang ada di pasaran.
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan
waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah
menyerahkan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna
Anggaran secara tertulis dan pengawas berkewajiban :
Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga
serah terima yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi
tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :
36. P E N U T U P
a. Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan- pekerjaan,
yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong " maka
hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata
dalam Spesifikasi Teknis ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima
sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-
lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak
sesuai dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari
lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam Spesifikasi Teknis
ini.