Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS

REHABILITASI GEDUNG
ARSIP BWS PAPUA

LOKASI :
Kantor BWS Papua

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK KERJA PENGADAAN
BALAI WILAYAN SUNGAI PAPUA
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Pokja ULP menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan


dalam pelaksanaan pekerjaan.

1. LINGKUP PEKERJAAN

REHABILITASI GEDUNG ARSIP BWS PAPUA.

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan
Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23
Desember 1980 dan Perpres Nomor 54 tahun 2010 dan tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan
barang/jasa secara elektronik.

2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi (secara tertulis).

2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis.

2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-
bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24
jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.

2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari
suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari
barang- barang yang memuaskan Pemberi Tugas.

3. URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
2
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat,


mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan
untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak
berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
3.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-
syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
pemberi tugas.

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana
telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak
boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa
Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain
yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan
untuk maksud- maksud lain.

4.2. Gambar-gambar tambahanBila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap


perlu, maka Konsultan Perencana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan)
yang disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

4.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik
penyimpangan atas perintah pemberi Tugas atau tidak, pengawas harus membuat
gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing)
yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan
yang dilaksanakan. Gambar- gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga)
dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Rekanan.

4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule
dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan- perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau
wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

5. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

5.1. Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, leveransir atau penengah


(Arbitrase) dan dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau
dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik
Indonesia adalah Undang- undang yang melindungi kontrak ini.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
3
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

5.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan


pekerjaan rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas
dengan nomor telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.

6.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai dalam
RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.

6.4. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas.
Setelah rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut
akan dibahas dalam rapat penjelasan.

6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua


dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

7. PERSIAPAN DI LAPANGAN

7.1. Los Kerja / Direksi Keet.


a. Pemborong diwajibkan membuat bouwkeet untuk kantor pegawainya, dan
gudang untuk bahan-bahan yang perlu terhindar dari gangguan cuaca.
b. Bila dianggap perlu oleh Direksi lapangan, pemborong diwajibkan membuat los
kerja untuk tempat pekerja, sehingga terhindar dari matahari dan hujan.

7.2. a. Sebelum rekanan Pemborong mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya harus


memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk memulai dengan
persiapan-persiapan pembangunan kepada Ketua Jurusan yang bersangkutan
terutama tentang dimana harus membangun bangunan, jalan masuk dan
sebagainya.
b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada tiap-tiap bagian
pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan
untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

8. JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan menerima
SPK dari Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara lain
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, waktu yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada
dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
4
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan


yang akan terjadi.
9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN

9.1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan

Pemborong/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan


menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya.Ia harus semata-mata
bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan
prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam
kontrak.
9.2. Pegawai pemborong yang melaksanakan :

a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan


pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap
sesuai bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan
selalu berada ditempat pekerjaan.

b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari


dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak
terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus
dilaksanakan.

c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat


dilaksanakan apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran
berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab
pemborong, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.

d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong


berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
pemborong harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

10.1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala
hal yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan
pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan
memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah
Daerah setempat.

10.2. Terhadap wilayah orang lain


Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

10.3. Terhadap milik umum


Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih
dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas,
baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
5
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala
perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.

10.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan
diterima baik oleh Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari
segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan
termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar
pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak,
memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

11.1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila
hal ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
11.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu
untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung
jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan
Direksi.

11.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan


pertama dan pekerja wajib menggunakan APD yang selalu tersedia dalam setiap saat
dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik


untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen dan sebagainya.

13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

13.1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik
antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak
mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.

13.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
6
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

berkualitas baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart
ini dapat dianggap defiktif.

13.3. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya


pengujian / pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya
pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

14. PEKERJAAN TIDAK BAIK

14.1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar


pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun
yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk
disempurnakan dengan kontrak.

14.2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.

14.3. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)

15.1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan
AV- 41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh
Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
persyaratan- persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong
selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu
dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.

15.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau
pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah
pihak jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.

15.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

16. PAPAN NAMA PROYEK

16.1. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
7
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

16.2. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan


memasuki lapangan pekerjaan.

16.3. Pemborong harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,8 x
1,2 m2 warna dasar putih tulisan hitam.

17. PEKERJAAN PERSIAPAN

17.1. Termasuk didalam lingkup perkerjaan persiapan pelaksanaan konstruksi ini adalah
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan :
a. Pekerjaan pembersihan lokasi
b. Pekerjaan pengukuran
c. Pekerjaan pemasangan papan bangunan (pasang bouwplank)

17.2. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi sebelumnya harus


memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/perkenan untuk memulai dengan
persiapan-persiapan pembangunan kepada pemerintah daerah setempat, terutama
tentang dimana harus membangun Direksi Keet, bahan-bahan bangunan, jalan
masuk dan sebagainya.

17.3. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

17.4. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk
dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

17.5. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


Pemasangan bowplank merupakan salah satu pekerjaan yang sangat penting ketika
akan membuat bangunan. Mengapa demikian? Pemasangan bowplank adalah kunci
dari kesimetrisan suatu bangunan.

Kesalahan pada saat pemasangan bowplank sangat berakibat fatal pada suatu
bangunan. Misalnya bangunan menjadi kurang simetris, tidak siku, ataupun tidak rata
elevasi bangunannya.

Syarat ini wajib dipenuhi dalam pemasangan bowplank,


yaitu:

▪ Posisi bowplank harus utuh walaupun terkena gangguan cuaca seperti


hujan.
Namun jangan sampai rusak karena tertimpa maupun tersinggung oleh
pekerja.
▪ Bowplank hendaknya diletakkan pada jarak yang cukup dari posisi
penggalian tanah untuk pondasi bangunan.
▪ Bowplank harus mampu menunjukkan titik batas bangunan dengan tepat.
▪ Sisi bagian atas bowplank mestinya terdapat di satu bidang dengan papan
bowplank jika dilihat secara horizontal.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
8
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

▪ Letak bowplank harus selalu sama dan seragam supaya arah hadapnya
tertuju ke dalam batas bangunan.

17.6. Administrasi Pelaporan dan Dokumentasi


Administrasi laporan mencakup, surat menyurat dan laporan (harian , mingguan,
bulanan). Sedangkan dokumentasi mencakup foto kegiatan selama kegiatan
berlangsung hingga selesai
17.7. K3
Petugas dan Alat Pelindung Diri (APD harus selalu dipakai selama menjalankan
proyek. Termasuk didalamnya sepatu, rompi, helm dan sarung tangan. Dan fasilitas
Kesehatan lainnya

18. PEMBERSIHAN LOKASI

18.1. Pembersihan dilaksanakan pada :


a. Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai
dan lain-lain yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan konstruksi disekitar
daerah pekerjaan hingga seluas kapling bangunan.

18.2. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan atau ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.

18.3. Setelah pembersihan lahan bekas bongkaran lantai bagian belakang harus dilakukan
perataan lahan rata dengan tanah.

20. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG

20.1. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
(PBI 1971) dengan jenis beton sesuai gambar perencanaan.

20.2. Menggunakan mutu Beton K 225.

20.3. Bahan untuk adukan beton :

Semen :

Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen produksi


dalam negeri merk Semen Indonesia, Tiga Roda atau setara dan sesuai
standart SNI.
Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.
Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong
semen yang masih utuh.
Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
Agregat Beton :

Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia,
bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-
persyaratan PBI 71 jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5%
keseluruhannya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
9
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus
bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dan memenuhi persyaratan PBI 71.
Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat
campuran di daerah baik menurut PBI 71.

Air :

Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali
dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dan bila air
yang digunakan meragukan, maka Pemborong harus mengadakan penelitian
Laboratorium dengan biaya atas tanggungan Pemborong.

Besi Beton :

Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu Ø8 (polos) dan
Ø12 (polos) dilengkapi dengan pengetesan di Laboratorium dengan diameter-
diameter seperti yang tertera dalam gambar.
Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis
dari Direksi.
Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut
gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang
sesuai dengan diameter masing-masing.

Kayu untuk cetakan beton :

Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu
meranti.

Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 6 mm dan


pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek
dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak
menempel pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti
ukuran minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.

20.4. Pelaksanaan Pekerjaan Beton :

Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan


penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat
yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus
memakai mesin Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk.
Pengecoran hanya dapat dilaksanakan bila mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi. Untuk itu selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal pengecoran yang
direncanakan, pemborong harus mengajukan surat permohonan ijin untuk
pengecoran kepada Direksi.
Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator dan harus mendapat persetujuan Direksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
10
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu
cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus
selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan
untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni
yang dibasahi.
Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 71 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi.

20.5. Pekerjaan Bekisting :

Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang


ditentukan dalam gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti
dan kokoh.
Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan
/ multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui
untuk dilaksanakan.
Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan
tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat
pelaksanaan.

Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama
terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama
pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan
kering dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.

20.6. Pekerjaan Baja Tulangan :


Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan
harus dipersiapkan oleh Pemborong kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi
persyaratan, seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat
yang harus diikuti menurut PBI 71, NI-2 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung
tahun 1983.
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan
dalam gambar.
Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih
dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bila perlu.
Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
11
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

21. PEKERJAAN PEMELIHARAAN BETON

21.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pemeliharaan beton ini adalah penyediaan
tenaga, bahan material, dan peralatan untuk pelaksanaan perlindungan beton hingga
beton yang baru dicor terlindungi dari sinar matahari langsung, angin, dan hujan
sampai beton sempat mengeras secara wajar.

21.2. Bahan yang digunakan anatara lain :


a. Goni
b. Air
21.3. Kontraktor pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin, dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
21.4. Kontraktor pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dengan cara-cara sebagai dibawah ini :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya permukaan
plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikatan
awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan pengawas/Direksi.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau menggangkut barang diatas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Konsultan pengawas/Direksi
bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.

22. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BEKISTING

22.1. Termasuk didalam lingkup pekerjaan pembongkaran bekisting ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pembongkaran bekisting beton.

22.2. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :

a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban
kerja di atasnya bila hal tersebut akan dilakukan.

22.3. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor pelaksana harus mengajukan ijin


pembongkaran secara lisan kepada Konsultan Pengawas/Direksi. Namun sebelum
Konsultan pengawas/Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi
maupun tertulis dalam buku Konsultan pengawas/Direksi), Kontraktor pelaksana tidak
dibenarkan melakukan pembongkaran.

22.4. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa


sehingga:

a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun


konstruksi lainnya.
b. Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
12
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

22.5. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi
dengan mortar beton sesuai campuran asal.

22.6. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan disuatu tempat atas
petunjuk Konsultan pengawas/Direksi sehingga tidak menghambat jalannya
pelaksanaan selanjutnya.

22.7. Akibat-akibat dari kekhilafan kontraktor pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya.

23. PEKERJAAN PASANGAN

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata/batu tela tebal ½ bata dan dapat
dilihat pada gambar perencanaan dengan syarat sebagai berikut :

23.1. Semua pasangan tembok batu bata dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1
Pc : 3.
23.2. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasang
direndam air terlebih dahulu hingga kenyang.

23.3. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang
matang, berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut
pemeriksaan Direksi

23.4. Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.

24. PEKERJAAN PLESTERAN

Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru, dengan ketentuan sebagai
berikut :

24.1. Campuran untuk plesteran beton dibuat 1 Pc : 3 Ps dengan ayakan yang halus dan
selalu ditakar.

24.2. Semua pekerjaan plesteran beton harus rata dan halus, tidak boleh ada retak-retak,
kemudian jika terjadi retak-retak pemborong harus segera memperbaikinya.

24.3. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing ( benangan ) supaya digunakan


plesteran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan dengan lurus dan tajam.

25. PEKERJAAN ACIAN

Pekerjaan acian dilakukan setelah pekerjaan plesteran

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
13
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

26. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU

26.1. Pekerjaan yang dilaksanakan antara lain :


Pasang kusen dan jendela aluminium 4"
Pasang acrylic 5mm warna putih susu
Pasang Pintu profil Aluminium

26.2. Persyaratan Bahan :

a. Mutu dan kualitas alumunium adalah alumunium lokal sesuai dengan


persyaratan bahan yang berlaku di Indonesia.

b. Untuk kosen yang menggunakan alumunim 4" produksi pabrik (disertai dengan
contoh dan brosur), berkualitas baik dengan spesifikasi sebagai berikut :
✓ Dimensi : 4" x 1 ¾"
✓ Tebal profil alumunium : 1.00 mm
c. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu dan jendela.

d. Semua alumunium yang dipakai harus pabrikasi, benar-benar lurus dan


kualitas baik.

e. Ukuran alumunium adalah ukuran jadi seperti tertera pada gambar kerja
dengan toleransi 2 mm.

f. Untuk pemasangan acrylic dipilih jenis yang berstandart mutu dan berkualitas
baik bentuk maupun ukurannya dan pemasangannya.

g. Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat dan lainnya harus
bergalvanisir sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Indonesia.

h. Pemborong wajib mengajukan contoh bahan/material untuk mendapatkan


persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.

i. Pemasangan kaca pada kusen/daun jendela, menggunakan list, dempul, ataupun


silent yang sesuai dengan gambar perencanaan sedemikian rupa hingga rapat,
tidak bergetar.

27. PEKERJAAN ATAP DAN FLAFON

27.1. Rangka kuda-kuda


Menggunakan baja ringan C-75 dengan desain mengikuti gambar

27.2. Atap
Menggunakan Seng Spandek Warna Silver dengan ketebalan 0.30 mm
Syarat – syarat pelaksanaan :
▪ Pemasangan penutup atap disusun rapi dengan bertumpu pada reng.
▪ Bubungan ditutup dengan bahan yang sama dan disusun rapi.
▪ Penutup atap dipaku pada rangka atap menggunakan paku / baut khusus atap
spandek.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
14
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

▪ Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal


tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya 2,5 alur. Alur harus
dipasang merata tidak bolak balik, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.
▪ Bubungan ditutup dengan bahan yang sama. Tindisan antara satu lembaran
bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan
persyaratan pabrik.
▪ Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak berakibat
bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

27.3. Plafon dan rangka

Rangka plafon menggunakan hollow 40x40 dengan desain mengikuti gambar


sedangkan plafon menggunakan gypsum 9 mm
Syarat – syarat pelaksanaan :
▪ Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar.
▪ Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari pemberi
tugas.
▪ Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan
dan dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan
memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
▪ Modul rangka besi hollow adalah 600 x 600 mm.
▪ Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi ke
pelat dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku tembak-dyna bolt
▪ Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,
kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan
bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
▪ Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang.
▪ Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti
yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup khusus dan
setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
▪ Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
▪ Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi
paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata
dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.
▪ Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus
rata, lurus, waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat
bergelombang dan sambungan

28. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dan plituran bagian –bagian yang
ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan
cara pengecatan/ plituran. Menggunakan jenis cat weathershield/jotun atau diatasnya.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan dan plituran adalah :
a. Cat kolom

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
15
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

b. Cat dinding dalam


c. Cat dinding luar
d. Cat plafon
Dan pekerjaan pengecatan/plituran lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana
dengan warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan/plituran karena belum merata, berubah
warna atau sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua
kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor.

29. PEKERJAAN PEMBONGKARAN LANTAI


▪ Lantai dak dibongkar bagian dalamnya sehingga ruangan hanya 1 (satu)
lantai
▪ Dinding tengah dibongkar sehingga menjadi 1 (ruangan)
saja

30. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI KERAMIK


Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar, berikut step-nosing tangga. Adapun bahan yang digunakan adalah Keramik dengan
ukuran 60 x 60 cm.
Adapun syarat syarat pelaksanaannya adalah:
▪ Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola
keramik.
▪ Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
▪ Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah lantai beton tumbuk dengan
ketebalan minimal 2 cm atau lebih sesuai dengan gambar
▪ Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti yang disyaratkan.
▪ Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh.
▪ Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar
rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan
teras/balkon.
▪ Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku
yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Kecuali pemasangan keramik cutting
tanpa nat.
▪ Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
▪ Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
▪ Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
siku, lengkung dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
▪ Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan dan diratakan agar
pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
▪ Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan
kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
▪ Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan bahan perekat.
▪ Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as
pemasangan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
16
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

▪ Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna
perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
▪ Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
▪ Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
▪ Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air
semen.
▪ Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
▪ Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
▪ Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak
bergelombang dan terpasang dengan kuat.
▪ Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan
pembersih lunak yang ada di pasaran.

31. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
▪ Pekerjaan Instalasi Lampu, Pemasangan Saklar, dan Pemasangan Stop Kontak
Bahan yang dipakai :
▪ Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi standard PLN (SPLN)
serta berinitial LMK (Minimal merk Eterna atau setara).
▪ Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus telah memenuhi
standard PLN, kemampuan minimal 10/16A.
Syarat – syarat pelaksanaan :
▪ Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) tahun 2000.
▪ Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatur yang telah memiliki SPJT dan
SBUJK Bidang E&M dari AKLI.
▪ Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan listrik yang terpasang di area
proyek.
▪ Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA diameter
2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter
▪ 5/8" dan dipasang inbouw.
▪ Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan ditutup dengan las dop,
serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.

32. PEKERJAAN KANOPI


Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
▪ Pekerjaan Pemasangan Kanopi
Bahan yang dipakai :
▪ Hollow Galvanis Anti Karat dengan Ukuran 40x40 mm dengan ketebalan 1.60 mm
▪ Atap Seng Spandek warna silver dengan ketebalan 0.30 mm
Syarat – syarat pelaksanaan :
▪ Sebelum memulai pekerjaan maka diwajibkan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri pada
tenaga kerja.
▪ Hollow dipotong sesuai ukuran dan dilakukan pengelasan pada bidang – bidang yang butuh
penyambungan.
▪ Pada bagian sambungan kemudian di rapikan dengan menggunakan mesin gerinda lalu di
amplas dan diberikan plamur agar hasil penyambungan rapi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
17
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

33. PEKERJAAN LAIN-LAIN

33.1. Pembersihan Akhir


a. Pembersihan dilaksanakan pada :
Semua jenis kotoran, tanaman, tumpukan sisa material, peralatan tak terpakai
dan lain-lain yang berada disekitar daerah pekerjaan hingga seluas kapling
bangunan.
b. Pembuangan sisa-sisa pembersihan lokasi harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan atau ditempatkan dilapangan pekerjaan sesuai petunjuk direksi.
c. Setelah pembersihan lahan harus dilakukan perataan lahan kembali.

34. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan
waktu sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah
menyerahkan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna
Anggaran secara tertulis dan pengawas berkewajiban :

a. Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan


kontrak pemborongan.
b. Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil
pekerjaan pemborong tersebut secara tertulis.

Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan


penyerahan tersebut diatas berdasarkan :
Kontrak pemborong
Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan
tersebut.

35. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga
serah terima yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi
tanggung jawab pemborong sepenuhnya, antara lain :

a. Penyempurnaan dan pemeliharaan


b. Pembersihan
c. Keamanan dan penjagaan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur)
pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
18
Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Arsip BWS Papua
Tahun Anggaran 2023

36. P E N U T U P

a. Apabila dalam Spesifikasi Teknis ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan- pekerjaan,
yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong " maka
hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata
dalam Spesifikasi Teknis ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima
sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-
lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak
sesuai dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari
lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam Spesifikasi Teknis
ini.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
19

Anda mungkin juga menyukai