Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh Penggunaan E-Learning SMADA BERKIBAR Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Momentum Implus Kelas XI MIPA Sma Negeri 02 Pekalongan Tahun Ajaran 2021-2022

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan

OLEH
IRSYADIANTI MP
4201418003
PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN
Negara Indonesia saat ini sedang marak-maraknya virus terbaru yaitu Virus Corona
atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi
paru-paru yang berat, hingga kematian. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona
Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan pertama kali kasus
konfirmasi Covid-19 sebanyak 2 kasus.

Novel Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang berasal dari Wuhan, Provinsi
Hubei, China telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Pada tanggal 11 Maret, 2020
World Health Organization (WHO) bahkan telah mendeklarasikan kejadian ini sebagai
pandemi global (Cucinotta & Vanelli, 2020). Hal tersebut menyebabkan negara Indonesia
menerapkan kebijakan lockdown. Dengan adanya kebijakan lockdown tersebut
menghambat seluruh kegiatan dalam berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor
pendidikan.

Pandemi covid-19 ini membawa dampak yang sangat besar bagi penduduk diseluruh
dunia terutama pada bidang perekonomian dan pendidikan. Tentunya banyak sekolah dan
prguruan tinggi yang tutup agar tidak tersebarnya virus covid-19 ini. Dan awalnya virus
covid-19 ini menyebkan dunia perekonomian menjadi lemah dan menurun, bahkan
menyebabkan banyaknya tempat kerja menjadi tutup. Dan bukan dunia perekonomian saja
yang terkena dampak virus covid-19 ini, dunia pendidikan juga menjadi sasaran bagi virus
covid-19 ini. pada dunia pendidikan terutama yang menyebabkan pembelajaran secara
daring atau online di negara indonesia terutama. Dengan adaya pandemi virus covid -19 ini
banyak negara mengeluarkan kebijakan dengan meliburkan berbagai sekolah dinegara
masing-masing. Di Indonesia juga meliburkan segala kegiatan termasuk meliburkan
seluruh sekolah dan menggantinya dengan pembelajaran secara daring atau online. Dimana
yang tadinya pembelajaran secara tatap muka dan diganti dengan siswa belajar dirumah
masing-masing secara daring atau online. (Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.12 No. 2,
Agustus2021)

Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi dalam pendidikan karena telah

melibatkan sebuah tekhnologi dalam proses pembelajaran . Pada pembelajaran daring ini
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet, dalam pembelajaran ini tidak dilakukn
secara tatap muka, akan tetapi dengan cara melalui via email, google zoom, google form,
google class romm dan bisa juga membagikan tugas via whatsapp. Pada saat pembelajaran
maupu pembagian tugas biasanya guru membagikannya dengan cara membuat rekaman
video dan membagikannya kepada seluruh siswa dan memberikan batasan waktu untuk
mengumpulkan tugas tersebut.

Pada kondisi saat ini mendesak untuk mlakukan inovasi adaptasi terkait pemanfaatn
teknologi yang tersedia untuk melakukan proses pembelajaran (Ahmed et al, 2020).
Paktiknya mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk online dapat memanfaatkan
platform berupa aplikasi, website, jejaring sosial maupun learning management system
(Gunawan et al. 2020). Berbagai paltform tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung
transfer pengetahuan yang didukung berbagai teknik diskusi dan lainnya.

Pemanfaatan teknologi infomatika seperti e-learning yang salah satunya melalui web
based learning akan menjadikan atau membawakan perubahan yang berarti dalam sistem
pendidikan yang akan dikembangkan, materi yang akan disampaikan, bagaimana proses
pembelajaran dilakukan dan serta hambatan yang akan dihadapi oleh siswa, guru dan
penyelenggara pendidikan. Penggunaan media e-learning dalam suatu pembelajaran ini
diharapkan sebagai jalan alternatif untuk mengatasi masalah kemandirian belajar yang
sering dijumpai. Dengan media ini siswa diharapkan juga agar siswa juga mempunyai
wawasan yang lebih luas didunia internet sehingga para siswa bisa mempunyai kreativitas
dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Dan dengan pembelajaran e-learning ini siswa dapat
mencapai hasil belajar yang mudah untuk dicapai.
. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan proses
pembelajaran dari pembelajaran tradisional dan perpaduan berbagai model pembelajaran
lain yang salah satunya adalah blended learning. Holmberg (1986) Blended learning
adalah Model yang pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang
dilakukan secara tatap muka (face to face learning) dan secara virtual (E-Learning). (Rovai
and Jordan, 2004: 3). Pembelajaran berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik
untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam
berinteraksi antar guru dan siswa dalam lingkungan belajar yang beragam. Dengan
demikian dapat disimpulkan pembelajaran kombinasi ini bertujuan untuk menggabungkan
sifat dari model e-learning yaitu efisiensi waktu, biaya yang murah dan kemudahan siswa
kapan saja mengakses bahan pembelajaran. Kemudian sifat dari model pembelajaran tatap
muka di kelas, yaitu membantu siswa untuk mempelajari bahan pembelajaran yang baru
disajikan, serta berinteraksi dengan siswa lainnya maupun guru di kelas. Dari arti e-
learning sendiri adalah sebuah pembelajaran online yang mudah diakses oleh siswa, dapat
diakses dimana saja tanpa dibatasi ruang muat dan tatap muka.

Tujuan pembelajaran dikatakan tercapai apabila hasil belajar mengalami penigkatan


dan perkembangan. Adapun hasil belajar hasil belajar siswa merupakan hasil belajar yang
dilakukan oleh siswa. Dalam penddikan formal selalu diikuti pengukuran dan penilaian,
demikin juga dalam kegiatan belajar mengajar, dengan mengetahui hasil belajar dapat
dketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang dan lambat.

Sejalan dengan diterapkannya kurikulum 2013, penerapan e-learning SMADA


BERKIBAR di Sma N 02 Pekalongan siswa dituntut aktif dalam materi pembelajaran yang
di berikan oleh guru kepada siswa, dan guru juga mempunyai peran untuk mengawasi
kepada seluruh siswa. Pada penerapan e-learning ini, guru berperan untuk memberikan
sebuah materi dengan berupa youtube, power point atau bahan ajar yang dimasukkan
kedalam platform. Kriteria ketuntasan minimal merupakan salah satu penilaian pada
kurikulum berbasis kompetensi dalam menentukan kelulusan siswa. Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam sat
smester atau satu tahun pada pembelajaran yang dicantumkan dalam laporan hasil belajar
(rapor). Kriteia kelulusan minimal di Sma N 02 Pekalogan pada mata pelajaran fisika
adalah 70, nilai tesebut agak sulit bagi siswa untuk mendapatkannya terutama pada materi
momentum implus merupakan salah satu materi yang umumnya kurang diminati siswa,
karena materi tersebut banyak konsep yang bersifat abstrak sehingga siswa sukar
membayangkan, dan rumus rumus yang terlalu rumit. Oleh karena itu, sebaiknya perlu
adanya upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan mengatasi permasalahan
tersebut, maka guru memberikan solusi dalam penyampaian materi berupa rekaman video
dalam kehidupan sehari hari.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian terdorong untuk


melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan E-Learning SMADA BERKIBAR
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Momentum Implus Kelas XI MIPA Sma Negeri
02 Pekalongan Tahun Ajaran 2021-2022”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan beberapa sebagai identifikasi masalah,
sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran e-learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
momentum dan implus.
2. Bagaimana cara mempermudah peserta didik untuk memahami penerapkan SMADA
BERKIBAR berbasis web.
3. Bagaimana menerapkan suatu aplikasi e-learning berbasis web dalam mendukung
kegiatan belajar mengajar.
1.3. Batasan Masalah
Membahas mengenai pengembangan E-Learning berbasis web pada materi momentum
dan implus.

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah e-learning berpengaruh
pada hasil belajar siswa di kelas XI MIPA Sma Negeri 02 Pekalongan Tahun Ajaran 2021-
2022.

1.5. Manfaat Pemelitian


1. Manfaat Teoritis
Hasil pnelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan dapat
dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya, terutama yang tertarik untuk meneliti ”
Pengaruh Penggunaan E-Learning SMADA BERKIBAR Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Momentum Implus Kelas XI MIPA Sma Negeri 02 Pekalongan Tahun
Ajaran 2021-2022”
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Melalui e-learning siswa dapat meningkatkan keaktifan, ketertarikan dan
meningkatkan ketrampilan berfikir kritis.
b. Bagi guru
1. Melalui metode pembelajaran blended learning berbantuan SMADA
BERKIBAR dapat menjadi alternatif bagi guru dalam pembelajaran.
2. Guru menjadi lebih kreatif dalam merancang materi dalam proses pembelajaran
dan menyimpan materi pembelajaran.
c. Bagi peneliti
Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang model pembelajaran blended
learning bantuan SMADA BERKIBAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.6. Kajian Teori


1.6.1. Pengettian E-learning
E-learning merupakan pembelajaran fleksibel yang dilakukan melalui media
elektronik tanpa terpaut dalam dimensi ruang dan waktu (Nugraheni & Dina, 2017:
112).Michael (2013: 27) mengatakan, E-Learning adalah pembelajaran yang disusun
dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu
mendukung proses pembelajaran.
Adapun karakteristik e-learning menurut Nursalam, (2008:135) yaitu
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, Memanfaatkan keunggulan komputer
(digital media dan komputer networks), Menggunakan bahan ajar yang bersifat
mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat
diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja dan memanfaatkan
jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan
dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Dalam proses pembelajaran di era pandemi COVID-19, kemendikbud
mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh yang biasa disebut pembelajaran
jarak jauh. Pembeajaran jarak jauh merupakan kebijakan baru . Sistem pembelajaran
jarak jauh ini menggunkan e-lerning, karena e-learning merupakan metode
pembelajaran yang bisa digunakan dalam jarak jauh dengan menggunakan alat
elektronik. Hal ini merupakan kebijakan institusi pendidikan yang membatasi
pembelajaran tatap muka dengan menggunakan fasilitas e-learning dalam
pembelajaran. E-learning diharapkan mampu untuk menjadi jawaban dalam sistem
pelayanan online yang bisa digunakan dalam interaksi secara realtime.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, menyatakan bahwa elearning merupakan
sistem pembelajaran menggunakan internet yang dilaksanakan secara virtual dan bisa
diakses di mana saja serta kapan saja tanpa harus bertatap muka secara langsung (Sari
& Priatna, 2020). Pendapat serupa bahwa e-learning adalah hasil yang didapatkan dari
kemajuan teknologi dengan memanfaatkan internet yang mudah untuk diterapkan
sebagai alternatif media pembelajaran (Murtiningrum et al., 2013: 290).
Berdasarkan dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan ,maka dapat
disimpulkan bahwa e-learning merupakan suatu sistem pembelajaran online dengan
menggunakan elektronik yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun degan mudah.
Selain itu, e-learning juga dapat digunakan untuk proses pembelajaran online pada
saat sudah tidak pandemi covid-19 atau bisa disebut dengan metode blended learning.
1.6.2. Proses Pembelajaran E-learning
Dalam teknologi e-learning dapat dilakukan dengan pembelajaran jauh dan tidak
harus dilaksanakan dalam ruang kelas. Proses pembelajaran dapat berlangsung setiap
saat tanpa dibatasi oleh waktu artinya siswa dapat melakukan proses pembelajaran
sesuai dengan keinginannya. Guru mempunyai peran sebagai memberi materi
pembelajaran dikelas. Hal ini telah mengubah peran guru dan siswa dalam
pembelajaran.
Terdapat tiga alternatif model kegiatan pembelajaran , yaitu :
a. Sepenuhnya secara tatap muka
b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian melalui internet
c. Sepenuhnya melaui internet
1.6.3. Karekteristik E-learning
Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang
membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan
kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
Sejalan dengan pendapat tersebut, karakteristik e-learning menurut Nursalam
(2008:135) adalah :
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials)
kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh dosen dan
mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap
saat di komputer.
Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa e-learning
mempunyai kartakteristik yaitu pemanfaatan teknologi elektronik melalui komputer
(digital media dan komputer networks) dan diakses melalui internet.
1.6.4. Fungsi Dan Manfaat E-learning
Secara umum, e-learning memiliki 3 fungsi, yaitu: (1) sebagai suplemen atau
tambahan, yaitu sebagai penambah wawasan peserta didik, fungsi ini bersifat pilihan,
(2) sebagai komplemen atau pelengkap, yaitu, materi diprogram sebagai penguat
materi yang diterima peserta didik di ruang kelas konvensional, dan (3) sebagai
substitusi atau pengganti, yaitu e-learning digunakan sebagai pembelajaran virtual atau
online bagi peserta didik (Darmawan, 2020). Ketiga fungsi tersebut telah ditetapkan
untuk pembelajaran di Indonesia, sebagaimana isi dari surat edaran Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 4 Tahun 2020 tentang kebijakan pelaksanaan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19), yang
berisi tentang satuan pendidikan diharuskan untuk bekerja dari rumah (work from
home), jadi pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 dilakukan secara daring di
rumah masing-masing. Manfaat e-learning dalam pembelajaran meliputi: (1)
mempermudah interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam dalam belajar secara
online; (2) mempermudah interaksi dengan teman atau peserta didik lainnya sebagai
bentuk komunikasi terkait pelajaran; (3) pendidik dapat menempatkan materi
pembelajaran dan tugas di dalam web yang dapat diakses oleh peserta didik; (4) materi
pembelajaran bersifat fleksibel, artinya dapat diakses kapanpun dan dimanapun, serta
dapat diakses secara berulang-ulang; (5) peserta didik dapat berdiskusi dengan guru
atau peserta didik lainnya melalui e-learning (Hadisi & Muna, 2015).
1.6.5. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan E-Learning
Dalam setiap metode pembelajaran, memang tak terlepas dari kelebihan serta
kekurangan. Seperti yang dinyatakan oleh beberapa pendapat berikut ini. Kelebihan
Elearning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui
berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005 : 253 ) Sementara itu
menurut (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997) dalam
(Yazdi, 2012), antara lain. Pertama, Tersedianya fasilitas e- moderating di mana guru
dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular
atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat dan waktu. Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau
petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya
bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. Ketiga, Siswa dapat
belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Keempat, Bila siswa memerlukan
tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat
melakukan akses di internet secara lebih mudah. Kelima, Baik guru maupun siswa
dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta
yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas.Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
Ketujuh, Relatif lebih efisien.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning
juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam,
1997) dalam (Yazdi,2012) antara lain. Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan
siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar. Kedua, Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis/komersial. Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah
pelatihan daripada pendidikan. Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula
menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT. Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi
belajar yang tinggi cenderung gagal. Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet. Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan
internet. Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
1.6.6. Sistem Informasi Manajemen Pembelajaran SMA Negeri 02 Pekalongan
(SMADABERKIBAR)
1.6.7. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah siswa
tersebut mengalami atau melakukan suatu proses aktivitas belajar dalam jangka
waktu tertentu. Hasil belajar merupakan kecakapan aktual (Actual ability) yang
diperoleh siswa, kecakapan potensi (Potencial ability) yaitu kemempuan dasar
yang berupa diposisi yang dimiliki individu untuk mencapai prestasi.Menurut
Woordworth (dalam Ismihyani 2000), hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari proses belajar.
Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual
yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan
mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang
meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (Winkel
dalam Ismiyahni 2000) dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun dalam
enam tingkatan enam tingkatan tersebut ialah pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, penerapan, sintesis, analisis dan evaluasi.
Dapat disimpulkan bahwa hasil merupakan pencapaian yang di peroleh oleh siswa
pada saat pembelajaran, hasil belajar tersebut meliputi domain (ranah) kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik.
1.6.8. Konsep Momentum dan Impuls
a. Impuls
Ketika kita menendang sebuah bola yang diam kemudian bergerak. Bola yang
diam akan bergerak ketika gaya tendangan yang diberikan oleh kita bekerja pada bola.
Gaya tendangan yang dilakukan oleh kita kepada bola termasuk gaya kontak yang
bekerja hanya dalam waktu singkat. Gaya seperti itu disebut dengan gaya impulsif.
Jadi, gaya impulsif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola bergerak cepat
dan semakin cepat.
Impuls (I) adalah besarnya perubahan momentum yang disebabkan gaya yang
terjadi dalam waktu singkat atau dapat didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya (F)
dan selang waktu tertentu (∆ t ¿ selama gaya tersebut bekerja. Impuls dipengaruhi oleh
gaya yang bekerja pada benda dalam selang waktu tertentu, sedangkan momentum
dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatan benda tersebut. Perubahan momentum
adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan impuls. Maka secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut :

I =F . ∆ t (2.1)
Keterangan :
I = impuls yang bekerja pada benda (Ns)
F = gaya impulsif (N)
∆ t = selang waktu tertentu (s)
Karena impuls didapat dari besaran gaya dengan selang waktunya, maka impuls
termasuk besaran vektor (karena gaya merupakan besaran vektor). Arah Impuls I
searah dengan gaya impulsifnya F.
Jika gaya impulsif F, yang berubah terhadap selang waktu digambarkan grafik F-
t nya, maka luas arsir dalam selang waktu ∆ t , di mana ∆ t = t 2 – t1 , sama dengan luas
arsir dibawah grafik F- t dengan batas nilai dari t 1 sampai dengan t 2. Impuls = luas
daerah di bawah grafik F-t. Sebagaimana dilukiskan oleh grafik dalam gambar 2.1

Gambar 2.1 Pada grafik F-t, besar impuls sama dengan luas raster dibawah grafik F-t
Jika waktu terjadinya tumbukan (Impuls) semakin lama, maka gaya yang bekerja
pada benda akan semakin kecil. Adapun dimensi impuls adalah gaya x selang waktu =
(kg).(m/s2).(s) = M L T −1.
b. Momentum
Dalam fisika, momentum berkaitan dengan kuantitas gerak yang dimiliki oleh
suatu benda yang bergerak. Misalnya bola sepak yang ditendang dengan keras lebih
sulit untuk dihentikan daripada ketika bola tersebut dilemparkan , dan ketika bola besi
yang digerakkan untuk olahraga tolak peluru lebih sulit dihentikan daripada bola
sepak, jika keduanya memiliki kelajuan yang sama. Dalam hal ini, menyiratkan bawah
ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada
kelajuan konstanta adalah hasil kali massa m dan kecepatan v, yang disebut dengan
momentum.
Semakin besar massa pada suatu benda, semakin besar pula dengan
momentumnya. Demikian pula, semakin besar kecepatan suatu benda, maka semakin
besar pula dengan momentumnya. Jadi, momentum p suatu benda dapat dirumuskan
sebagai berikut

p=mv (2.2)

Keterangan :
p = momentum benda (kg.ms-1)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m.s-1)
Momentum merupakan besaran vektor ,arah vektor momentum adalah arah
vektor kecepatan. Karena kecepatan bergantung pada kerangka acuan, kerangka ini
harus ditentukan dengan jelas untuk suatu besaran momentum. Satuan momentum
adalah sederhana yaitu massa × kecepatan, yang dalam satuan SI adalah kg.m/s. Untuk
merubah momentum sebuah benda maka diperlukan sebuah gaya, baik untuk
memperbesar momentum tersebut, memperkecilnya atau untuk merubah arahnya
(Giancoli, 2014:213-214)
c. Hubungan Antara Momentum dan Impuls
Apabila sebuah gaya (F) bekerja pada sebuah benda bermassa m dalam selang
waktu tertentu sehingga kecepatan benda tersebut berubah,maka momentum benda
tersebut akan berubah. Dalam hal ini sesuai dengan hukum Newton II maka diperoleh
persamaan berikut.

F=ma (2.3)
∆v
F=m (2.4)
∆t
Jika kedua ruas persamaan diatas di substitusikan dengan ∆ t , maka persamaan
tersebut menjadi

F ∆ t=m ∆ v (2.5)
F ∆ t=m¿ 2 - v 1¿ (2.6)
F ∆ t=m v 2 - v 1 (2.7)
Sehingga dari persamaan diatas , F ∆ t dinamakan dengan impuls dan m v 2 - v 1

dinamakan dengan perubahan momentum. Pada persamaan 2.1 telah dijelaskan bahwa
impuls yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang
dimiliki oleh benda.

F ∆ t=m v 2 - v 1 (2.8)
'
I= p − p (2.9)
I =∆ p (2.10)
d. Hukum Kekalan Momentum
Dua benda yang bermassa m1 dan m2 bergerak sepanjang garis lurus di mana
benda pertama mengejar benda kedua. Pada suatu saat saling bertumbukan dengan
benda pertama (yang menumbuk) dengan kecepatan v 1 dan benda kedua (yang
ditumbuk) dengan kecepatan v2 hingga kedua benda saling menekan selama ∆ t
kemudian saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing v '1dan v '2

Gambar 2.2 benda sebelum tumbukan dan benda setelah tumbukan

Pada saat mereka saling tekan menekan, maka menurut hukum aksi dan reaksi
(Newton III) terdapat rumusan sebagai berikut :

F aksi ¿ −¿ F reaksi (2.11)


F 1 ¿ −¿ F 2 (2.12)

maka F ₁ ∆ t ¿ −¿ (F 2 ∆ t) (2.13)
m1. v '1 – m1. v 1 ¿ −¿ ¿ −¿ m2 v 2 ¿ (2.14)

m1. v '1 – m1. v 1=¿ −¿ m2 v '2 +¿ m2 v 2 (2.15)

m 1 v 1+ ¿ m 2 v 2 ¿ m 1 v '1 +¿ m2 v '2 (2.16)

Keterangan :

m1 = massa benda 1 (kg)

m2 = massa benda 2 (kg)

v1 = kecepatan benda 1 sebelum ditumbuk (m.s-1)

v2 = kecepatan benda 2 sebelum ditumbuk (m.s-1)

'
v1 = kecepatan benda 1 setelah ditumbuk (m.s-1)

'
v2 = kecepatan benda 2 setelah ditumbuk (m.s-1)

Ternyata pada ruas kiri merupakan jumlah momentum pada saat saling
bersinggungan., sedangkan untuk ruas kanan merupakan jumlah momentum pada saat
saling melepaskan diri.
Hal ini berarti jumlah momentum benda – benda sebelum dan sesudah tumbukan
adalah tetap. Peristiwa ini disebut dengan hukum kekakalan momentum yang
bunyinya sebagai berikut

“Jumlah momentum pada suatu sistem tertentu yang tidak dipengaruhi gaya –
gaya dari luar adalah selalu tetap”

Dan dinotasikan : Σ m. V =C
( C = konstanta)
Bunyi hukum kekekalan momentum tersebut diatas mengandung kata-kata “suatu
sistsem tertentu” ini menunjukkan bahwa gejala tersebut tidak hanya terjadi pada
peristiwa atau gejala tumbukan saja.
Peristiwa kekekalan momentum terjadi pada sebuah proyektil yang meledak
berkeping-keping seperti ledakan hulu ledak peluru, gaya yang bekerja diantara peluru
disebut gaya internal menurut hukum Newton ketiga, besar gaya internal pada setiap
pasangan pecahan sama tetapi berlawanan arah. Setiap gaya pada satu pecahan
diimbangi oleh pecahan lain dengan gaya sama besar tetapi berlawanan arah. Karena
itu, gaya internal tidak dapat menghasilkan perubahan momentum.

e. Tumbukan
Dalam fisika banyak persoalan mendasar yang dapat dipecahkan dengan bantuan
konsep momentum dan hukum kekekalanya. Salah satu penggunaan konsep
momentum yang penting adalah pada persoalan yang menyangkut tumbukan.
Tumbukan adalah peristiwa yang terjadi ketika suatu benda bertumbukan dengan
benda yang lain atau dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang terjadi pada kedua
benda atau lebih dari benda-benda yang saling memberikan gaya – gaya yang relatif
kuat dalam waktu yang singkat. Berdasarkan sifat dari suatu benda, tuumbukan
memiliki jenis yang berbeda-beda.
Perbedaan tumbukan – tumbukan tersebut dapat diketahui dengan berdasarkan
nilai koefisen elastisitas dari dua buah benda yang bertunbukan. Koefesien elastisitas
dari dua buah benda yang bertumbukan sama dengan perbandingan negatif antara beda
kecepatan sesudah tumbukan dengan beda kecepatan yang sebelum tumbukan. Secara
matematis koefesien elastisitas dapat dirumuskan sebagai berikut.
' '
−v 1−v 2
e= (2.17)
v 1−v 2

Keterangan :
e = koefesien restitusi (0 ≤ e ≤ 1)
v 1 = kecepatan gerak benda 1 sebelum tumbukan (m/s)

v 2 = kecepatan gerak benda 2 sebelum tumbukan (m/s)


'
v 1 = kecepatan gerak benda 1 sesudah tumbukan (m/s)
'
v 2 = kecepatan gerak benda 2 sesudah tumbukan (m/s)

Jenis-jenis tumbukan antara lain tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting


sebagian dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Jenis tumbukan dimana setelah terjadi jumlah energi kinetik kedua benda
adalah sama dengan jumlah energi kinetik mula – mula. Jadi, setelah tumbukan tidak
ada energi yang hilang, sehingga berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan
hukum kekekalan momentum. Misalkan dua buah benda masing – masing massanya
m1 dan m2 mula – mula bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 yang arahnya berlawanan.
Kedua benda tersebut saling bertumbukan sehingga kecepatan akhir benda menjadi v '1
dan v '2 seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Tumbukan lenting sempurna di antara dua benda

Menurut Hukum kekekalan momentum :

m1 . v 1 +¿ m2 ¿ m1 v '1 +¿ m2 v '2

m1( v 1−v '1 ¿=−m2 (v 2−v'2 ) (2.18)

Menurut Hukum kekekalan energi :

1 2 1 2 1 2 1 2
m1 v 1+ m2 v 2= m1 v ' 1 + m 2 v ' 2
2 2 2 2

2 2 2 2
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v ' 1+ m2 v ' 2

m1 ( v 21−v ' 21 )=−m2 ( v 22−v ' 22)

m1 ( v 1 + v' 1 ) (v 1−v ' 1)=−m2 ( v 2+ v ' 2 ) ( v 2−v ' 2 ) (2.19)

Jika persamaan 2.19 dibagi dengan persamaan 2.18 maka diperoleh


v 1+ v ' 1=v2 + v ' 2

v ' 1−v ' 2=v 2−v 1 (2.20)


Persamaan 2.20 diatas dapat juga ditulis sebagai berikut
v 1−v 2=−(v ' 1−v ' 2 )
Jadi pada persamaan 2.20 menunjukkan bahwa tumbukan lenting sempurna ,
kecepatan relatif sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap, tetapi arahnya
berlawanan.
2. Tumbukan Lenting Sebagian
Tumbukan lenting sebagian terjadi dimana energi kinetik benda berkurang
selama tumbukan sehingga hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Besarnya
kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut dengan
koefisien restitusi (e) , maka derajat berkurangnya kecepatan relatif benda setelah
tumbukan sehingga dirumuskan sebagai berikut

' '
−(v 1−v 2)
e= (2.21)
v 1−v 2

Pada persamaan 2.21 dapat disimpulkan bahwa untuk lenting sempurna, nilai
untuk e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk tumbukan
lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1)
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Tumbukan tidak lenting sama sekali adalah tumbukan yang memiliki jenis
tumbukan yang dimana kedua benda setelah tumbukan bergabung menjadi satu benda
dengan kecepatan sama. Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi kehilangan energi
kinetik terbesar sehingga tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik.

Gambar 2.4 Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi di antara dua
buah benda
Kecepatan benda setelah bertumbukan
'
v ' 1=v ' 2=v

Hukum kekekalan momentum untuk dua buah benda yang bertumbukan tidak lenting
sama sekali dapat dirumuskan sebagai berikut

❑❑ ❑❑+❑❑❑❑= ( ❑❑+❑❑) ❑

Anda mungkin juga menyukai