Proposal
Proposal
Materi Momentum Implus Kelas XI MIPA Sma Negeri 02 Pekalongan Tahun Ajaran 2021-2022
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
OLEH
IRSYADIANTI MP
4201418003
PENDIDIKAN FISIKA
1.1. PENDAHULUAN
Negara Indonesia saat ini sedang marak-maraknya virus terbaru yaitu Virus Corona
atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi
paru-paru yang berat, hingga kematian. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona
Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan pertama kali kasus
konfirmasi Covid-19 sebanyak 2 kasus.
Novel Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang berasal dari Wuhan, Provinsi
Hubei, China telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Pada tanggal 11 Maret, 2020
World Health Organization (WHO) bahkan telah mendeklarasikan kejadian ini sebagai
pandemi global (Cucinotta & Vanelli, 2020). Hal tersebut menyebabkan negara Indonesia
menerapkan kebijakan lockdown. Dengan adanya kebijakan lockdown tersebut
menghambat seluruh kegiatan dalam berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor
pendidikan.
Pandemi covid-19 ini membawa dampak yang sangat besar bagi penduduk diseluruh
dunia terutama pada bidang perekonomian dan pendidikan. Tentunya banyak sekolah dan
prguruan tinggi yang tutup agar tidak tersebarnya virus covid-19 ini. Dan awalnya virus
covid-19 ini menyebkan dunia perekonomian menjadi lemah dan menurun, bahkan
menyebabkan banyaknya tempat kerja menjadi tutup. Dan bukan dunia perekonomian saja
yang terkena dampak virus covid-19 ini, dunia pendidikan juga menjadi sasaran bagi virus
covid-19 ini. pada dunia pendidikan terutama yang menyebabkan pembelajaran secara
daring atau online di negara indonesia terutama. Dengan adaya pandemi virus covid -19 ini
banyak negara mengeluarkan kebijakan dengan meliburkan berbagai sekolah dinegara
masing-masing. Di Indonesia juga meliburkan segala kegiatan termasuk meliburkan
seluruh sekolah dan menggantinya dengan pembelajaran secara daring atau online. Dimana
yang tadinya pembelajaran secara tatap muka dan diganti dengan siswa belajar dirumah
masing-masing secara daring atau online. (Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol.12 No. 2,
Agustus2021)
melibatkan sebuah tekhnologi dalam proses pembelajaran . Pada pembelajaran daring ini
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet, dalam pembelajaran ini tidak dilakukn
secara tatap muka, akan tetapi dengan cara melalui via email, google zoom, google form,
google class romm dan bisa juga membagikan tugas via whatsapp. Pada saat pembelajaran
maupu pembagian tugas biasanya guru membagikannya dengan cara membuat rekaman
video dan membagikannya kepada seluruh siswa dan memberikan batasan waktu untuk
mengumpulkan tugas tersebut.
Pada kondisi saat ini mendesak untuk mlakukan inovasi adaptasi terkait pemanfaatn
teknologi yang tersedia untuk melakukan proses pembelajaran (Ahmed et al, 2020).
Paktiknya mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk online dapat memanfaatkan
platform berupa aplikasi, website, jejaring sosial maupun learning management system
(Gunawan et al. 2020). Berbagai paltform tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung
transfer pengetahuan yang didukung berbagai teknik diskusi dan lainnya.
Pemanfaatan teknologi infomatika seperti e-learning yang salah satunya melalui web
based learning akan menjadikan atau membawakan perubahan yang berarti dalam sistem
pendidikan yang akan dikembangkan, materi yang akan disampaikan, bagaimana proses
pembelajaran dilakukan dan serta hambatan yang akan dihadapi oleh siswa, guru dan
penyelenggara pendidikan. Penggunaan media e-learning dalam suatu pembelajaran ini
diharapkan sebagai jalan alternatif untuk mengatasi masalah kemandirian belajar yang
sering dijumpai. Dengan media ini siswa diharapkan juga agar siswa juga mempunyai
wawasan yang lebih luas didunia internet sehingga para siswa bisa mempunyai kreativitas
dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Dan dengan pembelajaran e-learning ini siswa dapat
mencapai hasil belajar yang mudah untuk dicapai.
. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan proses
pembelajaran dari pembelajaran tradisional dan perpaduan berbagai model pembelajaran
lain yang salah satunya adalah blended learning. Holmberg (1986) Blended learning
adalah Model yang pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang
dilakukan secara tatap muka (face to face learning) dan secara virtual (E-Learning). (Rovai
and Jordan, 2004: 3). Pembelajaran berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik
untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam
berinteraksi antar guru dan siswa dalam lingkungan belajar yang beragam. Dengan
demikian dapat disimpulkan pembelajaran kombinasi ini bertujuan untuk menggabungkan
sifat dari model e-learning yaitu efisiensi waktu, biaya yang murah dan kemudahan siswa
kapan saja mengakses bahan pembelajaran. Kemudian sifat dari model pembelajaran tatap
muka di kelas, yaitu membantu siswa untuk mempelajari bahan pembelajaran yang baru
disajikan, serta berinteraksi dengan siswa lainnya maupun guru di kelas. Dari arti e-
learning sendiri adalah sebuah pembelajaran online yang mudah diakses oleh siswa, dapat
diakses dimana saja tanpa dibatasi ruang muat dan tatap muka.
1. Apakah pembelajaran e-learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
momentum dan implus.
2. Bagaimana cara mempermudah peserta didik untuk memahami penerapkan SMADA
BERKIBAR berbasis web.
3. Bagaimana menerapkan suatu aplikasi e-learning berbasis web dalam mendukung
kegiatan belajar mengajar.
1.3. Batasan Masalah
Membahas mengenai pengembangan E-Learning berbasis web pada materi momentum
dan implus.
I =F . ∆ t (2.1)
Keterangan :
I = impuls yang bekerja pada benda (Ns)
F = gaya impulsif (N)
∆ t = selang waktu tertentu (s)
Karena impuls didapat dari besaran gaya dengan selang waktunya, maka impuls
termasuk besaran vektor (karena gaya merupakan besaran vektor). Arah Impuls I
searah dengan gaya impulsifnya F.
Jika gaya impulsif F, yang berubah terhadap selang waktu digambarkan grafik F-
t nya, maka luas arsir dalam selang waktu ∆ t , di mana ∆ t = t 2 – t1 , sama dengan luas
arsir dibawah grafik F- t dengan batas nilai dari t 1 sampai dengan t 2. Impuls = luas
daerah di bawah grafik F-t. Sebagaimana dilukiskan oleh grafik dalam gambar 2.1
Gambar 2.1 Pada grafik F-t, besar impuls sama dengan luas raster dibawah grafik F-t
Jika waktu terjadinya tumbukan (Impuls) semakin lama, maka gaya yang bekerja
pada benda akan semakin kecil. Adapun dimensi impuls adalah gaya x selang waktu =
(kg).(m/s2).(s) = M L T −1.
b. Momentum
Dalam fisika, momentum berkaitan dengan kuantitas gerak yang dimiliki oleh
suatu benda yang bergerak. Misalnya bola sepak yang ditendang dengan keras lebih
sulit untuk dihentikan daripada ketika bola tersebut dilemparkan , dan ketika bola besi
yang digerakkan untuk olahraga tolak peluru lebih sulit dihentikan daripada bola
sepak, jika keduanya memiliki kelajuan yang sama. Dalam hal ini, menyiratkan bawah
ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada
kelajuan konstanta adalah hasil kali massa m dan kecepatan v, yang disebut dengan
momentum.
Semakin besar massa pada suatu benda, semakin besar pula dengan
momentumnya. Demikian pula, semakin besar kecepatan suatu benda, maka semakin
besar pula dengan momentumnya. Jadi, momentum p suatu benda dapat dirumuskan
sebagai berikut
p=mv (2.2)
Keterangan :
p = momentum benda (kg.ms-1)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m.s-1)
Momentum merupakan besaran vektor ,arah vektor momentum adalah arah
vektor kecepatan. Karena kecepatan bergantung pada kerangka acuan, kerangka ini
harus ditentukan dengan jelas untuk suatu besaran momentum. Satuan momentum
adalah sederhana yaitu massa × kecepatan, yang dalam satuan SI adalah kg.m/s. Untuk
merubah momentum sebuah benda maka diperlukan sebuah gaya, baik untuk
memperbesar momentum tersebut, memperkecilnya atau untuk merubah arahnya
(Giancoli, 2014:213-214)
c. Hubungan Antara Momentum dan Impuls
Apabila sebuah gaya (F) bekerja pada sebuah benda bermassa m dalam selang
waktu tertentu sehingga kecepatan benda tersebut berubah,maka momentum benda
tersebut akan berubah. Dalam hal ini sesuai dengan hukum Newton II maka diperoleh
persamaan berikut.
F=ma (2.3)
∆v
F=m (2.4)
∆t
Jika kedua ruas persamaan diatas di substitusikan dengan ∆ t , maka persamaan
tersebut menjadi
F ∆ t=m ∆ v (2.5)
F ∆ t=m¿ 2 - v 1¿ (2.6)
F ∆ t=m v 2 - v 1 (2.7)
Sehingga dari persamaan diatas , F ∆ t dinamakan dengan impuls dan m v 2 - v 1
dinamakan dengan perubahan momentum. Pada persamaan 2.1 telah dijelaskan bahwa
impuls yang bekerja pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang
dimiliki oleh benda.
F ∆ t=m v 2 - v 1 (2.8)
'
I= p − p (2.9)
I =∆ p (2.10)
d. Hukum Kekalan Momentum
Dua benda yang bermassa m1 dan m2 bergerak sepanjang garis lurus di mana
benda pertama mengejar benda kedua. Pada suatu saat saling bertumbukan dengan
benda pertama (yang menumbuk) dengan kecepatan v 1 dan benda kedua (yang
ditumbuk) dengan kecepatan v2 hingga kedua benda saling menekan selama ∆ t
kemudian saling melepaskan diri dengan kecepatan masing-masing v '1dan v '2
Pada saat mereka saling tekan menekan, maka menurut hukum aksi dan reaksi
(Newton III) terdapat rumusan sebagai berikut :
maka F ₁ ∆ t ¿ −¿ (F 2 ∆ t) (2.13)
m1. v '1 – m1. v 1 ¿ −¿ ¿ −¿ m2 v 2 ¿ (2.14)
Keterangan :
'
v1 = kecepatan benda 1 setelah ditumbuk (m.s-1)
'
v2 = kecepatan benda 2 setelah ditumbuk (m.s-1)
Ternyata pada ruas kiri merupakan jumlah momentum pada saat saling
bersinggungan., sedangkan untuk ruas kanan merupakan jumlah momentum pada saat
saling melepaskan diri.
Hal ini berarti jumlah momentum benda – benda sebelum dan sesudah tumbukan
adalah tetap. Peristiwa ini disebut dengan hukum kekakalan momentum yang
bunyinya sebagai berikut
“Jumlah momentum pada suatu sistem tertentu yang tidak dipengaruhi gaya –
gaya dari luar adalah selalu tetap”
Dan dinotasikan : Σ m. V =C
( C = konstanta)
Bunyi hukum kekekalan momentum tersebut diatas mengandung kata-kata “suatu
sistsem tertentu” ini menunjukkan bahwa gejala tersebut tidak hanya terjadi pada
peristiwa atau gejala tumbukan saja.
Peristiwa kekekalan momentum terjadi pada sebuah proyektil yang meledak
berkeping-keping seperti ledakan hulu ledak peluru, gaya yang bekerja diantara peluru
disebut gaya internal menurut hukum Newton ketiga, besar gaya internal pada setiap
pasangan pecahan sama tetapi berlawanan arah. Setiap gaya pada satu pecahan
diimbangi oleh pecahan lain dengan gaya sama besar tetapi berlawanan arah. Karena
itu, gaya internal tidak dapat menghasilkan perubahan momentum.
e. Tumbukan
Dalam fisika banyak persoalan mendasar yang dapat dipecahkan dengan bantuan
konsep momentum dan hukum kekekalanya. Salah satu penggunaan konsep
momentum yang penting adalah pada persoalan yang menyangkut tumbukan.
Tumbukan adalah peristiwa yang terjadi ketika suatu benda bertumbukan dengan
benda yang lain atau dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang terjadi pada kedua
benda atau lebih dari benda-benda yang saling memberikan gaya – gaya yang relatif
kuat dalam waktu yang singkat. Berdasarkan sifat dari suatu benda, tuumbukan
memiliki jenis yang berbeda-beda.
Perbedaan tumbukan – tumbukan tersebut dapat diketahui dengan berdasarkan
nilai koefisen elastisitas dari dua buah benda yang bertunbukan. Koefesien elastisitas
dari dua buah benda yang bertumbukan sama dengan perbandingan negatif antara beda
kecepatan sesudah tumbukan dengan beda kecepatan yang sebelum tumbukan. Secara
matematis koefesien elastisitas dapat dirumuskan sebagai berikut.
' '
−v 1−v 2
e= (2.17)
v 1−v 2
Keterangan :
e = koefesien restitusi (0 ≤ e ≤ 1)
v 1 = kecepatan gerak benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
m1 . v 1 +¿ m2 ¿ m1 v '1 +¿ m2 v '2
1 2 1 2 1 2 1 2
m1 v 1+ m2 v 2= m1 v ' 1 + m 2 v ' 2
2 2 2 2
2 2 2 2
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v ' 1+ m2 v ' 2
' '
−(v 1−v 2)
e= (2.21)
v 1−v 2
Pada persamaan 2.21 dapat disimpulkan bahwa untuk lenting sempurna, nilai
untuk e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk tumbukan
lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1)
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Tumbukan tidak lenting sama sekali adalah tumbukan yang memiliki jenis
tumbukan yang dimana kedua benda setelah tumbukan bergabung menjadi satu benda
dengan kecepatan sama. Tumbukan tidak lenting sama sekali terjadi kehilangan energi
kinetik terbesar sehingga tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik.
Gambar 2.4 Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi di antara dua
buah benda
Kecepatan benda setelah bertumbukan
'
v ' 1=v ' 2=v
Hukum kekekalan momentum untuk dua buah benda yang bertumbukan tidak lenting
sama sekali dapat dirumuskan sebagai berikut
❑
❑❑ ❑❑+❑❑❑❑= ( ❑❑+❑❑) ❑