SKRIPSI LENGKAP Angtrisepreli P. Lakoan
SKRIPSI LENGKAP Angtrisepreli P. Lakoan
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2022
FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN GEL
HANDSANITIZER EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG
KEPOK (Musa paradisiaca L.) DENGAN VARIASI Carbomer
TERHADAP AKTIVITAS BAKTERI Escherichia coli
SKRIPSI
Kepada
ii
SKRIPSI
Menyetujui
Tim Pembimbing
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
dalam skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan
dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan
skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yang menyatakan,
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
penulisan skripsi ini yang berjudul “Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Gel
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata-1, Program
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak mengalami kendala dan
kesulitan, namun karena keinginan dan usaha yang keras serta bantuan dan
dorongan semangat dari berbagai pihak sehingga segala kendala dan kesulitan
tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan pada akhirnya skripsi ini terwujud.
Sehingga tidak berlebihan rasanya jika penulis menghanturkan terima kasih dan
Makassar.
4. apt. Suprapto Prayitno, S.Si., M.Si. sebagai Ketua Program Studi Farmasi
Makassar.
v
vi
7. apt. Rusmin Rivai, S.Si., M.Si. Selaku pembimbing pertama, yang telah
9. Buat Orang tua saya Bapak Pirri Lakoan S.Pd dan Ibu Damaris
10. Buat Kakanda, Dinda serta Sodara-sodaraku yang sudah menjadi bagian
dalam organisasi MAPACTI ini yang tidak akan didapat diluar sana.
11. Keluarga Besar Farmasi angkatan 2018 yang tercinta yang tidak bisa saya
tawanya selama ini dan selalu memberi motivasi serta dukungan dan
12. Semua pihak yang terkait yang turut membantu penulis dalam
membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan, maka skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
Kata Kunci : Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L.), Gel handsanitizer,
Carbomer, Escherichia coli
viii
ABSTRACT
Research has been carried out with the aim of knowing the antibacterial activity of
kepok banana peel ethanol extract of hand sanitizer gel against Escherichia coli
bacteria and to formulate kepok banana peel ethanol extract in handsanitizer gel
preparations using variations of Carbomer as a gelling agent and to test its
physical stability. Handsanitizer gel of kepok banana peel ethanol extract was
made in 4 formulations, where FI without active substance (negative control) and
different concentrations with variations in carbomer of FII (0.5%), FIII (1%),
FIV (1.5%). The study began with the manufacture of kepok banana peel extract.
In this study, the active substance was extracted using the maceration method and
the physical stability of the gel preparation was determined based on observations
of organoleptic, homogeneity, dispersion, pH, and viscosity before and after
accelerated storage using a climatic chamber at a temperature of 35°C and 5°C.
for 12 hours for 6 cycles. Based on the results of the study, it was found that the
hand sanitizer gel preparation with variations in carbomer met the requirements of
the physical stability test. Based on the results of testing the antibacterial activity
of Escherichia coli, handsanitizer gel, ethanol extract of kepok banana peels with
a concentration of 5% gave an average inhibitory power of 9,28 mm – 9,71 mm
with moderate inhibitory response category.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PRAKATA .................................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................... viii
ABSTRACT................................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4
B. Uraian Kulit............................................................................... 7
C. Uraian Bakteri........................................................................... 9
D. Uraian Ekstraksi........................................................................ 10
x
xi
E. Uraian Gel................................................................................. 11
F. Uraian Handsanitizer................................................................. 13
G. Uraian Etanol............................................................................ 13
H. Uraian Bahan............................................................................. 14
D. Prosedur Kerja........................................................................... 18
E. Teknik Analisis........................................................................ 23
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 24
A. Hasil Penelitian......................................................................... 24
B. Pembahasan............................................................................... 28
BAB V PENUTUP..................................................................................... 32
A. Kesimpulan............................................................................... 32
B. Saran.......................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 33
LAMPIRAN ................................................................................................ 36
DAFTAR TABEL
Halaman
...............................................................................................................19
...............................................................................................................19
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terserang penyakit.
oleh mata secara langsung. Mikroorganisme tersebut dapat dijumpai dimana saja,
pada manusia adalah bakteri. Bakteri berpotensi menjadi patogen jika jumlahnya
melebihi batas dan akan menjadi bahaya bagi manusia (Lindawati et al., 2014).
salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi yang berujung penyakit pada
manusia adalah Escherichia coli (E. coli) yang keberadaannya banyak tersebar di
anaerob dan merupakan flora alami yang hidup di usus (Yang dan Wang. 2014).
Dalam jumlah kecil bakteri ini memberikan manfaat bagi manusia, misalnya
1
2
Namun dalam jumlah banyak dapat menjadi penyebab penyakit, seperti sepsis,
diare, meningitis dan juga infeksi saluran kemih (jawetz). Mengingat bahayanya
bakteri ini bagi kesehatan manusia, maka perlu dilakukan pencegahan bagi
dapat digunakan sebagai antibakteri. salah satu bahan alam ini adalah kulit buah
pisang kepok.
dasarnya akan menjadi limbah setelah diambil isi buahnya. padahal kulit buah
pisang ini dapat didaur ulang atau diolah untuk bisa memberi manfaat bagi
masyarakat. Menurut Wardini dkk (2017) kandungan flavonoid dan tannin yang
banyak terdapat dalam kulit pisang kepok mentah dapat digunakan untuk
Tivani dan Perwitasari (2021) dalam jurnal “Uji Efektvitas ekstrak kulit pisang
kepok (Musa paradisiaca) terhadap bakteri (S. aureus, streptococcus mutan dan
koloni bakteri E coli. Untuk memaksimalkan khasiat dari kulit buah pisang kepok,
dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan koloni bakteri yang praktik dan
sediaan gel memberikan sensasi lembut dan nyaman ketika diaplikasikan ke kulit
3
(Lubrizol, 2009). Selain itu, gel juga memberikan sensasi dingin dan tidak
meninggalkan bekas di kulit serta mempunyai nilai estetika yang baik (Afianti dan
Mimiek. 2015). Dalam gel, ada komponen penting pembentuk gelnya atau
biasanya disebut gelling agent yang akan mempengaruhi sediaan gel yang
dihasilkan. salah satu gelling agent yang dapat digunakan adalah Carbopol atau
yang biasa dikenal dengan carbomer yang merupakan basis gel yang mudah
terdispersi dalam air dan memberikan kekentalan dan kekerasan pada sediaan gel.
bentuk fisik yang stabil yang biasa digunakan dalam range 0,5 -2,0 % (Rowe.
konsetrasi 0,5% mampu menghasilkan sediaan yang memiliki daya sebar dan daya
lekat yang stabil dan sesuai dengan standar. Adapun penelitian lain yang
dilakukan oleh Sari (2020) dalam jurnal “karakteristk gel sariawan ekstrak daun
sirih hitam sebagai antimikroba dengan variasi konsentrasi Carbopol yang pada
bakteri E. coli dan juga untuk mengetahui pada konsentrasi berapakan Carbopol
B. Rumusan Masalah
1. Apakah sediaan gel handsanitizer ektrak etanol kulit pisang kepok ( Musa
coli ?
yang stabil ?
C. Tujuan Penelitian
Escherichia coli ?
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Suku : Musaceae
pisang memiliki benang sari dan putik dengan rata-rata sari pisang secara
umum 5 buah. Biasanya penumbu bunga pisang berjajar rapat dan tersusun
secara spiral. Daun pelindung berwarna merah Tua berlilin dan mudah rontok
5
6
berukuran Panjang 1-25 cm. Bunga tersebut tersusun dalam dua baris secara
horizontal, yakni bunga jantan berada di atas bunga betina. bentuk jantungnya
biasanya setiap 1-2 hari sekali akan mekar diketahui dengan terbukanya
tersusun seperti sisir dua baris, Buah pisang dapat dipanen sekitar 80-90 hari
4. Kandungan Kimia
A,C, E, B6, magnesium, zat besi, potasium, fosfor, dan serat. Kandungan
flavonoid dan tanin yang terdapat dalam kulit pisang kepok memiliki fungsi
pada bakteri (Allo, 2016). Kulit pisang kepok mengandung senyawa kimia
tannin, phlobatannin, alkaloid, glikosida dan terpenoid yang hasil uji fitokimia
dan memiliki khasiat yaitu sebagai obat penyembuh luka bakar, anticacing,
B. Uraian Kulit
1. Defenisi Kulit
Kulit adalah organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian
tubuh, membungkus daging dan organ-organ. pada umumya luas kulit manusia
lemaknya. tanpa lemak beratnya 4 kg atau sekitar 15 % dai berat badan seseorang.
Daerah kulit paling tebal pada manusia yaitu berada pada telapak tangan yaitu
2. Fungsi Kulit
luar seperti luka dan serangan bakteri. Epidermis pada kulit terutama
b. Sebagai peraba atau alat komunikasi (sensorik), kulit sebagai alat perasa
yang dirasakan melalui ujung saraf sensasi dan sangat peka terhadap
jaringan padah tubuh tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh
e. Sebagai alat absorbsi, dimana kulit akan menyerap zat-zat yang terlarut
f. Sebagai ekskresi, dimana kulit akan mengeluarkan zat zat tertentu seperti
garam, yodium dan zat kimia lainnya melalui pori-pori kulit yang biasa
disebut keringat.
3. Struktur Kulit
a. Epidermis merupakan bagian kulit yang paling luar, yang terdiri dari
Dermis terdiri dar dua lapisan yaitu : Bagian atas, pars papilare (stratum
c. Hipodermis atau Subkatis yang teridiri dari beberapa kumpulan sel lemak
C. Uraian Bakteri
Domain : Bacteria
Filum : Protebacteria
Ordo : Entrobacteriales
Famili : Entrobacteriaceae
diameter diameter 1,1 – 1,5 mikro dan emiliki sel panjang 2,6-6,0 mikro
dengan peritrikus flagella. Jumlah guanin dan citosin (G+C) dari DNA 50-51
dapat bertumbuh selama seminggu dalam larutan 0-4% NaCl dan 0-400
Pertumbuhan paling baik pada 6% NaCl dengan pH 5,6 -6,8 serta temperature
D. Uraian Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan zat aktif yang dapat larut dari
bahan yang tidak dapat larut dalam pelarut cair. Hasil dari ektraksi adalah ektrak
yang berwujud seperti pasta kental diperoleh dengan cara mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati dan hewani setelah pelarutnya diuapkan. Prinsip kerja
Ektraksi adalah pelarut akan masuk ke dalam sel dan melarutkan senyawa aktif
yang ada dalam sel sampel tersebut, sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara
senyawa terlarut di dalam dan diluar sel. Tujuan ektraksi adalah untuk menarik
merupakan salah satu pelarut yang dipakai untuk menarik senyawa sampel
tersebut, tetapi senyawa aktif yang ada pada baahn alam tersebut dibutuhkan
pelarut tertentu untuk menarik senyawa aktif trsebut dari dalam sel (Nasyanka.
2020)
suhu ruangan.
2. Cara Panas yaitu metode Refluks merupakan ektraksi dengan pelarut pada
temperature titik didih selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas
alat khusus sehingga terjadi ektraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif
penangas air dengan suhu 96-980 C selama 15-20 menit. Metode Dekoktasi
merupakan proses penyarian pada waktu yang lebih lama sekitar 30 menit
E. Uraian Gel
gelatos – membeku ) merupakan koloidal antara zat yang berbeda yaitu fase padat
dan cair. Tampilan gel seperti zat padat yang lunak dan kenyal (jelly), namun
semakin lama rentang suhu penyimpanan akan berubah seperti fluida (mengalir).
Kebanyakan gel seharusnya tergolong zat cair namun sifat seperti benda padat.
Contohnya agar-agar, gel rambut, dan gelatin. Gel memiliki kelebihan sebagai
salah satu sediaan dalam bidang farmasi dengan ciri-ciri tidak lengket, viskositas
gel tidak mengalamai perubahan pada suhu penyimpanan, daya serap yang baik,
2017)
fase pendisipersi, bilamana hanya ada sedikit sekali interaksi antara kedua fase.
Basis gel ini pada umumnya merupakan molekul-molekul organik yang besar
dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi.
Istilah hidrofilik berarti sukar pada pelarut. Pada umumnya karena daya tarik
menarik dari bahan hidrofobik, sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah
untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar. (Ansel, 1989)
sebagai berikut :
viskositas dalam sediaan farmasi. Carbopol memiliki ciri khas non-iritan dan
semipadat.
formulasi sediaan topical sebagai bahan pemberi suasana basa (Rowe. 2009)
13
yang banyak pada gel tidak ditumbuhi mikroorganisme. Metil paraben dipilih
pada penelitian karena metil paraben dapat larut dalam air dan aktiitasnya
F. Uraian Handsanitizer
cepat dalam membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan. sediaan ini
banyak digunakan karena alasan kepraktisan, mudah dibawa dan cepat digunakan
tanpa perlu menggunakan air. Hand sanitizer digunakan ketika dalam keadaan
darurat dimana ketika kita tidak menemukan air. Kelebihan dari sediaan ini
diutarakan food and drug administration dimana dapat membunuh kuman dalam
G. Uraian etanol
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 780 C, mudah terbakar. Dengan kelarutan
bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.
Penggunaan alkohol sebagai pelarut dalam sediaan topical pada konsentrasi 60-90
14
% v/v. Sdiaan yang mengandung lebih dari 50% v/v alkohol dapat menyebabkan
H. Uraian Bahan
Kegunaan : Pelarut
tersedia.
Range : 0,5 – 2 %
terbakar.
Kegunaan : Pengawet
lemak
Range : “ 15 %
Kegunaan : Humektan
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut
dalam kloroform P.
Range : 2-4 %
METODE PENELITIAN
1. Alat
aluminium foil, corong pisah, erlenmeyer, batang pengaduk, spatula, gelas ukur,
gelas piala, lumpang dan alu, hotplate, pH meter universal, kaca preparat, cawan
petri, pipet tetes, mikropipet, tabung reaksi, autoklaf, Laminar Air Flow,
inkubator, centrifugal, lemari pendingin, sarung tangan, alat desitilasi uap, Rotary
2. Bahan
antibakteri Nuvo.
1. Populasi
2. Sampel
18
19
3. Bahan Uji
Bahan uji dalam penelitian ini adalah sediaan gel ekstrak kulit pisang
kepok (Musa paradisiaca L.) yang berada di Dusun Mattoanging Utara Desa
D. Prosedur Kerja
1. Pengambilan sampel
2. Ekstraksi sampel
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama 7 hari pada suhu ruang (28 0 -
300 C) hingga kadar airnya kurang. Sampel yang telah kering diserbukkan
ekstraksi dengan cara maserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak 5 liter
dengan pergantian pelarut 3 x 24 jam selama 5 hari dan sesekali diaduk agar
evaporator dan waterbatch hingga diperoleh ekstrak kental. (Nina, dkk. 2019)
20
3. Pembuatan Sediaan
a. Master Formula
Bahan Parbatch
Kitosan 0,125 %
Karbopol 1%
TEA 2%
Propilenglikol 10 %
Gliserin 20 %
Aquades Ad 100 %
b. Rancangan Formula
Tabel 2. Rancangan formula gel ekstrak etanol kulit pisang kepok ( Musa
Konsentrasi (%)
I II III IV
c. Cara pembuatan
terlebih dahulu sesuai dengan formulasi. Pembuatan gel hand sanitizer dari
hingga terdispersi sempurna dan membentuk basis gel. Pada tahap akhir
4. Evaluasi Sediaan
a. Pengujian Organoleptik
dari gel yang dibuat. Gel biasanya jernih dengan konsistensi setengah
b. Pengujian pH
Universal yang dicelupkan kedalam sampel gel yang telah diencerkan. Setelah
c. Pengujian Homogenitas
dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
e. Pengujian Viskositas
5. Pengujian Aktivitas
dimasukkan dalam Autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 2 atm selama 15
menit. Alat yang tidak tahan panas tinggi disterilisasi dengan alkohol 70%.
biakan Escheria coli diambil dengan kawat ose steril, kemudian disuspensikan
dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml NaCl 0,9 % hingga diperoleh kelarutan
ekstrak etanol kulit pisang kepok yang dilakukan dengan metode difusi sumuran,
dengan cara mengukur diameter Escheria coli, setelah di inkubasi 1x24 jam. Cara
25
pengujian antibakteri yaitu dengan dibuat 5 sumuran yaitu sediaan gel dengan
Nuvo yang mengandung zat aktif alkoho) dan kontrol negatif tanpa zat aktif, yang
sudah dibuat pada media pengujian, kemudian diteteskan larutan uji sebanyak 15
37ºC selama 1x24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan (zona jernih)
E. Teknik Analisis
fisik gel yaitu, pengujian organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, viskositas,
cycling test . Dilakukan dengan metode difusi sumuran dengan cara membuat 5
sumuran. Dan data hasil uji aktivitas terhadap Escheria coli dianalisis dengan One
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tentang formulasi uji mutu fisik sediaan gel
hand sanitizer ekstrak etanol kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca
Organoleptik
Khas Khas
FII Coklat Agak cair Coklat Agak cair
Ekstrak Ekstrak
Khas Khas
FIV Coklat Kental Coklat Kental
Ekstrak Ekstrak
Keterangan :
FI : Kontrol negatif
FII : Gel dengan basis carbomer 0,5% b/b
FIII : Gel dengan basis carbomer 1% b/b
FIV : Gel dengan basis carbomer 1,5% b/b
26
27
Homogenitas
FI Homogen Homogen
Tabel 5. Hasil pengukuran pH sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol kulit buah
pH
FI 6,4 6,1
Tabel 6. Hasil pengukuran daya sebar sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol
Daya Sebar
FI 6 5,5
FII 6,5 6
5 – 7 cm
FIII 6 5,7
FIV 5,7 5
Tabel 7. Hasil pengamatan uji viskositas sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol
Viskositas
FI 15.000 14.000
Tabel 8. Hasil pengamatan uji aktivitas sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol
Escherichia coli.
Escherichi
B. Pembahasan
Kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah salah satu tanaman
formulasi sediaan gel. Kulit pisang kepok diekstraksi dengan metode maserasi
kemampuan ekstraksi yang luas untuk menarik senyawa dan tidak mudah
vacum evaporator untuk memisahkan zat aktif dengan pelarut etanol sehingga
carbomer sebagai basis gel yang dapat membentuk sediaan gel yang bening dan
jernih, mempunyai daya sebar yang baik pada kulit, efek mendinginkan dan tidak
gel yang memiliki range pH kulit manusia yaitu 4,5 – 6,5. Propilenglikol
berfungsi sebagai humektan dengan tujuan untuk menjaga kestabilan dari sediaan
gel dengan cara mempertahankan kadar air sehingga dapat menjaga kelembapan
kulit. Gel memiliki kandungan air yang banyak, sehingga dibutukan penambahan
Tiap formula dalam penelitian ini dilakukan uji stabilitas untuk menjamin
kestabilan dilakukan untuk membuktikan bahwa tidak ada perubahan yang terjadi
pada formulasi yang dapat memberikan efek yang merugikan pada stabilitas
sediaan. Pada penelitian ini dilakukan uji kestabilan fisik dengan menyiapkan
sediaan didalam oven yang memiliki suhu 350 C dan suhu 50 C selama 12 jam
dalam satu siklus, pengujian ini dilakukan sebanyak 6 siklus. Melalui perlakuan
penyimpan di percepat akan terlihat apakah sediaan gel yang dibuat tetap stabil
formula tidak mengalami perubahan baik dari warna, bentuk dan bau sebelum dan
stabilitas dipercepat, diperolah hasil bahwa semua formula tidak ada butiran kasar
dan tidak mengalami perubahan atau tetap menunjukan sifat fisik yang homogen
selama penyimpanan. Berarti hal tersebut sesuai dengan persyaratan sediaan gel
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu sediaan.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pH dari masing-masing sediaan formula yang
stabilitas dipercepat pH sediaan gel yang dihasilkan untuk semua formula terjadi
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui luas area gel dapat menyebar
dan merata saat digunakan pada kulit. Dari hasil pengujian diperolah hasil uji
daya sebar dari masing-masing formula sediaan gel, cenderung menurun setelah
basis yang digunakan maka semakin menurun nilai daya sebar pada sediaan. Hal
ini disebabkan karena semakin banyak jumlah basis carbomer maka daya sebar
akan semakin menurun karena sediaan semakin kental. Hal ini menunjukan bahwa
variasi konsentasi carbomer berpengaruh pada daya sebar sediaan gel pada setiap
kekentalan dari sediaan tersebut. Berdarkan hasil uji viskositas setelah dilakukan
Dalam hal ini masih memenuhi Badan Nasinal Indonesia (BSNI / BSI / SNI )
yaitu SNI 16-4380-1996, nilai standar viskositas untuk sediaan gel yaitu 3.000 –
50.000 cPs. Terjadinya penurunan atau pergeseran nilai viskositas pada sediaan
dapat disebabkan oleh faktor pH dan molekul air yang terjebak dalam matriks gel
33
keluar atau lepas dari matriks sehingga terbentuk dua fase yang mengakibatkan
handsanitizer ekstrak etanol kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) diperoleh
hasil bahwa sediaan gel semua formula dengan konsentrasi zat aktif 5 % masih
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
2. Sediaan gel handsanitizer ektrak etanol kulit pisang kepok (Musa paradisiaca
kestabilan fisik gel baik homogenitas, pH, daya sebar, dan viskositas.
B. Saran
pengujian bakteri yang berbeda dan perlu dilakukan ekstraksi lain pada
kulit pisang kepok untuk sediaan gel handsanitizer dengan tampilan yang
34
DAFTAR PUSTAKA
Afianti, H. P., dan Mimiek. M. 2015. Pengaruh variasi kadar gelling agent
HPMC terhadap sifat fisik sediaan gel ekstrak etanolik daun kemangi
(Ocimum basilicum L. formacitatum back). majalah Farmaseutik, Vol 11:
No. 2, pg 307-315
Agustina, Risna. 2021. Kekayaan Alam Bumi Borneo dan Khasiatnya Sebagai
Obat. Jawa Timur:Qiara Media.
Allo. M. B. R. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Kulit Buah Pisang
Ambon Lumut (Musa Acuminata Colla) Terhadap Pertumbuhan
Staphylocuccus Aureus. Skripsi Pascasarjana, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Ardana, et al. 2015. Formulasi dan Optimasi Basis Gel HPMC (Hidruxy Propyl
Methyl Cellullose) dengan berbagai basis varian konsentrasi. Jurnal trop
pharm chem. 3:101-108
Ariani Novia, Niah Rakhmadhan. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica) Mentah secara In
Vitro. Jurnal Ilmiah Manuntung Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin , Vol.
5(2), e-ISSN 2477-1821.
Bardin, dan Lumowa. 2019. Uji Fitokimia Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca
L.) Bahan Alam Sebagai Pestisida Nabati Berpotensi Menekan Serangan
Serangga Hama Tanaman Umur Pendek. Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol.
1 No.9
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Depkes RI. Jakarta
35
36
Fitriana, M,. Su’aida, N., Sari, D. I., 2017. Optimasi Sediaan Gel Fraksi Etil
Asetat Buah Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) dengan Kombinasi
Basis CMC-Na dan Carbopol menggunakan Metode Simplex Lattice
Design. Universitas Lampung Mangkurat. Journal of Curret
Pharmaceutical Sciences, Vol. 1 No.1
Garg, A. Aggarwal, D., Garg, S., dan Sigla, A. K. 2002. Spreading of Semisolid
Formulation: An Update. Pharmaceutical Tecnology. 84-102.
Hidayanti, U. W., F.Jaka dan I. arsyik. 2015. Formulasi dan Optimasi basis gel
Carbopol 940 dengan berbagai variasi konsentrasi. Samarinda :
Univiesitas Mulawarman, Fakultas Farmasi.
Lindawati, E., Lestarie, N., nurlaela, E,. Rival M.A. dan Maryat, S. 2014. Inovasi
Kewangi sebagai Gel antiseptic Akami dari MInyak atsiri Kemangi
(Ocinum canum). Laporan akhir pekan kreativitas Mahasiswa. IPB. Bogor
Rundengan CH, Fatmawali, Henry S. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Biji
Pinangyaki (Areca vestiara) terhadap bakteri staphylococcus aureus,
Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Ilmiah Farmasi.
2017:6(1):37-46.
37
Wardini, Ladisia Agata dan Siti Sulandjari. 2017. Pengaruh penambahan tepung
kulit pisang kepok dan kulit jeruk nipis terhadap hasil lulur tradisional. e-
journal, 6 (1) :73-80
Wijoyo V. Optimasi Formula Sediaan Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Jeruk
Bergamot Dengan Gelling Agent Carbopol dan Humektan Propilen Glikol
(Skripsi). Yogyakarta : Fakultas Farmasi : Universitas Sanata Dharma.
2016.
.Lampiran 1. Skema kerja pembuatan sediaan gel ekstrak kulit pisang kepok
(Musa paradisiaca L.) terhadap bakteri Escherichia coli
39
Freeze drying
Ekstrak kering
Pembuatan Suspensi
Bakteri Escheria coli Formulasi Handsanitizer
K+ K-
FI FII FIII
Pengamatan
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Formula 1
1
1. Carbomer 1 % : x 50 gram = 0,5 gram
100
15
2. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
3. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
4. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
5. Aquadest ad 50 gram = 50 - ( 0,5 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 9,05
= 40,95 gram
Formula 2
5
1. Ekstrak kulit pisang kepok 5 % : x 50 gram = 2,5 gram
100
0,5
2. Carbomer 0,5 % : x 50 gram = 0,25 gram
100
15
3. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
4. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
5. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
6. Aquadest ad 50 gram = 50 - (2,5 + 0,25 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 11,3
= 38,7 gram
41
Formula 3
5
1. Ekstrak kulit pisang kepok 5 % : x 50 gram = 2,5 gram
100
1
2. Carbomer 1 % : x 50 gram = 0,5 gram
100
15
3. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
4. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
5. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
6. Aquadest ad 50 gram = 50 - (2,5 + 0,5 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 11,55
= 38,45 gram
Formula 4
5
1. Ekstrak kulit pisang kepok 5 % : x 50 gram = 2,5 gram
100
1 ,5
2. Carbomer 1,5 % : x 50 gram = 0,75 gram
100
15
3. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
4. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
5. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
6. Aquadest ad 50 gram = 50 - (2,5 + 0,75 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 11,8
= 38,2 gram
42
43
Proses maserasi
Evaporator
44
Bahan-bahan formula
Uji Homogenitas
Uji pH
46
Uji Viskositas
Metode sumuran
Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
for S d S S d S
mula tatistic f ig. tatistic f ig.
diameter FII , 3 . , 3 ,
zona hambat 300 913 429
FII , 3 . , 3 ,
I 361 806 129
FI , 3 . , 3 ,
V 268 950 570
kon , 3 . , 3 ,
trol 337 855 253
positive
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan : Ho diterima karena nilai signifikan dari setiap
perlakuan > 0,05
ANOVA
diameter zona hambat
Sum d Mean S
of Squares f Square F ig.
Between 59,63 3 19,87 3 ,0
Groups 6 9 9,858 00
Within 3,990 8 ,499
Groups
Total 63,62 1
6 1
Kesimpulan: HO ditolak karena terdapat perbedaan yang bermakna
dari setiap perlakuan.