Anda di halaman 1dari 65

SKRIPSI

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN GEL


HANDSANITIZER EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG
KEPOK (Musa paradisiaca L.) DENGAN VARIASI Carbomer
TERHADAP AKTIVITAS BAKTERI Escherichia coli

ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN

518 011 230

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

2022
FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN GEL
HANDSANITIZER EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG
KEPOK (Musa paradisiaca L.) DENGAN VARIASI Carbomer
TERHADAP AKTIVITAS BAKTERI Escherichia coli

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Kesarjanaan

Program Studi Farmasi

Disusun dan diajukan oleh :

ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN

518 011 230

Kepada

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2022

ii
SKRIPSI

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN GEL


HANDSANITIZER EKSTRAK ETANOL KULIT PISANG
KEPOK (Musa paradisiaca L.) DENGAN VARIASI Carbomer
TERHADAP AKTIVITAS BAKTERI Escherichia coli

Disusun dan diajukan oleh :

ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN


518 011 230

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada tanggal


21 September 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat sebagai sarjana Farmasi

Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing pertama Pembimbing kedua

apt. Rusmin Rivai, S.Si., M.Si. apt. Achmad Juwaeni, S.Farm.

Ketua Program Studi Farmasi

apt. Suprapto Prayitno, S.Si., M.Si.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN


Nomor Mahasiswa : 518 011 230
Program Studi : Farmasi
Judul Skripsi : Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Gel
Handsanitizer Ekstrak Etanol Kulit Pisang Kepok
( Musa Paradisiaca L. ) Dengan Variasi
Carbomer Terhadap Aktivitas Bakteri
Escherichia Coli

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil penelitian yang saya tulis

dalam skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan

merupakan pengambilan alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan

skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 21 September 2022

Yang menyatakan,

ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN

iv
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan

penulisan skripsi ini yang berjudul “Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Gel

Handsanitizer Ekstrak Etanol Kulit Pisang Kepok ( Musa Paradisiaca L. )

Dengan Variasi Carbomer Terhadap Aktivitas Bakteri Escherichia Coli” ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata-1, Program

Studi Farmasi, Fakultas Mipa, Universitas Pancasakti Makassar.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak mengalami kendala dan

kesulitan, namun karena keinginan dan usaha yang keras serta bantuan dan

dorongan semangat dari berbagai pihak sehingga segala kendala dan kesulitan

tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan pada akhirnya skripsi ini terwujud.

Sehingga tidak berlebihan rasanya jika penulis menghanturkan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. H. Rusdin Nawi, M.M., M.Si. sebagai Rektor Universitas Pancasakti

Makassar.

2. apt. Drs. Abd. Muzakkir Rewa, M.Si. sebagai Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pancasakti Makassar.

3. Benny, L.E.P., S.Kom., M.T. sebagai Wakil Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pancasakti Makassar.

4. apt. Suprapto Prayitno, S.Si., M.Si. sebagai Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pancasakti

Makassar.

v
vi

5. Sudirman, S.Farm Selaku Laboran Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Univrsitas Pancasakti Makassar

6. Kepala Perpustakaan Universitas Pancasakti Makassar Ibu Dra. Suryani.

7. apt. Rusmin Rivai, S.Si., M.Si. Selaku pembimbing pertama, yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu dalam

penyusunan skripsi ini sampai selesai.

8. apt. Achmad Juwaeni, S.Farm. Selaku pembimbing kedua, yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu dalam

penyusunan skripsi ini sampai selesai.

9. Buat Orang tua saya Bapak Pirri Lakoan S.Pd dan Ibu Damaris

Pagewang serta saudara-saudara saya Angreani Firdawati, Angnopi

Lakoan Pagewang, Angsopian Amon. yang tiada henti-hentinya

menyisipkan waktu untuk memotivasi dan membantu baik moril maupun

materi selama studi sampai dengan penyusunan skripsi ini demi

keberhasilan dan kesuksesan penulis.

10. Buat Kakanda, Dinda serta Sodara-sodaraku yang sudah menjadi bagian

dari keluarga besar Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Pancasakti

Makassar, terima kasih atas bantuan support, motivasi serta pengalaman

dalam organisasi MAPACTI ini yang tidak akan didapat diluar sana.

11. Keluarga Besar Farmasi angkatan 2018 yang tercinta yang tidak bisa saya

sebut satupersatu terima kasih atas kebersamaannya, suka dukanya, canda

tawanya selama ini dan selalu memberi motivasi serta dukungan dan

masukannya kepada penulis.


vii

12. Semua pihak yang terkait yang turut membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa

membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan

skripsi ini. Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan, maka skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bagi pihak yang memerlukannya.

Makassar, 21 September 2022

ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN


ABSTRAK

ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN. Formulasi dan Uji Stabilitas


Sediaan Gel Handzanitizer Ekstrak Etanol Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca
L.) dengan Variasi Carbomer terhadap Aktivitas Bakteri Escherichia coli
(Dibimbing oleh Rusmin Rivai dan Achmad Juwaeni)

Telah dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui aktivitas antibakteri sediaan


gel handsanitizer ekstrak etanol kulit pisang kepok terhadap bakteri Escherichia
coli dan untuk memformulasikan ekstrak etanol kulit pisang kepok dalam sediaan
gel handsanitizer dengan menggunakan variasi Carbomer sebagai gelling agent
serta menguji stabilitas fisiknya. Gel handsanitizer ekstrak etanol kulit pisang
kepok dibuat 4 formulasi dimana FI tanpa zat aktif (kontrol negatif) dan
perbedaan konsentrasi dengan variasi carbomer FII (0,5%), FIII (1%), FIV
(1,5%). penelitian diawali dengan pembuatan ekstrak kulit pisang kepok. Dalam
penelitian ini dilakukan penyarian zat aktif dengan menggunakan metode
maserasi. Stabilitas fisik sediaan gel ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap
organoleptik, homogenitas, daya sebar, pH, dan viskositas sebelum dan setelah
penyimpanan dipercepat dengan menggunakan climatic chamber pada suhu 350C
dan suhu 50C selama 12 jam sebanyak 6 siklus. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan sediaan gel handsanitizer dengan variasi carbomer memenuhi syarat
uji kestabilan fisik. Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antibakteri Escherichia
coli sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol kulit pisang kepok dengan
konsentrasi 5% memberikan daya hambat rata-rata 9,28 mm – 9,71 mm dengan
kategori respon hambat sedang.

Kata Kunci : Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L.), Gel handsanitizer,
Carbomer, Escherichia coli

viii
ABSTRACT

ANGTRISEPRELITA PAGEWANG LAKOAN. Formulation and


Substantiation of Handzanitizer Gel Preparations Ethanol Extract of Kepok
Banana Peel (Musa paradisiaco L.) with Carbomer Variations on Escherichia
coli Bacterial Activity (Supervised by Rusmin Rivai and Achmad Juwaeni)

Research has been carried out with the aim of knowing the antibacterial activity of
kepok banana peel ethanol extract of hand sanitizer gel against Escherichia coli
bacteria and to formulate kepok banana peel ethanol extract in handsanitizer gel
preparations using variations of Carbomer as a gelling agent and to test its
physical stability. Handsanitizer gel of kepok banana peel ethanol extract was
made in 4 formulations, where FI without active substance (negative control) and
different concentrations with variations in carbomer of FII (0.5%), FIII (1%),
FIV (1.5%). The study began with the manufacture of kepok banana peel extract.
In this study, the active substance was extracted using the maceration method and
the physical stability of the gel preparation was determined based on observations
of organoleptic, homogeneity, dispersion, pH, and viscosity before and after
accelerated storage using a climatic chamber at a temperature of 35°C and 5°C.
for 12 hours for 6 cycles. Based on the results of the study, it was found that the
hand sanitizer gel preparation with variations in carbomer met the requirements of
the physical stability test. Based on the results of testing the antibacterial activity
of Escherichia coli, handsanitizer gel, ethanol extract of kepok banana peels with
a concentration of 5% gave an average inhibitory power of 9,28 mm – 9,71 mm
with moderate inhibitory response category.

Keywords: Kepok Banana Peel (Musa Paradisiaca L.), Handsanitizer gel.


Carbomer, Escherichia coli

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iv

PRAKATA .................................................................................................. v

ABSTRAK................................................................................................... viii

ABSTRACT................................................................................................. ix

DAFTAR ISI................................................................................................ x

DAFTAR TABEL........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 5

A. Uraian Tanaman Pisang Kepok................................................. 5

B. Uraian Kulit............................................................................... 7

C. Uraian Bakteri........................................................................... 9

D. Uraian Ekstraksi........................................................................ 10

x
xi

E. Uraian Gel................................................................................. 11

F. Uraian Handsanitizer................................................................. 13

G. Uraian Etanol............................................................................ 13

H. Uraian Bahan............................................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 17

A. Alat dan Bahan.......................................................................... 17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 17

C. Populasi, Sampel dan Bahan Uji............................................... 17

D. Prosedur Kerja........................................................................... 18

E. Teknik Analisis........................................................................ 23

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 24

A. Hasil Penelitian......................................................................... 24

B. Pembahasan............................................................................... 28

BAB V PENUTUP..................................................................................... 32

A. Kesimpulan............................................................................... 32

B. Saran.......................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 33

LAMPIRAN ................................................................................................ 36
DAFTAR TABEL
Halaman

1. Master formula gel ...................................................................................

...............................................................................................................19

2. Rancangan formula ...................................................................................

...............................................................................................................19

3. Hasil pemeriksaan uji organoleptik sediaan gel handsanitizer ekstrak


etanol kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) ..........................
...............................................................................................................24

4. Hasil pengamatan homogenitas sediaan gel handsanitizer ekstrak


etanol kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) ..........................
...............................................................................................................25

5. Hasil pengukuran pH sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol kulit


buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) .............................................
...............................................................................................................25

6. Hasil pengukuran daya sebar sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol


kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) .....................................
...............................................................................................................26

7. Hasil pengamatan uji viskositas sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol


kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) .....................................
...............................................................................................................26

8. Hasil pengamatan uji aktivitas sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol


kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) terhadap Bakteri
Escherichia coli. ........................................................................................
...............................................................................................................27

xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

I. Skema kerja pembuatan Gel Handsanitizer ekstrak kulit pisang kepok


(Musa paradisiaca L.) ............................................................................
.............................................................................................................36

II. Perhitungan bahan formula ....................................................................


.............................................................................................................37

III. Dokumentasi penelitian .........................................................................


.............................................................................................................39

IV. Hasil Perhitungan statistik pengukuran diameter zona hambat (mm)


sediaan gel handsanitizer ektrak etanol kulit pisang kepok terhadap
bakteri Escherichia coli .........................................................................
.............................................................................................................43

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi

kehidupan manusia. Memelihara kebersihan merupakan salah satu upaya dalam

menjaga kesehatan tubuh. Namun kesadaran masyarakat Indonesia terhadap

pentingnya kebersihan tubuh masih sangat kurang. (Anonym, 2011). Rendahnya

kesadaran ini dapat menyebabkan beberapa kalangan di masyarakat mudah

terserang penyakit.

Penyakit sering berasal dari mikroorganisme yang tidak dapat dilihat

oleh mata secara langsung. Mikroorganisme tersebut dapat dijumpai dimana saja,

terutama di tempat-tempat umum dan fasilitas umum lain yang memungkinkan

menjadi tempat berkembangbiaknya mikroorganisme (Arya,2012)

Salah satu mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan penyakit

pada manusia adalah bakteri. Bakteri berpotensi menjadi patogen jika jumlahnya

melebihi batas dan akan menjadi bahaya bagi manusia (Lindawati et al., 2014).

salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi yang berujung penyakit pada

manusia adalah Escherichia coli (E. coli) yang keberadaannya banyak tersebar di

lingkungan kita ( Staff peneliti. 2009).

E. coli merupakan bakteri yang bersifat gram-negatif, fakultatif

anaerob dan merupakan flora alami yang hidup di usus (Yang dan Wang. 2014).

Dalam jumlah kecil bakteri ini memberikan manfaat bagi manusia, misalnya

1
2

mencegah kolonisasi bakteri patogen pada pencernaan manusia (Manning. 2010).

Namun dalam jumlah banyak dapat menjadi penyebab penyakit, seperti sepsis,

diare, meningitis dan juga infeksi saluran kemih (jawetz). Mengingat bahayanya

bakteri ini bagi kesehatan manusia, maka perlu dilakukan pencegahan bagi

pertumbuhannya yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang

dapat digunakan sebagai antibakteri. salah satu bahan alam ini adalah kulit buah

pisang kepok.

Kulit buah pisang kepok banyak dijumpai di masyarakat yang pada

dasarnya akan menjadi limbah setelah diambil isi buahnya. padahal kulit buah

pisang ini dapat didaur ulang atau diolah untuk bisa memberi manfaat bagi

masyarakat. Menurut Wardini dkk (2017) kandungan flavonoid dan tannin yang

banyak terdapat dalam kulit pisang kepok mentah dapat digunakan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri E coli. Hal ini dibuktikan dengan beberapa

penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. diantaranya yang dilakukan oleh

Tivani dan Perwitasari (2021) dalam jurnal “Uji Efektvitas ekstrak kulit pisang

kepok (Musa paradisiaca) terhadap bakteri (S. aureus, streptococcus mutan dan

E. coli)”, yang pada konsentrasi 5% sudah dapat menghambat pertumbuhan

koloni bakteri E coli. Untuk memaksimalkan khasiat dari kulit buah pisang kepok,

dapat dibuat dalam bentuk sediaan handsanitizer.

Handsanitizer merupakan salah satu sediaan pembersih tangan yang

dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan koloni bakteri yang praktik dan

mudah di bawa kemana-mana. Handsanitizer umumnya diformulasikan dalam

sediaan gel memberikan sensasi lembut dan nyaman ketika diaplikasikan ke kulit
3

(Lubrizol, 2009). Selain itu, gel juga memberikan sensasi dingin dan tidak

meninggalkan bekas di kulit serta mempunyai nilai estetika yang baik (Afianti dan

Mimiek. 2015). Dalam gel, ada komponen penting pembentuk gelnya atau

biasanya disebut gelling agent yang akan mempengaruhi sediaan gel yang

dihasilkan. salah satu gelling agent yang dapat digunakan adalah Carbopol atau

yang biasa dikenal dengan carbomer yang merupakan basis gel yang mudah

terdispersi dalam air dan memberikan kekentalan dan kekerasan pada sediaan gel.

(Saryanti dan Izzatun. 2017)

Penggunaan carbomer sebagai gelling agent dapar memberikan

bentuk fisik yang stabil yang biasa digunakan dalam range 0,5 -2,0 % (Rowe.

2009). Hal ini dibuktian dengan beberapa penelitian yang memvariasikan

penggunaan caobomer dalam sediaannya. contohnya yang dilakukan oleh

Hidayanti dkk (2015) yang menggunakan beberapa konsentrasi dan pada

konsetrasi 0,5% mampu menghasilkan sediaan yang memiliki daya sebar dan daya

lekat yang stabil dan sesuai dengan standar. Adapun penelitian lain yang

dilakukan oleh Sari (2020) dalam jurnal “karakteristk gel sariawan ekstrak daun

sirih hitam sebagai antimikroba dengan variasi konsentrasi Carbopol yang pada

konsentrasi 1,5 % menghasilkan sediaan yang stabil dan baik.

Maka dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah esktrak

kulit pisang kepok dapat memberikan efek dalam menghambat pertumbuhan

bakteri E. coli dan juga untuk mengetahui pada konsentrasi berapakan Carbopol

sebagai gelling agent dapat menghasilkan sediaan yang stabil.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan :

1. Apakah sediaan gel handsanitizer ektrak etanol kulit pisang kepok ( Musa

paradisiaca L. ) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia

coli ?

2. Pada konsentrasi berapakah penggunaan carbomer dapat memberikan sediaan

yang stabil ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari sediaan gel handsanitizer ekstrak

etanol kulit pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) terhadap bakteri

Escherichia coli ?

2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa carbomer dapat menghasilkan

sediaan yang stabil.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari peneltiian ini adalah untuk memberikan

informasi kepada masyarakat dan sebagai tambahan pengetahuan untuk

pengembangan serta pemanfaatan kulit pisang kepok ( Musa paradisiaca L. )

dalam bidang farmasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman Pisang Kepok

1. Klasifikasi Tanaman ( Agustina, 2021 )

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca L.

2. Nama Daerah Tanaman Pisang Kepok ( Dalimartha, 2005)

Suku : Musaceae

Daerah : Cau, Gedang ( jawa ), galuh, gaol, puntik, pusi (Sumatra),

Harias, Peti (Kalimantan), Tagin, See, Pepe, Uti (Sulawesi)

Nando, Pipi dan Mayu (Irian)

3. Morfologi Tanaman Pisang Kepok

Daun pisang menghasilkan 35-50 daun dalam siklus

pertumbuhannya dengan rata-rata 40 daun dalam waktu 8-18 bulan. Bunga

pisang memiliki benang sari dan putik dengan rata-rata sari pisang secara

umum 5 buah. Biasanya penumbu bunga pisang berjajar rapat dan tersusun

secara spiral. Daun pelindung berwarna merah Tua berlilin dan mudah rontok

5
6

berukuran Panjang 1-25 cm. Bunga tersebut tersusun dalam dua baris secara

horizontal, yakni bunga jantan berada di atas bunga betina. bentuk jantungnya

seperti gasing mainan sampai dengan berbentuk lonjong. Bunga Pisang

biasanya setiap 1-2 hari sekali akan mekar diketahui dengan terbukanya

kelopak bunga. Buah Pisang termasuk buah buni lonjong, membengkok,

tersusun seperti sisir dua baris, Buah pisang dapat dipanen sekitar 80-90 hari

sejak munculnya jantung pisang. ( Agustina, 2021 )

4. Kandungan Kimia

Pada umumnya kulit buah pisang mengandung beberapa vitamin

A,C, E, B6, magnesium, zat besi, potasium, fosfor, dan serat. Kandungan

flavonoid dan tanin yang terdapat dalam kulit pisang kepok memiliki fungsi

sebagai antibakteri yang dapat menghambat fungsi dari membran sitoplasma

pada bakteri (Allo, 2016). Kulit pisang kepok mengandung senyawa kimia

seperti alkaloid, tannin, saponin, flavonoid dan triterpenoid. (Bardin, 2019).

5. Khasiat dan Kegunaan Tanaman

Pada ekstrak kulit pisang kepok mengandung senyawa flavonoid,

tannin, phlobatannin, alkaloid, glikosida dan terpenoid yang hasil uji fitokimia

memiliki efek yaitu sebagai antibakteri, antihipetensi antidiabetik dan

antiinflamasi (Ighodaro, 2012).

Kulit pisang kepok yang memiliki potensi sebagai obat tradisional

dan memiliki khasiat yaitu sebagai obat penyembuh luka bakar, anticacing,

pelindung mukosa pencernaan dari erosi dan hipertensi. (Ariyani, 2019).


7

B. Uraian Kulit

1. Defenisi Kulit

Kulit adalah organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian

tubuh, membungkus daging dan organ-organ. pada umumya luas kulit manusia

kurang lebih 2 meter persegi dan beratnya 10 kg jika ditimbang bersama

lemaknya. tanpa lemak beratnya 4 kg atau sekitar 15 % dai berat badan seseorang.

Daerah kulit paling tebal pada manusia yaitu berada pada telapak tangan yaitu

sekitar 66 milimeter. (Setiadi. 2016)

2. Fungsi Kulit

fungsi kulit adalah sebagai berikut :

a. Sebagai Pelindung (Proteksi), melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh

luar seperti luka dan serangan bakteri. Epidermis pada kulit terutama

tanduk berguna untuk menutupi jaringan-jaringan tubuh di bagian dalam.

b. Sebagai peraba atau alat komunikasi (sensorik), kulit sebagai alat perasa

yang dirasakan melalui ujung saraf sensasi dan sangat peka terhadap

berbagai rangsangan sensorik yang berhubungan dengan suhu panas,

dingin, tekanan, getaran dan sakit.

c. Sebagai alat pengatur panas (Termoregulasi), Suhu tubuh manusia adalah

tetap atau konstan, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan sekitar.

Suhu normal tubuh yaitu berkisar 360 C – 37,50 C.

d. Sebagai tempat penyimpanan, kulit berperan juga sebagai bekerja sebagai

tempat penyimpanan air dan lemak jika diperlukan akan dilepaskan.


8

jaringan padah tubuh tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh

disebut jaringan adipose.

e. Sebagai alat absorbsi, dimana kulit akan menyerap zat-zat yang terlarut

dalam lemak kemudian diserap masuk ke dalam kulit.

f. Sebagai ekskresi, dimana kulit akan mengeluarkan zat zat tertentu seperti

garam, yodium dan zat kimia lainnya melalui pori-pori kulit yang biasa

disebut keringat.

g. Penunjang penampilan, dimana kulit juga dapat mengekspresikan emosi

seseorang dengan penampilan seperti kulit memerah, pucat maupun

kontraksi otot penegak rambut. (Setyadi. 2016)

3. Struktur Kulit

a. Epidermis merupakan bagian kulit yang paling luar, yang terdiri dari

lapisan tanduk (stratum korneum), lapisan bening (stratum lusidum), dan

lapisan berbutir (stratum granulosum), lapisan bertaju (stratum spinosum

akantosum), lapisan benih (stratum basale erminatifum).

b. Dermis, merupakan lapisan berbatasan dengan epidermis yang dilapisi oleh

membrane basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis.

Dermis terdiri dar dua lapisan yaitu : Bagian atas, pars papilare (stratum

papilar) dan bagian bawah pars retikulare (sratum retikularis)

c. Hipodermis atau Subkatis yang teridiri dari beberapa kumpulan sel lemak

dan diantaranya terdapat serabut jaringan dermis. (Setyadi. 2016)


9

C. Uraian Bakteri

a. Klasifikasi E. Coli (Sumampouw. 2019)

Domain : Bacteria

Filum : Protebacteria

Klas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Entrobacteriales

Famili : Entrobacteriaceae

Genus : Escherichia coli

Spesies : Escherichia coli

b. Sifat dan Morfologi E. Coli

E.coli adalah bakteri gram negative berbentuk batang dengan

diameter diameter 1,1 – 1,5 mikro dan emiliki sel panjang 2,6-6,0 mikro

dengan peritrikus flagella. Jumlah guanin dan citosin (G+C) dari DNA 50-51

mol. Pertumbuhan E. coli optimum pada pH 7,0-7,5 dan pertumbuhan paling

tinggi pada pH 4,0-9,0. Pertumbuhan patogenik berkisar pada pH 4,4 – 8,5.

E.coli sangat sensitif terhadap panas. Kisaran temperature pertumbuhanya

berkiar 10-400 C. Temperatur minimum mencapai 4 0 C. Temperatur optimum

mencapai 370 C. Temperatur pertumbuhan patogen berkisar 10-480 C. E.coli

dapat bertumbuh selama seminggu dalam larutan 0-4% NaCl dan 0-400

mikroliter NaNO2 per ml pada pH 6,8 dengan temperature 15-35 0 C.

Pertumbuhan paling baik pada 6% NaCl dengan pH 5,6 -6,8 serta temperature

15-350 C. (Sumampouw. 2019)


10

D. Uraian Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan zat aktif yang dapat larut dari

bahan yang tidak dapat larut dalam pelarut cair. Hasil dari ektraksi adalah ektrak

yang berwujud seperti pasta kental diperoleh dengan cara mengekstraksi senyawa

aktif dari simplisia nabati dan hewani setelah pelarutnya diuapkan. Prinsip kerja

Ektraksi adalah pelarut akan masuk ke dalam sel dan melarutkan senyawa aktif

yang ada dalam sel sampel tersebut, sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara

senyawa terlarut di dalam dan diluar sel. Tujuan ektraksi adalah untuk menarik

atau memisahkan senyawa dari campurannya atau simplisia. Pelarut Alkohol

merupakan salah satu pelarut yang dipakai untuk menarik senyawa sampel

tersebut, tetapi senyawa aktif yang ada pada baahn alam tersebut dibutuhkan

pelarut tertentu untuk menarik senyawa aktif trsebut dari dalam sel (Nasyanka.

2020)

Berdasarkan suhu metode ektraksi dibagi atas :

1. Cara dingin salah satunya metode maserasi yang merupakan proses

pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengadukan pada suhu temperature suhu ruangan. Metode perkolasi yang

merupakan pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut yang selalu

baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

suhu ruangan.

2. Cara Panas yaitu metode Refluks merupakan ektraksi dengan pelarut pada

temperature titik didih selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Metode Sokhlet merupakan


11

ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru umumnya dilakukan dengan

alat khusus sehingga terjadi ektraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif

konstan dengan adanya pendingin balik. Metode digesti merupakan metode

maserasi kinetic (dengan pengadukan kontinu) pada temperature suhu 40-50 0

C. Metode infudasi mrupakan ekstraksi dengan pelarut air pada temperature

penangas air dengan suhu 96-980 C selama 15-20 menit. Metode Dekoktasi

merupakan proses penyarian pada waktu yang lebih lama sekitar 30 menit

dengan temperatur suhu sampai titik didih air. (Nasyanka. 2020)

E. Uraian Gel

Sediaan Gel (dari Bahasa latin gelu – membeku, dingin, es atau

gelatos – membeku ) merupakan koloidal antara zat yang berbeda yaitu fase padat

dan cair. Tampilan gel seperti zat padat yang lunak dan kenyal (jelly), namun

semakin lama rentang suhu penyimpanan akan berubah seperti fluida (mengalir).

Kebanyakan gel seharusnya tergolong zat cair namun sifat seperti benda padat.

Contohnya agar-agar, gel rambut, dan gelatin. Gel memiliki kelebihan sebagai

salah satu sediaan dalam bidang farmasi dengan ciri-ciri tidak lengket, viskositas

gel tidak mengalamai perubahan pada suhu penyimpanan, daya serap yang baik,

transparan lembut, mudah dioles dan tidak menyebabkan kulit kering.(Fitriana.

2017)

Berdasarkan komposisinya, basis gel dapat dibedakan menjadi

beberapa basis yaitu :

a. Basis gel hidrofobik


12

Basis ini terdiri dari partikel-partikel anorganik. Apabila ditambahkan ke dalam

fase pendisipersi, bilamana hanya ada sedikit sekali interaksi antara kedua fase.

Berbeda dengan baha hidrofilik, bahnnya tidak secarra spontan menyebar,

tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus. (Ansel, 1989)

b. Basis gel hidrofilik

Basis gel ini pada umumnya merupakan molekul-molekul organik yang besar

dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi.

Istilah hidrofilik berarti sukar pada pelarut. Pada umumnya karena daya tarik

menarik dari bahan hidrofobik, sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah

untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar. (Ansel, 1989)

Adapun alasan pemilihan bahan pada sediaan Gel Hand Sanitizer

sebagai berikut :

a. Carbopol (basis), berfungsi sebagai gelling agent biasa digunakan menambah

viskositas dalam sediaan farmasi. Carbopol memiliki ciri khas non-iritan dan

non-toksik pada saat digunakan, serta tidak mengakibatkan efek sepeti

hipersensitivitas atau alergi terhadap penggunaan secara topical pada manusia.

(Gibson. 2009). Carbopol mengembang jika didispersikan dalam air dengan

adanya zat-zat alkali seperti trietanolamin untuk membentuk sediaan

semipadat.

b. Trietanolamin (pengalkali), senyawa ini tidak berwarna atau kuning pucat,

kental dan sedikit berasa ammonia. Trietanolamin umumnya digunakan pada

formulasi sediaan topical sebagai bahan pemberi suasana basa (Rowe. 2009)
13

c. Propilenglikol (humektan), berfungsi sebagai pelarut dan pengawet dalam

berbagai formulasi farmasi parenteral dan nonparenteral. propilenglikol tidak

mengiritasi pada sediaan topical. pada sediaan topical konsentrasi yang

digunakan 15 % (Rowe. 2009)

d. Metil Paraben (pengawet), berfungsi sebagai pengawet agar kandungan air

yang banyak pada gel tidak ditumbuhi mikroorganisme. Metil paraben dipilih

pada penelitian karena metil paraben dapat larut dalam air dan aktiitasnya

sebagai pengawet berkisar pada pH 4-8 sehingga sesuai dengan kisaran pH

Carbopol sebagai pembentuk massa gel yang digunakan. (Hasanah. 2017)

F. Uraian Handsanitizer

Hand sanitizer adalah cairan dengan berbagai produk yang sangat

cepat dalam membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan. sediaan ini

banyak digunakan karena alasan kepraktisan, mudah dibawa dan cepat digunakan

tanpa perlu menggunakan air. Hand sanitizer digunakan ketika dalam keadaan

darurat dimana ketika kita tidak menemukan air. Kelebihan dari sediaan ini

diutarakan food and drug administration dimana dapat membunuh kuman dalam

waktu singkat yaitu 30 detik (Wijoyo. 2016)

G. Uraian etanol

Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau has dan

menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu

rendah dan mendidih pada suhu 780 C, mudah terbakar. Dengan kelarutan

bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.

Penggunaan alkohol sebagai pelarut dalam sediaan topical pada konsentrasi 60-90
14

% v/v. Sdiaan yang mengandung lebih dari 50% v/v alkohol dapat menyebabkan

iritasi kulit ketika dipakai secara topikal. (Rowe, 2009)


15

H. Uraian Bahan

a. Air suling (Depkes. 2014 Hal. 56)

Nama Resmi : PURIFIED WATER

Nama Lain : Air Murni

RM/BM : H2O / 18,02

Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

Kegunaan : Pelarut

b. Carbopol (Rowe. 2009)

Nama Resmi : CARBOMER

Nama Lain : Acrypol, Acritamer, Polimer asam akrilat, Karbomera,

Carbopol, Polimetil Karboksi, AsamPoliakrilat,

Polimer Karboksivinil, Pemulen, Carbomet Tego

Pemeriaan : Carbomers berwarna putih, asam, bubuk higroskopik

dengan bau sedikit khas. Carbomer granula juga

tersedia.

Kelarutan : Larut dalam air, etanol dan gliserin

Range : 0,5 – 2 %

Kegunaan : Pembentuk gel (basis)

c. Nipagin (Depkes. 2014 Hal. 845)

Nama Resmi : METHYL PARABEN

Nama Lain : Methyl Paraben

RM/BM : C8H8O3 / 152,15


16

Pemeriaan : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih,

tidak berbau atau berbau khas lemah, sedikit rasa

terbakar.

Kelarutan : Larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon

tetraklorida. Mudah larut dalam etanol dan dalam eter

Range : 0,02 – 0,3 %

Kegunaan : Pengawet

d. Propilenglikol (Depkes. 1995. Hal 712

Nama Resmi : PROPYLENGLYCOLUM

Nama Lain : Propilen glikol

RM/BM : C3H8O2 / 76,09

Pemeriaan : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis

tidak berbau, menyerap air pada udara lembab

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dengan

kloroform larut dalam eter dan dalam beberapa minyak

esensial, tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak

lemak

Range : “ 15 %

Kegunaan : Humektan

e. Trietanolamin (Depkes 2014)

Nama Resmi : TRIETHANOLAMINUM

Nama Lain : Trietanolamin

RM/BM : C6H15NO3 / 149,19


17

Pemeriaan : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau

lemah mirip amoniak, higroskopik

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut

dalam kloroform P.

Range : 2-4 %

Kegunaan : Penstabil gel


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan analitik,

aluminium foil, corong pisah, erlenmeyer, batang pengaduk, spatula, gelas ukur,

gelas piala, lumpang dan alu, hotplate, pH meter universal, kaca preparat, cawan

petri, pipet tetes, mikropipet, tabung reaksi, autoklaf, Laminar Air Flow,

inkubator, centrifugal, lemari pendingin, sarung tangan, alat desitilasi uap, Rotary

vacuum evaporator, waterbath.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ekstrak

Kulit Pisang Kepok ( Musa paradisiaca L. ), Carbomer, Propilenglikol, Metil

Paraben, TEA, Aquadest, Etanol 96 %, Nutrient Agar (NA), Handsanitizer

antibakteri Nuvo.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan Pada Bulan April-Mei 2022 di Laboratorium

Farmaseutik dan Mikrobiologi YAMASI Makassar

C. Populasi, Sampel dan Bahan Uji

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah bakteri gram negatif

2. Sampel

18
19

Sampel penelitian ini adalah biakan bakteri Escheria coli

3. Bahan Uji

Bahan uji dalam penelitian ini adalah sediaan gel ekstrak kulit pisang

kepok (Musa paradisiaca L.) yang berada di Dusun Mattoanging Utara Desa

Langkura Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulsel dengan

Variasi Konsentrasi Carbomer.

D. Prosedur Kerja

1. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel kulit pisang kepok ( Musa paradisiaca L. )

diperoleh dari Dusun Mattoanging Utara Desa Langkura Kecamatan Turatea

Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulsel

2. Ekstraksi sampel

Kulit pisang kepok yang telah dikumpulkan dibersihkan dari pengotor

selanjutnya dicuci dibawah air mengalir sampai bersih, ditiriskan, lalu

dikeringkan dengan cara diangin-anginkan selama 7 hari pada suhu ruang (28 0 -

300 C) hingga kadar airnya kurang. Sampel yang telah kering diserbukkan

dengan menggunakan blender. Simplisia serbuk kemudian dimasukkan ke

dalam wadah tertutup. Serbuk kering ditimbang sebanyak 500 gram di

ekstraksi dengan cara maserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak 5 liter

dengan pergantian pelarut 3 x 24 jam selama 5 hari dan sesekali diaduk agar

tercampur rata. Kemudian filtrat disaring dan dipekatkan dengan rotary

evaporator dan waterbatch hingga diperoleh ekstrak kental. (Nina, dkk. 2019)
20

3. Pembuatan Sediaan

a. Master Formula

Tabel 1. Master formula Gel

Bahan Parbatch

Kitosan 0,125 %

Karbopol 1%

TEA 2%

Propilenglikol 10 %

Gliserin 20 %

Metil Paraben 0,1 %

Aquades Ad 100 %

Sumber : Fatmawati, Aisyah. 2015

b. Rancangan Formula

Tabel 2. Rancangan formula gel ekstrak etanol kulit pisang kepok ( Musa

paradisiaca L. ) pengembangan formula tiap 50 gram mengandung :

Konsentrasi (%)

Bahan Kegunaan Formula Formula Formula Formula

I II III IV

Ekstrak kulit Zat aktif - 5 5 5


pisang kepok
Carbomer Basis 1 0,5 1 1,5
Propilenglikol Humektan 15 15 15 15
TEA Pengalkali 2 2 2 2
Metil Paraben Pengawet 0,1 0,1 0,1 0,1
Aquadest Pelarut ad 50 g ad 50 g ad 50 g ad 50 g
21

c. Cara pembuatan

Cara pembuatan yakni semua bahan yang digunakan ditimbang

terlebih dahulu sesuai dengan formulasi. Pembuatan gel hand sanitizer dari

ekstrak kulit pisang kepok, dengan cara carbomer dikembangkan dengan

aquadest yang sudah dipanaskan. TEA dituangkan perlahan kedalam carbomer,

campuran tersebut kemudian diaduk perlahan-lahan hingga terbentuk massa gel

yang homogen. Metil paraben dilarutkan dengan propilenglikol, campuran metil

paraben dan propilenglikol dicampur dengan campuran carbomer, kemudian

ditambahkan ekstrak etanol kulit pisang kepok dan ditambahkan sebagian

aquadest hingga volume ditentukan, dilakukan pengadukan secara terus menerus

hingga terdispersi sempurna dan membentuk basis gel. Pada tahap akhir

ditambahkan sisa air, lalu diaduk hingga homogen.

4. Evaluasi Sediaan

a. Pengujian Organoleptik

Pengamatan dilihat secara langsung bentuk, warna dan bau

dari gel yang dibuat. Gel biasanya jernih dengan konsistensi setengah

padat (Ansel, 1989).

b. Pengujian pH

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan stik pH

Universal yang dicelupkan kedalam sampel gel yang telah diencerkan. Setelah

tercelup dengan sempurna, pH Universal tersebut dilihat perubahan warnanya dan

dicocokkan dengan standar pH Universal. pH sediaan gel harus sesuai dengan pH

kulit yaitu 4,5-6,5 (Tranggono et al., 2007).


22
23

c. Pengujian Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel

dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,

sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat

adanya butiran kasar (Depkes RI, 1985).

d. Pengujian Daya Sebar

Sebanyak 0,5 g sampel gel diletakkan diatas kaca bulat

berskala, kaca lainnya diletakkan diatasnya dan dibiarkan selama 1 menit.

Diameter sebar gel diukur. Setelahnya ditambahkan 150g beban

tambahan dan didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter yang

konstan. Menurut Garg (2002), daya sebar 5-7 cm menunjukkan

konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan.

e. Pengujian Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan terhadap sediaan gel dengan

menggunakan viscometer. Hal ini dilakukan dengan cara mencelupkan

spindel ke dalam sediaan gel kemudian diamati dan dihitung

viskositasnya. (Ardana, dkk. 2015)

f. Uji Cycling test

Uji Cycling test merupakan pengujian yang dipercepat dengan

menyimpan sampel pada suhu 50C selama 24 jam dipindahkan ke dalam

oven bersuhu 350C selama 24 jam (satu siklus). Pengujian dilakukan

sebanyak 6 siklus. (Iradhati dan Jufri, 2017)


24

5. Pengujian Aktivitas

a. Sterilisasi alat dan bahan

Sterilisasi alat dilakukan sebelum semua peralatan digunakan, yaitu

dengan cara membungkus semua peralatan dengan aluminium foil kemudian

dimasukkan dalam Autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 2 atm selama 15

menit. Alat yang tidak tahan panas tinggi disterilisasi dengan alkohol 70%.

b. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)

Pembuatan media dilakukan dengan cara, bahan-bahan untuk

media disiapkan. Sebanyak 6 g Nutrient Agar (NA) ditimbang kemudian

dilarutkan dengan aquadest sebanyak 300 ml dalam erlenmeyer kemudian

ditutup dengan alumunium foil. Selanjutnya dipanaskan sambil diaduk

menggunakan batang pengaduk hingga mendidih. Kemudian disterilkan

dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit.Kemudian dituang

kedalam cawan petri.

c. Pembuatan Suspensi Bakteri

Untuk pembuatan suspensi bakteri Escheria coli yaitu dengan cara

biakan Escheria coli diambil dengan kawat ose steril, kemudian disuspensikan

dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml NaCl 0,9 % hingga diperoleh kelarutan

yang sama dengan konsentrasi kelarutan

d. Pengujian Aktifitas Terhadap Escheria coli

Uji mikrobiologi untuk mengetahui aktifitas antibakteri sediaan gel

ekstrak etanol kulit pisang kepok yang dilakukan dengan metode difusi sumuran,

dengan cara mengukur diameter Escheria coli, setelah di inkubasi 1x24 jam. Cara
25

pengujian antibakteri yaitu dengan dibuat 5 sumuran yaitu sediaan gel dengan

konsentrasi variasi carbomer 0,5%, 1 %, 1,5%. kontrol positif (gel handsanitizer

Nuvo yang mengandung zat aktif alkoho) dan kontrol negatif tanpa zat aktif, yang

sudah dibuat pada media pengujian, kemudian diteteskan larutan uji sebanyak 15

ml menggunakan mikropipet, kemudian diinkubasi dalam incubator pada suhu

37ºC selama 1x24 jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan (zona jernih)

disekitar pencadang menggunakan jangka sorong.

E. Teknik Analisis

Pengujian yang dilakukan terhadap ketiga formulasi meliputi sifat

fisik gel yaitu, pengujian organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, viskositas,

cycling test . Dilakukan dengan metode difusi sumuran dengan cara membuat 5

sumuran. Dan data hasil uji aktivitas terhadap Escheria coli dianalisis dengan One

Way Anova dengan taraf kepercayaan 95%.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang formulasi uji mutu fisik sediaan gel

hand sanitizer ekstrak etanol kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca

L. ) terhadap Escherichia coli )

Tabel 3. Hasil pemeriksaan uji organoleptik sediaan gel handsanitizer ekstrak

etanol kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. )

Organoleptik

Sebelum pengujian Setelah Pengujian


Formula
Warna Bau Tekstur Warna Bau Tekstur

Tidak Agak Tidak Agak


FI Bening Bening
Berbau kental Berbau kental

Khas Khas
FII Coklat Agak cair Coklat Agak cair
Ekstrak Ekstrak

Khas Agak Khas Agak


FIII Coklat Coklat
Ekstrak kental Ekstrak kental

Khas Khas
FIV Coklat Kental Coklat Kental
Ekstrak Ekstrak

Keterangan :
FI : Kontrol negatif
FII : Gel dengan basis carbomer 0,5% b/b
FIII : Gel dengan basis carbomer 1% b/b
FIV : Gel dengan basis carbomer 1,5% b/b

26
27

Tabel 4. Hasil pengamatan homogenitas sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol

kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. )

Homogenitas

Formula Sebelum Pengujian Setelah Pengujian Syarat

FI Homogen Homogen

FII Homogen Homogen


Homogen
FIII Homogen Homogen

FIV Homogen Homogen

Tabel 5. Hasil pengukuran pH sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol kulit buah

pisang kepok ( Musa paradisiaca L. )

pH

Formula Sebelum Pengujian Setelah Pengujian Syarat

FI 6,4 6,1

FII 6,1 5,9


4,5 – 6,5
FIII 6,1 5,5

FIV 6,1 5,7


28

Tabel 6. Hasil pengukuran daya sebar sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol

kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. )

Daya Sebar

Formula Sebelum Pengujian Setelah Pengujian Syarat

FI 6 5,5

FII 6,5 6
5 – 7 cm
FIII 6 5,7

FIV 5,7 5

Tabel 7. Hasil pengamatan uji viskositas sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol

kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. )

Viskositas

Formula Sebelum Pengujian Setelah Pengujian Syarat

FI 15.000 14.000

FII 15.100 15.000 3.000 – 50.000

FIII 16.000 15.100 cPs

FIV 18.100 18.000


29

Tabel 8. Hasil pengamatan uji aktivitas sediaan gel handsanitizer ekstrak etanol

kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L. ) terhadap Bakteri

Escherichia coli.

Diameter Zona Hambat (mm)

Replikasi FI FII FIII FIV Nuvo

Kontrol (-) 5% 5% 5% Kontrol (+)

Escherichi

a coli I - 10,29 10,65 10,41 14,71

II - 9,26 9,19 8,42 14,72

III - 9,50 9,30 9,02 14,65

Total - 29,05 29,14 27,85 44,08

Rata-rata - 9,68 9,71 9,28 14,69


30

B. Pembahasan

Kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) adalah salah satu tanaman

yang digunakan sebagai antibakteri. Kulit pisang kepok mengandung flavonoid

dan tannin yang berpotensi untuk mencegah infeksi bakteri.

Dalam penelitian ini digunakan ekstrak kulit pisang kepok dalam

formulasi sediaan gel. Kulit pisang kepok diekstraksi dengan metode maserasi

menggunaakan pelarut etanol 96% karena merupakan pelarut yang memiliki

kemampuan ekstraksi yang luas untuk menarik senyawa dan tidak mudah

ditumbuhi oleh jamur. Maserat yang diperoleh diuapkan menggunakan rotary

vacum evaporator untuk memisahkan zat aktif dengan pelarut etanol sehingga

didapatkan ekstrak kental yang memiliki kandungan air 5-30%.

Pada penelitian ini dikembangkan suatu formula sediaan gel

handsanitizer dengan 4 formula yang dibuat dengan menggunakan variasi

carbomer sebagai basis gel yang dapat membentuk sediaan gel yang bening dan

jernih, mempunyai daya sebar yang baik pada kulit, efek mendinginkan dan tidak

menyumbat pori-pori. Trietanolamin sebagai pengalkali atau pemberi suasan basa,

karena karbopol bersifat asam sehingga dibutuhkan trietanolamin agar terbentuk

gel yang memiliki range pH kulit manusia yaitu 4,5 – 6,5. Propilenglikol

berfungsi sebagai humektan dengan tujuan untuk menjaga kestabilan dari sediaan

gel dengan cara mempertahankan kadar air sehingga dapat menjaga kelembapan

kulit. Gel memiliki kandungan air yang banyak, sehingga dibutukan penambahan

pengawet untuk mencegah terjadinya kontaminasi pembusukan bakteri. Pengawet

yang digunakan adalah metil paraben.


31

Tiap formula dalam penelitian ini dilakukan uji stabilitas untuk menjamin

bahwa setiap sediaan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Pengujian

kestabilan dilakukan untuk membuktikan bahwa tidak ada perubahan yang terjadi

pada formulasi yang dapat memberikan efek yang merugikan pada stabilitas

sediaan. Pada penelitian ini dilakukan uji kestabilan fisik dengan menyiapkan

sediaan didalam oven yang memiliki suhu 350 C dan suhu 50 C selama 12 jam

dalam satu siklus, pengujian ini dilakukan sebanyak 6 siklus. Melalui perlakuan

penyimpan di percepat akan terlihat apakah sediaan gel yang dibuat tetap stabil

atau mengalami penguraian. Uji stabilitas fisik meliputi organoleptik,

homogenitas, pH, daya sebar, dan viskositas.

Berdasarkan hasil pengamatan pada uji organoleptik masing-masing

formula tidak mengalami perubahan baik dari warna, bentuk dan bau sebelum dan

setelah dilakukan penyimpanan dipercepat.

Berdasarkan hasil pada uji homogenitas sebelum dan setelah pengujian

stabilitas dipercepat, diperolah hasil bahwa semua formula tidak ada butiran kasar

dan tidak mengalami perubahan atau tetap menunjukan sifat fisik yang homogen

selama penyimpanan. Berarti hal tersebut sesuai dengan persyaratan sediaan gel

handsanitaizer dimana harus menujukan susunaan yang homogen dan tidak

terlihat adanya partikel kasar.

Uji pH adalah pengujian dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman

yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu sediaan.

Uji ini bertujuan untuk mengetahui pH dari masing-masing sediaan formula yang

dibuat. Hasil pengamatan sebelum penyimpanan maupun setelah pengujian


32

stabilitas dipercepat pH sediaan gel yang dihasilkan untuk semua formula terjadi

penurunan pH (semakin asam) tetapi masih memenuhi parameter pH yang sesuai

dengan kriteria pH kulit manusia yaitu 4,5-6,5. (Badan Standar Nasional

Indonesia atau SNI 16-4380,1996).

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui luas area gel dapat menyebar

dan merata saat digunakan pada kulit. Dari hasil pengujian diperolah hasil uji

daya sebar dari masing-masing formula sediaan gel, cenderung menurun setelah

penyimpanan dipercepat yang menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi

basis yang digunakan maka semakin menurun nilai daya sebar pada sediaan. Hal

ini disebabkan karena semakin banyak jumlah basis carbomer maka daya sebar

akan semakin menurun karena sediaan semakin kental. Hal ini menunjukan bahwa

variasi konsentasi carbomer berpengaruh pada daya sebar sediaan gel pada setiap

formula dalam penyimpanan dan masih memenuhi standar 5-7 cm.

Uji viskositas merupakan pengukuran yang menyatakan kekentalan suatu

sediaan. Pengujian viskositas bertujuan untuk menentukan nilai kekentalan suatu

sediaan. Semakin tinggi nilai viskositasnya maka semakin tinggi tingkat

kekentalan dari sediaan tersebut. Berdarkan hasil uji viskositas setelah dilakukan

penyimpanan dipercepat masing-masing dari sediaan gel mengalami penurunan.

Dalam hal ini masih memenuhi Badan Nasinal Indonesia (BSNI / BSI / SNI )

yaitu SNI 16-4380-1996, nilai standar viskositas untuk sediaan gel yaitu 3.000 –

50.000 cPs. Terjadinya penurunan atau pergeseran nilai viskositas pada sediaan

dapat disebabkan oleh faktor pH dan molekul air yang terjebak dalam matriks gel
33

keluar atau lepas dari matriks sehingga terbentuk dua fase yang mengakibatkan

menurunnya nilai viskositas selama penyimpanan.

Berdasarkan hasil pengujian formulasi aktivitas antibakteri sediaan gel

handsanitizer ekstrak etanol kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) diperoleh

hasil bahwa sediaan gel semua formula dengan konsentrasi zat aktif 5 % masih

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan kekuatan

hambatannya sedang. Menurut (Rundengan et al, 2019) menjelaskan bahwa

klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri terdiri dari zona hambat

diameter ≤ 5 mm dikategorikan respon hambat lemah, zona hambat diameter 5-10

mm dikategorikan respon hambat sedang, zona hambat kuat diameter 11-20 mm

dikategorikan respon hambat kuat, dan zona hambat diameter ≥ 20 mm

dikategorikan respon hambat sangat kuat.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan gel handsanitizer ektrak etanol

kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L.) pada konsentrasi 5 % bersifat

bakteriostatik atau senyawa dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dengan zona hambatnya dikategorikan respon hambat sedang.

2. Sediaan gel handsanitizer ektrak etanol kulit pisang kepok (Musa paradisiaca

L.) untuk semua konsentrasi carbomer memenuhi syarat parameter uji

kestabilan fisik gel baik homogenitas, pH, daya sebar, dan viskositas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis

menyarankan untuk selanjutnya yaitu melakukan penelitian dengan

pengujian bakteri yang berbeda dan perlu dilakukan ekstraksi lain pada

kulit pisang kepok untuk sediaan gel handsanitizer dengan tampilan yang

visual serta lebih menarik.

34
DAFTAR PUSTAKA

Afianti, H. P., dan Mimiek. M. 2015. Pengaruh variasi kadar gelling agent
HPMC terhadap sifat fisik sediaan gel ekstrak etanolik daun kemangi
(Ocimum basilicum L. formacitatum back). majalah Farmaseutik, Vol 11:
No. 2, pg 307-315

Agustina, Risna. 2021. Kekayaan Alam Bumi Borneo dan Khasiatnya Sebagai
Obat. Jawa Timur:Qiara Media.

Allo. M. B. R. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Kulit Buah Pisang
Ambon Lumut (Musa Acuminata Colla) Terhadap Pertumbuhan
Staphylocuccus Aureus. Skripsi Pascasarjana, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.

Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat.


Penerjemah : Farida Ibrahim. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Press.

Ardana, et al. 2015. Formulasi dan Optimasi Basis Gel HPMC (Hidruxy Propyl
Methyl Cellullose) dengan berbagai basis varian konsentrasi. Jurnal trop
pharm chem. 3:101-108

Ariani Novia, Niah Rakhmadhan. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica) Mentah secara In
Vitro. Jurnal Ilmiah Manuntung Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin , Vol.
5(2), e-ISSN 2477-1821.

Bardin, dan Lumowa. 2019. Uji Fitokimia Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca
L.) Bahan Alam Sebagai Pestisida Nabati Berpotensi Menekan Serangan
Serangga Hama Tanaman Umur Pendek. Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol.
1 No.9

Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Depkes RI. Jakarta

Depkes POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Depkes RI : Jakarta

Depkes POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI : Jakarta

Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetik Indonesia. Depkes RI : Jakarta

Fatmawati, Aisyah. 2015. Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta: Deepublish

35
36

Fitriana, M,. Su’aida, N., Sari, D. I., 2017. Optimasi Sediaan Gel Fraksi Etil
Asetat Buah Kasturi (Mangifera casturi Kosterm) dengan Kombinasi
Basis CMC-Na dan Carbopol menggunakan Metode Simplex Lattice
Design. Universitas Lampung Mangkurat. Journal of Curret
Pharmaceutical Sciences, Vol. 1 No.1

Garg, A. Aggarwal, D., Garg, S., dan Sigla, A. K. 2002. Spreading of Semisolid
Formulation: An Update. Pharmaceutical Tecnology. 84-102.

Hidayanti, U. W., F.Jaka dan I. arsyik. 2015. Formulasi dan Optimasi basis gel
Carbopol 940 dengan berbagai variasi konsentrasi. Samarinda :
Univiesitas Mulawarman, Fakultas Farmasi.

Ighodaro. 2012. Evaluation Study on Nigerian species of Musa paradisiaca, Pels:


Phytochemical Screening, Proximate analysys, mineral Composition and
Antimicrobial Activities, Researcher. 4:17-20.

Jawetz E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel L. N. Ornston.,


Mikrobiologi kedokteran, ed. 20, University of California San Fransisco

Junita Nina, Fitriani Astarina. 2019. Formulasi Sediaan Gel Handsanitizer


Ekstrak Kulit Pisang Ambon (Musa acuminate colla) dan Uji Aktivitas
terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Indonesia Natural
Research Pharmaceutical Journal Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Vol. 3 No. 2 ISSN: 2502-8421

Staf peneliti bioteknologi Kehidupan manusia.– LIPI. Biotrends, 2009, 4 (I).

Lindawati, E., Lestarie, N., nurlaela, E,. Rival M.A. dan Maryat, S. 2014. Inovasi
Kewangi sebagai Gel antiseptic Akami dari MInyak atsiri Kemangi
(Ocinum canum). Laporan akhir pekan kreativitas Mahasiswa. IPB. Bogor

Lubrizol, Corporation. 2019. Formulating hydroalcoholic gels wait Carbopol


polymers : Technical data sheet, Lubrizol advanced material Inc., ohio, 1-6

Nasyanka, Anindi. L. 2020. Pengantar Fitokimia. CV Penerbit Qiara Media :


Pasuruan.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quenn M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical


Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press : London

Rundengan CH, Fatmawali, Henry S. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Biji
Pinangyaki (Areca vestiara) terhadap bakteri staphylococcus aureus,
Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Ilmiah Farmasi.
2017:6(1):37-46.
37

Setyadi. 2016. Dasar-dasar Anatomi & Fisiologi Manusia. Edisi Pertama.


Yogyakarta : Indomedia Pustaka.

Sumampouw. O. J. 2019. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta : Deepublish.

Tranggono, I. R., Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetika.


PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Wardini, Ladisia Agata dan Siti Sulandjari. 2017. Pengaruh penambahan tepung
kulit pisang kepok dan kulit jeruk nipis terhadap hasil lulur tradisional. e-
journal, 6 (1) :73-80

Wijoyo V. Optimasi Formula Sediaan Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Jeruk
Bergamot Dengan Gelling Agent Carbopol dan Humektan Propilen Glikol
(Skripsi). Yogyakarta : Fakultas Farmasi : Universitas Sanata Dharma.
2016.

Yang X, Wang H. 2014. Pathogenic E. coli. Lamcombe Research centre,


Lamcombe. Canada
38

.Lampiran 1. Skema kerja pembuatan sediaan gel ekstrak kulit pisang kepok
(Musa paradisiaca L.) terhadap bakteri Escherichia coli
39

Kulit pisang kepok


( Musa paradisiaca L. )

Pembuatan Media NAn


Dimaserasi, dievaporator
Ekstrak kemtal

Freeze drying
Ekstrak kering

Pembuatan Suspensi
Bakteri Escheria coli Formulasi Handsanitizer

FI FII FIII FIV


Carbom Carbome Carbomer Carbomer
er r (1 %) (1,5 %)
(1%) (0,5 %)

Uji Stabilitas Fisik Gel

Pengujian Aktivitas Escheria coli dengan konsentrasi zat aktif 5%

K+ K-

FI FII FIII

Pengukuran Diameter Zona Hambat

Pengamatan

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Lampiran 2. Perhitungan bahan formula


40

Formula 1

1
1. Carbomer 1 % : x 50 gram = 0,5 gram
100
15
2. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
3. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
4. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
5. Aquadest ad 50 gram = 50 - ( 0,5 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 9,05
= 40,95 gram

Formula 2
5
1. Ekstrak kulit pisang kepok 5 % : x 50 gram = 2,5 gram
100
0,5
2. Carbomer 0,5 % : x 50 gram = 0,25 gram
100
15
3. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
4. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
5. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
6. Aquadest ad 50 gram = 50 - (2,5 + 0,25 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 11,3
= 38,7 gram
41

Formula 3
5
1. Ekstrak kulit pisang kepok 5 % : x 50 gram = 2,5 gram
100
1
2. Carbomer 1 % : x 50 gram = 0,5 gram
100
15
3. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
4. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
5. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
6. Aquadest ad 50 gram = 50 - (2,5 + 0,5 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 11,55
= 38,45 gram

Formula 4
5
1. Ekstrak kulit pisang kepok 5 % : x 50 gram = 2,5 gram
100
1 ,5
2. Carbomer 1,5 % : x 50 gram = 0,75 gram
100
15
3. Propilenglikol 15 % : x 50 gram = 7,5 gram
100
2
4. TEA 2 % : x 50 gram = 1 gram
100
0,1
5. Metil paraben 0,1 % : x 50 gram = 0,05 gram
100
6. Aquadest ad 50 gram = 50 - (2,5 + 0,75 + 7,5 + 1 + 0,05 )
= 50 – 11,8
= 38,2 gram
42
43

Lampiran 3. Dokumentasi penelitian

Tanaman Pisang kepok (Musa paradisiaca L.)

Proses maserasi

Evaporator
44

Bahan-bahan formula

Proses pembuatan formula

Sediaa Gel Handsanitizer


45

Uji Homogenitas

Uji Daya Sebar

Uji pH
46

Uji Viskositas

Metode sumuran

Pengamatan uji aktivitas terhadap Escherichia coli


47

Lampiran 4. Hasil Perhitungan statistik pengukuran zona hambat (mm)


sediaan gel handsanitizer ektrak etanol kulit pisang kepok
(Musa paradisiaca L.) terhadap bakteri Escherichia coli

Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
for S d S S d S
mula tatistic f ig. tatistic f ig.
diameter FII , 3 . , 3 ,
zona hambat 300 913 429
FII , 3 . , 3 ,
I 361 806 129
FI , 3 . , 3 ,
V 268 950 570
kon , 3 . , 3 ,
trol 337 855 253
positive
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan : Ho diterima karena nilai signifikan dari setiap
perlakuan > 0,05

Test of Homogeneity of Variances


Lev
ene d d S
Statistic f1 f2 ig.
diameter Based on 3,79 3 8 ,
zona hambat Mean 0 059
Based on ,726 3 8 ,
Median 564
Based on ,726 3 5 ,
Median and with ,083 578
adjusted df
Based on 3,39 3 8 ,
trimmed mean 9 074
Kesimpulan : Ho diterima karena nilai signifikan dari setiap
perlakuan > 0,05
48

ANOVA
diameter zona hambat
Sum d Mean S
of Squares f Square F ig.
Between 59,63 3 19,87 3 ,0
Groups 6 9 9,858 00
Within 3,990 8 ,499
Groups
Total 63,62 1
6 1
Kesimpulan: HO ditolak karena terdapat perbedaan yang bermakna
dari setiap perlakuan.

diameter zona hambat


Subset for alpha =
0.05
formula N 1 2
Dun FIV 3 9,283
cana 3
FII 3 9,683
3
FIII 3 9,713
3
kontrol 3 14,69
positive 33
Sig. ,495 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
Kesimpulan : Berdasarkan uji duncan dapat disimpulkan konsentrasi
yang paling baik memberikan daya hambat paling bagus adalah
kontrol positif.
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai