Skripsi Oktafiya
Skripsi Oktafiya
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
HALAMAN PENGAJUAN
Oleh
ii
iii
JEMBER
2024
.
PROPOSAL SKRIPSI
HALAMAN PEMBIMBING
Oleh
Pembimbing:
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGAJUAN...................................................................................ii
HALAMAN PEMBIMBING...............................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN TEORI.................................................................................6
2.1 Pembelajaran Geografi..........................................................................6
2.2 Model Pembelajaran..............................................................................7
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif...........................................................7
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.......................................8
2.5 Kemampuan Komunikasi....................................................................10
2.6 Hasil Belajar........................................................................................12
2.7 Kerangka Berpikir...........................................................................13
2.8 Penelitian Relevan...............................................................................13
2.9 Hipotesis Penelitian.............................................................................15
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN...........................................................16
3.1 Jenis Penelitian....................................................................................16
3.2 Desain Penelitian.................................................................................16
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................16
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................17
3.5 Variabel Penelitian..............................................................................18
3.6 Definisi Operasional Variabel.............................................................18
v
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
kondisi abad ke 21 yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Diansyah,
2018).
Kemampuan komunikasi memiliki peranan yang penting didalam kehidupan
sehari-hari. Siswa melalui kemampuan komunikasi bisa mengutarakan gagasan
serta idenya baik melalui tulisan maupun lisan (Pramesti et al., 2020).
Kemampuan atau keterampilan komunikasi sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut karena pembelajaran berlangsung karena adanya
komunikasi, baik komunikasi yang sifatnya intrapersonal seperti mengingat,
melakukan persepsi, ataupun berpikir, maupun komunikasi yang sifatnya
interpersonal seperti menyampaikan gagasan atau ide kepada orang lain,
memperhatikan argument atau pendapat yang diutarakan oleh orang lain, maupun
menghargai pendapat orang lain. Dalam proses pembelajaran, kemampuan dalam
melakukan komunikasi merupakan syarat yang penting karena bisa menjadii
fasilitas serta membantu siswa dalam menyampaikan ide atau pendapatnya,
maupun bertukar informasi baik dengan rekan sebaya maupun dengan guru
(Dharmanto et al., 2022).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang dilakukan selama
kegiatan Asistensi mengajar, pada kenyataannya dalam kegiatan pembelajaran
yang ada di sekolah lebih didominasi oleh siswa yang pasif daripada siswa yang
aktif didalam berbicara misalkan saat menyampaikan informasi atau materi pada
saat presentasi, maupun memberikan pertanyaan serta mengutarakan argument
ketika kegiatan diskusi. Didalam dunia pendidikan, hal tersebut masih menjadi
masalah klasik yang terjadi hingga saat ini. Pada saat kegiatan Tanya jawab, baik
ketika guru selesai menerangkan maupun ketika setelah siswa lain memaparkan
materi presentasinya, siswa yang menanggapi serta mengajukan pertanyaan hanya
sebagian kecil saja. Hal tersebut terjadi dikarenakan mengutarakan argument,
memberikan pendapat serta berbicara didepan umum pada saat kegiatan diskusi
merupakan hal yang dianggap menakutkan bagi siswa. Siswa juga mengandalkan
temannya yang terbiasa aktif dalam mengutarakan pendapatnya, seperti pada saat
presentasi atau memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru.
3
Hal tersebut membuat siswa menjadi pasif, sehingga kemampuan siswa dalam
melakukan komunikasi menjadi kurang terlatih.
Satu diantara cara dalam mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif. Interaksi antar siswa lebih
ditekankan didalam pembelajaran kooperatif. Dari hal tersebut, komunikasi aktif
antar siswa yang satu dengan siswa yang lain akan terjalin. Kegiatan komunikasi
aktif tersebut ditujukan agar siswa dapat menguasai materi yang diberikan dengan
lebih mudah dikarenakan penjelasan yang diberikan oleh teman sejawat mereka
lebih bisa siswa pahami daripada penjelasan yang disampaikan oleh guru karena
tingkat pemikiran serta pengetahuan mereka lebih sepadan dan sejalan(Sari et al.,
2021). Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan ialah
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pemilihan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat membuat siswa menjadi seorang yang ahli atau menguasai sub materi
tertentu dan akan menjelaskan sub materi tersebut kepada siswa lain di
kelompoknya. Hal tersebut tentu dapat menciptakan interaksi diantara siswa
dalam kelompok sehingga kemampuan komunikasi siswa dapat meningkat.
Peningkatan penguasaan materi melalui komunikasi antar teman sejawat ini juga
akan meningkatkan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa (Khayroiyah, S., &
Siregar, 2022).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Surahman et al., (2022) menunjukkan
bahwasannya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh
terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. Ada perbedaan
terkait kemampuan komunikasi matematis siswa antara siswa yang dalam
pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan
siswa yang dalam pembelajaran menerapkan model pembelajaran langsung
dengan rata-rata selisih perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
adalah 19,5. Kelas eksperimen memiliki kemampuan komunikasi matematis yang
lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis yang terdapat di kelas
kontrol.
4
diharapkan didalam proses belajar siswa menjadi lebih aktif dan hasil
belajar menjadi meningkat.
1.4.2 Bagi guru, melalui penelitian ini diharapkan proses penyampaian materi
pelajaran dapat lebih mudah dilakukan.
1.4.3 Bagi sekolah, melalui penelitian ini diharapkan membuat metode atau model
pembelajaran yang diterapkan menjadi lebih bervariasi, sehingga proses
belajar mengajar menjadi lebih kreatif dan efektif.
BAB 2. TINJAUAN TEORI
6
7
berasal dari bahasa Inggris yakni “cooperative learning”. Dimana kata tersebut
didasarkan dari kamus Inggris-Indonesia mempunyai arti kerjasama untuk
cooperative dan untuk learning sendiri memiliki arti pelajaran atau pengetahuan.
Dikarenakan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, sehingga kata cooperative
learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif memiliki tujuan yakni meningkatkan prestasi belajar
akademik pada peserta didik serta mengajarkan peserta didik untuk dapat
bertoleransi terhadap perbedaan serta keragaman dari temannya, maupun
mengembangkan kemampuan social siswa (Hendi Ristanto et al., 2018).
Berdasarkan pendapat dari (Harefa et al., 2022) bahwasannya pembelajaran
kooperatif diartikan sebagai strategi pembelajaran yang mana siswa ikut
dilibatkan untuk berpartisipasi pada satu kelompok kecil agar dapat melakukan
interaksi. Model pembelajaran kooperatif merupakan bagian dari teori
konstruktivitas dimana hal yang ditekankan yakni pada konsep dimana siswa
dianggap akan lebih mudah dalam memahami serta menemukan konsep atau
materi yang susah ketika mereka melakuakn diskusi dengan teman-
temannya.secara rutin para siswa akan bekerja pada satu kelompok dengan tujuan
agar saling bekerja sama dan membantu menyelesaikan permasalahan yang
sifatnya kompleks. Sehingga, hakikat social serta pembentukan kelompok sebaya
menjadi dasar utama didalam pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran jenis ini, pada dasarnya ialah guru memberikan sebuah
informasi yang sifatnya besar kemudian dijadikan menjadi komponen-komponen
yang lebih kecil. Dimana dilanjutkan dengan guru membuat kelompok serta
membagi siswa dalam kelompok belajar kooperatif tersebut. Siswa yang berasal
dari kelompok-kelompok tersebut yang memiliki sub materi yang sama
berkumpul dan membentuk kelompok baru. Siswa dalam kelompok baru tersebut
(dengan sub materi yang sama) saling melakukan kerja sama agar dapat
menyelesaikan tugasnya yakni:
a. Mempelajari serta menguasai sub materi yang diperolehnya
b. Membuat rencana mengenai cara dalam mengajarkan sub materi yang
diperolehnya.
Selanjutnya mereka akan kembali ke kelompok asli (kelompok awal mereka),
mereka kembali ke kelompok asli mereka sebagai ahli dalam sub materi yang
dipelohenya, dimana mereka akan bertindak serta bertugas untuk mengajarkan
materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Para ahli dalam sub materi
yang lain juga melakukan hal yang sama. Dengan begitu, semua siswa memiliki
kewajiban didalam memperlihatkan pemahamannya terhadap semua materi yang
telah diberikan/ditugaskan oleh guru. Sehingga, tiap siswa yang ada dalam
kelompok diharuskan memahami serta menguasai materi tersebut secara
menyeluruh. Sintak model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, secara garis besar
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 1 Sintak Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Fase Aktivitas
Fase 1 Guru memaparkan tujuan pembelajaran yang ingin
Memaparkan tujuan dan dicapai dalam pembelajaran serta memberikan
memberikan motifasi motivasi siswa untuk belajar.
kepada siswa
Fase 2 Siswa diberikan informasi baik berupa fakta
Memberikan informasi maupun pengalaman terkait materi pelajaran
Fase 3 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok asal/dasar
Group atau kelompok dengan jumlah anggota 5-6 siswa yang memiliki
dasar/asal kemampuan akademik yang heterogen. Setiap
anggota kelompok mempelajari topik atau sub
pokok bahasan yang berbeda yang telah diberikan.
Fase 4 Siswa dengan topik atau sub pembahasan yang
Export group atau sama berdiskusi dalam kelompok ahli.
kelompok ahli
10
Fase Aktivitas
Fase 5 Siswa kembali dalam kelompok asal mereka untuk
Tim ahli kembali pada memaparkan apa yang telah mereka diskusikan
kelompok dalam kelompok ahli.
Fase 6 Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka
Evaluasi dengan kelompok dasar.
Fase 7 Guru memberikan penghargaan kepada siswa baik
Memberikan penghargaan secara individu ataupun kelompok.
(Anitra, 2021)
Partnership for 21st Century Skills (P21) menjelaskan ada empat kemampuan
yang harus dimiliki oleh manusia di abad 21 yakni critical thinking,
communication, creativity, dan collaboration. Satu diantara kemampuan abad 21
tersebut yakni kemampuan komunikasi. Saat ini, kemampuan dalam melakukan
komunikasi tidak hanya masuk kedalam soft skill namun juga dianggap sebagai
salah satu solusi dalam menghadapi tantangan pada abad 21. Komunikasi sendiri
dapat diartikan sebagai sebuah bentuk dalam menerima atau menyampaikan suatu
informasi. Dalam kehidupan, komunikasi merupakan salah satu aspek yang sangat
penting, hal ini dikarenakan komunikasi menjadi dasar dalam semua lini
kehidupan. Komunikasi dalam aspek pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan dimana relasi komunikasi yang efisien serta efektif dibangun oleh guru
dengan siswa, dengan begitu siswa dalam kegiatan belajar dapat dilakukan secara
maksimal (Haryanti & Suwarma, 2018). Adapun indikator dari kemampuan
komunikasi adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 2 Indikator Kemampuan Komunikasi
Indikator Komunikasi Kriteria Yang Dilihat
Mampu mengeluarkan pemikiran serta Siswa mampu mengeluarkan
gagasan dengan efektif pemikiran maupun gagasannya
dengan efektif menggunakan
kemampuan komunikasi baik
secara lisan maupun tulisan dalam
proses pembelajaran.
Mampu mendengarkan pendapat orang lain Siswa secara efektif dapat
dengan efektif mendengarkan pendapat dari orang
lain.
Siswa mempunyai pengetahuan
terkait nilai sikap serta tujuan
bersama didalam kelompok.
Mampu mengutarakan informasi atau Siswa dapat menyampaikan
pendapatnya dengan baik informasi ataupun pendapatnya
kepada orang lain dengan baik
serta efektif.
Menggunakan bahasa yang baik serta Siswa bisa melakukan komunikasi
efektif untuk tujuan bersama dengan
menggunakan bahasa yang baik
serta efektif.
(Budiono & Abdurrohim, 2020)
12
disusun berdasarkan urutan dimulai dari yang sederhana dan terendah hingga
tertinggi hanya bisa terpenuhi saat siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih
rendah. Pada ranah psikomotorik tersusun atas keterampilan manipulasi benda-
benda, motorik, menghubungkan, koordinasi, serta mengamati.
16
17
3.7.2 Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan suatu teknik yang ditujukan atau
dipergunakan dengan tujuan mendokumentasikan atau menyimpan data hasil dari
penelitian yang kita lakukan. Seperti saat kita mengambil gambar atau video di
lokasi penelitian yang kita lakukan. Kegiatan dokumentasi dilakukan dengan
tujuan untuk mendokumentasikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dalam kegiatan pembelajaran, dokumentasi nilai ulangan harian siswa,
serta data jumlah siswa yang ada disetiap kelas XI.
3.7.3 Tes
Untuk mengetahui bagaimana penguasaan serta pemahaman siswa terkait
materi yang diajarkan, salah satu cara yang digunakan peneliti yakni dengan
menggunakan tes. Komponen yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan
komunikasi dan hasil belajar siswa untuk mendapatkan perbandingan hasil
diantara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berbeda
antara kedua kelas tersebut, dimana pada kelas eksperimen diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sedangkan kelas kontrol menggunakan model
konvensional/ceramah. Tes yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini
berbentuk LKPD (berupa soal uraian) untuk mengukur kemampuan komunikasi
siswa, sedangkan untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan soal pilihan
ganda..
bantuan aplikasi SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 25 dan
selanjutnya diuji menggunakan kolmogrov-smirnov. Apabila nilai data lebih dari
0,05 maka data dapat dikatakan telah terdistribusi dengan normal dapan bisa
digunakan pada penelitian, namun apabila nilai data kurang dari 0,05 maka data
tersebut terdistribusi dengan tidak normal.
3.8.4 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dapat diartikan sebagai pengujian yang ditujukan agar
dapat mengetahui apakah populasi atau data dalam variabel memiliki sifat
homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini berbantuan
aplikasi SPSS 25. Untuk mengetahui apakah suatu data sifatnya homogen atau
tidak dilakukan dengan cara melakukan perbandingan pada nilai (sig) dengan nilai
alpha (ɑ). Uji homogenitas memiliki kriteria sebagai berikut.
Tabel 3. 6 Kriteria Uji Homogenitas
Probabilitas Hasil
(sig) > nilai 0,5 (ɑ) Terdistribusi homogen
(sig) < nilai 0,5 (ɑ) Tidak terdistribusi homogen
Aksa, F. I., Utaya, S., & Bachri, S. (2019). Geografi dalam Perspektif Filsafat
Ilmu. Majalah Geografi Indonesia, 33(1), 43.
https://doi.org/10.22146/mgi.35682
Ariani, Zulaini, M., Saragih, S. zahara, Hasibuan, R., Simamora, S. S., & Toni.
(2022). Buku Ajar Belajar Dan Pembelajaran. In Buku Ajar Belajar Dan
Pembelajaran. https://doi.org/10.21070/2022/978-623-464-043-4
Cholily, Y. M., & et.al. (2020). Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal
Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 6(1), 1–6.
Dharmanto, A., Astuti, H., Dewi, N. K., Manajemen, P. S., Studi, P., Komunikasi,
I., Komunikasi, F. I., Bhayangkara, U., & Raya, J. (2022). Pelatihan Dan
Pendampingan Program Pengembangan Diri. Jurnal Terapan Abdimas, 7(2),
252–258.
http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JTA/article/view/13176/4387.
Harefa, D., Sarumaha, M., Fau, A., Telaumbanua, T., Hulu, F., Telambanua, K.,
Sari Lase, I. P., Ndruru, M., & Marsa Ndraha, L. D. (2022). Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Belajar Siswa. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 8(1), 325. https://doi.org/10.37905/aksara.8.1.325-332.2022
23
24
Hendi Ristanto, R., Zubaidah, S., Amin, M., & Rohman, F. (2018). The Potential
of Cooperative Integrated Reading and Composition in Biology Learning at
Higher Education. International Journal of Educational Research Review,
3(2), 50–56. https://doi.org/10.24331/ijere.376727
Lutfia, W., & Muhammadi. (2022). Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di
kelas IV SD Negeri 04 Garegeh Kota Bukittinggi. Journal of Basic
Education Studies, 5(1), 1020–1031.
https://ejurnalunsam.id/index.php/jbes/article/view/5395
Nabillah, T., & Abadi, A. P. (2020). Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar
Siswa. Journal Homepage:
Http://Journal.Unsika.Ac.Id/Index.Php/Sesiomadika, 659.
Pramesti, O. B., Astutik, S., Studi, P., & Fisika, P. (2020). PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA. 4(1),
25
21–30.
Urwati, K., Ernita, N., & Yahdi, Y. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi
Hukum Newton Kelas X di MA Darul Muhajirin Praya. Journal of Natural
Science and Integration, 2(2), 82. https://doi.org/10.24014/jnsi.v2i2.7673
(Pada bagian ini disertai link/QR Code penyimpanan online dari lampiran-
lampiran penelitian seperti instrumen, dan data penelitian, output
pengujian/ perhitungan statistik, dan lampiran-lampiran lain yang
relevan)
26